• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Pencegahan yang Direkomendasikan–dalam urutan prioritasStudi Kasus :

Dalam dokumen SERIAL REKAYASA KESELAMATAN JALAN (Halaman 105-109)

LAPORAN BLACKSPOT

3. Tindakan Pencegahan yang Direkomendasikan–dalam urutan prioritasStudi Kasus :

Jembatan yang baru-baru ini diduplikasi memiliki empat lajur di setiap arah. Sebuah jalan penghubung keluar disisi keberangkatan jembatan yang baru dibangun untuk membawa dua lajur sebelah kiri ke dalam sebuah jalan penghubung. Akan tetapi, kedua lajur itu merupakan perangkap; tidak ada peringatan atau informasi tentang hal ini dan sebuah rambu arah yang lama dibiarkan pada posisi ketika jembatan lama masih dua arah. Ada kemungkinan rambu lama itu telah salah mengarahkan pengemudi/pengendara di jalur jalan baru.

Kecepatan di jalan arteri menjadi lebih tinggi pada malam hari (mungkin lebih dari 100 km/jam dijalan utama).

Berdasarkan informasi setempat dan catatan Polisi mengenai tabrakan beruntun yang makan korban yang terjadi belum lama ini, disimpulkan bahwa terjadi :

-

Tabrakan keluar jalan, terutama pada malam hari dan melibatkan mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi.

-

Tabrakan samping di jalan penghubung, melibatkan terutama mobil, sepeda motor, dan bus.

- Pasang CAM tambahan untuk setidaknya 50 m sekitar jalan penghubung keluar.

- Pasang rambu penunjuk arah diawal jembatan. Beri informasi yang jelas mengenai tujuan setiap lajur. - Ulangi rambu arah ini disisi kiri jalan dekat puncak jembatan.

- Pasang duplikasi rambu pembatasan kecepatan dengan jarak 500 m sebelum, di dalam, dan setelah jembatan. - Pasang garis tengah yang solid sepanjang jalan penghubung untuk mencegah kendaraan berubah lajur. - Diskusikan opsi untuk mengubah garis ganda pada jalan menuju jalan penghubung.

- Pasang tambahan lampu jalan dijalan penghubung untuk menyoroti lokasi ini pada malam hari. Sebuah tikungan di jalan arteri perkotaan

U Lokasi Rawan Kecelakaan Jalur Putaran Penghubung Sungai

Blackspot

Location

Loop

Lokasi Rawan Kecelakaan Jalur Putaran Penghubung

Jalan penghubung yang memiliki radius sangat kecil sangat berbahaya manakala pengemudi/pengendara salah memperhitungkannya pada kecepatan tinggi. Ada kebutuhan akan peringatan dini mengenai jalan penghubung itu, termasuk saran untuk membatasi kecepatan 30 km/jam.

Jarak pandang kedepan dari pengemudi/pengendara terhalang oleh puncak jembatan. Ini menghalangi pengemudi/pengendara untuk menyadari keberadaan jalan penghubung dan lajur jebakan di depan. Sementara pengemudi/pengendara mungkin tahu bahwa jalan itu memiliki empat lajur, mereka mungkin tidak menyadari bahwa lajur pertama dan kedua dipaksa untuk belok kiri.

Jembatan baru memiliki 4 lajur untuk lalu lintas yang menuju utara. Dua lajur kiri harus keluar melalui jalan penghubung yang sempit. Jalan penghubung ini telah menjadi lokasi banyak tabrakan gawat.

SESUDAH : Perbaikan mencakup dua pasang duplikasi rambu pembatasan kecepatan di jembatan, pemindahan rambu arah yang lama, pemasangan dua rambu arah dini baru untuk lalu lintas arah utara, dan delineasi yang lebih kuat dari jalan penghubung.

