• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Kriteria Objektif Variabel

1. Tingkat Pengetahuan Tentang Vaksin

- Cukup : 56% – 75%

- Kurang : <56%

Perhitungan skor tiap kategori :

Jumlah Soal x Skor Tertinggi x % - Baik : 76% – 100%

76% : 15 x 5 x 76%

: 75 x 0,76 = 57 100% : 75 x 1 = 75 Baik : 57 - 75 - Cukup : 56% – 75%

56% : 75 x 0,56 = 42 75% : 75 x 0,75 = 56 Cukup : 42 - 56

- Kurang : <56%

: 75 x 0,55 = 41 Kurang : ≤ 41

2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kemauan Vaksinasi a. Penentuan Kriteria objektif kemauan vaksinasi (Y)

Skor tertinggi = Jumlah pertanyaan x Bobot tertinggi

= 5 x 5 = 25 (100%)

Skor terendah = Jumlah pertanyaan x Bobot terendah

= 5 x 1 = 5 (20%)

Range = Skor tertinggi – Skor terendah

= 100% - 20%

= 80%

Kategori = 2

Interval = Range/Kategori

= 80%/2

= 40%

Range Standar = 100% - 40%

= 60%

Kriteria Objektifnya :

- Mau : Jika persentase total jawaban responden ≥60%

- Tidak Mau : Jika nilai persentase total jawaban <60%

Perhitungan skor tiap kategori :

Jumlah Soal x Skor Tertinggi x %

- Mau : ≥60%

: 5 x 5 x 60%

: 25 x 0,6 Mau : ≥15 - Tidak Mau : <60%

Tidak Mau : <15

b. Penentuan Kriteria objektif hubungan tingkat pengetahuan dengan kemauan vaksinasi

Untuk mencari hubungan antara variebel X dan Y maka dilakukan analisis uji Chi-Square. Jika terdapat paling tidak 2 cell (melebihi 20%) yang memiliki expected count <5 maka tidak dapat dilakukan uji Chi-Square,sehingga harus dilakukan uji Fisher.

Dikatakan ada hubungan yang bermakna antara variabel X dan Y yaitu apabila memiliki nilai P-Value ≤ 0,005. Jika nilainya > 0,005 maka berati tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel X dan Y.

3. Peran Sosialisasi

Skor tertinggi = Jumlah pertanyaan x Bobot tertinggi

= 1 x 5 = 5 (100%)

Skor terendah = Jumlah pertanyaan x Bobot terendah

= 1 x 1 = 1 (20%)

Range = Skor tertinggi – Skor terendah

= 100% - 20%

= 80%

Kategori = 2

Interval = Range/Kategori

= 80%/2

= 40%

Range Standar = 100% - 40%

= 60%

Kriteria Objektifnya :

- Ya : Jika persentase total jawaban responden ≥60%

- Tidak : Jika nilai persentase total jawaban <60%

Perhitungan skor tiap kategori :

Jumlah Soal x Skor Tertinggi x % - Ya : ≥60%

: 1 x 5 x 60%

: 5 x 0,6 Ya : ≥3

- Tidak : <60%

Tidak : <3 I. Alur Penelitian

Pengurusan surat izin meneliti dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Uji validitas instrument (kuesioner)

Pengurusan kode etik penelitian

Pengajuan izin untuk melakukan penelitian di Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar

Melakukan pengumpulan data

Pengumpulan dan analisis data

Menyimpulkan hasil penelitian

42 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan vaksin, kemauan untuk melakukan vaksinasi dan peran sosialisasi terhadap tingkat pengetahuan dan kemauan responden untuk melakukan vaksinasi.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner penelitian di media sosial dengan menggunakan Google Form agar bisa diakses oleh Mahasiswa UIN Alauddin Makassar dimanapun responden berada. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Juni 2021.

1. Karakteristik Responden

Responden yang diteliti adalah Mahasiswa aktif Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 384 responden.

Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia responden, tempat tinggal, fakultas dan angkatan.

Tabel 1.1. Karakteristik Responden No Karakteristik

Responden Kategori Frekuensi

(F)

Persen (%) 1. Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

23 tahun

Berdasarkan tabel 1.1 bagian karakteristik Jenis Kelamin menunjukkan bahwa dari 384 responden diperoleh responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 101 responden (26,3%) lebih rendah dari pada responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 283 responden (73,7%).

