• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODELOGI PENELITIAN

C. Instrumen Penelitian

1. Tes Pemahaman Konsep

20 34 17 17 35 15 20 36 16 20 35 15 20 35 15 20 35 11 24 5 Guru pengajar x x x x x x x 6 Materi x x x x x x x 7 Metode x x x x x x x

Sumber: Hasil pengolahan data penulis, 2012.

Berdasarkan pertimbangan data di atas maka sampel pada penelitian ini adalah kelas X5 dan X6, dimana kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X6 sebagai kelas kontrol.

C. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data pada penelitian kali ini digunakan beberapa instrumen penelitian, sebagai berikut;

1. Tes Pemahaman Konsep

Tes ini dikontruksi dalam bentuk tes obyektif model selected response (pilihan ganda). Jumlah pilihan yang diberikan sebanyak lima pilihan (a-e) dan berjumlah 10 butir soal dengan ketentuan bila jawaban benar maka diberi skor 10 dan jawaban salah diberi skor 0, sehingga jumlah skor total adalah 100. Nilai akhir merupakan perbandingan skor yang diperoleh dengan skor total dikali 100, sehingga jumlah skor maksimal jika menjawab semua dengan benar adalah 100, dan skor minimal yaitu apabila menjawab salah semua adalah 0.

Semua soal disusun berdasarkan indikator pemahaman konsep, yaitu menterjemahkan (translation), menafsirkan (interpretation), dan mengekstrapolasi (extrapolation). Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut;

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep

No Pemahaman Konsep Bentuk

Soal

Nomor soal

Aspek Indikator

1 Menterjemahkan Menterjemahkan sesuatu dari abstrak ke bentuk yang lebih kongkrit.

PG 1

Menerjemahkan suatu prinsip umum dengan memberikan contoh

PG 4

Kemampuan menerjemahkan konsep kedalam suatu tampilan visual atau sebaliknya

PG 2

2 Menafsirkan Membedakan antara kesimpulan yang diperlukan dengan yang tidak

diperlukan.

PG 3

Kemampuan untuk menafsirkan berbagai data sosial.

PG 8

Kemampuan untuk membedakan pembenaran atau penyangkalan suatu kesimpulan yang digambarkan oleh suatu data

PG 5

3. Mengekstrapolasi Menyimpulkan dan menyatakan lebih eksplisit.

PG 6

Kemampuan untuk memperkirakan konsekuensi dari suatu bentuk komunikasi yang digambarkan

PG 9

7 Kemampuan menjadi peka terhadap

faktor-faktor yang dapat membuat prediksi tidak akurat

PG 10

Sumber: Hasil pengolahan data penulis, 2012.

Tes pemahaman konsep tersebut dibuat untuk menguji pemahaman konsep peserta didik terhadap konsep erosi. Pada pelaksanaannya dilakukan dua kali. Tes awal (pre test) dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik mengenai konsep erosi sedangkan tes akhir (post test) dilakukan untuk mengukur

49

pemahaman konsep erosi peserta didik sebagai hasil penggunaan model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain). Untuk masing-masing tes ini peserta didik diberikan waktu 10 menit.

Sebuah tes atau instrumen dapat dikatakan baik sebagai alat ukur, harus memenuhi prasyarat, yaitu validitas, dan reliabilitasnya (Arikunto, 2003: 57), maka sebelum diujikan soal-soal tersebut diukur terlebih dahulu tingkat keabsahannya melalui pengujian validitas, dan reliabilitas yang dilakukan pada uji pendahuluan. Hasil uji validitas, dan reliabilitas soal kepada satu kelas diluar kelas kontrol dan kelas eksperimen secara rinci dijelaskan adalah sebagai berikut;

a. Validitas

Validitas dimaksudkan untuk mengukur ketepatan dan kebenaran instrumen terhadap apa yang hendak diukur. Aspek-aspek yang diukur pada tes berlandaskan teori yang relevan (construct validity), serta yang diukur berdasarkan rancangan program yang telah ada. Pada penelitian ini yaitu kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetesi dasar, Indikator pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kreatif, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai validitas instrumen adalah Korelasi point biserial (rpbis). Penggunaan rumus korelasi point biserial (rpbis) dalam penentuan nilai validitas karena variabel diukur atas suatu skala interval atau atas skala rasio dan lainnya atas skala dikotomi dengan perlambangan 1 berarti memiliki nilai dan 0 berarti tidak memiliki nilai (Riyanto; 1996: 88).