LAPORAN BLACKSPOT

1.Lokasi

2. Masalah Kecelakaan

3. Tindakan Pencegahan yang Direkomendasikan–dalam urutan prioritas Studi Kasus :

Persimpangan kecil ini merupakan perempatan disebuah kota kecil. Perempatan itu merupakan sebuah persimpangan antara sebuah jalan kecil dengan sebuah jalan nasional. Kedua jalan itu lurus dan rata. Kecepatan lalu lintas dijalan raya sangat tinggi, diperkirakan mencapai 80km/jam bila lalu lintas lancar. Persimpangan berada di daerah perkotaan; sisi jalan hampir sama sekali tak terlihat dari kedua pendekat jalan raya bangunan-bangunan, tidak ada penanda arah yang memadai, kurang rambu peringatan, marka garis yang tidak memadai, dan pengendali lalu lintas dipersimpangan. Selama jam sibuk, dua orang bertugas mengendalikan lalu lintas untuk membantu keluar lalu lintas dari jalan kecil.

Dari ahli teknik dan penduduk setempat diketahui bahwa telah banyak terjadi kecelakaan dipersimpangan ini, termasuk tabrakan sudut kanan, tabrakan pejalan kaki, dan beberapa tabrakan bagian belakang. Tabrakan yang paling serius terjadi malam hari, ketika jumlah kendaraan menurun dan kecepatan di jalan raya meningkat. Dalam tabrakan di perempatan, seorang ahli teknik perlu bertanya apakah tabrakan terjadi karena melampaui (pengemudi/pengendara tidak menyadari ada simpangan) atau restart (pengemudi membuat keputusan yang tidak tepat setelah melambat/berhenti). Dicurigai bahwa masalah utama disini adalah pengambilan celah yang kurang tepat. Sebagian besar pengemudi/pengendara akan menyadari simpangan itu, namun memilih celah yang aman menjadi sulit karena kecepatan dan jumah kendaraan di jalan raya.

Jangka pendek :

- Ciptakan sebuah zona batas kecepatan 60 km/jam sepanjang jalan raya melalui kampung/desa, minimal sepanjang 1.000 m, setelah membicarakannya dengan Polisi dan mencari dukungan mereka untuk pelaksanaan.

- Pasang rambu penunjuk arah yang baru 150 m di timur dan barat persimpangan di jalan raya. - Pasang rambu peringatan baru (perempatan) 50 m di timur dan barat simpangan.

- Berikan marka garis tengah sepanjang jalan raya.

- Berikan marka garis berhenti pada dua jalan kecil di persimpangan.

- Bekali petugas lalu lintas dengan rompi yang memantulkan cahaya dengan jarak pandang tinggi. Perintahkan mereka dalam pengendalian lalu lintas untuk persimpangan ini.

- Pasang sedikitnya satu lampu jalan disimpangan untuk menyoroti persimpangan saat gelap. Jangka panjang :

- Pasang rambu lalu lintas disimpang ini, untuk memastikan bahwa kedua jalan kecil cukup lebar untuk menampung dua lajur lalu lintas.

Satu-satunya rambu penunjuk arah di jalan raya (disetiap pendekat) tidak menarik perhatian. Garis tengah yang tegas berada di bagian timur pendekat namun hilang di persimpangan karena baru dilapisi (overlay). Persimpangan tidak terlihat di kedua pendekat dari jalan raya.

Sebuah jalan kecil terlalu sempit bagi lalu lintas dua arah. Dibutuhkan rambu-rambu lalu lintas untuk dapat bekerja secara benar. Oleh karena itu, pelebaran lokal akan perlu jika akan memasang rambu. Sementara itu, kedua jalan kecil membutuhkan garis dan rambu berhenti, dan sebuah lampu jalan untuk menyoroti persimpangan. Petugas lalu lintas harus mengenakan sebuah rompi keselamatan berjarak pandang tinggi untuk membuatnya lebih terlihat.

Tidak ada garis di pendekat bagian barat ke titik rawan kecelakaan akibat pekerjaan pelebaran baru-baru ini. Persimpangan tidak menarik perhatian bagi setiap arah jalan raya. Pejalan kaki tidak mendapat bantuan untuk menyeberangi jalan raya ini. Pelebaran jalan harus membangun garis tengah dan seperangkat rambu lalu lintas untuk membantu pemakai jalan.

