• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Karakteristik Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan

3. Tingkat Pendidikan Ibu

Responden digolongkan dalam suatu tingkat pendidikan tertentu sesuai

dengan pendidikan yang pernah ditempuh, walaupun masa studynya belum

selesai. Penggolongan tingkat pendidikan responden ini diperlukan oleh karena

latar belakang pendidikan yang pernah ditempuh sangat mempengaruhi cara

berpikir respoden, cara mengambil keputusan dan akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan responden terhadap sesuatu. Menurut Anief (1989) responden yang

berpendidikan tinggi akan cenderung kritis terhadap iklan yang ada.

Penggolongan tingkat pendidikan ibu-ibu anggota posyandu kelurahan

Purwodiningratan Solo seperti terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel VII. Tingkat Pendidikan Ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(%)

1 SD 15 13,2 2 SLTP 30 26,3 3 SMU 31 27,2 4 Akademi 20 17,5 5 Perguruan Tinggi 15 13,2 6 Lain-lain 3 2,6 Total 114 100 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut pendapat peneliti, tingkat pendidikan akan mempengaruhi

produktivitas selanjutnya akan berpengaruh terhadap pendapatan yang akhirnya

akan mempengaruhi daya beli responden. Pendidikan yang tinggi juga akan

membantu seseorang untuk menerima informasi dengan cepat dibanding yang

berpendidikan rendah. Sebagai contohnya adalah informasi mengenai pemberian

ASI ekslusif pada bayi sampai usia 6 bulan, ibu yang berpendidikan tinggi akan

lebih mudah menerima informasi.

Pada penelitian ini persentase terbesar tingkat pendidikan responden adalah

SMU yaitu sebanyak 27,2%. Tingkat pendidikan ibu-ibu anggota posyandu

kelurahan Purwodiningratan Solo digolongkan cukup tinggi. Kegiatan Posyandu

sangat diperlukan untuk membantu memberikan informasi untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat. Hal ini dimulai dengan peningkatan kesehatan dalam

keluarga, yang bertanggung jawab adalah ibu, sehingga pengetahuan ibu

diharapkan cukup luas.

4. Pekerjaan Para Ibu

Jenis pekerjaan responden dapat berpengaruh terhadap status sosial dan

interaksi individu terhadap masyarakat sehingga akan berpengaruh pula terhadap

cara pandang serta minat seseorang terhadap sesuatu. Jenis pekerjaan juga sangat

berpengaruh terhadap pendapatan dalam keluarga. Hal ini akan sangat

mempengaruhi pemilihan suatu produk oleh responden yang disesuaikan dengan

tingkat pendapatannya. Penggolongan jenis pekerjaan pada penelitian ini terdapat

pada tabel di bawah ini.

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel VIII. Jenis Pekerjaan Para Ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase(%)

1 Wiraswasta 28 24,6

2 Pegawai swasta 26 22,8

3 Pegawai negri 17 14,9

4 Ibu rumah tangga 43 37,7

Total 114 100

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa profesi sebagai ibu rumah tangga

mempunyai persentase terbesar yaitu 37,7%. Hal ini sangat positif karena ibu

rumah tangga bertanggung jawab langsung terhadap kesehatan keluarga

khususnya untuk peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak. Para ibu

rumah tangga yang mengikuti kegiatan posyandu ini dapat meningkatkan

pengetahuan karena dalam posyandu disampaikan informasi oleh tenaga

kesehatan. Kegiatan dalam posyandu ini sangat mendukung kesehatan

masyarakat, dengan adanya para ibu rumah tangga yang menjadi anggota

posyandu, kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. Sebaliknya ibu yang

memiliki pekerjaan cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk terlibat dalam

kegiatan posyandu.

Jenis pekerjaan yang menduduki urutan terbesar kedua adalah wiraswasta

dengan jumlah 24,6%, selanjutnya pegawai swasta dengan jumlah 22,8% dan

pegawai negri dengan jumlah 14,9%. Jenis penggolongan pekerjaan ini

diharapkan seseorang dapat berinteraksi dengan masyarakat sehingga dapat

menambah wawasan dan bertukar pikiran, khususnya adalah pemilihan susu untuk

anak.

