• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBILITY OF ASSET, DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBILITY OF ASSET, DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI

BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Untuk Menyusun Skripsi S-1 J ur usan Akuntansi

Diajukan Oleh :

RESTI PRADITIANI

0813010105 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBILITY OF ASSET, DAN PROFITABILITY

TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI

BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

RESTI PRADITIANI

0813010105 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI

(3)

PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBILITY OF ASSET, DAN PROFITABILITY

TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI

BURSA EFEK INDONESIA

yang diajukan

Resti Praditiani

0813010105/FE/AK

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh:

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi

Tanggal :………

NIP. 196509291992032001

Mengetahui

Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi

(4)

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH

FIRM SIZE, TANGIBILITY OF ASSET, DAN PROFITABILITY TERHADAP

STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI BURSA

EFEK INDONESIA.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi

Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun

materiil, khususnya kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Drs. Ec. Rahman A.Suwaidi, Msi Selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

peneliti bisa merampungkan tugas skripsinya.

5.

Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis

selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa

Timur.

6.

Kepada Ayahanda(Alm) dan Ibunda serta Adikku tercinta yang telah

memberikan dukungan baik moril ataupun material.

7.

Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat berharap saran dan kritik

membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Surabaya, April 2012

(6)

HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 10

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 14

2.2.1. Modal ... 14

2.2.1.1. Pemgertian Modal... 14

2.2.1.2 Sumber penawaran Modal... 15

2.2.1.3 Biaya Penggunaan Modal ... 17

(7)

2.2.2.2. Struktur Modal yang Optimal ... 21

2.2.2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi struktur Modal … ... 22

2.2.3. Laporan Keuangan ... 24

2.2.3.1. Pengertian laporan Keuangan ……….. 24

2.2.3.2. Tujuan laporan keuangan ………. 24

2.2.4. Rasio keuangan ... 25

2.2.4.1. Pengertian Rasio keuangan ... 25

2.2.6.2. Macam–Macam rasio keuangan ... ... 25

2.2.6.3. Pengertian Profesi Akuntan Publik ... 27

2.2.6.4. Pengertian Profesi Non Akuntan Publik ... 28

2.2.5. Analisa laporan keuangan ... 26

2.2.5.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 30

2.2.5.2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan ... . 27

2.2.6. Pengaruh Firm Size terhadap struktur modal ... 27

2.2.7 Pengaruh Tangibility of Assets terhadap struktur Modal... ... 28

2.2.8. Pengaruh profitability Terhadap Struktur Modal... ... 29

2.3. Kerangka Pemikiran ... 31

(8)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 34

3.2.1. Populasi ... 34

3.2.2. Sampel ... 35

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.3.1. Jenis Data ... 36

3.3.2. Sumber Data ... 36

3.3.3. Pengumpulan Data ... 37

3.4. Teknik pengujian Normalitas ... 37

3.4.1. Uji Outlier ... 38

3.5. Analisis regresi linier Berganda ... 51

3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 39

3.5.2. Persamaan linier Berganda ... 41

3.6 koefisien determinasi ... 42

3.6.1. Teknik Analisis Data ... 54

3.6.2. Uji Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….... 46

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 46

4.1.1. Sejarah singkat Bursa Efek Indonesia ... 57

4.1.2. Visi dan Misi Penggabungan Bursa Efek Indonesia ... . 48

4.1.3. Tujian Penggabungan ... 49

(9)

4.2.1. Variabel Struktur Modal(Y) ... 69

4.2.2. Variabel Firm Size (X1) ... 69

4.2.3. Variabel tangibility Of Assets (X2) ... 70

4.2.4. Variabel profitability (X3) .. ... 72

4.3. Uji Normalitas dan Outlier ... 74

4.4. Analisis regresi Linier Berganda ... 76

4.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 76

4.4.2. Persamaan linier Berganda ... 79

4.5 Koefisien determinasi ... 81

4.6 Uji hipotesis... 82

4.6.1 Uji F ... 82

4.6.2 Uji t ... 83

4.7 Pembahasan Hasil penelitian ... 84

4.7.1 implikasi penelitian ... 85

4.7.2 Perbedaan penelitian sekarang dan terdahulu ... 87

4.7.3 Keterbatasan penelitian ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1. Kesimpulan ... 89

5.2. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Tabel 1.1 Rekapitulasi Data Perusahaan consumergood di BEI ... 5

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 66

Tabel 4.2 Data Struktur modal Pada Perusahaan Consumergood(X1) ... 67

Tabel 4.3 Data firm size pada perusahaan Consumergood(X2) ... 69

Tabel 4.4 Data Profitability Pada Perusahaan Consumergood (X3) ... 72

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas (1) ... 74

Tabel 4.6. Hasil Outlier ... 75

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas (2) ... 76

Tabel 4.8. Uji Durbin Waston ... 77

Tabel 4.10 Nilai VIF ... 78

Tabel 4.11 Korelasi Rank Spearman ... 79

Tabel 4.12 Persamaan regresi Linier Berganda ... 79 79

Tabel 4.13. Hasil Uji F ... 82

Tabel 4.14. Hasil Uji t ... 82

(11)

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikiran ... 31

Gambar 3.1 Distribusi daerah keputusan Autokorelasi ... 77

(12)

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabek Nilai Intrinsik

Pekerjaan (X1)

Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Jawaban Responden Variabel

Penghargaan Finansial (X2)

Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Persepsi

Mahasiswa Akuntansi Tentang Akuntan Publik (X3)

Lampiran 5 Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Pertanyaan

Pemilihan Karir sebagai Akuntan Publik (Y)

Lampiran 6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan

(X1) dan Variabel Penghargaan Finansial (X2)

Lampiran 7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Mahasiswa

Akuntansi Tentang Akuntan Publik (X3) dan Pemilihan Karir sebagai Akuntan Publik (Y)

Lampiran 8 Hasil Pengujian Reliabilitas dan Normalitas

Lampiran 9 Hasil Pengujian Multikolinieritas

(13)

BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:

RESTI PRADITIANI

Abstr ak

Terjadinya krisis ekonomi yang melanda indonesia tahun 1997 dampaknya masih terasa sampai saat ini. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan produk yang bermutu dan memuaskan konsumen tetapi juga harus mampu mengelola keuangannya dengan baik. Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Obyek penelitian adalah perusahaan consumer good yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari indonesia capital

market directory yang go public periode 2008 sampai 2010 dengan variabel bebas yaitu, Firm size (X1), Tangibility of Asset (X2), Profitabilitas (X3), dan Struktur Modal (Y) sebagai variabel terikat. Populasi penelitian adalah perusahaan consumergood yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejumlah 35 perusahaan dengan menggunakan purposive sampling, maka jumlah sampel sebanyak 15 perusahaan. Model analisis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal (Y) adalah firm size (X1), sedangkan variabel yang secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal (Y) adalah Tangibility of

Assets (X2) dan Profitability (X3).

