• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN FARMAKOLOGI

- Fungsi : Suspending agent, emulsifying agent B. TINJAUAN SIFAT FISIKA KIMIA

- Pemerian :

Berwarna putih, granul berserat, tidak berbau, dan tidak berasa. - Kelarutan :

Praktis tidak larut dalam aseton, metanol, kloroform, etanol 95%, eter, garam jenuh, toluen, dan air panas. Larut dalam asam asetat glacial dan campuran etanol dan kloroform dengan perbandingan volume yang sama. Metilselulosa mengembang dalam air dingin.

- Stabilitas :

Sedikit higroskopis. Sebaiknya disimpan dalam wadah dingin kedap udara, dan ditempatkan didaerah kering. Stabil pada larutan basa dan asam pada pH 3-11 suhu temperatur.

- Cara sterilisasi:

Disterilisasi menggunakan autoklaf, namun dapat menurunkan viskositas. Pada pH <4 dapat mengurangi viskositas lebih dari 20%

- Inkompatibilitas :

Metylcelulosa inkompatibel dengan aminacrine hidroklorid, klorocresol, merkuri klorida, fenol, resorcinol. Selain itu juga inkompatibel dengan pengoksidasi kuat.

Metylselulosa dalam keamanannya tidak boleh digunakan dalam sediaan parenteral (HPE, hal.464). Sehingga tidak digunakan metylselulosa dalam formula kali ini.

Karbopol

A. TINJAUAN FARMAKOLOGI

- Fungsi : Bahan bioadesiv, suspending agent, emulsifying agent, stabilitas agent. B. TINJAUAN SIFAT FISIKA KIMIA

- Pemerian :

Putih, serbuk higroskopis, dan sedikit berbau. - Kelarutan :

- Stabilitas :

Stabil, bahan higroskopi sehingga dapat dipanaskan pada 104 0C . apabila dipanaskan pada 30 0C selama 260 0C dapat meyebabkan dekomposisi.

- Cara sterilisasi: Dengan autoklaf - Inkompatibilitas :

Inkompatibel dengan fenol, asam kuat, resorsinol.

Carbopol tidak digunakan dalam formulasi ini, karena tidak ada penggunaan carbopol pada formulasi injeksi.

PENGAWET 1. Benzalkanium klorida

 Pemerian

Serbuk amorf berwarna putih atau putih kekuningan, higroskopis, rasa pahit, bau aromatik, berbentuk gel kental atau serpihan seperti gelatin.

 Konsentrasi

Untuk sediaan parenteral digunakan sebesar 0,01 % w/v

 Kelarutan

Praktis tidak larut dalam eter, sangat larut dalam aseton, etanol (95%), metanol, propanolol dan air. Larutan berair benzalkonium klorida dapat berbusa ketika dikocok, mempunyai tegangan permukaan rendah.

Higroskopis dapat dipengaruhi cahaya, udara dan logam. Larutan benzalkonium klorida stabil pada rentang pH dan suhu yang luas. Serbuk benzalkonium klorida harus disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya dan tempat kering.

 Cara sterilisasi

Dengan metode autoklaf

 Inkompatibilitas

Inkompatibel dengan alumunium, surfaktan anionik, sitrat, hidrogen peroksida, kaolin, salisilat, zink oksida, garam, protein.

2. Benzil Alkohol

 Pemerian

Bentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, berasa seperti terbakar

 Konsetrasi

Untuk sediaan parenteral konsentrasi yang digunakan hingga 2 %

 Kelarutan

Dalam air 3,5 bagian pada suhu 20 oC; Larut dalam alkohol, eter, kloroform, aseton, benzena, dan pelarut Aromatik

 Stabilitas

Benzil alkohol dapat teroksidasi perlahan di udara menjadi benzaldehida dan asam benzoat ; tidak bereaksi dengan air . harus disimpan dalam wadah kaca atau logam. Benzil alkohol harus disimpan dalam wadah kedap udara , terlindung dari cahaya , di tempat yang sejuk dan kering .