Adapun rumus korelasi biserial (rbis) adalah sebagai berikut. i i t t i i pbis

p q

S

x

x

r

) (

Keterangan: rpbis(i) = korelasi biserial poin butir ke –i i

x = rata skor total partisipan yang menjawab benar poin butir ke i

t

x = rata-rata skor total semua partisipan

i

p = proporsi jawaban benar i

q = proporsi jawaban salah t

S = standar deviasi skor total

Hipotesis statistik yang berlaku pada uji validitas instrumen menggunakan korelasi point biserial (rpbis) adalah Ho : µ = 0 tidak terdapat hubungan dan Ha : µ

≠ 0 terdapat hubungan. Uji signifikasi korelasi dengan ketentuan derajat kesalahan

5% jika rhitung < rtabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, jika rhitung > rtabel maka Ha diterima. Pengujian validitas pada penelitian ini dilakukan selain pada kelas eksperimen dan kontrol, sampai tingkat validitas terpenuhi. Berdasarkan hasil pengujian validitas, diperoleh hasil tiap item soal memiliki nilai yang lebih dari pada t tabel (0,334) sehingga tiap item butir soal adalah valid. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4.

b. Reliabilitas

Reliabitas merupakan tingkat keterandalan atau tingkat kepercayaan pengukuran. Intrumen yang digunakan harus mempunyai kriteria reliabel. Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen, banyak metode pengujian yang dapat dilakukan, sesuai dengan karakteristik penelitian. Pada penelitian ini reliabilitas

51

diuji dengan menggunakan KR20 (Kuder-Richardson nomor 20), karena instrumen berupa tes yang dikotomi (benar 1, salah 0), dimana responden harus memilih salahsatu dan tidak boleh memilih keduanya. Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah menggunakan sebagai berikut:

r

ii

=

Keterangan: rii = Koefesien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir soal

1 = Bilangan konstan

2

t

S = Varians skor total

i

p = Proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i

i

q = Proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i

piqi = Varians skor butir Sumber: Sudijono, Anas 2008

Selanjutnya Sudijono (2008) menyatakan bahwa dalam pemberian interpretasi terhadap koefesien reliabilitas tes (

r

xy), pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut;

1. Apabila

r

xy≥ 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).

2. Apabila

r

xy< 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliable).

Sama halnya dengan pengujian validitas, pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan selain pada kelas eksperimen dan kontrol, sampai tingkat reliabilitas terpenuhi Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil

c. Uji Indeks Kesukaran

Soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Hal ini karena bila item soal terlalu mudah tidak akan merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya juga bila butir item soal terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik tidak bersemangat menjawab karena di luar jangkauan kemampuanya.

Tingkat kesukaran butir item soal dinyatakan dalam proporsi perbandingan antara yang menjawab benar dengan yang menjawab salah seluruh item soal. Tingkat kesukaran dinyatakan dalam indeks kesukaran yang dilambangkan dengan huruf (P) singkatan proporsi. Rumus yang digunakan pada menguji indeks kesukaran butir item soal adalah sebagai berikut:

     bawah kelompok atas kelompok benar menjawab yang bawah kelompok benar menjawab yang atas kelompok P

Klasifikasi untuk menginterpretasi indeks kesukaran butir item soal adalah sebagai berikut:

Indeks Kesukaran (P) Interpretasi

P = 0,00 Terlalu sukar 0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar 0,30 ≤ P ≤ 0,70 Sedang 0,70 ≤ P ≤ 1,00 Mudah P – 1,00 Terlalu mudah Sumber: Arikunto, 2003: 210.

Berdasarkan hasil uji pendahuluan diperoleh data indeks kesukaran butir soal berada pada kategori mudah 40%, sedang 50% dan sukar 10%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4.

53

d. Daya pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah.

Daya pembeda butir item soal dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi butir item soal. Angka indeks diskriminasi butir item soal adalah angka/bilangan yang menunjukan besar kecilnya daya pembeda (discriminatory power) yang dimiliki butir item soal yang dilambangkan dengan huruf (D) singkatan dari diskriminan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir item soal adalah sebagai berikut:

kelompokatas kelompokbawah

2 1 benar menjawab yang bawah kelompok benar menjawab yang atas kelompok D 

Klasifikasi untuk menginterpetasikan indeks diskiminan adalah sebagai berikut:

Daya Pembeda (D) Interpretasi

0,70 ≤ D ≤ 1,00 Baik sekali

0,40 ≤ D ≤ 0,70 Baik

0,20 ≤ D ≤ 0,40 Cukup

0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek

D = Negatif Tidak baik

Sumber: Arikunto, 2003: 218.

Berdasarkan hasil uji pendahuluan diperoleh data daya beda butir soal berada pada kategori cukup 20%, dan baik 10%. Adapun hasil rekapan dari uji validitas, uji indeks kesukaran dan daya beda dapat diihat pada tabel 3.4 berikut

Tabel 3.4

Rekap Uji Validitas, Uji Indeks Kesukaran dan Uji Daya Beda

No. Soal Tafsiran Daya Pembeda Tingkat Kesulitan Efektifitas

Option Status Soal Validitas

1 Baik Mudah Baik Dapat diterima Valid

2 Cukup Mudah Baik Dapat diterima Valid

3 Baik Sedang Baik Dapat diterima Valid

4 Baik Mudah Baik Dapat diterima Valid

5 Baik Sulit Baik Dapat diterima Valid

6 Baik Mudah Baik Dapat diterima Valid

7 Baik Sedang Baik Dapat diterima Valid

8 Cukup Sedang Baik Dapat diterima Valid

9 Baik Sedang Baik Dapat diterima Valid

10 Baik Sedang Baik Dapat diterima Valid

Sumber: Hasil penelitian 2012

Dokumen terkait