(14)

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Menghadapi situasi dan kondisi perekonomian dewasa ini, setiap

perusahaan harus mampu melakukan pengelolaan terhadap kegiatan usahanya,

baik kegiatan pemasaran, produksi, sumber daya manusia maupun keuangan,

agar perusahaan dapat tetap bertahan atau bahkan dapat meningkatkan

kegiatan usahanya. Dalam pengelolaan dibidang keuangan, salah satu unsur

yang perlu mendapat perhatian adalah sejauh mana perusahaan mampu

memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi atau

mengembangkan usahanya untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut. (Sjafi’i

dan fajar ,2010:70)

Pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber intern perusahaan

ataupun sumber ekstern perusahaan. Namun pada umumnya perusahaan

cenderung untuk menggunakan modal sendiri sebagai modal permanen

sedangkan modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap saja apabila dana

yang dibutuhkan kurang mencukupi. (Sjafi’i dan Fajar,2010:70)

(15)

menginvestasikan dananya Di Bursa Efek Indonesia. Para investor tentunya

akan memilih perusahaan yang mampu menghasilkan tingkat pengembalian

modal yang tinggi serta dapat terus mempertahankan dan meningkatkan

tingkat pertumbuhannya. Seiring dengan hal tersebut, akan dimulainya

persaingan bebas antar Negara, menuntut setiap perusahaan untuk mempunyai

keunggulan kompetitif dari perusahaan lainnya. Perusahaan tidak hanya

dituntut untuk menghasilkan produk yang bermutu dan memuaskan konsumen

tetapi juga harus mampu mengelola keuangannya dengan baik, artinya

kebijakan dalam pengelolaan keuangan harus dapat menjamin kelangsungan

usaha perusahaan. (Margareta dan Ramadan,2010:119)

Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan

adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah

penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Suatu

perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana

mempunyai hutang yang sangat besar dan akan memberikan beban yang berat

pada perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2010:296)

(16)

Jika diperhatikan lebih lanjut mengenai pola pembiayaan (financing)

diketahui bahwa perusahaan yang berada pada negara-negara yang sedang

berkembang, lebih mudah untuk memasuki dan mendapatkan pembiayaan

eksternal, oleh karena itu perusahaan Di Indonesia cenderung untuk memilih

menggunakan pembiayaan eksternal (debt financing) dibandingkan dengan

menggunakan pembiayaan internal, oleh sebab itu diperlukan adanya

kebijaksanaan yang utama bagi perusahaan dalam hal financial adalah

menentukan pilihan antara pembiayaan dari dalam perusahaan (equity

financing) dan pembiayaan dari luar perusahaan (debt financing). (Sjafi’i dan

fajar ,2010:71)

(17)

Sebelum perusahaan memilih diantara keduanya, terlebih dahulu

perusahaan akan mempertimbangkan mengenai beberapa faktor yang

mempengaruhi struktur modalnya. Ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi stuktur modal pada suatu perusahaan adalah

Menurut (Sjafi’i dan Fajar,2010:71) menyatakan bahwa adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu besarnya jumlah modal yang

dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, lokasi distribusi

keuntungan.

Menurut Riyanto (2010:296) faktor-faktor yang mempengaruhi

struktur modal adalah tingkat bunga, stabilitas dari “earning”, susunan dari

aktiva, kadar resiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan,

keadaan pasar modal, sifat manajemen, besarnya suatu perusahaan.

Menurut (Utami 2009) secara umum faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap keputusan struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva,

leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian,

sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal

perusahaan, dan fleksibilitas keuangan.

(18)

Penelitian ini mengambil sample Perusahaan Consumergood yang Go

Publik Di Bursa Efek Indonesia, karena saham Perusahaan Consumergood

saham yang paling tahan krisis ekonomi dibanding sektor lain dalam kondisi

krisis atau tidak, sebagian besar produk Perusahaan Consumergood tetap akan

dibutuhkan karena memegang peranan yang penting dalam kebutuhan

masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari sehingga kecil kemungkinan untuk

rugi.

Di bawah ini adalah rekapitulasi data Perusahaan Consumergood yang

Go Public Di Bursa Efek Indonesia, yang menunjukkan besarnya struktur

modal pada periode 2008-2010 :

Tabel 1.1.

Rekapitulasi Data Perusahaan Consumergood yang Go

Publik Di Bur sa Efek Indonesia

Perusahaan Tahun Firm Size

Tangibility of Assets

Profitability Struktur Modal PT. Ultra

Jaya Milk Tbk.

2008 6,24 % 0,45% 0,22% 0,53%

2009 6,24% 0,47% 0,04% 0,45%

2010 6,30% 0,47% 0,06% 0,54%

PT Mayora Indah Tbk.

2008 6,47% 0,37% 0,05% 1,32%

2009 6,51% 0,40% 0,08% 1,03%

2010 6,64% 0,345 0,07% 1,18%

PT. Mandom Indonesia

Tbk..

2008 5,94% 0,42% 0,09% 0,12%

2009 5,60% 0,40% 0,09% 0,13%

2010 6,02% 0,37% 0,09% 0,10%

PT. Unilever Indonesia

Tbk.

2008 6,81% 0,40% 0,15% 1,10%

2009 6,87% 0,40% 0,17% 1,02%

2010 6,94% 0,48% 0,17% 1,15%

PT. Multi Bintang Indonesia

2008 5,97% 0,43% 0,17% 1,73%

(19)

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

2008 6,01% 0,55% 0,06% 4,60%

2009 6,20% 0,35% 0,07% 1,46%

2010 6,29% 0,32% 0,11% 2,34%

PT. Fast Food Indonesia

Tbk.

2008 6,00% 0,21% 0,06% 0,63%

2009 6,02% 0,18% 0,07% 0,63%

2010 6,09% 0,18% 0,09% 0,54%

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

2008 7,60% 0,24% 0,03% 3,08%

2009 7,61% 0,27% 0,06% 2,45%

2010 7,67% 0,24% 0,08% 1,34%

PT. Tempo Scan Pasific

Tbk

2008 6,48% 0,22% 0,09% 0,29%

2009 6,51% 0,22% 0,08% 0,34%

2010 6,56% 0,22% 0,10% 0,36%

PT. Kalbe Farma Tbk.

2008 6,76% 0,23% 0,09% 0,38%

2009 6,81% 0,22% 0,10% 0,39%

2010 6,85% 0,23% 0,13% 0,23%

PT. Merck Tbk.

2008 5,575 0,15% 0,15% 0,15%

2009 6,64% 0,15% 0,20% 0,23%

2010 5,64% 0,15% 0,15% 0,20%

PT. Kimia Farma Tbk

2008 6,16% 0,28% 0,02% 0,53%

2009 6,20% 0,27% 0,02% 0,57%

2010 6,22% 0,25% 0,04% 0,49%

PT. HM Sampoerna

Tbk.

2008 7,20% 0,27% 0,11% 1,00%

2009 7,25% 0,24% 0,13% 0,69%

2010 7,31% 0,20% 0,15% 1,01%

PT. Gudang Garam Tbk.

