• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Tinjauan Islami

Sebagai seorang muslim, segala sesuatu yang kita perbuat harus berlandaskan al-Qur’an dan As-Sunnah, termasuk vaksin dan vaksinasi ini.

Adapun pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan yaitu di dalam Al-Qur’an banyak menyebutkan keharusan seorang muslim mengeksporasi alam semesta.

Sebagaimna firman Allah swt dalam QS Ali Imran/ 3: 190 - 191 :

ِباَبْلَ ْلْا يِلوُ ِلْ ٍتاَي َلَ ِراَهَّنلا َو ِلْيَّللا ِف َلَِتْخا َو ِض ْرَ ْلْا َو ِتا َواَمَّسلا ِقْلَخ يِف َّنِإ

راَّنلا َباَذَع اَنِقَف َكَناَحْبُس ًلَِطاَب اَذ َٰه َتْقَلَخ اَم اَنَّب َر ِض ْرَ ْلْا َو ِتا َواَمَّسلا

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal (190), (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, Tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka lindungilah kami dari azab Neraka (191)” (Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan).

Pada ayat tersebut terlihat bahwa orang yang berakal (Ulu al-Bab) adalah orang yang melakukan dua hal yaitu tazakkur yakni mengingat Allah dan Tafakkur yakni memikirkan ciptaan Allah. Sementara Iman Abi al-Fida Isma’il mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Ulu al-Bab adalah al-‘uqul al-tamm zakiyah latiy tudrak asy-ya bihamqaiqiha ‘ala jalyatiba wa laisa ka al-shamm al-bukm al-la-dzina laa ya’qilun = yaitu orang-orang yang akalnya sempurna dan dan bersih yang dengannya dapat ditemukan berbagai keistimewaan dan keagungan mengenai sesuatu, tidak seperti orang yang buta dan gagu yang tidak dapat berfikir. Dengan melakukan dua hal tersebut ia sampai kepada hikmah yang berada dibalik proses mengingat (tazakkur) dan berpikir (tafakkur), yaitu mengetahui, memahami dan menghayati bahwa dibalik fenomena alam dan segala sesuatu yang ada didalamnya menunjukkan adanya sang pencipta, Allah swt. Muhammad Abduh mengatakan bahwa dengan merenungkan penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam akan membawa manusia menyaksikan tentang ke-Esaan Allah, yaitu adanya aturan yang dibuat-Nya serta karunia dan berbagai manfaat yang terdapat didalamnya. Hal ini memperlihatkan kepada fungsi akal sebagai alat untuk mengingat dan berpikir (Nata, 2002: 131-132).

Akal manusia menghasilkan ilmu pengetahuan atau sains setelah berpikir secara sistematis, mendalam dan menggunakan metode tertentu terhadap gejala alam. Misalnya orang yang memikirkan tumbuh-tumbuhan akan menghasilkan ilmu tumbuh-tumbuhan, sedangkan orang yang memikirkan kehidupan fisik manusia akan menghasilkan ilmu biologi dan demikian seterusnya (Nata, 2002:

134).

Secara garis besar ilmu yang Allah swt turunkan kepada manusia terbagi atas dua, yaitu ilmu qauliyah dan ilmu kauniyah. Ilmu qauliyah yaitu ilmu yang diturunkan melalui para Nabi dan Rasul Allah berupa wahyu atau firman Allah dan petunjuk Nabi. Ilmu kauniyah yaitu ilham yang diberikan langsung kepada manusia yang mengeksplorasi alam semesta ini sesuai pada anjuran ayat Al-Qur’an di atas (Nasution, 2018: 65).

Ilmu qauliyah kebenarannya mutlak, bersifat umum, berfungsi sebagai jalan hidup bagi manusia, sedangkan ilmu kauniyah kebenarannya relatif, bersifat spesifik, dan untuk melengkapi sarana kehidupan manusia. Kedua macam ilmu tersebut saling terkait, tidak dapat dipisahkan agar kehidupan manusia harmonis dan seimbang (Nasution, 2018: 65).

