• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Tinjauan Perancangan

Perancangan buku cerita bergambar untuk anak-anak usia 4-7 tahun tentang perumpamaan Yesus menggunakan gaya Pop-Up beserta media pendukung promosinya tersebut akan diuraikan masing-masing komponennya untuk menjelaskan arti masing-masing berdasarkan landasan teoritis yang sudah ada.

Perancangan yang dimaksud pada karya ini adalah sesuatu yang telah direncanakan, disiapkan, atau diprogamkan menjadi hasil karya jadi/nyata yang dapat berguna bagi masyarakat kristiani dewasa ini.

2.2. Tinjauan Cerita Bergambar 2.2.1. Pengertian Cerita Bergambar

Menurut Phaidon dalam bukunya The Art Book, Cerita bergambar adalah usaha untuk menjadikan suatu cerita menjadi lebih jelas dalam bentuk gambar pada sebuah media. Sedangkan menurut Watson dalam bukunya How To Draw, cerita bergambar adalah usaha mengekspresikan kesan atau menampakkan secara visual hal-hal disekitar kita sehingga orang lain mampu menangkap gagasan kita.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cerita bergambar adalah usaha menjelaskan objek dan lingkungan dengan mendetailkan bentuk.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa cerita bergambar adalah penyampaian cerita dengan memvisualisasikan dalam bentuk yang berkesan sehingga orang lain dapat menangkap maksud dari cerita tersebut dengan melihat tampilan visual beserta teks yang mendukung. Cerita bergambar biasanya diasumsikan untuk anak-anak.

Di Indonesia, cerita bergambar sering diasumsikan sama dengan komik atau kartun. Padahal dalam kenyataannya kedua hal tersebut berbeda, meskipun ada juga persamaannya. Persamaan cerita bergambar dengan komik adalah sama- sama kisah atau cerita yang didukung dengan gambar. Namun, tidak semua cerita bergambar atau komik menggunakan gambar kartun. Walaupun sebagian besar

(2)

komik memang menggunakan gambar kartun. Perbedaan antara cerita bergambar dengan komik adalah

1. Komik menggunakan panel-panel dan dialog serta isi cerita digambarkan dalam setiap panel secara berurutan isi cerita. Sedangkan, cerita bergambar hanya menggambarkan satu adegan yang diambil dari inti cerita halaman yang sama, dimana ilustrasi tersebut diambil dari bagian yang paling menarik dan dapat menggambarkan inti dari cerita.

2. Perbedaan lainnya adalah cara penyampaian cerita. Pada komik, isi cerita dibagi-bagi dalam setiap panel da diceritakan dengan kata-kata serta gambar. Bila suadah melihat semua panel, maka kita dapat mengerti isi cerita dari komik tersebut. Sebab itulah komik membutuhkan banyak halaman. Sedangkan cerita bergambar, isi cerita ditulis dalam satu kesatuan secara panjang dan seringkali hanya memiliki satu ilustrasi yang mendukung. Oleh sebab itu pada cerita bergambar tidak dibutuhkan banyak halaman untuk menceritakan satu kisah.

2.2.2. Sejarah Buku Cerita Bergambar

Cerita bergambar pertama ditemukan pada manskrip yang dihias/didekorasi. Manuskrip dengan ilustrasi tertua yang berhasil diselamatkan adalah gulungan yang tak utuh yang berasal dari Mesir. Book of Death adalah yang paling terkenal, terselamatkan karena dikubur sebagai bagian dari upacara pemakaman. Hanya sedikit peninggalan dari Roma kuno kecuali Virgil dari Vatikan dan Iliad dari Milan, kedua kodeks tersebut berasal dari abad IV sebelum masehi, yang menunjukkan bahwa pada saat itu telah ada gaya ilustrasi yang telah matang.

• Buku Bergambar Awal

Ilustrasi cetak pertama berasal dari Cina, yaitu Diamond Sutra (868 SM), dengan sampul Woodcut, kini berada di British Museum. Pada abad kesembilan, yaitu enam abad sebelum bangsa Eropa, bangsa Cina telah memahat setiap halaman teks secara lengkap pada sebuah papan kayu dan

(3)

membuat salinan dari situ. Di kemudian hari, mereka mengukir setiap huruf Cina pada balok-balok terpisah yang dapat dipakai berulang-ulang.3

Gambar 2.1. Balok kayu berukir, masing-masing memuat sebuah huruf dalam abjad Cina, sudah digunakan di Cina lebih dari seribu tahun yang lain.

Sumber: Johann Gutenberg, halaman 12.

Di Barat, meski Woodcut digunakan untuk kartu permainan pada akhir abad XIV, namun tidak muncul dalam buku-buku hingga masa awal mesin cetak dengan huruf yang dapat dipindahkan di pertengahan abad XV.

Dari masa ini banyak :”block books”, di mana teks dan ilustrasi dicukil di atas papan kayu yang sama, yang terselamatkan.

Gambar 2.2. Perpustakaan sudah ada sejak sebelum metode cetak huruf lepas ditemukan. Buku- buku itu entah hasil salinan tangan maupun dicetak

dengan papan cetak yang teks maupun gambarnya dipahat secara lengkap.

Sumber: Johann Gutenberg, halaman 13.

3 Pollard, Michael. Johann Gutenberg, Jakarta, 1993, hal 11.

(4)

Karya Ulrich Boner, Der Edelstein (1461), yang dicetak oleh Albrecht Pfister dari Bamberg, dianggap sebagai buku bergambar yang pertama kali dicetak. Di sini woodcut dicetak setelah teks, di sini kesulitan- kesulitan teknis diperkirakan telah menghambat dicetaknya buku bergambar.

Bahkan belum sempurnanya mesin cetak pada masa itu berpengaruh pada desain dari woodcut, memaksanya menjadi sangat sederhana. Oleh karena itu sangat sulit bagi buku bergambar pada masa-masa awal untuk bersaing dengan miniature manusrip, terutama pada saat pelukis buku bergambar berpaling ke naturalisme. Warna tidak digunakan oleh pencetak pada masa- masa awal ini, sedangkan pewarnaaan dengan tangan biasanya kasar.

• Abad XVI dan Abad XVII

Pada awal abad XVI beberapa seniman sudah tak lagi mencukil papan kayu mereka sendiri. Mereka memberikan pekerjaan tersebut kepada pengrajin, dan woodcut pun menjadi tiga dimensi dan rumit.

Gambar 2.3. Contoh halaman Alkitab yang dicetak dengan papan cetak pahatan.

Sumber: Johann Gutenberg, halaman 13.

Meski ilustrasi woodcut yang pertama berasal dari Cina, dan meski huruf yang dapat dipindahkan muncul di Korea sebelum muncul di Eropa, hanya ada sedikit buku bergambar dari Asia hingga abad XVI. Namun pada pertengahan abad XVI banyak buku-buku dari Cina berisikan gambar- gambar indah, dan di tahun 1605 sebuah buku dari Cina dengan cetakan lima warna muncul.