52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Pendapatan Dalam Keluarga

Pendapatan ini merupakan penghasilan rata-rata dalam keluarga setiap

bulan. Pendapatan memiliki pengaruh yang besar terhadap daya beli responden

dalam pemilihan susu untuk anak. Pendapatan ibu-ibu anggota posyandu

kelurahan Purwodinigratan Solo seperti terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel IX. Pendapatan Dalam Keluarga Para Ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo Tahun 2007

No Pendapatan (Rp) Jumlah Persentase(%)

1 100.000-300.000 9 7,9 2 300.000-500.000 19 16,7 3 500.000-1.000.000 43 37,7 4 1.000.000-2.000.000 34 29,8 5 >2.000.000 9 7,9 Total 114 100

Dari hasil penelitian didapat bahwa persentase terbesar penghasilan

rata-rata dalam keluarga sebanyak 37,7 % dengan jumlah penghasilan

Rp.500.000,00-Rp.1.000.000,00. Menurut pendapat peneliti penghasilan dengan jumlah seperti

yang tersebut diatas cukup untuk pemenuhan kebutuhan susu khususnya untuk

keluarga kecil. Data yang dihasilkan dari penelitian juga terdapat tingkat

penghasilan dibawah Rp.500.000,00, bahkan jumlah responden menunjukkan

persentase yang cukup besar. Hal ini menunjukkan tingkat perekonomian

masyarakat yang kurang dan dikhawatirkan pemenuhan kebutuhan susu untuk

anak tidak tercukupi.

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Susu Formula yang Digunakan Anak

Persentase jenis susu formula yang sering dikonsumsi oleh anak di posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo seperti terdapat pada tabel dibawah

ini. Jenis susu formula yang digunakan anak dari para ibu merupakan susu

formula yang sering tayang di televisi. Hal ini menunjukkan bahwa iklan

merupakan informasi awal tentang adanya suatu produk.

Tabel X. Jenis Susu Formula yang Sering Dikonsumsi Oleh Anak di Posyandu Kelurahan Purwodiningratan

No Jenis Susu Formula Jumlah Persentase(%)

1 Dancow Anak 28 24,6 2 Enfagrow 5 4,4 3 Nutrilion 4 3,5 4 Pediasure 2 1,7 5 SGM 59 51,8 6 Susu Bendera 123 16 14,0 Total 114 100

Persentase terbesar jenis susu formula yang dikonsumsi oleh anak di

posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo adalah susu SGM dengan 51,8%.

Dancow anak menduduki urutan kedua dengan persentase sebesar 24,6%.

Menurut pendapat peneliti berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa pemilihan

susu formula yang paling banyak adalah susu SGM. Susu SGM ini merupakan

susu dengan harga yang terjangkau masyarakat dibanding jenis susu formmula

lain, nilai gizi yang terkandung dalam SGM ini sudah sesuai dengan kebutuhan

gizi untuk anak. Selain itu susu SGM ini juga mempromosikan produknya lewat

iklan di media cetak bahkan iklannya juga sering muncul di televisi. Hal-hal 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut diatas merupakan beberapa pertimbangan para ibu anggota posyandu

kelurahan Purwodiningratan Solo dalam memilih susu untuk anak.

C. Tingkat Pengenalan dan Persepsi Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Terhadap Iklan Susu di Televisi

Skala tingkat pengenalan responden terhadap iklan televisi ini akan

membahas tentang sejauh mana responden mengenal iklan susu anak di televisi.

Pada penelitian responden diberikan empat pertanyaan yang ada pada kuisioner.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mengarahkan responden sehingga dapat

diketahui sejauh mana responden mengenal iklan susu anak yang ada di televisi.

1. Lama Waktu Menonton Televisi Setiap Hari

Lama waktu responden menonton televisi ini dimasukkan dalam skala

pengenalan karena semakin lama dan seringnya responden menonton televisi

dalam satu hari kemungkinan melihat iklan susu anak di televisi juga semakin

sering pula. Hal ini akan mempengaruhi penilaian responden terhadap iklan susu

anak dan tingkat pemahaman yang tinggi terhadap iklan susu formula anak di

televisi. Lama menonton televisi ibu-ibu anggota posyandu kelurahan

Purwodiningratan Solo digolongkan menjadi 3 bagian, setiap bagian

menunjukkan lama waktu menonton televisi dalam sekali menonton. Sehingga

semakin sering responden semakin lama waktu menonton. Lama waktu responden

menonton televisi ditunjukkan seperti tabel dibawah ini.