Vaksinasi merupakan salah satu contoh ilmu kauniyah terbesar abad ini.

Bermula pada awal abad ke 18 dengan tradisi masyarakat muslim Turki yang memiliki kebiasaan menggunakan nanah dari sapi yang menderita penyakit cacar sapi (cowpox) untuk melindungi manusia dari penyakit cacar (smallpox, vriola) kemudian tradisi ini di bawa ke Inggris dan diteliti serta di publikasikan oleh Edwards Jenner tahun 1798. Sejak saat itulah konsep vaksinasi terus berkembang demikian pesat. Ada beragam jenis vaksin yang telah di temukan selama dua abad dan akan masih banyak lagi jenis vaksin yang di temukan (Nasution, 2018: 65).

Berbagai vaksinasi dapat kita lihat dalam catatan sejarah kemanusiaan, inilah salah satu bukti manfaat ilmu kauniyah yang dipelajari manusia. Adapun hasil dari eksporasi alam semesta diantaranya ilmu tentang vaksin (vaksinologi) yang telah menghasilkan manfaat luar biasa dalam bidang pencegahan penyakit pada manusia dan hewan (Nasution, 2018: 66).

Jika dikaitkan dengan tingkat pengetahuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan vaksin sebagai pencegahan COVID-19, berdasarkan ayat tersebut Allah memerintahkan untuk memikirkan ciptaan-Nya juga menjelaskan akal sebagai alat untuk mengingat dan berpikir. Dari akal manusia, menghasilkan ilmu pengetahuan. Dimana ilmu terbagi atas 2 yaitu ilmu qauliyah dan ilmu kauniyah. Vaksinasi merupakan salah satu contoh ilmu kauniyah.

Vaksinasi merupakan upaya atau bentuk usaha yang dilakukan untuk mencegah dari tertularnya virus COVID-19 yang dianjurkan dalam islam, sebagaimana dalam QS Ar-Ra’d/ 13: 11 Allah swt berfirman :

ْنِم ٗهَن ْوُظَفْحَي ٖهِفْلَخ ْنِم َو ِهْيَدَي ِنْيَب ْْۢنِ م ٌتٰبِ قَعُم ٗهَل

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah swt. Sesungguhnya Allah swt tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”

(Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan).

Berdasarkan tafsir Al-Wasith, pada firman Allah “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan

diri mereka sendiri”, maksudnya Allah swt tidak akan mengganti apa-apa yang ada pada suatu kaum berupa nikmat dan kesehatan, kenyamanan dan keselamatan, dengan mengalihkannya dari mereka kecuali dengan adanya perubahan yang mereka lakukan sendiri (Az-Zuhaili, 2013: 196).

Islam menjelaskan seorang muslim harus memiliki keyakinan bahwa hakikatnya yang menyembuhkan segala penyakit adalah Allah swt. Akan tetapi, seorang muslim harus berusaha atau berikhtiar dan mengutamakan pencegahan daripada tindakan pengobatan. Vaksinasi merupakan bentuk ihktiar atau tindakan pencegahan agar tidak tertular dan menularkan penyakit. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ahmad, Malik dan Ibn Majah :

ٍساَّبَع ِنْبا ِنَع َةَم ِرْكِع ْنَع ٍرِباَج ْنَع ٌرَمْعَم اَن َرَبْخَأ ِقا َّز َّرلا ُدْبَع اَنَثَّدَح

َلاَق َلاَق

را َر ِض َل َو َر َرَض َل َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاللَّ ىَّلَص ِ َّاللَّ ُلوُس َر

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Jabir dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh membahayakan (orang lain) dan tidak boleh membalas bahaya dengan bahaya” (HR. Ahmad, Malik dan Ibn Majah).

Berdasarkan hadits diatas, jika dikaitkan dengan vaksinasi kita dianjurkan untuk melakukan vaksinasi karena jika menolak vaksin bisa meningkatkan resiko seseorang terpapar virus dan menularkannya kepada orang lain, yang artinya dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

33 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode observasional. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan teknik sampling untuk memperoleh temuan yang dapat digambarkan secara numerik, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan vaksin sebagai pencegahan penyebaran COVID-19 dan hubungannya dengan kemauan untuk melakukan vaksinasi serta peran sosialisasi vaksin COVID-19 (Harlan, 2018: 5).