Berdasarkan tabel 1.1 bagian kelompok usia diperoleh responden dengan jumlah tertinggi berturut-turut yaitu berusia 21 tahun sebanyak 135 responden dengan pesentase 35,1%, usia 22 tahun sebanyak 120 responden (31,3%), usia 20 tahun sebanyak 53 responden (13,8%), usia 23 tahun sebanyak 37 responden (9,6%), usia 19 tahun sebanyak 20 responden (5,2%), usia 18 tahun sebanyak 10 responden (2,6%), usia 24 tahun sebanyak 5 responden (1,3%), usia 25 tahun sebanyak 3 responden (0,8%) dan jumlah terendah yaitu berusia 17 tahun hanya 1 responden (0,3%).

Dari data yang diperoleh pada tabel 1.1, responden yang tempat tinggalnya kost/kontrak sebanyak 173 responden (45,1%), yang tinggal di rumah orang tua sebanyak 131 responden (34,1%) dan yang tinggal di rumah keluarga sebanyak 80 responden (20,8%).

Sedangkan data berdasarkan Fakulas pada tabel 1.1 jumlah responden sama yaitu masing-masing sebanyak 48 responden (12,5%).

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan resonden yang diperoleh dominan dari angkatan 2017 yaitu sebanyak 226 responden (58,8%) dan yang terendah dari angkatan 2014 hanya 1 responden saja (0,3%).

2. Persentase Data

a. Persentase Data Untuk Tingkat Pengetahuan Terhadap Penggunaan Vaksin Tabel 2.1. Persentase Tingkat Pengetahuan Terhadap Penggunaan Vaksin

No Pernyataan Persentase (%)

SS S R TS STS

1

Vaksin merupakan produk biologis yang dapat meningkatkan sistem imun.

17,2 57,3 22,7 2,1 0,8

2

Melalui pemberian vaksin, maka tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan virus.

18 58,6 21,4 1,3 0,8

3

Ketersediaan vaksin akan membantu proses penanganan pandemi COVID-19 lebih cepat.

12,2 51,3 32 3,4 1

4

Tujuan utama vaksinasi adalah mengurangi penularan virus, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19.

17,4 53,1 24,2 3,9 1,3

5

Vaksinasi bertujuan untuk mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity).

10,9 59,1 25,5 3,6 0,8

6

Manfaat vaksinasi dalam jangka panjang dapat mengurangi dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi.

9,6 44,5 37,8 7,3 0,8

7

Vaksin COVID-19 diberikan dengan dua tahap, dimana tahap kedua vaksinasi tahap pertama, harus mengikuti vaksinasi tahap kedua.

21,4 52,3 19 5,3 1,6

9

Vaksin CoronaVac yang diproduksi SINOVAC adalah vaksin yang sudah beredar di Indonesia.

14,1 56,3 27,3 2,1 0,3

10

Efek samping umum yang dapat terjadi setelah pemberian vaksin ialah demam, nyeri, kemerahan atau ruam-ruam pada bekas suntikan.

12,5 46,4 33,9 6 1,3

11

Semua orang harus mendapatkan vaksin, baik yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 maupun yang tidak.

16,4 41,7 24 14,1 3,9

12 Meskipun sudah divaksin, tetap

harus mematuhi protokol kesehatan. 55,7 38,5 3,6 1 1

13

Pemerintah hanya menyediakan vaksin yang terbukti aman dan lolos uji klinis, serta sudah mendapatkan Emergency Use of Authorization (EUA) dari BPOM.

32,3 45,3 20,8 1 0,5

14

Komisi Fatwa MUI Pusat sudah menetapkan vaksin produksi SINOVAC suci dan halal.

22,7 51 24,5 1,3 0,5

15

Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia yang berusia 18 tahun keatas.

16,7 52,1 23,7 6,3 1,3

Pernyataan pada tabel 2.1 di atas, menunjukkan gambaran tingkat pemgetahuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan vaksin, mulai dari pemberian vaksin, tujuan vaksinasi, manfaat vaksin, efak samping dan kelompok prioritas penerima vaksin.

b. Persentase Data Kemauan Untuk Melakukan Vaksinasi

Tabel 2.2. Persentase Kemauan Mahasiswa Untuk Melakukan Vaksinasi

No Pernyataan Persentase (%)

SS S R TS STS

1

Saya bersedia divaksin mengikuti aturan pemerintah demi keamanan serta keselamatan bersama.

