• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara keseluruhan, Desain Komunikasi Visual didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf seta komposisi warna dan layout, sehingga gagasan bisa diterima oleh sasaran penerima pesan (Adi Kusrianto, 2007: 2).

Secara etimologi, istilah Desain Komunikasi Visual terdiri dari tiga kata. 1. Desain

Kata desain berasal dari bahasa Itali, yakni “designo” yang berarti

gambar. Dalam bahasa Inggris, kata desain diambil dari bahasa latin

designare” yang berarti merencanakan atau merancang. Sedangkan perancangan diartikan sebagai suatu proses atau perbuatan merancang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996: 815).

P. J. Booker berpendapat mengenai definisi desain sebagai berikut :

Simulating what we want to make (or do), before we make (or do) it as many times as may be necessary to feel confident in the final result. Melakukan simulasi atas sesuatu yang ingin diciptakan atau dilakukan

commit to user

sebelum benar-benar menciptakan atau melakukan sesuatu yang diinginkan tersebut. Simulasi dilakukan berulang-ulang, sesering yang dianggap perlu sehingga dirasa yakin akan hasil akhirnya (Jonathan Sarwono, Hary Lubis, 2007: 2)

Setiap desain berkaitan dengan perancangan estetika, cita rasa, serta kreativitas. Elemen atau unsur menjadi bagian dari suatu karya desain yang saling berhubungan satu sama lain. Masing-masing memiliki makna yang tersusun dalam satu bentuk organisasi dasar prinsip-prinsip penyusunan atau prinsip desain. Susunan tersebut sering kali dijadikan dasar pertimbangan atas suatu kritik seni.

a. Unsur-unsur Desain 1) Garis

Garis merupakan unsur terbentuknya sebuah gambar. Garis memiliki arah dan berdimensi memanjang. Kualitas garis ditentukan oleh tiga hal, yaitu orang yang membuat, alat yang digunakan serta bidang dasar tempat garis digoreskan.

Goresan suatu garis memilik arti atau kesan sebagai berikut : a)Garis tegak : kuat, kokoh, tegas, dan hidup. b)Garis datar : lemah, tidur, dan mati.

c)Garis lengkung : lemah, lembut, mengarah.

d)Garis patah : tegas, tajam, hati-hati, naik turun. e)Garis miring : sedang, menyudutkan.

f) Garis berombak : halus, lunak, berirama. Adapun fungsi garis, antara lain :

commit to user

b)Sebagai simbol pertemuan antara dua bidang yang berpotongan.

c)Sebagai ekspresi atau ungkapan suatu ide. d)Sebagai irama gerak.

2) Bidang

Bidang merupakan unsur desain yang berdimensi panjang dan lebar. Bidang dapat dibuat dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, atau dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis atau lebih. Ditinjau dari bentuknya, bidang dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri (beraturan) dan bidang non geometri (tidak beraturan). Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur keluasannya, sedangkan bidang non geometri merupakan bidang yang relatif sulit diukur keluasannya.

3) Ruang

Ruang dapat diciptakan dengan adanya bidang. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi, sehingga ruang dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti.

4) Warna

Warna diartikan dalam dua definisi, yakni secara objektif (fisik) dan subjektif (psikologis). Secara objektif warna ialah sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara subjektif

commit to user

warna sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan, warna merupakan pantulan cahaya dari sesuatu yang nampak, yang diterima oleh mata. Permasalahan dasar dari warna diantaranya adalah Hue (spektrum warna), Saturation (nilai kepekatan), dan Lightness (nilai cahaya dari gelap ke tearang).

5) Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.. tekstur nyata memiliki persamaan antara hasil raba dengan penglihatan. Sementara tekstur semu memiliki perbedaan antara hasil penglihatan dengan perabaan.

b. Prinsip Dasar Desain 1) Kesatuan (Unity)

Kesatuan merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasaan dari unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannnya dengan ide dasar. Dengan adanya kesatuan dalam karya desain, maka elemen-elemen yang ada dapat saling mendukung sehingga diperoleh fokus yang dituju.

2) Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang

commit to user

yang diisi dengan unsur-unsur rupa. Adapun jenis-jenis keseimbangan antara lain keseimbangan simetris dan asimetris serta keseimbangan memusat dan menyebar.

