• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Tingkat Suku Bunga

2.6.1 Pengertian Suku Bunga

Bunga bank dapat dikatakan sebagai balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga dapat juga dikatakan sebagai biaya yang dikeluarkan sebagai balas jasa karena telah menggunakan uang orang lain. Namun dalam dunia perbankan, suku bunga dapat dikatakan sebagai harga yang harus dikeluarkan oleh bank kepada nasabah yang menyimpan dana (yang memiliki simpanan).

2.6.2 Jenis-Jenis Suku Bunga

Ada berbagai jenis suku bunga yang dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu:

1. Suku Bunga Dasar (Bank Rate)

Suku bunga dasar adalah tingkat suku bunga yang ditentukan oleh bank sentral atas kredit yang diberikan oleh perbankan, dan tingkat suku bunga yang ditetapkan bank sentral untuk mendiskonto surat-surat berharga yang ditarik atau

diambil oleh bank sentral. Pasar perhitungan tingkat suku bunga ini juga dipakai oleh bank komersial untuk menghitung suku bunga kredit yang dikenakan kepada nasabahnya.

2. Suku Bunga Efektif (Effective Rate)

Suku bunga efektif adalah tingkat suku bunga yang dibayar atas harga beli suatu obligasi (bond). Semakin rendah harga pembelian obligasi dengan tingkat bunga nominal tertentu, maka semakin tinggi tingkat bunga efektifnya, dan sebaliknya. Jadi ada hubungan terbalik antara harga yang dibayarkan untuk obligasi dengan tingkat bunga efektifnya.

3. Suku Bunga Nominal (Nominal Rate)

Suku bunga nominal adalah tingkat suku bunga yang dibayarkan tanpa dilakukan penyesuaian terhadap akibat-akibat inflasi.

4. Suku Bunga Padanan (Equivalent Rate)

Suku bunga padanan adalah suku bunga yang besarnya dihitung setiap hari (bunga harian), setiap bulan (bunga bulanan), dan setiap tahun (bunga tahunan) untuk sejumlah pembayaran atau investasi selama jangka waktu tertentu, yang apabila secara anuitas akan memberikan penghasilan bunga dalam jumlah yang sama.

Berdasarkan kegiatan bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat maka suku bunga dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:

Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atas balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank yang merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contohnya: giro, bunga tabungan, bunga deposito.

b. Suku Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman adalah biaya atau harga yang harus dibayar oleh nasabah (peminjam) kepada bank atas dana yang diberikan kepadanya. Contoh: bunga kredit.

2.6.3 Teori Suku Bunga 2.6.3.1 Teori Klasik

Menurut teori klasik, bunga adalah harga dari penggunaan Loanable Funds

atau merupakan nilai balas jasa modal dalam suatu waktu, ada anggota masyarakat yang menerima pendapatan melebihi apa yang mereka perlukan untuk konsumsinya selama periode tersebut, mereka adalah kelompok penabung, bersama-sama jumlah seluruh tabungan mereka membentuk supply atau demand akan loanable funds. Di lain pihak, dalam periode yang sama ada anggota masyarakat yang membutuhkan, mungkin mereka ingin mengkonsumsi lebih dari pendapatan yang diterima selama periode tersebut. Dengan kata lain, mereka digolongkan pengusaha yang membutuhkan dana untuk operasi atau perluasan usahanya.

Demikian para penabung dan investor ini akan bertemu di pasar Loanable Funds dan dari proses tawar menawar antara mereka akhirnya akan dihasilkan tingkat bunga kesepakatan/ keseimbangan.

2.6.3.2. Teori Keynes

Menurut Keynes tingkat bunga merupakan fenomena moneter yang artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang. Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP) sepanjang uang itu mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi.

Ada tiga motif mengapa orang menghendaki untuk memegang uang tunai, dimana ketiga motif inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan akan uang yang disebut dengan Liquidity Preference.

a. Motif Transaksi (Transaction Motive)

Keynes mengemukakan bahwa alasan masyarakat memegang uang tunai adalah untuk keperluan sehari-hari, seperti: konsumsi, membiayai pembayaran- pembayaran atau kewajiban-kewajiban tertentu. Besar kecilnya keinginan meminta uang guna pemuasan motif transaksi ini berhubungan erat dengan besarnya keuntungan yang diharapkan dari tingkat bunga.

b. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)

Setiap orang menyimpan uang untuk dipergunakan dalam keperluan yang mendadak misalnya untuk keperluan persediaan biaya sakit. Bagi sebuah perusahaan

persediaan kas yang ditahan atas dasar motif ini ditujukan untuk menjaga apabila persediaan perusahaan menderita kerugian.

c. Motif Spekulasi (Speculative Motive)

Sesuai dengan namanya, motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk tujuan memperoleh keuntungan, yang bisa diperoleh dari seandainya pemegang uang tersebut meramal apa yang terjadi dengan betul. Teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan uang untuk tujuan spekulasi.

Permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan apabila tingkat bunga tinggi maka permintaan kecil. Orang perlu memegang uang tunai dan karena kegiatan spekulasi tersebut bisa mendapatkan keuntungan maka orang akan bersedia membayar harga tertentu untuk memegang uang tunai.

Permintaan akan uang menurut Keynes disebut dengan Liquidity Preperence

(permintaan uang) tergantung dari tingkat bunga. Sumbu horizontal mengukur jumlah dan permintaan uang dengan sumbu vertikal untuk tingkat bunga.

Permintaan akan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat bunga. Keynes mengatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang normal. Jika mereka memegang surat berharga di waktu suku bunga naik, maka harganya akan turun dan mereka akan menderita kerugian (capital loss). Mereka akan menghindari kerugian ini dengan mengurangi surat berharga yang dipegangnya, dengan sendirinya menambah uang kas yang dipegang pada waktu tingkat bunga naik.

Hubungan permintaan negatif dengan tingkat bunga juga berkaitan dengan ongkos memegang uang kas (Opportunity Cost of Holding Money). Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos memegang uang kas (dalam bentuk tingkat bunga yang tidak diperoleh karena kekayaan diwujudkan dalam bentuk uang kas), sehingga keinginan memegang uang kas juga turun. Sebaliknya jika tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah sehingga permintaan akan uang kas juga naik.

2.6.3.3. Teori Paritas Tingkat Bunga

Teori paritas tingkat bunga adalah salah satu teori yang paling penting mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas, yaitu apabila penduduk masing-masing negara bebas memperjual-belikan devisa. Teori ini pada pokoknya mengatakan bahwa dalam sistem devisa bebas tingkat bunga di negara yang satu akan cenderung sama dengan tingkat bunga di negara lain, setelah diperhitungkan perkiraan mengenai laju depresiasi mata uang negara yang satu dengan yang lain.

Secara aljabar:

Rn = Rf + E*

Rn = tingkat bunga (nominal) di dalam negeri Rf = tingkat bunga (nominal) di luar negeri

E* = laju depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang diperkirakan akan terjadi.

Dalam analisis diasumsikan bahwa tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil, sama dengan dunia, tingkat bunga Rn = 1. Namun demikian karena beberapa alasan tingkat bunga berbeda di seluruh dunia. Ketika diasumsikan tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil ditentukan oleh tingkat bunga dunia sedang diterapkan hukum satu harga. Jika tingkat suku bunga domestik berada di atas tingkat bunga dunia, masyarakat dari luar negeri akan memberikan pinjaman pada negara itu yang membuat tingkat bunga domestik turun. Jika bunga domestik berada di bawah tingkat bunga dunia, penduduk domestik akan memberikan pinjaman ke luar negeri untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi, yang mendorong tingkat bunga domestik naik. Akhirnya tingkat bunga domestik akan sama dengan tingkat bunga dunia. Dalam prakteknya ada biaya transaksi untuk memudahkan dana dari luar dan dalam negeri. Oleh sebab itu teori paritas tingkat bunga ini lebih tepat jika berbunyi:

bahwa tingkat bunga antara dua negara cenderung sama, setelah dikoreksi dengan laju depresiasi yang diperkirakan dari mata uang yang satu terhadap yang lain dan biaya transaksi. Dalam sistem devisa bebas biaya transaksi itu rendah, tetapi dalam sistem devisa yang kurang bebas biaya transaksi tersebut bisa tinggi. Oleh karena itu dalam sistem devisa yang tidak bebas ada kemungkinan tingkat bunga dalam negeri sangat berbeda dengan tingkat bunga di luar negeri, meskipun telah dikoreksi dengan laju depresiasi yang diperkirakan.

