• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.5. Tinjauan Fungsi

Masyarakat medan yang saat ini diperkirakan berjumlah kurang lebih 2.036.185 jiwa. Tidak kurang 90% diantaranya adalah orang yang membutuhkan atau terlibat langsung dalam dunia seni. Dan 50% lainnya adalah orang-orang yang rela mengeluarkan uang lebih untuk melihat dan menikmati kegiatan seni. Karena kurangnya fasilitas merupakan salah satu faktor kurangnya promosi kesenian di Medan. Dibawah ini merupakan tabel minat masyarakat terhadap kesenian di Sumatera Utara khususnya kota Medan. Presentase penduduk 10 tahun keatas yang menonton kesenian menurut golongan umur dan jenis kesenian yang paling sering ditonton :

Gol. Umur

Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Jlh Seni Musik Seni Tari Seni Teater Seni Pahat Seni Lukis Seni Lainnya 1 2 3 4 5 6 8 9 10-14 37.98 53.62 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 15-19 40.23 44.83 6.90 2.30 1.15 3.45 100% 20-24 53.62 33.33 5.80 0.00 0.00 7.25 100% 25-29 59.32 25.42 5.08 0.00 0.00 10.17 100% 30-64 60.12 17.34 6.36 0.00 0.58 8.67 100% 65+ 66.67 0.00 0.00 0.00 0.00 33.33 100% Jlh 51.96 31.30 5.22 0.43 0.43 7.31 100%

Jenis usaha jasa dibidang seni merupakan salah satu golongan pokok usaha yang diminati, terlihat pada tingkat pertumbuhan rata-rata sektor jasa komersial Sumatera Utara, dipengaruhi pula dengan angka seni dan budaya, seperti pada tabel :

Sektor Jasa Komersial Presentase Per Tahun

Pasar, Perdagangan, Hotel, dan Restoran 27 %

Pengangkutan dan Komunikasi 18.24 %

Seni dan Sosial Kemasyarakatan 9.31 %

Keuangan, Asuransi, Sewa Bangunan dan Tanah, dan Jasa Perusahaan

16.86 %

Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF Tabel 5. Presentase Jumlah Pecinta Seni di

Sumber : Rancangan Umum Tata Ruang Kota Medan Tabel 6. Tingkat Pertumbuhan Rata-Rata Sektor Jasa

Hal ini terlihat dengan tabel presentase penduduk 10 tahun keatas yang menonton kesenian menurut golongan rata-rata pengeluaran rumah tangga sebulan, yaitu :

Tahun 2009 merupakan tahun Indutri Kreativitas yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia.12

Yang dikategorikan dalam 14 Industri kreatif yakni:

Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan, antara lain: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik.

Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru bangunan dan informasi produksi antara lain: arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, dokumentasi lelang, dll.

Pasar seni dan barang antik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan perdagangan, pekerjaan, produk antik dan hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.

12

Departemen Perdagangan Republik Indonesia

Gol. Rata-rata pengeluaran rumah

tangga/bln (Rp)

Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan JUMLAH

Seni Musik Seni Tari Seni Theatre Seni Pahat Seni Lukis Seni Lainnya <30.000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 30.000-39.999 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 40.000-49.999 25.00 50.00 0.00 0.00 0.00 25.00 100% 50.000-74.999 33.33 19.44 11.11 0.00 0.00 19.44 100% 75.000-99.999 41.88 22.22 4.27 1.71 0.00 10.26 100% 100.000-149.999 45.24 21.55 6.02 0.19 0.00 10.29 100% 150.000-199.999 57.06 17.15 6.72 1.27 0.14 8.23 100% 200.000-299.999 63.39 16.95 4.80 0.40 0.08 7.35 100% 300.000-399.999 55.24 24.37 6.04 1.78 0.18 7.64 100% 400.000-499.999 53.39 21.53 7.96 0.88 0.59 10.91 100% >500.000 51.04 22.17 5.54 3.00 0.92 13.16 100%

Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan antara lain barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi.

Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan.

Desain Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi Video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video,film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

Permainan interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.

Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi musik.

Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

Penerbitan & Percetakan : kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.

