• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

D. Tindak Lanjut

A. Peningkatan dan Pemahaman

Pengertian Peningkatan, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan.3

Pengertian Pemahaman, proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.4

B. Prestasi belajar

Hakikat Prestasi belajar

Prestasi dapat diartikanm sebagai hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan). Pengertian tersebut dipertegas oleh WS Winkel, bahwa Prestasi adalah sebagai bukti usaha yang telah dicapai.

Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan, perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.

Dari beberapa pengertian diatas terkandung beberapa unsur pokok, antara lain:

• Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan anggota badan dan juga rohani.

Departemen Pendidikan Nasional (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Him. 1198

• Adanya perubahan atau hal-hal yang bersifat baru seperti, perubahan kepribadian atau tingkah laku seseorang.

• Proses belajar yang dilakukan dapat berupa pengalaman- pengalaman dan latihan-latihan.

Beberapa definisi diatas,penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas yang menghasilan hal-hal yang bersifat baru yakni berupa perubahan tingkah laku atau kepribadian yang diperoleh melalui latihan maupun pengalaman.

Aktivitas belajar yang dilakukan tidak terlepas dari peran aktivitas jasmani dan rohani.

Biasanya prestasi siswa yang diperoleh ditunjukkan dengan bukti nilai, ini ditunjukkan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang telah diajarkan melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Setiap proses belajar mengajar selalu mendapatkan hasil belajar, bila ada masalah sampai di tingkat mana prestasi belajar yang telah dicapai. Untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa dapat dilakukan melalui evaluasi. Menurut Ralp Tyler, evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data ntuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai, jika belum bagaimana bagaimana dan apa sebabnya.5

Untuk meningkatkan prestasi belajar dituntut adanya kreativitas guru, misalnya dengan mengurangi pembelajaran yang monoton. Hal yang penting lagi adalah bagaimana pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa dengan senang, memunculkan rasa senang, ini adalah sebagian dari keberhasilan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Prestasi yang diraih oleh seseorang tidak terlepas dari adanya beberapa faktor yang mendukungnya atau mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua bagian, yakni sebagai berikut:

1. Faktor individu, yang meliputi:

• Kematangan, ilmu yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan tingkat kematangan siswa.

• Kecerdasan, tingkat kecerdasan siswa sangat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar berprestasi.

• Cara belajar, maksud cara belajar di sini adalah dengan cara yang tepat, praktis dan efisien dalam bimbingan orang lain.

2. Faktor sosial, yang dimaksud disini adalah faktor manusia itu ada/hadir maupun kehadirannya dapat disimpulkan, dalam faktor sosial ini meliputi:

• Latar belakang keluarga (sosial ekonominya, agamanya, SDM nya)

• Guru, keberadaan seorang guru baik penampilan dan tingkah laku dapat mempengaruhi hasil prestasi siswa.

• Lingkungan, anak yang baik biasanya berasal dari keluarga baik pula. Keadaan keluarga yang baik akan sangat berpengaruh pada prestasi siswa.

C. Pendidikan Agama Islam

Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dari segi bahasa Pendidikan Agama Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah Rasul, dari dua sumber tersebut dapat ditemukan kata-kata yang pengertiannya terkait dengan Pendidikan, yaitu rabba kata kerja dari kata tarbiyah ‘allama, dalam bahasa arab, kata-kata rabba

‘allama dan addaba tersebut mengandung pengertian :

a. Kata kerja rabba memikiki beberapa arti, antara lain mengasuh, mendidik dan memelihara, memimpin, memperbaiki, dan menambah.

Selanjutnya ‘Abdur Rahman Al Bani menerangkan lebih lengkap bahwa ditinjau dari asal bahasanya istilah At Tarbiyah mencakup 4 unsur, yaitu:

1) Memelihara pertumbuhan fitrah manusia

2) Mengembangkan potensi dan kelengkapan manusia yang beraneka macam (terutama akal budinya)

3) Mengarahkan fitrah dan potensi manusia menuju kesempurnaannya.

4) Melaksanakan secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan anak6

b. Kata ‘Allama berarti mengajar yang lebih bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan, dan keterampilan. c. Kata kerja ‘Addaba dapat diartikan mendidik yang lebih

bersifat kusus pada penyempurnaan akhlak budi pekerti.7 Adapun pengertian secara istilah, berdasarkan tinjauan kebahasaan tersebut pengertian pendidikan menurut pandangan Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pendidikan ialah usaha yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya insani) menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil)

b. Pendidikan adalah proses kegiatan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, seiramama dengan perkembangan subyek (peserta didik)8

c. Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan 9

6 Ahmadi (2000). Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Aditya Media, Semarang. IAIN Walisongo, him. 14

' ibid. him. 15 s ibid. him. 16

Pendidikan Agama Islam adalah sebuah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar merupakan proses komunikasi, di mana antara guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan-penyimpangan, antara lain guru menggunakan metode yang monoton, ketidaksiapan siswa, kurangnya motivasi siswa, dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan rendahnya prestasi belajar.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan yang demikian adalah penggunaan media dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media disamping penyaji informasi juga meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Media yang peneliti pilih dalam penelitian ini adalah elektronik dan kartu bergambar karena sesuai dengan materi pelajaran dan dapat menunjang tujuan pembelajaran.

Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaannya memiliki dasar/fondasi yang kuat dibanding dengan dasar dasar-dasar yang lain. Fondasi ini merupakan bangunan pertama yang akan menjamin kokohnya bangunan selanjutnya. Dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an adalah Kalamullah yang kebenarannya tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya yang merupakan hukum dari

segal hukum. Sedang Al Hadits adalah prilaku ajaran Rasulullah sebagai pelaksanaan hokum yang terkandung didalam Al Qur’an.

Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam harus sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup yang telah digariskan oleh Al Qur’an dan Al Hadits.

D. Unsur Pokok dan Materi Pendidikan Agama Islam

Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama Islam terkandung 7 unsur pokok, yaitu : Keimanan, Ibadah, Al Qur’an, Akhlak, Muamalah, Syariah dan Tarikh Islam.

1. Keimanan, yang meliputi: Rukun Iman, Kisah para Nabi dan

Rasul, Iman kepada Allah SWT, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Nabi dan Rasul, Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.,Iman kepada Kitab suci Al Qur'an, Iman kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul yang terakhir, Iman kepada hari Kiamat, man kepada Qada dan Qadar, Tanda-tanda orang yang Beriman dan Hal-hal yang merusak Iman.

2. Ibadah, yang meliputi: Syahadatain, Rukun Islam, Thaharah,

Wudhu, Shalat Fardhu, Azan dan Iqamah, Shalat Berjamaah, Zikir dan Do’a, Shalat Jamak dan Qashar, Shalat Idain/Dua Hari Raya, Shalat Sunnat, Penyelenggaraan Jenazah, Shaum/Puasa, Zakat dan Pajak, Hajji dan Umrah.

3. Al Qur’an, yang meliputi: Hafalan surat-surat pendek.

dengan tajwid, Menulis huruf Al Qur’an dan Surat yang berkaitan dengan IPTEK.

4. Akhlak, yang meliputi: Hal-hal yang berkenan dengan adab,

Sifat-sifat terpuji, Sifat-sifat tercela, Sukur dan nikmat, Hal-hal yang berkenaan dengan pembentukan sikap, Cinta ilmu pengetahuan dan Cinta pekerjaan.

5. Sariah, yang meliputi: Makanan dan minuman, Penyembelihan

hewan, Sedekah daging hewan, Infaq, Munakahat, Sumber hokum Islam, Wakaf, Musyawarah, Ishlah dan Mawaris.

6. Muamalah, yang meliputi: Jual beli, Pinjam meminjam, Sedekah,

Hutang piutang, Sewa menyewa, Hak dan kewajiban dalam Islam, Syirkah, Riba dan Kerukunan antar umat beragama.

7. Tarikh Islamm yang meliputi: Sejarah Nabi Muhammad SAW,

Khulafaur Rasyidin, Srjarah pembukuan Al Qur’an, Penyebaran agama Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin, Penyebaran Islam pada zaman Pertengahan, Cendekiawan muslim, Islam di Indonesia, Islam di Asia, Islam dibeberapa benua dan Peradaban Islam dan ilmu pengetahuan.

Karena luasnya ruang lingkup Pendidikan Agam Islam, peneliti mengkhususkan dalam materi pokok Syariah dengan mengambil pokok bahasan Binatang yang Halal dan yang Haram.

Pokok bahasan ini merupakan bentuk amalan dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut soal hokum Islam dan menyangkut soal

kesehatan yang sangat penting bagi manusia, dan penulis mempunyai harapan adanya perubahan sikap dan pola makan.

E. Beberapa ayat Al Qur’an dan Hadits yang berkaitan dengan Binatang yang halal dan yang Haram.

1. Al Qur’an surat Al Maidah a y a t: 1

U V] f U & l < d C ik ! j j k l L I j Sj ! ! j l J o jjJ I y b

La J&! j )

y

j C j k l l ^ ,1 ^ 0 j j c .

^SLik

J j j

A rtinya:

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.(QS.AI Maidah: 1) 10 *

2. Al Qur’an surat Al Maidah a y a t: 96

j 6 jU a i l l J tc -k a A x k J b j ^ p j j l (JaJ

A

j

II ^il! aJd! 1

j

S

j

!

j

k^p k jJ!

