TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Untuk Menyusun Skripsi S-1 J ur usan Akuntansi
Diajukan Oleh :
RESTI PRADITIANI
0813010105 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”
J AWA TIMUR
PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBILITY OF ASSET, DAN PROFITABILITY
TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
RESTI PRADITIANI
0813010105 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBILITY OF ASSET, DAN PROFITABILITY
TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI
BURSA EFEK INDONESIA
yang diajukan
Resti Praditiani
0813010105/FE/AK
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh:
Pembimbing Utama
Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi
Tanggal :………
NIP. 196509291992032001
Mengetahui
Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH
FIRM SIZE, TANGIBILITY OF ASSET, DAN PROFITABILITY TERHADAP
STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI BURSA
EFEK INDONESIA.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi
Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun
materiil, khususnya kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak Drs. Ec. Rahman A.Suwaidi, Msi Selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
peneliti bisa merampungkan tugas skripsinya.
5.
Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa
Timur.
6.
Kepada Ayahanda(Alm) dan Ibunda serta Adikku tercinta yang telah
memberikan dukungan baik moril ataupun material.
7.
Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat berharap saran dan kritik
membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya, April 2012
HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 10
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 14
2.2.1. Modal ... 14
2.2.1.1. Pemgertian Modal... 14
2.2.1.2 Sumber penawaran Modal... 15
2.2.1.3 Biaya Penggunaan Modal ... 17
2.2.2.2. Struktur Modal yang Optimal ... 21
2.2.2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi struktur Modal … ... 22
2.2.3. Laporan Keuangan ... 24
2.2.3.1. Pengertian laporan Keuangan ……….. 24
2.2.3.2. Tujuan laporan keuangan ………. 24
2.2.4. Rasio keuangan ... 25
2.2.4.1. Pengertian Rasio keuangan ... 25
2.2.6.2. Macam–Macam rasio keuangan ... ... 25
2.2.6.3. Pengertian Profesi Akuntan Publik ... 27
2.2.6.4. Pengertian Profesi Non Akuntan Publik ... 28
2.2.5. Analisa laporan keuangan ... 26
2.2.5.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 30
2.2.5.2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan ... . 27
2.2.6. Pengaruh Firm Size terhadap struktur modal ... 27
2.2.7 Pengaruh Tangibility of Assets terhadap struktur Modal... ... 28
2.2.8. Pengaruh profitability Terhadap Struktur Modal... ... 29
2.3. Kerangka Pemikiran ... 31
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 34
3.2.1. Populasi ... 34
3.2.2. Sampel ... 35
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.3.1. Jenis Data ... 36
3.3.2. Sumber Data ... 36
3.3.3. Pengumpulan Data ... 37
3.4. Teknik pengujian Normalitas ... 37
3.4.1. Uji Outlier ... 38
3.5. Analisis regresi linier Berganda ... 51
3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 39
3.5.2. Persamaan linier Berganda ... 41
3.6 koefisien determinasi ... 42
3.6.1. Teknik Analisis Data ... 54
3.6.2. Uji Hipotesis ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….... 46
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 46
4.1.1. Sejarah singkat Bursa Efek Indonesia ... 57
4.1.2. Visi dan Misi Penggabungan Bursa Efek Indonesia ... . 48
4.1.3. Tujian Penggabungan ... 49
4.2.1. Variabel Struktur Modal(Y) ... 69
4.2.2. Variabel Firm Size (X1) ... 69
4.2.3. Variabel tangibility Of Assets (X2) ... 70
4.2.4. Variabel profitability (X3) .. ... 72
4.3. Uji Normalitas dan Outlier ... 74
4.4. Analisis regresi Linier Berganda ... 76
4.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 76
4.4.2. Persamaan linier Berganda ... 79
4.5 Koefisien determinasi ... 81
4.6 Uji hipotesis... 82
4.6.1 Uji F ... 82
4.6.2 Uji t ... 83
4.7 Pembahasan Hasil penelitian ... 84
4.7.1 implikasi penelitian ... 85
4.7.2 Perbedaan penelitian sekarang dan terdahulu ... 87
4.7.3 Keterbatasan penelitian ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89
5.1. Kesimpulan ... 89
5.2. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1.1 Rekapitulasi Data Perusahaan consumergood di BEI ... 5
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 66
Tabel 4.2 Data Struktur modal Pada Perusahaan Consumergood(X1) ... 67
Tabel 4.3 Data firm size pada perusahaan Consumergood(X2) ... 69
Tabel 4.4 Data Profitability Pada Perusahaan Consumergood (X3) ... 72
Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas (1) ... 74
Tabel 4.6. Hasil Outlier ... 75
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas (2) ... 76
Tabel 4.8. Uji Durbin Waston ... 77
Tabel 4.10 Nilai VIF ... 78
Tabel 4.11 Korelasi Rank Spearman ... 79
Tabel 4.12 Persamaan regresi Linier Berganda ... 79 79
Tabel 4.13. Hasil Uji F ... 82
Tabel 4.14. Hasil Uji t ... 82
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikiran ... 31
Gambar 3.1 Distribusi daerah keputusan Autokorelasi ... 77
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabek Nilai Intrinsik
Pekerjaan (X1)
Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Jawaban Responden Variabel
Penghargaan Finansial (X2)
Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Persepsi
Mahasiswa Akuntansi Tentang Akuntan Publik (X3)
Lampiran 5 Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Pertanyaan
Pemilihan Karir sebagai Akuntan Publik (Y)
Lampiran 6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan
(X1) dan Variabel Penghargaan Finansial (X2)
Lampiran 7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Mahasiswa
Akuntansi Tentang Akuntan Publik (X3) dan Pemilihan Karir sebagai Akuntan Publik (Y)
Lampiran 8 Hasil Pengujian Reliabilitas dan Normalitas
Lampiran 9 Hasil Pengujian Multikolinieritas
BURSA EFEK INDONESIA
Oleh:
RESTI PRADITIANI
Abstr ak
Terjadinya krisis ekonomi yang melanda indonesia tahun 1997 dampaknya masih terasa sampai saat ini. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan produk yang bermutu dan memuaskan konsumen tetapi juga harus mampu mengelola keuangannya dengan baik. Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Obyek penelitian adalah perusahaan consumer good yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari indonesia capital
market directory yang go public periode 2008 sampai 2010 dengan variabel bebas yaitu, Firm size (X1), Tangibility of Asset (X2), Profitabilitas (X3), dan Struktur Modal (Y) sebagai variabel terikat. Populasi penelitian adalah perusahaan consumergood yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejumlah 35 perusahaan dengan menggunakan purposive sampling, maka jumlah sampel sebanyak 15 perusahaan. Model analisis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal (Y) adalah firm size (X1), sedangkan variabel yang secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal (Y) adalah Tangibility of
Assets (X2) dan Profitability (X3).