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan survei dimana dilakukan proses pengambilan data dengan cara meyebarkan kuesioner secara daring.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan data secara daring pada mahasiswa UIN Alauddin Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Juni 2021.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan sesuatu yang karakteristiknya mungkin diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif S1 dan D3 di UIN Alauddin Makassar tahun ajaran 2020-2021 (Surahman, 2016: 84).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan ekslusi (Surahman, 2016: 84). Kriteria inklusi adalah kriteria yang akan menyaring anggota populasi menjadi sampel yang memenuhi kriteria secara teori yang sesuai dengan topik penelitian.

Sedangkan kriteria eksklusi adalah kriteria yang digunakan untuk mengeluarkan anggota sampel dari kriteria inklusi (Masturoh, 2018: 169).

Sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa UIN Alauddin Makassar menggunakan teknik aksidental (kebetulan) dengan kriteria:

a. Kriteria Inklusi

1) Mahasiswa UIN Alauddin Makassar S1 dan D3 yang aktif pada tahun ajaran 2020-2021 dan bersedia menjadi responden dengan mengisi kuesioner secara daring.

2) Responden mengisi kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti terkait penggunaan vaksin sebagai pencegahan penyebaran COVID-19 sampai batas yang telah ditentukan.

b. Kriteria Ekslusi

1) Mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang cuti atau tidak aktif.

2) Mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang aktif pada tahun ajaran 2020-2021 namun tidak bersedia menjadi responden.

3) Responden tidak mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti terkait penggunaan vaksin sebagai pencegahan penyebaran COVID-19 sampai batas yang telah ditentukan.

3. Besar Sampel

Untuk penelitian survey dapat digunakan rumus estimasi proporsi. Jika besar populasi (N) diketahui, maka dugunakan rumus:

𝑛 = 𝑍2𝑝 (1 − 𝑝)𝑁

Jadi, sampel yang digunakan yaitu minimal 378 orang.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini, menggunakan instrumen berupa kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang berisi sejumlah pertanyaan dan akan dijawab oleh responden (Masturoh, 2018: 205).

Kuesioner pada penelitian ini menggunakan skala Likert dimana responden diberikan 5 pilihan jawaban yang berskala ordinal terhadap pertanyaan yang disajikan (Harlan, 2018: 79).

Adapun 5 pilihan jawaban yang diberikan yaitu:

Penilaian

F. Uji Validasi dan Reliabilitas Kuisioner

Uji validasi adalah jangkauan suatu instrumen dengan sesungguhnya mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan uji reliabilitas adalah untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya (Masturoh, 2018: 212).

Langkah mencari Validitas dan Reliabilitas dengan menggunakan SPSS:

1. Membuka file SPSS.

2. Klik Analyze > Scale > Reliability Analysis.

3. Kemudian butir-butir pertanyaan yang akan diuji validitas serta reliabilitasnya dipindahkan dari kotak kiri ke kotak sebelah kanan dengan cara mengklik tombol tanda anak panah.

4. Klik Statistic.

5. Pilih Scale if item deleted.

6. Klik Continue.

7. Klik OK, kemudian akan muncul tabel yang menunjukkan nilai reliabilitas.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Teknik analisis data menggunakan SPSS. Sebelum melakukan penginputan data ke komputer maka dilakukan pengelolaan data. Urutan pengelolaan data dengan komputer :

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan atau koreksi isian kuesioner apakah jawaban kuesioner sudah lengkap, tulisannya terbaca jelas, relevan dan konsistensi jawaban.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data dalam bentuk huruf menjadi bentuk angka untuk memudahkan pengolahan data di komputer.

c. Processing

Processing merupakan penginputan kode angka dari jawaban pada kuesioner ke dalam program SPSS..

d. Melakukan analisis data menggunakan SPSS

(Masturoh, 2018: 244 - 246).

