METODOLOGI PENELITIAN
E. Instrumen Penelitian
2. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berpikir kreatif. Peneliti menggunakan tes berpikir kreatif dalam mengumpulkan data kuantitatif. Perangkat tesnya terdiri dari soal yang berbentuk uraian/ essay berdasarkan karakteristik berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika. Sebelum perangkat tes diujikan, terlebih dahulu akan dilakukan validitas isi, uji coba, dan analisis butir soal. Dan indikator untuk berpikir kreatifnya yaitu Kefasihan, keluwesan, dan kebaruan.
Tes kemampuan berpikir matematis, siswa dikembangkan melalui Langkah-langkah berikut:
a. Menyusun tes
Dalam menyusun tes penulis melakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut:
1) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.
2) Membuat batasan terhadap bahan yang akan diujikan.
3) Membuat kisi-kisi tes
Kisi β kisi tes disusun dalam table yang memuat tentang kompetensi dasar yang ingin dicapai, indicator, rincian materi yang akan diujikan. Kisi β kisi disusun agar mempermudah dalam pembuatan soal.
4) Menyusun butir-butir soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
5) Melakukan validitas tes
Pada bagian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi.
βvaliditas isi (content validity), sering pula dinamakan validitas kurikulum yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukurβ.73 Artinya isi tes tersebut telah sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan materi yang
73 Ronal, E. Walpole, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1993), h. 51
diajarkan. Dalam penelitian ini yang akan menjadi validator tes adalah dosen dan guru.
6) Melakukan uji coba soal tes 7) Menganalisis hasil uji coba soal tes
Analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal- soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelakan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan.74
Adapun analisis dilakukan dengan yang lain:
a. Validitas Tes
Validitas merupakan sejauh mana instrumen itu merekam/mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam atau diukur. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas jika alat ukur tersebut isinya layak mengukur objek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu.75Artinya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Jika alat ukur yang digunakan tidak valid, maka data yang diperoleh juga tidak valid dan kesimpulan yang diperoleh menjadi salah.
74 Suharsimi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 206
75 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 60
Untuk melakukan validitas tes essay dapat digunakan korelasi product moment yaitu: .76
πβππ‘π’ππ = n β XYβ(β X)(β Y)
β(n β X2β(β X)2)(n β Y2β(β Y)2)
Dimana:
n = Jumlah responden
x = Skor variabel (jawaban responden)
y = Skor total dari variabel (jawaban responden)
Setelah didapatkan πβππ‘π’ππ kemudian dibandingkan, jika koefisien korelasi product moment > rtabel (πΌ: π β 2) dapat diartikan soal valid.77
Interpretasi mengenal besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Antara 0,800 β 1,00 : Sangat Tinggi Antara 0,600 β 0,800 : Tinggi Antara 0,400 β 0,600 : Cukup Antara 0,200 β 0,400 : Rendah
Antara 0,00 β 0,200 : Sangat Rendah78
Hasil analisis validitas soal tes uji coba dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba Tes
Butir Soal 1 2 3 4 5 6
R Hitung 0,724 0,389 0,357 0,749 0,653 0,268 R Tabel 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Ket V V TV V V TV
Kriteria Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah
76Syofian Siregar, Metode Penelitian...,h. 48
77Syofian Siregar, Metode Penelitian...,h. 48
78Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Buki Aksara, 2007), h.75
Berdasarkan tabel 3.5 diatas dapat disimpulkan bahwa 6 soal uji coba berpikir kreatif matematis tersebut valid, karena πβππ‘π’ππ > ππ‘ππππ. Soal nomor 1,4, dan 5 memiliki kriteria tinggi, soal nomor 2,3, dan 6 memiliki kriteria rendah. Perhitungan validitas soal uji coba dapat dilihat pada (Lampiran XV halaman 145).