 Cara sterilisasi

 Inkompatibel

Benzil alkohol inkompatibel dengan oksidator dan kuat asam . Hal ini juga dapat mempercepat autoksidasi lemak . Aktivitas antimikroba berkurang dengan adanya surfaktan nonionik , seperti polisorbat 80 , pengurangan aktivitas ini kurang dengan ester hidroksibenzoat atau kuaterner senyawa amonium . Benzil alkohol tidak kompatibel dengan metilselulosa.

3. Metilparaben (Metil Hidroksi Benzoat) (HPE edisi 5, hal 466)

 Pemerian

Kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih dan tidak berbau.

 Konsentrasi

Injeksi IM, IV, SC sebesar 0.065–0.25%

 Kelarutan

Kelarutan pada suhu 250C:

Ethanol 1 pada 2

Ethanol (95%) 1 pada 3 Ethanol (50%) 1 pada 6

Ether 1 pada 10

Glycerin 1 pada 60 Minyak mineral praktis tidak larut Minyak kacang 1 pada 200 Propilen glikol 1 pada 5

Water 1 pada 400, 1 pada 50 0 C, 1 pada 3 bagian pada suhu 80 0C

 Stabilitas :

Stabil pada pH 3-6 (kurangdari 10% dekomposisi), bertahan hingga 4 tahun pada temperatur ruang, ketika pH 8 akan megalami hidrolisis.

 Cara sterilisasi :

Larutan berair dari metilparaben pada pH 3–6 disterilisasi menggunakan autoklaf 1200C selama 20 menit, tanpa dekomposisi.

 Inkompatibel :

Metilparaben dan paraben lainnya inkompatibel dengan surfaktan nonionik, sehingga surfaktan akan mengalami reduksi, contohnya polisorbat 80.

4. Propil Paraben

 Pemerian

Putih, Kristal, tidak berbau, tidak berasa.

 Konsentrasi

0.005–0.2% untuk injeksi IM, IV dan SC

 Kelarutan

Kelarutan pada suhu 200 C :

Aseton sangat larut

Etanol (95%) 1 pada 1.1

Etanol (50%) 1 pada 5.6

Eter sangat larut

Gliserin 1 pada 250

Propilen glikol 1 pada 3.9 Propilen glikol (50%) 1 pada 110

Air 1 pada 4350 150 C, 1 pada 2500, 1 pada 225 di 800 C

 Stabilitas:

Stabil pada pH 3-6 (dekomposisi kurang dari 10%)

Larutan berair propil paraben pH 3-6 dapat disterilisasi menggunakan autoklaf tanpa dekomposisi.

 Inkompatibel:

Propil paraben dapat berinteraksi dengan surfaktan nonionik sehingga menurunkan aktivitasnya.

Dipilih pengawet benzyl alkohol

Alasan : karena merupakan pengawet yang biasa digunakan untuk sediaan injeksi, merupakan agen bakteriostatik spectrum luas yang digunakan pada produk injeksi multi dosis.

WETTING AGENT 1. Polioksietilen sorbitan fatty acid esters / Polisorbat

A. Tinjauan Farmakologi Fungsi : Wetting Agent B. Tinjauan Sifat Fisika Kimia

 Penggunaan : Dispersing agent, emulsifying agent, surfaktan, suspending agent, dan wetting agent

 Pemerian : Mempunyai bau yang khas, rasa pahit, cairan berminyak warna kuning (intensitas warna berbeda dari batc ke batc dan dari produksi satu ke produksi yang lain)

 Kelarutan : larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam minyak mineral dan minyak sayur

 Stabilitas : polisorbat stabil terhadap elektrolit, asam dan basa lemah; saponifikasi terjadi dengan adanya asam dan basa kuat; bersifat higroskopik dan sebaiknya diuji kandungan airnya sebelum digunakan; dikeringkan bila perlu; penyimpanan dalam waktu yang panjang dapat mendukung terbentuknya peroksida; polisorbat sebaiknya disimpan dalam pada wadah tertutup rapat, kering, sejuk dan hindarkan dari sinar

 Inkompatibilitas : penghilangan warna dan presipitasi terjadi dengan banyak zat khususnya, fenol, tannin, tar dan bahan lain yang mirip tar. Aktivitas antimicrobial preservative paraben berkurang dengan adanya polisorbat. Saat terjadi dekomposisi karena pemanasan dapar mengeluarkan asap tajam dan uap yang iritatif.