Artinya

Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan. (OS. A / Maidah: 96) 11

Ahmad Thoha Putra.ll. Drs. ( 1999). Al Qur'an dan terjemahannya. Depag RI. Semarang, him. 156

3. Al Qur’an surat Al A’raf a y a t: 157

jlLJl Jc. fAlfrbj

c - i j j x A l b

^A

j a

L

i } x z S j \ j

(jpll

A j ^ V l ^ J c . C u l£ j 6 6j j J C . J Aj I j l o l ( j j i l l i S ljjo ll ^aAJUC- L j j £ *

^A tiijlji A

j l a

(J^jl I^

suj

I

j Artinya:

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya)

mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang m akruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang menjijikkan dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al A " ra a f: 157) 12

4. Rasulullah SAW.bersabda:

(jc . ^ L > J AjIc. a lil 4ul j ^ ( j j l (jf~

[ ^ „ 1 j j ] J ( j * C -jlk-a c jc -J (j a L_l U

Artinya:

Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah SA W. Telah melarang memakan setiap benatang bertaring dari jenis binatang buas dan dari setiap jenis burung yang mempunyai kuku untuk mencekeram. (HR. Muslim) 3

Ibid. him. 247

5. Rasulullah SAW.bersabda:

J11*. f

J j ^Luj 4

j

1

c

.

a

JI ^5^-j J li aiil AiC. la. ^jc.

J t5 jL iJU Ijj] A-iIa V ' j a ^JI i»j s J J c.

Artinya:

Dari Jabir bin Abdillag berkata, Sesungguhnya Rasulullah SAW. Pada perang Khaibar telah melarang memakan daging himar (keledai) (HR.Bukhari dan Muslim) N

F. Media Pembelajaran

Untuk menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan media. Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai penyaluran informasi. Sedangkan Education Associasion (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar , dapat menmpengaruhi efektifitas program instruksional.15

Kebanyakan para ahli pendidikan membedakan antara media dengan alat peraga. Perbedaan antara media dengan alat peraga terletak pada fungsi bukan pada subtansinya. Sumber belajar dikatakan alat peraga jika hal tersebut fungsinya hanya sebagai alat bantu saja. Dikatakan media

14

15M. Basyiruddin Usman dan Asnawir (2002). op cit. Media Pembelajaran. Jakarta. Delia Citra. Utama, him. 11

jika sumber belajar itu merupakan bagian yang integral dari seluruh kegiatan belajar

Ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih media, yaitu:

• Media yang dipilih selaras dan menunjang tujuan pembelajaran

• Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting.

• Kondisi siswa dari segi subjek belajar, misalnya faktor umur, intelegensi, dan latar belakang pendidikan.

• Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan guru mendesain sendiri media yang akan digunakan. • Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa

yang akan disampaikan kepada siswa.

• Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah sarana yang membantu para pengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.

Penggunaan Multi Media (Elektronik dan Kartu Bergambar) merupakan suatu unsur penunjang dalam hubungannya dengan mutu pendidikana. Media pendidikan dapat ditinjau sebagai proses dan sebagai produk. Sebagai proses karena media pendidikan berfungsi sebagai alat penunjang dalam instruksional yaitu dalam menyampaikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam kontek ilmiah, keberhasilan belajar akan diperoleh sebagaimana yang diharapkan jika proses instruksional itu didukung oleh media atau multi media yang relevan.

Alasan berikutnya mengapa menggunakan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berfikir kognitif sampai berfikir yang bertaraf abstrak.

Keberhasilan belajar pada hakekatnya adalah tumpuan dan arah utama dalam segala bentuk pengajaran yang dilakukan oleh guru atau pengajar baik disekolah maupun diluar sekolah.

Keberhasilan belajar juga berkaitan dengan usaha peningkatan mutu (produk) dan mutu (proses).

Setelah mengetahui pengertian media pembelajaran dan macam- macamnya yang di sebutkan diatas, dan jika kita ketahui tentang pengertian prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, maka penggunaan media pembelajaran, khususnya media pembelajaran Audio Visual dan media Kartu Bergambar dapat menunjang keberhasilan belajar. Ada

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media,yaitu antara lain:

• Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu system pengajaran dan bukan hanya sekedsr alat Bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu.

• Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan yang digunakan memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar

• Guru hendaknya menguasai tekni-teknik dari media yang digunakan

• Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya dalam pemanfaatan media pembelajaran

• Penggunaan media harus diorganisir secara sistematis

• Jika sekiranya satu pokok bahasan memerlukan lebih dari satu media,maka guru memanfaatkan multi media 16

Pentingnya Media Pembelajaran, sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, bahwa pemilihan media pengajaran agama ditentukan apakah media yang akan digunakan sesuai atau cocok dengan karakteristik materi yang akan disajikan dan dapat menarik perhatian siswa. Disamping itu yang lebih penting lagi apakah media yang akan digunakan tersebut sesuai

dan tidak bertentangan dengan syariat agama atau melanggar etika agama. Bilamana hal tersebut dapat terpenuhi maka perlu diteliti lebih lanjut apakah media yang akan digunakan tersebut terjangkau oleh beaya dan dana yang ada dan apakah tidak ada alternatif media lain yang sekiranya lebih mudah didapat disekitar lingkungan sekolah.