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Menghadapi situasi dan kondisi perekonomian dewasa ini, setiap
perusahaan harus mampu melakukan pengelolaan terhadap kegiatan usahanya,
baik kegiatan pemasaran, produksi, sumber daya manusia maupun keuangan,
agar perusahaan dapat tetap bertahan atau bahkan dapat meningkatkan
kegiatan usahanya. Dalam pengelolaan dibidang keuangan, salah satu unsur
yang perlu mendapat perhatian adalah sejauh mana perusahaan mampu
memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi atau
mengembangkan usahanya untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut. (Sjafi’i
dan fajar ,2010:70)
Pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber intern perusahaan
ataupun sumber ekstern perusahaan. Namun pada umumnya perusahaan
cenderung untuk menggunakan modal sendiri sebagai modal permanen
sedangkan modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap saja apabila dana
yang dibutuhkan kurang mencukupi. (Sjafi’i dan Fajar,2010:70)
menginvestasikan dananya Di Bursa Efek Indonesia. Para investor tentunya
akan memilih perusahaan yang mampu menghasilkan tingkat pengembalian
modal yang tinggi serta dapat terus mempertahankan dan meningkatkan
tingkat pertumbuhannya. Seiring dengan hal tersebut, akan dimulainya
persaingan bebas antar Negara, menuntut setiap perusahaan untuk mempunyai
keunggulan kompetitif dari perusahaan lainnya. Perusahaan tidak hanya
dituntut untuk menghasilkan produk yang bermutu dan memuaskan konsumen
tetapi juga harus mampu mengelola keuangannya dengan baik, artinya
kebijakan dalam pengelolaan keuangan harus dapat menjamin kelangsungan
usaha perusahaan. (Margareta dan Ramadan,2010:119)
Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan
adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah
penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan
mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Suatu
perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana
mempunyai hutang yang sangat besar dan akan memberikan beban yang berat
pada perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2010:296)
Jika diperhatikan lebih lanjut mengenai pola pembiayaan (financing)
diketahui bahwa perusahaan yang berada pada negara-negara yang sedang
berkembang, lebih mudah untuk memasuki dan mendapatkan pembiayaan
eksternal, oleh karena itu perusahaan Di Indonesia cenderung untuk memilih
menggunakan pembiayaan eksternal (debt financing) dibandingkan dengan
menggunakan pembiayaan internal, oleh sebab itu diperlukan adanya
kebijaksanaan yang utama bagi perusahaan dalam hal financial adalah
menentukan pilihan antara pembiayaan dari dalam perusahaan (equity
financing) dan pembiayaan dari luar perusahaan (debt financing). (Sjafi’i dan
fajar ,2010:71)
Sebelum perusahaan memilih diantara keduanya, terlebih dahulu
perusahaan akan mempertimbangkan mengenai beberapa faktor yang
mempengaruhi struktur modalnya. Ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi stuktur modal pada suatu perusahaan adalah
Menurut (Sjafi’i dan Fajar,2010:71) menyatakan bahwa adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu besarnya jumlah modal yang
dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, lokasi distribusi
keuntungan.
Menurut Riyanto (2010:296) faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal adalah tingkat bunga, stabilitas dari “earning”, susunan dari
aktiva, kadar resiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan,
keadaan pasar modal, sifat manajemen, besarnya suatu perusahaan.
Menurut (Utami 2009) secara umum faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap keputusan struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva,
leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian,
sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal
perusahaan, dan fleksibilitas keuangan.
Penelitian ini mengambil sample Perusahaan Consumergood yang Go
Publik Di Bursa Efek Indonesia, karena saham Perusahaan Consumergood
saham yang paling tahan krisis ekonomi dibanding sektor lain dalam kondisi
krisis atau tidak, sebagian besar produk Perusahaan Consumergood tetap akan
dibutuhkan karena memegang peranan yang penting dalam kebutuhan
masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari sehingga kecil kemungkinan untuk
rugi.
Di bawah ini adalah rekapitulasi data Perusahaan Consumergood yang
Go Public Di Bursa Efek Indonesia, yang menunjukkan besarnya struktur
modal pada periode 2008-2010 :
Tabel 1.1.
Rekapitulasi Data Perusahaan Consumergood yang Go
Publik Di Bur sa Efek Indonesia
Perusahaan Tahun Firm Size
Tangibility of Assets
Profitability Struktur Modal PT. Ultra
Jaya Milk Tbk.
2008 6,24 % 0,45% 0,22% 0,53%
2009 6,24% 0,47% 0,04% 0,45%
2010 6,30% 0,47% 0,06% 0,54%
PT Mayora Indah Tbk.
2008 6,47% 0,37% 0,05% 1,32%
2009 6,51% 0,40% 0,08% 1,03%
2010 6,64% 0,345 0,07% 1,18%
PT. Mandom Indonesia
Tbk..
2008 5,94% 0,42% 0,09% 0,12%
2009 5,60% 0,40% 0,09% 0,13%
2010 6,02% 0,37% 0,09% 0,10%
PT. Unilever Indonesia
Tbk.
2008 6,81% 0,40% 0,15% 1,10%
2009 6,87% 0,40% 0,17% 1,02%
2010 6,94% 0,48% 0,17% 1,15%
PT. Multi Bintang Indonesia
2008 5,97% 0,43% 0,17% 1,73%
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
2008 6,01% 0,55% 0,06% 4,60%
2009 6,20% 0,35% 0,07% 1,46%
2010 6,29% 0,32% 0,11% 2,34%
PT. Fast Food Indonesia
Tbk.
2008 6,00% 0,21% 0,06% 0,63%
2009 6,02% 0,18% 0,07% 0,63%
2010 6,09% 0,18% 0,09% 0,54%
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
2008 7,60% 0,24% 0,03% 3,08%
2009 7,61% 0,27% 0,06% 2,45%
2010 7,67% 0,24% 0,08% 1,34%
PT. Tempo Scan Pasific
Tbk
2008 6,48% 0,22% 0,09% 0,29%
2009 6,51% 0,22% 0,08% 0,34%
2010 6,56% 0,22% 0,10% 0,36%
PT. Kalbe Farma Tbk.
2008 6,76% 0,23% 0,09% 0,38%
2009 6,81% 0,22% 0,10% 0,39%
2010 6,85% 0,23% 0,13% 0,23%
PT. Merck Tbk.
2008 5,575 0,15% 0,15% 0,15%
2009 6,64% 0,15% 0,20% 0,23%
2010 5,64% 0,15% 0,15% 0,20%
PT. Kimia Farma Tbk
2008 6,16% 0,28% 0,02% 0,53%
2009 6,20% 0,27% 0,02% 0,57%
2010 6,22% 0,25% 0,04% 0,49%
PT. HM Sampoerna
Tbk.