Layanan Komputer dan piranti lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak & piranti keras, serta desain portal.

Televisi & radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.

Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkati dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Fakta menunjukkan industri kreaktif di Tanah air berkembang pesat dengan potensi yang masih sangat luas untuk dieksplorasi. Sejauh ini kontribusinya sudah mencapai 6,3 % dari Produk Domestik Bruto (PDB) den telah menciptakan 5,4 juta lapangan kerja. Potensi pasarnya masih sangat luas, mencakup 47% penduduk Indonesia, yang berumur dibawah 29 tahun. Untuk 2009, menurut Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, menyatakan sebanyak 6% lebih dari PDB diperkirakan berasal dari industri kreatif. Dari angka itu sebesar 44% akan berasal dari industri fashion.

Kontribusi sejumlah industri kreatif lain adalah industri kerajinan sebesar 28%. Kemudian, desain dan perikanan masing-masing sebesar 7%. Selanjutnya, percetakan dan penerbitan sebesar 3,5%; arsitektur sebesar 3,2%; radio dan TV sebesar 2%; penelitian dan pengembangan serta konsultan teknologi informasi (TI) dan piranti lunak masing-masing sebesar 1%; pasar seni dan barang antik sebesar 0,6%; film, video, dan fotografi serta game masing-masing sebesar 0,3%; serta seni pertunjukan sebesar 0,1%.

Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain dapat meningkatkan taraf pendapatan masyarakat kota Medan dengan impian masyarakat kota untuk membuka lapangan kerja sendiri di bidang-bidang yang berkaitan dengan industri kreatif, seperti fotografi, seni pertunjukkan, musik, berbagai jenis desain, periklanan, maupun usaha pertokoan barang-barang seni.

2.5.1. Tinjauan Pengguna dan Kegiatan

Berdasarkan pelaku atau pengguna kegiatannya dibagi ke dalam tiga pelaku utama : • Mahasiswa/i

a. Mahasiswa/i adalah orang-orang yang berkuliah di Art and Design College dan melaksanakan kegiatan perkuliahan, baik yang bersifat praktek maupun teori.

b. Usia mahasiswa/i 17-40 tahun tergabung didalam satu kelas yang dibedakan menurut tingkatan pendidikan. Masing-masing kelas melaksanakan perkuliahan dengan 30 orang mahasiswa/i diluar para pengajar.

c. Kegiatan yang dilakukan:

o Berkuliah baik praktek maupun teori, frekuensi setiap hari

o Diskusi

o Pertunjukan dan pameran

• Staf Pengajar

Skema 2. Analisa Kegiatan Mahasiswa

Datang Latihan Diskusi Pulang Istirahat Pameran

a. Staf pengajar adalah orang-orang yang memberikan materi perkuliahan.

b. Staf pengajar merupakan orang yang ahli di bidangnya masing-masing, setiap kelas memiliki 1 (satu) orang staf pengajar.

c. Kegiatan yang dilakukan adalah mengajar.

• Pengunjung

a. Pengunjung adalah warga yang mendomisili di kota Medan serta turis dalam dan luar negeri.

b. Kegiatan yang dilakukan pengunjung:

o Menonton pertunjukan atau melihat pameran

o Membeli dan melihat-lihat produk yang disediakan oleh retail-retail pengunjung.

o Menikmati makanan yang ada di kafetaria dan coffe shop

o Rekreasi

• Pengelola

Skema 3. Analisa Kegiatan Staf Pengajar

Datang Mengajar Diskusi Pulang Istirahat Pameran Datang Melihat Pertunjukan Melihat Pameran Istrahat Pulang

Pengelola adalah yang mengendalikan kegiatan bangunan. Terdiri dari manager, staf (promosi dan publikasi), teknisi (pada pencahayaan, sound system, dan penataan panggung) serta bagian servis yang membersihkan dan merawat peralatan utilitas.

