• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.4 Kinerja Rumah Sakit Pada Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan

4.4.3 Tingkat Kepuasan Karyawan

Tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk mengukur seberapa jauh karyawan merasa puas terhadap perusahaan. Pengukurannya dengan menggunakan survey kepuasan karyawan pada RSUD Tugurejo Semarang yang dilakukan dengan membagikan kuesioner pada 85 responden.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh gambaran bahwa indeks kepuasan karyawan adalah sebesar 68% hal ini berarti RSUD Tugurejo Semarang mampu memberikan timbal balik kepada karyawan dengan baik, dengan demikian kemampuan rumah sakit dalam menyikapi kepuasan karayawan pada dimensi keterlibatan dalam pengambilan keputusan, pengakuan, akses untuk memperoleh informasi, dorongan kreatif dan inovatif serta dukungan dari atasan baik pula, dari kelima aspek tersebut rumah sakit lebih memprioritaskan pada dimensi kondisi tempat kerja, lebih jelasnya dapat dilihat dari penjelasan berikut.

a. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan

Analisis terhadap nilai butir-butir soal dimensi keterlibatan dalam pengambilan keputusan menggambarkan bahwa aspek keterlibatan dalam pengambilan keputusan dapat menentukan tingkat kepuasan karyawan, dimana pendapat responden terlihat pada gambar 4.6 berikut

Gambar 4.6 frekuensi responden terhadap pengambilan keputusan Sumber: data primer yang diolah, 2011

Gambar 4.6 menunjukkan respon karyawan pada indikator kepuasan karyawan pada dimensi keterlibatan dalam pengambilan keputusan skor terendah sebesar 5,88% atau sebesar 10 orang sangat puas, dan skor tertinggi sebanyak 47,06% atau 80 orang menyatakan cukup puas. Secara keseluruhan tingkat kepuasan karyawan terhadap pengambilan keputusan sebesar 68,7% termasuk dalam kategori cukup puas, hal ini menunjukkan bahwa respon karyawan RSUD Tugurejo Semarang terhadap dimensi keterlibatan dalam pengambilan keputusan sudah baik, dengan memberikan perhatikan yang besar kepada dimensi keterlibatan dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan kepuasan karyawan terhadap rumah sakit.

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% Sangat Tidak Puas

Tidak Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas 0,00% 7,65% 47,06% 39,41% 5,88% pengambilan keputusan

b. Akses untuk memperoleh informasi

Analisis terhadap nilai butir-butir soal dimensi akses untuk memperoleh informasi menggambarkan bahwa aspek untuk memperoleh informasi dapat menentukan tingkat kepuasan karyawan, dimana pendapat respoden terlihat pada gambar 4.7 berikut

Gambar 4.7 frekuensi responden terhadap akses untuk memperoleh informasi Sumber: data primer yang diolah, 2011

Gambar 4.7 menunjukkan bahwa skor terendah sebanyak 4,71% atau 8 orang menyatakan tidak puas, dan skor tertinggi sebanyak 61,76% atau 105 orang menyatakan cukup puas. Secara keseluruhan tingkat kepuasan karyawan terhadap akses untuk memperoleh informasi sebesar 67,5% termasuk dalam kategori cukup puas, hal ini menunjukkan bahwa respon karyawan RSUD Tugurejo Semarang terhadap dimensi akses untuk memperoleh informasi sudah cukup baik, dengan memberikan perhatian yang besar kepada dimensi akses untuk memperoleh informasi yang baik akan meningkatkan kepuasan karyawan terhadap rumah sakit.

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% Sangat Tidak Puas

Tidak Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas 0,00% 4,71% 61,76% 24,71% 8,82% memperoleh informasi

c. Pengakuan atas hasil yang baik

Analisis terhadap nilai butir-butir soal dimensi pengakuan atas hasil yang baik menggambarkan bahwa aspek ini dapat menentukan tingkat kepuasan karyawan, dimana pendapat responden terlihat pada gambar 4.8 berikut

Gambar 4.8 frekuensi responden terhadap pengakuan Sumber: data primer yang diolah, 2011

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa skor terendah 3,53% atau 6 orang menyatakan tidak puas, dan skor tertinggi sebesar 69,41% atau 118 orang menyatakan cukup puas. Secara keseluruhan tingkat kepuasan karyawan terhadap pengakuan atas hasil yang baik sebesar 65,9% termasuk dalam kategori cukup puas, hal ini menunjukkan bahwa respon karyawan RSUD Tugurejo Semarang terhadap dimensi pengakuan atas hasil kerja yang baik sudah cukup baik, dengan memberikan perhatian yang besar kepada dimensi pengakuan atas hasil kerja yang baik akan meningkatkan kepuasan karyawan terhadap rumah sakit.

