• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEOR

G. Teknik Analisis Data

4. Tingkat Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan faktor utama yang menentukan seseorang memilih mendatangi lokasi fasilitas kesehatan. Secara umum ada dua pengertian aksesibilitas. Pertama, aksesibilitas adalah kemudahan melakukan pergerakan dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Kemudahan dipengaruhi oleh jarak, jaringan jalan dan angkutan umum. Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan cara menjumlahkan skor ketiga unsur tersebut. Cara ini merupakan modifikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakuakan Erni (2010 : 30 – 44). Kedua, aksesibilitas adalah unsur daya tarik yang terdapat di suatu sub wilayah dan kemudian mencapai sub wilayah tersebut. Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan cara membagi daya tarik (jumlah skor fasilitas kesehatan) dengan skor unsur kemudahan mencapai sub wilayah tersebut. Cara ini mengacu pada aksesibilitas menurut Tarigan (2009 : 166). Dalam penelitian ini untuk kendaraan hanya ditujukan dengan kendaraan umum, untuk kendaraan pribadi tidak diperhitungkan.

Kedua cara tersebut agak berbeda, namun keduanya akan digunakan dalam penelitian ini. Cara pertama digunakan untuk mengetahui aksesibilitas suatu desa menuju fasilitas kesehatan. Dari analisis ini akan diketahui jangkauan pelayanan fasilitas kesehatan. Cara kedua digunakan untuk menganalisis aksesibilitas per kecamatan.

commit to user

a. Aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan

Aksesibilitas dalam penelitian ini adalah kemudahan menuju lokasi fasilitas kesehatan. Satuan analisisnya adalah desa. Hasilnya mengetahui tingkat kemudahan suatu desa menuju lokasi fasilitas kesehatan. Kemudahan menuju fasilitas kesehatan dipengaruhi oleh jarak, jalan dan angkutan umum. Penentuan skor jarak berbeda antara Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

sesuai dengan ketentuan Muta’ali (2007 : 17).

Semakin dekat jarak suatu desa dengan lokasi fasilitas kesehatan, semakin tinggi skornya. Penentuan skor jarak untuk Puskesmas Pembantu disamakan dengan Puskesmas dengan pertimbangan wilayah kerjanya sama yaitu tingkat kecamatan.

Perhitungan jarak menggunakan Peta Rupabumi, sedangkan menggolongkan angkutan umum berdasarkan pada peta rupabumi, sedangkan penggolongan angkutan umum berdasarkan pada data Biro Pusat Statistik (BPS) dan pengamatan lapangan. Pedoman skor dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Pedoman Skor Aksesibilitas Menuju Fasilitas kesehatan

No. Indikator Kriteria Skor

1 Jarak Puskesmas Pembantu > 4.5 km 1 3,1 - 4,5 km 2 1.51 - 3 km 3 < 1.5 km 4 Puskesmas > 9 km 1 6,1 - 9 km 2 3,1 - 6 km 3 < 3 km 4

2 Jenis jalan menuju fasilitas kesehatan

Lingkungan 1

Lokal 2

Kolektor 3 Arteri 4

3 Angkutan umum menuju fasilitas kesehatan

Ojek 1

Angkudes 2 Minibus 3

Bus 4

Sumber : Erni dalam Analisis Spasial Sarana Kesehatan Eks Kawedanan Gombong Kabupaten Kebumen Tahun 2010

commit to user

Berdasarkan tiga parameter di atas ditentukan kelas aksesibilitasnya dengan cara menjumlahkan skor hasil pengamatan lapangan dari masing- masing parameter. Untuk memudahkan klasifikasi, aksesibilitas dibagi menjadi 3 kelas dengan cara interval. Rumus yang dipakai adalah I = R/K, dimana I = Interval Kelas R= Jumlah Skor tertinggi - skor terendah, K = Jumlah kelas. Interval kelas adalah I = (12-3)/3 = 3

Tabel 8. Jumlah Skor dan Kelas Aksesibilitas Menuju Fasilitas kesehatan

No Jumlah Skor Unsur Aksesibilitas Kelas Aksesebilitas

1 3 - 5 Sulit terjangkau

2 6 - 8 Cukup terjangkau

3 9 - 12 Mudah terjangkau

Sumber : Analisis Pengkelasan Aksesibilitas di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011

b. Aksesibilitas per Kecamatan

Aksesibilitas merupakan unsur daya tarik yang terdapat di suatu sub wilayah dan kemudahan mencapai sub wilayah tersebut. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sub wilayah adalah kecamatan. Yang menjadi unsur daya tarik kecamatan adalah jumlah fasilitas kesehatan di kecamatan tersebut, sedangkan kemudahan mencapai kecamatan akan ditinjau dari segi jarak, jalan dan angkutan umum. Untuk menilai tingkat aksesibilitas perlu dilakukan skoring.

