• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA

4.2 Intepretasi Data

4.2.4. Kondisi Kesejahteraan Ketika Bertani Kelapa Sawit

4.2.4.3. Tingkat Kesehatan Ketika Bertani Kelapa Sawit

Ketiga, indikator kesejahteraan para petani penulis ukur dari kesehatannya. menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu keadaan sehat sejahtera baik secara fisik, mental maupun sosial yang ditandai dengan tidak adanya gangguan sakit seperti keluhan sakit fisik dan sebagainya, kondisi kesehatan seseorang berhubungan erat dengan beberapa kebiasaan perilaku individu yang bersangkutan seperti makan secara teratur, perlu mengkonsumsi makanan yang sehat atau sering disebut empat sehat lima sempurna (KBBI 2013).

Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya seseorang dikatakan sehat jika tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan dengan normal sebagaimana mestinya. Jika salah satu komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya akan menjadi tidak sehat.

Pemeliharaan bidang kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat. Kesehatan masyarakat akan berimplikasi pada kualitas kerja sehari-hari. Jika kesehatan masyarakat rendah maka kinerja masyarakatpun akan menjadi rendah.

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa Tingkat kesehatan suatu keluarga.berkaitan dengan Penggunaan terhadap akses layanan kesehatan.

Dari hasil penelitian lapangan melalui wawancara yang dilakukan olehpenulis dapat diketahui bahwa petani yang melakukan peralihan kekelapa sawit di kelurahan Ujung Padang kecamatan Ujung Padang rata rata pernah mengalami sakit, penyakit yang biasanya diderita masyarakat adalah malaria, diare, demam, pilek dll.Penyakit-penyakit umum yang mana dll.Penyakit-penyakit tersebut juga pernah diderita ketika masih bertani padi. Itu artinya bahwa kondisi kesehatan ketika masih bertani padi dan setelah bertani kelapa sawit tetap sama tidak ada peningkatan ataupun penurunan. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh pak Suyanto Ginting melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis:

“kondisi kesehatan saya dan keluarga alhamdulillah dari dulu sampai sekarang begini-begini saja nggak sampe ada penyakit yang aneh-aneh, paling Cuma demam-demam sakit-sakit biasa saja, ya bisa dibilang sakit yang ga sampe harus di inapkan ke rumah sakitlah, saki-sakit yang bisa diobatin sendirilah”

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pak Paimo melalui wanwancara yang dilakukan oleh penulis:

“seingat Bapak sih ga pernah ya, ga pernah seingat bapak sakit yang berat-berat anak-anak sama istri juga ga pernah, ya gini-gini ajalah dari dulu sampe sekarang, ya paling kecapean trus biasanya kalau uda gitu langsung badan drop terus demam atau flu, udah paling gitu aja sih abis berobat biasanya ya sembuh lagi alhamdulillah lah”

(Sumber: Hasil Wawancara 3 Januari 2015)

Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa kondisi kesehatan petani tetap sama baik itu ketika masih bertani padi maupun setelah bertani kelapa sawit. Jika dilihat dari penggunaan terhadap akses layanan kesehatan seperti puskesmas,rumah sakit, bidan dan mantri para petani yang kini telah beralih juga menggunakannya meskipun tidak setiap mengalami sakit para petani membawanya ke puskesmas atau rumah sakit, apabila penyakit bisa diatasi sendiri maka akan diatasi sendiri tetapi ketika penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh seperti demam, batuk atau diare maka biasanya baru akan dibawa kerumah sakit, puskesmas atau biasanya memanggil bidan atau mantri untuk datang kerumah. Hal ini tentunya berbeda ketika petani masih bertani padi jika dilihat dari penggunaan akses layanan kesehatanya. Seperti yang di katakan pak Sulaiman melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis:

“kalau sakit sekarang kayak demam tinggi ga sembuh-sembuh kita panggil bidan kerumah aja, biasanya disuntik atau dikasi obat, kalau untuk ke puskesmas sih jarang lah, lebih enak manggil bidan aja suruh datang ke rumah”

(Sumber: Hasil wawancara 5 januari 2015)

BAB V PENUTUP

Dari hasil penelitian maka kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Peralihan dari bertani padi ke kelapa sawit telah terjadi di kelurahan ujung padang sekitar kurang lebih 10 sampai 15 tahun terakhir. Dan peralihan tersebut terjadi secara bertahap.

2. Ada 3 faktor penyebab beralihnya petani dari petani padi menjadi petani kelapa sawit yaitu Ekonomi, Resiko dan perawatan

3. Proses peralihan pertanian kelapa sawit sudah dimulai sejak tahun 1994

4. Menjadi petani kelapa sawit mampu mngangkat taraf perekonomian masyarakat karena penghasilan pertanian yang dapat dipanen selama dua minggu sekali jika sudah memasuki usia produktif dengan demikian para petani dapat menyisihkan hasil panen untuk ditabung dan membeli peralatan kebutuhan rumah tangga maupun peralatan transportasi

5. Petani kelapa sawit tidak membutuhkan perawatan yang terlalu rumit untuk merawat kebun kelapa sawit

6. Dengan adanya peralihan petani padi ke petani kelapa sawit yang terjadi di Kelurahan Ujung Padang dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit dan mampu mengangkat status sosial-ekonomi para petani kelapa sawit yang ditandai dengan peningkatan pendapatan para petani setelah beralih ke pertanian kelapa sawit sehingga petani mampu membeli produk konsumen yang lebih baik seperti perumahan yang lebih layak dan produk konsumsi lainnya seperti peralatan rumahtangga, peralatan elektronik dan peraalatan transportasi dan taraf pendidikan yang lebih baik.

5.2 Saran

1. Segala perubahan untuk tujuan yang lebih baik adalah sebuah keniscayaan, namun diperlukan sebuah control untuk menyeimbangkan perubahan yang terjadi sehingga tidak ada ketimpangan yang sangat kontras. Akan berdampak buruk jika semua petani padi beralih menjadi petani kelapa sawit maka tidak ada lagi produksi beras dengan demikian Indonesia akan mengimpor beras dari Negara luar. Maka yang menjadi tanggung jawab pemerintah adalah melakukan pengawasan dan kontrol terhadap peralihan pertanian padi ke Kelapa sawit dengan memberikan dan menjaga stabilitas harga gabah yang tetap dan tetap memberikan penyuluhan berkala bagi para petani agar lebih mawas diri terhadap pentingnya sector pertanian suatu Negara.

2. Pemerintah harus memudahkan sarana dan prasarana pertanian seperti subsidi pupuk dan pembangunan irigasi untuk menghindari banjir yang bisa menerpa para petani padi dan akan menyebabkan gagal panen.

3. Perlunya peran pemerintah untuk lebih memperhatikan sektor pertanian terutama para petani padi sebagai salah satu sumber ketahanan pangan Indonesia

4. Dengan adanya peralihan pertanian padi ke kelapa sawit diharapkan memberikan dampak yang positif untuk sosial ekonomi para petani namun diperlukankontrol oleh pemerintah agar sumber pangan tetap mengalir dan tidak pernah surut disebabkan oleh para petani padi yang beralih ke petani kelapa sawit.