BAB IV DATA DAN ANALISIS
C. Deskripsi dan Analisis Data
1. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Guru Secara Keseluruhan . 35
Keseluruhan
Test of Integrated Proses Skills II adalah instrumen yang
digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan keterampilan proses
sains guru. Tingkat penguasaan keterampilan proses sains guru IPA
dapat dilihat dari 5 aspek yang terdapat dalam soal. Berdasarkan
instrumen yang digunakan, maka keterampilan proses sains guru
dibahas menurut masing-masing aspek serta dari keseluruhan aspek
keterampilan proses sains. Berikut ini adalah tabel tingkat
Tabel 4. 1. Tingkat Penguasan Keterampilan Proses Sains Guru IPA SMP di Kabupaten Klaten No. Aspek ����� (%) ������ (%) S.Dev 1 Mengidentifikasi Variabel 45 2 Mendefinisikan Variabel secara operasional 53 3 Merumuskan Hipotesis 56,67 57,18 11,556 4 Merancang Penelitian/Eksperimen 55 5 Menyajikan/Interpretasi Data 76,25 Keterangan : �����
= Skor rata-rata untuk setiap aspek
������
= Skor rata-rata untuk keseluruhan aspek S.Dev = Standar deviasi
Berdasarkan tabel 4. 1, dapat dilihat skor rata-rata untuk
keseluruhan aspek keterampilan proses sains guru yaitu sebesar
57,18% dengan standar deviasi 11,56%. Jika di klasifikasikan
berdasarkan tabel 3. 3 (halaman 26), maka dapat dikatakan bahwa guru
keterampilan proses sains yang cukup. Dengan nilai standar deviasi
yang cukup besar, maka dapat dikatakan bahwa skor rata-rata guru
untuk untuk setiap aspeknya menyebar. Hal ini berarti terdapat aspek
keterampilan proses sains yang sangat dikuasai oleh guru serta aspek
yang kurang dikuasai oleh guru.
Pada aspek mengidentifikasi variabel didapatkan skor rata-rata
sebesar 45%, maka dapat dikatakan bahwa guru memiliki tingkat
penguasaan yang sangat kurang dalam aspek mengidentifikasi
variabel. Pada aspek mendefinisikan variabel secara operasional
didapatkan skor rata-rata sebesar 53%, maka dapat dikatakan bahwa
guru memiliki tingkat penguasaan yang kurang dalam aspek
mendefinisikan variabel. Pada aspek merumuskan hipotesis didapatkan
skor rata-rata sebesar 56,67%, maka dapat dikatakan bahwa guru
memiliki tingkat penguasaan yang cukup dalam aspek merumuskan
hipotesis. Pada aspek merancang penelitian / eksperimen didapatkan
skor rata-rata sebesar 70%, maka dapat dikatakan bahwa guru
memiliki tingkat penguasaan yang baik dalam merancang penelitian /
eksperimen. Pada aspek menyajikan / interpretasi data didapatkan skor
rata-rata sebesar 76,25%, maka dapat dikatakan bahwa guru memiliki
tingkat penguasaan yang baik dalam aspek menyajikan / interpretasi
data. Ketersebaran skor rata-rata untuk setiap aspeknya ditunjukkan
data serta aspek yang kurang dikuasai guru yaitu aspek
mengidentifikasi variabel.
2. Tingkat Penguasaan Terhadap Setiap Aspek Keterampilan Proses
Sains Guru
Keterampilan proses sains yang tercantum dalam soal Test of
Integrated Process Skills II terdiri dari 5 (lima) aspek keterampilan
proses terpadu. Dalam keterampilan proses terdapat 5 aspek yang
diteliti yaitu mengidentifikasi variabel, mendefinisikan variabel seara
operasional, merumuskan hipotesis, merancang penelitian/eksperimen,
menyajikan / interpretasi data. Berikut deskripsi dari aspek-aspek yang
terdapat dalam keterampilan proses sains.
a) Mengidentifikasi variabel
Berdasarkan tabel 4. 1, diketahui bahwa skor rata-rata
untuk aspek mengidentifikasi variabel yaitu sebesar 45%. Dengan
mengacu pada tabel 3. 3, maka tingkat penguasaan keterampilan
proses sains guru dalam aspek mengidentifikasi variabel dapat
dikatakan sangat kurang.