1) Pedoman Penilaian Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Adapun tingkat dan kualitas masing-masing sarana kesehatan berbeda-beda sehingga harus dilakuakn skoring terlebih dahulu. Skoring dilakuakan berdasarkan pada tingkat wilayah kerja masing-masing sarana kesehatan, yaitu:

a) Tingkat desa/kelurahan : Puskesmas Pembantu

b) Tingkat kecamatan : Puskesmas

Setelah diketahui wilayah kerja masing-masing sarana kesehatan maka langkah selanjutnya adalah menentukan skor dengan cara membagi jumlah jumlah satuan wilayah kerja terkecil yaitu desa/kelurahan yang

commit to user

berjumlah 166 dengan jumlah masing-masing sarana kesehatan per satuan wilayah kerja. Skor dalam penilaian sarana kesehatan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 9. Pedoman Skoring Sarana Kesehatan Wilayah Kerja (1) Sarana Kesehatan (2) Jumlah Sarana Kesehatan (3) Skor

Desa/ Kelurahan Puskesmas Pembantu 55 3.02

Kecamatan Puskesmas 12 13.83

Kabupaten Rumah Sakit 8 20.75

Sumber : Analisis Data Sekunder Aksesibilitas di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011

2) Pedoman Penilaian Kemudahan Mencapai Kecamatan

Mengukur kemudahan mencapai kecamatan dalam penelitian ini menggunakan faktor jarak, jenis jalan dan transportasi umum. Untuk mengetahui jarak dengan menggunakan peta, yatu dengan mencari lokasi kantor kecamatan dan kemudian dihubungkan dengan kantor kecamatan yang lainnya. Jarak yang digunakan merupakan jalan yang dilalui oleh transportasi umum. Kelas jarak diketahui dengan cara mengurangi jarak terpanjang dengan jarak terpendek kemudian dibagi ke dalam kelas interval. Angkutan umum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bus, minibus, angkutan dan ojek.

Tabel 10. Kriteria Penilaian Unsur-Unsur Aksesibilitas

No Unsur-Unsur Aksesibilitas Skor

1 Jarak antar kecamatan

>24,1 km 4 16,1 – 24 km 3 8 – 16 km 2 < 8 km 1 2 Jalan Jalan lain 4 Jalan Lokal 3 Jalan Kolektor 2 Jalan Arteri 1 3 Transportasi Umum Ojek 4 Angkudes 3 Minibus 2 Bus 1

Sumber: Erni dalam Analisis Spasial Sarana Kesehatan Eks Kawedanan Gombong Kabupaten Kebumen Tahun 2010

commit to user

Perhitungan indeks aksesibilitas menggunakan rumus aksesibilitas yang dikemukakan oleh Hansen dalam Tarigan (2009 : 166), yang kemudian dikembangkan menjadi rumus baru sebagai berikut:

Indeks yang diperoleh pada rumus tersebut adalah daya tarik suatu sub wilayah (kecamatan) j ditinjau dari sub wilayah (kecamatan) 1. Apabila daya tarik sub wilayah (kecamatan) j ditinjau dari seluruh wilayah diperhitungkan atau digabungkan maka rumusnya akan menjadi :

Keterangan :

𝐴𝑖𝑗 = Accesibility Index daerah i terhadap j

Ai = Accesibility Index

Penggunaan rumus di atas dapat diketahui aksesibilitas tiap kecamatan. Aksesibilitas kecamatan diurutkan dari tertinggi ke aksesibilitas terendah, kemudian dibagi ke dalam kelas interval yang sama. Klasifikasi baru dapat dilakukan setelah indeks aksesibilitasnya diketahui.

Setelah mengetahui tingkat aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan ditinjau dari desa menuju lokasi fasilitas kesehatan per kecamatan dan aksesibilatas per kecamatan maka dengan demikian peta yang akan dihasilkan dalam meneliti aksesibilitas ini adalah Peta Aksesibilitas Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011, Peta Aksesibilitas Puskesmas Pembantu di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 dan Peta Aksesibilitas per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011. Adapun skala yang digunakan dalam peta tersebut adalah 1 : 120.000.

Peta hasil untuk aksesibilitas fasilitas kesehatan disini menggunakan peta kerja dengan skala 1:20.000. Peta kerja ini digunakan untuk mempermudah perhitungan jarak yang merupakan salah satu faktor dari aksesibilitas.

𝐴

𝑖𝑗

=

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™(𝑑𝑖𝑗+π‘†π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘Žπ‘—π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›+π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘’π‘‘π‘Žπ‘›πΎπ‘’π‘ π‘’β„Žπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘›π‘’π‘šπ‘’π‘šπ·π‘Žπ‘’π‘Ÿπ‘Ž β„Ž) 𝑏𝑗

𝐴𝑖 = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™π‘†π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘ŽπΎπ‘’π‘ π‘’β„Žπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘›π·π‘Žπ‘’π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘— 𝐴𝑖𝑗+π‘—π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›+π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘’π‘šπ‘’π‘š 𝑏 𝑖

commit to user

Pemberian simbol pada peta untuk membedakan antara tingkat aksesibilitas yang rendah, cukup dan baik adalah :

Tabel 11. Simbol Tingkat Aksesibilitas Fasilitas Kesehatan

No Fasilitas Kesehatan Tingkat Aksesibilitas Simbol

1 Puskesmas Sulit Terjangkau Cukup Mudah Terjangkau 2 Puskesmas Pembantu Sulit Terjangkau Cukup Mudah Terjangkau Sumber : Analisis Data Primer

Dokumen terkait