• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

3. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (KKM)

Dalam penelitian ini, tes KKM digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dilaksanakan, baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Materi pokok yang diujikan adalah sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel (SPLDV, SPLTV, SPLK, PtK, PtL). Tes kemampuan ini berbentuk uraian yang terdiri dari enam butir tes.

Tes KKM disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan prosedur penyusunan instrumen yang baik dan benar. Penyusunan tes diawali dengan pembuatan kisi-kisi tes yang mencakup kompetensi dasar, indikator yang diukur, aspek yang diukur, dan tes.

Indikator yang diukur dalam tes KKM adalah (1) kemampuan menyatakan situasi masalah ke dalam model matematika dan menyelesaikannya secara tertulis ke dalam gambar atau grafik (menggambar); (2) kemampuan menyatakan situasi masalah ke dalam model matematika dan menyelesaikannya (ekspresi matematis); dan (3) kemampuan menjelaskan konsep dan ide dari suatu gambar yang diberikan ke dalam model matematika secara tertulis dan menyelesaikannya (menulis). Kemudian menyusun tes beserta kunci jawaban. Aturan pemberian skor untuk setiap jawaban siswa ditentukan berdasarkan pedoman penskoran seperti terlihat pada Tabel 3.13.

Sebelum digunakan, tes KKM terlebih dahulu divalidasi oleh lima penimbang berlatar belakang S3 pendidikan matematika yang dianggap ahli dalam pendidikan matematika. Para penimbang diminta untuk menilai atau mempertimbangkan dan memberikan saran atau masukan mengenai validitas muka dan isi dari tes tersebut.

Pertimbangan validitas muka didasarkan pada kejelasan soal dari segi bahasa atau redaksional dan kejelasan soal dari segi gambar atau representasi. Pertimbangan vaditas isi didasarkan pada kesesuaian butir soal dengan materi pokok yang diberikan, indikator pencapaian hasil belajar, aspek KKM yang diukur dan tingkat kesukaran untuk siswa SMA kelas X.

Tabel 3.13

Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Menggunakan Holistic Scoring Rubrics

Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

Kemampuan menyatakan situasi masalah ke dalam model matematika dan menyelesaikannya secara

tertulis ke dalam gambar atau grafik (menggambar)

Kemampuan menyatakan situasi masalah ke dalam model matematika dan menyelesaikannya (ekspresi matematis) Kemampuan menjelaskan konsep dan ide dari suatu gambar yang diberikan ke dalam model matematika

secara tertulis dan menyelesaikannya

(menulis)

0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa

1

Dapat menyatakan situasi masalah ke dalam model

matematika dan hanya sedikit dapat menyelesaikan masalah secara tertulis Dapat menyatakan situasi masalah ke dalam model matematika dengan benar Dapat menjelaskan konsep dan ide dari suatu

gambar yang diberikan, dan hanya sedikit dapat

membuat model matematika dengan benar 2

Dapat menyelesaikan masalah secara tertulis

dengan benar

Dapat menyelesaikan masalah dengan

benar

Dapat membuat model matematikanya dengan

benar

1 Dapat menyelesaikan

masalah dengan benar 3 Dapat menggambar grafik

dengan benar

Skor maksimal = 6 Skor maksimal = 3 Skor maksimal = 4

Diadaptasi dari Cai, Lane, Jacabscin (1996), Ansari (2003), dan Wihatma (2004)

Hasil pertimbangan validitas muka dan isi dari lima penimbang disajikan pada lampiran C-3 halaman 483. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ho : Para penimbang memberikan pertimbangan yang sama

H1 : Para penimbang memberikan pertimbangan yang tidak sama

Untuk menguji keseragaman hasil pertimbangan validitas muka dan isi oleh lima penimbang, dianalisis dengan menggunakan ststistik Q-Cochran. Kriteria pengujian yang digunakan, yakni: jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari

Hasil perhitungan validitas muka dan isi tes KKM menggunakan statistik Q-Cochran disajikan pada Tabel 3.14 dan Tabel 3.15.

Tabel 3.14

Uji Hasil Pertimbangan Validitas Muka Tes KKM

Test Statistics N 6 Cochran's Q 3.000a df 4 Asymp. Sig. .558 a. 1 is treated as a success. Tabel 3.15

Uji Hasil Pertimbangan Validitas Isi Tes KKM

Test Statistics N 6 Cochran's Q 3.000a df 4 Asymp. Sig. .558 a. 1 is treated as a success.

Tabel 3.14 dan Tabel 3.15 menunjukkan bahwa harga statistik Q-Cochran untuk validitas muka dan isi adalah 3 dengan nilai asymp. sig. 0,56 lebih besar dari 0,05, sehingga Ho diterima. Dengan demikian, para penimbang memberikan pertimbangan yang sama terhadap validitas muka dan isi setiap buitr tes KKM.

Setelah tes diperbaiki berdasarkan masukan para penimbang, dilakukan ujicoba pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Pekanbaru sebanyak 40 siswa. Data hasil ujicoba tes KKM, perhitungan reliabilitas instrumen dan validitas butir tes selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C-3 halaman 486. Selanjutnya untuk menguji validitas butir tes, skor setiap butir tes dikorelasikan dengan skor total. Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara skor butir tes dan skor total. H1 : Ada korelasi positif yang signifikan antara skor butir tes dan skor total.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan rumus product moment dari Karl Pearson. Kriteria pengujian yang digunakan adalah: jika rhitung (rxy) ≥ rtabel, maka Ho ditolak; dalam keadaan lainnya Ho diterima. Pada taraf α = 0,05 dengan

N = 40 diperoleh rtabel = 0,31. Dalam perhitungan reliabilitas tes digunakan Cronbach-Alpha. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dan koefisien korelasi setiap butir tes KKM disajikan pada Tabel 3.16.

Tabel 3.16

Hasil Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Butir Tes KKM

Reliabilitas Nomor Butir Tes

Validitas

Koefisien Korelasi (rxy) Kriteria

0,66 1 0,468 Valid 2 0,696 Valid 3 0,844 Valid 4 0,823 Valid 5 0,298 Tidak Valid 6 0,610 Valid

Pada Tabel 3.16 dapat dilihat bahwa pada lima butir tes (butir nomor 1, 2, 3, 4, dan 6) koefisien rhitung (rxy) lebih besar dari rtabel (0,31) sehingga Ho ditolak. Jadi, ada korelasi positif yang signifikan antara skor butir tes dengan skor total untuk lima butir tes tersebut. Dengan demikian, lima butir tes KKM dinyatakan valid. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa tes KKM dapat digunakan untuk penelitian. Setelah dilakukan beberapa penyempurnaan, perangkat tes KKM siap dipergunakan sebagai salah satu instrumen penelitian. Kisi-kisi dan perangkat tes selengkapnya disajikan pada lampiran B-7 halaman 453.

Dokumen terkait