B. KOORDINATOR PROGRAM C. PENGELOLA HARIAN
3.2 TINGKAT PROVINSI
Sedangkan dalam pelaksanaan program PPSP tahun 2019 hingga berjalannya pelaksanaan RPJMN 2020-2024, nomenklatur yang disarankan bagi Pokja di daerah adalah Pokja Perumahan, Permukiman, Air Minum, dan Sanitasi atau disingkat Pokja PPAS. Pokja PPAS dalam program PPSP diharapkan dapat menjadi lembaga koordinasi yang dapat mengampu urusan sanitasi secara lebih komprehensif dan berorientasi pada capaian target daerah dan nasional.
Pengelola program PPSP di Pusat juga memberikan ruang bagi daerah untuk memanfaatkan Pokja lainnya yang membidangi sanitasi bilamana Pokja PPAS belum dapat terbentuk atas pertimbangan daerah.
Air Minum, dan Sanitasi Nasional yang operasionalnya ditekankan kembali
melalui Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Regional Selaku Ketua
Tim Pengarah Pembangunan Perumahan, Permukiman, Air Minum,
dan Sanitasi Nasional Nomor Kep.
23/D.II/02/2018 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pembangunan Perumahan, Permukiman, Air Minum,
dan Sanitasi Nasional.
Nomenklatur PPAS yang disarankan ini didasari agar terbentuk keselarasan pengelolaan program
Dalam menjalankan perannya, fungsi Pokja PPAS di Provinsi digambarkan sebagai berikut :
1. Koordinasi: yaitu mengkoordinasikan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program, dan kegiatan percepatan pelayanan dasar sanitasi di provinsi dan kabupaten/kota.
2. Advokasi: yaitu meningkatkan kesadaran, kepedulian, komitmen, dan kemampuan berbagai pemangku kepentingan di seluruh wilayah provinsi untuk turut serta dalam percepatan penyediaan pelayanan dasar sanitasi yang berkualitas.
3. Advisori: yaitu memberikan input strategis bagi pengembangan kebijakan, program, dan kegiatan yang dibutuhkan Gubernur, DPRD dan Pokja kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan kinerja percepatan penyediaan layanan sanitasi di daerah.
4. Fasilitasi: yaitu membantu Gubernur dalam perumusan kebijakan dalam pemberian bimbingan, arahan, pendidikan, dan pelatihan kepada perangkat daerah provinsi maupun kabupaten/kota agar pelaksanaan percepatan penyediaan layanan sanitasi dapat mencapai target yang ditetapkan.
5. Supervisi: yaitu membantu Gubernur melakukan kegiatan pengawalan, pemantauan dan evaluasi untuk memastikan dan menilai pelaksanaan percepatan pelayanan sanitasi di daerah sesuai dengan tujuan, sasaran, jadwal dan rencana daya serap anggaran yang telah ditetapkan, sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan tindakan korektif.
6. Sinkronisasi: yaitu membantu Gubernur dalam menyelaraskan perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program dan kegiatan percepatan penyediaan layanan sanitasi antar dan antara kabupaten/kota dalam provinsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan pemerintah.
Pokja PPAS dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah, dan terdiri dari beberapa dinas/badan perangkat daerah yang tugas dan fungsinya terkait urusan sanitasi mengacu pada Perda tentang Perangkat Daerah yang merupakan mandat dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
M P P - P P S P 3 0
Berikut adalah struktur Pokja PPAS di Provinsi:
1) Ketua, dijabat oleh Sekretaris Daerah yang secara formal melaksanakan fungsi dan memiliki kewenangan koordinatif terhadap PD yang mempunyai tugas dan fungsi sanitasi, serta selaku Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
2) Ketua Harian, dijabat oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan atau sebutan lain yang secara formal melaksanakan fungsi membantu
Sekretaris Daerah dalam
mengkoordinasikan administrasi pembangunan daerah atau tugas dan fungsi lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah tentang perangkat daerah.
3) Sekretaris, dijabat oleh Kepala Bappeda atau sebutan lain, merangkap juga sebagai ketua bidang perencanan pokja.
Secara formal melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan dan fungsi koordinasi perencanaan atau tugas dan fungsi lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4) Ketua Bidang, dijabat oleh Kepala PD, dan Wakil Ketua Bidang dijabat oleh pejabat setingkat Kepala Bidang (Kabid) pada PD terkait yang kesehariannya melaksanakan tugas dan fungsi Ketua Bidang.
5) Anggota pada setiap bidang berasal dari pejabat/staf dari PD yang bertanggung jawab melaksanakan tugas dan fungsi setiap bidang dan melibatkan pejabat/staf dari PD lainnya yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya memiliki hubungan/keterkaitan dengan bidang dimaksud.
Perincian tugas tiap unsur dalam organisasi Pokja PPAS Provinsi dijelaskan lebih lanjut dalam Lampiran A.
