• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tes kekonvergenan dan kedivergenan

Dalam dokumen BAB : I SISTEM BILANGAN REAL (Halaman 37-45)

Barisan bilangan komplex

Teorema 2.2.5 : Deret akan tetap konvergen atau tetap divergen jika

2.3 Tes kekonvergenan dan kedivergenan

Latihan 2.2

1. a. Jika diketahui deret βˆ‘ (βˆ’1)

π‘˜

π‘˜(π‘˜+1) ∞

π‘˜=1 , tunjukkan suku ke-18, suku ke- 11, dan suku ke-n. Cari pula jumlah parsial n-suku pertama ! b. Jika diketahui deret 1 - 1

2 + 1

3 - 1

4 + . . . . , an suku ke-n , dan Sn jumlah parsial n suku pertama, tentukan nilai-nilai an , Sn , dan Sn+1 - Sn !

2. Buktikan bahwa deret di dalam soal no.1(a) divergen dan deret di dalam soal no.1(b) konvergen !

3. Jumlah dua deret konvergen akan konvergen dan jumlah deret kon- vergen dan deret divergen akan divergen. Buktikan !

2.3 Tes kekonvergenan dan kedivergenan

Untuk menentukan apakah suatu deret (deret bilangan real)

kon-vergen atau dikon-vergen perlu adanya cara atau metoda yang disebut tes ke-konvergenan/kedivergenan. Akan dimulai dengan tes kekonvergenan untuk deret suku positif, yaitu deret yang suku-sukunya nonnegatif.

Teorema 2.3.1 : ( Tes Banding, Comparation Test )

Diketahuoi dua deret suku positif βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ dan βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜.

deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ konvergen .

(ii) Jika 0 π‘Žπ‘˜ ≀ π‘π‘˜ untuk setiap k dan deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ divergen maka deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ divergen .

Barisan dan deret

Bukti : Namakan Sn = βˆ‘π‘›π‘˜=1π‘Žπ‘˜ dan 𝑆𝑛′ = βˆ‘π‘›π‘˜=1π‘π‘˜.

(i) Menurut yang diketahui diperoleh Sn≀ 𝑆𝑛′, barisan {Sn}dan{𝑆𝑛′} naik monoton, dan {𝑆𝑛′} konvergen (karena deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ konvergen). Oleh itu barisan {Sn} naik monoton terbatas ke atas : jadi {Sn} konvergen atau deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ konvergen.

(ii) Karena untuk setiap k diketahui 0 ak bk , Sn 𝑆𝑛′ dan deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ ( barisan {Sn} divergen (naik monoton dan tak terbatas ke atas) maka deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜( barisan {𝑆𝑛′}) naik monoton dan tak terbatas ke atas atau divergen .

Contoh :

1. Telah diketahui bahwa deret harmonik order-1 βˆ‘ 1

π‘˜ ∞

π‘˜=1 divergen. Barisan harmonik order-p βˆ‘ 1

π‘˜π‘

∞

π‘˜=1 dengan 0 < p ≀ 1 divergen ka- rena, berdarkan Tes Banding (i), 1

π‘˜ ≀ 1

π‘˜π‘ untuk setiap k. 2. Diketahui deret βˆ‘ 1

π‘˜! ∞

π‘˜=0 dengan suku ke-k adalah ak = 1

π‘˜! . Karena ak = 1 π‘˜! < 1 2π‘˜ = bk dan deret βˆ‘βˆžπ‘˜=0π‘π‘˜ = βˆ‘ 1 2π‘˜ ∞

π‘˜=0 konvergen maka deret βˆ‘ 1

π‘˜! ∞

π‘˜=0 konvregen .

Teorema 2.3.2 : ( Tes Integral )

Diketahui deret suku positif βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜. Jika terdapat fungsi posittif f pada (0,∞) yang kontinu dan turun monoton sehingga f(n) = an untuk setap bilangan asli n, maka deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ dan integral tak sejati ∫ 𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯1∞ bersama-sama konvergen atau bersama-sama divergen.