2008 7,38% 0,27% 0,06% 0,55%

2009 7,44% 0,26% 0,10% 0,48%

2010 7,49% 0,24% 0,11% 0,44%

PT. Kedawung

Setia Industrial Tbk

2008 5,69% 0,39% 0,01% 1,13%

2009 5,74% 0,33% 0,01% 1,31%

2010 5,75% 0,32% 0,02% 1,18%

(20)

Dari data diatas dapat diketahui bahwa adanya ketidakstabilan struktur

modal pada Perusahaan Consumergood yang Go Publik Di Bursa Efek

Indonesia. Pada Perusahaan Consumergood tersebut dapat diketahui bahwa

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. Mempunyai struktur modal yang terbesar

dari Perusahaan Consumergood lainnya yaitu sebesar 8,44 % pada tahun 2009

dan struktur modal terkecil terjadi pada PT. Mandom Indonesia yaitu sebesar

0,10%pada tahun 2010

Besar kecilnya struktur modal dipengaruhi oleh hutang dan modal

sendiri, besarnya struktur modal yang telah diketahui diatas dikarenakan

perusahaan lebih mengutamakan hutang dari pada modal sendiri, sedangkan

kecilnya struktur modal suatu perusahaan disebabkan perusahaan cenderung

lebih memilih menggunakan modal sendiri untuk pemenuhan kebutuhan dana

dari pada menggunakan hutang.

(21)

yang lebih besar mampu mendanai investasinya dengan laba ditahan (retain

earning), dan perusahaan yang memilki ukuran perusahaan (firm size) yang

lebih besar akan lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan

kecil, karena perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh

pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Atas dasar tersebut, peneliti ingin menganalisis seberapa besar

pengaruh ukuran perusahaan dalam masalah pendanaan, dan tangibility of

assets mempengaruhi struktur modal, serta profitability berpengaruh pada

struktur modal. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik

mengadakan penelitian dengan judul PENGARUH FIRM SIZE,

TANGIBILITY OF ASSETS, DAN PROFITABILITY, TERHADAP STRUKTUR

MODAL. PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI BURSA EFEK

INDONESIA.

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang masalah yang disampaikan, maka

rumusan masalah yang diajukan yaitu apakah terdapat pengaruh firm size,

tangibility of assets, dan profitability terhadap struktur modal pada

(22)

1.3.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh firm size, tangibility of assets, dan profitability

terhadap struktur modal pada Perusahaan Consumergood di Bursa Efek

Indonesia.

1.4.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut :

1.

Bagi para investor dan calon investor,

Hasil penelitian ini merupakan informasi yang dapat dijadikan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi

2.

Bagi perusahaan,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

pemikiran dalam pengambilan keputusan bagi dimasa yang akan datang

serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan maupun bahan

informasi dalam mengatasi suatu permasalahan yang ada

3.

Bagi para analisis pasar modal

Penelitian ini akan menambah referensi dalam menganalisis

perusahaan

4.

Penggunaan kinerja keuangan

(23)

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Ter dahulu

Penelitian tentang struktur modal telah banyak dilakukan

diantaranya penelitian yang dilakukan oleh:

a. Sjafi’i dan Fajar (2010) Judul:

Pengaruh Size, Tangibility, Profitability Terhadap Struktur

Modal Pada Perusahaan Consumergood Di Indonesia

Rumusan Masalah :

Apakah Size, Tangibility, dan Profitability berpengaruh

terhadap struktur modal.

Hasil Penelitian :

Dari faktor size tidak berpengaruh signifikan terhadap variable

struktur modal. Hal ini disebabkan tidak semua perusahaan yang

mempunyai total aktiva besar akan lebih banyak menggunakan hutang,

dikarenakan total aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut sudah

mencukupi untuk melakukan pendanaan yang diperlukan oleh perusahaan untuk membiayai pertumbuhan penjualan. Jadi dapat

disimpulkan size mempunyai hubungan positif terhadap struktur

(24)

Dari faktor tangibility mempunyai pengaruh yang tidak

signifikan terhadap struktur modal, sehingga perusahaan yang sebagian

besar aktivanya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada penbiayaan utang jangka panjang dan lebih

tergantung pada pembiayaan jangka pendek. Tetapi sebaliknya jika

ativa tetap tersebut dapat dijual maka dapat menambah aktiva lancar

perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengurangi proporsi jumlah

hutang yang digunakan. Jadi dapat disimpulkan antara tangibility

dengan struktur modal menunjukkan hubungan yang positif.

Dari faktor profitability mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap struktur modal, sehingga profitability dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk mengambil utang. Jadi dapat disimpulkan

profitability mempunyai hubungan terhadap struktur modal.

b. Utami (2009) Judul :

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan

Manufaktur Rumusan masalah :

Apakah ukuran perusahaan, resiko bisnis, tingkat pertumbuhan,

struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan

(25)

Hasil penelitian :

1. Ukuran perusahaan, resiko bisnis, tingkat pertumbuhan, struktur

aktiva, dan profitability, secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI.

2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhdap struktur modal pada

perusahaan manufaktur di BEI.

3. Risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada

perusahaan manufaktur di BEI.

4. Tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap struktur modal

pada perusahaan manufaktur di BEI.

5. Struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada

perusahaan manufaktur di BEI.

6. Profitability berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan

manufaktur di BEI. c. Irwanto (2011)

Judul:

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Textil Di Bursa Efek Indonesia.

Rumusan masalah:

Apakah terdapat pengaruh rasio profitabilitay, pertumbuhan

penjualan, dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan

(26)

Hasil penelitian:

1. Rasio profitability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

struktur modal dalam kelompok textile di BEI.

2. Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap

struktur modal dalam kelompok textile di BEI.

3. Struktur aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

struktur modal dalam kelompok textile di BEI.

Di bawah ini adalah tabel ringkasan persamaan dan perbedaan dari

penelitian terdahulu :

Tabel 2.1 Per samaan dan Per bedaan Penelitian Ter dahulu

Nama dan Tahun

Judul Variabel

Sjafi’i dan Fajar (2010)

Pengaruh Size,Tangibility,

Profitability Terhadap Struktur

Modal Pada Perusahaan consumergood di Indonesia

X1 = Size X2 =Tangibility X3= Profitability

Endang Sri Utami (2009)

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur

X1=Ukuran perusahaan X2=Resiko bisnis

X3=Tingkat Pertumbuhan X4=Struktur aktiva Irwanto

(2011)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Textil Di Bursa Efek Indonesia.

X1= Profitability

X2=Pertumbuhan penjualan X3=Struktur aktiva

Resti Praditiani

(2012)

Pengaruh Firm Size, Tangibility

of Assets, dan Profitability

Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Cobsumergood Di Bursa Efek Indonesia

X1= Firm Size

(27)

2.2. Landasan Teor i 2.2.1 Modal

2.2.1.1. Penger tian Modal

Dengan berkembangnya teknologi dan makin jauhnya spesialisasi

dalam perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan yang menjadi

besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol

lagi.

Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan

persoalan yang tak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu

mengacu begitu banyak dan berbagai rupa aspek (Riyanto 2010:17)

Beberapa pengertian modal adalah sebagai berikut:

a. Menurut Riyanto (2001:19)

Menyimpulkan pendapat para ahli tentang modal yaitu modal yang tercatat di sebelah debit dari neraca disebut modal “konkrit

(modal aktif), dan yang dicatat di sebelah kredit disebut modal

abstrak (modal pasif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

modal aktif tertera disebelah debet dalam neraca, yang

menggambarkan bentuk-bentuk dimana seluruh dana yang diperoleh

perusahaan ditanamkan, sedangkan yang lainnya adalah modal pasif

yang tertera disebelah kredit dari neraca yang menggambarkan

sumber-sumber dari mana diperoleh.

b. Menurut Faiz (UPN,2007;13)

Modal adalah faktor utama yang menunjang untuk

(28)

hasil produksi. kebutuhan dana atau mengembangkan perusahaan

dapat dipenuhi dengan menambahkan modal sendiri atau dengan

modal asing dan dapat juga kombinasi antara kedua sumber tersebut. Dari sumber manapun modal tersebut diperoleh harus diperhitungkan

pula biaya yang akan timbul untuk mendapatkan modal tersebut.

Berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal

adalah keseluruhan harta atau dana yang ada dalam perusahaan yang

digunakan untuk menjalankan operasional perusahaan.

2.2.1.2. Sumber -Sumber Penawar an Modal

Menurut Riyanto (2010;209), Sumber-sumber penawaran modal ditinjau dari asalnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Sumber Intern

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di perusahaan yaitu keuntungan

yang ditahan (retained net profit) dan penyusutan (depreciation)

1.Laba Ditahan

Suatu Perusahaan dapat memperoleh modal sendiri melalui

dua cara yaitu menahan sebagian laba dan menerbitkan saham

biasa baru. Biaya laba ditahan adalah sama dengan kas atau tingkat

keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa

(29)

2. Depresiasi

Sumber intern selain berasal dari laba atau cadangan juga

berasal dari depresiasi. Besarnya depresiasi setiap tahunnya adalah tergantung kepada metode depresiasi yang digunakan oleh

perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi

tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan

diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun

waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu

itu depresiasi merupakan sumber penawaran modal di dalam

perusahaan itu sendiri.(Riyanto,2010;211)

b. Sumber Ekstern

Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang

berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian

di dalam perusahaan.

Dana yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil

bagian di dalam perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap

ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini dalam

perusahaan tersebut akan menjadi modal sendiri (Riyanto,2010:214) Ditinjau dari jenisnya, maka sumber penawaran modal

perusahaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu : (Riyanto,2010:227)

1. Modal Asing

Modal asing adalah modal yang berasal dari luar

(30)

dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan

hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Modal asing

digolongkan menjadi 3 yaitu : hutang jangka Pendek, hutang Jangka menengah, Hutang jangka Panjang.

2.Modal Sendiri

Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal

dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan

untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri selain

berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam

perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk

sendiri di dalam perusahaan, yang terdiri dari modal saham,

cadangan, dan laba ditahan.(Riyanto,2010:240)

2.2.1.3Biaya Penggunaan Modal

Pemenuhan kebutuhan dana diperlukan dalam struktur modal

yang optimum dengan biaya pemenuhan modal yang minimal, sehingga

didapatkan keuntungan yang lebih banyak.

Konsep “cost of capital” (biaya pemenuhan dana) merupakan konsep yang sangat penting dalam pembalanjaan perusahaan. Konsep ini

dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil

harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu

(31)

Demikian pula apabila perusahaan memenuhi kebutuhan dana

dengan mengeluarkan saham preferen, dalam jumlah hasil penjualan

saham preferen lebih kecil daripada harga nominalnya, besarnya biaya penggunaan modal dari saham preferen atau biaya saham (cost preferred

stock) adalah lebih besar dari tingkat deviden yang telah ditetapkan

sebelumnya.(Riyanto,2010:245)

Apabila perusahaan menggunakan dana yang berasal dari laba

ditahan (retain earning) haruslah disadari bahwa itupun ada biayanya,

yaitu sebesar “rate of return” (“tingkat pendapatan investasi” yang

diharapkan dapat diterima oleh para investor kalau mereka

menginvestasikan sendiri atau “rate of return” diterima dari

saham.(Riyanto,2010:245)

Dengan demikian konsep cost of capital tersebut dimaksudkan

untuk dapat menetukan besarnya biaya riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk kemudian menentukan biaya modal

rata-rata (average cost of capital ) dari keseluruhan dana yang digunakan

dalam perusahaan yang ini merupakan tingkat biaya penggunaan modal perusahaan. (Riyanto,2010:246)

2.2.1.4 Pemenuhan Kebutuhan Modal

Pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan

antara cara pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai

(32)

pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang

semua kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu kelompok.

(Riyanto,2010:187)

Sistem pembelanjaan partial adalah sistem pemenuhan kebutuhan

dana yang mendasarkan pada perputaran dan waktu terkaitnya dana pada

masing-masing aktiva secara individual, dengan demikian ini berarti

bahwa jumlah dana yang digunakan oleh perusahaan terdiri dari

beberapa macam dana atau kredit yang berbeda –beda baik dalam

jumlah, lama waktunya maupun dalam saat kapan kredit tersebut dibayar

kembali.

Sistem pembelanjaan total adalah sistem pemenuhan kebutuhan

dana yang mendasarkan pada peputaran dana yang ditanamkan dalam

kelompok aktiva sebagai suatu kesatuan, dalam hal yang demikian akan

nampak bahwa ada sebagian dana lainnya yang bersifat variabel, yang berubah-ubah jumlahnya dari waktu ke waktu (Riyanto,2010:188)

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal permanen

adalah sejumlah dan yang minimal harus tersedia selam perusahaan melaksanakan operasinya dalam suatu periode, dan modal variabel

(33)

2.2.2 Str uktur Modal

2.2.2.1Penger tian Str uk tur Modal

Menurut Riyanto (2010:22) struktur modal adalah pembelanjaan

permanen dimana mencerminkan pertimbangan antara hutang jangka

panjang dengan modal sendiri.

Struktur modal ini dibedakan dengan structur finansiil (struktur

keuangan). Structur finansiil tercermin pada keseluruhan pasiva dalam

neraca, sedangkan struktur modal hanya tercermin pada hutang jangka

panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang, dengan demikian

maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari structur

finansiil.

Menurut Sartono (2001:225) struktur modal adalah perimbangan

jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka

panjang, saham prefern, dan saham biasa. Sementara itu struktur

keuangan adalah perimbangan antara total hutang dengan modal sendiri.

Menurut Margaretha dan Ramadhan), struktur modal suatu

perusahaan merupakan gabungan modal sendiri dan hutang perusahaan.

Modal sendiri berasal dari common stock, paid in capital, retain earning,

dan dikurangi treasury stock.

(34)

1. Kewajiban yang berasal dari suatu pembiayaan khusus, seperti

penerbitan obligasi, kewajiban lease jangka panjang dan wesel bayar

jangka panjang.

2. Kewajiban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti

kewajiban pensiun dan kewajiban pajak penghasilan yang

ditangguhkan.

3. Kewajiban yang tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu

kejadian atau lebih dimasa depan untuk mengkorfirmasi jumlah yang

harus dibayar, atau harus dibayar, atau tanggal pembayaran, seperti

jaminan jasa atau produk dan kontijensi lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa komponen yang masuk dalam struktur

modal adalah hutang jangka panjang, modal saham biasa, modal saham

preferen, surplus modal dan akumulasi laba ditahan.