3) Irama

Irama atau ritme adalah penyusunan unsur-unsur dengan mengikuti suatu pola penataan tertentu secara teratur agar didapatkan kesan yang menarik. Beberapa tipe ritme antara lain :

a)Repetitif

Pengulangan dan hasil ritme tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Repetisi merupakan metode untuk menarik perhatian secara terus menerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola, dam merupakn car yang mudah untuk mengikat keseluruhan unsur-unsur desain kedala satu kesatuan.

b)Alternatif

Penyusunan unsur-unsur suatu pola secara bergantian, dapat berupa bentuk atau pun warna. Misalnya penyusunan warna hitam dan putih secara bergantian, atau antara shape besar dengan shape kecil.

c)Progresif

Progresif merupakan tipe ritme perulangan suatu elemen dengan satu perubahan pembesaran atau pengulangan ukuran.

commit to user d)Flowing

Tipe ritme ini menggunakan perulangan teratur dari suatu perbedaan jarak ruang yang menerus, peralihan lembut dari suatu bentuk ke bentuk lainnya yang selaras dalam gerak.

4) Kontras

Kontras diperlukan dalam suatu komposisi sebagai vitalitas agar tidak terkesan monoton. Namun penampilan kontras yang berlebihan akan mengakibatkan munculnya ketidakteraturan dan kontradiksi yang jauh dari kesan harmonis.

5) Fokus

Fokus atau pusat digunakan untuk menunjukkan bagian yang dianggap penting dan diharapkan menjadi bagian utama. Keharmonisan dalam membuat suatu fokus tetap diperhatikan dengan menjadikan segala sesuatu yang berada di sekitar fokus mendukung fokus yang ditentukan.

6) Proporsi

Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian dengan bagian, dan anatara bagian dengan keseluruhan. Prinsip komposisi tersebut menekankan pada ukuran dari suatu unsur yang akan disusun dan sejauh mana ukuran itu menunjang keharmonisan tampilan suatu desain

commit to user 2. Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Inggris “communication” diambil dari

bahasa Latin “communis” yang berarti “sama”. Dengan demikian secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima pesan (komunikan).

a) Elemen Komunikasi

1)Sumber Informasi (source)

Merupakan orang atau sekelompok orang yang memiliki pemikiran untuk disampaikan kepada orang atau kelompok orang lain.

2)Encoding

Suatu proses dimana sistem pusat syaraf sunber informasi memerintahkan sumber informasi untuk memilih simbol-simbol yang dapat dimengerti dan menggambarkan pesan.

3)Pesan (message)

Segala sesuatu yang memiliki makna bagi penerima. Pesan merupakan hasil akhir dari encoding, dapat berupa kata-kata, ekspresi wajah, tekanan suara dan penampilan.

4)Media

Merupakan cara atau peralatan yang diguakan untuk menyampaikan pesan kepada penerima.

commit to user 5)Decoding

Proses dimana penerima pesan menginterpretasikan pesan yang telah diterimanya sesuai dengan pengetahuan, minat, dankepentingannya.

6)Feedback (umpan balik)

Merupakan respon yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim sebagai tanggapan atas informasi yang dikirim sumber pesan.

7)Hambatan (noise)

Berbagai hal yang dapat dapat membuat proses komunikasi tidak berjalan dengan efektif. Hambatan dapat berupa hambatan verbal, nonverbal, fisik atau lingkungan.

b) Jenis-jenis Komunikasi 1) Komunikasi Verbal

Merupakan komunikasi yang dilakukan secara lisan. Jenis komunikasi ini menggunakan pengucapan maupun bunyi-bunyian serta indera telinga (pendengaran) sebagai sensasi dengar.

2) Komunikasi Nonverbal (yang merujuk pada tulisan)

Merupakan komunikasi yang disampaikan secara visual lewat tulisan, seperti melalui surat, majalah, koran, dan lainnya.

commit to user

Komunikasi tactual menggunakan kulit sebagai sensasi rabaan. Misalnya huruf Braile bagi kaum Tuna Netra, brosur atau sampel yang memberikan contoh tekstur kertas, dan lain sebagainya. 4) Komunikasi Olfactoral / Gustaroy

Komunikasi jenis ini mempergunakan hidung sebagai sensasi penciuman. Sebagai contoh yakni polisi yang memanfaatkan anjing sebagai pelacak.

5) Komunikasi Pengecap

Komunikasi pengecap menggunakan lidah sebagai sensasi pengenal rasa. Misalnya pada produk minuman baru, calon pembeli dipersilahkan untuk mencicipi agar pembeli tertarik dan mau membeli produk baru tersebut.

6) Komunikasi Tubuh

Merupakan komunikasi yang mepergunakan organ-organ tubuh manusia, atau biasa dikenal dengan sebutan bahasa tubuh (body language).