55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel XI. Lama Waktu Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo Menonton Televisi Dalam Satu Hari

No Lama Waktu (jam) Jumlah Persentase(%)

1 1-3 29 25,4

2 >3-5 55 48,3

3 >5 30 26,3

total 114 100

Persentase terbesar tingkat keseringan menonton televisi oleh para ibu

adalah 48,3% ditunjukkan dengan para ibu menonton televisi rata-rata 3-5 jam

setiap harinya. Persentase tingkat keseringan selanjutnya ditunjukkan

berturut-turut oleh para ibu menonton televisi lebih dari 5 jam dan selanjutnya tingkat

keseringan menonton televisi antara 1 hingga 2 jam.

Para ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan ini memiliki

tingkat keseringan menonton televisi yang cukup tinggi. Hal ini dapat dimaklumi

karena sebagian besar para ibu tidak memiliki pekerjaan dan hanya berprofesi

sebagai ibu rumah tangga. Profesi sebagai ibu rumah tangga ini sebagian besar

kegiatannya dilakukan dirumah, sehingga kemungkinan besar tingkat keseringan

menonton televisi juga cukup tinggi. Televisi ini merupakan salah satu media

yang lengkap dengan sarana hiburan dan informasi yang menarik dibanding jenis

media lain.

2. Tingkat Keseringan Melihat Tayangan Iklan Susu Formula Anak di Televisi Setiap Hari

Skala pengenalan responden terhadap iklan susu anak di televisi sangat dipengaruhi oleh keseringan responden melihat tayangan iklan susu di televisi 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada penelitian ini terdapat frekuensi iklan susu yang dilihat responden setiap

harinya.

Tabel XII. Frekuensi Responden Melihat Tayangan Iklan Susu Anak Setiap Hari

No Keterangan Jumlah Persentase(%)

1 1-3 29 25,4

2 4-5 37 32,5

3 >5 48 42,1

Total 114 100

Persentase terbesar frekuensi responden melihat tayangan iklan susu anak

di televisi adalah 42,1% dengan frekuensi lebih dari 5 kali dalam sehari.

Selanjutnya frekuensi 4 sampai 5 kali dalam sehari dengan persentase 32,5%

responden. Frekuensi 1 sampai 3 kali dalam sehari dengan jumlah 25,4%

responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melihat

tayangan iklan susu anak di televisi lebih dari 5 kali dalam sehari. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pengenalan responden terhadap iklan susu anak di

televisi cukup tinggi. Menurut pendapat pengamat frekuensi tingkat keseringan

melihat tayang iklan semakin tinggi berarti semakin tinggi pula tingkat

pengenalan para ibu tentang berbagai jenis susu formula yang ada. Selain itu

semakin bertambah pula informasi tentang suatu produk susu formula

menyangkut komposisi vitamin-vitamin dan zat gizi yang terkandung. Hal ini

dapat menjadi pertimbangan para ibu dalam memilih susu formula untuk anak.

Iklan televisi ini memiliki potensi untuk mempengaruhi responden, oleh

karena itu perlu adanya pengawasan dalam peredaran iklan. Responden juga 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diharapkan untuk lebih kritis terhadap tayangan iklan yang ada supaya tidak

mudah tertarik dalam membeli suatu produk khususnya susu formula ini.

3. Iklan Susu Anak yang Sering Dilihat

Frekuensi muncul iklan susu anak di televisi setiap harinya menyebabkan

iklan susu banyak dilihat dan diperhatikan orang. Berbagai cara digunakan seperti

menggunakan artis terkenal atau figur yang disukai masyarakat, membuat

tayangan yang menarik dan mudah diingat. Pada penelitian ini terdapat

macam-macam iklan susu yang sering dilihat responden. Beberapa produk iklan susu

formula yang tayang di televisi seperti terdapat pada tabel di bawah ini.