2. Analisis Data

Data yang diperoleh secara keseluruhan dianalisis dengan melakukan uji statistik menggunakan program statistik komputer yaitu System Paket Sosial Science (SPSS). Pada penelitian ini analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti yaitu tingkat pengetahuan dan peran sosialisasi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (Kemauan untuk melakukan vaksinasi).

H. Kriteria Objektif Variabel

1. Tingkat Pengetahuan Tentang Vaksin (X) - Baik : 76% – 100%

- Cukup : 56% – 75%

- Kurang : <56%

Perhitungan skor tiap kategori :

Jumlah Soal x Skor Tertinggi x % - Baik : 76% – 100%

76% : 15 x 5 x 76%

: 75 x 0,76 = 57 100% : 75 x 1 = 75 Baik : 57 - 75 - Cukup : 56% – 75%

56% : 75 x 0,56 = 42 75% : 75 x 0,75 = 56 Cukup : 42 - 56

- Kurang : <56%

: 75 x 0,55 = 41 Kurang : ≤ 41

2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kemauan Vaksinasi a. Penentuan Kriteria objektif kemauan vaksinasi (Y)

Skor tertinggi = Jumlah pertanyaan x Bobot tertinggi

= 5 x 5 = 25 (100%)

Skor terendah = Jumlah pertanyaan x Bobot terendah

= 5 x 1 = 5 (20%)

Range = Skor tertinggi – Skor terendah

= 100% - 20%

= 80%

Kategori = 2

Interval = Range/Kategori

= 80%/2

= 40%

Range Standar = 100% - 40%

= 60%

Kriteria Objektifnya :

- Mau : Jika persentase total jawaban responden ≥60%

- Tidak Mau : Jika nilai persentase total jawaban <60%

Perhitungan skor tiap kategori :

Jumlah Soal x Skor Tertinggi x %

- Mau : ≥60%

: 5 x 5 x 60%

: 25 x 0,6 Mau : ≥15 - Tidak Mau : <60%

Tidak Mau : <15

b. Penentuan Kriteria objektif hubungan tingkat pengetahuan dengan kemauan vaksinasi

Untuk mencari hubungan antara variebel X dan Y maka dilakukan analisis uji Chi-Square. Jika terdapat paling tidak 2 cell (melebihi 20%) yang memiliki expected count <5 maka tidak dapat dilakukan uji Chi-Square,sehingga harus dilakukan uji Fisher.

Dikatakan ada hubungan yang bermakna antara variabel X dan Y yaitu apabila memiliki nilai P-Value ≤ 0,005. Jika nilainya > 0,005 maka berati tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel X dan Y.

3. Peran Sosialisasi

Skor tertinggi = Jumlah pertanyaan x Bobot tertinggi

= 1 x 5 = 5 (100%)

Skor terendah = Jumlah pertanyaan x Bobot terendah

= 1 x 1 = 1 (20%)

Range = Skor tertinggi – Skor terendah

= 100% - 20%

= 80%

Kategori = 2

Interval = Range/Kategori

= 80%/2

= 40%

Range Standar = 100% - 40%

= 60%

Kriteria Objektifnya :

- Ya : Jika persentase total jawaban responden ≥60%

- Tidak : Jika nilai persentase total jawaban <60%

Perhitungan skor tiap kategori :

Jumlah Soal x Skor Tertinggi x % - Ya : ≥60%

: 1 x 5 x 60%

: 5 x 0,6 Ya : ≥3

- Tidak : <60%

Tidak : <3 I. Alur Penelitian

Pengurusan surat izin meneliti dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Uji validitas instrument (kuesioner)

Pengurusan kode etik penelitian

Pengajuan izin untuk melakukan penelitian di Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar

Melakukan pengumpulan data

Pengumpulan dan analisis data

Menyimpulkan hasil penelitian

42 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan vaksin, kemauan untuk melakukan vaksinasi dan peran sosialisasi terhadap tingkat pengetahuan dan kemauan responden untuk melakukan vaksinasi.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner penelitian di media sosial dengan menggunakan Google Form agar bisa diakses oleh Mahasiswa UIN Alauddin Makassar dimanapun responden berada. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Juni 2021.

