• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. Penelitian Ter dahulu

Penelitian tentang struktur modal telah banyak dilakukan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh:

a. Sjafi’i dan Fajar (2010) Judul:

Pengaruh Size, Tangibility, Profitability Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Consumergood Di Indonesia

Rumusan Masalah :

Apakah Size, Tangibility, dan Profitability berpengaruh terhadap struktur modal.

Hasil Penelitian :

Dari faktor size tidak berpengaruh signifikan terhadap variable struktur modal. Hal ini disebabkan tidak semua perusahaan yang mempunyai total aktiva besar akan lebih banyak menggunakan hutang, dikarenakan total aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut sudah mencukupi untuk melakukan pendanaan yang diperlukan oleh perusahaan untuk membiayai pertumbuhan penjualan. Jadi dapat disimpulkan size mempunyai hubungan positif terhadap struktur modal.

Dari faktor tangibility mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap struktur modal, sehingga perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada penbiayaan utang jangka panjang dan lebih tergantung pada pembiayaan jangka pendek. Tetapi sebaliknya jika ativa tetap tersebut dapat dijual maka dapat menambah aktiva lancar perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengurangi proporsi jumlah hutang yang digunakan. Jadi dapat disimpulkan antara tangibility dengan struktur modal menunjukkan hubungan yang positif.

Dari faktor profitability mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal, sehingga profitability dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil utang. Jadi dapat disimpulkan

profitability mempunyai hubungan terhadap struktur modal.

b. Utami (2009) Judul :

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur

Rumusan masalah :

Apakah ukuran perusahaan, resiko bisnis, tingkat pertumbuhan, struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI?

Hasil penelitian :

1. Ukuran perusahaan, resiko bisnis, tingkat pertumbuhan, struktur aktiva, dan profitability, secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI. 2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhdap struktur modal pada

perusahaan manufaktur di BEI.

3. Risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI.

4. Tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI.

5. Struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI.

6. Profitability berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan

manufaktur di BEI. c. Irwanto (2011)

Judul:

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Textil Di Bursa Efek Indonesia.

Rumusan masalah:

Apakah terdapat pengaruh rasio profitabilitay, pertumbuhan penjualan, dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan dalam kelompok textile di BEI?

Hasil penelitian:

1. Rasio profitability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal dalam kelompok textile di BEI.

2. Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dalam kelompok textile di BEI.

3. Struktur aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal dalam kelompok textile di BEI.

Di bawah ini adalah tabel ringkasan persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu :

Tabel 2.1 Per samaan dan Per bedaan Penelitian Ter dahulu

Nama dan Tahun Judul Variabel Sjafi’i dan Fajar (2010) Pengaruh Size,Tangibility,

Profitability Terhadap Struktur

Modal Pada Perusahaan consumergood di Indonesia X1 = Size X2 =Tangibility X3= Profitability Endang Sri Utami (2009) Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur X1=Ukuran perusahaan X2=Resiko bisnis X3=Tingkat Pertumbuhan X4=Struktur aktiva Irwanto (2011)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Textil Di Bursa Efek Indonesia. X1= Profitability X2=Pertumbuhan penjualan X3=Struktur aktiva Resti Praditiani (2012)

Pengaruh Firm Size, Tangibility

of Assets, dan Profitability

Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Cobsumergood Di Bursa Efek Indonesia

X1= Firm Size

X2=Tangibility of Assets X3=Profitability

2.2. Landasan Teor i 2.2.1 Modal

2.2.1.1. Penger tian Modal

Dengan berkembangnya teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan yang menjadi besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi.

Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengacu begitu banyak dan berbagai rupa aspek (Riyanto 2010:17) Beberapa pengertian modal adalah sebagai berikut:

a. Menurut Riyanto (2001:19)

Menyimpulkan pendapat para ahli tentang modal yaitu modal yang tercatat di sebelah debit dari neraca disebut modal “konkrit (modal aktif), dan yang dicatat di sebelah kredit disebut modal

abstrak (modal pasif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

modal aktif tertera disebelah debet dalam neraca, yang menggambarkan bentuk-bentuk dimana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan yang lainnya adalah modal pasif yang tertera disebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-sumber dari mana diperoleh.

b. Menurut Faiz (UPN,2007;13)

Modal adalah faktor utama yang menunjang untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan serta meningkatkan

hasil produksi. kebutuhan dana atau mengembangkan perusahaan dapat dipenuhi dengan menambahkan modal sendiri atau dengan modal asing dan dapat juga kombinasi antara kedua sumber tersebut. Dari sumber manapun modal tersebut diperoleh harus diperhitungkan pula biaya yang akan timbul untuk mendapatkan modal tersebut.

Berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal adalah keseluruhan harta atau dana yang ada dalam perusahaan yang digunakan untuk menjalankan operasional perusahaan.

2.2.1.2. Sumber -Sumber Penawar an Modal

Menurut Riyanto (2010;209), Sumber-sumber penawaran modal ditinjau dari asalnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Sumber Intern

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di perusahaan yaitu keuntungan yang ditahan (retained net profit) dan penyusutan (depreciation) 1.Laba Ditahan

Suatu Perusahaan dapat memperoleh modal sendiri melalui dua cara yaitu menahan sebagian laba dan menerbitkan saham biasa baru. Biaya laba ditahan adalah sama dengan kas atau tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan.( Atmaja,2003:118)

2. Depresiasi

Sumber intern selain berasal dari laba atau cadangan juga berasal dari depresiasi. Besarnya depresiasi setiap tahunnya adalah tergantung kepada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu itu depresiasi merupakan sumber penawaran modal di dalam perusahaan itu sendiri.(Riyanto,2010;211)

b. Sumber Ekstern

Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan.

Dana yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan tersebut akan menjadi modal sendiri (Riyanto,2010:214)

Ditinjau dari jenisnya, maka sumber penawaran modal perusahaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu : (Riyanto,2010:227)

1. Modal Asing

Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan,

dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Modal asing digolongkan menjadi 3 yaitu : hutang jangka Pendek, hutang Jangka menengah, Hutang jangka Panjang.

2.Modal Sendiri

Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri di dalam perusahaan, yang terdiri dari modal saham, cadangan, dan laba ditahan.(Riyanto,2010:240)

2.2.1.3Biaya Penggunaan Modal

Pemenuhan kebutuhan dana diperlukan dalam struktur modal yang optimum dengan biaya pemenuhan modal yang minimal, sehingga didapatkan keuntungan yang lebih banyak.

Konsep “cost of capital” (biaya pemenuhan dana) merupakan konsep yang sangat penting dalam pembalanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. (Riyanto,2010:245)

Demikian pula apabila perusahaan memenuhi kebutuhan dana dengan mengeluarkan saham preferen, dalam jumlah hasil penjualan saham preferen lebih kecil daripada harga nominalnya, besarnya biaya penggunaan modal dari saham preferen atau biaya saham (cost preferred

stock) adalah lebih besar dari tingkat deviden yang telah ditetapkan

sebelumnya.(Riyanto,2010:245)

Apabila perusahaan menggunakan dana yang berasal dari laba ditahan (retain earning) haruslah disadari bahwa itupun ada biayanya, yaitu sebesar “rate of return” (“tingkat pendapatan investasi” yang diharapkan dapat diterima oleh para investor kalau mereka menginvestasikan sendiri atau “rate of return” diterima dari saham.(Riyanto,2010:245)

Dengan demikian konsep cost of capital tersebut dimaksudkan untuk dapat menetukan besarnya biaya riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk kemudian menentukan biaya modal rata-rata (average cost of capital ) dari keseluruhan dana yang digunakan dalam perusahaan yang ini merupakan tingkat biaya penggunaan modal perusahaan. (Riyanto,2010:246)

2.2.1.4 Pemenuhan Kebutuhan Modal

Pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan antara cara pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai dan cara

pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu kelompok. (Riyanto,2010:187)

Sistem pembelanjaan partial adalah sistem pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputaran dan waktu terkaitnya dana pada masing-masing aktiva secara individual, dengan demikian ini berarti bahwa jumlah dana yang digunakan oleh perusahaan terdiri dari beberapa macam dana atau kredit yang berbeda –beda baik dalam jumlah, lama waktunya maupun dalam saat kapan kredit tersebut dibayar kembali.

Sistem pembelanjaan total adalah sistem pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada peputaran dana yang ditanamkan dalam kelompok aktiva sebagai suatu kesatuan, dalam hal yang demikian akan nampak bahwa ada sebagian dana lainnya yang bersifat variabel, yang berubah-ubah jumlahnya dari waktu ke waktu (Riyanto,2010:188)

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal permanen adalah sejumlah dan yang minimal harus tersedia selam perusahaan melaksanakan operasinya dalam suatu periode, dan modal variabel adalah sejumlah dana yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan

2.2.2 Str uktur Modal

2.2.2.1Penger tian Str uk tur Modal

Menurut Riyanto (2010:22) struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pertimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

Struktur modal ini dibedakan dengan structur finansiil (struktur keuangan). Structur finansiil tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca, sedangkan struktur modal hanya tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang, dengan demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari structur

finansiil.

