• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Industri Industry Overview

mengambil upaya untuk menurunkan deisit transaksi berjalan agar mengarah ke arah yang lebih sehat dengan penetapan suku bunga yang tetap konsisten sehingga membuat angka inlasi tidak meningkat secara signiikan seperti tahun 2013. Pada 2014, dari data yang dirilis Bank Indonesia, inlasi tahunan mencapai 8,36%. Perekonomian global pun masih mengalami pelemahan dan belum pulih dari dampak krisis global. IMF melaporkan penurunan tersebut dipicu oleh rendahnya pergerakan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok, meskipun negara-negara tersebut memiliki suku bunga yang rendah.

Industri waralaba di Indonesia sudah mulai ada pada tahun 1950-an sejak masuknya kendaraan bermotor berlisensi dari Jepang. Setelah itu, perkembangan waralaba semakin positif karena di era 1970-an sistem yang digunakan tidak hanya mencakup penyaluran, tapi juga termasuk produksi sendiri. Namun, saat itu perkembangannya masih belum signiikan karena kepastian hukum di Indonesia yang mengatur tentang bisnis waralaba masih belum jelas.

Hingga akhirnya, pada 18 Juni 1997 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah RI No.16 Tahun 1997 tentang Waralaba dan itu menjadi tonggak bersejarah bagi perkembangan industri waralaba. Tata aturan hukum tersebut kemudian diperbarui dengan keluarnya PP No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba yang mempertegas aturan bisnis tersebut.

Selain itu, Pemerintah juga memperkuat tata aturan hukum melalui peraturan perundang-undangan seperti Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba, Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba, Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten, Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek dan Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.

Franchise industry in Indonesia has started to emerge in 1950s, since the entry of licensed motor vehicles from Japan. After that, franchise development became better, because in 1970s the system used is not solely about distribution, but also includes production. However, the development was still not signiicant, as the Law in Indonesia that regulates franchise business is still unclear

Until inally, on June 18, 1997 the Government issued Government regulation No.16 year 1997 regarding Franchise and it became the milestone for the development of the franchise industry. The rules and regulations then updated with the release of Government Laws No. 42 year 2007 regarding Franchise which emphasizes the business rules. In addition, the Government also reinforce the rules & regulations through legislation such as the Decree of Minister of Industry and Trade No. 259 / MPP / Kep / 7/1997 July 30, 1997 regarding the Implementation Procedures For Franchise Business Registration, Regulation of the Minister of Industry and Trade No. 31 / M-DAG / PER / 8/2008 regarding the Implementation of the Franchise, Law No. 14 of 2001 regarding Patents, Law No. 15 of 2001 regarding Brands, Law No. 30 of 2000 regarding Trade Secrets. Indonesia has put an efort to reduce the current account deicit which will lead to a healthier direction by setting interest rates which remains consistent so that the inlation rate does not hike signiicantly like in 2013. In 2014, based on the date released by the Central Bank of Indonesia, annual inlation reached 8.36%.

Even the Global economy is still weakened and has not recovered from the impact of global crisis. IMF reported that the decline is triggered by low economic movement in developed countries such as the United States, Japan, China, although these countries have low interest rates.

Keberadaan tata aturan hukum tersebut dewasa ini ikut memperkuat fondasi bisnis waralaba yang saat ini sudah meluas ke berbagai sektor, termasuk sektor jasa retail yang perkembangannya sangat pesat. Dalam sektor jasa retail, bisnis convenience store termasuk salah yang satu yang berkembang sangat pesat. Di Indonesia, bisnis convenience store menjadi bisnis paling mutakhir karena perkembangannya terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Merek global 7-Eleven menjadi pemain utama setelah membuka gerai yang pertama di Jakarta melalui lisensi yang dipegang PT Modern Internasional Tbk. Sejak dibuka pertama kali, Gerai 7-Eleven berhasil menarik minat warga Jakarta dan sekitarnya, karena konsepnya baru dengan menawarkan kesegaran, keamanan dan kualitas dalam setiap sajian makanan.Itu menjadi keunggulan dalam bisnis convenience store. Higienis , Enak dan Cepat adalah moto dan layanan yang dijanjikan dalam setiap penawaran makanan segar 7-Eleven.

Perkembangan positif tersebut terjadi karena masyarakat di Jakarta sudah lama merindukan pelayanan cepat dengan tetap mengedepankan kualitas dalam setiap produk. Selain itu, masyarakat juga menginginkan pelayanan yang ramah dengan dipadu kenyamanan tempat. Semua itu menjadi paket lengkap dalam bisnis convenience store yang dijalankan gerai 7-Eleven di Indonesia.

