• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat partisipasi merupakan keikutsertaan atau kehadiran anggota kelompok wanita tani dalam semua tahapan kegiatan produksi susu karamel. Dalam hal ini tingkat partisipasi dari anggota kelompok menjadi sangat diperlukan dalam kegiatan kelompok agar terlaksana dengan baik. Tingkat partisipasi dalam penelitian ini diukur berdasarkan parameter pengukuran Cohen dan Uphoff (1977) yang terdiri dari empat tahapan yaitu tahap pengambilan keputusan, tahap pelaksanaan, tahap menikmati hasil, dan tahap evaluasi. Berikut ini akan dijabarkan tahap-tahap partisipasi anggota kelompok wanita tani “kania”.

Tahap Pengambilan Keputusan

Tahap pengambilan keputusan merupakan keikutsertaan atau kehadiran anggota kelompok wanita tani dalam rapat penyusunan rencana kegiatan. Pada kelompok wanita tani “kania”, tahap pengambilan keputusan dilihat dari keterlibatan anggota seperti hadir dalam pertemuan penyusunan kegiatan, menyampaikan pendapat berupa ide kritik maupun solusi dalam pertemuan, dan turut serta dalam mengambil keputusan dalam pertemuan. Tahap pengambilan keputusan dikategorikan berdasarkan pengukuran skor yang meliputi rendah yaitu skor 11 – 21, sedang skor 22 – 32, dan tinggi skor 33 – 44. Berikut ini tingkat partisipasi pada tahap pengambilan keputusan dalam kelompok wanita tani “kania”. Tabel 12 Jumlah dan persentase tahap pengambilan keputusan anggota Kelompok

Wanita Tani “Kania” berdasarkan tingkat partisipasi anggota

Kategori Pengukuran skor Jumlah (orang) Persentase (%)

Rendah 11 – 21 11 44.0

Sedang 22 – 32 9 36.0

Tinggi 33 – 44 5 20.0

Total 25 100.0

Tingkat partisipasi tahap pengambilan keputusan dari 25 responden mayoritas berada pada kategori tingkat rendah yaitu sebesar 44.0 persen. Sementara pada kategori sedang yaitu sebesar 36.0 persen dan kategori tinggi sebesar 20.0 persen. Tingginya persentase ketidakhadiran dalam mengikuti rapat dikarenakan frekuensi kehadiran anggota hanya pada saat pemilihan kepengurusan kelompok wanita tani “kania”. Selain itu, faktor kesibukan dari para anggota yang sebagian besar telah memiliki anak dan menjalankan pekerjaan lain menjadi alasan rendahnya keikutsertaan anggota dalam mengikuti rapat.

Rendahnya kehadiran dalam mengikuti rapat dapat menyebabkan rendahnya tingkat penyampaian pendapat yang berupa ide, kritik, dan solusi. Hal ini karena, melalui kehadiran anggota maka akses dalam menyampaikan pendapat dalam rapat akan lebih terbuka. Akan tetapi, dari hasil wawancara didapatkan bahwa dari beberapa anggota yang menyatakan pernah hadir, tidak semua berani dan mau dalam menggunakan akses tersebut untuk menyampaikan pendapat mereka.

Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan keikutsertaan responden dalam pelaksanaan kegiatan. Tahap pelaksanaan juga seringkali diartikan sebagai tahap implementasi kegiatan. Menurut Cohen dan Uphoff (1977) partisipasi pada tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai anggota proyek. Pada pelaksanaan kegiatan produksi susu karamel oleh kelompok wanita tani “kania”, tahap pelaksanaan ditujukan oleh partisipasi anggota dalam pemilihan lokasi untuk kegiatan produksi, kegiatan pelatihan, serta memberikan sumbangan berupa ide, barang, uang dan tenaga dalam kegiatan produksi susu karamel. Tahap pelaksanaan dikategorikan berdasarkan pengukuran skor yang meliputi rendah yaitu skor 10 – 19, sedang skor 20 – 29, dan tinggi skor 30 – 40. Berikut ini tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dalam kelompok wanita tani “kania”.

Tabel 13 Jumlah dan persentase tahap pelaksanaan anggota Kelompok Wanita Tani

“Kania” berdasarkan tingkat partisipasi anggota

Kategori Pengukuran skor Jumlah (orang) Persentase (%)

Rendah 10 – 19 8 32.0

Sedang 20 – 29 12 48.0

Tinggi 30 – 40 5 20.0

Total 25 100.0

Tingkat partisipasi anggota pada tahap pelaksanaan cenderung sedang yaitu sebesar 48.0 persen. Hal ini dikarenakan sebagian besar anggota memilih untuk hadir dalam mengikuti kegiatan pelatihan produksi susu karamel yang diadakan dalam kelompok wanita tani tersebut. Selain itu, sebagian lainnya lebih dominan untuk menyumbangkan tenaga dalam kegiatan produksi susu karamel dengan tujuan memperoleh penghasilan lebih untuk dapat membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut didukung dengan pernyataan oleh salah satu responden berikut ini.

kalo ada pelatihan-pelatihan mah ibu sering hadir teh, biar tau gimana cara-caranya buat susu karamel. Biar nanti pas dirumah

juga bisa bikin sendiri. sekalian ibu taro diwarung untuk dijual...”

