• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan tentang komunikasi A. Pengertian tentang komunikasi

D. Kinerja Terkini PT Bank Mandiri (persero), Tbk Cabang Medan Gatot Subroto

2. Tinjauan tentang komunikasi A. Pengertian tentang komunikasi

Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Communication dan dalam bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian menurut Lexicographer salah satu ahli kamus bahasa, mengartikan komunikasi yang menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.

Beberapa pakar telah mendefinisaikan komunikasi seperti yang dikutip oleh Sendjaja dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, antara lain :

Berelson dan Steiner mendefinisikan bahwa komunikasi adalah “Proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain”. (Berelson dan Steiner dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Laswell memberikan definisi bahwa “Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa?, mengatakan apa?, kepada siapa?, dan dengan akibat atau hasil apa atau who, say what, in which channel, to whom, and with what effect. (Laswell dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Gode mendefinisikan bahwa komunikasi adalah “Suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli

seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih”. (Gobe dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Barlund mendefinisikan bahwa “Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurang rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego”. (Barlund dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Ruesch memberikan definisi bahwa “Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan”. (Ruesch dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Weaver mendefinisikan bahwa “Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya”. (Weaver dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Hovland memberikan definisi bahwa “Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”. (Hovland dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Wursanto dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, memberikan definisi bahwa “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian”. (Wursanto, 2007: 154)

B. Proses Komunikasi

Dilihat dari beberapa definisi komunikasi menurut para pakar terkandung dua pengertian yaitu proses dan informasi. Proses merupakan “Suatu rangkaian dari langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus dilalui dalam usaha pencapaian tujuan. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus dilalui dalam pengiriman informasi” (Wursanto, 2007: 154).

Sendjaja (2004:1.13) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi, menyebutkan bahwa proses komunikasi terdiri dari dua cara yaitu :

1. Proses cara primer, adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan sesorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol sebagai media. Lambang media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya, yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

2. Proses secara sekunder, adalah proses penyampaian pesan oleh sesorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau saran media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

C. Unsur-Unsur Komunikasi

Redfield dalam bukunya yang berjudul Communication In Management, yang dikutip Wursanto dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, mengatakan sebagai berikut :

“Administrative communication can best regarded as a form of social or human communication in which there are these five elements: a Communicator (a speaker, sender, issuer), who Transmits (says, sends, issues), Message (order, responts, suggestions), to a Communicatee (addresser, respond, audience) to influence the behavior of the communicate as seen in his Response (replay, reaction)”

Jadi menurut kutipan diatas komunikasi mengandung lima unsur, yaitu : 1. Komunikator (Communicator), yaitu memberi berita, yang dalam hal ini

dalah orang yang berbicara, pengirim berita atau yang memberitakan. 2. Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara

mengatakan, mengirim atau menyiarkan.

3. Berita-berita yang disampaikan (Message), dapat dalam bentu perintah, laporan atau saran.

4. Komunikan (Comunicatee), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita.

5. Tanggapan atau reaksi (Response), dalam bentuk jawaban atau reaksi (Wursanto, 2007: 157).

Kelima unsur komunikasi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak ada maka komunikasi tidak

akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan ada saling ketergantungan. Jadi deangan demikian keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.

D. Komponen Komunikasi

Menurut Kotler yang dikutip oleh Sendjaja dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi, menyebutkan bahwa komunikasi terdiri dari beberapa komponen-komponen, yaitu :

1. Pengirim (Sender), yaitu pihak yang mengirim pesan.

2. Pesan (Message), merupakan gagasan atau ide yang disampaikan pengirim kepada penerima untuk tujuan tertentu.

3. Penerima (Receiver), yaitu pihak yang menerima pesan.

4. Media (Media), yaitu sarana bagi komunikator untuk menyampaikan pesan kepada sasaran yang dituju.

5. Pengkodean (Encoding), yaitu proses untuk menjabarkan pesan ke dalam simbol. Simbol dapat berupa kata lisan meupun tulisan, isyarat dan lainnya ke dalam media.

6. Penerjemah (Drcoding), yaitu proses yang dilakukan oleh penerima pesan untuk menerjamahkan arti simbol yang dikirim sender.

8. Umpan balik (Feedback), yaitu bagian dari reaksi yang dikomunikasikan kembali kepada pengirim pesan.

9. Gangguan (Noises), yaitu gangguan yang tak terduga selama proses komunikasi yang dapat mengakibatkan penerima pesan memperoleh pesan yang berbeda dari yang dikirimkan.

E. Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto 2005).

Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepada kepentingan organisasi, isinya berupa cara kerja didalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.

Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

Pace dan Fauler mendefinisikan komunikasi organisasi yang diterjemahkan oleh Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, bahwa

komunikasi organisasi adalah “Pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarki antara yang satu dengan yang alinnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan” (Mulyana, 2000: 31).

Komunikasi dalam organisasi menggunakan dua saluran dasar yaitu saluran formal dan informal keduanya penting dan membawa pesan adakalanya menegaskan untuk seluruh organisasi

Saluran formal adalah saluran yang telah ditetapkan oleh organisasi atau instansi. Pesan-pesan mengalir ke dalam tiga arah : ke bawah, ke atas dan ke samping. Pesan-pesan ke bawah terutama berisi informasi yang perlu bagi staf manapun untuk melaksanakan tugasnya, seperti kebijakan-kebijakan dan prosedur, perintah dan permintaan yang diturunkan ke tingkat yang tepat dalam jenjang hirarki. Pesan-pesan ke atas berbentuk laporan, permintaan, opini dan keluhan. Pesan-pesan kesamping berlangsung antar departemen, gugusan fungsi atau antar orang-orang pada tingkat yang sama dalam organisasi. Komunikasi formal terjadi dalam struktur organisasi formal dan berwujud pola-pola hubungan formal, jadi dapat dikatakan dalam komunikasi formal terdapat pola tingkah laku yang relatif stabil dan berubah sangat lamban (Evert Dan

Rekha :79-80)

Saluran informal terbentuk dari kesamaan kepentingan diantara orang-orang dalam organisasi. Selentingan merupakan saluran yang ampuh. Diperkirakan lebih dari setengah informasi yang dibutuhkan para pimpinan dalam membuat perencanaan diperoleh melalui selentingan. Selentingan tersebut mungkin menyimpang, namun seringkali lebih dipercaya dari pada pesan yang disampaikan melalui saluran formal. Saluran informal seringkali menjadi satu-satunya sarana komunikasi ketika saluran formal mengalami kemacetan atau gangguan.

3. Tinjauan Tentang Prestasi Kerja karyawan

Dokumen terkait