4.2 Audit Keselamatan Jalan

4.2.1 Apakah audit keselamatan jalan itu?

4.2.2 Sasaran proses audit keselamatan jalan Audit keselamatan jalan merupakan pemeriksaan formal terhadap sebuah jalan atau calon jalan atau proyek lalu lintas dimana sebuah tim yang independen dan berijazah melaporkan potensi tabrakan dan kinerja keselamatan dari sebuah proyek” AUSTROADS (2009) Audit keselamatan jalan merupakan sebuah proses pencegahan kecelakaan – bertujuan untuk

mengidentifikasi masalah keselamatan dalam sebuah desain jalan sehingga perubahan dapat dilakukan sementara masih berupa garis pensil di selembar kertas ”atau sebuah“ klik mouse di komputer”. Dengan membuat perubahan ditahap desain keselamatan dapat dibangun dalam proyek jalan yang baru, dan risiko pengguna jalan pada masa depan dapat diminimalkan. Audit keselamatan jalan terbukti paling efektif bila dilaksanakan pada tahap perencanaan dan desain dari sebuah proyek jalan.

Audit keselamatan jalan mengikuti serangkaian proses. Proses itu membutuhkan satu tim auditor independen, tak seorangpun sebelumnya pernah memiliki

keterkaitan dengan desain. Secara ideal mereka harus berijazah rekayasa keselamatan jalan, namun professional lain juga dapat menambah masukan berharga untuk sebuah audit.

Dikatakan audit keselamatan jalan karena keselamatan jalan merupakan satu-satunya fokus. Hasil dari audit keselamatan jalan adalah sebuah laporan yang mengidentifikasi masalah keselamatan jalan dan membuat rekomendasi untuk menghilangkan /mengurangi dampaknya. Tanggung jawab untuk melaksanakan rekomendasi itu tetap pada Manajer Proyek.

Sasaran utama dari audit keselamatan jalan adalah menjamin keselamatan tingkat tinggi bagi semua proyek jalan baru mulai dari hari pertama; ini berarti keselamatan diberikan perhatian seksama diseluruh tahap desain dan konstruksi proyek.

Ada bebarapa sasaran untuk audit keselamatan jalan, termasuk :

-

Mengurangi biaya seumur hidup dari skema (desain tidak aman dapat menjadi mahal untuk diperbaiki setelah dibangun)

-

Meminimalkan risiko tabrakan dijaringan jalan yang berdekatan, (terutama dalam kemacetan) dan di skema jalan baru.

-

Meningkatkan perlunya rekayasa keselamatan jalan dipekerjaan desain jalan raya.

-

Meningkatkan keselamatan semua pengguna jalan di skema yang ada dan yang baru.

Audit keselamatan jalan bukan hanya sebuah “pemeriksaan ”bahwa standar” sudah dipenuhi. Audit lebih merupakan penaksiran tentang bagaimana pengguna jalan pada masa depan akan menggunakan jalan itu, dan apakah mereka mungkin memiliki beberapa masalah keselamatan pada jalan baru. Tim audit harus menempatkan diri mereka dalam kacamata.

Pengguna jalan pada masa depan dan memeriksa bagaimana jalan befungsi bagi mereka. Audit

keselamatan jalan merupakan proses yang penting dan terstruktur yang membutuhkan pemeriksaan terperinci terhadap sebuah skema jalan, sebuah laporan tertulis dari tim audit, dan tanggapan balik oleh manajer proyek yang menyatakan mengapa tindakan yang direkomendasikan telah/tidak dipakai.

Audit keselamatan jalan paling efektif bila dilaksanakan ditahap desain dan perencanaan dari sebuah proyek jalan baru. Dengan demikian pada dasarnya audit keselamatan jalan sangat berbeda dengan investigasi blackspot. Investigasi blackspot berdasarkan pada data kecelakaan. Data ini memberikan sebuah pandangan mengenai detail kecelakaan di lokasi dan, dengan tim penyelidik yang berpengalaman, tindakan pencegahan kecelakaan yang biayanya murah dapat dikembangkan dan

dilaksanakan.

Audit keselamatan jalan biasanya dilakukan sebelum jalan dibangun. Oleh karena itu tidak ada data kecelakaan. Namun, tim audit menggunakan keahlian dan pengetahuan teknik yang sama dengan tim investigasi blackspot namun menerapkannya dalam cara proaktif. Mereka berusaha untuk mengantisipasi jenis tabrakan yang mungkin terjadi di jalan baru apabila jalan itu dibangun sebagaimana yang ditunjukkan oleh desainnya.

Tim audit harus menempatkan diri

Dalam dokumen SERIAL REKAYASA KESELAMATAN JALAN (Halaman 105-109)