Tabel XIII. Iklan Susu Anak yang Sering Dilihat Responden

No Keterangan Jumlah Persentase(%)

1 SGM 84 73,7 2 Dancow Anak 83 72,8 3 Susu Bendera 81 71,1 4 Pediasure 52 45,6 5 Gain Plus 45 39,5 6 Enfagrow 42 36,8 7 Lactona 33 29,0 8 Nutrilon 32 28,1 9 Lain-lain 3 2,6

Data yang terlihat pada tabel XIII menunjukkan urutan iklan susu yang

sering dilihat responden. Persentase terbesar iklan yang sering dilihat responden

adalah SGM dengan 73,7% total responden, dan tidak jauh berbeda berturut turut

iklan Dancow Anak dan Iklan Susu Bendera dengan jumlah responden 72,8% dan

71,1%. Intensitas tayang iklan setiap hari membuat iklan sering dilihat responden

dan dampak yang kuat tersebut akan lebih mempengaruhi masyarakat. beberapa 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iklan yang memiliki persentase terbesar seperti yang tersebut diatas juga menjadi

dasar pertimbangan masyarakat untuk menentukan pemilihan susu untuk anak.

Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa semakin

sering iklan dilihat oleh masyarakat semakin tinggi pula produknya digunakan

masyarakat. Hal ini didasarkan dengan membandingkan tabel XIII tentang

keseringan melihat iklan susu di televisi dengan tabel X tentang susu formula

yang digunakan oleh anak para ibu posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo.

Tayangan iklan susu SGM memiliki persentase paling tinggi dalam tingkat

keseringan para ibu melihat tayangan iklan susu anak, dan persentase tertinggi

pula dalam penggunaan susu formula anak. Demikian pula untuk jenis susu

Dancow Anak dan Susu Bendera yang memiliki persentase yang cukup besar

sebagai tayangan iklan yang sering dilihat dan persentase besar sebagai produk

yang digunakan.

4. Sumber yang Dipercaya dalam Memberikan Saran

Pengenalan responden terhadap pemilihan susu untuk anak ini tidak lepas

dari figur yang dipercaya oleh responden. Figur yang dipercaya responden ini

diantaranya dari teman atau kerabat, dokter, petugas apotek, iklan televisi dan

yang lainnya. Informasi dari teman atau kerabat yang dipercaya ini menimbulkan

reaksi sugesti (ajakan), misalnya karena pengalaman setelah pemakain susu

formula merek tertentu. Informasi dari dokter, petugas apotek dan tenaga

kesehatan lainnya merupakan sumber yang dapat dipercaya untuk memberikan

saran. Informasi melalui iklan televisi, merupakan informasi awal adanya suatu 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

produk baru sehingga masyarakat perlu selektif. Tabel di bawah ini menunjukkan

urutan persentase sumber yang dapat dipercaya responden.

Tabel XIV. Sumber yang Dipercaya Responden Dalam Pemilihan Susu Anak

No Keterangan Jumlah Persentase(%)

1 Dokter 70 61,4 2 Iklan Televisi 55 48,3 3 Pengalaman Sendiri 38 33,3 4 Informasi Teman 28 24,6 5 Petugas Apotek 8 7,0 6 Perawat, bidan 5 4,4

Tabel diatas menunjukkan sumber yang dipercaya responden dalam

memberikan saran tentang pemilihan susu yang tepat. Pada penelitian ini

persentase terbesar sumber yang dipercaya responden dalam memberikan saran

adalah dokter dengan jumlah 61,4%. Keberadaan dokter hingga saat ini masih

menduduki posisi paling tinggi yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat

dalam memberikan informasi. Sebagian besar masyarakat belum menyadari

bahwa selain dokter, petugas apotek yang didalamnya terdapat apoteker dan

asisten apoteker juga mampu memberikan informasi kesehatan, hal ini

kemungkinan dikarenakan kurang dekatnya seorang apoteker di masyarakat dalam

pemberian informasi kesehatan. Petugas apotek dalam hal ini mendapat

kepercayaan dari responden dengan jumlah 7,0%.

Urutan kedua yaitu iklan televisi dengan jumlah 48,3% responden. Hal ini

menunjukkan bahwa iklan televisi mendapatkan perhatian dari responden yang

tidak sedikit bahkan iklan televisi mendapatkan kepercayaan untuk memberikan

saran dalam pemilihan susu untuk anak. Iklan susu anak di televisi menjadi sangat 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dekat dengan masyarakat oleh karena hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki

televisi dan tidak sedikit juga waktu untuk menonton televisi. Perusahaan yang

menawarkan produknya juga berusaha membuat tayangan iklan lebih menarik

misalnya dengan menghadirkan figur artis yang sedang disukai, model iklan yang

terlihat sehat dan cerdas dan yang lainnya.