Di Jepang, tiga tahun kemudiaan, muncullah Ise monogatari, yang

(5)

bergambar terawal pada abad itu. Seniman Jepang lebih tertarik dari pada seniman Cina dalam mendesain woodcut, dan pada saat itu di Jepang didirikan sekolah melukis yang dikenal dengan Ukiyo-e, ditandai dengan warna woodcut-nya.

Gambar 2.4. Bangsawan Jepang dikirim ke Cina untuk mempelajari teknologi dan kesenian bangsa Cina.

Sumber: Johann Gutenberg, halaman 14.

• Abad XVIII

Selama abad XVIII, Perancis sangat maju dengan buku bergambarnya. Gaya Barok dan Rococo membuat ilustrasi menjadi lebih intim, dan ukuran halaman dapat disesuaikan, dan kebanyakan buku-buku berisi puisi dan Roman. Woodcut hampir sama sekali hilang digantikan oleh etsa yang memberi kesan tampilan garis-garis ukiran.

Gambar 2.5. Hiasan ukiran pada Alkitab untuk menghindari kebosanan.

Sumber: Johann Gutenberg, halaman 24.

(6)

• Abad XIX

Teknik cetak yang paling digemari pada awal abad XIX adalah aquatint, sangat cocok untuk buku-buku tipografi yang sangat banyak pada saat itu. Kemudian muncullah teknik lithografi pada tahun 1820 dan 1860.

Pada tahun 1851 chromolithography dan “Victorian Baroque” muncul melalui karya Digby Wyatt, Industrial Arts of Nineteenth Century. Noel Humphreys dan Owen Jones sudah membuat proses ini menjadi bagian tak terpisahkan dari buku, dengan penekanan pada dekorasi, bukan ilustrasi.

Versi Inggris dari buku anak-anak Jerman, Sturwwelpeter (1848) adalah awal penggunaannya pada buku anak-anak, yang masih diteruskan hingga saat ini. Ukiran kayu, sebaliknya berkembang dengan pesat.

Pada tahun 1830an dan 1840an banyak majalah-majalah bergaya Victorian mulai bermunculan.

Di Jepang, gerakan Ukiyo-e membuat Jepang lebih maju dari Cina selama abad ini. Hokusai yang membawa pemandangan ke dalam buku, adalah penggerak utamanya, dan meski lebih dikenal dengan lukisannya, ia memulai kariernya sebagai illustrator buku. Setelah masanya, buku-buku Oriental mulai melemah, sebagian karena mulai meniru buku-buku Barat (namun buku-buku Jepang yang menarik kembali muncul di pertengahan kedua abad XX). Di akhir abad XIX cetakan Jepang menemukan jalan masuk ke Eropa Barat, terutama Perancis, di mana mereka mempengaruhi Impresionisme dan Postimpresionisme.

• Buku Modern

Di Perancis, pengaruh cetakan Jepang terhadap buku bergambar tidak begitu terasa sampai dengan awal abad XX. Di Inggris, seperti juga hamper semua Negara, kecuali Perancis, ilustrasi yang bagus dan imajinatif mulai digunakan pad buku-buku anak-anak. Di Swiss tidak semua karya- karya terbaik digunakan dalam buku anak-anak. Gerakan Dada dimulai di sana selama Perang Dunia I dan melahirkan beberapa buku-buku yang tidak biasa. Sedangkan di Rusia, buku anak-anak yang bewarna merupakan

(7)

2.2.3. Tinjauan tentang buku cerita bergambar : 2.2.3.1. Berdasarkan sifat dan fungsinya

• Cerita bergambar yang bertujuan menjelaskan keadaan yang dilihat, hal fakta.

• Cerita bergambar yang memvisualisasikan apa yang diimajinasikan.

• Cerita bergambar yang memvisualkan ide atau konsep, biasanya dalam bentuk simbolisasi.

• Cerita bergambar yang berfungsi untuk menghias, biasa disebut dekoratif, tujuannya untuk memperindah, menambah nilai estetis karya sehingga memberikan daya tarik besar dan memenuhi kepuasan estetis bagi pengamatnya.

• Cerita bergambar yang menjadi jembatan untuk memahami bahasa verbal.

2.2.3.2. Berdasarkan gaya ilustrasi:

• Realistik

Gaya ilustrasi di Indonesia ada beberapa macam diantaranya adalah gaya ilustrasi yang bersifat realis, yaitu gaya ilustrasi yang menggambarkan bentuk manusia maupun background dan objek-objek lainnya semirip mungkin menyerupai bentuk aslinya.

Gambar 2.6. Ilustrasi yang terdapat pada buku cerita rakyat Jawa Timur.

Sumber: Dewi Candra Kirana, halaman 128.

(8)

Gambar 2.7. Gaya ilustrasi yang terdapat pada buku “366 Bible Stories”

Sumber: 366 Bible Stories, halaman 127.

• Kartunal

Gaya ilustrasi kartunis menggambarkan bentuk manusia, background dan objek lainnya secara kartun. Kartun merupakan sebuah gambar garis yang menyampaikan pesan lucu. Teknik penggambaran bias secara manua maupun computer atau gabungan dari keduanya. Jenis-jenis kartun ada bermacam-macam, mulai dari ilustrasi mengenai fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat hingga kisah kehidupan seseorang yang dikemas secara lucu dan menarik. Gambar kartun tidak terbatas pada objek manusia saja, bias juga objek binatang yang digambarkan memiliki sifat seperti seorang manusia. Ciri gambar kartun adalah lucu dan menyenangkan.

Gambar 2.8. Gaya ilustrasi kartunal yang terdapat pada buku “Parables of Jesus”

(9)

Gambar 2.9. Contoh gaya ilustrasi kartunal yang terdapat dalam buku

“ Petualangan Yosua dan Kawan-Kawan”, halaman 1-2.

Sumber: Petualangan Yosua dan Kawan-Kawan, halaman 1-2.

2.2.3.3. Berdasarkan Goresan

• Arsir, merupakan teknik mengisi daerah bayangan objek, sehingga tampak bervolume. Macam-macamnya:

- Arsiran garis lurus, arsir dengan menggunakan garis baik secara berdampingan, berpotongan, acak ,dan sebagainya.

- Arsiran bentuk lengkung, arsiran ini mengikuti bentuk kelengkungan objek.

Gambar 2.10. Contoh goresan arsiran Sumber: I Like Stories, halaman 16,25

(10)

• Dry Brush, teknik ini menggunakan sapuan cat untuk menghasilkan efek pecah-pecah.

Gambar 2.11. Contoh goresan menggunakan teknik Dry Brush, yang diambil dari buku cerita bergambar “Kelinci Yang Suka Menari”

Sumber: Kelinci Yang Suka Menari, halaman 14-15.

• Blocking, disebut juga pengecatan plakat. Yang paling terkenal adalah cat poster.

Gambar 2.12. Contoh teknik Blocking/ pengecatan plakat.

Sumber: Word Play, halaman 25.

• Pointilism tekstur, teknik ini memanfaatkan kualitas permukaan suatu bidang, baik kasar maupun halus, keras, lembut, dan sebagainya.

