• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Hasil dan Pembahasan

2. Tindakan Pencegahan Infeksi Pada Proses Pertolongan

Berdasarkan hasil penelitian, tindakan pencegahan infeksi yang dilakukan oleh bidan praktek swasta, pada saat melakukan pertolongan persalinan di wilayah kerja puskesmas Medan Tuntungan yang meliputi;

A. Prosedur Cuci Tangan

Salah satu yang menjadi indikator pencegahan infeksi adalah dengan mencuci tangan, baik sebelum, maupun sesudah melakukan tindakan. Prosedur cuci tangan merupakan langkah awal dari lima langkah penting dalam pencegahan infeksi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tindakan prosedur cuci tangan pada proses pertolongan persalinan yang dilakukan oleh bidan praktek swasta dengan 34 orang responden dengan tujuan pencegahan infeksi, dengan menilai beberapa item yang menjadi tolak ukur untuk menentukan tindakan dalam kategori benar dan tidak benar, ada 8 item yang di nilai, hal tersebut bisa dilihat pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2.

Distribusi Item Observasi Tindakan Responden untuk Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dalam Hal Prosedur Cuci Tangan

di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2010

No Item observasi tindakan

DDilakukan Tidak

Dilakakan

Jumlah

f % f % f %

1. Sebelum mencuci tangan bidan terlebih

dahulu melepaskan perhiasan dari tangan 22 64,7 12 35,3 34 100

2.

Bidan membasahi tangan dengan air bersih dengan air mengalir, kemudian menggunakan sabun

34

100 0 0 34 100

3. Bidan menggosok kedua tangan dengan dengan kuat termasuk sela-

selanya,selama 20-30 detik, kemudian dibilas dengan air bersih.

34 100 0 0 34 100

4. Mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang sudah disediakan dalam keadaan bersih dan kering.

34 100 0 0 34 100

5. Setiap saat jika tangan terkontaminasi

terhadap suatu objek segera cuci tangan. 26 76,4 8 23,5 34 100 6. Ketika bersentuhan dengan selaput lendir

pasien, darah dan cairan tubuh lainnya segera cuci tangan dengan air dan sabun

34 100 0 0 34 100

7. Tidak mencuci tangan dengan

mencelupkan ke dalam wadah berisi air. 16 47 18 53

34 100

8.

Ketika air tidak tersedia, cuci tangan dengan menggunakan campuran alkohol 70% dengan gliserin.

15 44,1 19 55,9 34 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tindakan pencegahan infeksi dalam hal prosedur cuci tangan, pada item observasi nomor 2,3,4,6, yaitu meliputi mencuci tangan dengan air mengalir dengan menggunakan sabun, termasuk menggosok kedua tangan hingga 20-30 menit, serta ketika tangan responden terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh pasien, kemudian mengeringkan dengan handuk yang disiapkan. Ke empat item ini merupakan konsep yang paling penting dalam melakukan tindakan prosedur cuci tangan yang dapat dikatakan dengan kategori tindakan benar serta dianggap sebagai penunjang

mutu pelayanan kebidanan. Ternyata pada item tersebut semua responden sebanyak 34 orang (100%) melakukan dengan benar, akan tetapi untuk item yang lain, yang tidak dilakukan responden secara keseluruhan bukan berarti dianggap tidak penting yaitu item nomor 5 dilakukan oleh 26 orang (76,4%) yang tidak melakukan 8 orang (23,5%), item nomor 1 dilakukan oleh 22 orang responden (64,7), yang tidak melakukan 12 orang responden (35,3%), item no 7 dilakukan oleh 16 orang responden (47%), yang tidak melakukan 18 orang (53%), dan item no 8 dilakukan oleh 15 orang responden (44,1%), dan yang tidak melakukan 19 orang (55,9%). Sehingga berdasarkan item tersebut dapat dikategorikan tindakan responden dalam melakukan tindakan prosedur cuci tangan dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3.