2.5.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Fasilitas Pemakai kegiatan Kebutuhan Ruang

Galeri Karyawan Menjual tiket galeri

Menerima titipan barang Menjaga keamanan Melakukan kegiatan ekhsibisi tetap Melakukan kegiatan ekhsibisi temporer Menyimpan alat Melakukan Lobby

Loket tiket galeri Area penitipan barang Area jaga galeri R.ekhsibisi tetap R.ekhsibisi temporer R.penyimpanan koleksi R.bongkar pasang Gudang R.konservatori/restorasi

Fasilitas Pemakai kegiatan Kebutuhan Ruang

Publik/umum Karyawan Menjaga keamanan

gedung Melakukan kegiatan sanitair R. satpam Toilet pengujung Toilet pengujung Mushalaa Hall plaza Pengunjung Melakukan kegiatan sanitair shalat

Skema 5. Kegiatan Pengelola

Datang

Bekerja

Penelitian

Administrasi

restorasi/konservasi brg Mengambil makanan dan minum Melakukan kegiatan sanitair Menaikturunkan barang Pantry Toilet karyawan Toilet pengunjung Loading dock

Pengunjung Membeli tiket galeri Menitipkan barang Melihat pameran visual arts

Melakukan kegiatan sanitair

Fasilitas Pemakai kegiatan Kebutuhan Ruang

Ruang

Pendidikan/Latihan

Karyawan Mengkoordinir

jadwal, tata usaha dsb. Menerima

pendaftaran dsb Menyimpan alat seni lukis

Menyimpan alat seni fotografi

Menyimpan alat kriya keramik

Menyimpan alat seni patung Mengambil makanan dan minuman Melakukan kegiatan sanitair R.Tata Usaha R.pendaftaran Gudang seni lukis Gudang fotografi Gudang seni patung R.pengajar

Studio seni lukis Studio fotografi R.prosessing R.gelap

Studio seni patung Studio interior

Area persiapan bahan Area alat Studio lansekap Studio grafis Toilet peserta Toilet karyawan Lobby Pantry R. Bebas Ekspresi

Fasilitas Pemakai kegiatan Kebutuhan Ruang Perpustakaan seni karyawan Memberikan

pelayanan Mengembalikan buku Memberi pelayanan meminjam buku Menerima titipan barang Counter pengembalian Counter peminjaman Tempat penitipan barang R.fotokopi R.administrasi Pengajar edukasi seni

informal

Menyiapkan bahan pelajaran

Memberi konsultasi pada peserta edukasi Melakukan

kegiatansanitair

Peserta edukasi Melukis

Mendapat pengajaran teori dan teknik Memproses film Mematung Membentuk dan mengolah tanah liat menjadi suatu obyek Membiarkan obyek tanah liat untuk dikeringkan

Memasukkan obyek tanah liat ke dalam oven untuk

dikeringkan

Memasukkan obyek tanah liat yang telah dikeringkan ke tungku untuk dibakar

Mengolah bahan Melakukan kegiatan sanitair

Melakukan kegiatan fotokopi Mengkoordinir administrasi perpustakaan Mengambil makanan dan minuman Memberikan pelayanan multimedia R.staff

R.buku seni dewasa R.buku seni anak-anak R.majalah R.buku referensi Area catalog R.baca R.baca anak-anak Pantry Lobby R.multimedia Pengunjung Mencari buku seni

anak-anak

Mencari buku seni dewasa

Mencari majalah Mencari uku referensi seni Pelayanan meminjam buku Pelayanan pengembalian buku Melihat catalog Menitipkan barang Menggunakan jasa fotokopi Membaca buku Menggunakan fasilitas multimedia Kegiatan Penunjang

Fasilitas Pemakai kegiatan Kebutuhan Ruang

Ruang Pengelola Pengelola bangunan Mengelola bangunan Melakukan kegiatan sanitair Menyimpan barang Lobby R.tunggu R.pimpinan R.divisi R.rapat R.tamu Gudang

Melakukan tranksasi dan negosiasi R.tunggu R.pimpinan R.divisi R.rapat R.tamu Gudang Pengelola operasional& promosi Mengelola kegiatan operasional Sanitair Meyimpan barang Tamu Menunggu Melakukan tranksasi dan negosiasi