(11)

2.2.3.4. Berdasarkan gaya layout

Gaya ilustrasi cerita bergambar di Indonesia memiliki berbagai macam layout:

• Beberapa contoh cerita bergambar di bawah ini memisahkan antara gambar dengan tulisan. Gambar ilustrasi diletakkan di sebelah kanan dengan format sehalaman penuh dan bewarna. Sedangkan tulisan yang berisi cerita diletakkan di sebelah kiri, disertai dengan gambar kecil di pojok kiri bawah yang juga menggambarkan isi cerita.

• Layout pada satu halaman terdapat gambar yang besar dan pada bagian atas atau bawah terdapat cerita pendek yang menjelaskan gambar yang terdapat pada halaman tersebut.

Gambar 2.13. Contoh layout pada satu halaman terdapat gambar yang besar dan pada bagian bawah terdapat cerita pendek.

Sumber: Kelinci Yang Suka Menari, halaman 5.

Gambar 2.14. Contoh layout pada satu halaman terdapat gambar yang besar dan pada bagian bawah terdapat cerita pendek.

Sumber: Seri Pembentukan Watak, halaman 11.

(12)

• Layout yang membagi rata porsi gambar dan cerita pada satu halaman, jadi besarnya bagian cerita dan besarnya bagian untuk gambar sama besar.

• Layout yang terkotak-kotak, pada satu halaman terdapat banyak gambar yang menceritakan isi cerita. Setiap gambar pada yang ada pada satu halaman tersebut, merupakan ilustrasi dari isi cerita yang diceritakan pada halaman itu juga.

Gambar 2.15. Contoh layout yang terkotak-kotak.

Sumber: 366 Bible Stories, halaman 95.

Gambar 2.16. Contoh layout yang terkotak-kotak.

Sumber: Petualangan Yosua dan Kawan-Kawan, halaman 1-2.

(13)

• Layout yang terdiri dari 2 grid, dan gambar ilustrasi hanya menempati sebagian kecil dari halaman.

• Layout yang menggunakan gambar sebagai border mengelilingi sudut- sudut halaman dan tulisan terletak di tengah-tengah. Gambar dalam layout ini dibuat dengan gaya dekoratif.

• Layout yang menggunakan gaya white space dengan border disekeliling sebagai elemen pendukung.

2.2.3.5. Berdasarkan teknik

• Fotografi Piktorial, cerita bergambar dengan teknik fotografi dengan penekanan aspek estetis sehingga menjadi media ekspresi keindahan dan seni baru.

Gambar 2.17. Contoh cerita bergambar dengan teknik fotografi.

Sumber: I Like Stories, halaman 37.

• Manual, teknik gambar dengan keterampilan tangan, tidak dibantu mesin.

Dengan teknik ini akan menimbulkan keunikan tersendiri pada setiap karya seorang seniman sebab keterampilan goresan setiap seniman berbeda. Hal ini yang menjadi nilai tambah estetis pada penggunaan teknik manual tangan.

(14)

Gambar 2.18. Teknik gambar dengan keterampilan tangan, tidak dibantu mesin.

Sumber: Sumber: I Like Stories, halaman 25-26

• Komputer, dengan menggunakan teknik ini semuanya serba terkontrol dan otomatis. Kelebihan dari teknik ini, kita dapat menghasilkan sesuatu dengan relatif singkat.

Gambar 2.19. Contoh gambar dengan teknik komputer.

Sumber : Sailor Moon R, halaman 46-47

• Kubisme Sintetik/Kolase, teknik yang menggunakan bermacam-macam kertas, kain, gambar, atau media lain yang ditempel membantuk kesatuan.

(15)

Gambar 2.20. Teknik yang menggunakan bermacam-macam kain, yang ditempel membantuk kesatuan.

Sumber: I Like Stories, halaman 6.

• Photomontage, sama halnya dengan teknik kubisme hanya saja Photomontage menggunakan teknik foto.

Gambar 2.21. Contoh teknik kubisme yang menggunakan teknik foto.

Sumber: I Like Stories, halaman 27.

2.2.3.6. Berdasarkan teknik pewarnaan

Buku cerita bergambar di Indonesia , memiliki berbagai macam cara pewarnaan yang berbeda-beda, baik pewarnaan yang menggunakan teknik manual hingga pewarnaan yang menggunakan komputer, teknik-teknik yang sering dipergunakan tersebut adalah:

(16)

• Pewarnaan dengan menggunakan cat air

Gambar 2.22. Contoh pewarnaan menggunakan teknik cat air.

Sumber: I Like Stories, hal 38-39.

• Pewarnaan dengan menggunakan krayon/ pensil warna

Gambar 2.23. Contoh pewarnaan menggunakan teknik pensil warna.

Sumber: Rhythm Play, halaman 24-25.

(17)

• Pewarnaan dengan menggunakan teknik cat poster

Gambar 2.24.Contoh pewarnaan menggunakan teknik cat poster.

Sumber: Rhythm Play, halaman 48.

• Pewarnaan dengan teknik digital computer

Gambar 2.25. Contoh pewarnaan menggunakan teknik computer.

Sumber: Sailor Moon R, halaman 92-93

(18)

2.3. Psikologi Anak

2.3.1. Perkembangan Kecerdasan

Perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan cara berpikir dan berinteraksi anak dengan lingkungannya. Anak-anak kecil pada awalnya belajar tentang dunia melalui eksplorasi fisik yang aktif; dan secara bertahap mengembangkan kemampuan berpikirnya secara simbolis dan logis melalui pengalaman- pengalaman mereka. Anak-anak adalah para petualang yang selalu ingin tahu, dn perkembangan kecerdasannya meliputi mempelajari konsep-konsep baru dan menguji berbagai pemikiran. Kecerdasan anak banyak berkembang melalui aktifitas-aktifitas sebagai berikut:

• Pemecahan masalah dan penalaran;

• Pembentukan konsep

• Peniruan/memori

• Asosiasi/klasifikasi

Anak-anak usia 4-7 tahun disebut memasuki fase Intuitive dengan karakteristik perilaku:

• Pembicaraan lebih bersifat sosial(dengan orang lain) dan tidak terlalu egosenteris.

• Anak memiliki pemahaman intuitif tentang konsep-konsep logis di beberapa area. Walaupun demikian, masih ada kecenderungan untuk lebih fokus pada suatu aspek dari suatu objek dan mengabaikan aspek- aspek yang lain.

• Konsep-konsep yang terbentuk sifatnya masih kasar dan permanent (irreversible).

• Mudah percaya pada pengurangan, penambahan, dan penghilangan secara magis. Realitas tidak terlalu kuat.

• Persepsi mendiminasi penilaian.

(19)

• Di dalam area moral-etis, anak-anak tidak mampu menunjukkan prinsip- prinsip yang mendasari perilaku terbaik.

• Pemahaman tentang aturan-aturan permainan masih belum berkembang, kecuali hanya untuk arahan “lakukan” dan “jangan lakukan”.4

2.3.2. Perkembangan Fisik

Pengetahuan mengenai perkembangan fisik anak sangat penting.

Perkembangan otot besar dan otot kecil, koordinasi motor-visual, dan perkembangan relasi-relasi spasial hanya sedikit dari faktor-faktor dalam perkembangan fisik anak yang memiliki implikasi-implikasi bagi kemampuan anak untuk berhasil dalam tugas-tugas sekolah.