Arief Sukardi (1986:83) mengemukakan bahwa media pengajaran ditinjau dari segi kesiapan pengadaannya dapat dikelompokkan kepada dua jenis yaitu 1) media jadi, dan 2) media rancangan17

Fungsi Media Pembelajaran, pada mulanya media sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka meberikan motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang komplek dan abstrak menjadi yang leih sederhana , konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran.

Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak.18

Pada saat ini media mempunyai fungsi sebagai berikut: • Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan guru * l

17 ih,d. hal. 124

• Memberikan pengalaman lebih nyata ( yang abstrak menjadi konkrit)

• Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pembelajaran tidak membosankan)

• Semua indra murid dapat diaktifkan ,kelemahan satu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera yang lain

• Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya. 19 Manfaat Media Pembelajaran, media pembelajaran digunakan dalam rangka upaya untuk peningkatan atau mempertingi mutu proses kegiatan belajar mengjar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip- prinsip penggunaannya.

Klasifikasi Media, Rudi Bretz (!977) mengklasifikasi ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu suara, visual dan gerak. Bentuk suara itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis dan symbol, disamping itu dia juga membedakan media siar dan media rekam, sehingga terdapat delapan klasifikasi media, yaitu:

> Media audio visual gerak > Media audio visual diam > Madia audio semi gerak > Media visual gerak > Media visual diam > Media visual semi gerak

> Media audio

> Media cetak 20

Karakteristik Media Karakteristik atau ciri-ciri spesifik masing- masing media berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan tujuan dan maksud dan pengelompokan. Kita dapat mengetahui karakteristik media menurut tinjauan ekonomisnya, lingkup sasaran yang diliput, kemudahan kontrolnya oleh sipemakai. Juga dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan,pendengaran, perabaan percakapan, maupun penciuman, atau kesesuainnya dengan tingkat hirarki belajar.

Seperti yang dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu.

Arif Sadiman juga mengatakan, bahwa klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.21

Media visual dua dimensi merupakan media yang bersifat elektronik yang diproyeksikan dan terdiri dari Hardware (perangkat keras), dan sofwere (perangkat lunak). Penggunaan media ini memerlukan aliran listrik untuk dapat menggerakkan pemakaannya. Ada beberapa jenis media visual dua dimensi in i,antara lain :

■ Overhead Proyektor ■ Slide

ibid, him. 27 21 ibid, him. 32

■ Filmstrip

■ Microform ■ Opaque

Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa penggunaan media dan pemilihannya sangat menentukan keberhasilan dalam prestasi belajar mengajar

Media Kartu bergambar, menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kartu berarti kertas tebal, berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan.

Pengertian kartu dalam hal ini adalah kartu untuk belajar yang sangat berbeda dengan kartu remi atau kartu domino yang kegunaannya hanya untuk iseng. Meminjam istilah kartu karena dibuat sebesar ukuran kartu sehingga mudah digenggam dan dimasukkan dalam saku. Kartu belajar tersebut diberi tambahan gambar sehingga disebut kartu bergambar.

Membuat kartu bergambar tidaklah sulit dan biayanya relatif murah. Bentuknya sederhana dan ukurannya sesuai dengan ukuran fisik anak. Agar lebih menarik, warna kartu dibuat berwarna-warni dan ditempeli dengan gambar. Beberapa binatang yang bagi anak sendiri jarang melihatnya dan ada yang belum begitu jelas hukumnya.

Prinsip utama menyiapkan kartu bergambar adalah upaya untuk menguasai materi pelajaran secara menyeluruh, hanya dengan mencantumkan inti masalahnya atau bahasannya. Binatang yang Halal dan

yang Haram merupakan materi yang menyangkut soal hukum Islam dan menyangkut soal kesehatan yang harus difahami, untuk pemahaman dan membantu siswa cepat mengingat jenis binatang dan ciri-cirinya, menurut peneliti media kartu bergambar sangat sesuai digunakan dalam penyampaian materi tersebut.

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research {CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertan tersebut, maka ada tiga pengertian yang akan diterangkan, yaitu:

> Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan yang mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologitertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

> Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

> Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan tiga batasan tersebut maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang 2| sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer) guru berperan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar mengajar seluruh siswa.

Menurut Ivor K Devais, salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru.21 22

Alvin C. Eurich, menjelaskan prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru adalah sebagai berikut:

• Segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa, maka siswa harus mempelajari sendiri.

• Setiap siswa yang belajar mempunyai kecepatan masing-masing.

Dokumen terkait