Service Karyawan Mengawasi keamanan

Mengawasi kebersihan Mengawasi mekanikal dan elektrikal Menganti pakaian Melakukan kegiatan sanitair Mendapatkan perawatan medis Lobby R.keamanan Gudang R.istirahat karyawan Pantry R.ganti/ loker R.ME R.pengudaraan R.plumbing R.P3K Toilet karyawan Parkir Pengunjung Parkir Mendapatkan perawatan medis

2.5.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Fasilitas utama Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain adalah sebagai berikut : 1. Fasilitas Galeri

Didalam Galeri ini berisi ruang pamer yang mengkomunikasikan karya-karya visual arts atau seni visual. Salah satu faktor penting dalam fasilitas galeri adalah membangkitkan suasana dan ritme yang baik.

2. Ruang Kelas Teori

Seperti ruang-ruang kelas yang lain, ruang ini memiliki fungsi sebagai kegiatan belajar-mengajar seperti mata kuliah umum, sejarah seni dan komposisi, dsb. Didalam kelas dibutuhkan loker untuk menyimpan peralatan perkuliahan, layar OHP, kursi tangan, white board, dsb.

3. Studio Gambar

Didalam studio digunakan sebagai mata kuliah menggambar, ilustrasi, imajinasi desain grafis dll. Di studio ini tersedia berbagai macam alat gambar yang diperlukan seperti meja gambar yang dilengakapi pencahayaan, serta perlengkapan lainnya yang mendukung kegiatan ini.

4. Studio Desain Grafis

Studio ini digunakan untuk kegiatan desain grafis. Ruangan ini dilengkapi dengan ruang kerja, ruang komputer/ animasi ruang proyeksi, ruang materi/ alat dan gudang. 5. Studio Fotografi

Studio ini digunakan untuk kegiatan fotografi berbagai objek model. Ruangan ini dilengkapi dengan ruangan potret model, ruang gelap untuk cuci cetak film, ruang peralatan fotografi, dan ruang proyeksi.

Gambar 11. Gedung ISI 1. Institut Seni Indonesia -Yogyakarta

Walaupun usianya sebagai institut seperti sekarang ini masih muda, namun perguruan-perguruan yag merupakan komponen

pembetukannya sudah lama ada dan telah banyak menghasilkan seniman-seniman yang kini tersebar di masyarakat dalam berbagai fungsi dan keahlian. Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia "ASRI" sebagai komponennya yang tertua telah ada sejak awal tahun 1950 sebagai hasil usaha para seniman yang pada waktu itu berkumpul di Yogyakarta. Indonesia memiliki tradisi seni yang tinggi akan mampu memelihara dan mengembangkan

kemapuannya. Maka lahirlah Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang bermula dari status akademi dan baru pada tahun 1968 memperolah bentuknya sebagai sekolah tinggi yang memberinya kewenangan untuk membuka tingkat sarjana.

Akademi Musik Indonesia (AMI) komponen yang lain, lahir pada tahun 1961 berkembang dari Sekolah Musik Indonesia (SMIND) yang berdiri tahun 1952; dan Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) lahir pada tahun 1963; merupakan kelanjutan dari Konservatori Tari Indonesia (KONRI) yang lahir agak jauh di belakang, yaitu pada tahun 1961.

Sama halnya dengan ASRI, berdirinya AMI an ASTI adalah juga karena

dorongan yang kuat dari para pecinta seni budaya Indonesia untuk mengmbangkan apa yang dimilikinya. Walaupun jauh sebelum itu pendidikan seni secara tradisional sudah ada, tetapi untuk meningkatkan baik secara vertikal maupun horisontal diperlukan lembaga-lembaga pendidikan seni yang formal dan moderen. Pada awal tahun 1973 sidang antara para pimpinan STSRI "ASRI", AMI, ASTI dan beberapa akademi kesenian yang lainnya dengan pejabat-pejabat dari Departeman Pedidikan dan Kebudayaan, sepakat untuk membentuk suatu lembaga pendidikan tinggi seni yang lebih luas cakupannya dan lebih besar kewenangannya baik di bidang seni maupun dari segi ketentuan-ketentuan pendidikan tinggi.