1. Karakteristik Responden

Responden yang diteliti adalah Mahasiswa aktif Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 384 responden.

Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia responden, tempat tinggal, fakultas dan angkatan.

Tabel 1.1. Karakteristik Responden No Karakteristik

Responden Kategori Frekuensi

(F)

Persen (%) 1. Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

23 tahun

Berdasarkan tabel 1.1 bagian karakteristik Jenis Kelamin menunjukkan bahwa dari 384 responden diperoleh responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 101 responden (26,3%) lebih rendah dari pada responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 283 responden (73,7%).

Berdasarkan tabel 1.1 bagian kelompok usia diperoleh responden dengan jumlah tertinggi berturut-turut yaitu berusia 21 tahun sebanyak 135 responden dengan pesentase 35,1%, usia 22 tahun sebanyak 120 responden (31,3%), usia 20 tahun sebanyak 53 responden (13,8%), usia 23 tahun sebanyak 37 responden (9,6%), usia 19 tahun sebanyak 20 responden (5,2%), usia 18 tahun sebanyak 10 responden (2,6%), usia 24 tahun sebanyak 5 responden (1,3%), usia 25 tahun sebanyak 3 responden (0,8%) dan jumlah terendah yaitu berusia 17 tahun hanya 1 responden (0,3%).

Dari data yang diperoleh pada tabel 1.1, responden yang tempat tinggalnya kost/kontrak sebanyak 173 responden (45,1%), yang tinggal di rumah orang tua sebanyak 131 responden (34,1%) dan yang tinggal di rumah keluarga sebanyak 80 responden (20,8%).

Sedangkan data berdasarkan Fakulas pada tabel 1.1 jumlah responden sama yaitu masing-masing sebanyak 48 responden (12,5%).

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan resonden yang diperoleh dominan dari angkatan 2017 yaitu sebanyak 226 responden (58,8%) dan yang terendah dari angkatan 2014 hanya 1 responden saja (0,3%).

2. Persentase Data

a. Persentase Data Untuk Tingkat Pengetahuan Terhadap Penggunaan Vaksin Tabel 2.1. Persentase Tingkat Pengetahuan Terhadap Penggunaan Vaksin

No Pernyataan Persentase (%)

SS S R TS STS

1

Vaksin merupakan produk biologis yang dapat meningkatkan sistem imun.

17,2 57,3 22,7 2,1 0,8

2

Melalui pemberian vaksin, maka tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan virus.

18 58,6 21,4 1,3 0,8

3

Ketersediaan vaksin akan membantu proses penanganan pandemi COVID-19 lebih cepat.

12,2 51,3 32 3,4 1

4

Tujuan utama vaksinasi adalah mengurangi penularan virus, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19.

17,4 53,1 24,2 3,9 1,3

5

Vaksinasi bertujuan untuk mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity).

10,9 59,1 25,5 3,6 0,8

6

Manfaat vaksinasi dalam jangka panjang dapat mengurangi dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi.

9,6 44,5 37,8 7,3 0,8

7

Vaksin COVID-19 diberikan dengan dua tahap, dimana tahap kedua vaksinasi tahap pertama, harus mengikuti vaksinasi tahap kedua.

21,4 52,3 19 5,3 1,6

9

Vaksin CoronaVac yang diproduksi SINOVAC adalah vaksin yang sudah beredar di Indonesia.

14,1 56,3 27,3 2,1 0,3

10

Efek samping umum yang dapat terjadi setelah pemberian vaksin ialah demam, nyeri, kemerahan atau ruam-ruam pada bekas suntikan.

12,5 46,4 33,9 6 1,3

11

Semua orang harus mendapatkan vaksin, baik yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 maupun yang tidak.

16,4 41,7 24 14,1 3,9

12 Meskipun sudah divaksin, tetap

harus mematuhi protokol kesehatan. 55,7 38,5 3,6 1 1

13

Pemerintah hanya menyediakan vaksin yang terbukti aman dan lolos uji klinis, serta sudah mendapatkan Emergency Use of Authorization (EUA) dari BPOM.