M P P - P P S P 3 2
Dalam menjalankan perannya, fungsi Pokja PPAS Kabupaten/Kota digambarkan sebagai berikut :
1. Koordinasi: yaitu peran untuk mengkoordinasikan pelaksanaan program PPSP dan kegiatan implementasi pembangunan sanitasi di wilayah kabupaten/kota.
2. Advokasi: yaitu peran untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, komitmen, dan kemampuan berbagai pemangku kepentingan utama sanitasi 3.3 TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Sebagaimana Pokja PPAS Provinsi, Pokja PPAS Kabupaten/Kota juga dibentuk berdasarkan surat keputusan Kepala Daerah, dan terdiri dari
beberapa dinas/badan perangkat daerah yang mengampu urusan perumahan, permukiman, air minum, dan sanitasi. Walaupun di dalam pedoman ini secara struktural berlaku untuk semua pengampu urusan perumahan, permukiman, air minum, dan sanitasi, namun tugas dan fungsi
serta pelaksanaan aktifitas pokja nya hanya dijelaskan untuk urusan sanitasi.
Sedangkan untuk urusan perumahan, permukiman, dan air minum dijelaskan dalam pedoman sejenis yang dikeluarkan oleh pengelola program terkait
urusan tersebut.
pemangku kepentingan utama sanitasi di tingkat kabupaten/kota untuk turut-serta dalam percepatan penyediaan pelayanan dasar sanitasi yang berkualitas.
3. Advisori: yaitu memberikan input strategis bagi pengembangan kebijakan, program, dan kegiatan yang dibutuhkan oleh pemerintah kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan kinerja penyediaan pelayanan dasar sanitasi di daerah.
M P P - P P S P 3 4
Berikut adalah struktur Pokja PPAS di Kabupaten/Kota:
1) Ketua, dijabat oleh Sekretaris Daerah yang secara formal melaksanakan fungsi dan memiliki kewenangan koordinatif terhadap PD yang mempunyai tugas dan fungsi sanitasi, serta selaku Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
2) Ketua Harian, dijabat oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan atau sebutan lain yang secara formal melaksanakan fungsi membantu
Sekretaris Daerah dalam
mengkoordinasikan administrasi pembangunan daerah atau tugas dan fungsi lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah tentang perangkat daerah.
3) Sekretaris, dijabat oleh Kepala Bappeda atau sebutan lain, merangkap juga sebagai ketua bidang perencanaan pokja.
Secara formal melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan dan fungsi koordinasi perencanaan atau tugas dan fungsi lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan. Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi sekretaris dibantu tenaga sekretariat tim Pokja PPAS yang anggotanya berunsurkan pejabat/staf di lingkungan Bappeda dan PD lain.
4) Ketua Bidang, dijabat oleh Kepala PD, dan Wakil Ketua Bidang dijabat oleh pejabat setingkat Kepala Bidang (Kabid) pada PD terkait yang kesehariannya melaksanakan tugas dan fungsi Ketua Bidang.
5) Anggota pada setiap bidang berasal dari pejabat/staf dari PD yang bertanggung jawab melaksanakan tugas dan fungsi setiap bidang dan melibatkan pejabat/staf dari PD lainnya yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya memiliki hubungan/keterkaitan dengan bidang dimaksud.
Perincian tugas tiap unsur dalam organisasi Pokja PPAS Kabupaten/Kota dijelaskan lebih lanjut dalam Lampiran B.
Unsur pendukung pelaksanaan program PPSP dibutuhkan agar setiap pengelola program PPSP baik di Pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota dapat menjalankan fungsinya secara optimal.
Unsur pendukung guna membantu pengelola dalam menjalankan perannya terbagi dalam 3 hal yaitu: dukungan strategis, dukungan pelaksanaan program, dan dukungan implementasi.
pengembangan desain advokasi dan komunikasi.
pengembangan desain dan pelaksanaan peningkatan kapasitas (kapasitas teknis, kelembagaan, regulasi, pendanaan, komunikasi).
pengembangan desain dan pelaksanaan fasilitasi.
pengembangan pola-pola dan alternatif pendanaan pembangunan sanitasi.
pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi.
pengembangan panduan dan pedoman yang dibutuhkan program PPSP.
pengembangan sistem pendukung PPSP.
pengembangan sistem insentif dan disinsentif bagi daerah.
Unsur pendukung strategis dapat merupakan kelompok konsultan ahli/tenaga ahli yang pendanaannya berasal terutama dari negara-negara donor dan program-program sanitasi yang dikhususkan membantu pencapaian program pemerintah pusat, namun tidak tertutup kemungkinan pendanaannya berasal dari APBN.
Sesuai lingkupnya keahlian yang dibutuhkan mencakup keahlian teknis, kebijakan, kelembagaan, keuangan, komunikasi, gender, pemberdayaan masyarakat, monitoring & evaluasi, knowledge management, serta aspek-aspek lainnya yang dibutuhkan dalam pembangunan sanitasi.