3. Visual

Sementara kata visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan yaitu mata. Berasal dari kata

Latin “videre” yang berartri “melihat” yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa Inggris “visual”.

commit to user

D. Corporate Identity

Semakin berkembang pesatnya dunia usaha telah menciptakan sutau persaingan baik antara perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Masing-masing bersaing untuk menarik perhatian konsumen, sehingga image suatu perusahaan menjadi sangat penting terhadap keberhasilan perusahaan tersebut. Banyak perusahaan, terutama perusahaan besar yang sadar akan pentingnya menciptakan dan mempertahankan sebuah identitas grafis yang kuat dan mantap. Salah satu usaha untuk meningkatkan image perusahaaan tersebut ialah dengan merancang corporate identity.

Corporate identity adalah salah satu bentuk tertua dari komunikasi yang didasarkan pada suatu rancangan tertentu (design communication) dan senantiasa terarah pada tujuan-tujuan yang praktis. Ide dasarnya untuk menciptakan identifikasi, melalui keseragaman (Frank Jefkins, 1996: 298).

Corporate identity merupakan wujud simbol visual identitas sebuah institusi, badan usaha atau perusahan, yang diaplikasikan pada berbagai sarana, fasilitas, dan kegiatan perusahaan sebagai bentuk komunikasi visual pada publik. Diciptakan dengan menyeragamkan penampilan fisik tertentu dari salah satu atau beberapa aspek perusahaan, sehingga dapat memperkuat usaha periklanan dan juga memberikan efek repetisi (pengulangan) yang akan membuat usaha-usaha periklanan lebih efektif. Melalui corporate identity pula, perusahaan dapat menginformasikan jenis usaha yang dikelolanya, serta membangun image dan karakter perusahaan tersebut di mata publik. Adapun fungsi lain dan aplikasi Corporate Identity pada perusahaan sebagai berikut :

commit to user 1. Fungsi Corporate Identity

Selain sebagai identiras perusahaan, corporate identity juga mempunyai fungsi-fungsi lain, antara lain :

a. Sebagai alat yang menyatukan strategi perusahaan.

Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan dengan rencana perusahaan tersebut, bagaimana perusahaan itu pada masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Oleh karena itu, corporate identity harus dapat dengan tepat mencerminkan image perusahaan melalui produk dan jasanya.

b. Sebagai pemacu sistem operasional perusahaan.

Saat sebuah perusahaan akan menciptakan corporate identity bagi perusahaan mereka, maka mereka harus berpikir dan mengevaluasi sistem operasional mereka untuk menemukan keunggulan dan kelemahan perusahaannya. Hal ini dilakukan agar tercipta tujuan perusahaan yang lebih baik dan mantap di mata publik.

c. Sebagai pendiri jaringan network yang baik.

Sebuah perusahaan yang berimage positif dan stabil, mampu menarik perhatian para investor untuk menanamkan modal dalam perusahaan tersebut. Jenis perusahaan yang seperti ini juga yang mendapat banyak keringanan saat ia membutuhkan tambahan modal dari bank. Produk-produk dari perusahaan ini juga mungkin menjadi Produk-produk yang paling laku dan digemari di pasar.

commit to user d. Sebagai alat jual dan promosi.

Perusahaan dengan image yang positif berpeluang besar untuk mengembangkan sayapnya dan memperkenalkan produk atau jasa baru. Konsumen yang telah lama memakai produk dari perusahaan tersebut akan dengan setia terus memakai produk itu. Mereka akan lebih menerima karena telah membuktikan sendiri bahwa produk itu benar-benar cocok untuk mereka.

2. Aplikasi Corporate Identity

Tahap terakhir dari proses desain corporate identity adalah aplikasi. Dalam tahap ini seorang desainer komunikasi visual harus memahami jenis aplikasi yang penting dan efektif untuk bentuk desain komunikasi visual ini, misalnya aplikasi pada business stationery, katalog, daftar harga, gedung perusahaan, bahkan kendaraan perusahaan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menciptakan suatu sistem komunikasi visual yang efektif dan menyatu.

Berikut jenis-jenis aplikasi corporate identity yang sering digunakan, anatara lain :

a. Bussiness Stationary (kop surat, amplop, memo, kartu nama,forms, bon, dan lain-lain).

b. Advertising c. Poster

d. Brosur dan katalog e. Signage system f. Gedung perusahaan

commit to user g. Annual Report (laporan tahunan) h. Newsletter (buletin perusahaan) i. Kendaraan perusahaan, dll.

commit to user

BAB III