2.2.2.2Str uktur modal yang optimal

Berkembangnya perusahaan akan semakin besar dana yang

dibutuhkan perusahaan tersebut. Apabila kebutuhan dana sudah demikian

meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada lagi pilihan lain selain

menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari utang

(debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (eksternal

(35)

Kalau dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber ekstern

tersebut perusahaan lebih mengutamakan pada hutang saja maka

ketergantungan perusahaan pada pihak luar akan makin besar dan resiko financiilnya pun semakin besar.

Menurut Houston J and Brigham E (2006:24), struktur modal

yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga dari saham

perusahaan, dan hal ini biasanya meminta rasio utang yang lebih rendah

daripada rasio yang memaksimalkan EPS yang diharapkan.

2.2.2.3 Faktor -faktor yang Mempengar uhi Str uktur Modal

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, dimana

beberapa penulis memberikan pendapat yang berbeda:

Menurut Riyanto (2001:297), struktur modal suatu perusahaan

dipengaruhi oleh banyak faktor dimana faktor-faktor yang utama yaitu: 1. Tingkat bunga

2. Stabilitas dari Earning

3. Susunan dari Aktiva

4. Kadar resiko dari Aktiva

5. Besarnya jumlah Modal yang dibutuhkan

6. Keadaan Pasar Modal 7. Sifat Manajemen

(36)

Houston J and Brigham E(2006:7), menyebutkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangan ketika membuat keputusan – keputusan struktur modal:

1. Resiko bisnis 2. Posisi perpajakan 3. Fleksibilitas keuangan

4. Konservatisme dari keagresifan manajemen

Menurut Sartono (2001:248), ad beberapa faktor penting dalam menentukan struktur modal :

1. Tingkat penjualan

2. Struktur Asset

3. Tingkat pertumbuhan perusahaan

4. Profitabilitas

5. Variable laba dan perlindungan pajak

6. Skala perusahaan

7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro.

Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yang tersebut

diatas, dipilih tiga faktor yaitu firm size,tangibility of asset,dan

(37)

2.2.3. Lapor an Keuangan

2.2.3.1.Penger tian Lapor an Keuangan

Menurut Baridwan (2001:17), laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku

yang bersangkutan.

Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan

kondisi keuangan dan hasil usaha suatuperusahaan pada saat tertentu

atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim

dikenal yaitu, laporan laba dan rugi, laporan perubahan posisi keuangan,

neraca, laporan arus kas.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:1), laporan keuangan

merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan posisi keuangan yang dapat disajikandalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan dan

laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergral

dari laporan keuangan.

2.2.3.2. Tujuan Lapor an Keungan

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan maksud untuk

memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan perubahan posisi

keuangan pada suatu periode sebagai hasil dari kegiatan usaha yang telah

(38)

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK 2009:3)

2.2.4. Rasio Keuangan

2.2.4.1. Penger tian Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2010: 93), rasio keuangan merupakan kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan

cara membagi suatu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat

dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan

keuangan atau antar komponen yang ada dalam laporan keuangan.

Menurut Harahap (2009:297), rasio keuangan adalah angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari pos laporan keuangan dengan pos

lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Teknik

ini sangat lazim digunakan para analis keuangan. Rasio keuangan sangat

penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.

2.2.4.2.Macam-Macam Rasio Keuangan

Macam-macam rasio keuangan banyak sekali karena dapat dibuat

menurut kebutuhan penganalisa laporan keuangan. Menurut Riyanto

(2010:331), apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat maka

(39)

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur likuiditas perusahaan (current ratio, Acid test ratio) 2. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan

utang. (Debt to total asset ratio, net worth to debt ratio)

3. Rasio-rasio Aktivitas

Rasio-rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam

mengerjakan sumber-sumber dananya (inventory turn over,

laverage collection period)

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit

margin on sales, return on total assets, return on worth)

2.2.5. Analisa Lapor an Keuangan

2.2.5.1. Penger tian Analisa Laporan Keuangan

Menurut John J. Wild dan Hasley (2005:3), analisa laporan

keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan

keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk

menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis

(40)

2.2.5.2 Tujuan Analisa Lapor an Keuangan

Menurut John J. Wild dan Hasley (2005:14) analisis laporan

keuangan bertujuan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan

perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan dimasa depan,

2.2.6. Pengar uh Fir m Size Ter hadap Str uktur Modal.

Ukuran perusahaan mengambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha

yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat

ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat

penjualan, dan rata-rata total aktiva. Beberapa peneliti menggunakan

penjualan atau asset bernilai positif yang mencerminkan semakin besar

ukuran perusahaan, sehingga memperbanyak pula alternative pendanaan yang dapat dipilih dalam meningkatkan profitnya. Napa dan Mulyadi

(1996) dalam Mardiana (2005) kutipan (Seftianne dan Ratih,2011:44)

Menurut Riyanto (2010;299), suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas dan setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh kecil serta dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Pada perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk membiayai pertumbuhan penjualan.

(41)

yang lebih rendah dibanding perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar akan cenderung lebih banyak menggunakan ekuitas dibanding perusahaan kecil. Hal ini menyebabkan perusahaan besar akan cenderung menggunakan utang dalam jumlah kecil dibanding perusahaan kecil.

Beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa firm size mempunyai hubungan terhadap struktur modal.

2.2.7. Pengar uh Tangibility of Assets Ter hadap Str uktur Modal

Tangibility merupakan variabel yang penting dalam keputusan

pendanaan perusahaan, karena aktiva tetap menyediakan jaminan (collateral) bagi pihak kreditur.(Joni dan Lina,2010:87)

.Menurut Asymmetric Information Theory menyatakan bahwa struktur aktiva suatu perusahaan mempunyai dampak langsung pada struktur modal karena tangible assets suatu perusahaan merupakan jaminan ketika perusahaan meminjam uang ke kreditur untuk meningkatkan hutangnya, selain itu proporsi yang lebih tinggi dari

tangible assets berarti ketersediaan jaminan juga lebih tinggi, sehingga

(42)

Menurut Sjafi’i dan Fajar (2010:73), tangibility of assets diukur dari perbandingan dari nilai aktiva tetap yang dibandingkan dengan total aktiva. Struktur Aktiva mempengaruhi struktur modal perusahaan dalam beberapa cara. Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, terutama permintaan akan produk cukup meyakinkan, akan banyak menggunakan hutang jangka panjang. Perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada pembiayaan jangka pendek. Tetapi sebaliknya jika aktiva tetap tersebut dapat dijual maka dapat menmbah aktiva lancar perusahaan sehingga perusahaan dapat mengurangi proporsi jumlah hutang yang digunakan. Jika perusahaan mampu melakukan pembiayaan dengan modal sendiri, keadaan ini akan membuat perusahaan tidak terlalu tergantung kepada pihak luar.

Beberapa pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tangibility of assets mempunyai hubungan terhadap struktur modal.

