• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribusi frekuensi tindakan responden mengenai penggunaan gadget terhadap keluhan kelelahan mata dapat dilihat pada tabel 4.26.

Tabel 4.26 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tindakan mengenai penggunaan gadget terhadap keluhan kelelahan mata.

No. Pernyataan Tindakan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah setiap menggunakan

gadget mata anda merasa lelah 72 80,9 17 19,1 89 100

2. Apakah posisi mata anda dengan layar gadget sejajar saat

menggunakan gadget 73 82,0 16 18,0 89 100 3. Jika mata anda merasa lelah pada

saat menggunakan gadget, apakah

gadget tetap digunakan 62 69,7 27 30,3 89 100

4. Apakah mata anda selalu merasa perih saat lama menggunakan

gadget 74 83,1 15 16,9 89 100

5. Apakah anda sering

mengistirahatkan mata anda ketika mata anda lelah akibat

lama di depan layar gadget 81 91,0 8 9,0 89 100 6. Apakah anda pada saat

menggunakan gadget jarak mata anda dengan layar gadget selalu

mencapai 50-70 cm 60 67,4 29 32,6 89 100

7. Setiap menggunakan gadget, apakah mata selalu merasakan

8. Apakah setiap 20 menit pemakaian gadget anda mengistirahatkan mata anda selama 20 detik untuk melihat

objek yang jauh 60 67,4 29 32,6 89 100

9. Apakah anda suka menyipitkan mata anda ketika melihat objek yang jauh setelah menggunakan

gadget 49 55,1 40 44,9 89 100

10. Ketika anda merasa ada keluhan pada mata akibat menggunakan gadget, apakah anda memeriksakan

mata anda ke dokter mata 57 64,0 32 36,0 89 100 11. Apakah anda sering mengalami

insomnia ketika menggunakan

gadget pada malam hari 48 53,9 41 46,1 89 100

12. Apakah anda sering mengalami nomophobia (kecemasan) pada

saat jauh dari gadget 51 57,3 38 42,7 89 100 13. Apakah anda menggunakan

gadget berkisar antara 1-4 jam

perhari 44 49,4 45 50,6 89 100

14. Apakah anda sering mengalami mudah bosan ketika tidak

menggunakan gadget 67 75,3 22 24,7 89 100 15. Jika mata anda lelah akibat

menggunakan gadget, apakah anda merasakan sakit kepala

dan penglihatan kabur 66 74,2 23 25,8 89 100 Berdasarkan tabel 4.26 di atas dapat dilihat bahwa tindakan pencegahan berupa setiap menggunakan gadget mata anda merasa lelah yaitu sebanyak 72 orang (80,9%) menjawab ya dan 17 orang (19,1%) menjawab tidak.

Selanjutnya, tindakan pencegahan mengenai posisi mata anda dengan layar gadget sejajar saat menggunakan gadget sebanyak 73 orang (82,0%) menjawab ya dan 16 orang (18,0%) menjawab tidak.

Sebanyak 62 orang (69,7%) tetap menggunakan gadget apabila mata sudah merasa lelah dan selebihnya sebanyak 27 orang (30,3%) tidak menggunakan gadget apabila mata sudah merasa lelah.

Tindakan pencegahan mengenai mata selalu perih saat lama menggunakan gadget sebanyak 74 orang (83,1%) menjawab ya dan 15 orang (16,9%) menjawab tidak.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 81 orang (91,0%) sering mengistirahatkan mata mereka ketika mata mereka lelah akibat lama di depan layar gadget, sedangkan 8 orang (9,0%) tidak melakukannya.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 60 orang (67,4%) menggunakan gadget dengan jarak mencapai 50-70cm , sedangkan 29 orang (32,6%) menyatakan tidak melakukannya.

Sebanyak 63 orang (70,8%) merasakan ada keluhan setiap menggunakan gadget dan sisanya 26 orang (29,2%) menjawab tidak pernah merasakan ada keluhan.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 60 orang (67,4%) akan mengistirahatkan mata mereka setiap menggunakan gadget 20 menit selama 20 detik untuk melihat objek yang jauh, sedangkan 29 orang (32,6%) tidak melakukannya.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 49 orang (55,1%) suka menyipitkan mata ketika melihat objek yang jauh setelah menggunakan gadget, sedangkan 40 orang (44,9%) tidak melakukannya.

Tindakan pencegahan berupa ketika merasa ada keluhan pada mata, apakah anda akan memeriksakan mata anda ke dokter mata sebanyak 57 orang (64,0%) menjawab ya dan selebihnya 32 orang (36,0%) menjawab tidak.

Sebanyak 48 orang (53,9%) responden sering mengalami insomnia ketika menggunakan gadget pada malam hari, sedangkan sisanya sebanyak 41 orang (46,1%) menjawab tidak

Sebanyak 51 orang (57,3%) responden sering mengalami nomophobia (kecemasan) pada saat jauh dari gadget, sedangkan sisanya sebanyak 38 orang (42,7%) menjawab tidak.

Tindakan pencegahan berupa penggunaan gadget berkisar antara 1-4 jam perhari sebanyak 44 orang (49,4%) menjawab ya dan selebihnya 45 orang (50,6%) menjawab tidak.