Sebaran data terkait jawaban guru pada aspek ini yang
Tabel 4. 2. Jawaban Guru dalam Aspek Mengidentifikasi Variabel
Aspek No item
Jumlah Guru yang Menjawab
(%) Total A b c D Kosong Mengidentifikasi Variabel 1 5 5 15 75 0 100 3 10 20 0 70 0 100 10 20 45 0 35 0 100 11 50 20 0 30 0 100 12 30 5 20 40 5 100 21 15 35 40 10 0 100 22 50 20 25 5 0 100 23 30 40 0 30 0 100 Keterangan :
Arsir : Kunci jawaban
Cetak Tebal (Bold) : Jawaban salah paling banyak
Dalam penyelidikan bidang sains, pengenalan atau
identifikasi variabel sangat penting. Dengan mengamati variabel
yang berpengaruh, maka memungkinkan penyelidik untuk dapat
merumuskan hipotesis dan merancang eksperimen. Namun
demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penguasaan
guru terkait dengan identifikasi variabel masih sangat kurang.
Beberapa kelemahan dapat dilihat dengan mengamati respon guru
dalam setiap item dalam aspek ini.
Berdasarkan tabel 4. 2 dapat dilihat bahwa pada soal nomor
3 terdapat 70% guru menjawab salah yaitu pilihan D. Dari soal
dengan biaya operasional rendah. Mereka mempelajari jumlah
jarak tempuh per liter bensin dari setiap mobil. Manakah variabel
yang nampaknya akan mempengaruhi jumlah jarak tempuh per
liter bensin?. Dalam hal ini jarak tempuh per liter adalah variabel
terikat. Maka variabel yang yang tepat untuk mempengaruhi
variabel terikat adalah jawaban B yaitu “Ukuran mesin”, sebanyak 20% guru menjawab benar. Sebagian besar guru memilih jawaban
D yaitu “Berat mobil” dan “ukuran mesin”. Ukuran mesin merupakan jawaban yang paling tepat karena ukuran mesin adalah
faktor yang sangat berpengaruh terhadap jarak tempuh per liter
bensin. Sedangkan berat mobil pasti sudah didesain sedemikian
rupa sehingga ada keseimbangan dengan ukuran mesin. Karena
berat mobil menyeuaikan ukuran mesin kendaraan.
Hasil penelitian yang menarik adalah mencermati pola
jawaban untuk bacaan nomor 9 sampai 12 serta bacaan nomor 20
sampai 23. Soal untuk nomor 10 sampai 12 dan nomor 21 smpai 23
memiliki pola yang sejenis yaitu secara berurutan menentukan
variabel kontrol, variabel terikat, dan variabel bebas. Dari kasus
yang disediakan, respon guru yang menjawab untuk nomor 10, 11,
dan 12 secara berurutan yaitu 45%, 50%, dan 40%, hasil yang
serupa untuk nomor 20, 21, dan 23 secara berurutan yaitu 40%,
50%, dan 40%. Untuk dua pola soal yang sejenis didapatkan hasil
variabel terikat daripada variabel kontrol dan variabel bebas.
Dengan kata lain guru lebih mengalami kesulitan untuk
menentukan variabel kontrol dan variabel bebas daripada variabel
terikat.
Untuk soal dengan bacaan nomor 9 sampai 12 banyak guru
yang menjawab benar tetapi tidak sedikit juga yang menjawab
salah. Kemungkinan guru menjawab salah dikarenakan guru
kurang teliti dalam identifikasi variabel atau bisa juga guru
kesulitan untuk mengidentifikasi variabel yang dimaksud. Bacaan
untuk nomor 9 sampai 12 yaitu “Rini ingin mengetahui jika suhu
mempengaruhi jumlah gula pasir yang akan larut di dalam air. Ia
menuangkan 50 mL air yang bersuhu 0˚C, 50˚C, 75˚C, dan 95˚C
kedalam empat botol. Kemudian, ia melarutkan gula sebanyak
mungkin kedalam botol dengan mengaduknya. Dalam hal ini 50
mL air merupakan variabel kontrol karena dibuat tetap, gula yang
dilarutkan merupakan variabel terikat karena yang diukur untuk
menentukan adanya pengaruh variabel bebas, dan suhu merupakan
variabel bebas karena yang mempengaruhi. Sehingga nomor 10
dengan pertanyaan “Manakah yang merupakan variabel kontrol
dalam penelitian tersebut?”, jawabannya adalah B yaitu “Jumlah air dalam setiap botol”. Untuk nomor 11 dengan pertanyaan
“Manakah yang merupakan variabel terikat dalam penelitian
dilarutkan di dalam setiap botol”. Untuk nomor 12 dengan pertanyaan “Manakah yang merupakan variabel bebas dalam
kasus tersebut?, jawabannya adalah D yaitu “Suhu air”.