2.2.8. Pengar uh Pr ofitability Ter hadap Str uk tur Modal.

Profitability adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh

laba, untuk mengukur kemampuan perusahaan tersebut digunakan rasio

profitabilitas, yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan

laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada, Harahap

(2009:304)

Menurut pecking order theory dalam penelitian Setiawan (2006)

(43)

modalnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki

profitabilitas tinggi akan mempunyai dana internal yang besar. Jadi

menurut teori ini, profitability mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

Menurut Munawir (2000:33), pengertian profitability adalah

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tersebut. Profitability suatu perusahaan dan kemampuan

menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitability

suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba

yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva.

Menurut Sjafi’i dan Fajar (2010:73), profitabilitas akan mencapai

maksimum apabila laba atas penjualan adalah pada tingkat tertinggi dan

modal investasi pada tingkat terendah. Perlunya menambah volume

penjualan atau tidak, tergantung dari pengaruhnya terhadap tingkat laba

penjualan dan juga terhadap tingkat modal investasi. Meningkatnya

potensi untuk memperoleh laba dengan meningkatkan volume penjualan,

mungkin lebih besar dari pada sekedar dapat menutup turunnya laba

penjualan dan atau meningkatkan kebutuhan modal, jikalau tidak demikian berarti bahwa ekspansi tidak mendatangkan tambahan laba. Hal ini

menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi apabila laba atas penjualan

tinggi sehingga menyebabkan struktur modal juga semakin tinggi.

Beberapa pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

(44)

2.3. Ker angka Pikir

Uji Statistik Regr esi Linier Ber ganda

(Gambar 1 : Bagan Kerangka Pikir )

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan uraian pada landasan teori diatas,

maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut :

Ha: Diduga terdapat pengaruh firm size, tangibility of assets, dan

profitability terhadap struktur modal pada Perusahaan

Consummergood Di Bursa Efek Indonesia.

Firm Size (X1)

Profitability (X3)

Tangibility of Assets (X2)

(45)

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Dan Pengukur an Var iabel

Definisi opersional menurut Nazir (2002:126), adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variable dengan cara memberikan arti

atau menspesifikasikan kegiatan maupun memberikan suatu pernyataan

operasional.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

struktur modal sebagai variable terikat, sedangkan variable bebasnya

adalah firm size, tangibility of assets, dan profitability.

Definisi operasional masing-masing variable tersebut dijelaskan

sebagai berikut :

a. Variable Terikat (Y)

Struktur Modal

Menurut Hamzah(2008) dalam Sjafi’I dan Fajar (2010) struktur

modal berkaitan dengan penentuan jenis sumber modal yang ada, yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan pembiayaan perusahaan.

Struktur modal merupakan campuran antara hutang jangka panjang,

(46)

Struktur modal diukur menggunakan rasio leverage dengan

cara membagi total hutang dengan total modal skala pengukurannya

adalah skala rasio dan dinyatakan dalam prosentase.

Debt to Equity =

Equity Total

Debt Total

(Sawir,2005:13)

b. Variable bebas (X) terdiri dari 3 variable antara lain :

1. Firm Size (X1)

Ukuran Perusahaan (Firm Size), merupakan mencerminkan

besar kecilnya perusahaan yang tampak dalam nilai total aktiva,

dan diukur dengan logaritma natural dari total aktiva .

Firm Size = { log (Total Assets)}

(Utami,2009:43) 2. Tangibility of assets (X2)

Perubahan struktur aktiva akan mengakibatkan perubahan

struktur modal, karena kativa tetap pada dasarnya dibelanjai dari

sumber jangka panjang (utang). Pengukuran variable struktur

aktiva dapat diukur dengan perimbangan atau perbandingan baik

dalam artian absolute maupun relative antara aktiva lancar dengan

aktiva tetap

Tangibility of Assets diukur dengan menggunakan rasio

(47)

Tangibility of Assets = 100% Assets

Total Assets Fixed

x

(Utami,2009:43)

3. Profitability (X3)

Profitability dimaksudkan untuk melihat seberapa besar

laba yang diperoleh dengan menggunakan seluruh aktiva yang

dimiliki. Laba yang diperoleh peroleh perusahaan dapat dikaitkan

dengan pendapatan, total aktiva dan modal sendiri. (Sjafi’I dan

Fajar,2010:74)

Profitability diukur dengan menggunakan rasio net profit

margin merupakan rasio laba rugi sesudah pajak terhadap

penjualan. Skala pengukurannya adalah skala rasio dan dinyatakan dalam prosentase.

NPM =

Sales Tax After Earning

(Moeljadi,2006:73)

3.2 Tek nik Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah

dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian

(Riduwan,2004:55). Populasi dari penelitian ini adalah Perusahaan

Consumergood yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia dari tahun

(48)

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti. (Riduwan,2004:56)

Menurut (Sjafi’I dan Fajar, 2010). Untuk menentukan sampel

digunakan metode purposive sampling. Salah satu teknik pengambilan

sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu dari

peneliti. Adapun Kriteria yang digunakan antara lain :

- Perusahaan Consumegood Di Indonesia yang tercatat laporan

keuangannya selama selama tahun 2008-2010.

- Perusahaan Consumergood Di Indonesia yang selama tahun

2008-2010 mempunyai laba yang selalu positif.

- Perusahaan Consumergood Di Indonesia yang selama tahun

2008-2010 mempunyai modal yang selalu positif.

Sedangkan data yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

data dari 15 perusahaan selama 3 tahun yang telah memenuhi kriteria

pemilihan sampel diatas.

1. PT. ULTRA JAYA MILK. Tbk

2. PT. MAYORA INDAH.Tbk

3. PT. MANDOM INDONESIA. Tbk 4. PT. UNILEVER.Tbk

(49)

7. PT. FAST FOOD INDONESIA. Tbk

8. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR.Tbk

9. PT.TEMPO SCAN PASIFIC Tbk. 10.PT. KALBE FARMA.Tbk

11.PT MERCK INDONESI. Tbk

12.PT. KIMIA FARMA Tbk

13.PT. HM. SAMPOERNA.Tbk

14.PT. GUDANG GARAM.Tbk

15.PT. KEDAUNG SETIA INDUSTRIAL. Tbk

3.3 Tek nik Pengumpulan Data

3.3.1 J enis Data

Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data

sekunder yang diperoleh dan dikelola sedemikian rupa untuk keperluan

penelitian. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih

lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh

pihak lain (Umar,2009:42). Data sekunder yang digunakan meliputi

Indonesia Capital Market Directory (ICMD) periode tahun 2008 sampai

dengan tahun 2010 dari Perusahaan Consumergood yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

3.3.2 Sumber Data

(50)

Consumergoods yang mengeluarkan Indonesia Capital Market Directory

(ICMD) dan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

3.3.3 Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk menunjang terlaksananya penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Studi Pustaka

Yaitu penelitian yang mempelajari literatur atau arsip-arsip perusahaan, artikel dan laporan keuangan tentang kinerja perusahaan yang go publik untuk mendapatkan data tertulis yang akan digunakan dalam melakukan pembahasan.

b. Dokumentasi

Yaitu melihat, mempelajari, dan mengutip catatan-catatan maupun dokumen dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) Perusahaan Consumergoods yang go publik di Bursa Efek Indonesia yang kemudian dilakukan rekapitulasi sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3.4. Tek nik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Tek nik Pengujian Nor malitas

(51)

smirnov (Sumarsono,2004:40). Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

a. Jika dari nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%

maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika dari nilai signifikansi (nilai probabilitasnya ) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal. (Sumarsono,2004:43)

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Persamaan linear berganda harus bersifat BLUE (Best Linear

Unbiased estimator ), artinya pengambilan keputusan melalui uji f dan uji

t tidak boleh bias, untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus

di penuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh

regresi linear berganda yaitu :

a. Tidak boleh ada autokolerasi

b. Tidak boleh ada multikolinieritas

c. Tidak boleh ada heterokedastisitas.

