• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan tentang kepemimpianan A. Pengertian tentang kepemimpinan

D. Kinerja Terkini PT Bank Mandiri (persero), Tbk Cabang Medan Gatot Subroto

1. Tinjauan tentang kepemimpianan A. Pengertian tentang kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan (Wursanto;2003:196).Hal ini senada dikemukakan oleh Slamet Santosa (2004:44) yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai usaha mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati. Kepemimpinanmerupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atas melampaui tujuan organisasi .”Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang guna mencapai tujuan organisasi. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kepemimpinan di bawah ini akan dikutip beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli, sebagai mana dikutip dari buku “Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan” Karya Sanusi (2009:15) berikut ini:

a) Kepemimpinan menurut Rouch adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.

b) Kepemimpinan menururut George P adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok.

c) Kepemimpinan menurut H.Koontz adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum.

d) Kepemimpinan menurut Ordway Tead adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

e) Kepemimpinan menurut ketaing merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau kelompok orang untuk mencpai tuuan bersama.

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mrmprngaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yng memimpinnya, Rivai (2004:55)

mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah memengaruhi atau mendapatkan pengikut.

a. Fungsi Kepemimpinan

Sesungguhnya semua orang mempunyai potensi menjadi pemimpin, yang berbeda hanya derajat bakatnya saja, namun demikian potensi itu harus dikembangkan.Menjadi pemimpin yang baik dan efektif sangat dibutuhkan keberadaannya.Kepemimpinan yang efektif harus dipelajari dan diraih.Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar organisasi.

Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus mewujudkan dalam interaksi antara individu didalam sosial suatu kelompok atau organisasi.

Sutikno (2014:18) secara operasional kepemimpinan dapat dibedakan menjadi lima fungsi pokok yaitu:

a) Fungsi Instruktif. Fungsi instruktif ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.

b) Fungsi konsultatif. Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan konsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

c) Fungsi partisipasi. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha

mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.

d) Fungsi delegasi. Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan

pelimpahan wewenang atau menetapkan keputusan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.

e) Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu

mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

Kelima fungsi kepemimpinan tersebut pada dasarnya merupakan strategi mengefektifkan organisasi sebagai teknik mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku atau menggerakkan anggota organisasi agar melaksanakan kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

B. Tipe Kepemimpinan

Ada empat tipe kepemimpinan yang dapat digunakan untuk berbagai organisasi menurut Sutikno (2014:35) yaitu:

Directive adalah salah satu tipe kepemimpinan tertua dan seringkali disebut juga dengan pendekatan otoriter. Dalam tipe ini, pemimpin akan menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dan mengharapkan mereka untuk segera melakukannya. Participative dalam tipe ini, pemimpin mencari input dari pihak lain dan mengajak orang-orang yang relevan dengan pembahasan untuk pengambilan keputusan Laissez-fair mendorong inisiatif dari banyak pihak agar bersama-sama memikirkan bagaimana proses pengerjaan sampai menghasilkan outcome. Adaptive gaya kepemimpinan yang mengalir dan menyesuaikan gaya sesuai dengan tipe kepemimpinan.

1. Tipe Kepemimpinan Kharismatik

Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa di percaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya

sebagai karunia Yang Maha Kuasa.Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.

2. Tipe Kepemimpinan Paternalistik/Maternalistik

Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut, mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/blum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, mereka bersikap terlalu melindungi, mereka jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, mereka hamper tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisitif, mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

Sedangakan tipe kepemimpinan meternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau

terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih saying yang berlebihan.

3. Tipe Kepemimpinan Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah, lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kesabaran yang berlebihan, menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, komunikasi hanya berlangsung searah.

4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)

Kepemimpinan otokratis memiliki cirri-ciri antara lain, mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, berambisi untuk merajai siyuasi, setiap perintah dan kebijakan selalu di tetapkan sendiri, bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, semua pujian dan kritik

terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangn pribadi, adanya sikap eksklusivisme ,selalu ingin berkuasa secara absolut, sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat, dan kaku, pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh. 5. Tipe Kepemimpinan Lissesz Faire

Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya.Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan nya sendiri.Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat-marit dan kacau balau.

6. Tipe Kepemimpinan Populis

Kepemimpinan populis berpegangan teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional, tidak mempercayai dukungan kekuatan

serta bantuan hutang luar negeri.Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

Tipe kepemimpinan administratif adalah kepemimpinan yang mampu menyelenggrakan tugas-tugas administrasi secara efektif.Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknorat-teknorat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasidan pembangunan.Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efesien dalam pemerintahan.Pada tipe-tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, industry, manajemen modern dan perkembangan sosial di tengah masyarakat.

8. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis beriorentasi pada manusia dan memberikan bibingan yang efesien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri ) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan.Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing.Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektifitas mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Suwatno (2001:161), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Faktor genetis

Adalah faktor yang menampilkan pandangan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena latar belakang keturunannya.

2. Faktor sosial

Faktor ini pada hakikatnya semua orang sama dan bisa menjadi pemimpin. Setiap orang memiliki kemungkinan untuk menjadi seorang pemimpin, dan tersalur sesuai lingkungannya.