Untuk nomor 10 sampai 12 banyak guru menjawab benar,
tetapi tidak sedikit juga guru yang menjawab salah. Pada nomor 10
kemungkinan dari 35% guru berfikir bahwa variasi suhu air dalam
empat botol merupakan variabel yang tetap sehingga memilih
jawaban D yaitu “Suhu”. Selain itu untuk nomor 11 dan 12 kemungkinan guru terbalik dalam memilih yang menjadi variabel
terikat dan variabel bebasnya karena sebanyak 30% guru
menjawab salah pada nomor 11 dan 12 dengan pilihan D dan A.
Seperti pada bacaan bacaan nomor 9 sampai 12, untuk
bacaan soal nomor 20 sampai 23 juga banyak guru yang menjawab
benar tetapi tidak sedikit yang menjawab salah. Bacaan untuk soal
nomor 20 sampai 23 yaitu “Sebuah penelitian dilakukan untuk
mengetahui apakah sampah daun yang dimasukkan kedalam tanah
memberikan pengaruh terhadap buah tomat yang dihasilkan.
Tanaman-tanaman tomat ditanam di empat bak yang besar. Setiap
bak diisi jenis dan jumlah tanah yang sama. Satu bak diisi 15 Kg
sampah daun yang dicampur dengan tanah. bak kedua diisi 10 kg,
bak ketiga 5 kg, dan bak keempat diisi sampah daun. Semua bak
diletakkan diluar rumah agar mendapat sinar matahari dan
setiap bak dihitung”. Dalam kasus ini jumlah tanah setiap bak merupakan variabel kontrol karena tetap, jumlah tomat yang
dihasilkan merupakan variabel yang menentukan adanya pengaruh
variabel bebas, sedangkan jumlah sampah adalah variabel bebas.
Untuk nomor 21 yaitu “Manakah yang merupakan variabel kontrol dalam penelitian tersebut”, jawabannya adalah C yaitu
“Jumlah tanah di dalam setiap bak”. Nomor 22 yaitu “Manakah
yang merupakan variabel terikat dalam penelitian tersebut?”,
jawabannya adalah A yaitu “Jumlah tomat yang dihasilkan dalam setiap bak”. Nomor 24 yaitu “manakah yang merupakan variabel bebas dalam penelitian tersebut?”, jawabannya adalah B “Jumlah
sampah daun yang ditambahkan kedalam kotak”.
Pada nomor 21 sebanyak 35% guru menjawab salah pada
pilihan B yaitu “Jumlah sampah daun yang ditambahkan dalam bak”, mungkin guru berfikir ini merupakan variabel kontrol dikarenakan jumlah sampah yang ditambahkan sudah ditetapkan
tetapi dalam hal ini jumlah sampah tiap bak berbeda sehingga
bukan merupakan variabel kontrol. Pada nomor 23 sebanyak 30%
guru memilih jawaban A yaitu “Jumlah tomat yang dihasilkan dalam setiap bak” dan 30% guru memilih jawaban D yaitu
“Jumlah bak yang diisi sampah daun”, mungkin pada jawaban A guru berfikir hasil dari bak yang berbeda-beda merupakan variabel
respon. Sedangkan pada jawaban D kemungkinan guru berfikir
karena penggunaan jumlah bak dalam penelitian ini padahal dalam
hal ini yang diubah isian dalam bak bukan bak nya.
b) Mendefinisikan Variabel Secara Operasional
Berdasarkan tabel 4. 1, dapat diketahui bahwa skor rata-rata
untuk aspek variabel secara operasional yaitu sebesar 53%. Dengan
mengacu pada tabel 3. 3, maka aspek variabel secara operasional
dapat dikatakan cukup.