(Ibu M, 48 tahun).

Tahap Menikmati Hasil

Tahap menikmati hasil merupakan keikutsertaan responden dalam memanfaatkan program yang telah dilaksanakan, dan tindakan sebagai anggota program. Pada tahapan ini responden sudah mampu merasakan keberhasilan dari program yang dilakukan. Selain itu responden juga dapat mengukur hasil yang diperoleh dengan potensi sendiri yang mereka miliki. Sehingga semakin besar manfaat yang dirasakan, berarti kegiatan tersebut berhasil mengenai sasaran. Tahap menikmati hasil pada kelompok wanita tani “kania” dalam peroduksi susu karamel, diukur melalui besarnya manfaat yang didapatkan oleh responden yang berupa kegiatan produksi, pemanfaatan alat maupun fasilitas, dan peningkatan pengetahuan dalam memproduksi.

Tabel 14 Jumlah dan persentase tahap menikmati hasil anggota Kelompok Wanita Tani “Kania” berdasarkan tingkat partisipasi anggota

Kategori Pengukuran skor Jumlah (orang) Persentase (%)

Rendah 10 – 19 7 28.0

Sedang 20 – 29 9 36.0

Tinggi 30 – 40 9 36.0

Total 25 100.0

Berdasarkan hasil pengolahan data, tingkat partisipasi pada tahap menikmati hasil cenderung berada pada kategori sedang dan tinggi. Pada persentase kategori sedang dan tinggi memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 36.0 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pada tahap menikmati hasil cukup tinggi. Dari data hasil penelitian mayoritas anggota menjawab bahwa kegiatan produksi susu karamel yang telah dilakukan oleh kelompok wanita tani “kania” memberikan banyak manfaat kepada para anggota. Seperti memiliki relasi dari pihak luar, bertambahnya pengetahuan yang dimiliki oleh anggota, serta dapat merapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan untuk tingkat pemanfaatan hasil dalam kategori rendah yaitu sebesar 28.0 persen. Hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa anggota yang jarang hadir dalam pelatihan maupun rapat-rapat yang diadakan oleh kelompok sehingga manfaat yang dirasakan oleh anggota pun cenderung rendah.

Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan keikutsertaan atau kehadiran responden dalam memantau dan menilai seluruh kegiatan mulai awal hingga akhir kegiatan. Tahap ini dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Tingkat partisipasi pada tahap evaluasi diukur melalui intensitas dalam mengikuti eavaluasi rapat bulanan maupun tahunan tentang pembukuan dan kegiatan produksi susu karamel. Tahap evaluasi dikategorikan berdasarkan pengukuran skor yang meliputi rendah yaitu skor 5 – 9, sedang skor 10 – 14, dan tinggi skor 15 – 20. Berikut ini tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dalam kelompok wanita tani “kania”.

Tabel 15 Jumlah dan persentase tahap evaluasi anggota Kelompok Wanita Tani

“Kania” berdasarkan tingkat partisipasi anggota

Kategori Pengukuran skor Jumlah (orang) Persentase (%)

Rendah 5 – 9 16 64.0

Sedang 10 – 14 4 16.0

Tinggi 15 – 20 5 20.0

Total 25 100.0

Tingkat partisipasi anggota pada tahap evaluasi tergolong rendah yaitu mencapai 64.0 persen. Faktanya mayoritas anggota mengetahui bahwa terdapat kegitan rutin setiap bulan dan tahun untuk melakukan evaluasi dan pembukuan selama kegiatan telah berlangsung. Alasan rendahnya tingkat partisipasi pada tahap

evaluasi ini adalah ketidakikutsertaan anggota dalam kegiatan dan merasa bahwa tidak terlalu memiliki peran penting dalam kelompok. Hal tersebut didukung dengan pernyataan oleh salah satu responden berikut ini.

kan untuk pembukuan mah udah ada ketua sama bendahara neng, jadi ibu ga ikut hadir. Udah percaya gitu aja biar diurus

semuanya sama pengurus kelompok..” (Ibu PT, 55 tahun)

Mayoritas dari anggota memiliki pemikiran yang sama seperti diatas, hal ini karena sebagian besar anggota percaya dengan para pengurus kelompok wanita tani

“kania”. Meskipun anggota tidak ikut hadir dalam kegiatan evaluasi, para pengurus kelompok wanita tani “kania” akan tetap menyampaikan informasi mengenai kegiatan apa saja yang perlu diperbaiki untuk kedepannya. Sehingga hal ini juga yang membuat tingkat partisipasi pada tahap evalusi menjadi rendah.