2008 7,20% 0,27% 0,11% 1,00%
2009 7,25% 0,24% 0,13% 0,69%
2010 7,31% 0,20% 0,15% 1,01%
PT. Gudang Garam Tbk.
2008 7,38% 0,27% 0,06% 0,55%
2009 7,44% 0,26% 0,10% 0,48%
2010 7,49% 0,24% 0,11% 0,44%
PT. Kedawung
Setia Industrial Tbk
2008 5,69% 0,39% 0,01% 1,13%
2009 5,74% 0,33% 0,01% 1,31%
2010 5,75% 0,32% 0,02% 1,18%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa adanya ketidakstabilan struktur
modal pada Perusahaan Consumergood yang Go Publik Di Bursa Efek
Indonesia. Pada Perusahaan Consumergood tersebut dapat diketahui bahwa
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. Mempunyai struktur modal yang terbesar
dari Perusahaan Consumergood lainnya yaitu sebesar 8,44 % pada tahun 2009
dan struktur modal terkecil terjadi pada PT. Mandom Indonesia yaitu sebesar
0,10%pada tahun 2010
Besar kecilnya struktur modal dipengaruhi oleh hutang dan modal
sendiri, besarnya struktur modal yang telah diketahui diatas dikarenakan
perusahaan lebih mengutamakan hutang dari pada modal sendiri, sedangkan
kecilnya struktur modal suatu perusahaan disebabkan perusahaan cenderung
lebih memilih menggunakan modal sendiri untuk pemenuhan kebutuhan dana
dari pada menggunakan hutang.
yang lebih besar mampu mendanai investasinya dengan laba ditahan (retain
earning), dan perusahaan yang memilki ukuran perusahaan (firm size) yang
lebih besar akan lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan
kecil, karena perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh
pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Atas dasar tersebut, peneliti ingin menganalisis seberapa besar
pengaruh ukuran perusahaan dalam masalah pendanaan, dan tangibility of
assets mempengaruhi struktur modal, serta profitability berpengaruh pada
struktur modal. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik
mengadakan penelitian dengan judul PENGARUH FIRM SIZE,
TANGIBILITY OF ASSETS, DAN PROFITABILITY, TERHADAP STRUKTUR
MODAL. PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI BURSA EFEK
INDONESIA.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang masalah yang disampaikan, maka
rumusan masalah yang diajukan yaitu apakah terdapat pengaruh firm size,
tangibility of assets, dan profitability terhadap struktur modal pada
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh firm size, tangibility of assets, dan profitability
terhadap struktur modal pada Perusahaan Consumergood di Bursa Efek
Indonesia.
1.4.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut :
1.
Bagi para investor dan calon investor,
Hasil penelitian ini merupakan informasi yang dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi
2.
Bagi perusahaan,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
pemikiran dalam pengambilan keputusan bagi dimasa yang akan datang
serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan maupun bahan
informasi dalam mengatasi suatu permasalahan yang ada
3.
Bagi para analisis pasar modal
Penelitian ini akan menambah referensi dalam menganalisis
perusahaan
4.
Penggunaan kinerja keuangan
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Ter dahulu
Penelitian tentang struktur modal telah banyak dilakukan
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh:
a. Sjafi’i dan Fajar (2010) Judul:
Pengaruh Size, Tangibility, Profitability Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Consumergood Di Indonesia
Rumusan Masalah :
Apakah Size, Tangibility, dan Profitability berpengaruh
terhadap struktur modal.
Hasil Penelitian :
Dari faktor size tidak berpengaruh signifikan terhadap variable
struktur modal. Hal ini disebabkan tidak semua perusahaan yang
mempunyai total aktiva besar akan lebih banyak menggunakan hutang,
dikarenakan total aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut sudah
mencukupi untuk melakukan pendanaan yang diperlukan oleh perusahaan untuk membiayai pertumbuhan penjualan. Jadi dapat
disimpulkan size mempunyai hubungan positif terhadap struktur
Dari faktor tangibility mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap struktur modal, sehingga perusahaan yang sebagian
besar aktivanya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada penbiayaan utang jangka panjang dan lebih
tergantung pada pembiayaan jangka pendek. Tetapi sebaliknya jika
ativa tetap tersebut dapat dijual maka dapat menambah aktiva lancar
perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengurangi proporsi jumlah
hutang yang digunakan. Jadi dapat disimpulkan antara tangibility
dengan struktur modal menunjukkan hubungan yang positif.
Dari faktor profitability mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap struktur modal, sehingga profitability dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk mengambil utang. Jadi dapat disimpulkan
profitability mempunyai hubungan terhadap struktur modal.
b. Utami (2009) Judul :
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan
Manufaktur Rumusan masalah :
Apakah ukuran perusahaan, resiko bisnis, tingkat pertumbuhan,
struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan
Hasil penelitian :
1. Ukuran perusahaan, resiko bisnis, tingkat pertumbuhan, struktur
aktiva, dan profitability, secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI.
2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhdap struktur modal pada
perusahaan manufaktur di BEI.
3. Risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur di BEI.
4. Tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur di BEI.
5. Struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur di BEI.
6. Profitability berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur di BEI. c. Irwanto (2011)
Judul:
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Textil Di Bursa Efek Indonesia.
Rumusan masalah:
Apakah terdapat pengaruh rasio profitabilitay, pertumbuhan
penjualan, dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan
Hasil penelitian:
1. Rasio profitability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal dalam kelompok textile di BEI.
2. Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal dalam kelompok textile di BEI.
3. Struktur aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal dalam kelompok textile di BEI.
Di bawah ini adalah tabel ringkasan persamaan dan perbedaan dari
penelitian terdahulu :
Tabel 2.1 Per samaan dan Per bedaan Penelitian Ter dahulu
Nama dan Tahun
Judul Variabel
Sjafi’i dan Fajar (2010)
Pengaruh Size,Tangibility,
Profitability Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan consumergood di Indonesia
X1 = Size X2 =Tangibility X3= Profitability
Endang Sri Utami (2009)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur
X1=Ukuran perusahaan X2=Resiko bisnis
X3=Tingkat Pertumbuhan X4=Struktur aktiva Irwanto
(2011)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Textil Di Bursa Efek Indonesia.
X1= Profitability
X2=Pertumbuhan penjualan X3=Struktur aktiva
Resti Praditiani
(2012)
Pengaruh Firm Size, Tangibility
of Assets, dan Profitability
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Cobsumergood Di Bursa Efek Indonesia
X1= Firm Size
2.2. Landasan Teor i 2.2.1 Modal
2.2.1.1. Penger tian Modal
Dengan berkembangnya teknologi dan makin jauhnya spesialisasi
dalam perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan yang menjadi
besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol
lagi.
Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan
persoalan yang tak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu
mengacu begitu banyak dan berbagai rupa aspek (Riyanto 2010:17)
Beberapa pengertian modal adalah sebagai berikut:
a. Menurut Riyanto (2001:19)
Menyimpulkan pendapat para ahli tentang modal yaitu modal yang tercatat di sebelah debit dari neraca disebut modal “konkrit
(modal aktif), dan yang dicatat di sebelah kredit disebut modal
abstrak (modal pasif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
modal aktif tertera disebelah debet dalam neraca, yang
menggambarkan bentuk-bentuk dimana seluruh dana yang diperoleh
perusahaan ditanamkan, sedangkan yang lainnya adalah modal pasif
yang tertera disebelah kredit dari neraca yang menggambarkan
sumber-sumber dari mana diperoleh.
b. Menurut Faiz (UPN,2007;13)
Modal adalah faktor utama yang menunjang untuk
hasil produksi. kebutuhan dana atau mengembangkan perusahaan
dapat dipenuhi dengan menambahkan modal sendiri atau dengan
modal asing dan dapat juga kombinasi antara kedua sumber tersebut. Dari sumber manapun modal tersebut diperoleh harus diperhitungkan
pula biaya yang akan timbul untuk mendapatkan modal tersebut.
Berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal
adalah keseluruhan harta atau dana yang ada dalam perusahaan yang
digunakan untuk menjalankan operasional perusahaan.
2.2.1.2. Sumber -Sumber Penawar an Modal
Menurut Riyanto (2010;209), Sumber-sumber penawaran modal ditinjau dari asalnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Sumber Intern
Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di perusahaan yaitu keuntungan
yang ditahan (retained net profit) dan penyusutan (depreciation)
1.Laba Ditahan
Suatu Perusahaan dapat memperoleh modal sendiri melalui
dua cara yaitu menahan sebagian laba dan menerbitkan saham
biasa baru. Biaya laba ditahan adalah sama dengan kas atau tingkat
keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa
2. Depresiasi
Sumber intern selain berasal dari laba atau cadangan juga
berasal dari depresiasi. Besarnya depresiasi setiap tahunnya adalah tergantung kepada metode depresiasi yang digunakan oleh
perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi
tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan
diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun
waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu
itu depresiasi merupakan sumber penawaran modal di dalam
perusahaan itu sendiri.(Riyanto,2010;211)
b. Sumber Ekstern
Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang
berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian
di dalam perusahaan.
Dana yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil
bagian di dalam perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap
ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini dalam
perusahaan tersebut akan menjadi modal sendiri (Riyanto,2010:214) Ditinjau dari jenisnya, maka sumber penawaran modal
perusahaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu : (Riyanto,2010:227)
1. Modal Asing
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar
dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan
hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Modal asing
digolongkan menjadi 3 yaitu : hutang jangka Pendek, hutang Jangka menengah, Hutang jangka Panjang.
2.Modal Sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal
dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan
untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri selain
berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam
perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk
sendiri di dalam perusahaan, yang terdiri dari modal saham,
cadangan, dan laba ditahan.(Riyanto,2010:240)
2.2.1.3Biaya Penggunaan Modal
Pemenuhan kebutuhan dana diperlukan dalam struktur modal
yang optimum dengan biaya pemenuhan modal yang minimal, sehingga
didapatkan keuntungan yang lebih banyak.
Konsep “cost of capital” (biaya pemenuhan dana) merupakan konsep yang sangat penting dalam pembalanjaan perusahaan. Konsep ini
dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil
harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu
Demikian pula apabila perusahaan memenuhi kebutuhan dana
dengan mengeluarkan saham preferen, dalam jumlah hasil penjualan
saham preferen lebih kecil daripada harga nominalnya, besarnya biaya penggunaan modal dari saham preferen atau biaya saham (cost preferred
stock) adalah lebih besar dari tingkat deviden yang telah ditetapkan
sebelumnya.(Riyanto,2010:245)
Apabila perusahaan menggunakan dana yang berasal dari laba
ditahan (retain earning) haruslah disadari bahwa itupun ada biayanya,
yaitu sebesar “rate of return” (“tingkat pendapatan investasi” yang
diharapkan dapat diterima oleh para investor kalau mereka
menginvestasikan sendiri atau “rate of return” diterima dari
saham.(Riyanto,2010:245)
Dengan demikian konsep cost of capital tersebut dimaksudkan
untuk dapat menetukan besarnya biaya riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk kemudian menentukan biaya modal
rata-rata (average cost of capital ) dari keseluruhan dana yang digunakan
dalam perusahaan yang ini merupakan tingkat biaya penggunaan modal perusahaan. (Riyanto,2010:246)
2.2.1.4 Pemenuhan Kebutuhan Modal
Pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan
antara cara pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai
pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang
semua kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu kelompok.
(Riyanto,2010:187)
Sistem pembelanjaan partial adalah sistem pemenuhan kebutuhan
dana yang mendasarkan pada perputaran dan waktu terkaitnya dana pada
masing-masing aktiva secara individual, dengan demikian ini berarti
bahwa jumlah dana yang digunakan oleh perusahaan terdiri dari
beberapa macam dana atau kredit yang berbeda –beda baik dalam
jumlah, lama waktunya maupun dalam saat kapan kredit tersebut dibayar
kembali.
Sistem pembelanjaan total adalah sistem pemenuhan kebutuhan
dana yang mendasarkan pada peputaran dana yang ditanamkan dalam
kelompok aktiva sebagai suatu kesatuan, dalam hal yang demikian akan
nampak bahwa ada sebagian dana lainnya yang bersifat variabel, yang berubah-ubah jumlahnya dari waktu ke waktu (Riyanto,2010:188)
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal permanen
adalah sejumlah dan yang minimal harus tersedia selam perusahaan melaksanakan operasinya dalam suatu periode, dan modal variabel
2.2.2 Str uktur Modal
2.2.2.1Penger tian Str uk tur Modal
Menurut Riyanto (2010:22) struktur modal adalah pembelanjaan
permanen dimana mencerminkan pertimbangan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri.
Struktur modal ini dibedakan dengan structur finansiil (struktur
keuangan). Structur finansiil tercermin pada keseluruhan pasiva dalam
neraca, sedangkan struktur modal hanya tercermin pada hutang jangka
panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang, dengan demikian
maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari structur
finansiil.
Menurut Sartono (2001:225) struktur modal adalah perimbangan
jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka
panjang, saham prefern, dan saham biasa. Sementara itu struktur
keuangan adalah perimbangan antara total hutang dengan modal sendiri.
Menurut Margaretha dan Ramadhan), struktur modal suatu
perusahaan merupakan gabungan modal sendiri dan hutang perusahaan.