Setiap anak adalah individu yang unik yang memiliki temperamen, model belajar, latar belakang keluarga, serta model, dan waktu pertumbuhan sendiri- sendiri. Walaupun demikian ada urutan-urutan pertumbuhan yang universal dan dapat diprediksi yang terjadi dalam 9 tahun pertama masa pertumbuhan. Ketika anak-anak berkembang, mereka memerlukan model-model stimulasi dan interaksi yang berbeda untuk melatih keahlian-keahlian mereka da mengembangkan keahlian-keahlian baru.

Pada anak-anak usia 4-7 tahun mulai tumbuh keingintahuan tentang orang- orang dan bagaimana benda-benda di sekitarnya bekerja antara lain:

• Menunjukkan ketertarikan yang lebih tinggi mengenai angka, huruf, menulis, dan membaca.

• Menjadi semakin tertarik dengan hasil akhir pekerjaan.

• Semakin percaya diri akan kemampuan fisiknya.

• Menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan perasaan dan mengatasi permasalahan.

• Menyukai aktifitas-aktifitas perkembangan

4 Jindrich, Susan. How To Help Children Learn. Jogjakarta: Bookmarks Diglossia Media Group.

2005, hal 89-91

(20)

• Semakin bersifat sosial, bermain secara kerjasama.

Selain di atas, berikan juga kesempatan untuk:

• Mengembangkan kemampuan baca dan angka anak.

• Dilibatkan dalam pemecahan permasalahan sederhana.

• Mempraktikkan kerjasama.

• Mengembangkan keyakinan akan kemampuan diri anak.

• Bertanya dan mengamati.

• Mendapatkan kemampuan hidup dasar;dan

• Mengikuti pendidikan dasar.5

2.3.3. Perkembangan Sosial dan Emosional

Ketika dua anak berumur 4 tahun bermain bersama dan berbagi mainan, maka itulah yang dinamakan perkembangan sosial, yaitu kemampuan untuk bergaul dengan orang lain dalam suatu kelompok.

Ketika salah satu dari anak tersebut meminta/mengambil mainan dari anak lain, dan sebagai gantinya dia menawarkan dan memberikan mainannya, itulah yang dinamakan perkembangan emosional, yaitu proses belajar untuk mengontrol emosi dan memiliki empati dan penghormatan pada orang lain.

Tahap perkembangan sosial dan emosional untuk anak usia 4-7 tahun atau usia prasekolah adalah:

• Anak mulai membayangkan untuk bekerjasama dengan anak lain.

• Lebih suka memimpin daripada mengikuti.

• Menjadi diam/pasif ketika merasa bersalah.

• Ketika merasa takut, ia menggenggam jari-jari dan terus bergantung pada orang dewasa.6

(21)

2.4. Tinjauan Gaya Pop-Up

2.4.1. Pengertian Pop-Up

Gaya yang dimaksudkan dalam perancangan ini adalah ragam, cara, rupa, bentuk khusus dalam karya cerita bergambar. Gaya Pop-Up sendiri merupakan bentuk timbul pada kertas yang berbentuk tiga dimensi ketika halaman kertas dibuka.7

2.4.2. Sejarah Pop-Up

Sejarah dari Pop-up telah beberapa kali didokumentasikan, dan setiap versi beraneka ragam. Hal ini tidak mengejutkan. Pada permulaannya, Pop-Up dirancang dan diproduksi hanya dari hasil karya seni pribadi.

Permulaan dari Pop-up berasal dari permulaan penggunaan pada pembuatan buku medis pada abad yang ke 16 , dinamakan dengan Lift Flaps . Lift Flaps adalah alat yang digunakan dalam dunia medis yang berguna untuk menunjukkan bagian anatomi dari tubuh manusia. Penggunaan Pop-up pada waktu itu hanya sebatas ini, dikarenakan karena teknologi pencetakan dan penggunaan kertas seperti seni Pop-up tidak sebaik saat ini

Pada sekitar tahun 1890 , kemajuan dibidang industri Pop-up dimulai oleh dua orang berkebangasaan Eropa, yaitu Ernest Nister dan Lothar Moggendorfer.

Mereka berdua membuat buku untuk anak-anak dengan bentuk yang bisa berdiri diatas halaman dan dapat menggambarkan gerakan dalam buku dengan menarik label . Jumlah pembuatan buku ini sangat kecil, yaitu tidak lebih dari 250 buku , dan pada kenyataannya jumlah permintaan dari buku semacam ini sangatlah jarang

Pop-up menghilang sementara waktu hingga melewati zaman Nister dan Meggendorfer,hingga terjadi perubahan dari industri ini pada tahun 1920 hingga tahun 1940, dengan beberapa judul buku diproduksi di Inggris dan Amerika. Pada tahun 1950 dan 1960, dilanjutkan kembali dengan dipublikasikan di Inggris, Jepang dan Czechoslovakia yang juga memfokuskan untuk memproduksi Pop-up.

6 Ibid, hal 116-118

7 www. dictionary.com

(22)

Bagaimanapun, era modern dari Pop-up dimulai dari usaha Waldo Hunt pada pertengahan tahun1960, Hunt yang dibantu oleh dua orang yang ahli dalam percetakan, mengembangkan industri modern Pop-up yang maju sampai saat ini.

Produksi massal membuat Pop-up dapat dicetak dengan teknik percetakan modern.

Inovasi yang dikombinasikan dengan penjualan dan promosi yang dilakukan oleh Hunt, memimpin kepada pengembangan produk Pop-up dari buku anak-anak sederhana hingga Pop-up untuk orang dewasa dan produk-produk komersial lainnya seperti advertensi, surat, dan berbagai bentuk-bentuk promosi lainnya.

Sejak saat itu Pop-up tidak lagi dibatasi hanya untuk anak-anak kecil namun juga memberikan kesenangan bagi segala usia.8

2.4.3. Perkembangan Gaya Pop-up saat ini

Hingga saat ini, gaya Pop-up telah sangat bervariasi penggunaannya, tidak hanya sebagai hiasan dalam kartu ucapan, namun juga sebagai sarana promosi, seperti:

Gambar 2.26. Contoh Pop-Up untuk promosi West Edmonton Mall (Alberta,Kanada).