Menurut Sartono (2001:225) struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham prefern, dan saham biasa. Sementara itu struktur keuangan adalah perimbangan antara total hutang dengan modal sendiri.

Menurut Margaretha dan Ramadhan), struktur modal suatu perusahaan merupakan gabungan modal sendiri dan hutang perusahaan. Modal sendiri berasal dari common stock, paid in capital, retain earning, dan dikurangi treasury stock.

Menurut Kieso and Weygandt (2002:227) hutang jangka panjang terdiri dari tiga jenis, yaitu :

1. Kewajiban yang berasal dari suatu pembiayaan khusus, seperti penerbitan obligasi, kewajiban lease jangka panjang dan wesel bayar jangka panjang.

2. Kewajiban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti kewajiban pensiun dan kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan.

3. Kewajiban yang tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu kejadian atau lebih dimasa depan untuk mengkorfirmasi jumlah yang harus dibayar, atau harus dibayar, atau tanggal pembayaran, seperti jaminan jasa atau produk dan kontijensi lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa komponen yang masuk dalam struktur modal adalah hutang jangka panjang, modal saham biasa, modal saham preferen, surplus modal dan akumulasi laba ditahan.

2.2.2.2Str uktur modal yang optimal

Berkembangnya perusahaan akan semakin besar dana yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Apabila kebutuhan dana sudah demikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada lagi pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari utang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (eksternal

Kalau dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber ekstern tersebut perusahaan lebih mengutamakan pada hutang saja maka ketergantungan perusahaan pada pihak luar akan makin besar dan resiko financiilnya pun semakin besar.

Menurut Houston J and Brigham E (2006:24), struktur modal yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga dari saham perusahaan, dan hal ini biasanya meminta rasio utang yang lebih rendah daripada rasio yang memaksimalkan EPS yang diharapkan.

2.2.2.3 Faktor -faktor yang Mempengar uhi Str uktur Modal

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, dimana beberapa penulis memberikan pendapat yang berbeda:

Menurut Riyanto (2001:297), struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana faktor-faktor yang utama yaitu:

1. Tingkat bunga

2. Stabilitas dari Earning 3. Susunan dari Aktiva 4. Kadar resiko dari Aktiva

5. Besarnya jumlah Modal yang dibutuhkan 6. Keadaan Pasar Modal

7. Sifat Manajemen

Houston J and Brigham E(2006:7), menyebutkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangan ketika membuat keputusan – keputusan struktur modal:

1. Resiko bisnis 2. Posisi perpajakan 3. Fleksibilitas keuangan

4. Konservatisme dari keagresifan manajemen

Menurut Sartono (2001:248), ad beberapa faktor penting dalam menentukan struktur modal :

1. Tingkat penjualan 2. Struktur Asset

3. Tingkat pertumbuhan perusahaan 4. Profitabilitas

5. Variable laba dan perlindungan pajak 6. Skala perusahaan

7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro.

Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yang tersebut diatas, dipilih tiga faktor yaitu firm size,tangibility of asset,dan

2.2.3. Lapor an Keuangan

2.2.3.1.Penger tian Lapor an Keuangan

Menurut Baridwan (2001:17), laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatuperusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal yaitu, laporan laba dan rugi, laporan perubahan posisi keuangan, neraca, laporan arus kas.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikandalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergral dari laporan keuangan.

2.2.3.2. Tujuan Lapor an Keungan

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan perubahan posisi keuangan pada suatu periode sebagai hasil dari kegiatan usaha yang telah dilaksanakan.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK 2009:3)

2.2.4. Rasio Keuangan

2.2.4.1. Penger tian Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2010: 93), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi suatu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada dalam laporan keuangan.

Menurut Harahap (2009:297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Teknik ini sangat lazim digunakan para analis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.

2.2.4.2.Macam-Macam Rasio Keuangan

Macam-macam rasio keuangan banyak sekali karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa laporan keuangan. Menurut Riyanto (2010:331), apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam empat golongan, yaitu :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan (current ratio, Acid test ratio) 2. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. (Debt to total asset ratio, net worth to debt ratio)

3. Rasio-rasio Aktivitas

Rasio-rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (inventory turn over,

laverage collection period)

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on sales, return on total assets, return on worth)

2.2.5. Analisa Lapor an Keuangan

2.2.5.1. Penger tian Analisa Laporan Keuangan

Menurut John J. Wild dan Hasley (2005:3), analisa laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.