14,1 38 34,6 8,9 4,4

2

Saya bersedia divaksin karena saya percaya program vaksinasi dari pemerintah telah aman dan efektif secara medis.

11,2 37 40,1 7,8 3,9

3

Saya percaya manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan resiko yang diakibatkan virus corona bila tidak divaksin.

10,2 40,6 40,9 5,5 2,9

4

Meski vaksin ada efek samping, lebih baik tetap divaksinasi daripada tidak divaksinasi.

8,3 39,3 37,8 11,7 2,9

5

Menolak vaksin bisa meningkatkan resiko seseorang terpapar virus dan menularkannya pada orang lain di sekitar.

9,1 38 34,9 16,1 1,8

Pernyataan yang berkaitan dengan kemauan mahasiswa UIN Alauddin Makassar untuk melakukan vaksinasi yang terdapat pada tabel di atas menjadi tolak ukur penerimaan vaksin. Dengan pernyataan di atas kita dapat mengetahui kepercayaan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar terhadap manfaat vaksin untuk mengurangi resiko terpapar virus serta menularkannya pada orang lain di sekitar.

c. Persentase Data Peran Sosialisasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Kemauan Untuk Melakukan Vaksinasi

Tabel 2.3. Persentase Peran Sosialisasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Kemauan Untuk Melakukan Vaksinasi

No Pernyataan Persentase (%)

SS S R TS STS

1 Apakah sosialisasi vaksin COVID-19

dapat menambah pengetahuan anda ? 21,6 62,5 12,2 3,1 0,5

2

Apakah dengan adanya sosialisasi membuat keinginan anda untuk divaksin lebih besar ?

12,2 39,8 35,7 9,9 2,3

3

Apakah dengan adanya edukasi dapat mengurangi kepanikan terhadap vaksin COVID-19 ?

18,5 54,9 21,1 4,2 1,3

4

Apakah sosialisasi dapat membantu menghilangkan persepsi buruk masyarakat terhadap vaksin ?

19,3 56,3 20,1 2,9 1,6

5

Apakah sosialisasi dapat membantu menyukseskan program vaksinasi COVID-19 ?

18,2 55,7 22,4 2,6 1

Pernyataan yang berkaitan dengan peran sosialisasi terhadap tingkat pengetahuan dan kemauan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar untuk melakukan vaksinasi pada tabel 2.3 di atas, menunjukkan gambaran pendapat responden terhadap peran sosialisasi apakah dapat meningkatkan tingkat pengetahuan, menambah keinginan untuk melakukan vaksinasi, dapat mengurangi kepanikan dan menghilangkan persepsi buruk terhadap vaksin serta dapat menyukseskan program vaksinasi COVID-19.

3. Uji Validitas Kuesioner b. Tingkat Pengetahuan (X)

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Pengetahuan (X)

Item Nilai Rhitung Nilai Rtabel Keterangan

X1 0,859 0,3291 Valid

X13 0,650 0,3291 Valid

X14 0,757 0,3291 Valid

X15 0,640 0,3291 Valid

c. Kemauan Untuk Melakukan Vaksinasi (Y)

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Kemauan Vaksinasi (Y)

Item Nilai Rhitung Nilai Rtabel Keterangan

Y1 0,853 0,3291 Valid

Y2 0,864 0,3291 Valid

Y3 0,918 0,3291 Valid

Y4 0,808 0,3291 Valid

Y5 0,794 0,3291 Valid

d. Peran Sosialisasi (Z)

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Kuesioner Peran Sosialisasi (Z)

Item Nilai Rhitung Nilai Rtabel Keterangan

Y1 0,660 0,3291 Valid

Y2 0,752 0,3291 Valid

Y3 0,877 0,3291 Valid

Y4 0,821 0,3291 Valid

Y5 0,870 0,3291 Valid

Berdasarkan tabel diatas, pengujian validitas kuesioner dalam penelitian ini melibatkan 36 responden, butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan (df = n – 2) (Hidayat, 2021: 12) . Derajat kebebasan (df = n – 2) yaitu 36 - 2 = 34, sehingga diperoleh nilai r tabel sebesar 0,3291. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari jumlah keseluruhan sebanyak 25 item soal dalam kuesioner dinyatakan valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