Pengawasan dari badan yang berwenang seperti Badan Pengawasan Obat

dan Makanan bertanggung jawab terhadap peredaran makanan dalam hal ini

adalah susu formula untuk anak. Perusahaan yang menghasilkan produk juga

harus mentaati peraturan yang ada yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 69 tahun 1999, bahwa iklan tidak boleh menyesatkan. Suatu iklan

diharapkan jujur dalam menampilkan karakteristik suatu produk khususnya

produk makanan dan produk kesehatan walaupun dalam iklan dituntut memiliki

kreativitas tinggi supaya menarik konsumen. Masyarakat sendiri juga diharapkan

lebih kritis terhadap peredaran iklan sebelum memutuskan tindakan membeli.

Pengenalan responden terhadap iklan ini selanjutnya akan mempengaruhi

persepsi responden terhadap tayangan iklan susu formula di televisi. Persepsi

yang dibahas dalam penelitian ini menyangkut pengetahuan, pandangan,

keyakinan, perasaan, pengalaaman dan kemampuan berfikir. Berikut dibawah ini

disajikan tabel tentang rekapitulasi hasil kuisioner bagian persepsi terhadap iklan

susu anak di televisi oleh para ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan

Solo.

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel XV. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Tentang Persepsi Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo

Persentase

No Keterangan Item Pernyataan

SS+S TS+STS

Kecenderungan (SS+S)/(TS+STS) 2

Selain ASI anak usia 1 tahun keatas perlu mengkomsumsi susu formula untuk meningkatkan pertumbuhan anak.

99,1 0,9 Setuju

5

Vitamin-vitamin yang ada dalam susu formula sudah mencukupi untuk kebutuhan anak sehingga tidak perlu vitamin tambahan.

43,8 56,2 Tidak Setuju

6

Anak perlu mengkonsumsi susu formula karena dalam susu mengandung zat-zat yang berguna untuk pertumbuhan anak.

96,5 3,5 Setuju

9

Iklan susu anak di televisi menambah wawasan tentang manfaat susu yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan anak

93,9 6,1 Setuju

11

Komposisi susu yang baik adalah jumlah kandungan zat gizinya menyerupai kandungan komposisi ASI.

96,5 3,5 Setuju

1 Pengetahuan

17

Komposisi susu yang baik adalah jumlah kandungan zat gizinya menyerupai kandungan komposisi ASI.

27,2 72,8

Tidak Setuju

3

Iklan susu di televisi dapat menambah informasi dalam memilih susu unutk anak.

94,7 5,3 Setuju

2 Pandangan

4

Iklan susu di televisi dapat menambah informasi dalam memilih susu unutk anak.

86,0 14,0 Setuju

12

Responden lebih mempercayai tenaga kesehatan dalam menyampaikan saran mengenai pemilihan susu anak daripada melalui iklan televisi.

94,7 5,3 Setuju

3 Keyakinan

23

Iklan susu yang sering muncul di televisi menjamin bahwa susu tersebut aman dikonsumsi tanpa menimbulkan efek samping.

57,9 42,1 Setuju

4 Perasaan 1

Responden menyukai iklan susu anak di televisi karena informasinya lengkap dan

jelas. 96,5 3,5 Setuju

10 Kualitas susu yang baik tidak

dipengaruhi oleh mahalnya harga 86,0 14,0 Setuju

5 Pengalaman

20 Hanya susu anak yang mahal saja yang

memiliki kualitas susu yang baik. 24,6 75,4 Tidak Setuju

8

Iklan susu di TV memberikan informasi bahwa susu untuk anak minimal diberikan 3 kali sehari untuk pertumbuhan yang optimal.

84,2 15,8 Setuju

21

Iklan susu di TV menambah wawasan responden tentang macam-macam kandungan dan manfaat zat-zat gizi seperti DHA, taurin, prebiotik dalam susu formula.

97,4 2,6 Setuju

6 Kemampuan

berfikir

25

Efek samping seperti alergi, diare dapat terjadi pada anak yang mengkonsumsi susu formula.

74,6 25,4 Setuju

Berdasarkan tabel diatas persepsi terbagi menjadi beberapa bagian, yang

pertama adalah tentang pengetahuan. Penjelasan tentang hasil persepsi responden 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 4. Pada lampiran 4 menjelaskan

tentang tanggapan responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan persepsi responden yang disajikan dalam bentuk tabel.