Modal sendiri berasal dari common stock, paid in capital, retain earning,
dan dikurangi treasury stock.
1. Kewajiban yang berasal dari suatu pembiayaan khusus, seperti
penerbitan obligasi, kewajiban lease jangka panjang dan wesel bayar
jangka panjang.
2. Kewajiban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti
kewajiban pensiun dan kewajiban pajak penghasilan yang
ditangguhkan.
3. Kewajiban yang tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu
kejadian atau lebih dimasa depan untuk mengkorfirmasi jumlah yang
harus dibayar, atau harus dibayar, atau tanggal pembayaran, seperti
jaminan jasa atau produk dan kontijensi lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa komponen yang masuk dalam struktur
modal adalah hutang jangka panjang, modal saham biasa, modal saham
preferen, surplus modal dan akumulasi laba ditahan.
2.2.2.2Str uktur modal yang optimal
Berkembangnya perusahaan akan semakin besar dana yang
dibutuhkan perusahaan tersebut. Apabila kebutuhan dana sudah demikian
meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada lagi pilihan lain selain
menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari utang
(debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (eksternal
Kalau dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber ekstern
tersebut perusahaan lebih mengutamakan pada hutang saja maka
ketergantungan perusahaan pada pihak luar akan makin besar dan resiko financiilnya pun semakin besar.
Menurut Houston J and Brigham E (2006:24), struktur modal
yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga dari saham
perusahaan, dan hal ini biasanya meminta rasio utang yang lebih rendah
daripada rasio yang memaksimalkan EPS yang diharapkan.
2.2.2.3 Faktor -faktor yang Mempengar uhi Str uktur Modal
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, dimana
beberapa penulis memberikan pendapat yang berbeda:
Menurut Riyanto (2001:297), struktur modal suatu perusahaan
dipengaruhi oleh banyak faktor dimana faktor-faktor yang utama yaitu: 1. Tingkat bunga
2. Stabilitas dari Earning
3. Susunan dari Aktiva
4. Kadar resiko dari Aktiva
5. Besarnya jumlah Modal yang dibutuhkan
6. Keadaan Pasar Modal 7. Sifat Manajemen
Houston J and Brigham E(2006:7), menyebutkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangan ketika membuat keputusan – keputusan struktur modal:
1. Resiko bisnis 2. Posisi perpajakan 3. Fleksibilitas keuangan
4. Konservatisme dari keagresifan manajemen
Menurut Sartono (2001:248), ad beberapa faktor penting dalam menentukan struktur modal :
1. Tingkat penjualan
2. Struktur Asset
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan
4. Profitabilitas
5. Variable laba dan perlindungan pajak
6. Skala perusahaan
7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro.
Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yang tersebut
diatas, dipilih tiga faktor yaitu firm size,tangibility of asset,dan
2.2.3. Lapor an Keuangan
2.2.3.1.Penger tian Lapor an Keuangan
Menurut Baridwan (2001:17), laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku
yang bersangkutan.
Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatuperusahaan pada saat tertentu
atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim
dikenal yaitu, laporan laba dan rugi, laporan perubahan posisi keuangan,
neraca, laporan arus kas.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:1), laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan yang dapat disajikandalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan dan
laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergral
dari laporan keuangan.
2.2.3.2. Tujuan Lapor an Keungan
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan maksud untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan perubahan posisi
keuangan pada suatu periode sebagai hasil dari kegiatan usaha yang telah
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK 2009:3)
2.2.4. Rasio Keuangan
2.2.4.1. Penger tian Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2010: 93), rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan
cara membagi suatu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan atau antar komponen yang ada dalam laporan keuangan.
Menurut Harahap (2009:297), rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Teknik
ini sangat lazim digunakan para analis keuangan. Rasio keuangan sangat
penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.
2.2.4.2.Macam-Macam Rasio Keuangan
Macam-macam rasio keuangan banyak sekali karena dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisa laporan keuangan. Menurut Riyanto
(2010:331), apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat maka
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur likuiditas perusahaan (current ratio, Acid test ratio) 2. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang. (Debt to total asset ratio, net worth to debt ratio)
3. Rasio-rasio Aktivitas
Rasio-rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
mengerjakan sumber-sumber dananya (inventory turn over,
laverage collection period)
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit
margin on sales, return on total assets, return on worth)
2.2.5. Analisa Lapor an Keuangan
2.2.5.1. Penger tian Analisa Laporan Keuangan
Menurut John J. Wild dan Hasley (2005:3), analisa laporan
keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan
keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk
menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis
2.2.5.2 Tujuan Analisa Lapor an Keuangan
Menurut John J. Wild dan Hasley (2005:14) analisis laporan
keuangan bertujuan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan
perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan dimasa depan,
2.2.6. Pengar uh Fir m Size Ter hadap Str uktur Modal.
Ukuran perusahaan mengambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha
yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat
ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat
penjualan, dan rata-rata total aktiva. Beberapa peneliti menggunakan
penjualan atau asset bernilai positif yang mencerminkan semakin besar
ukuran perusahaan, sehingga memperbanyak pula alternative pendanaan yang dapat dipilih dalam meningkatkan profitnya. Napa dan Mulyadi
(1996) dalam Mardiana (2005) kutipan (Seftianne dan Ratih,2011:44)
Menurut Riyanto (2010;299), suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas dan setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh kecil serta dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Pada perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk membiayai pertumbuhan penjualan.
yang lebih rendah dibanding perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar akan cenderung lebih banyak menggunakan ekuitas dibanding perusahaan kecil. Hal ini menyebabkan perusahaan besar akan cenderung menggunakan utang dalam jumlah kecil dibanding perusahaan kecil.
Beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa firm size mempunyai hubungan terhadap struktur modal.
2.2.7. Pengar uh Tangibility of Assets Ter hadap Str uktur Modal
Tangibility merupakan variabel yang penting dalam keputusan
pendanaan perusahaan, karena aktiva tetap menyediakan jaminan (collateral) bagi pihak kreditur.(Joni dan Lina,2010:87)
.Menurut Asymmetric Information Theory menyatakan bahwa struktur aktiva suatu perusahaan mempunyai dampak langsung pada struktur modal karena tangible assets suatu perusahaan merupakan jaminan ketika perusahaan meminjam uang ke kreditur untuk meningkatkan hutangnya, selain itu proporsi yang lebih tinggi dari
tangible assets berarti ketersediaan jaminan juga lebih tinggi, sehingga
Menurut Sjafi’i dan Fajar (2010:73), tangibility of assets diukur dari perbandingan dari nilai aktiva tetap yang dibandingkan dengan total aktiva. Struktur Aktiva mempengaruhi struktur modal perusahaan dalam beberapa cara. Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, terutama permintaan akan produk cukup meyakinkan, akan banyak menggunakan hutang jangka panjang. Perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada pembiayaan jangka pendek. Tetapi sebaliknya jika aktiva tetap tersebut dapat dijual maka dapat menmbah aktiva lancar perusahaan sehingga perusahaan dapat mengurangi proporsi jumlah hutang yang digunakan. Jika perusahaan mampu melakukan pembiayaan dengan modal sendiri, keadaan ini akan membuat perusahaan tidak terlalu tergantung kepada pihak luar.