2.2.5.2 Tujuan Analisa Lapor an Keuangan

Menurut John J. Wild dan Hasley (2005:14) analisis laporan keuangan bertujuan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan dimasa depan,

2.2.6. Pengar uh Fir m Size Ter hadap Str uktur Modal.

Ukuran perusahaan mengambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva. Beberapa peneliti menggunakan penjualan atau asset bernilai positif yang mencerminkan semakin besar ukuran perusahaan, sehingga memperbanyak pula alternative pendanaan yang dapat dipilih dalam meningkatkan profitnya. Napa dan Mulyadi (1996) dalam Mardiana (2005) kutipan (Seftianne dan Ratih,2011:44)

Menurut Riyanto (2010;299), suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas dan setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh kecil serta dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Pada perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk membiayai pertumbuhan penjualan.

Menurut pecking order theory, perusahaa besar akan dapat memperoleh biaya ekuitas saham yang lebih rendah dibanding perusahaan

yang lebih rendah dibanding perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar akan cenderung lebih banyak menggunakan ekuitas dibanding perusahaan kecil. Hal ini menyebabkan perusahaan besar akan cenderung menggunakan utang dalam jumlah kecil dibanding perusahaan kecil.

Beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa firm size mempunyai hubungan terhadap struktur modal.

2.2.7. Pengar uh Tangibility of Assets Ter hadap Str uktur Modal

Tangibility merupakan variabel yang penting dalam keputusan

pendanaan perusahaan, karena aktiva tetap menyediakan jaminan (collateral) bagi pihak kreditur.(Joni dan Lina,2010:87)

.Menurut Asymmetric Information Theory menyatakan bahwa struktur aktiva suatu perusahaan mempunyai dampak langsung pada struktur modal karena tangible assets suatu perusahaan merupakan jaminan ketika perusahaan meminjam uang ke kreditur untuk meningkatkan hutangnya, selain itu proporsi yang lebih tinggi dari

tangible assets berarti ketersediaan jaminan juga lebih tinggi, sehingga

akan mengurangi biaya hutang. (Chen, Robert, And Sterken,1998:15). Menurut Riyanto (2010:298). Perusahaan industry dimana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri,sedang modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap. Aturan struktur financial konservatif horizontal menyatakan bahwabesarnya modal sendiri hendaknya dapat menutupi jumlah aktiva tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya permanen.

Menurut Sjafi’i dan Fajar (2010:73), tangibility of assets diukur dari perbandingan dari nilai aktiva tetap yang dibandingkan dengan total aktiva. Struktur Aktiva mempengaruhi struktur modal perusahaan dalam beberapa cara. Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, terutama permintaan akan produk cukup meyakinkan, akan banyak menggunakan hutang jangka panjang. Perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada pembiayaan jangka pendek. Tetapi sebaliknya jika aktiva tetap tersebut dapat dijual maka dapat menmbah aktiva lancar perusahaan sehingga perusahaan dapat mengurangi proporsi jumlah hutang yang digunakan. Jika perusahaan mampu melakukan pembiayaan dengan modal sendiri, keadaan ini akan membuat perusahaan tidak terlalu tergantung kepada pihak luar.

Beberapa pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tangibility of assets mempunyai hubungan terhadap struktur modal.

2.2.8. Pengar uh Pr ofitability Ter hadap Str uk tur Modal.

Profitability adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh

laba, untuk mengukur kemampuan perusahaan tersebut digunakan rasio profitabilitas, yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada, Harahap (2009:304)

Menurut pecking order theory dalam penelitian Setiawan (2006) dalam Seftianne dan Ratih (2011:40), semakin tinggi profitabilitas

modalnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan mempunyai dana internal yang besar. Jadi menurut teori ini, profitability mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

Menurut Munawir (2000:33), pengertian profitability adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tersebut. Profitability suatu perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitability suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva.

Menurut Sjafi’i dan Fajar (2010:73), profitabilitas akan mencapai maksimum apabila laba atas penjualan adalah pada tingkat tertinggi dan modal investasi pada tingkat terendah. Perlunya menambah volume penjualan atau tidak, tergantung dari pengaruhnya terhadap tingkat laba penjualan dan juga terhadap tingkat modal investasi. Meningkatnya potensi untuk memperoleh laba dengan meningkatkan volume penjualan, mungkin lebih besar dari pada sekedar dapat menutup turunnya laba penjualan dan atau meningkatkan kebutuhan modal, jikalau tidak demikian

Dokumen terkait