Bukti : Menurut yang diketahui diperoleh luas daerah di atas selang

[n,n+1] di bawah kurva y = f(x) adalah βˆ«π‘›π‘›+1𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯ dan memenuhi ketidaksamaan

an+1 ≀ βˆ«π‘›π‘›+1𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯ ≀ an . Oleh karena itu dioperoleh

Sn+1 – a1 = βˆ‘π‘›+1π‘˜=1π‘Žπ‘˜+1 ≀ ∫1𝑛+1𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯ ≀ βˆ‘π‘›π‘˜=1π‘Žπ‘˜ = Sn

Barisan dnn deret

untuk setiap n. Berdasarkan ketidaksamaan terakhir tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa barisan jumlah parsial {Sn} ( deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ ) dan integral tak sejati ∫ 𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯1∞ bersama-sama konvergen atau bersa-masama divergen. ∎

Contoh :

1. Diselidiki deret harmonic order-p βˆ‘ 1

𝑛𝑝

∞

𝑛=1 konvergen atau divergen. Diambil fungsi positif pada (0,∞) yang kontinu dan turun monoton f dengan f(x) = 1

π‘₯𝑝 . Cukup jelas bahwa f(n) = an = 1

𝑛𝑝 untuk setiap bi- langan asli n. Mudah diperlihatkan bahwa integral tak sejati

∫ 𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯1∞ = ∫1βˆžπ‘›1𝑝𝑑π‘₯

konvegen jika p > 1 dan divergen jika p ≀ 1 Oleh karena itu ber- dasarkan Tes Integral di atas dapat disimpulkan bahwa deret harmo- nik order-p βˆ‘ 1

𝑛𝑝

∞

𝑛=1 konvegen jika p > 1 dan divergen jika p ≀ 1.

Teorema 2.3.3 : ( Tes Kuosien, Quotient Test )

Diketahui dua deret suku positif βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ dan βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜dengan bk > 0 untuk setiap k dan

A = lim

π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘›

𝑏𝑛 .

(i) Jika A 0 atau A = ∞, maka deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ dan deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ bersama-sama konvergen atau bersama-sama divergen .

vergen (iii) Jila A = ∞ dan deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ divergen, maka deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ divergen .

Bukti : (i) Untuk A 0 dan hingga : A = lim

π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘›

𝑏𝑛 jika dan hanya jika

untuk setiap bilangan πœ€ > 0 terdapat bilangan asli no dan jika bilangan asli n no benar bahwa

|A - π‘Žπ‘›

𝑏𝑛 | < πœ€ , A - πœ€ < π‘Žπ‘›

𝑏𝑛 < A + πœ€ , atau (A – πœ€)bn < an < (A + πœ€)bn Menggunakan ketidaksamaan terakhir dan berdasarkan Teorema 2.2.5

Barisan dan deret

dan Teorema 2.3.1, jika deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ konvergen maka deret (A – πœ€) βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ konvergen yang berakibat deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ konvergen dan jika deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ konvergen maka (A + πœ€) βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ konvwegen yang berakibat deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ konvergen. Sebaliknya, jika deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ divergen maka deret(A+ πœ€) βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ divergen yang berakibat de-ret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ divergen dan jika deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ divergen maka deret (A – πœ€) βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ divergen yang berakibat deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ divergen Untuk A =

: lim

π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘›

𝑏𝑛 = jika dan haya jika untuk setiap bilangan M > 0 ada

bilangan asli no sehingga untuk setiap bilangan asli n no benar bahwa π‘Žπ‘›

𝑏𝑛 > M yang berakibat -an M.bn < an .

Menggunakan ketidaksamaan terakhir dan berdasarkan Teorema 2.2.5 dan Teorema 2.3.1 diperoleh seperti tersebut di dalam bagian pertama . (ii) lim

π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘›

𝑏𝑛 = A = 0 jika dan hanya jika untuk setiap bilangan πœ€ > 0 terdapat bilangan asli no sehingga jika bilangan asli n no benar bahwa 0 π‘Žπ‘›

𝑏𝑛 < πœ€ atau 0 ≀ an < bn.πœ€ . Menggunakan ketidaksamaan terakhir dan berdasarkan Teorema 2.2.5 dan Teorema 2.3.1, jika deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ konvergen maka deret πœ€.βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ = βˆ‘βˆžπ‘˜=1πœ€π‘π‘˜ konvergen yang berakibat deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ konvergen .