32,3 45,3 20,8 1 0,5

14

Komisi Fatwa MUI Pusat sudah menetapkan vaksin produksi SINOVAC suci dan halal.

22,7 51 24,5 1,3 0,5

15

Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia yang berusia 18 tahun keatas.

16,7 52,1 23,7 6,3 1,3

Pernyataan pada tabel 2.1 di atas, menunjukkan gambaran tingkat pemgetahuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan vaksin, mulai dari pemberian vaksin, tujuan vaksinasi, manfaat vaksin, efak samping dan kelompok prioritas penerima vaksin.

b. Persentase Data Kemauan Untuk Melakukan Vaksinasi

Tabel 2.2. Persentase Kemauan Mahasiswa Untuk Melakukan Vaksinasi

No Pernyataan Persentase (%)

SS S R TS STS

1

Saya bersedia divaksin mengikuti aturan pemerintah demi keamanan serta keselamatan bersama.

14,1 38 34,6 8,9 4,4

2

Saya bersedia divaksin karena saya percaya program vaksinasi dari pemerintah telah aman dan efektif secara medis.

11,2 37 40,1 7,8 3,9

3

Saya percaya manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan resiko yang diakibatkan virus corona bila tidak divaksin.

10,2 40,6 40,9 5,5 2,9

4

Meski vaksin ada efek samping, lebih baik tetap divaksinasi daripada tidak divaksinasi.

8,3 39,3 37,8 11,7 2,9

5

Menolak vaksin bisa meningkatkan resiko seseorang terpapar virus dan menularkannya pada orang lain di sekitar.

9,1 38 34,9 16,1 1,8

Pernyataan yang berkaitan dengan kemauan mahasiswa UIN Alauddin Makassar untuk melakukan vaksinasi yang terdapat pada tabel di atas menjadi tolak ukur penerimaan vaksin. Dengan pernyataan di atas kita dapat mengetahui kepercayaan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar terhadap manfaat vaksin untuk mengurangi resiko terpapar virus serta menularkannya pada orang lain di sekitar.

c. Persentase Data Peran Sosialisasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Kemauan Untuk Melakukan Vaksinasi

Tabel 2.3. Persentase Peran Sosialisasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Kemauan Untuk Melakukan Vaksinasi

No Pernyataan Persentase (%)

SS S R TS STS

1 Apakah sosialisasi vaksin COVID-19

dapat menambah pengetahuan anda ? 21,6 62,5 12,2 3,1 0,5

2

Apakah dengan adanya sosialisasi membuat keinginan anda untuk divaksin lebih besar ?

12,2 39,8 35,7 9,9 2,3

3

Apakah dengan adanya edukasi dapat mengurangi kepanikan terhadap vaksin COVID-19 ?

18,5 54,9 21,1 4,2 1,3

4

Apakah sosialisasi dapat membantu menghilangkan persepsi buruk masyarakat terhadap vaksin ?

19,3 56,3 20,1 2,9 1,6

5

Apakah sosialisasi dapat membantu menyukseskan program vaksinasi COVID-19 ?

18,2 55,7 22,4 2,6 1

Pernyataan yang berkaitan dengan peran sosialisasi terhadap tingkat pengetahuan dan kemauan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar untuk melakukan vaksinasi pada tabel 2.3 di atas, menunjukkan gambaran pendapat responden terhadap peran sosialisasi apakah dapat meningkatkan tingkat pengetahuan, menambah keinginan untuk melakukan vaksinasi, dapat mengurangi kepanikan dan menghilangkan persepsi buruk terhadap vaksin serta dapat menyukseskan program vaksinasi COVID-19.