Sebaran data terkait dengan jawaban guru pada aspek ini
yang meliputi 5 item soal dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4. 3. Jawaban Guru dalam Aspek Merumuskan Variabel
Secara Operasional
Aspek No Item
Jumlah Guru yang menjawab (%)
A B c d Kosong Tota l variabel operasional 2 15 55 5 25 0 100 13 20 40 5 35 0 100 14 45 0 10 45 0 100 17 0 10 75 15 0 100 24 35 5 5 55 0 100 Keterangan :
Arsir : Kunci jawaban
Dalam kegiatan ilmiah, mendefinisikan variabel secara
operasional juga dianggap penting karena berkaitan dengan
bagaimana sebuah kegiatan penelitian ilmiah berlangsung. Namun
demikian hasil menunjukkan bahwa tingkat penguasaan guru
terkait dengan mendefinisikan variabel secara operasional adalah
cukup. Beberapa kelemahan dalam aspek mendefinisikan variabel
secara operasional dapat dilihat dengan mengamati respon guru
dalam setiap item dalam aspek ini.
Dari keseluruhan soal pada aspek ini guru banyak
menjawab salah pada nomor 13 sebanyak 40% dan nomor 14
sebanyak 45%. Pertanyaan nomor 13 yaitu ”Seorang tukang kebun
menyadari bahwa tanaman labu nya terserang hama. Ia harus
memusnahkan hama tersebut. Saudaranya mengatakan bahwa
obat pembasmi hama berbentuk serbuk yang bermerk “Masagri”
adalah yang terbaik untuk membasmi hama. Sedangkan,
tetangganya mengatakan bahwa obat bermerk “Tonik” berbentuk
cairan yang disemprotkan adalah yang paling baik untuk
membasmi hama. Tukang kebun ingin mengecek keefektifan obat
pembasmi dan menggunakan obat serbuk ke dalam 3 tanaman dan
cairan ke 3 tanaman yang lain. Seminggu kemudian, ia
menghitung jumlah hama yang masih hidup di setiap tanaman.
Bagaimanakah keefektifan pembasmi hama tersebut dapat
Jawaban yang tepat untuk nomor 13 adalah jawaban D
yaitu “Menghitung jumlah hama yang tersisa di tanaman”, tetapi 40% guru menjawab salah pada pilihan B yaitu “Menentukan
kondisi tanaman setelah disemprot atau diberi serbuk”. Dalam soal ini yang diukur yaitu keefektifan pembasmi hama. Pada soal
ini juga sudah disebutkan variabel operasionalnya yaitu “Seminggu
kemudian, ia menghitung jumlah hama yang masih hidup di setiap
tanaman”. Kemungkinan guru berfikir keefektifan pembasmi hama dengan menentukan kondisi tanaman padahal dalam kasus
ini yang dilakukan tukang kebun yaitu dengan menghitung jumlah
hama yang masih hidup.
Untuk item soal nomor 14 dapat diamati prosentase
jawaban paling banyak pada jawaban salah dan prosentase
jawaban benar yaitu sama. Pertanyaan nomor 14 yaitu “Lisa ingin
mengukur jumlah energi panas yang bisa dihasilkan oleh nyala api
dalam waktu tertentu. Sebuah alat pembakar/bunsen akan
digunakan untuk memanaskan sebuah beker gelas yang berisi satu
liter air dingin selama sepuluh menit. Bagaimana Lisa akan
mengukur jumlah energi panas yang dihasilkan oleh nyala api
tersebut?. Jawaban yang tepat untuk persoalan ini adalah jawaban
A yaitu “Mencatat perubahan suhu air setelah sepuluh menit”.