(iii) lim

π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘›

𝑏𝑛 = A = jika dan haya jika untuk setiap bilangan M > 0

ada bilangan asli no sehingga untuk setiap bilangan asli n no benar bahwa

π‘Žπ‘›

𝑏𝑛 > M atau M.bn < an .

Menggunakan ketidaksamaan terakhir dan berdasarkan Teorema 2.2.5 dan Teorema 2.3.2, jika deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ divergen maka deret 𝑀.βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ = βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘€π‘π‘˜ divergen yang berakibat deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜ divergen .

Barisan dan deret

Contoh :

1. Akan diselidiki deret βˆ‘ 1

π‘˜(π‘˜+1) ∞

π‘˜=1 konvergen atau divergen.Telah diketahui deret harmonik order-2 βˆ‘ 1

π‘˜2 ∞ π‘˜=1 konvergen.Jika diambil an = 1 𝑛(𝑛+1) dan bn = 1 𝑛2 dipeoleh lim π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘› 𝑏𝑛 = lim π‘›β†’βˆž 𝑛3 𝑛(𝑛+1) = 1.

Menurut Teorena Tes Kuosien (i) tersebut di atas disimpulkan de- ret βˆ‘ 1

π‘˜(π‘˜+1) ∞

π‘˜=1 konvergen. 2. Apakah deret βˆ‘ log 𝑛

βˆšπ‘›+1 ∞

𝑛=1 konvergen atau divergen ? Karena deret harmonik order-1

2 βˆ‘βˆžπ‘›=1𝑏𝑛= βˆ‘ 1 𝑛 1 2 ∞ 𝑛=1 divergen, maka deret βˆ‘βˆžπ‘›=1π‘Žπ‘›= βˆ‘ log 𝑛 βˆšπ‘›+1 ∞ 𝑛=1

divergen sebab, menurut Teorwma Tes Kuosien (iii), lim

π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘› 𝑏𝑛 = lim

π‘›β†’βˆžlog 𝑛 = ∞ .

Kejadian khusus Teorema 2.3.3 adalah teorema di bawah ini dengan mengambil deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘π‘˜ sebagai deret harmonik order-p.

Teorema 2,3.4 : Diketahui deret suku positif βˆ‘βˆž π‘Žπ‘›

π‘›βˆ’1 dengan lim

π‘›β†’βˆžπ‘›π‘an = A .

(ii) Deret βˆ‘βˆžπ‘›βˆ’1π‘Žπ‘› divergen jika p ≀ 1 dan A β‰  0 ( hingga atau takhingga) .

Bukti : Diambil deret βˆ‘βˆžπ‘›=1𝑏𝑛 dengan bn = 1

𝑛𝑝 . Jadi A = lim π‘›β†’βˆžπ‘›π‘an = lim π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘› 𝑏𝑛

.Selanjutnya karena deret βˆ‘βˆžπ‘›βˆ’1𝑏𝑛 = βˆ‘ 1

𝑛𝑝

∞

𝑛=1 merupakan deret

harmaonik order-p, konvergen jika p > 1 dan divergen jika p ≀ 1, maka menurut Teorema 2.3.3 diperoleh deret βˆ‘βˆžπ‘›βˆ’1π‘Žπ‘› konvergen jika A hingga dan p > 1 dan divergen jika A β‰  0 dan p ≀ 1. ∎

Barisan dan deret

Contoh :

1. Lihat contoh nomor 4 dan contoh nomor 5 di atas. Teorema 2.3.5 : ( Tes Rasio d’Alembert)

Diketahui deret suku positif βˆ‘βˆžπ‘›βˆ’1π‘Žπ‘› dengan lim

π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘›+1

π‘Žπ‘› = r. (i) Jika r < 1 maka deret tersebut konvegen.