Produktivitas Anggota Kelompok Wanita Tani “Kania”

Produktivitas merupakan hasil kongkrit (produk) yang dihasilkan oleh individu atau kelompok, selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses kerja. Pengukuran terhadap hasil akhir yang dicapai oleh kelompok akan menggambarkan tingkat produktivitas dalam kelompok. Dengan demikian, produktivitas merupakan ukuran bagaimana baiknya suatu sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan (Moelyono 1993). Tingkat produktivitas dalam penelitian ini diukur berdasarkan waktu kerja dan produk total perhari. Tingkat produktivitas dalam produksi susu karamel dikategorikan berdasarkan pengukuran skor yang meliputi rendah yaitu skor 3, sedang skor 4 – 6, dan tinggi skor 7 – 9. Berikut ini tingkat produktivasi pada kelompok wanita tani kania dalam produksi susu karamel.

Tabel 16 Jumlah dan persentase produktivitas anggota Kelompok Wanita Tani

“Kania” berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan

Kategori Pengukuran skor Jumlah (orang) Persentase (%)

Rendah 3 9 36.0

Sedang 4 – 6 10 40.0

Tinggi 7 – 9 6 24.0

Total 25 100.0

Tingkat produktivitas anggota dalam memproduksi susu karamel cenderung sedang yaitu sebesar 40.0 persen. Sementara kategori rendah yaitu sebesar 36.0 persen dan kategori tinggi sebesar 24.0 persen. Hal ini karena anggota yang memiliki waktu luang lebih banyak dalam mengikuti kegiatan produksi susu karamel akan memperoleh hasil produksi yang lebih tinggi. Apabila sebaliknya anggota yang tidak memiliki waktu luang maka hasil yang diperolehpun akan rendah. Alasan rendahnya produktivitas anggota dalam menghasilkan produk juga karena menurunnya semangat anggota, hal ini disebabkan penghasilan yang diperoleh tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Ikhtisar

Tingkat partisipasi pada penelitian ini diukur berdasarkan parameter pengukuran Cohen dan Uphoff (1977) yang terdiri dari empat tahapan yaitu tahap pengambilan keputusan, tahap pelaksanaan, tahap menikmati hasil, dan tahap evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi anggota pada kelompok wanita tani “kania” dalam produksi susu karamel memiliki pencapaian yang berbeda pada masing-masing tahapan sebagai berikut: (1) tahap pengambilan keputusan memiliki kategori rendah sebanyak 11 orang atau sebesar 44.0 persen, karena faktor kesibukan dari para anggota yang sebagian besar telah memiliki anak dan menjalankan pekerjaan lain menjadi alasan rendahnya keikutsertaan anggota dalam mengikuti rapat. Sehingga ketidakikutsertaan anggota dalam rapat telah menutup akses pengambilan keputusan yang seharusnya dimiliki anggota; (2) tahap pelaksanaan memiliki kategori sedang sebanyak 12 orang atau sebesar 48.0 persen, karena sebagian besar anggota memilih untuk hadir dalam mengikuti kegiatan pelatihan produksi susu karamel yang diadakan dalam kelompok wanita tani tersebut dengan tujuan memperoleh penghasilan lebih untuk dapat membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari; (3) tahap manikmati hasil memiliki kategori sedang dan juga tinggi dengan masing-masing jumlah sebanyak 9 orang atau sebesar 36.0 persen, karena mayoritas anggota menjawab bahwa kegiatan produksi susu karamel yang telah dilakukan oleh kelompok wanita tani “kania” memberikan banyak manfaat kepada para anggota. Seperti memiliki relasi dari pihak luar, bertambahnya pengetahuan yang dimiliki oleh anggota, serta dapat merapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari; (4) tahap evaluasi memiliki kategori rendah sebanyak 16 orang atau sebesar 64.0 persen, hal ini karena ketidakikutsertaan anggota dalam kegiatan rapat evaluasi adalah merasa bahwa tidak terlalu memiliki peran penting dalam rapat evaluasi tersebut.

Tingkat produktivitas diukur berdasarkan waktu kerja dan produk total perhari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat produktivitas yang dimiliki oleh anggora kelompok wanita tani “kania” berada pada kategori sedang sebanyak 10 orang atau sebesar 40.0 persen. karena anggota yang memiliki waktu luang memilih untuk mengikuti kegiatan produksi susu karamel sehingga memperoleh hasil produksi yang tinggi. Perolehan hasil ini juga telah menumbuhkan semangat bagi anggota untuk terus mengembangkan produksi dan pemasarannya hingga luar desa. Semakin tinggi produk yang dihasilkan maka tingkat produktivitas yang dihasilkan memiliki nilai tinggi. Sehingga semakin terlibat anggota untuk berpartisipasi maka semakin tinggi hasil yang diperoleh dalam memproduksi suatu produk dan dapat meningkatkan produktivitas anggota kelompok.

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DENGAN

Dokumen terkait