Sebanyak 45% dari keseluruhan guru menjawab salah dengan
liter air mendidih”. Dalam persoalan ini jelas disebutkan variabel operasionalnya yaitu memanaskan beker gelas selama sepuluh
menit. Dalam soal ini menanyakan bagaimana lisa mengukur
jumlah energi panas yang dihasilkan oleh nyala api sehingga
berhubungan dengan perubahan suhu air. Kemungkinan guru
kurang teliti dalam membaca soal dikarenakan pada jawaban D
menyebutkan menghitung waktu yang dibutuhkan padahal dalam
soal sudah disebutkan waktu yang digunakan yaitu selama sepuluh
menit.
c) Merumuskan Hipotesis
Berdasarkan skor jawaban dari guru pada tabel 4. 1, dapat
diketahui bahwa skor rata-rata aspek merumuskan hipotesis yaitu
sebesar 56,67%. Dengan mengacu pada tabel 3. 3. Berdasarkan
tabel 3. 3, maka aspek merumuskan hipotesis dapat dikatakan
cukup.
Sebaran data terkait dengan jawaban guru pada aspek ini
Tabel 4. 4. Jawaban Guru dalam Aspek Merumuskan Hipotesis
Aspek
No Item
Jumlah Guru yang menjawab (%) A b c D Kosong Total merumuskan hipotesis 4 10 10 10 70 0 100 8 45 30 5 20 0 100 9 10 5 80 5 0 100 18 20 15 45 15 5 100 20 15 10 10 65 0 100 25 10 55 0 35 0 100 Keterangan :
Arsir : Kunci jawaban
Cetak Tebal (Bold) : Jawaban salah paling banyak
Merumuskan hipotesis merupakan kegiatan perkiraan atau
dugaan yang beralasan pada pengamatan yang akan diuji. Dalam
hal ini dugaan guru menjadi penting untuk memperkirakan sebuah
penelitian. Dengan cara dugaan maka memungkinkan guru dapat
merumuskan sebuah hipotesis. Namun demikian hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat penguasaan guru terkait dengan
merumuskan hipotesis adalah cukup. Beberapa kelemahan dapat
dilihat dengan mengamati respon guru dari setiap aspek ini.
Berdasarkan keseluruhan item pada aspek ini terlihat bahwa
jawaban salah yang paling banyak yaitu pada nomor 25.
Pertanyaan nomor 25 yaitu “Ani memelihara ikan emas di dalam
ingin tahu apa yang mempengaruhi keaktifan ikan-ikan tersebut.
Hipotesa apa yang dapat ia uji untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi keaktifan ikan-ikan tersebut?”. Jawaban yang tepat untuk soal ini adalah jawaban D yaitu “Semakin banyak cahaya masuk dalam akuarium, semakin aktif ikan-ikan tersebut”,
sebanyak 35% dari keseluruhan menjawab ini.
Sebanyak 55% dari keseluruhan guru menjawab salah pada
jawaban B yaitu “Semakin aktif ikan tersebut, semakin banyak makanan yang dibutuhkan”. Dalam aspek merumuskan hipotesis, mengenali variabel bebas dan terikat adalah penting untuk
perkiraan hasil. Dalam soal ini diketahui variabel terikat yaitu
keaktifan ikan. Jadi variabel bebas yang tepat untuk menjawab
persoalan ini yaitu semakin banyak cahaya masuk dalam akuarium.
Untuk pernyataan B salah karena peryataannya terbalik dengan
menyebutkan variabel bebas sebagai akibat dari variabel terikat.
Kemungkinan guru berfikir dengan aktifnya ikan maka semakin
banyak makanan yang dibutuhkan tetapi dalam hal ini yang
ditanyakan penyebab aktifnya ikan, maka ikan aktif disebabkan
oleh cahaya yang masuk akuarium bukan semakin banyak
d) Merancang Penelitian / Eksperimen
Berdasarkan tabel 4. 1, dapat diketahui skor rata-rata untuk
aspek merancang eksperimen yaitu sebesar 55%. Dengan mengacu
pada tabel 3. 3, maka aspek merancang eksperimen dapat
dikatakan kurang.
Sebaran data terkait dengan jawaban guru pada aspek ini
yang meliputi 2 item soal dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4. 5. Jawaban Guru dalam Aspek Merancang
Penelitian/Eksperimen
Aspek
No item
Jumlah Guru yang menjawab (%) A b C D Kosong Total Merancang Eksperimen 6 10 80 5 5 0 100 15 60 30 10 0 0 100 Keterangan :
Arsir : Kunci jawaban
Cetak Tebal (Bold) : Jawaban salah paling banyak
Dalam penyelidikan ilmiah, kegiatan eksperimen dilakukan
untuk menguji melalui penyelidikan. Dalam hal ini penyelidikan
variabel-variabel mana yang akan diukur. Dengan menyelidiki
variabel-variabel yang diukur maka memungkinkan penyelidik
penelitian menunjukkan bahwa tingkat penguasaan guru terkait
dengan merancang eksperimen masih kurang. Beberapa kelemahan
dapat dilihat dengan mengamati respon guru dalam setiap item
dalam aspek ini.