Fasilitas

Kampus ISI Yogyakarta berada di atas tanah seluas 18 hektar yang berlokasi di sebelah selatan pusat kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Parangtritis Km. 6 Sewon, Bantul. Di atas tanah seluas tersebut di atas berdiri fasilitas yang terdiri fasilitas umum, pendidikan dan fasilitas penunjang.

Rektorat

Berupa gedung di mana rektor dan pembantu-pembantunya berkantor, selain itu merupakan gedung administrasi induk sebagai pusat kegiatan administrasi umum, akademik, lembaga-lembaga dan student center.

Fakultas Seni Pertunjukan

Memiliki 7 unit gedung, meliputi gedung Dekanat 2 lantai, Jurusan Tari 4 lantai, Jurusan Teater 4 lantai, Jurusan Musik 4 lantai, Jurusan Etnomusikologi 2 lantai, Jurusan

Pedalangan 2 lantai, Jurusan Karawitan 2 lantai. Masing-masing gedung jurusan memiliki ruang-ruang kuliah, studio serta peralatan-peralatan pendidikan yang sesuai dengan tiap-tiap jurusannya.

Fakultas Seni Rupa

Memiliki 4 unit gedung, meliputi gedung Dekanat, Jurusan Seni Murni, Jurusan Kriya dan gedung Jurusan Disain. Masing-masing gedung terdiri dari ruang kuliah, studio dan kantor administratif. Keseluruhan ruang kuliah di Fakultas Seni Rupa berjumlah 21, 61 ruang studio beserta peralatannya meliputi ruang studio Tugas Akhir, Seni Lukis, Seni Patung, Seni Grafis, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Kriya Kayu, Kriya Logam, Kriya Kulit, Kriya Tekstil, Kriya Keramik, Ruang Komputer, Fotografi, Intaglio, Screen, Ttah batu, Cukil Kayu, Gambar Model, Seni Lukis Potret, Nirmana, Sketsa, Pewarnaan, Glasir, Pengolahan Tanah Liat, Las, Cor, dan Tenun. Selain itu juga terdapat 9 ruang sidang atau seminar dan 10 ruang dosen.

Fakultas Seni Media Rekam

Gambar 12. Gedung STSI Bandung audio visual, ruang studio fotografi, ruang gelap / kamar gelap, studio komputer, studio editing. Masing-masing ruang diperlengkapi dengan peralatan canggih sesuai dengan perkembangan jaman.

Perpustakaan dan Galeri

Saat ini Perpustakaan ISI Yogyakarta memiliki koleksi buku tidak kurang 125.377 buku, yang meliputi 40.549 judul. Sejak tahun 1988 UPT perpustakaan ISI Yogyakarta ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi sebagai Pusat Lyanan Disiplin Ilmu (Pusyandi) bidang Seni dan Budaya. dan berperan sebagai sumber utama dalam pelayanan penelusuran informasi dan dokumen bagi seuruh sistem layanan bibliografi di lingkungan perpustakaan perguruan tinggi seni.

2. Sekolah Tinggi Seni Indonesia - Bandung

Berawal dari aspirasi masyarakat Jawa Barat yang menghendaki adanya lembaga pendidikan tinggi seni tari di Bandung, dengan melalui Surat Keputusan Walikota-madya Bandung nomor 5539/68, tanggal 31 Maret 1968 di Bandung didirikan Konservatori Tari (KORI) yang pengelolaannya ada di bawah Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Bandung.

Atas meningkatnya animo masyarakat dan besarnya perhatian pemerintah, maka KORI ber-upaya agar keberadaannya dapat diakui sebagai lembaga formal. Dengan adanya kesepakatan antara Dirjen Kebudayaan Kantor Daerah Kodya Bandung,

Pemerintah Kodya Bandung, Inspektorat Pendidikan Kesenian Jawa Barat, dan Direktur Akademi Seni Tari Indonesia di Yogyakarta, lahirlah Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 016/A.I/1970 tentang Akademi

Dengan demikian, sejak tanggal 27 Februari 1971, Konservatori Tari berubah menjadi Akademi Seni Tari Indonesia Jurusan Sunda di Bandung.