2.6.4 Tingkat Suku Bunga Keseimbangan

Tingkat suku bunga keseimbangan adalah titik dimana jumlah uang yang diminta sama dengan jumlah uang yang ditawarkan. Gambar di bawah ini menjelaskan tentang kurva penawaran uang vertikal dan kurva permintaan uang yang melengkung ke bawah. Hanya pada tingkat suku bunga r* jumlah uang beredar (penawaran uang) sama dengan jumlah uang yang diminta. Untuk memahami mengapa r* adalah keseimbangan maka perlu disesuaikan apakah yang terjadi jika tingkat suku bunga bukan r*.

Tingkat bunga Kelebihan Penawaran r1 uang Titik keseimbangan r* r2 Kelebihan permintaan uang Md 0 M1 d Ms M2 d Gambar 2.1

Pada r1, jumlah uang yang diminta adalah M1d

dan jumlah uang yang ditawarkan melebihi jumlah uang yang diminta. Artinya ada lebih banyak uang beredar dibandingkan yang ingin dipegang oleh rumah tangga dan perusahaan.

Pada r1 perusahaan dan rumah tangga akan berusaha mengurangi uang yang mereka

pegang dengan membeli obligasi untuk mendapatkan tingkat suku bunga yang tinggi. Jika tingkat suku bunga pada awalnya cukup tinggi sehingga menciptakan penawaran uang yang berlebih, tingkat suku bunga langsung jatuh sehingga dapat mencegah orang-orang yang ingin mengeluarkan uangnya untuk mendapatkan obligasi.

Sedangkan pada r2, jumlah uang yang diminta (M2 d

) melebihi penawaran uang yang sekarang beredar, dimana perusahaan dan rumah tangga tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan transaksi. Jika tingkat suku bunga pada awalnya cukup rendah maka akan mengakibatkan permintaan uang yang berlebih sehingga tingkat suku bunga akan naik.

Tingkat bunga

Tingkat suku Kelebihan Bunga Keseim- penawaran uang bangan di M0s di M1s

14%

Tingkat suku bunga keseimbangan di M1s 7% Md 0 M0s M1s Uang (M) Gambar 2.2

Dampak Kenaikan Penawaran Uang Terhadap Tingkat Suku Bunga

Pada tingkat suku bunga 14% ada penawaran uang yang berlebihan dan kelebihan itu langsung menekan tingkat suku bunga ke bawah, karena rumah tangga dan perusahaan berupaya membeli obligasi untuk mendapatkan tingkat suku bunga yang tinggi. Maka ketika itu terjadi, tingkat suku bunga turun dan penurunannya berlanjut hingga mencapai tingkat keseimbangan yang baru yaitu sebesar 7%.

Maka pada titik itu, M1s

= Md

2.6.5 Suku Bunga Deposito Berjangka

Deposito berjangka (time deposito) merupakan simpanan dimana penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Di Indonesia deposito berjangka dapat disimpan dalam bentuk Rupiah atau Dollar AS. Tabungan deposito berjangka memiliki jangka waktu penarikan dalam 1, 3, 12, dan 24 bulan.

Deposito berjangka merupakan sumber dana terbesar bagi perbankan. Bank cenderung mengumpulkan dana yang berasal dari deposito berjangka, karena penarikan untuk jenis tabungan ini mudah diprediksi.

Upaya yang dilakukan untuk menarik minat nasabah untuk menanamkan dananya dalam bentuk deposito berjangka, ada beberapa kebijakan yang dilakukan oleh perbankan. Kebijakan ini meliputi :

1. Menawarkan bunga yang sangat menarik bagi tabungan deposito berjangka. 2. Memberikan kemudahan-kemudahan perpajakan bagi pemegang deposito

berjangka.

3. Mempromosikan deposito berjangka di daerah pedesaan, sehingga menarik orang-orang yang biasanya menyimpan kekayaannya dalam bentuk ternak, tanah, emas, dan sebagainya.

4. Mengendalikan inflasi serendah mungkin, sehingga opportunity cost bagi pemegang deposito berjangka adalah minimal.

Diberlakukannya kebijakan 1 Juni 1983, yang antara lain menghapus pagu kredit kepada semua bank, terutama memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap bank-bank yang ada, terutama bagi bank-bank pemerintah. Bank-bank pemerintah diperkenankan menentukan tingkat suku bunga deposito berjangka banknya sendiri. Kebijakan ini telah memicu perkembangan jumlah deposito berjangka yang dihimpun oleh bank-bank umum.

Dokumen terkait