Hal pertama adalah persepsi menyangkut pengetahuan. Pengetahuan ini

akan mempengaruhi bagaimana konsumen mau mendengar informasi dan

memahami arti yang dikandung dari penayangan iklan susu anak di televisi. Pada

kuisioner dalam penelitian ini pertanyaan tentang pengetahuan terdapat pada

nomor item 2,5,6,9,11,17. Setiap pertanyaan pada persepsi bagian pengetahuan

pada penelitian ini bersifat favorabel. Pada nomor item 2 responden cenderung

menjawab setuju dengan persentase 99,1%. Jadi dapat disimpulkan bahwa

responden setuju bahwa selain ASI anak dengan usia satu tahun keatas perlu

mengkonsumsi susu formula karena dapat meningkatkan pertumbuhan anak.

Pernyataan dengan nomor item 5 responden tidak mendukung pernyataan

yang ada pada kuisioner dengan persentase sebesar 56,1%. Responden tidak

setuju bahwa vitamin-vitamin dalam susu formula sudah mencukupi untuk

kebutuhan anak dan tidak perlu pemberian vitamin. Responden cenderung berfikir

bahwa perlu pemberian vitamin lagi disamping pemberian susu formula. Menurut

pendapat peneliti dan didasarkan pada teori yang sudah ada susu formula sudah

distandarisasi memiliki angka kecukupan gizi yang sesuai untuk kebutuhan anak,

sehingga pemberian vitamin tidak perlu dilakukan selama kebutuhan gizi anak

tercukupi dengan pemberian susu formula.

Pernyataan dengan nomor item 6 responden mendukung pernyataan yang

ada pada kuisioner dengan persentase yang tinggi yaitu 96,5%. Responden setuju 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahwa anak perlu mengkonsumsi susu formula karena dalam susu mengandung

zat-zat yang diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan anak. Pernyataan

nomor 9 responden mendukung pernyataan dengan persentase 93,9%. Responden

setuju bahwa iklan di televisi menambah wawasan bagi responden akan manfaat

susu untuk anak.

Pernyataan nomor 11 responden mendukung pernyataan dengan

persentase 96,5%. Responden setuju bahwa komposisi susu yang baik adalah

jumlah kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral menyerupai

kandungan komposisi ASI. Jawaban responden mendukung pernyataan tersebut,

berarti responden menjawab dengan tepat.

Pernyataan nomor 17 responden tidak mendukung pernyataan atau tidak

setuju dengan persentase sebesar 72,8%. Responden tidak setuju dengan

pernyataan bahwa susu formula memiliki nilai gizi yang lebih tinggi. Menurut

pendapat peneliti hal ini tidak tepat. Susu formula memiliki nilai gizi yang lebih

tinggi dari ASI karena jumlah kandungan yang lebih tinggi dan dalam susu

formula dilengkapi zat-zat penting yang diperlukan seperti DHA, omega 3 dan

yang lainnya. namun demikian ASI juga memiliki keunggulan yang lain yang

diperlukan anak misalnya adanya zat antibodi tubuh terbentuk dan hubungan

psikologis yang terjalin antara ibu dan anak.

Tingkat persepsi ibu-ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan

Solo selain pertanyaan yang ada pada kuisioner juga dilakukan wawancara.

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui lebih dalam persepsi responden.

Pertanyaan dalam wawancara untuk mengetahui persepsi responden yang 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyangkut pengetahuan adalah informasi apa saja yang didapat responden

setelah menyaksikan tayangan iklan susu formula di televisi. Dari wawancara ini

informasi yang diperoleh respoden informasi mengenai manfaat susu,

macam-macam kandungan, dan informasi mengenai adanya produk baru.

Pertanyaan dalam wawancara yang berhubungan dengan persepsi

responden yang menyangkut pengetahuan adalah mengenai seberapa jauh

responden mengetahui kandungan zat-zat dalam susu formula. Pada wawancara

ini responden memiliki pengetahuan yang cukup baik. Responden mampu

menyebutkan kandungan-kandungan dalam susu formula. Informasi dari tayangan

iklan susu formula anak di televisi cukup membantu bagi responden untuk

memahami kandungan zat gizi dalam susu formula.

Pertanyaan wawancara berikutnya adalah mengenai pengetahuan

Dokumen terkait