Sebagai bagian dari ASTI Yogyakarta, kegiatan pendidikan di ASTI Jurusan Sunda di Bandung menginduk kepada peraturan dan ketentuan-ketentuan ASTI

Yogyakarta. Dalam hal kurikulum, ASTI Jurusan Sunda di Bandung menginduk kepada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 088/0/1973 tentang Kurikulum ASTI Yogyakarta. Pada salah satu bagian dari Surat Keputusan tersebut tersurat teknis penggunaan kurikulum untuk ASTI Bidang Tari Sunda.

Pada tahun 1976 ASTI Jurusan Sunda di Bandung berada dalam pembinaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud bersama dengan perguruan tinggi lainnya, yaitu Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta, Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Yogyakarta, Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Padangpanjang, dan Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar. Semuanya dihimpun dalam satu proyek, yaitu Proyek Pengembangan Institut Kesenian Indonesia (IKI) Jakarta.

Di antara perguruan tinggi tersebut, yaitu ASTI Yogyakarta, ASKI Surakarta, dan ASTI Denpasar, statusnya telah ditingkatkan. ASTI dan akademi-akademi lainnya yang ada di Yogyakarta dilebur dan kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Institut Seni Indonesia (ISI), ASKI Surakarta menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), ASTI Denpasar menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), dan ASTI Bandung mendapat giliran menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 59 Tahun 1995. STSI Bandung terdiri dari jurusan Tari, Karawitan, Teater, dan Seni Rupa Pertunjukan.

A. Fasilitas Kampus

STSI Bandung memiliki beberapa gedung sebagai penunjang proses belajar mengajar. Beberapa gedung berfungsi sebagai sarana penunjang pertunjukan dan pameran, dimana kegiatan pertunjukan dan pameran merupakan salah satu kiegiatan penting dari proses belajar mengajar di STSI Bandung ini.

Gedung tersebut dikelompokkan sesuai peruntukannya seperti disebutkan di bawah ini : 1. Gedung Administrasi Pusat, luas 800m2

a. Mundinglaya, luas: 500m2

b.

c. Gedung Serbaguna, luas: 216m2

d.

e.

3. Gedung Perpustakaan, luas: 600m2 4. Gedung Perkuliahan

5. Masjid

6. Gedung Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

B. Studio dan Laboratorium

1. Studio Tari

Studio Tari merupakan sarana penunjan ilmu tertentu sesuai dengan keperluan dari bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan.

2. Studio Karawitan

Studio Karawitan merupakan sarana penunjan sebagian cabang ilmu tertentu sesuai dengan keperluan dari bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan.

3. Studio Teater

Studio Teater merupakan sarana penunjan cabang ilmu tertentu sesuai dengan keperluan dari bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan.

4. Studio Seni Rupa

Studio Seni Rupa merupakan sarana penunjan sebagian cabang ilmu tertentu sesuai dengan keperluan dari bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan.

5. Laboratorium Komputer

Laboratorium Komputer merupakan sarana penunjang jurusan seni rupa dalam satu atau sebagian cabang ilmu tertentu yang sesuai dengan keperluan dari bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan.

6. Laboratorium Bahasa

Laboratorium bahasa merupakan sarana penunjang jurusan dalam satu atau sebagian cabang ilmu tertentu khususnya bahasa yang sesuai dengan keperluan dari bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan

pendidikan.

3. Institut Seni Indonesia Denpasar

Institut Seni Indonesia perguruan tinggi seni yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional. ISI Denpasar secara fungsional dibina oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. ISI Denpasar didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2003 tanggal 26 Mei 2003 yang merupakan integrasi dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar dan Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) Universitas Udayana.

STSI Denpasar semula bernama Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar, didirikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bali pada tanggal 28 Januari 1967 dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 2/Pem/5/I/a/1967, atas prakarsa Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibya). Pendirian ASTI Denpasar dilandasi Pola Dasar Kebijaksanaan Pembinaan Kebudayaan Daerah Bali yang memperhatikan sifat-sifat pertahanan, penggalian, pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah Bali. Makin intensifnya interaksi antara kebudayaan dan teknologi,

serta bertambah banyaknya seniman yang meninggal dunia, menyebabkan beberapa

Dokumen terkait