4. Uji Reliabilitas Kuesioner

Tabel 4.1. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Variabel Jumlah Item Cronbach’s Alpha Keterangan

Tingkat Pengetahuan 15 0,940 Reliabel

Kemauan Vaksinasi 5 0,942 Reliabel

Peran Sosialisasi 5 0,917 Reliabel

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas diatas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha untuk tingkat pengetahuan 0,940, kemauan vaksinasi 0,942 dan peran sosialisasi 0,917 yang artinya kuesioner reliabel. Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha ≥0,60, jika nilainya <0,60 maka indikator yang digunakan oleh variabel tersebut tidak reliabel (Rostianti, 2020: 124).

5. Analisis Data a. Analisis Univariat

1) Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Terhadap Penggunaan Vaksin

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 8 2,1

Cukup 151 39,3

Baik 225 58,6

Total 384 100

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, didapatkan data bahwa dari 384 mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan tentang penggunaan vaksin COVID-19 yakni dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 8 mahasiswa (2,1%), pengetahuan cukup sebanyak 151 mahasiswa (39,3%) dan pengetahuan baik sebanyak 225 mahasiswa (58,6%).

2) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Terhadap Penggunaan Vaksin Berdasarkan Fakultas

a. Fakultas Syariah dan Hukum

Tabel 6.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Syariah dan Hukum

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 2 4,2

Cukup 18 37,5

Baik 28 58,3

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.1 menunjukkan bahwa dari 48 responden diperoleh responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap penggunaan vaksin COVID-19 hanya 2 responden (4,2%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (37,5%) dan mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap penggunaan vaksin COVID-19 sebanyak 28 responden (58,3%).

b. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Tabel 6.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 1 2,1

Cukup 14 29,2

Baik 33 68,8

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.2 diperoleh responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap penggunaan vaksin COVID-19 hanya 1 responden (2,1%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 14 responden (29,2%) dan mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap penggunaan vaksin COVID-19 sebanyak 33 responden (68,8%).

c. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Tabel 6.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 0 0

Cukup 24 50

Baik 24 50

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.3 diatas menunjukkan bahwa dari 48 responden diperoleh tingkat pengetahuan cukup terhadap penggunaan vaksin COVID-19

sebanyak 24 (50%) begitupun dengan kategori baik sebanyak 24 responden (50%).

d. Fakultas Adab dan Humaniora

Tabel 6.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Adab dan Humaniora

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 1 2,1

Cukup 25 52,1

Baik 22 45,8

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.4 diperoleh responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap penggunaan vaksin COVID-19 hanya 1 responden (2,1%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (52,1%) dan mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap penggunaan vaksin COVID-19 sebanyak 22 responden (45,8%).

e. Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Tabel 6.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 2 4,2

Cukup 24 50,0

Baik 22 45,8

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.5 diatas diperoleh responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap penggunaan vaksin COVID-19 hanya 2 responden (4,2%), cukup sebanyak 24 responden (50,0%) dan yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 22 responden (45,8%).

f. Fakultas Sains dan Teknologi

Tabel 6.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Sains dan Teknologi

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 0 0

Cukup 19 39,6

Baik 29 60,4

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.6 diatas menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup terhadap penggunaan vaksin COVID-19 sebanyak 19 responden (39,6%) sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 29 responden (60,4%).

g. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Tabel 6.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 1 2,1

Cukup 23 47,9

Baik 24 50,0

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.7 diatas diperoleh responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap penggunaan vaksin COVID-19 hanya 1 responden (2,1%), cukup sebanyak 23 responden (47,9%) dan mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 24 responden (50%).

h. Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan

Tabel 6.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 1 2,1

Cukup 4 8,3

Baik 43 89,6

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.8 diatas, diperoleh responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap penggunaan vaksin COVID-19 hanya 1 responden (2,1%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu 4 responden (8,3%) dan mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap penggunaan vaksin COVID-19 sebanyak 43 responden (89,6).