3. Faktor bakat

Faktor yang berpandangan bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin yang baik, apabila orang itu memang dari sejak kecil sudah membawa bakat kepemimpinan.

D. Ciri-Ciri Kepemimpinan

Sondang P. Siagian yang dikutip oleh Sihotang (2007:258), menyebutkan cirri-ciri dan syarat-syarat kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan umum yang luas

Memiliki pengetahuan yang luas baik yang didapat secara formal maupun nonformal.

2. Kemampuan analisis

Pimpinan mampu menganalisa dalam menetukan langkah-langkah dalam pencapaian tujuan.

3. berkomunikasi

Memilki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam penyampaian perintah kepada para karyawan.

4. Rasionalitas dan objektivitas

Pimpinan dalam menentukan tujuan haruslah bersifat rasional dan dalam menilai para bawahannya hendaknya bersifat objektif.

5. Programatis

Pimpinan dalam menyusun langkah-langkah dalam proses pencapaian tujuan harus terprogram, tersusun dan terkonsep.

6. Kesederhanaan

Pimpinan hendaknya mampu memberikan contoh dengan kesederhanaan terhadap para karyawan agar tidak terlalu royal.

7. Keberaniaan mengambil keputusan

Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan pimpinan berani mengambil resiko.

8. Kemampuan mendengar saran-saran

Pimpinan yang demokratis harus mau mendengarkan bawahannya agar terhindar dari sifat otoriter.

9. Adaptabilitas dan fleksibilitas

Seorang pemimpin harus bisa beradapatasi dengan lingkungannya agar mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

10.Ketegasan dalam bertindak

Seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan harus bersikap tegas tanpa kompromi agar disegani oleh para bawahannya.

E. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin.Teori-teori dalam kepemimpinan pada umumnya menunjukkan perbedaan karena

setiap teoritikus mempunyai segi penekanannya sendiri yang dipandang dari satu aspek tertentu Sutikno (2014:25).

Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interprestasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain: latar belkang sejarah pemimpin dan kepemimpinan-kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa.

Sebab-sebab munculnya pemimpin ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin Sutikno (2014:25) yaitu:

a) Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong kemauan sendiri.

b) Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan. Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.

a. Teori sifat

Dalam teori sifat, penekanan lebih pada sifat-sifat umum yang dimiliki pemimpin, yaitu sifat-sifat yang dibawa sejak lahir.Menurut teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat-sifat tertentulah yang bisa menjadi pemimpin.Teori ini menegaskan ide bahwa beberapa individu dilahirkan memiliki sifat-sifat tertentu yang secara alamiah menjadikan mereka seorang pemimpin.

Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin. Menurut Stogdill, sifat-sifat tertentu efektif didalam situasi tertentu, dan ada pula sifat-sifat tertentu yang berkembang akibat pengaruh situasi organisasi. Sebagai contoh, sifat kretivitas akan berkembang jika seseorang pemimpin berada didalam organisasi yang fleksibel dan mendorong kebebasan berekspresi, dibandingkan di dalam organisasi yang birokratis. Safaria (2004:21) menjelaskan tiga sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu kepercayaan diri, kejujuran, dan integritas, serta motivasi.Kepercayaan diri, berhubungan dengan keyakinan diri pemimpin atas pertimbangannya, keputusannya, ide-idenya, dan kemampuannya sendiri.Kejujuran, berhubungan dengan keyakinan

bahwa pemimpin bisa dipercaya, bisa dipegang janjinya, dan pemimpin tidak suka memainkan peran palsu. Integritas berarti apa saja yang dikatakan oleh seorang pemimpin, pasti selalu dilaksanakan. Dorongan, berkaitan dengan motivasi tujuan tertinggi.Pemimpin yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.Akan memunculkan energi besar, ketekunan, kegigihan dalam mencapai tujuan.

b. Teori perilaku

Teori perilaku, lebih dikenal dengan Behaviorist Theories. Teori ini lebih terfokus kepada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin dari pada memperhatikan atribut yang melekat pada diri seorang pemimpin.Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seseorang ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan Sutikno (2014:26)

Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seseorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Dalam hal ini pemimpin mempunyai deskripsi perilaku.

Perilaku seseorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki cirri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya.

Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecendrungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. c. Teori Situasional

Teori situasinal mengatakan bahwa pembawaan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah berbeda-beda, tergantung dari situasi yang sedang dihadapi.Teori situasional dari Harsey Dan Blanchard terfokus pda karakteritik kematangan bawahan sebagai kunci pokok situasi yang menentukan keefektifan perilaku seorang pemimpin. Menurut mereka, bawahan memiliki tingkat kesiapan dan kematangan yang berbeda-beda sehingga pemimpin harus

mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya, agar sesuai dengan situasi kesiapan dan kematangan bawahan. Keefektifan pemimpin seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaiakan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan tuntutan situasi. Sutikno (2014:27)

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh cirri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.

1) Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas 2) Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan 3) Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan 4) Norma yang dianut kelompok

5) Rentang kendali

6) Ancaman dari luar organisasi 7) Tingkat stress

2. Tinjauan tentang komunikasi

Dokumen terkait