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% Sangat Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas 0,00% 3,53% 69,41% 21,18% 5,88% Pengakuan

d. Motivasi bekerja

Analisis terhadap nilai butir-butir soal dimensi motivasi bekerja menggambarkan bahwa aspek ini dapat menentukan tingkat kepuasan karyawan, dimana pendapat responden terlihat pada gambar 4.9 berikut

Gambar 4.9 frekuensi responden terhadap motivasi dalam bekerja

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Gambar 4.9 menunjukkan bahwa skor terendah sebesar 2,94% atau 5 orang menyatakan sangat puas, dan skor tertinggi sebesar 51,76% atau 88 orang menyatakan cukup puas. Secara keseluruhan tingkat kepuasan karyawan terhadap motivasi dalam bekerja sebesar 67,9% termasuk dalam kategori cukup puas, hal ini menunjukkan bahwa respon karyawan RSUD Tugurejo Semarang terhadap dimensi motivasi dalam bekerja sudah cukup baik, rata-rata karyawan berpendapat cukup puas atas motivasi dalam bekerja yang diberikan oleh RSUD Tugurejo Semarang.

e. Kondisi fisik tempat kerja

Analisis terhadap nilai butir-butir soal dimensi kondisi fisik tempat kerja menggambarkan bahwa aspek kondisi tempat kerja dapat menentukan tingkat

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% Sangat Tidak Puas

Tidak Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas 0,00% 5,88% 51,76% 39,41% 2,94% motivasi bekerja

kepuasan karyawan, dimana pendapat responden terlihat pada gambar 4.10 berikut

Gambar 4.10 frekuensi responden terhadap kondisi fisik tempat kerja Sumber: data primer yang diolah, 2011

Gambar 4.10 menunjukkan bahwa skor terendah sebesar8,82% atau 15 orang menyatakan tidak puas, dan skor tertinggi sebesar 45,88% atau 78 orang menyatakan cukup puas, hal ini menunjukkan bahwa respon karyawan RSUD Tugurejo Semarang terhadap dimensi kondisi fisik tempat kerja sudah cukup baik, dengan memberikan perhatian yang besar pada dimensi kondisi fisik tempat yang baik akan meningkatkan kepuasan karyawan terhadap rumah sakit. 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% Sangat Tidak Puas

Tidak Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas 0,00% 8,82% 45,88% 34,71% 10,59%

Tabel 4.14 pengukuran kinerja perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan RSUD Tugurejo Semarang tahun 2009 dan 2010

Tahun Bobot Tolok ukur Realisasi Target Pencapaian Bobot skor perspektif (a) (b) target (a):(b) ( c) ((a:b)xc)

2009 25% produktivitas karyawan 6.48% 10% 64.80% 9.75% 6.32% 39% retensi karyawan 0.51% 1% 51.00% 5.50% 2.81% 22% kepuasan karyawan 68% 80% 85.06% 9.75% 8.29% 39% 66.95% 25% 17.42% 2010 25% produktivitas karyawan 16.18% 10% 161.80% 9.75% 15.78% 39% retensi karyawan 0.29% 1% 29.00% 5.50% 1.60% 22% kepuasan karyawan 68% 80% 85.06% 9.75% 8.29% 39% 91.95% 25% 25.66%

Sumber: Data sekunder diolah, 2011

Pencapaian skor dari tiga indikator (produktivitas karyawan, retensi karyawan, dan kepuasan karyawan) pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan RSUD Tugurejo Semarang tahun 2009 sebesar 17,42% dan pada tahun 2010 naik menjadi 25,66%. Secara keseluruhan pencapaian skor belum mencapai target yang diinginkan, namun mengalami kenaikan dengan demikian dapat dikatakan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada RSUD Tugurejo Semarang tahun 2009-2010 sudah cukup baik, hal ini mengindikasikan bahwa ketrampilan yang dimiliki karyawan sudah lebih baik karena adanya pelatihan dari rumah sakit, untuk meningkatkan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan harus dilakukan peningkatan ketrampilan karyawan, teknik operasi dan pemeliharaan melalui program pelatihan yang seharusnya selalu diadakan

pihak rumah sakit untuk para karyawannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erwan susanto (2008) yang melakukan penelitian pada Rumah Sakit Umum Daerah Sragen yang menyatakan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada rumah sakit mengalami peningkatan.

Tabel 4.15 Rekapitulasi pengukuran kinerja RSUD Tugurejo Semarang

Tahun Perspektif Skor

2009

Perspektif Keuangan 13.68%

Perspektif Pelanggan 20.92%

Perspektif Proses Bisnis

Internal 8.71%

Perspektif Pembelajaran dan

17.42% Pertumbuhan Total Skor 60.73% 2010 Perspektif Keuangan 17.92% Perspektif Pelanggan 22.13%

Perspektif Proses Bisnis

Internal 19.31%

Perspektif Pembelajaran dan

25.66% Pertumbuhan

Total Skor 85.02%

Sumber: data sekunder diolah, 2011

Tabel 4.15 menunjukkan total skor Balanced Scorecard dari keempat perspektif pada tahun 2009 sebesar 60,73%. Nilai tersebut berdasarkan pengukuran yang dikembangkan Salterio memakai skala 100 menunjukkan bahwa kinerja RSUD Tugurejo Semarang pada tahun 2009 termasuk dalam kategori baik. Perspektif pelanggan memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 20,92%. Kontribusi perspektif keuangan, proses bisnis internal dan proses pembelajaran dan pertumbuhan masing-masing 13,68%; 8,71%; 17,42%.

Pada tahun 2010 total skor Balanced Scorecard meningkat sebesar 24,30% dibandingkan tahun 2009 menjadi 85,02%, termasuk dalam kategori sangat baik. Perspektif pembelajaran memberikan kontribusi terbesar yaitu 25,66%. Kontribusi perspektif keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal masing-masing sebesar 17,92%; 22,13%; 19,31%.

Hasil dari balanced scorecard di atas diperoleh keterangan skor tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 85,02% termasuk dalam kategori sangat baik, dengan demikian dapat dijadikan bahan evaluasi untuk peningkatan kinerja RSUD Tugurejo Semarang pada tahun berikutnya.

4.5 Hubungan Antara Keempat Perspektif dalam Penerapan Balanced

Dokumen terkait