3) Peran Sosialisasi

a) Peran Sosialisasi Terhadap Tingkat Pengetahuan

Tabel 7.1. Distribusi Frekuensi Peran Sosialisasi Terhadap Tingkat Pengetahuan

Peran Sosialisas Frekuensi Persentase (%)

Ya 370 96,4

Tidak 14 3,6

Total 384 100

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 384 responden diperoleh sebanyak 370 (96,4%) responden yang mengatakan sosialisasi dapat menambah tingkat pengetahuannya dan hanya 14 (3,6%) responden yang mengatakan tidak.

b) Peran Sosialisasi Terhadap Keinginan Vaksinasi

Tabel 7.2. Distribusi Frekuensi Peran Sosialisasi Terhadap Keinginan Vaksinasi

Peran Sosialisasu Frekuensi Persentase (%)

Ya 337 87,8

Tidak 47 12,2

Total 384 100

Berdasarkan tabel 7.2 diperoleh sebanyak 337 (87,8%) responden yang mengatakan sosialisasi dapat meningkatkan keinginan untuk divaksin dan hanya 47 (12,2%) responden yang mengatakan tidak.

c) Peran Sosialisasi Terhadap Kepanikan Vaksin

Tabel 7.3. Distribusi Frekuensi Peran Sosialisasi Terhadap Kepanikan Vaksin

Peran Sosialisasu Frekuensi Persentase (%)

Ya 363 94,5

Tidak 21 5,5

Total 384 100

Berdasarkan tabel 7.3 menunjukkan bahwa responden yang mengatakan sosialisasi dapat mengurangi kepanikan terhadap vaksin COVID-19 sebanyak 363 (94,5%) dan hanya 21 (5,5%) responden yang mengatakan tidak.

d) Peran Sosialisasi Terhadap Presepsi Masyarakat

Tabel 7.4. Distribusi Frekuensi Peran Sosialisasi Terhadap Persepsi Masyarakat

Peran Sosialisasu Frekuensi Persentase (%)

Ya 367 95,6

Tidak 17 4,4

Total 384 100

Berdasarkan tabel diatas diperoleh sebanyak 367 responden (95,6%) yang mengatakan sosialisasi dapat membantu menghilangkan persepsi buruk masyarakat terhadap vaksin dan 17 responden (4,4%) yang mengatakan tidak.

e) Peran Sosialisasi Terhadap Kesuksesan Vaksinasi

Tabel 7.5. Distribusi Frekuensi Peran Sosialisasi Terhadap Kesuksesan Vaksinasi

Peran Sosialisasu Frekuensi Persentase (%)

Ya 370 96,4

Tidak 14 3,6

Total 384 100

Berdasarkan tabel 7.5 menunjukkan bahwa sebanyak 370 (96,4%) responden yang mengatakan sosialisasi dapat membantu menyukseskan program vaksinasi COVID-19 dan hanya 14 (3,6%) responden yang mengatakan tidak.

e. Analisis Bivariat

1) Hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan vaksin dengan kemauan untuk melakukan vaksinasi.

Tabel 8.1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Terhadap Penggunaan Vaksin Dengan Kemauan Untuk Melakukan

Vaksinasi berarti dibawah nilai 0,005, sehingga disimpulkan bahwa adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kemauan melakukan vaksinasi.

B. Pembahasan

Sejak tahun 2019 dunia digemparkan dengan adanya virus corona yang menyebabkan pandemi. Virus ini menginfeksi hampir di seluruh bagian dunia, termasuk di Indonesia. Sampai dengan tanggal 18 Agustus 2021 terkonfirmasi sebanyak 3.908.247 kasus di Indonesia dan tercatat sejumlah 121.141 orang meninggal (Kemenkes, 2021).

Telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk meringankan dampak pandemi COVID-19, akan tetapi kasus COVID-19 semakin hari semakin meningkat, oleh karenanya vaksin sangatlah dibutuhkan untuk mengakhiri pandemi ini.

Vaksin merupakan suatu zat atau senyawa yang mengandung virus penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau sudah dimatikan, berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Ketika dimasukkan ke

dalam tubuh, vaksin akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang dapat mengenali virus (Aidah, 2020: 4).

Vaksin dibuat dengan cara terbaik untuk mencegah penularan COVID-19.