Beberapa pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tangibility of assets mempunyai hubungan terhadap struktur modal.
2.2.8. Pengar uh Pr ofitability Ter hadap Str uk tur Modal.
Profitability adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba, untuk mengukur kemampuan perusahaan tersebut digunakan rasio
profitabilitas, yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada, Harahap
(2009:304)
Menurut pecking order theory dalam penelitian Setiawan (2006)
modalnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi akan mempunyai dana internal yang besar. Jadi
menurut teori ini, profitability mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
Menurut Munawir (2000:33), pengertian profitability adalah
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tersebut. Profitability suatu perusahaan dan kemampuan
menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitability
suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba
yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva.
Menurut Sjafi’i dan Fajar (2010:73), profitabilitas akan mencapai
maksimum apabila laba atas penjualan adalah pada tingkat tertinggi dan
modal investasi pada tingkat terendah. Perlunya menambah volume
penjualan atau tidak, tergantung dari pengaruhnya terhadap tingkat laba
penjualan dan juga terhadap tingkat modal investasi. Meningkatnya
potensi untuk memperoleh laba dengan meningkatkan volume penjualan,
mungkin lebih besar dari pada sekedar dapat menutup turunnya laba
penjualan dan atau meningkatkan kebutuhan modal, jikalau tidak demikian berarti bahwa ekspansi tidak mendatangkan tambahan laba. Hal ini
menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi apabila laba atas penjualan
tinggi sehingga menyebabkan struktur modal juga semakin tinggi.
Beberapa pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
2.3. Ker angka Pikir
Uji Statistik Regr esi Linier Ber ganda
(Gambar 1 : Bagan Kerangka Pikir )
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan uraian pada landasan teori diatas,
maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut :
Ha: Diduga terdapat pengaruh firm size, tangibility of assets, dan
profitability terhadap struktur modal pada Perusahaan
Consummergood Di Bursa Efek Indonesia.
Firm Size (X1)
Profitability (X3)
Tangibility of Assets (X2)
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Dan Pengukur an Var iabel
Definisi opersional menurut Nazir (2002:126), adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variable dengan cara memberikan arti
atau menspesifikasikan kegiatan maupun memberikan suatu pernyataan
operasional.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
struktur modal sebagai variable terikat, sedangkan variable bebasnya
adalah firm size, tangibility of assets, dan profitability.
Definisi operasional masing-masing variable tersebut dijelaskan
sebagai berikut :
a. Variable Terikat (Y)
Struktur Modal
Menurut Hamzah(2008) dalam Sjafi’I dan Fajar (2010) struktur
modal berkaitan dengan penentuan jenis sumber modal yang ada, yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan pembiayaan perusahaan.
Struktur modal merupakan campuran antara hutang jangka panjang,
Struktur modal diukur menggunakan rasio leverage dengan
cara membagi total hutang dengan total modal skala pengukurannya
adalah skala rasio dan dinyatakan dalam prosentase.
Debt to Equity =
Equity Total
Debt Total
(Sawir,2005:13)
b. Variable bebas (X) terdiri dari 3 variable antara lain :
1. Firm Size (X1)
Ukuran Perusahaan (Firm Size), merupakan mencerminkan
besar kecilnya perusahaan yang tampak dalam nilai total aktiva,
dan diukur dengan logaritma natural dari total aktiva .
Firm Size = { log (Total Assets)}
(Utami,2009:43) 2. Tangibility of assets (X2)
Perubahan struktur aktiva akan mengakibatkan perubahan
struktur modal, karena kativa tetap pada dasarnya dibelanjai dari
sumber jangka panjang (utang). Pengukuran variable struktur
aktiva dapat diukur dengan perimbangan atau perbandingan baik
dalam artian absolute maupun relative antara aktiva lancar dengan
aktiva tetap
Tangibility of Assets diukur dengan menggunakan rasio
Tangibility of Assets = 100% Assets
Total Assets Fixed
x
(Utami,2009:43)
3. Profitability (X3)
Profitability dimaksudkan untuk melihat seberapa besar
laba yang diperoleh dengan menggunakan seluruh aktiva yang
dimiliki. Laba yang diperoleh peroleh perusahaan dapat dikaitkan
dengan pendapatan, total aktiva dan modal sendiri. (Sjafi’I dan
Fajar,2010:74)
Profitability diukur dengan menggunakan rasio net profit
margin merupakan rasio laba rugi sesudah pajak terhadap
penjualan. Skala pengukurannya adalah skala rasio dan dinyatakan dalam prosentase.
NPM =
Sales Tax After Earning
(Moeljadi,2006:73)
3.2 Tek nik Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian
(Riduwan,2004:55). Populasi dari penelitian ini adalah Perusahaan
Consumergood yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia dari tahun
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti. (Riduwan,2004:56)
Menurut (Sjafi’I dan Fajar, 2010). Untuk menentukan sampel
digunakan metode purposive sampling. Salah satu teknik pengambilan
sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria yang
disesuaikan dengan tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu dari
peneliti. Adapun Kriteria yang digunakan antara lain :
- Perusahaan Consumegood Di Indonesia yang tercatat laporan
keuangannya selama selama tahun 2008-2010.
- Perusahaan Consumergood Di Indonesia yang selama tahun
2008-2010 mempunyai laba yang selalu positif.
- Perusahaan Consumergood Di Indonesia yang selama tahun
2008-2010 mempunyai modal yang selalu positif.
Sedangkan data yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
data dari 15 perusahaan selama 3 tahun yang telah memenuhi kriteria
pemilihan sampel diatas.