3. Uji Validitas Kuesioner b. Tingkat Pengetahuan (X)

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Pengetahuan (X)

Item Nilai Rhitung Nilai Rtabel Keterangan

X1 0,859 0,3291 Valid

X13 0,650 0,3291 Valid

X14 0,757 0,3291 Valid

X15 0,640 0,3291 Valid

c. Kemauan Untuk Melakukan Vaksinasi (Y)

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Kemauan Vaksinasi (Y)

Item Nilai Rhitung Nilai Rtabel Keterangan

Y1 0,853 0,3291 Valid

Y2 0,864 0,3291 Valid

Y3 0,918 0,3291 Valid

Y4 0,808 0,3291 Valid

Y5 0,794 0,3291 Valid

d. Peran Sosialisasi (Z)

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Kuesioner Peran Sosialisasi (Z)

Item Nilai Rhitung Nilai Rtabel Keterangan

Y1 0,660 0,3291 Valid

Y2 0,752 0,3291 Valid

Y3 0,877 0,3291 Valid

Y4 0,821 0,3291 Valid

Y5 0,870 0,3291 Valid

Berdasarkan tabel diatas, pengujian validitas kuesioner dalam penelitian ini melibatkan 36 responden, butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan (df = n – 2) (Hidayat, 2021: 12) . Derajat kebebasan (df = n – 2) yaitu 36 - 2 = 34, sehingga diperoleh nilai r tabel sebesar 0,3291. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari jumlah keseluruhan sebanyak 25 item soal dalam kuesioner dinyatakan valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

4. Uji Reliabilitas Kuesioner

Tabel 4.1. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Variabel Jumlah Item Cronbach’s Alpha Keterangan

Tingkat Pengetahuan 15 0,940 Reliabel

Kemauan Vaksinasi 5 0,942 Reliabel

Peran Sosialisasi 5 0,917 Reliabel

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas diatas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha untuk tingkat pengetahuan 0,940, kemauan vaksinasi 0,942 dan peran sosialisasi 0,917 yang artinya kuesioner reliabel. Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha ≥0,60, jika nilainya <0,60 maka indikator yang digunakan oleh variabel tersebut tidak reliabel (Rostianti, 2020: 124).

5. Analisis Data a. Analisis Univariat

1) Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Terhadap Penggunaan Vaksin

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 8 2,1

Cukup 151 39,3

Baik 225 58,6

Total 384 100

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, didapatkan data bahwa dari 384 mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan tentang penggunaan vaksin COVID-19 yakni dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 8 mahasiswa (2,1%), pengetahuan cukup sebanyak 151 mahasiswa (39,3%) dan pengetahuan baik sebanyak 225 mahasiswa (58,6%).

2) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Terhadap Penggunaan Vaksin Berdasarkan Fakultas

a. Fakultas Syariah dan Hukum

Tabel 6.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Syariah dan Hukum

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 2 4,2

Cukup 18 37,5

Baik 28 58,3

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.1 menunjukkan bahwa dari 48 responden diperoleh responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap penggunaan vaksin COVID-19 hanya 2 responden (4,2%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (37,5%) dan mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap penggunaan vaksin COVID-19 sebanyak 28 responden (58,3%).

b. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Tabel 6.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 1 2,1

Cukup 14 29,2

Baik 33 68,8

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.2 diperoleh responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap penggunaan vaksin COVID-19 hanya 1 responden (2,1%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 14 responden (29,2%) dan mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap penggunaan vaksin COVID-19 sebanyak 33 responden (68,8%).

c. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Tabel 6.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 0 0

Cukup 24 50

Baik 24 50

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.3 diatas menunjukkan bahwa dari 48 responden diperoleh tingkat pengetahuan cukup terhadap penggunaan vaksin COVID-19

sebanyak 24 (50%) begitupun dengan kategori baik sebanyak 24 responden (50%).

d. Fakultas Adab dan Humaniora

Tabel 6.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Fakultas Adab dan Humaniora

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 1 2,1

Cukup 25 52,1

Baik 22 45,8

Total 48 100

Berdasarkan tabel 6.4 diperoleh responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap penggunaan vaksin COVID-19 hanya 1 responden (2,1%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (52,1%) dan mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap

Berdasarkan tabel 6.4 diperoleh responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap penggunaan vaksin COVID-19 hanya 1 responden (2,1%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (52,1%) dan mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap

Dokumen terkait