 Cara penggunaan dan dosis : wetting agent (0.1%-3%), solubilizing agent dan suspending agent (1%-15%),

2. Sodium Lauril Sulfat A. Tinjauan Farmakologi

Fungsi : Wetting Agent B. Tinjauan Sifat Fisika Kimia

 Pemerian : kristal berwarna putih atau krem sampai kekuningan, serbuk halus,

 Kelarutan : mudah larut dalam air, membentuk larutan putih, praktis tidak larut dalam kloroform fan eter

 Stabilitas : stabil dalam kondisi dibawah normal, tapi pada kondisi yang extrem misal pada pH <2,5 terjadi hidrolysis menjadi lauryl alkohol dan sodium bisulfat. Sebaiknya dikemas dalam wadah tertutup baik dan disimpan ditempat yang sejuk dan kering agar terlindungi dari oksidator kuat.

 Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan surfaktan kationik, inkompatibel dengan ion polifalen seperti aluminium, membentuk endapan dengan garam potasium.

 Konsentrasi :

3. Sorbitan esters / Span A. Tinjauan Farmakologi

Fungsi : Wetting Agent B. Tinjauan Sifat Fisika Kimia

 Pemerian : Span memberikan warna krem sampai kuning pucat pada sediaan cair dan padat dengan warna dan rasa yang jelas.

 Kelarutan : Span larut atau terdispersi dalam minyak, dapat larut dalam sebagian besar pelarut organik. Didalam air, meskipun tidak larut tapi Span dapat terdispersi.

 Stabilitas : Span stabil dalam asam dan basa lemah, sebaiknya dikemas dalam wadah tertutup baik dan disimpan di tempat yang sejuk dan kering.

 Inkompatibilitas :

- Konsentrasi :

 Penggunaan : dispersing agent, emulsifying agent, surfaktan, suspending agent, dan wetting agent

Kesimpulan

Pada praktikum kali ini digunakan Polisorbat 80 karena span larut dalam minyak dan pelarut organik, sedangkan sediaan yang diinginkan adalah sediaan injeksi yang bersifat hidrofilik.

R/ Hidrokortison 25 mg NaCl 9 mg Polisorbat 80 4 mg CMC-Na 5 mg Benzyl alcohol 0,9 % Aqua p.i. 1 cc 7. PERHITUNGAN

Sediaan vial @ 10 ml, yang dimasukkan 10,7 ml Hidrokortison asetat 10,7 ml / 1 ml x 25 mg = 0,2675 g Polisorbat 80 10 ml / 1 ml x 4 mg = 0,0428 g CMC-Na 10 ml / 1 ml x 5 mg = 0,0535 g Benzyl alcohol 0,9 g/100 ml x 10 = 0,0963 g Kelarutan bahan 1. Hidrkortison asetat 1 : 10.000 2. Polisorbat 80 1 : 10 3. CMC-Na 1 : 20 4. Benzil alcohol 1 : 25

Ekivalen bahan terhadap NaCl 1. Hidrokortison asetat 0,08 2. Polisorbat 80 0,02 3. CMC Na 0,03 4. Benzyl alcohol 0,17 Perhitungan tonisitas 1. Hidrokortison asetat

10.000 ml / 1 g x 0,2675 g = 2675 ml

10,7 ml/2675x 0,2675 g = hidrokortison yang terlarut 0,00107 x 0,08 = 0,0000856

2. Polisorbat 80

10 ml / 1 g x 0,0428 = 0,428 ml

10,7 ml / 0,428 ml x 0,0428 = 1,07 polisorbat 80 yang terlarut 0,0428 x 0,02 = 0,000856 3. CMC Na 20 ml / 1 g x 0,0535 g = 1,07 ml 10,7 ml / 1,07 x 0,0535 = 0,535 0,0535 x 0,03 = 0,001605 4. Benzyl alcohol 25 ml / 1 ml x 0,0963 = 2,4075 ml 10,7 ml / 2,4075 ml x 0,0963 = 0,428 0,0963 x 0,17 = 0,016371