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka

persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linear

Unbiased Estimator), sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan

uji T menjadi bias,

1. Autokoler asi

Tujuan uji autokolerasi ini adalah untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada

(52)

(Sebelumnya). Untuk mengetahui apakah terjadi autokolerasi atau

tidak, dapat digunakan uji durbin Watson. Pengambilan keputusan ada

tidaknya autokorelasi :

Tdk ada autokorelasi positif

Tdk ada autokorelasi positif

Tdk ada autokorelasi negatif

Tdk ada korelasi negative

Tdk ada autokorelasi, positif atau negatif

Tolak

No desicison

Tolak

No desicison

Tdk ditolak

0<d<dl

dl≤d≤du

4-dl<d<4

4-du≤d≤4-dl

du<d<4-du

(Ghozali,2006:99)

Atau menggunakan patokan besarnya angka durbin Watson

(Santoso,2002) sebagai berikut :

- Angka DW dibawah -2 ada Autokolerasi (Positif)

- Angka DW diatas +2 Autokolerasi (Negatif)

- Angka DW berada diantara -2 sampai +2 tidak ada Autokolerasi.

2. Multikolinier itas

Tujuan uji multikolinieritas adalah menguji apakah model

regresi ditemukan adanya kolerasi antar variable bebas (Independen).

(53)

variable bebas. Untuk mendeteksi apakah terjadi multikolonieritas atau

tidak, dapat digunakan uji multikolinieritas (Ghozali,2006:95)

Menurut Ghozali (2006:95), deteksi adanya multikolinieritas adalah multikolinieritas dapat dilihat (1) nilai tolerance dan lawannya

(2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variable independen manakah yang dijelaskan oleh variable

independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variable

independen menjadi variable dependen (terikat) dan diregres terhadap

variable independen lainnya. Tolerance mengukur nilai variabilitas

variable independen. Jadi nilai tolerance yang rendah sama nilainya

dengan VIF tinggi (Karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VI F≥10.

3. Heter osk edastisitas

Tujuan uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Diantara cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah

(54)

Menurut Ghozali (2006:129), deteksi adanya heterokedastisitas

adalah :

a. Nilai probabilitas > 5 % tidak mengandung adanya heterokedastisitas.

b. Nilai probabilitas < 5 % mengandung adanya heterokedastisitas

3.4.3. Tek nik Regr esi Linear Berganda

Analisis ini dipakai dalam penelitian ini karena dapat meramalkan

nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variable terikat

untuk membuktikan ada tau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variable bebas atau lebih. Adapun bentuk umum dari

regresi linear berganda tiga variabel bebas secara sistematis adalah

sebagai berikut :

Y= a + β1 X1 + β2 X2 +β3 X3 + e

(Riduwan,2004:152)) Keterangan :

Y = Stuktur Modal

X1 = Firm Size

X2 = Tangibility of Assets X3 = Profitability

a = Konstanta

(55)

3.4.4. Uji Hipotesis

Prosedur pengujian yang dilakukan untuk masing-masing uji

hipotesis antar lain sebagai berikut :

a. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui kesesuaian atau kecocokan

model terhadap variabel terikat, maka digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,5 dengan

derajat bebas (n-k), dimana n adalah jumlah pengamatan dan k

adalah jumlah variabel.

2. Dengan F hitung sebesar :

F Hitung =

(

(

)

)

(

n k

)

R I

K R

− −

− /

1 /

2 2

(Anonim,2011:L22) Keterangan :

F = hasil perhitungan

R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel independen n = jumlah sampel

b. Uji t

Uji t digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh

(56)

1. Kriteria hipotesis

Ho : βj = 0,( X1,X2,X3 tidak berpengaruh terhadap Y) Ha : βj ≠ 0 (X 1,X2,X3 berpengaruh terhadap Y)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (n-k), dimana n adalah jumlah pengamatan dan k

adalah jumlah variable. 3. Dengan t hitung sebesar :

t hitung = ) ( j

se j

β β

(Anonim, 2011:L-21) Keterangan :

t = Nilai t hasil perhitungan

βj = Koefisien regresi variabel bebas

Se(βj) = Standar error koefisien regresi

4. Menentukan daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t student dua

sisi.

a. H0 diterima jika –t tab ≤ t hit≤ t tab

(57)

1

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1 Sejar ah Singkat PT. Bur sa Efek Indonesia

Pada tanggal 9 Mei 2006 ketua BAPEPAM Fuad Rahmani

menyampaikan pandanganya bahwa proses merger BES-BEJ sebagaiman

telah dicanangkan sebelumnya tetap berlangsung.pada kesempatan

rapat-rapat di BAPEPAM dan LK pada tanggal 1 Juni 2006, 2 Juni 2006, 21

September 2006 dan 24 November 2006 telah dibahas berbagai isu penting

mengenai persiapan penggabungan BES-BEJ pada akhir November 2006,

kajian merger BES baru selesai dan akhirnya diterima oleh direksi BES

Pada tanggal 6 Desember 2006 BES menyelengarakan RUPSLB

dengan agenda rapat meminta persetujuan atas rencana kerja anggaran tahunan (RKAT) dan persetujuan prinsip merger BES-BEJ. Dalam putusan

pemberian persetujuaan prinsip kepada direksi diminta agar pengabungan

memperhatikan tiga hal yaitu bahwa kepentingan karyawan tidak boleh dirugikan, penyelesaiaan UBH dan kepentingan pemegang saham harus

optimal.

Proses merger dilakukan lebih intens dengan diadakanya pertemuaan

reguler di BAPEPAM dan LK yang dimulai pada tanggal 14 Desember

2006 untuk membahas persetujuan prinsip penggabungan BES –BEJ .Dalam

(58)

BES-BEJ telah dibahas beberapa isu penting terkait dengan rencana merger

serta pembentukan tim kecil dan disepakati masing masing bursa akan

menunjuk dua orang anggota direksi.

Setelah melalui beberapa kali pertemuaan,pada awal bulan Juni 2007

tim merger BES mulai menyusun paper yang diawali dengan sebuah paper

yang berjudul pokok-pokok pikiran pengabungan BES-BEJ .paper pertama

ini berisi tentang pemikiran dan pandangan tim merger BES antara lain visi

dan misi bursa hasil pengabungan, manfaat dan tujuan penggabungan,

resiko penggembangan bursa hasil penggabungan, resiko penggabangan dan

sinergi yang akan dihasilkan dari penggabungan di masa datang.