Sumber: www. custompopups.com

(23)

Gambar 2.27. Contoh Pop-Up untuk promosi Cabin Nite Dinner Theatre (Alaska, USA)

Sumber: www. custompopups.com

Gambar 2.28. Contoh Pop-Up untuk promosi Mauna Loa Macadamia Nuts Visitor Center (Hawaii, USA)

Sumber: www. custompopups.com

Gambar 2.29. Contoh Pop-Up untuk promosi Muttart Conservatory (Alberta, Canada)

Sumber: www. custompopups.com

(24)

Gambar 2.30. Contoh Pop-Up untuk promosi Story Land (New Hampshire, USA)

Sumber: www. custompopups.com

Gambar 2.31. Contoh Pop-Up untuk promosi VanDusen Botanical Garden (British Columbia, Canada)

Sumber: www. custompopups.com

Gambar 2.32. Contoh Pop-Up untuk promosi Royal LePage Salt Spring Realty (British Columbia, Canada)

(25)

Gambar 2.33. Contoh Pop-Up untuk promosi The Lazy Gourmet (British Columbia, Canada)

Sumber: www. custompopups.com

2.5. Tinjauan Literatur Kristen untuk Anak-anak

Sejarah menunjukkan bahwa hasil karya literatur (tulisan/traktat/buku) dalam banyak hal telah memberikan pengaruh (baik dalam hal negatif atau positif) terhadap gerakan-gerakan yang terjadi dalam sejarah. Misalnya, berhasilnya gerakan komunis di masa lalu adalah karena propaganda yang disebarkan melalui tulisan. Hitler telah mempengaruhi bangsa Jerman dengan tulisan-tulisan yang menyesatkan sehingga menyebabkan 6 juta orang Yahudi mati. Tapi di lain pihak, karya literatur juga telah memberikan pengaruh yang positif misalnya: terjadinya Reformasi Gereja atau kemajuan-kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, dll.

Mengapa literatur dapat memberikan pengaruhi yang besar seperti itu?

Karena literatur memiliki kekuatan yang sanggup mempengaruhi akal pikiran manusia secara luar biasa. Melalui karya literatur manusia dapat melihat wawasan dunia dengan sangat luas. Tulisan memiliki kuasa untuk membangkitkan daya imajinasi yang kuat dan memberikan kesan yang sangat mendalam. Kekuatan lain dari literatur adalah dapat dibaca berulang-ulang. Kalau tulisan-tulisan hasil pemikiran manusia saja dapat melakukan hal yang hebat apalagi literatur yang diinspirasikan oleh Allah, yaitu Alkitab.

(26)

2.5.1. Dasar-dasar Alkitabiah Pentingnya Literatur Kristen bagi Anak

Literatur Kristen pertama yang harus disebutkan adalah Alkitab. Alkitab adalah Firman Allah yang hidup dan yang berkuasa menghidupkan manusia.

"Firman Allah hidup dan kuat," (Ibrani 4.2). "Beritakanlah seluruh firman hidup itu..." (Kis. 5.20). Alkitab juga berkata bahwa, oleh karena Firmanlah kita memiliki iman, "Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Allah." (Roma 10.17). Alkitab adalah sarana untuk mendidik kita dalam segala kebenaran, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Tim 3.16).

Lebih jelas lagi dalam Kitab Ulangan 6:7-9, Allah memerintahkan kepada umat Israel untuk mengajarkan Firman Tuhan, secara khusus disebutkan kepada anak-anak: "Mengajarkan berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."

Menggunakan sarana literatur untuk mengajarkan Firman Tuhan adalah sangat ideal karena dapat digunakan dan dibacanya berulang-ulang tanpa kuatir melupakan bagian-bagiannya.

Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak juga membutuhkan berita keselamatan dan pertumbuhan rohani. Oleh karena itu literatur Kristen juga akan menolong anak-anak untuk mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam Dia. Yang membedakan antara literatur Kristen untuk orang dewasa dan untuk anak adalah metode penyampaiannya. Dengan tanpa mengurangi maknanya, kebenaran Firman Tuhan untuk anak-anak disampaikan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu melalui gambar-gambar dan cerita-cerita menarik sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan anak.

Bagaimana dengan buku-buku/karya tulisan Kristen lain (selain Alkitab)?

Karya literatur dari orang-orang beriman yang telah diubahkan oleh Firman Allah, yang berisi kesaksian dan pikiran Kristen, adalah tulisan yang telah diterangi oleh

(27)

menyampaikan kesaksian akan kebenaran Allah, literatur Kristen ditujukan untuk membantu pertumbuhan hidup rohani orang Kristen dan mendewasakan imannya, serta mengembangkan wawasan Kristen secara lebih luas. Dalam hal yang terakhir ini, literatur Kristen memegang peranan yang sangat penting karena akan membuka wawasan Kristen yang luas. Hal ini akan menolong orang Kristen untuk dapat menjadi "garam" dan "terang" di manapun mereka ditempatkan Tuhan, sesuai dengan situasi dan talenta yang mereka miliki. Hal ini berlaku bagi anak- anak, karena dengan terbukanya wawasan Kristen anak, maka akan membuka kesempatan bagi mereka untuk mengintegrasikan hidup sehari-hari mereka dengan kebenaran Alkitab.

Ada cukup banyak penulis-penulis Kristen yang terpanggil untuk menulis buku-buku cerita dan bacaan anak yang sangat berguna untuk mengajar anak tentang kebenaran Firman Tuhan. Namun menulis bahan bacaan untuk anak tidaklah selalu mudah. Pada satu sisi penulis harus dapat menjiwai pikiran anak sehingga dapat berbicara kepada jiwa mereka dengan bahasa yang dapat dimengerti anak. Tapi pada sisi yang lain penulis harus benar-benar mengerti pengajaran Firman Tuhan sehingga ia tidak memberikan penafsiran yang salah dalam tulisannya. Oleh karena itu sekalipun kelihatannya sederhana, orang tua dan pembimbing anak harus cukup berhati-hati dalam memilihkan buku cerita dan bacaan Kristen untuk anak.

2.5.2. Macam-macam Literatur Kristen untuk Anak

Ada berbagai jenis literatur untuk anak. Abad 21 mungkin termasuk abad istimewa untuk anak, karena abad ini adalah abad di dimana informasi bisa didapatkan dengan seluas-luasnya, khususnya dengan kemajuan teknologi internet.

Anak bisa mendapatkan kesempatan sebesar- besarnya untuk mengeksplorasi sumber-sumber informasi dengan sangat cepat; baik lewat internet maupun TV, Video atau media lain. Oleh karena itu anak-anak perlu bimbingan orang tua atau orang dewasa lain agar tidak terjerumus pada hal-hal yang menyesatkan dan dosa.

Berikut ini beberapa kategori buku dan jenis literatur lain yang sering kita jumpai di toko-toko buku Kristen:

(28)

1. Alkitab untuk anak yang dilengkapi dengan gambar-gambar.

2. Cerita bergambar mengenai kisah-kisah dalam Alkitab.

3. Cerita rohani mengenai kehidupan seorang anak Kristen.

4. Cerita binatang (fabel) yang mengandung nilai Kristiani, 5. Renungan harian untuk anak-anak.

6. Majalah Sekolah Minggu untuk anak-anak.

7. Cerita misi untuk anak.

8. Bahan doa untuk anak.

9. Buku lagu-lagu rohani.

10. Buku-buku permainan untuk mengenal Alkitab lebih baik.

11. Buku-buku permainan umum untuk anak.

12. Buku-buku prakarya/kegiatan untuk anak.

13. Game Komputer Alkitab untuk anak.

2.5.3. Memperkenalkan Literatur Kristen kepada Anak

Untuk anak kecil yang belum bisa membaca sendiri, mengenalkan buku dapat dilakukan dengan cara membacakan buku-buku cerita yang baik pada anak- anak, baik kisah-kisah dalam Alkitab maupun cerita lain yang mengandung kebenaran iman Kristen dan kebajikan. Cerita-cerita yang dibantu dengan beberapa gambar-gambar akan memudahkan anak-anak memahami cerita yang disampaikan dan lebih menarik. Tapi cerita-cerita yang terlalu banyak gambar seperti komik justru akan membatasi daya imajinasi anak.