Peluang untuk terus mengembangkan bisnis waralaba convenience store masih sangat terbuka karena saat ini pasar yang sudah digarap baru sedikit, sementara ceruk pasarnya masih sangat luas. Peluang tersebut menjadi tantangan yang bisa dihadapi oleh peritel yang terjun di industri waralaba. Apalagi, setelah 7-Eleven sukses di Indonesia, peritel lain juga mulai terjun ke pasar yang sama.

Menurut Euromonitor, pesatnya perkembangan convenience store terjadi karena dalam gaya hidup modern sekarang, masyarakat dihadapkan pada kenyataan harus menghadapi dinamika kesibukan yang sangat tinggi dan serba cepat. Sehingga, pelayanan gerai convenience store sangat cocok dan tepat. Di luar itu, terungkap juga fakta bahwa dewasa ini populasi perempuan bekerja terus meningkat signiikan sehingga kebutuhan

The existence of the legal rules today, also contributed to strengthen the foundation of franchise business which already extends to various sector, including retail service which development is very rapid.

In Indonesia, the convenience store business became the most up-to-date business because its development occurred within the last 5 years. 7-Eleven global brand became a major player after opening the irst store in Jakarta through the license held by PT Modern Internasional Tbk.

Since opened for the irst time, 7-Eleven outlet managed to catch people’s interest in Jakarta and surrounding areas, because of its new concept by ofering freshness, safety and quality in every dish of food. It was an advantage in convenience store business. Hygienic, Delicious and Fast is the motto and services promised in every fresh food ofered in 7-Eleven.

These positive developments happened because people in Jakarta has long for a fast service while maintaining high quality in every product. In addition, people also want friendly service combined with comfortable place. All this becomes a complete package of the convenience store business run by 7-Eleven outlets in Indonesia.

Opportunity to keep on developing the convenience store franchise business is still widely open. These opportunities can be a challenge faced by retailers who were involved in the franchise industry. Moreover, after 7-Eleven becomes successful in Indonesia, other retailers also began to plunge into the same market.

According to Euromonitor, the convenience store’s rapid development happened because in today modern lifestyle, society is faced to dynamics busyness which is very high & fast paced. Thus, services from convenience store outlet are very suitable and appropriate. In addition, the fact that today’s working women continues to increase signiicantly resulting in needs of ready to eat fresh food which is safe, delicious, in a good quality, and fastly served continues to grow, and it becomes a good opportunity for convenience

Management Discussion & Analysis

akan produk makanan segar yang aman, enak, berkualitas dan cepat saji semakin meningkat dan itu menjadi peluang bagus untuk pasar convenience store.

Selain fakta di atas, seiring dengan peningkatan GDP (GDP rata-rata Indonesia USD 3000 -3300) sesuai dengan data APRINDO, dimana keberadaan convenience store semakin berkembang seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat dan pilihan kebutuhan yang berubah. Tidak heran, selain untuk kebutuhan makan dan minum, convenience store saat ini berperan sebagai pusat gaya hidup masyarakat perkotaan di Indonesia.

store market.

Other than facts above, along with the increase in GDP (Indonesian average GDP is USD 3.000-3.300) in accordance with APRINDO’s data, where the presenceof convenience store is growing in line with changes in people’s lifestyles and choices of needs. Un surprisingly, in addition to the need to eat and drink, convenience store currently serves as the center of urban lifestyle in Indonesia.

Berdasarkan laporan data keuangan pada akhir periode 2014, perolehan penjualan bersih Perseroan pada 2014 mencapai Rp1.437,9 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,9% bila dibanding dengan perolehan pada periode tahun 2013 sebesar Rp. 1.273,4 miliar. Penjualan dari bisnis jaringan Gerai 7-Eleven adalah kontributor

Based on inancial report by the end of 2014, the Company’s net revenue in 2014 reached Rp1,437.9 billion or experienced an increase amounted to 12.9% if compared to revenue in 2013 at Rp. 1,273.4 billion. Sales from the 7-Eleven network outlet business are the major contributor of such increase in revenue.

In 2014, 7-Eleven business managed to record sales of Rp. 971.7 billion or contributed around 68% from consolidated sales. This was obviously due to the consistent and incessant innovation made particularly for producing fresh food and beverage products.

7-Eleven sales contribution to the Company increased signiicantly from year to year, which is in line with our strategy to continue to develop the 7-Eleven business. utama dari kenaikan tersebut. Pada 2014, bisnis

7-Eleven mampu membukukan penjualan sebesar Rp. 971,7 miliar atau memberikan kontribusi sebesar 68% dari penjualan konsolidasian. Hal ini tidak terlepas dari inovasi yang secara konsisten dan terus menerus difokuskan kepada makanan dan minuman segar. Kontribusi penjualan 7-Eleven terhadap Perseroan mengalami kenaikan yang signiikan dari tahun ke tahun, yang mana hal ini sejalan dengan strategi Perseroan untuk terus mengembangkan bisnis 7-Eleven.