• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.1.5 Tingkat Pendapatan Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan variabel faktor internal

yang berupa tingkat penghasilan keluarga, sebagian besar responden memiliki

penghasilan kurang dari upah minimum kabupaten (UMK) atau kurang dari Rp.

1.830.000,- yakni sebanyak 52 orang (53,1%), dan responden yang memiliki

tingkat penghasilan keluarga lebih dari atau sama dengan upah minimum

kabupaten (UMK) atau Rp. 1.830.000,- yakni sebanyak 46 orang (46,9%).

Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat pendapatan keluarga yang lebih kecil dari upah minimum

kabupaten (UMK), ketersediaan biaya tentu menjadi hal yang memengaruhi

tindakan ibu dalam melakukan tindakan perawatan yang baik pada masa

kehamilan karena ketersediaan biaya yang terbatas, yang tentu saja juga harus

dibagi penggunaannya dengan kebutuhan hidup yang lainnya.

Keluarga dengan pendapatan terbatas, besar kemungkinan kurang dapat

memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang dibutuhkan tubuh. Setidaknya

keanekaragaman kurang bisa dijamin, karena dengan uang yang terbatas itu tidak

akan banyak pilihan. Banyak sebab yang turut berperan dalam menentukan besar

kecilnya pendapatan keluarga (Soehardjo, 2003).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitin Rahmadina (2016) yang

menjelaskan bahwa dari 46 orang responden yang diteliti diketahui sebagian besar

Universitas Sumatera Utara

atau kurang dari Rp. 1.830.000,- yakni sebanyak 25 orang (54,3%), dan responden

yang memiliki tingkat penghasilan keluarga lebih dari atau sama dengan upah

minimum kabupaten (UMK) atau Rp. 1.830.000,- yakni sebanyak 21 orang

(45,7%). Hasil penelitian ini juga sejalan denagan hasil penelitian Fitriana (2013)

yang menjelakan bahwa ada hubungan status gizi ibu hamil dengan tingkat

pendapatan keluarga, ibu hamil yang memiliki pendapatan keluarga lebih dari

upah minimum regioal (UMR) dan memiliki status gizi yang baik dibandingkan

dengan ibu hamil yang memiliki pendapatan keluarga kurang dari upah minimum

regional (UMR).

5.2 Determinan Faktor Eksternalyang Memengaruhi Perilaku Ibu dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupten Aceh Tenggara

Determinan faktor eksternal yang memengaruhi perilaku ibu dalam

melakukan perawatan kehamilan di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel

Kabupten Aceh Tenggara ialah berupa dukungan keluarga, media informasi

kesehatan, dan fasilitas kesehatan.

5.2.1 Determinan Dukungan Keluarga terhadap Perilaku Ibu dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupten Aceh Tenggara

Dukungan keluarga merupakan segala bentuk pemberian informasi verbal

atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh

orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya yang terdiri dari

suami , ayah, ibu, mertua maupun kerabat yang tinggal dalam satu rumah yang

mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tertentu, termasuk dalam

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga terhadap

perilaku ibu dalam melakukan perawatan kehamilan di Puskesmas Biakmuli

Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara yang paling dominan dan sudah

baik ialah yakni sebanyak 88 orang responden (89,8%) pernah mendapatkan

informasi tentang perawatan kehamilan dari keluarga serta meminta pendapat

anggota keluarga disaat akan melakukan perawatan kehamilan, sebanyak 81 orang

responden (82,7%) menyatakan bahwa ada anggota keluarga yang ada anggota

keluarga yang membantu dalam melakukan perawatan kehamilan, serta ada 80

orang responden (81,6%) yang menyatakan bahwa ada anggota keluarga yang

menyarankan untuk melakukan perawatan kehamilan.

Sedangkan dukungan keluarga terhadap perilaku ibu dalam melakukan

perawatan kehamilan di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten

Aceh Tenggara yang dianggap kurang baik dan perlu ditingkatkan ialah bahwa

masih ada 39 orang responden (39,8%) yang menyatakan bahwa keputusan dalam

melakukan perawatan kehamilan dipengaruhi oleh keluarga/saudara.

Hasil analisis data hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa

sebagian besar responden yakni sebanyak 66 orang responden (60,2%) memiliki

dukungan keluarga terhadap perilaku ibu dalam melakukan perawatan kehamilan

di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara dalam

kategori yang tinggi, kemudian sebanyak 17 orang (17,3%) memiliki dukungan

keluarga terhadap perilaku ibu dalam melakukan perawatan kehamilan di

Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara dalam

Universitas Sumatera Utara

dukungan keluarga terhadap perilaku ibu dalam melakukan perawatan kehamilan

di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara dalam

kategori yang rendah.

Peran keluarga khususnya peran suami sangat penting dan dapat

membantu ketenangan jiwa istri. Kasih sayang dan belaian suami masih tetap

penting sehingga tampak keharmonisan rumah tangga menjelang hadirnya buah

cinta yang diharapkan. Dukungan seorang suami pada istri adalah hal yang

memang dibutuhkan. Suami harus mengenal dan memahami perubahan yang

terjadi pada istri selama kehamilannya. Suami akan mengambil peran besar dalam

menjaga kesehatan kejiwaan istrinya agar tetap stabil, tenang dan bahagia.