Dengan adanya vaksin, menjadi harapan untuk menekan angka penularan virus corona yang semakin tak terkendali. Inilah mengapa vaksin corona menjadi wajib untuk setiap lapisan masyarakat. Jika ada banyak orang di dalam suatu komunitas telah divaksinasi, patogen akan mengalami kesulitan untuk menyebar karena kebanyakan orang-orang tersebut menjadi kebal. Semakin banyak orang lain divaksinasi, semakin kecil kemungkinan orang yang tidak dapat divaksinasi dapat dilindungi dari virus yang berbahaya. Ini disebut dengan herd immunity (kekebalan kelompok).

Cakupan vaksinasi di Indonesia belum maksimal karena beberapa masyarakat masih ragu bahkan menolak untuk divaksin, alasan khawatir terhadap keamanan dan keefektifan vaksin, menyatakan ketidakpercayaan terhadap vaksin, takut efek samping dan mempersoalkan kehalalan vaksin. Pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 dan vaksin dapat mendukung keberhasilan program penanganan penyakit ini. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat khususnya mahasiswa UIN Alauddin Makassar tentang penggunaan vaksin sebagai pencegahan penyebaran COVID-19, dan hubungannya dengan kemauan untuk melakukan vaksinasi serta peran sosialiasi vaksin COVID-19.

Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan penyebaran kuesioner menggunakan goggle form. Sampel dihitung menggunakan rumus estimasi proporsi dan didapatkan jumlah minimal responden yaitu 378 orang.

Pada penelitian ini jumlah responden sebanyak 384 orang.

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa responden paling banyak yaitu berjenis kelamin perempuan dengan persentase 73,7% sebanyak 283 responden, sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 101 responden dengan persentase 26,3%. Hal ini dikarenakan oleh pedulinya perempuan terhadap kesehatan lebih cenderung dibandingkan laki-laki. Selain itu, perempuan mampu mendapatkan sumber informasi yang lebih banyak karena sering berinteraksi dan lebih aktif dibandingkan laki-laki (Puspitasari, 2018: 13). Adapun data yang diperoleh jumlah keseluruhan mahasiswa UIN Alauddin Makassar sebanyak 22.262 orang yang terdiri dari 14.065 perempuan dengan persentase 63,2% dan 8.197 laki-laki dengan persentase 36,8%, sehingga sangat besar kemungkinan jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.

Berdasarkan angkatan, jumlah responden terbanyak berturut-turut yaitu dari angkatan 2017 sebanyak 226 responden dengan presentase 58,8%, angkatan 2018 sebanyak 79 responden (20,6%), angkatan 2020 29 responden (7,6%), angkatan 2016 27 responden (7,0%), angkatan 2019 20 responden (5,2%), angkatan 2015 2 responden (0,5%) dan yang paling sedikit dari angkatan 2014 hanya 1 responden saja dengan presentase 0,3%. Responden terbanyak didapatkan dari angkatan 2017 karena penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner secara daring menggunakan tekhnik aksidental (kebetulan).

Berdasarkan usia, sebagian besar responden didominasi pada usia 21 tahun sebanyak 135 responden dengan persentase 80,2%, dan jumlah terendah berusia 17 tahun hanya 1 responden dengan persentase 0,3%. Menurut Puspitasari, usia merupakan salah satu faktor yang mungkin memengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Puspitasari, 2018: 14). Adapun dalam penelitian ini responden yang paling banyak berusia 21 tahun karena penelitian ini dilakukan dengan cara

membagikan kuesioner secara daring dan kebanyakan responden yang mengisi kuesioner dari angkatan 2017 yang rata – rata berusia 21 tahun.

Berdasarkan tempat tinggal, responden yang paling banyak tinggal kost/kontrak yaitu sebanyak 173 responden dengan persentase 45,1%, kemudian yang tinggal di rumah orang tua sebanyak 131 (34,1%) dan sisanya merupakan responden yang tinggal di rumah keluarga sebanyak 80 responden dengan persentase 20,8%.

Sedangkan data karakteristik responden berdasarkan fakulas jumlahnya sama yaitu masing-masing sebanyak 48 responden (12,5%), dikarenakan akan diukur atau dibandingkan tingkat pengetahuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar tentang penggunaan vaksin berdasarkan fakultas. Jumlah responden perfakultas diperoleh dari perhitungan besar sampel menggunakan rumus estimasi proporsi hasilnya yaitu minimal 378 mahasiswa dibagi 8 fakultas.

Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis Univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan vaksin dan peran sosialisasi vaksin COVID-19. Dan analisis bivariat untuk melihat apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap kemauan mahasiswa untuk melakukan vaksinasi.

Pengetahuan merupakan apa yang diketahui oleh seseorang tentang suatu hal yang didapatkan secara formal ataupun informal. Pengetahuan merupakan sebuah faktor awal dari suatu perilaku yang diharapkan dan umumnya memiliki korelasi positif dengan perilaku.

Pada kasus pandemi dan vaksin COVID-19, pengetahuan sangatlah diperlukan sebagai suatu acuan dalam melawan penyebaran penyakit ini. Dari hasil penelitian diperoleh responden terbanyak berada dalam kategori pengetahuan baik yaitu 225 responden dengan persentase 58,6%, sedangkan yang

memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 151 responden (39,3%) dan yang paling sedikit berada dalam kategori pengetahuan kurang yaitu 8 responden (2,1%), yang menunjukkan gambaran atau tingkat pengetahuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan vaksin COVID-19, mulai dari pemberian vaksin, tujuan vaksinasi, manfaat vaksin, efek samping dan kelompok prioritas penerima vaksin.

Adapun hasil penelitian tingkat pengetahuan terhadap penggunaan vaksin berdasarkan fakultas, diperoleh responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik berturut-turut yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan sebanyak 43 responden dengan persentase 89,6%, kemudian dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sebanyak 33 responden (68,8%), Fakultas Sains dan Teknologi 29 responden (60,4%), Fakultas Syariah dan Hukum 28 responden (58,3%), Fakultas Ushuludin dan Filsafat dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 24 responden (50,0%), yang terakhir Fakultas Adab dan Humaniora dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yaitu sebanyak 22 responden (45,8%).

Untuk kategori yang memiliki tingkat pengetahuan cukup paling banyak dari Fakultas Adab dan Humaniora yaitu sebanyak 25 responden dengan persentase 52,1%, kemudian Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yaitu sebanyak 24 responden (50%), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 23 responden (47,9%), Fakultas Sains dan Teknologi 19 responden (39,6%), Fakultas Syariah dan Hukum 18 responden (37,5%), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 14 responden (29,2%) dan yang terakhir Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 4 responden (8,3%).

Sedangkan untuk kategori tingkat pengetahuan kurang persentase tertinggi dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Fakultas Syariah dan Hukum yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase 4,2%, kemudian Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Adab dan Humaniora, Ekonomi dan Bisnis Islam, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan masing-masing terdapat 1 responden dengan persentase 2,1%.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan memiliki persentase tingkat pengetahuan paling baik dikarenakan mempelajari tentang vaksin di bangku kuliah dibandingkan Fakultas lain yang hanya dapat informasi dari berita dan lain sebagainya. Pengetahuan seseorang merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Pengetahuan sangatlah diperlukan dalam menimbulkan rasa percaya diri, sikap serta perilaku setiap hari. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan suatu domain yang penting terhadap pembentukan tindakan manusia. Misalnya, pengetahuan tentang suatu penyakit dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap penyakit tersebut yang pada akhirnya bisa mempengaruhi perilaku seseorang untuk mengurangi ancaman dari penyakit itu. Begitu juga dengan masalah vaksinasi, seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pentingnya vaksinasi, manfaat dan resiko bila tidak

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan memiliki persentase tingkat pengetahuan paling baik dikarenakan mempelajari tentang vaksin di bangku kuliah dibandingkan Fakultas lain yang hanya dapat informasi dari berita dan lain sebagainya. Pengetahuan seseorang merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Pengetahuan sangatlah diperlukan dalam menimbulkan rasa percaya diri, sikap serta perilaku setiap hari. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan suatu domain yang penting terhadap pembentukan tindakan manusia. Misalnya, pengetahuan tentang suatu penyakit dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap penyakit tersebut yang pada akhirnya bisa mempengaruhi perilaku seseorang untuk mengurangi ancaman dari penyakit itu. Begitu juga dengan masalah vaksinasi, seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pentingnya vaksinasi, manfaat dan resiko bila tidak

Dokumen terkait