• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Kisah Perumpamaan Yesus

Dalam dokumen 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI (Halaman 29-32)

2.6.1. Perumpamaan Anak Yang Hilang

2.6.1.1. Isi Perumpamaan dalam kitab Lukas 15:11-24

11Yesus berkata lagi:”Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 16Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. 17Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:

Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19Aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

20Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan di lalu merangkul dan mencium dia. 21Kata anak itu kepadanya:

Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya:

Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah sia dan marilah kita makan dan bersukacita.

24Sebab anakku ini telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka

9 www.Sabda.org

bersukaria. (Lukas 15.11-24).

2.6.1.2. Makna

Anak yang hilang, yang dimaksud dari perumpamaan tersebut adalah orang yang belum mau mengenal Tuhan dan hidup dalam dosa. Ia meninggalkan Bapa-nya dan pergi bersenang-senang di negeri lain. Dengan kata lain, Ia bersenang-senang dalam dosa dan hidup jauh dari Tuhan. Dosa selalu mendatangkan akibat. Akibat dari dosanya, anak tersebut merana dan kelaparan, serta habis hartanya. Setelah akibat dosa tersebut, anak itu baru ingat kepada Bapa-nya. Bapa yang dimaksud di sini Tuhan. Sewaktu ia kembali, Bapa tidak menolak bahkan Ia bersukacita menyambut dia.

Perumpamaan tersebut menunjukkan bahwa kasih Tuhan itu seperti kasih bapa terhadap anak-nya. Yang mau mengampuni dan menerima orang yang berdosa tanpa mengingat-ingat lagi dosanya.

2.6.2. Perumpamaan tentang Talenta 2.6.2.1. Isi Perumpamaan

Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

15Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

16Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 17Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 18Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

19Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 20Hamba yang menerima lima talenta itu dating dan ia membawa laba lima talenta, Katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat aku telah beroleh laba lima talenta. 21Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau

dalam perkara besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 22Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, Katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku: Lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. 23Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 24Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan memungut di tempat di mana tuan tidak menanam. 25Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 26Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 27Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 28Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 29Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 30Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”( Matius 25.14-30).

2.6.2.2. Makna

Setiap orang pasti diberi talenta oleh Tuhan. Dalam perumpamaan tersebut ada yang menerima lima, dua dan satu, tidak dicatat ada yang tidak punya talenta. Jadi setiap orang pasti memiliki talenta, hanya jumlahnya berbeda-beda. Talenta bisa berarti: Kemampuan, kekayaan, kecantikan, bakat, dan hal-hal lain yang terbaik dari diri manusia.

Talenta yang diberi oleh Tuhan harus dipertanggungjawabkan menurut kemampuan masing-masing. Seperti dalam perumpamaan tersebut, yang diberi lima dituntut lima, dua dituntut dua. Dan, yang satu hanya dituntut satu, bukan

lima atau dua. Tuhan tahu kemampuan setiap orang. Jadi, makna dari perumpamaan tersebut, jangan merasa rendah diri dan tidak berguna. Tuhan menuntut tidak lebih dari kemampuan namun sesuai dengan kesanggupan masing-masing. Dan, kalau hamba tersebut setia, talentanya pasti akan ditambah.

Dalam dokumen 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI (Halaman 29-32)

Dokumen terkait