Sebagai orang terdekat yang menjadi belahan jiwa bagi istri, misalnya saling

berdiskusi mengenai perkembangan yang terjadi selama kehamilan, bersama-sama

mencari informasi mengenai kehamilan dan pendidikan anak dari media cetak,

menemani istri memeriksakan kehamilan (Dagun, 2012).

Menurut Prianggoro (2013) dengan menemani istri pada saat pemeriksaan

kehamilan, suami akan lebih banyak mendapatkan informasi sehingga lebih siap

menghadapi kehamilan dan persalinan istrinya. Selain itu istri juga lebih merasa

aman dan nyaman diperiksa bila ditemani suaminya. Hasil pebelitian ini sejalan

dengan penelitian Andika (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan tindakan antenatal care

dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil di fasilitas kesehatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmadina (2016)

Universitas Sumatera Utara

besar responden yakni sebanyak 31 orang responden (67,4%) memiliki dukungan

keluarga terhadap perilaku ibu dalam melakukan perawatan kehamilan dalam

kategori yang tinggi, kemudian sebanyak 8 orang (17,4%) memiliki dukungan

keluarga dalam kategori yang sedang, dan sebanyak 7 orang responden (15,2%)

memiliki dukungan keluarga dalam kategori yang rendah. Hasil penelitian ini

juga sejalan dengan hasil penelitian Andika (2012) yang menjelaskan bahwa

terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pengetahuan ibu mengenai

antenatal care dan pemenuhan gizi seimbang selama masa kehamilan.

5.2.2 Determinan Media Informasi Kesehatan terhadap Perilaku Ibu dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupten Aceh Tenggara

Media informasi kesehatan adalah segala bentuk media yang dapat

menambah pengetahuan responden mengenai perawatan kehamilan baik dari

televisi, radio, koran, majalah, buku maupun internet yang berkaitan dengan

pemberian informasi mengenai pentingnya perawatan kehamilan seperti

pemberian imuniasi tetanus toksoid (TT), dan pemeriksaan payudara sebagai

langkah persiapan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi setelah melahirkan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa determinan media informasi

kesehatan terhadap perilaku ibu dalam melakukan perawatan kehamilan di

Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara yang paling

dominan dan sudah baik ialah yakni sebanyak 68 orang responden (69,4%)

menyatakan bahwa pernah mendapatkan informasi mengenai perawatan

Universitas Sumatera Utara

setelah mendapatkan informasi mengenai perawatan kehamilan melalui media

cetak atau media elektronik tertarik untuk melakukannya.

Sedangkan media informasi kesehatan terhadap perilaku ibu dalam

melakukan perawatan kehamilan di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel

Kabupaten Aceh Tenggara yang dianggap kurang baik dan perlu ditingkatkan

ialah bahwa hanya sebanyak 31 orang responden (31,6%) yang menyatakan

bahwa pernah mendapatkan informasi perawata kehamilan melalui media cetak,

kemudian hanya ada sebanyak 23 orang responden (23,5%) yang menyatakan

bahwa pernah mendapatkan informasi mengenai perawatan kehamilan melalui

internet serta menyatakan bahwa informasi yang didapatkan melalui media cetak

ataupun media elektronik jelas dan mudah untuk dimengerti, dan hanya ada 17

orang responden (17,3%) yang meyatakan bahwa pernah mendapatkan informasi

mengenai perawatan kehamilan melalui radio.

Dari hasil penelitian diatas bahwa media yang paling dominan bisa dilihat

ibu sebagai seumbet informasi kesehatan ialah berupa media cetak dan televisi,

sedangkan sumber media informasi yang berupa radio sudah tidak banyak lagi

digunakan oleh ibu.

Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa sebagian besar

responden yakni sebanyak 53 orang responden (54,1%) memiliki media informasi

kesehatan terhadap perilaku ibu dalam melakukan perawatan kehamilan di

Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara dalam

kategori yang rendah, kemudian sebanyak 34 orang responden (34,7%) memiliki

Universitas Sumatera Utara

kehamilan di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

dalam kategori yang sedang, dan hanya sebanyak 11 orang responden (11,2%)

memiliki media informasi kesehatan terhadap perilaku ibu dalam melakukan

perawatan kehamilan di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten

Aceh Tenggara dalam kategori yang tinggi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmadina (2016) yang

menjelaskan bahwa dari 46 orang responden yang diteliti diketahui bahwa

sebagian besar responden yakni sebanyak 26 orang responden (56,5%) memiliki

media informasi kesehatan terhadap perilaku ibu dalam melakukan perawatan

kehamilan dalam kategori yang rendah, kemudian sebanyak 15 orang responden

(32,6%) memiliki media informasi kesehatan dalam kategori yang sedang, dan

hanya sebanyak 5 orang responden (10,9%) memiliki media informasi dalam

kategori yang tinggi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian

Andika (2012) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara media

informasi kesehatan dengan pengetahuan ibu mengenai antenatal care dan pemenuhan gizi seimbang selama masa kehamilan.

5.2.3 Determinan Fasilitas Kesehatan terhadap Perilaku Ibu dalam

Dokumen terkait