Sebanyak 67 orang (75,3%) responden yang mengalami mudah bosan ketika tidak menggunakan gadget, sedangkan sisanya sebanyak 22 orang (24,7%) menjawab tidak.

Tindakan pencegahan yang terakhir sebanyak 66 orang (74,2%) merasakan sakit kepala dan penglihatan kabur akibat menggunakan gadget, sedangkan 23 orang (25,8%) mengatakan tidak.

Tabel 4.27 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori tindakan di S MA Negeri 6 Medan tahun 2015.

Kategori Tindakan Jumlah Persentase (%)

Baik 25 28,1

Sedang 54 60,7

Kurang 10 11,2

Berdasarkan tabel 4.27 di atas dapat dilihat bahwa tindakan responden mengenai penggunaan gadget terhadap keluhan kelelahan mata bervariasi yaitu kategori baik sebanyak 25 orang (28,1%), kategori sedang sebanyak 54 orang (60,7%) dan kategori kurang sebanyak 10 orang (11,2%).

BAB V PEMBAHAS AN 5.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang telah diberi skor dan dianalisis secara kuantitatif yang bersifat deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa umur responden bervariasi yaitu antara 14 tahun sampai 17 tahun. Jumlah responden yang paling banyak berada pada umur 15 tahun yaitu sebanyak 32 orang (36,0%), sedangkan yang paling sedikit berada pada usia 14 tahun yaitu sebanyak 14 orang (14,7%). Hal ini berhubungan karena pada tingkat sekolah menengah atas/ sederajat usia siswanya biasanya berada pada kisaran umur 14-19 tahun dimana menurut M onks (2001) umur tersebut tergolong dalam usia remaja.

Berdasarkan tabel 4.2 untuk distribusi berdasarkan jenis kelamin, tidak terdapat perbedaan jumlah yang signifikan. Jumlah responden laki-laki pada penelitian ini sebanyak 49 orang (55,1%), sedangkan responden perempuan sebanyak 40 orang (44,9%).

Untuk distribusi responden berdasarkan kelas pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kelas responden yaitu kelas X, XI, dan XII dengan jumlah yang paling banyak dari tiap masing-masing kelas sebanyak 5 orang (5,6%), dan yang paling sedikit sebanyak 4 orang (4,5%).

5.2 Sumber Informasi Responden

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kurangnya tindakan orang tua terhadap anak mereka untuk membawa ke dokter mata ketika anak mengalami keluhan kelelahan mata yaitu sebanyak 44 orang (49,4%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Permana (2012), orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Orang tua juga sangat berpengaruh terhadap penggunaan gadget bagi remaja pada saat berada dirumah, karena orang tua dapat mengawasi anak-anak meraka ketika berada dirumah.

M edia cetak atau elektronik adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. M edia cetak atau elektronik juga dapat menambah pengetahuan dari komunikator kepada khalayak ramai (Susilana, R. 2010).

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kurangnya kebiasaan responden untuk mencari informasi yang berkaitan dengan kesehatan mata di media cetak atau elektronik yaitu sebanyak 55 orang (61,8%). M enurut mereka beberapa informasi yang ada di media cetak atau elektronik memang membantu dan akurat, sementara sebagian lagi salah dan sama sekali tidak masuk akal, kemudian menurut mereka informasi yang ada berbeda antara teori dengan praktiknya.

Teman adalah hubungan yang melibatkan perhatian yang diberikan oleh seseorang yang bisa kita jumpai disaat tertentu atau tidak selamanya kita jumpai. M encari teman itu mudah, kita cuma menemui orang yang tidak kita kenal lalu

mengajaknya berkenalan, ketika sudah kenal lalu ia sudah bisa kita anggap sebagai teman (Kun, F. 2010).

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 84 orang (94,4%) teman yang tidak mengajak kamu untuk mengikuti seminar mengenai bahaya gadget terhadap keluhan kelelahan mata, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian dari pihak dinas kesehatan mengenai kesehatan mata. Alasan mereka juga mengatakan bahwa jarang diadakannya kegiatan seminar mengenai penggunaan gadget terhadap keluhan kelelahan mata, dan mereka juga mengatakan padahal kesehatan mata itu sangat perlu dan pengguna gadget sekarang juga semakin meningkat dari kalangan anak-anak sampai dewasa.

Teman juga sangat banyak pengaruhnya terhadap penggunaan gadget mengenai keluhan kelelahan mata, karena sebagai remaja banyak menghabiskan waktu berada diluar rumah dan menghabiskan waktu dengan teman-teman mereka. M enurut salah satu responden, mereka lebih suka bercerita dengan teman mereka menggunakan gadget ketika berada didalam rumah dibanding bercerita atau meluangkan waktu dengan keluarga mereka, hal ini dikarenakan mereka merasa lebih leluasa ketika menyampaikan segala sesuatu dengan teman mereka dibanding dengan keluarga atau orang tua mereka.

5.3 Pengetahuan Remaja Mengenai Penggunaan Gadget Terhadap Keluhan

Dokumen terkait