Dari tabel 4. 5 diketahui bahwa sebanyak 60% guru
menjawab salah pada nomor 15. Pertanyaan nomor 15 yaitu “Vino
sedang menyelidiki pengaruh suhu terhadap kecepatan aliran
minyak. Hipotesis dalam penyelidikan ini adalah semakin tinggi
suhu pada minyak maka semakin cepat minyak tersebut akan
mengalir. Bagaimana ia dapat menguji hipotesa tersebut?”. Jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini adalah pilihan B yaitu
“Mengamati kecepatan tertentu dimana minyak dalam suhu yang berbeda-beda mengalir di permukaan yang licin”, sebanyak 30% guru menjawab benar. Hipotesa dalam soal ini yaitu “semakin
tinggi suhu pada minyak maka semakin cepat minyak tersebut akan
mengalir”. Dari hipotesa dapat dilihat bahwa variabel terikatnya adalah kecepatan minyak yang mengalir sedangkan variabel
bebasnya adalah suhu minyak. Maka rancangan eksperimen untuk
menguji kecepatan minyak berdasarkan suhunya dapat dilakukan
dengan mengalirkannya. Sebanyak 60% guru menjawab salah pada
pilihan A yaitu “Memanaskan minyak dalam suhu yang berbeda -beda dan menimbangnya setelah minyak tersebut mengalir keluar
maka akan keluar dari kaleng dan kemudian dapat menimbang
minyak yang berhasil keluar untuk medeskripsikan kecepatan
minyak yang mengalir. Padahal dalam hipotesa tidak disebutkan
untuk menimbang minyak yang mengalir. Hal ini juga dapat
disebabkan guru tidak teliti dalam membaca hipotesa yang ada
dalam soal.
e) Menyajikan / Interpretasi Data
Berdasarkan tabel 4. 1, diketahui bahwa skor rata-rata
untuk aspek interpretasi data yaitu sebesar 76,25%. Dengan
mengacu pada tabel 3. 3, maka aspek interpretasi data dapat
dikatakan baik.
Sebaran data terkait dengan jawaban guru pada aspek ini
Tabel 4. 6. Jawaban Guru dalam Aspek Menyajikan/Interpretasi
Data
Aspek No Item Jumlah Guru yang menjawab (%) A B c D koson g Total Menyajikan / Interpretasi data 5 0 75 15 10 0 100 7 80 20 0 0 0 100 16 20 5 70 5 0 100 19 10 0 80 10 0 100 Keterangan :
Arsir : Kunci jawaban
Cetak Tebal (Bold) : Jawaban salah paling banyak
Dalam kegiatan ilmiah, menyajikan atau menginterpretasi
data sangat diperlukan. Dengan menyajikan data yang diperoleh
dari suatu percobaan maka orang lain akan mengerti hasil yang
didapatkan. Dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat
penguasaan guru terkait dengan menyajikan / interpretasi data
adalah baik. Beberapa kelemahan dapat dilihat dengan mengamati
respon guru dalam setiap item dalam aspek ini.
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui jawaban benar paling tinggi
yaitu 80% sedangkan jawaban salah paling besar yaitu 20%. Aspek
ini menuntut keterampilan untuk menafsirkan data. Pada nomor 7
grafik dan responden diminta untuk memilih dan menunjukkan
hubungan antar variabelnya. Berdasarkan jawaban guru untuk
nomor 7 dan 19 masing-masing dari keseluruhan guru menjawab
benar 80%. Hal ini berarti keterampilan interpretasi data guru
sangat baik dalam menafsirkan data berupa grafik. Untuk guru
yang menjawab salah mungkin dikarenakan kurang teliti dalam
melihat data yang ada dalam tabel data atau mungkin melihat
variabel-variabel dalam grafik yang ada.