Untuk anak yang telah bisa membaca sendiri, memperkenalkan buku cerita bisa dilakukan memperlihatkan buku tersebut kepada mereka dengan menceritakan hal yang menarik dari buku tersebut. Lalu ajaklah mereka untuk membaca sendiri buku-buku tersebut. Ketika mereka mulai membaca buku, guru atau orang tua kadang masih diperlukan mendampingi mereka membaca.

Tujuannya adalah untuk menolong mereka mengerti/mempelajari isinya secara maksimal. Selain itu kehadiran guru atau orang tua akan membuat anak disiplin membaca sampai akhir. Setelah membaca, sangat baik jika guru atau orang tua

(29)

menanyakan pelajaran apa yang mereka dapatkan dari cerita tersebut. Talu tantang mereka bagaimana mereka mengaplikasikan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 9

2.6. Tinjauan Kisah Perumpamaan Yesus

2.6.1. Perumpamaan Anak Yang Hilang

2.6.1.1. Isi Perumpamaan dalam kitab Lukas 15:11-24

11Yesus berkata lagi:”Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 16Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. 17Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:

Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19Aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

20Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan di lalu merangkul dan mencium dia. 21Kata anak itu kepadanya:

Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya:

Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah sia dan marilah kita makan dan bersukacita.

24Sebab anakku ini telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka

9 www.Sabda.org

(30)

bersukaria. (Lukas 15.11-24).

2.6.1.2. Makna

Anak yang hilang, yang dimaksud dari perumpamaan tersebut adalah orang yang belum mau mengenal Tuhan dan hidup dalam dosa. Ia meninggalkan Bapa-nya dan pergi bersenang-senang di negeri lain. Dengan kata lain, Ia bersenang-senang dalam dosa dan hidup jauh dari Tuhan. Dosa selalu mendatangkan akibat. Akibat dari dosanya, anak tersebut merana dan kelaparan, serta habis hartanya. Setelah akibat dosa tersebut, anak itu baru ingat kepada Bapa-nya. Bapa yang dimaksud di sini Tuhan. Sewaktu ia kembali, Bapa tidak menolak bahkan Ia bersukacita menyambut dia.

Perumpamaan tersebut menunjukkan bahwa kasih Tuhan itu seperti kasih bapa terhadap anak-nya. Yang mau mengampuni dan menerima orang yang berdosa tanpa mengingat-ingat lagi dosanya.

2.6.2. Perumpamaan tentang Talenta 2.6.2.1. Isi Perumpamaan

Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

15Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

16Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 17Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 18Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

19Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 20Hamba yang menerima lima talenta itu dating dan ia membawa laba lima talenta, Katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat aku telah beroleh laba lima talenta. 21Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau

(31)

dalam perkara besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 22Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, Katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku: Lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. 23Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 24Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan memungut di tempat di mana tuan tidak menanam. 25Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 26Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 27Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 28Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 29Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 30Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”( Matius 25.14-30).

2.6.2.2. Makna

Setiap orang pasti diberi talenta oleh Tuhan. Dalam perumpamaan tersebut ada yang menerima lima, dua dan satu, tidak dicatat ada yang tidak punya talenta. Jadi setiap orang pasti memiliki talenta, hanya jumlahnya berbeda-beda. Talenta bisa berarti: Kemampuan, kekayaan, kecantikan, bakat, dan hal-hal lain yang terbaik dari diri manusia.

Talenta yang diberi oleh Tuhan harus dipertanggungjawabkan menurut kemampuan masing-masing. Seperti dalam perumpamaan tersebut, yang diberi lima dituntut lima, dua dituntut dua. Dan, yang satu hanya dituntut satu, bukan

(32)

lima atau dua. Tuhan tahu kemampuan setiap orang. Jadi, makna dari perumpamaan tersebut, jangan merasa rendah diri dan tidak berguna. Tuhan menuntut tidak lebih dari kemampuan namun sesuai dengan kesanggupan masing- masing. Dan, kalau hamba tersebut setia, talentanya pasti akan ditambah.

2.7 Hasil Kuisioner

2.7.1. Profil Responden

Populasi dan sampel merupakan satu hal yang penting dalam pelaksanaan penelitian dikarenakan populasi dan sampel dapat membantu seorang peneliti untuk mengetahui sejauh mana batas dari penelitian tersebut dilakukan sehingga penelitian tersebut tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan.

Populasi memiliki pengertian kumpulan atau agegrasi dari seluruh elemen- elemen atau individu-individu yang merupakan sumber informasi dari suatu penelitian.10 Penelitian mengenai perancangan buku cerita bergambar untuk anak- anak usia 4-7 tahun tentang perumpamaan Yesus menggunakan gaya Pop-Up beserta media pendukung promosinya, berada di kota Surabaya. Adapun populasi dari penelitian perancangan ini ialah:

• Anak-anak usia 4-7 tahun

• Bersekolah

• Di Surabaya

• Pada bulan Maret dan April 2005

Setelah menetapkan populasi, langkah berikutnya adalah pengambilan sampel yang merupakan objek sesungguhnya dari suatu penelitian. Pengertian sampel adalah bagian dari suatu populasi yang merupakan bagian dari individu yang diselidiki.

Metode untuk menyeleksi individu-individu yang masuk ke dalam sampel disebut sampling. Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah

(33)

non probability sampling. Penarikan sampel secara non probability sampling dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu accidental sampling, quota sampling, cluster sampling.11 Untuk pengambilan sampel dilakukan secara cluster sampling dimana dengan pengambilan sampel cara ini, pengumpul data menetapkan terlebih dahulu kriteria dari sampel. Berikut merupakan kriteria dari sampel penelitian:

1. Berumur 4 hingga 7 tahun. Dipilih usia tersebut karena perancangan tersebut ditujukan untuk anak-anak dengan kisaran usia 4-7 tahun.

2. Bersekolah di sekolah Kristen. Buku cerita tersebut lebih ditujukan untuk anak-anak yang mengenal tentang Tuhan Yesus dari kelas sosial menengah hingga menengah ke atas, dengan jenjang pendidikan TK hingga SD kelas 1 dan 2.

3. Bertempat tinggal di Surabaya agar dapat memudahkan penelitian.

Dari ciri-ciri tersebut diatas dipilih 100 orang responden yang berasal dari sekolah Kristen di Surabaya.