1. PT. ULTRA JAYA MILK. Tbk
2. PT. MAYORA INDAH.Tbk
3. PT. MANDOM INDONESIA. Tbk 4. PT. UNILEVER.Tbk
7. PT. FAST FOOD INDONESIA. Tbk
8. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR.Tbk
9. PT.TEMPO SCAN PASIFIC Tbk. 10.PT. KALBE FARMA.Tbk
11.PT MERCK INDONESI. Tbk
12.PT. KIMIA FARMA Tbk
13.PT. HM. SAMPOERNA.Tbk
14.PT. GUDANG GARAM.Tbk
15.PT. KEDAUNG SETIA INDUSTRIAL. Tbk
3.3 Tek nik Pengumpulan Data
3.3.1 J enis Data
Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data
sekunder yang diperoleh dan dikelola sedemikian rupa untuk keperluan
penelitian. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh
pihak lain (Umar,2009:42). Data sekunder yang digunakan meliputi
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) periode tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010 dari Perusahaan Consumergood yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
3.3.2 Sumber Data
Consumergoods yang mengeluarkan Indonesia Capital Market Directory
(ICMD) dan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
3.3.3 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk menunjang terlaksananya penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Yaitu penelitian yang mempelajari literatur atau arsip-arsip perusahaan, artikel dan laporan keuangan tentang kinerja perusahaan yang go publik untuk mendapatkan data tertulis yang akan digunakan dalam melakukan pembahasan.
b. Dokumentasi
Yaitu melihat, mempelajari, dan mengutip catatan-catatan maupun dokumen dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) Perusahaan Consumergoods yang go publik di Bursa Efek Indonesia yang kemudian dilakukan rekapitulasi sesuai dengan kebutuhan penelitian.
3.4. Tek nik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Tek nik Pengujian Nor malitas
smirnov (Sumarsono,2004:40). Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :
a. Jika dari nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%
maka distribusi adalah tidak normal.
b. Jika dari nilai signifikansi (nilai probabilitasnya ) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal. (Sumarsono,2004:43)
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Persamaan linear berganda harus bersifat BLUE (Best Linear
Unbiased estimator ), artinya pengambilan keputusan melalui uji f dan uji
t tidak boleh bias, untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus
di penuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh
regresi linear berganda yaitu :
a. Tidak boleh ada autokolerasi
b. Tidak boleh ada multikolinieritas
c. Tidak boleh ada heterokedastisitas.
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linear
Unbiased Estimator), sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan
uji T menjadi bias,
1. Autokoler asi
Tujuan uji autokolerasi ini adalah untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada
(Sebelumnya). Untuk mengetahui apakah terjadi autokolerasi atau
tidak, dapat digunakan uji durbin Watson. Pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi :
Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada autokorelasi negatif
Tdk ada korelasi negative
Tdk ada autokorelasi, positif atau negatif
Tolak
No desicison
Tolak
No desicison
Tdk ditolak
0<d<dl
dl≤d≤du
4-dl<d<4
4-du≤d≤4-dl
du<d<4-du
(Ghozali,2006:99)
Atau menggunakan patokan besarnya angka durbin Watson
(Santoso,2002) sebagai berikut :
- Angka DW dibawah -2 ada Autokolerasi (Positif)
- Angka DW diatas +2 Autokolerasi (Negatif)
- Angka DW berada diantara -2 sampai +2 tidak ada Autokolerasi.
2. Multikolinier itas
Tujuan uji multikolinieritas adalah menguji apakah model
regresi ditemukan adanya kolerasi antar variable bebas (Independen).
variable bebas. Untuk mendeteksi apakah terjadi multikolonieritas atau
tidak, dapat digunakan uji multikolinieritas (Ghozali,2006:95)
Menurut Ghozali (2006:95), deteksi adanya multikolinieritas adalah multikolinieritas dapat dilihat (1) nilai tolerance dan lawannya
(2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variable independen manakah yang dijelaskan oleh variable
independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variable
independen menjadi variable dependen (terikat) dan diregres terhadap
variable independen lainnya. Tolerance mengukur nilai variabilitas
variable independen. Jadi nilai tolerance yang rendah sama nilainya
dengan VIF tinggi (Karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VI F≥10.
3. Heter osk edastisitas
Tujuan uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Diantara cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah
Menurut Ghozali (2006:129), deteksi adanya heterokedastisitas
adalah :
a. Nilai probabilitas > 5 % tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
b. Nilai probabilitas < 5 % mengandung adanya heterokedastisitas
3.4.3. Tek nik Regr esi Linear Berganda
Analisis ini dipakai dalam penelitian ini karena dapat meramalkan
nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variable terikat
untuk membuktikan ada tau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variable bebas atau lebih. Adapun bentuk umum dari
regresi linear berganda tiga variabel bebas secara sistematis adalah
sebagai berikut :
Y= a + β1 X1 + β2 X2 +β3 X3 + e
(Riduwan,2004:152)) Keterangan :
Y = Stuktur Modal
X1 = Firm Size
X2 = Tangibility of Assets X3 = Profitability
a = Konstanta
3.4.4. Uji Hipotesis
Prosedur pengujian yang dilakukan untuk masing-masing uji
hipotesis antar lain sebagai berikut :
a. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui kesesuaian atau kecocokan
model terhadap variabel terikat, maka digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,5 dengan
derajat bebas (n-k), dimana n adalah jumlah pengamatan dan k
adalah jumlah variabel.
2. Dengan F hitung sebesar :
F Hitung =
(
(
)
)
(
n k)
R I
K R
− −
− /
1 /
2 2
(Anonim,2011:L22) Keterangan :
F = hasil perhitungan
R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel independen n = jumlah sampel
b. Uji t
Uji t digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh
1. Kriteria hipotesis
Ho : βj = 0,( X1,X2,X3 tidak berpengaruh terhadap Y) Ha : βj ≠ 0 (X 1,X2,X3 berpengaruh terhadap Y)
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (n-k), dimana n adalah jumlah pengamatan dan k
adalah jumlah variable. 3. Dengan t hitung sebesar :
t hitung = ) ( j
se j
β β
(Anonim, 2011:L-21) Keterangan :
t = Nilai t hasil perhitungan
βj = Koefisien regresi variabel bebas
Se(βj) = Standar error koefisien regresi
4. Menentukan daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t student dua
sisi.
a. H0 diterima jika –t tab ≤ t hit≤ t tab
1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejar ah Singkat PT. Bur sa Efek Indonesia
Pada tanggal 9 Mei 2006 ketua BAPEPAM Fuad Rahmani
menyampaikan pandanganya bahwa proses merger BES-BEJ sebagaiman
telah dicanangkan sebelumnya tetap berlangsung.pada kesempatan
rapat-rapat di BAPEPAM dan LK pada tanggal 1 Juni 2006, 2 Juni 2006, 21
September 2006 dan 24 November 2006 telah dibahas berbagai isu penting
mengenai persiapan penggabungan BES-BEJ pada akhir November 2006,
kajian merger BES baru selesai dan akhirnya diterima oleh direksi BES
Pada tanggal 6 Desember 2006 BES menyelengarakan RUPSLB
dengan agenda rapat meminta persetujuan atas rencana kerja anggaran tahunan (RKAT) dan persetujuan prinsip merger BES-BEJ. Dalam putusan
pemberian persetujuaan prinsip kepada direksi diminta agar pengabungan
memperhatikan tiga hal yaitu bahwa kepentingan karyawan tidak boleh dirugikan, penyelesaiaan UBH dan kepentingan pemegang saham harus
optimal.