b. Reliabilitas Soal Tes
Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.79 Jadi dapat dikatakan bahwa suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Untuk mencari reliabilitas soal bentuk uraian digunakan rumus alpha sebagai berikut:
79 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hal 230
π
11= ( π
π β 1 ) (1 β β
ππ=1π
2π
π2)
Rumus variansi :
π
2=
β π2β (β π) 2 π π
Keterangan:
π11 = reliabilitas yang dicari
β ππ2 = jumlah varian skor item soal ππ2 = varian total skor
π = banyak butir soal80
Setelah diperoleh harga π11 kemudian dikonsultasikan dengan ππ‘ππππ. Apabila harga π11 < ππ‘ππππ , maka instrument tersebut reliable. Reliabilitas tersebut tergolong tinggi atau rendah dapat ditunjukkan seperti berikut, jika:
0, 80 < π11 β€ 1,00 : Sangat tinggi 0, 60 < π11 β€ 0,80 : Tinggi 0,40 < π11 β€ 0,60 : Sedang 0,20 < π11 β€ 0,40 : Rendah
0,00 < π11 β€ 0,20 : Sangat rendah81
Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas soal uji coba tes diperoleh πππ = π, πππ, sedangkan nilai ππ‘ππππ Product Moment pada taraf nyata πΌ = 0,05, ππ = π β 2,
80 Suharismi Arikunto,β¦β¦, hal 109
81Suharismi Arikunto, op.cit., hal 109
ππ = 28 β 2 = 26, ππ = 28 adalah ππ‘ππππ = π, πππ.
Karena π11> ππ‘ππππ maka dapat disimpulkan bahwa soal uji coba tes yang digunakan Reliabel dengan kriteria Sedang.
Perhitungan reliabelitas soal uji coba dapat dilihat pada (Lampiran XVII Halaman 147)
c. Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran butir soal merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk sukar, sedang atau mudah. suatu soal dapat dikatakan mudah apabila sebagian besar siswa dapat menjawab soal dengan benar dan suatu soal dikatakan sukar apabila sebagian besar siswa tidak dapat menjawab soal.82
Menurut Zainal Arifin, untuk menghitung tingkat kesukaran dapat digunakan langkah-langkah berikut :83 a) Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan
rumus:
π ππ‘π β πππ‘π = π½π’πππβ π πππ π ππ π€π π‘πππ π πππ π½π’πππβ π ππ π€π
b) Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
82 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hal 244
83 Zainal Arifin, evaluasi instruksional prinsip-teknik-prosedur (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991), hal.135
πππππππ‘ πππ π’πππππ
= πππ‘π β πππ‘π
π πππ ππππ πππ’π π‘πππ π πππ c) Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria
berikut:
0,00 β 0,30 = sukar 0,31 β 0,70 = sedang 0,70 β 1,00 = mudah84
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Butir
Soal Tk Kriteria
1 0,768 Mudah
2 0,634 Sedang
3 0,491 Sedang
4 0,821 Mudah
5 0,634 Sedang
6 0,375 Sedang
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan soal uji coba memiliki tingkat kesukaran sedang dan mudah. Perhitungan tingkat kesukaran secara lengkap dapat dilihat pada (Lampiran XVIII Halaman 149).
84 Zainal Arifin, evaluasi instruksional prinsip-teknik-prosedur (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991), hal.135
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal yaitu soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta didik. Karena soal didukung oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi atau pandai dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah atau kurang pandai.85 Menurut Zainal Arifin, untuk menentukan daya pembeda soal dapat digunakan langkah-langkah berikut:86
1) Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik
2) Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil
3) Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah peserta didik banyak ( diatas 30 ) dapat ditetapkan 27%
4) Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok (kelompok atas maupun kelompok bawah)
5) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:
π·π =
πΜ πΎπ΄β πΜ πΎπ΅ π πππ ππππKeterangan :
DP = daya pembeda πΜ πΎπ΄ = rata-rata kelas atas πΜ πΎπ΅ = rata-rata kelas bawah
85 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hal 240
86 Zainal Arifin, evaluasi instruksional prinsip-teknik-prosedur (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991), hal.133
6) Membandingkan daya pembeda dengan kriteria sebagai berikut:
0,40 ke atas = Sangat Baik 0,30 β 0,39 = Baik
0,20 β 0,29 = Cukup, soal perlu diperbaiki 0,19 ke bawah = Kurang baik, soal harus dibuang
Hasil perhitungan daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.7 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba Butir
Soal 1 2 3 4 5 6
Daya
Pembeda 0,375 0,232 0,125 0,304 0,321 0,143 Kriteria Baik Cukup Jelek Baik Baik Jelek Berdasarkan Tabel 3.7 diatas dapat disimpulkan bahwa butir soal 1,4, dan 5 memiliki daya beda baik, sedangkan butir soal 2 memiliki daya beda cukup, dan soal nomor 4 dan 5 memiliki daya beda jelek. . Perhitungan daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada (Lampiran XIX Halaman 150).
Setelah dilakukan perhitungan validitas, reliabelitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda pada soal uji coba tes, diperoleh data seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Hasil Analisis Soal Uji Coba Kriteria Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang
Daya
Dipakai Dipakai Dipakai Tidak Dipakai