No. Nama Jenis Kelamin Sekolah Usia 1 Rico Laki-laki Alusis Petra 7 2 James Laki-laki Alusis Petra 6 3 Carlo Laki-laki Sek. Minggu GTI GBZ 4 4 Pino Laki-laki Sek. Minggu GTI GBZ 4 5 Cindy Perempuan Alusis Petra 5 6 Shannen Perempuan Alusis Petra 4 7 Sasa Perempuan Alusis Petra 7 8 Deborah Perempuan Alusis Petra 5 9 Selvi Perempuan Alusis Petra 5 10 Kilen Laki-laki Alusis Petra 5 11 Albert Laki-laki Alusis Petra 5 12 Misella Perempuan Alusis Petra 4 13 Richard Laki-laki Alusis Petra 5 14 Ekin Laki-laki Alusis Petra 4 15 Serina Perempuan Alusis Petra 5 16 Virgin Perempuan Alusis Petra 5 17 Ito Laki-laki Alusis Petra 4

11 Ibid, hal. 60

(34)

18 Kevlin Laki-laki Alusis Petra 6 19 Keiko Laki-laki Alusis Petra 6 20 Olivia Perempuan Alusis Petra 6 21 Albert TJ. Laki-laki Alusis Petra 7 22 James Laki-laki Alusis Petra 7 23 Yulia Perempuan Alusis Petra 7 24 Brian Laki-laki Alusis Petra 7 25 Christine Perempuan Alusis Petra 7 26 Jesicca Perempuan Alusis Petra 7 27 Vianni Perempuan Alusis Petra 7 28 Yuliana Perempuan Alusis Petra 7 29 Amelia Perempuan Alusis Petra 7 30 Stefanny Perempuan Alusis Petra 6 31 Asella Perempuan Alusis Petra 7 32 Cecilia Perempuan Alusis Petra 6 33 Yen-yen Perempuan Alusis Petra 7 34 Andreas Laki-laki Alusis Petra 7 35 Fenny Perempuan Alusis Petra 5 36 Lulu Perempuan Alusis Petra 7 37 Jose F. Laki-laki Alusis Petra 5 38 Fancy Laki-laki Alusis Petra 6 39 Giselda Perempuan Alusis Petra 6 40 Hau-hau Laki-laki Alusis Petra 7 41 Reon Laki-laki Alusis Petra 7 42 Binky Laki-laki Alusis Petra 7 43 Clifford Laki-laki Alusis Petra 7 44 Richard Laki-laki Alusis Petra 7 45 Clarissa Perempuan Alusis Petra 7 46 Mattew Laki-laki Alusis Petra 6 47 Yeremia Laki-laki Alusis Petra 6 48 Yoseph Laki-laki Alusis Petra 6 49 Jason Laki-laki Alusis Petra 6 50 Vincent Laki-laki Alusis Petra 5 51 Richie Laki-laki Alusis Petra 4 52 Feni Perempuan Alusis Petra 5 53 Evira Perempuan TK/SD Vita School 5 54 Christian Laki-laki TK/SD Vita School 6 55 Aiko Perempuan TK/SD Vita School 5 56 William Laki-laki TK/SD Vita School 6 57 Samuel Laki-laki TK/SD Vita School 4 58 Devi Perempuan TK/SD Vita School 5

(35)

61 Adia Perempuan TK/SD Vita School 5 62 Natanael Laki-laki TK/SD Vita School 5 63 Jonathan Laki-laki TK/SD Vita School 7 64 Jason Laki-laki TK/SD Vita School 5 65 Angella Perempuan TK/SD Vita School 5 66 Timothy Laki-laki TK/SD Vita School 6 67 Alisa Perempuan TK/SD Vita School 4 68 Nichole Perempuan TK/SD Vita School 4 69 Cindy Perempuan TK/SD Vita School 4 70 Jojo Laki-laki TK/SD Vita School 5 71 Anderson Laki-laki TK/SD Vita School 4 72 Miselle Perempuan TK/SD Vita School 5 73 Shiella Perempuan TK/SD Vita School 5 74 Moses Laki-laki TK/SD Vita School 7 75 Juan Laki-laki Sek. Minggu GTI GBZ 5 76 Kezia Perempuan Sek. Minggu GTI GBZ 6 77 Stephanie Perempuan TK/SD Vita School 6 78 Grace Perempuan TK/SD Vita School 6 79 Kevin Laki-laki TK/SD Vita School 5 80 Laraswati Perempuan TK/SD Vita School 7 81 Ericson Laki-laki TK/SD Vita School 7 82 Cathrine Perempuan Sek. Minggu GTI GBZ 5 83 Pieter Laki-laki Sek. Minggu GTI GBZ 6 84 Carolyn Perempuan TK/SD Vita School 7 85 Mido Laki-laki TK/SD Vita School 7 86 Alissa Perempuan TK/SD Vita School 4 87 Vega Perempuan TK/SD Vita School 4 88 Johan Laki-laki TK/SD Vita School 4 89 Gideon Laki-laki TK/SD Vita School 5 90 Ricky Laki-laki TK/SD Vita School 6 91 Johny Laki-laki TK/SD Vita School 6 92 Rivaldi Laki-laki TK/SD Vita School 7 93 Giovanny Perempuan TK/SD Vita School 7 94 Joshua Laki-laki Sek. Minggu GTI GBZ 7 95 Michael Laki-laki TK/SD Vita School 7 96 Naomi Perempuan TK/SD Vita School 6 97 Karren Perempuan TK/SD Vita School 5 98 Daniel Laki-laki TK/SD Vita School 5 99 Dylan Laki-laki TK/SD Vita School 5 100 Michelle Perempuan TK/SD Vita School 5

(36)

2.7.2. Tabulasi Hasil Survei

1. Suka/Tidak membaca buku cerita yang ada gambarnya?

Suka/ tidak membaca buku cerita yang ada gambarnya?

91%

9%

Suka Tidak suka

Gambar 2.34. Diagram hasil kuisioner.

Analisa: Dari hasil survei ternyata 91% dari anak-anak menyukai buku cerita yang ada gambarnya, mereka merasa lebih bergairah dan tertarik melihat buku cerita yang banyak gambarnya. Hanya sebagian kecil yang tidak suka (9%), umumnya mereka adalah anak-anak yang pasif dan pendiam.

2. Suka gambar yang mana? (Teknik Pewarnaan)

Suka gambar yang mana? (Teknik Pewarnaan)

22% 58%

20% Cat yang pekat

Cat Air

Pensil warna/krayon

Gambar 2.35. Diagram hasil kuisioner.

Analisa: Sebagian besar anak-anak (58%) menyukai teknik pewarnaan cat

(37)

cat air (22%), umumnya berjenis kelamin perempuan, dan yang lainnya menyukai media pensil warna atau krayon (20%).

3. Warnanya lebih senang yang lembut (pastel) atau colorfull (warna-warni)?

(Sambil menunjukkan contoh)

Le bih senang warna pastel atau colorfull ?

54%

46% Colorful

Pastel

Gambar 2.36. Diagram hasil kuisioner.

Analisa: Anak-anak lebih menyukai gambar yang colorfull/penuh warna (54%) daripada yang pastel/lembut (46%). Umumnya mereka yang memilih warna- warna yang lembut berusia sekitar 4 tahun, sedangkan mereka yang memilih warna-warni berusia 5-7 tahun.

4. Lebih tertarik membaca karya Pop-up atau karya biasa?

Manakah yang lebih menarik, karya Pop-Up atau karya biasa?

91%

9%

Pop-Up Biasa

Gambar 2.37. Diagram hasil kuisioner.