Proses merger dilakukan lebih intens dengan diadakanya pertemuaan
reguler di BAPEPAM dan LK yang dimulai pada tanggal 14 Desember
2006 untuk membahas persetujuan prinsip penggabungan BES –BEJ .Dalam
BES-BEJ telah dibahas beberapa isu penting terkait dengan rencana merger
serta pembentukan tim kecil dan disepakati masing masing bursa akan
menunjuk dua orang anggota direksi.
Setelah melalui beberapa kali pertemuaan,pada awal bulan Juni 2007
tim merger BES mulai menyusun paper yang diawali dengan sebuah paper
yang berjudul pokok-pokok pikiran pengabungan BES-BEJ .paper pertama
ini berisi tentang pemikiran dan pandangan tim merger BES antara lain visi
dan misi bursa hasil pengabungan, manfaat dan tujuan penggabungan,
resiko penggembangan bursa hasil penggabungan, resiko penggabangan dan
sinergi yang akan dihasilkan dari penggabungan di masa datang.
Selanjutnya, Tim Merger BES menyelesaikan ke 6 paper lainya, yang
meliputi paper keuangan tentang perdagangan, paper ketiga tentang Emiten
tercatat di BES, paper kedua kelima tentang Teknologi Informasi, paper
keenam tentang sumber daya manusia BES dan paper ketujuh tentang usulan kerangka Merger.setelah penyusunan masing-masing paper selesai,
tim menyampaikan paper tersebut kepada konsultan hukum Hadinoto
putranto dan rekan, konsultan keuangan Ernest dan young, dan konsultan sumber daya manusia dimensi indonesia untuk dapat digunakan sebagai
bahan masukan dalam penyusunan rabcangan penggabungan BES- BEJ.
Pada tanggal 30 Agustus 2007 diselenggarakan pertemuan koordinasi
antar BES-BEJ dengan ketiga konsultan (HHP, E&Y dan DDI).pertemuaan
menyampaikan usulan mengenai nama bursa hasil penggabungan dengan
nama bursa Indonesia atau INDONESIAN EXCHANGE dan memutuskan
untuk tidak membuat logo dalam bentuk gambar akan tetapi membuat logo dalam bentuk tulisan INDONEX. Pada tanggal 1 November 2007, BES dan
BEJ resmi bergabung dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI).
4.1.2. Visi dan Misi Hasil Penggabungan PT. Bur sa Efek Indonesia
Visi bursa hasil penggabungan tidak terlepas dari latar belakang
dilakukanya penggabungan BES-BEJ sebagaiman dituangkan dalam
maester plan pasar modal 2005-2009 yakni adanya suatu keinginan untuk
memilki suatu bursa yang kuat, bernilai, kredibel, kompetitif dan berdaya
saing global .visi bursa hasil penggabungan tersebut antar lain:
a. Mampu menghasilkan produk-produk pasar modal yang bernilai jual
tinggi
b. Mampu menyediakan infrastruktur teknologi yang berkualitas
c. Mampu memperkuat keamanan para investor
d. Mampu memperkuat keamanan para investor
e. Mampu mencitakan integritas dan transparansi pada pasar modal
f. Mampu menciptakan karyawan yang berkompentensi tinggi
4.1.3. Tujuan Penggabungan
Penggabungan BES-BEJ, ditunjukan untuk terciptanya efisiensi pasar
dapat diperdagangkan melalui bursa, maka efisiensi pasar modal dapat
tercapai .investor memiliki kesempatan yang luas untuk memilih instrumen
yang tepat sesuai dengan tujuan penggunaan dana yang dimilik investor, investor tidak perlu harus investasi pada instrumen luar negeri baik yang
diperdagangkan didalam negeri maupun diluar negeri
4.1.4. Manfaat Penggabungan
Manfaat penggabungan BES-BEJ dapat dilihat dari berbagai aspek
antara lain
a. Aspek Bisnis
Dengan adanya penggabungan BES-BEJ dapat meningkatkan jumlah
emiten yang tercatat, meningkatkan perkembangan instrumen yang sudah
mulai diperdagangkan, dan dapat menumbuhkan instrumen–instrumen
baru yang dapat diperdagangkan di bursa. b. Aspek Operasional
Penghematan biaya operasional yang timbul akibat adanya
penggabungan BES-BEJ bermanfaat bagi anggota bursa dan partisipan, bagi investor, bagi pemegang saham.
c. Aspek Pelaku
Pengabungan BES-BEJ bermanfaat bagi para pelaku dipasar modal, antar
lain bagi emiten, bagi anggota bursa dan partisipan, bagi investor serta
4.1.5. Gambar an Umum Per usahaan Sampel
Gambaran umm dari perusahaan Consumergood yang Go Publik Di
Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Pr ofil PT. Ultra J aya Milk, Tbk
Kisah PT. Ultrajaya diawali dari sebuah perusahaan susu yang kecil
pada tahun 1958. Lalu pada tahun 1971, perusahaan ini memasuki tahap
pertumbuhan pesat sejalan dengan perubahannya menjadi PT Ultrajaya
Milk Industry & Trading Company. PT Ultrajaya saat ini merupakan
perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia yang menghasilkan
produk-produk susu, minuman dan makanan dalam kemasan aseptik
yang tahan lama dengan merek-merek terkenal seperti Ultra Milk untuk
produk susu, Buavita untuk jus buah segar dan Teh Kotak untuk
minuman teh segar.
Lokasi pabriknya terletak sangat strategis di pusat daerah pedalaman pertanian Bandung yang menyediakan sumberdaya alam yang
melimpah, segar dan berkualitas, mulai dari susu segar, daun teh hingga
buah-buahan tropis. Kesegaran bahan baku ini dan kualitas gizi alaminya dapat dipertahankan melalui teknologi proses UHT (Ultra High
Temperature) dan pengemasan aseptik tanpa menggunakan bahan
pengawet apapun.
Saat ini, 90 persen dari keseluruhan hasil produksi perusahaan ini
dipasarkan di seluruh Indonesia, sementara sisanya diekspor ke
Baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor, produk-produk yang
dijual adalah produk yang sejenis.
PT Ultrajaya adalah perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia yang menghasilkan produk-produk susu, minuman dan makanan dalam
kemasan aseptik yang tahan lama.
2. Pr ofil PT. Mayor a Indah, Tbk
Selama puluhan tahun, Mayora Group telah tumbuh menjadi salah
satu nama yang diakui di Industri Fast Moving Consumer Goods.
Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasar dan komitmen
untuk menghasilkan produk berkualitas telah membuat Mayora
kelompok saat ini memiliki merek-merek terkenal di dunia, seperti
Kopiko, Danisa, Astor, Energen, Torabika dan banyak lagi. Didirikan
pada tahun 1977, Mayora Group telah semakin berubah dari industri
ruma