(ii) Jika r > 1 maka deret tersebut divergen.

(iii) Jika r = 1 maka tes gagal (tak memperoleh kesimpulan apa-apa).

Bukti : lim

π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘›+1

π‘Žπ‘› = r jika dan hanya jika untuk setiap bilangan πœ€ > 0 terdapat bilangan asli n0 sehingga setiap bilangan asli n β‰₯ no benar bahwa

|π‘Žπ‘›+1

π‘Žπ‘› - r| < πœ€ atau (r – πœ€)an < an+1 < (r + πœ€)an . (i) Jika r < 1 diambil bilangan πœ€ tersebut sehingga ro = r + πœ€ < 1 dan bilangan asli no yang terkait. Jadi untuk setiap bilangan asli n β‰₯ no

diperoleh an+1 < ro an dan oleh karena itu

βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘›π‘œ+k < βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Ÿπ‘œπ‘˜π‘Žπ‘›π‘œ

Ruas kanan pertidaksamaan tersebut merupakan deret geometrik yang konvergen karena ro < 1. Oleh karena itu deret suku positif βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘›π‘œ+π‘˜ dan βˆ‘βˆž π‘Žπ‘›

(ii) Jika r > 1 diambil bilangan πœ€ tersebut sehingga ro = r - πœ€ > 1 dan bilangan asli no yang terkait. Jadi untuk setiap bilangan asli n β‰₯ no diperoleh ro an < an+1 dan oleh karena itu

βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Ÿπ‘œπ‘˜π‘Žπ‘›π‘œ < βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘›π‘œ+π‘˜ .

Ruas kiri pertidaksamaan tersebut merupakan deret geometrik yang divergen karena ro > 1. Oleh karena itu deret suku positif βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘›π‘œ+π‘˜ dan divergen .

(iii) Jika r = 1 perbandingan suku an dan suku an+1 tak jelas sehingga tak dapat kesimpulan apa-apa tentang deret tersebut. ∎

Barisan dan deret

Contoh :

1. Diselidiki deret βˆ‘βˆž 𝑛3

𝑛=1 e-n konvegen atau divergen. Karena an = n3e-n maka r = lim π‘›β†’βˆž π‘Žπ‘›+1 π‘Žπ‘› = lim π‘›β†’βˆž (𝑛+1)3 𝑛3 π‘’βˆ’(𝑛+1) π‘’βˆ’π‘› = 1 𝑒 < 1 dan oleh karena itu deret konvergen.

Teorema 2.3.6 : ( Tes Akar ke-n Cauchy)

Diketahui deret suku positif βˆ‘βˆžπ‘›βˆ’1π‘Žπ‘› dengan lim

π‘›β†’βˆžπ‘›βˆšπ‘Žπ‘› = r . (i) Jika r < 1 maka deret konvergen.

(ii) Jika r > 1 maka deret divergen.

(iii) Jika r = 1 maka tes gagal (tak dapat ditarik kesimpulan apa-apa).

Bukti : r = lim

π‘›β†’βˆžπ‘›βˆšπ‘Žπ‘› jika dan hanya jika untuk setiap bilangan πœ€ > 0 terdapat bilangan asli no sehingga untuk setiap bilangan asli n β‰₯ no

benar bahwa

| π‘›βˆšπ‘Žπ‘› - r| < πœ€ atau (r – πœ€)n < an < (r + πœ€)n . (i) Jika r < 1 diambil bilangan πœ€ sehingga ro = r + πœ€ < 1 dan bilangan asli no yang terkait. Oleh karena itu untuk setiap bilangan asli n β‰₯ no benar bahwa an < rn yang berakibat