(38)

Analisa: Sebagian besar anak-anak ternyata lebih menyukai karya Pop-Up (91%) daripada karya biasa (9%). Mereka tampak lebih tertarik untuk memegang dan mengetahui isi cerita tersebut.

5. Pernahkah anak-anak membaca buku cerita tentang cerita-cerita Alkitab?

Pernahkah anak-anak membaca buku cerita tentang cerita-cerita Alkitab?

69%

31%

Pernah Tidak pernah

Gambar 2.38. Diagram hasil kuisioner.

Analisa: Sebagian besar anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah Kristen menyatakan pernah membaca buku cerita tentang cerita-cerita Alkitab, seperti Daud, Simson, Yunus, dsb (69%). Sedangkan 31% lainnya menyatakan tidak pernah membaca ataupun memiliki buku-buku semacam itu.

6. Tahukah anak-anak tentang cerita perumpamaan Yesus, seperti perumpamaan anak yang hilang, pengampunan, talenta, dll?

Tahukah anak-anak tentang cerita perumpamaan Yesus?

36%

64%

Tahu Tidak tahu

Gambar 2.39. Diagram hasil kuisioner.

(39)

Analisa: Meskipun sebagian besar anak-anak pernah membaca buku cerita yang berisi cerita-cerita Alkitab, sebagian besar dari mereka masih belum mengetahui cerita tentang perumpamaan Tuhan Yesus (64%). Sedangkan 36% lainnya sudah pernah mendengarnya dari Sekolah Minggu dan orang tua.

7. Apakah anak-anak ingin tahu?

Apakah anak-anak ingin tahu?

92%

8%

Ingin tahu Tidak ingin tahu

Gambar 2.40. Diagram hasil kuisioner.

Analisa: Keingintahuan anak-anak usia 4-7 memang besar, meskipun mereka belum pernah membaca dan mendengar, sebagian besar dari mereka menyatakan ingin tahu (92%), sedangkan 8% yang tidak ingin tahu, kebanyakan berlatarbelakang agama dan kepercayaan yang lain namun mereka sekolah di sekolah Kristen.

2.7.3. Kesimpulan Hasil Survei

Dari kesimpulan hasil survei akan diambil bentuk SWOT untuk menganalisa seberapa besar pengaruh perancangan ini nantinya. Hasil analisa ini akan dapat digunakan sebagai data pendukung dalam proses perancangan buku cerita bergambar untuk anak-anak usia 4-7 tahun tentang perumpamaan Yesus menggunakan gaya Pop-Up beserta media pendukung promosinya nantinya.

Berikut ini adalah hasil analisa SWOT dari penelitian yang telah dilakukan:

Strengths

• Manfaat yang diperoleh anak-anak dalam bidang kerohanian sangat besar, karena dapat mengatasi kejenuhan mereka dalam mempelajari tentang kisah

(40)

perumpamaan Yesus dalam Alkitab, yang merupakan bacaan padat dan kurang diminati anak-anak.

• Kisah tentang perumpamaan Yesus masih jarang diterbitkan, terbukti di sejumlah toko buku rohani, tema tentang ini masih belum ada.

• Buku cerita bergambar merupakan salah satu media yang cukup banyak diminati dan desenangi oleh anak-anak.

• Berdasarkan hasil survei keingintahuan anak-anak mengenai hal ini sangat besar, mereka ingin tahu tentang cerita perumpamaan tersebut.

• Media Pop-Up dapat menimbulkan rasa keingintahuan anak lebih besar lagi, buku-buku rohani yang menggunakan media Pop-Up juga masih jarang.

• Media promosi pendukung yang diberikan juga akan lebih mengingatkan mereka tentang isi buku cerita tersebut.

Weakness

• Kurangnya kesadaran para orangtua untuk memperhatikan kehidupan rohani anak-anak mereka.

• Minimnya informasi bahwa mempelajari kisah Alkitab tidak harus dilakukan hanya pada saat-saat tertentu di sekolah minggu, namun kisah- kisah sederhana dapat dipakai sebagai sebuah media pembelajaran, seperti buku cerita.

Opportunities

• Sebuah buku cerita yang berisi muatan-muatan rohani memiliki daya edar untuk jangka panjang dan tidak ada kecenderungan atau tren yang harus diikuti sehingga dalam tahun-tahun berikutnya buku cerita ini tidak menjadi sesuatu yang basi.

• Kurangnya buku rohani yang menyediakan kisah tentang perumpamaan Yesus di toko-toko buku.

• Banyak orang tua yang menganggap buku cerita tentang cerita Alkitab, cenderung kuno dan kurang menarik dari segi visualnya.

(41)

• Tidak banyak buku cerita rohani yang menggunakan budaya lokal untuk visualisasinya.

• Besarnya ketertarikan anak terhadap buku cerita bergambar yang ada.

Threats

• Sulitnya merubah polapikir orangtua yang cenderung kurang memberikan pengertian rohani pada anak-anaknya, namun melemparkan tanggung jawab tersebut hanya kepada guru sekolah maupun guru sekolah minggu saja.

• Harga yang mahal untuk sebuah buku yang menggunakan gaya Pop-Up.

• Persaingan yang ketat antara tokoh-tokoh kartun yang saat ini melanda dunia anak.

Gambar

Gambar 2.2. Perpustakaan sudah ada sejak sebelum metode cetak huruf  lepas ditemukan. Buku- buku itu entah hasil salinan tangan maupun dicetak
Gambar 2.4. Bangsawan Jepang dikirim ke Cina untuk mempelajari  teknologi  dan kesenian bangsa Cina
Gambar 2.6. Ilustrasi yang terdapat pada buku cerita rakyat Jawa Timur.
Gambar 2.7. Gaya ilustrasi yang terdapat pada buku “366 Bible Stories”
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kaji Cepat Evakuasi Dapur Umum Distribusi Logistik Evakuasi Dapur Umum Distribusi Logistik Resik Masjid & Kampung Dukungan Psikososial Distribusi Logistik Evakuasi Dapur

Bahan pengisi (filler), yaitu bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan No. Ketentuan agregat kasar dan agregat halus untuk campuran panas beton aspal dapat

Dengan dibuatnya Tugas Akhir ini diharapkan dapat membantu pengembang aplikasi dalam mengetahui bugs dari aplikasi Pemantauan Kegiatan Siswa dan mengurangi bugs

lingkungan kota, sehingga dapat menciptakan kota hijau berkelanjutan ( sustainable green city ). Berbagai upaya dan tindakan berbagai Kabupaten/Kota di Indonesia

Telah dilakukan penelitian tentang uji efektivitas kombinasi ekstrak kulit batang dan kulit buah manggis (Gracinia mangostana L.) sebagai antibakteri Shigella

Peringkat penjualan kendaraan motor suzuki jenis Thunder berada pada posisi kedua dengan prdiksi penjualan tahun 2016 sebanyak 33 unit, tahun 2017 prediksi

Simpulan pada penelitian ini adalah: (1) terdapat pengaruh positif linear yang kuat dan signifikan antara keterampilan penggunaan media TIK simulasi untuk pembelajaran

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia pembelajaran interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (teks, gambar, grafik, video, audio)