Selanjutnya, Tim Merger BES menyelesaikan ke 6 paper lainya, yang

meliputi paper keuangan tentang perdagangan, paper ketiga tentang Emiten

tercatat di BES, paper kedua kelima tentang Teknologi Informasi, paper

keenam tentang sumber daya manusia BES dan paper ketujuh tentang usulan kerangka Merger.setelah penyusunan masing-masing paper selesai,

tim menyampaikan paper tersebut kepada konsultan hukum Hadinoto

putranto dan rekan, konsultan keuangan Ernest dan young, dan konsultan sumber daya manusia dimensi indonesia untuk dapat digunakan sebagai

bahan masukan dalam penyusunan rabcangan penggabungan BES- BEJ.

Pada tanggal 30 Agustus 2007 diselenggarakan pertemuan koordinasi

antar BES-BEJ dengan ketiga konsultan (HHP, E&Y dan DDI).pertemuaan

(59)

menyampaikan usulan mengenai nama bursa hasil penggabungan dengan

nama bursa Indonesia atau INDONESIAN EXCHANGE dan memutuskan

untuk tidak membuat logo dalam bentuk gambar akan tetapi membuat logo dalam bentuk tulisan INDONEX. Pada tanggal 1 November 2007, BES dan

BEJ resmi bergabung dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI).

4.1.2. Visi dan Misi Hasil Penggabungan PT. Bur sa Efek Indonesia

Visi bursa hasil penggabungan tidak terlepas dari latar belakang

dilakukanya penggabungan BES-BEJ sebagaiman dituangkan dalam

maester plan pasar modal 2005-2009 yakni adanya suatu keinginan untuk

memilki suatu bursa yang kuat, bernilai, kredibel, kompetitif dan berdaya

saing global .visi bursa hasil penggabungan tersebut antar lain:

a. Mampu menghasilkan produk-produk pasar modal yang bernilai jual

tinggi

b. Mampu menyediakan infrastruktur teknologi yang berkualitas

c. Mampu memperkuat keamanan para investor

d. Mampu memperkuat keamanan para investor

e. Mampu mencitakan integritas dan transparansi pada pasar modal

f. Mampu menciptakan karyawan yang berkompentensi tinggi

4.1.3. Tujuan Penggabungan

Penggabungan BES-BEJ, ditunjukan untuk terciptanya efisiensi pasar

(60)

dapat diperdagangkan melalui bursa, maka efisiensi pasar modal dapat

tercapai .investor memiliki kesempatan yang luas untuk memilih instrumen

yang tepat sesuai dengan tujuan penggunaan dana yang dimilik investor, investor tidak perlu harus investasi pada instrumen luar negeri baik yang

diperdagangkan didalam negeri maupun diluar negeri

4.1.4. Manfaat Penggabungan

Manfaat penggabungan BES-BEJ dapat dilihat dari berbagai aspek

antara lain

a. Aspek Bisnis

Dengan adanya penggabungan BES-BEJ dapat meningkatkan jumlah

emiten yang tercatat, meningkatkan perkembangan instrumen yang sudah

mulai diperdagangkan, dan dapat menumbuhkan instrumen–instrumen

baru yang dapat diperdagangkan di bursa. b. Aspek Operasional

Penghematan biaya operasional yang timbul akibat adanya

penggabungan BES-BEJ bermanfaat bagi anggota bursa dan partisipan, bagi investor, bagi pemegang saham.

c. Aspek Pelaku

Pengabungan BES-BEJ bermanfaat bagi para pelaku dipasar modal, antar

lain bagi emiten, bagi anggota bursa dan partisipan, bagi investor serta

(61)

4.1.5. Gambar an Umum Per usahaan Sampel

Gambaran umm dari perusahaan Consumergood yang Go Publik Di

Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Pr ofil PT. Ultra J aya Milk, Tbk

Kisah PT. Ultrajaya diawali dari sebuah perusahaan susu yang kecil

pada tahun 1958. Lalu pada tahun 1971, perusahaan ini memasuki tahap

pertumbuhan pesat sejalan dengan perubahannya menjadi PT Ultrajaya

Milk Industry & Trading Company. PT Ultrajaya saat ini merupakan

perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia yang menghasilkan

produk-produk susu, minuman dan makanan dalam kemasan aseptik

yang tahan lama dengan merek-merek terkenal seperti Ultra Milk untuk

produk susu, Buavita untuk jus buah segar dan Teh Kotak untuk

minuman teh segar.

Lokasi pabriknya terletak sangat strategis di pusat daerah pedalaman pertanian Bandung yang menyediakan sumberdaya alam yang

melimpah, segar dan berkualitas, mulai dari susu segar, daun teh hingga

buah-buahan tropis. Kesegaran bahan baku ini dan kualitas gizi alaminya dapat dipertahankan melalui teknologi proses UHT (Ultra High

Temperature) dan pengemasan aseptik tanpa menggunakan bahan

pengawet apapun.

Saat ini, 90 persen dari keseluruhan hasil produksi perusahaan ini

dipasarkan di seluruh Indonesia, sementara sisanya diekspor ke

(62)

Baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor, produk-produk yang

dijual adalah produk yang sejenis.

PT Ultrajaya adalah perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia yang menghasilkan produk-produk susu, minuman dan makanan dalam

kemasan aseptik yang tahan lama.

2. Pr ofil PT. Mayor a Indah, Tbk

Selama puluhan tahun, Mayora Group telah tumbuh menjadi salah

satu nama yang diakui di Industri Fast Moving Consumer Goods.

Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasar dan komitmen

untuk menghasilkan produk berkualitas telah membuat Mayora

kelompok saat ini memiliki merek-merek terkenal di dunia, seperti

Kopiko, Danisa, Astor, Energen, Torabika dan banyak lagi. Didirikan

pada tahun 1977, Mayora Group telah semakin berubah dari industri

ruma

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
Tabel 4.1 : Data Firm Size Pada Perusahaan Consummer Good Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – Tahun 2010
Tabel 4.2 : Data Tangibility Of Asset pada Perusahaan Consummer Good Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – Tahun 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi saya tanggung jawab pekerjaan saya cukup besar, sehingga saya tidak sanggup menerima tanggung jawab.. yang

Kereta Tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang di rancang untuk di tarik dan sebagian bebannya di tumpu oleh

Semoga Seminar ini benar-benar dapat menjadi masukan untuk pengembangan bidang Sains dan Matematika, khususnya dalam rangka mendukung pendaya-gunaan ilmu dan meningkatkan

Keywords : Video animation, Powerpoint Presentation, Concept Mastery, Cognitive Level, Separation Pure Substances

PESERTA NAMA PESERTA MAPEL TEMPAT TUGAS KAB/KOTA 1 13050302120174 CHUSNUL CHOTIMAH GK RA RA Nurul Ulum Pungging Kab. AN

Penerapan metode Shortest Processing Time (SPT) merupakan salah satu alternatif yang paling baik, karena menghasilkan total waktu alir sebesar 7.59 menit, total kelambatan sebesar

Adapun fungsi dari Jadwal Induk Produksi itu adalah menjadwalkan produksi dan order pembelian untuk itemitem Jadwal Induk Produksi, memberikan input dasar bagi sistem MRP, menjadi

Discusions (FGD), melalui metode tersebut peneliti dapat mengetahui fakta-fakta yang lebih mendasar, dan memperoleh gambaran lebih detail mengenai interpretasi