Distribusi Kategori Tindakan Responden dalam Hal Prosedur Cuci Tangan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2010

Kategori Prosedur cuci tangan Frekuensi Persentase (%) Kompeten Tidak Kompeten 18 16 52,9 47,1 Jumlah 34 100,0

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui, kategori tindakan dalam hal melakukan prosedur cuci tangan dengan benar oleh responden menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan kompeten yaitu 18 orang (52,9%).

B. Pemakaian Sarung Tangan

Penggunaan sarung tangan sama halnya dengan tindakan cuci tangan, yaitu merupakan komponen kunci dalam meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi. Dengan demikian alasan yang sangat

menunjang pentingnya memakai sarung tangan yaitu: mengurangi resiko petugas terkena infeksi, mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien, serta mengurangi kontaminasi silang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk menilai tindakan responden dalam melakukan tindakan pemakaian sarung tangan dapat diketahui melalui item observasi yang telah disediakan sebagai tolak ukur dalam memberikan kategori penilaian benar dan tidak benar, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4.

Distribusi Item Observasi Tindakan Responden untuk Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dalam Hal Pemakaian Sarung Tangan

di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2010

No Item observasi tindakan

Dlakukan Tidak

Dilakukan

Jumlah

f % f % f %

1. Menggunakan sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu

31 91,1 3 8,9 34 100

2. Sarung tangan yang digunakan telah didekontaminasi terlebih dahulu.

32 94,1 2 5,8 34 100

3. Pada saat melakukan tindakan periksa dalam menggunakan sarung tangan.

34 100 0 0 34 100

4. Sebelum mencopot sarung tangan, setelah selesai melakukan tindakan, terlebih dahulu mencelupkan kedalam larutan klorin

24 70,5 10 29,5 34 100

5. Sarung tangan dibuka dengan keadaan terbalik, kemudian direndam dalam larutan klorin selama 10 menit.

25 73,5 9 26,5 34 100

6. Pada waktu melakukan pengisapan lendir dari hidung dan membersihkan jalan nafas bayi, bidan menggunakan sarung tangan.

34 100 0 0 34 100

7. Menggunakan sarung tangan pada saat membersihkan percikan darah.

34 100 0 0

34 100

8 Pada saat memegang yang terkontaminasi bidan memakai sarung tangan.

33 97 1 3 34 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa tindakan pencegahan infeksi yang dilakukan responden dalam melakukan tindakan pemakaian sarung tangan, dapat di nilai berdasarkan tolak ukur yang disediakan dalam bentuk item observasi nomor 3,6,7, bahwa ketika responden melakukan pemeriksaan dalam, menghisap

lendir bayi, serta membersihkan percikan darah, semua responden sebanyak 34 orang (100%) melakukan, ketiga item tersebut merupakan pokok penting dalam hal pencegahan infeksi pada proses pemakaian sarung tangan. Item nomor 8 dilakukan oleh 33 orang (97%) yang tidak melakukan 1 (satu) orang (3%), item nomor 2 dilakukan oleh 32 orang responden (94,1%), yang tidak melakukan 2 orang responden (5,8%), item no 1 dilakukan oleh 31 orang responden (91,1%),

yang tidak melakukan 3 orang (8,9%), item nomor 5 dilakukan oleh 25 orang responden (73,5%), dan yang tidak melakukan 9 orang ( 26,5%) dan item

nomor 4 dilakukan oleh 24 orang responden (70,5%), yang tidak melakukan 10 orang (29,5%). Sehingga berdasarkan item tersebut dapat dikategorikan tindakan responden dalam melakukan tindakan pemakaian sarung tangan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.5.

Distribusi Kategori Tindakan Responden dalam Pemakaian Sarung Tangan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan tahun 2010 Kategori Pemakaian sarung

tangan Frekuensi Persentase (%) Kompeten Tidak Kompeten 25 9 73,5 26,5 Jumlah 34 100,0

Berdasarkan tabel 5.5 tersebut dapat dilihat, bahwa distribusi kategori tindakan dalam melakukan tindakan pemakaian sarung tangan oleh responden menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan Kompeten yaitu 25 orang (73,5%).

Dokumen terkait