Jumlah ekivalen semua bahan  0,0000856 + 0,000856+ 0,001605+ 0,016371= 0,0189176

Jumlah NaCl dalam formula  10,7 ml / 1 ml x 9 mg = 96,3 mg

Jumlah NaCl  0,009/1 x 100= 0,9 % NaCl (sudah memenuhi tonisitas yang diharapkan) bila ditambahkan jumlah ekivalen semua bahan kecuali NaCl maka sediaan akan menjadi sedikit hipertonis. Hal ini masih diijinkan dari pada sediaan yang hipotonis. Sediaan hipotonis akan mengakibatkan pecahnya sel, sedangkan hipertonis mengakibatkan sel mengkerut dan bisa kembali ke bentuk semula.

Alat gelas (kaca arloji)

Alat gelas tercuci bersih

Mengulangi prosedur di atas sampai larutan tetaap jernih (max 3x) Mencuci dengan air dan HCl encer

Merendam dalam larutan tepol 1% dan Na2CO3 0,5% Mendidihkan selama 1 hari

Membilas dengan aquadest (3x) 8. ALAT DAN BAHAN

8.1 Penyiapan Alat

a. Alat – alat yang digunakan No

. Nama Alat Jumlah Ukuran Sterilisasi Waktu

1. Kaca Arloji 2 Ø 5 cm Oven – 180oC 30’

2. Kaca arloji 2 Ø 3 cm Oven – 180oC 30’

3. Beaker glass 1 250 ml Oven – 180oC 30’

4. Beaker glass 1 100 ml Oven – 180oC 30’

5. Erlenmeyer 1 100 ml Oven – 180oC 30’

6. Erlenmeyer 2 250 ml Oven – 180oC 30’

7. Pengaduk 2 Oven – 180oC 30’

8. Pinset 2 Oven – 180oC 30’

9. Sendok porselen 2 Oven – 180oC 30’

10. Gelas ukur 1 50 ml Autoklaf – 115oC 15’

11. Pipet tetes pendek 2 Oven – 180oC 30’

12. Tali q.s Autoklaf – 115oC 15’

13. Kertas saring 3 Oven – 180oC 15’

14. Corong 1 Ø 5 cm Oven – 180oC 30’

15. Gelas ukur 1 100 ml Autoklaf – 115oC 15’

b. Pencucian, Pengeringan dan Pembungkusan Alat Pencucian alat

Alumunium

Alat tercuci bersih

Mendidihkan dengan air 15 menit,kemudian dibilas Mendidihkan dalam tepol 1% selama 10 menit Merendam dalam larutan Na2CO3 selama 5 menit

Membilas dengan aq.panas mengalir

Mendidihkan dengan aquadest , dibilas aquadest 3x Alat-alat yang telah dicuci

Mengeringkan di oven 100-1050C 10 menit,keadaan terbalik ad kering Membungkus

Menutup dengan kertas yang tembus uap air Alat-alat telah dikeringkan

Pinset, kaca arloji, sendok porselen

Membungkus dengan kantong rangkap dua Alat-alat telah dibungkus

Pencucian Alumunium

Pengeringan Alat

Pembungkusan Alat

c. Sterilisasi Alat

1. Waktu pemanasan : 38 menit 2. Waktu kesetimbangan : 0 menit

3. Waktu pembinasaan : 30 menit

4. Waktu tambahan jaminan sterilitas : 0 menit

5. Waktu pendinginan : 15 menit

TOTAL WAKTU : 78 menit

 Autoklaf 1210C selama 15 menit

1. Waktu pemanasan : 12 menit

2. Waktu pengeluaran udara : 7 menit

3. Waktu menaik : 9 menit

4. Waktu kesetimbangan : 0 menit

5. Waktu pembinasaan : 15 menit

6. Waktu tambahan jaminan sterilitas : 0 menit

7. Waktu penurunan : 10 menit

8. Waktu pendinginan : 10 menit

TOTAL WAKTU : 73 menit

8.2 Cara Kerja

Dokumen terkait