βˆ‘βˆžπ‘˜=π‘›π‘œπ‘Žπ‘˜ < βˆ‘βˆž π‘Ÿπ‘œπ‘˜ π‘˜=π‘›π‘œ

Ruas kanan pertdaksamaan terakhir merupakan deret geometrik yang konvergen, karena ro < 1. Hal ini berakibat ruas kiri yaitu deret suku positif βˆ‘βˆžπ‘˜=π‘›π‘œπ‘Žπ‘˜ dan deret βˆ‘βˆžπ‘˜=1π‘Žπ‘˜konvergen. (ii) dan (iii) silahkan membuktikan sebagai latihan. ∎

Contoh :

1. Diselidiki deret suku positif βˆ‘ 𝑛𝑒

βˆ’π‘›

𝑛+1 ∞

𝑛=1 konvergen atau divergen. Karena r = lim π‘›β†’βˆžπ‘›βˆšπ‘Žπ‘› =lim π‘›β†’βˆž π‘›π‘’βˆ’π‘› 𝑛+1 = e-1 < 1 maka dapat disimpulkan bahwa deret tersebut konvergen.

Barisan dan deret

Latihan 2.3

1.. Dengan menggunakan Tes Banding atau Tes Kuosien selidiki deret di bawah ini konvergen atau divergen.

a. βˆ‘ 𝑛+1 π‘›βˆšπ‘› ∞ 𝑛=1 b. βˆ‘ 1 𝑛 log 𝑛 ∞ 𝑛=1 c. βˆ‘ 1 𝑛(𝑛+1) ∞ 𝑛=1 d. 1 + 1 1.3 + 1 1.3.5 + . . . + 1 1.3.5….(2π‘›βˆ’1) + . . . e. 1 2.3 + 2 3.4 + 3 4.5 + . . . + 𝑛 (𝑛+1)(𝑛+2) + . . . f. 2 1! + 3 2! + 4 3! + . . . + 𝑛+1 𝑛! + . . .

2. Dengan menggunakan Tes Rasio selidiki apakah deret di bawah ini konveruen atau divergen.

a. βˆ‘ 𝑛 (𝑛+1)𝑛! ∞ 𝑛=1 b. βˆ‘ 2𝑛+1 𝑛2+1 ∞ 𝑛=1 c. βˆ‘ 𝑛 2 𝑛3+2 𝑛=1 d. βˆ‘ (𝑛+1)(𝑛+2) 𝑛22𝑛 ∞ 𝑛=1 e. βˆ‘ (𝑛+1) 𝑛 𝑛2𝑛 ∞ 𝑛=1 f. βˆ‘ 𝑛 2 𝑛! ∞ 𝑛=1

3. Dengan Tes Integral selidiki deret di bawah ini konvergen atau divergen/ a. βˆ‘ 1 βˆ’1+βˆšπ‘›+1 ∞ 𝑛=1 b. βˆ‘ 1 𝑛 log 𝑛 ∞ 𝑛=2 c. βˆ‘ 1 𝑛(π‘™π‘œπ‘”π‘›)2 ∞ 𝑛=2 d. βˆ‘ 2𝑛 𝑛4βˆ’1 ∞ 𝑛=1 e. βˆ‘ 1 (2π‘›βˆ’1)2𝑛 ∞ 𝑛=1

4. Perlihatkan bahwa deret

βˆ‘ 1

𝑛(π‘™π‘œπ‘”π‘›)𝑝

∞

𝑛=2 konvergen jika p > 1 dan divergen jika p ≀ 1. 5, a. Jika an > 0 dan π‘Žπ‘›+1

π‘Žπ‘› ≀ 1 - 2

𝑛 + 1

𝑛2 untuk setiap bilangan asli n, buktikan bahwa deret βˆ‘βˆžπ‘›=1π‘Žπ‘› konvergen.

b. Jika an > 0 dan π‘Žπ‘›+1

π‘Žπ‘› ≀ 1 - 1

𝑛 untuk setiap bilangan asli n, buktikan bahwa deret βˆ‘βˆž π‘Žπ‘›

𝑛=1 divergen.

Barisan dan deret

2.4 Deret ayun dan deret konvergen mutlak

Dalam dokumen BAB : I SISTEM BILANGAN REAL (Halaman 37-45)

Dokumen terkait