• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Pengendalian hama dan penyakit

III. METODE PENELITIAN

5.1 Identitas Responden

5.1.2. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden sangat mempengaruhi cara berfikir serta bertindak dalam pengambilan keputusan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya. Secara umum tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang ditunjang berbagai pengalaman akan dapat mempengaruhi pula peningkatan peningkatan dalam memperoleh hidup yang layak. Pendidikan yang lebih tinggi akan mempengaruhi cara berfikir yang lebih agresif, mudah memahami dan menerima inovasi baru serta terbuka dalam menerima perubahan.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan patong (2004), bahwa Pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi car berfikir seseorang. Pendidikan yang relatif tinggi menyebabkan seseorang lebih dinamis dalam menerima teknologi baru. Semakin koopertif petani dalam menerima dan menerapkan inovasi atau teknologi baru, maka secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi usahatani.

Menyangkut tingkat pendidikan responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani responden terbagi atas tiga, yaitu SD, SMP, dan SMA . Karakteristik tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 9.

43 Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar, 2015.

No Tingkat Pendidikan Jumlah Reponden (Orang)

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa petani responden yang memiliki pendidikan rendah. Dimana 6 orang atau 33,34% dari total jumlah responden mempunyai tingkat pendidikan Sekolah Dasar, SMP/sederajat sebanyak 5 orang atau 27,77 % dan SMA/sederajat sebanyak 4 orang atau 22,23% bahkan diantaranya ada yang tidak pernah sekolah sebanyak 3 orang atau 16,66% .

Melihat pemaparan berdasarkan tingkat pendidikan responden diatas pada tabel 8, bahwa responden mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi mempunyai pengetahuan lebih luas dalam menerima informasi teknologi lebih cepat dibanding dengan responden yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Namun pendidikan formal bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan petani tahu, mampu dan menerapkan teknologi tetapi sangat bergantung pada tingkat kemandirian petani tersebut dalam mengelolah usahataninya, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga yang memaksa petani responden untuk berupaya dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya.

44 5.1.3.Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu potensi sumberdaya manusia yang dapat menunjang kegiatan usahatani namun dapat pula menjadi beban ekonomi dari kepala keluarga yang bersangkutan jika memiliki sumber daya modal dan lahan yang terbatas, untuk memanfaatkan sumber daya manusia tersebut secara produktif. Hal ini berakibat pada rendahnya tingkat kesejahteraan keluarga, karena disatu sisi sumber pendapatan yang terbatas sebagai akibat dari keterbatasan kepemilikan sumberdaya, dan disisi lain anggota keluarga yang ditanggung jumlahnya besar berimplikasi pada besarnya pula biaya untuk menuhi kebutuhan hidupnya.

Penggambaran tentang jumlah anggota keluarga petani bertujuan untuk melihat seberapa besar tanggungan keluarga tersebut. Keluarga petani terdiri dari petani itu sendiri sebagai kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lainnya yang berstatus tinggal bersama dalam satu keluarga. Sebahagian besar petani yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar menggunakan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri yang secara tidak langsung merupakan tanggungjawab kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tanggungan keluarga petani responden dapat disajikan pada tabel 10 berikut ini.

45 Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa

BoddiaKecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015.

No Jumlah Tanggungan

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden antara 1-2 sebanyak 4 orang atau 22,22%, kemudian 3-4 sebanyak 10 orang atau 55,55%, dan 5-6 orang sebanyak 4 orang atau 22,22%, jumlah tanggungan keluarga paling banyak adalah 3-4 yaitu 10 orang atau 55,56%. Keadaan demikian sangat mempengaruhi terhadap tingkat kemandirian petani untuk mensejahterahkan keluarganya dan untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, seorang petani dengan beban tanggungan keluarga yang cukup besar, akan selalu berupaya memaksimalkan kegiatan usahataninya untuk mendapatkan produksi tinggi yang berdampak pada tingkat pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuia dengan pendapat mubyanto (2005), menyatakan bahwa berusahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani itu sendiri atas ayah sebagai kepala rumah tangga, istri dan anak. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani memegang peranan penting dan merupakan sumbangan keluarga pada produksi secara keseluruhan.

46 5.1.4.Luas Lahan

Luas lahan merupakan media tumbuh suatu tanaman, tempat hewan dan manusia melakukan aktivitas kehidupannya. Luas lahan sangat mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam hal penggunaan bibit, pupuk, obat-obatan dan peralatan. Oleh karena itu, lahan merupakan salah satu faktor penting dalam usahatani. Luas lahan petani akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usahatani, karena erat hubungannya dengan biaya yang dikeluarkan dan produksi yang diterima. Semakin luas lahan dan biaya produksi yang dikeluarkan biasanya tidak seimbang dengan produksi yang diperoleh. Luas lahan berdasarkan tingkat kepemilikan lahan rata-rata di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, disajikan pada tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 10. Luas Lahan Responden Di Desa Boddia Kecamatan

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 10 diatas, menunjukkan bahwa Petani responden yang memiliki luas lahan 0,32-0,43 Ha sebanyak 3 Orang atau 16,67 %, dan petani responden yang memiliki luas lahan 0,44 -0,55 Ha sebanyak 6 Orang atau 33,33 %, kemudian yang memilik luas lahan 0,56-0,67 Ha sebanyak 1 orang atau 5,55% sedangkan petani responden yang memiliki luas lahan 0,68 - 0,79 sebanyak 3 orang atau

47 16,67% dan terakhir petani responden yang memiliki luas lahan 0,80-0,91 sebanyak 5 orang atau 27,78%. Jadi persentase yang paling tertinggi adalah 0,44 - 0,55 Ha sebanyak 6 orang atau 33,33%. Dengan demikian pemilihan lahan tersebut di atas sangat memunkinkan untuk di tanami padi dengan sistem jajar legowo oleh petani, sehingga petani diharapkan dapat memanfaatkan lahan secara optimal untuk meningkatkan produksi dan pendapatan serta kesejahteraan bagi petani. Demikian juga kemandirian petani sangat berperan serta dalam meningkatkan produksi padi tersebut.

Dokumen terkait