• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Khusus

1. Pengertian Perpustakaan Khusus

Definisi perpustakaan khusus sangat banyak, dan pada perkembangannya selalu berubah dari waktu ke waktu. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pengaruh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta pengaruh dari perkembangan perpustakaan itu sendiri dalam memberikan pelayanan kepada pengguna dan anggotanya, penjelasan ini diterangkan oleh Karmidi Martoatmodjo dalam karyanya yang berjudul Manajem Perpustakaan Khusus.16 Soekarman Kartosedono berpendapat didalam artikelnya bahwa Perpustakaan khusus merupakan salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah swasta) atau asosiasi yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pustaka informasi dilingkungannya dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan SDM.17 Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang menekankan koleksinya pada suatu bidang khusus dan bidang-bidang lain yang berhubungan.18 Melalui pengertian-pengertian mengenai perpustakaan khusus di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan khusus

16

Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997), h. 116

17

Soekarman Kartosedono, Gambaran proses pembentukan dan pendirian

Perpustakaan Nasional Indonesia” Visi Pustaka. [Online] tersedia di

http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=42 diakses pada 15 Feb 2014. 18

Dagun Save M, “Perpustakaan Khusus” dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan

merupakan perpustakaan yang didirikan oleh lembaga-lembaga khusus yang menekankan koleksinya pada suatu bidang khusus dan bidang-bidang lain yang berhubungan.

2. Fungsi kegiatan perpustakaan

Kegiatan perpustakaan sangat bervariasi. Variasi kegiatan tersebut tergantung dengan jenis perpustakaan dan ruang ruang lingkup organisasinya. Sebuah perpustakaan yang besar membagi tugas dan pekerjaan kepada berbagai bidang, bagian, sub bagian dan lain-lain. Sedangkan perpustakaan yang kecil dapat menyederhanakan pembagian tugasnya kedalam orang dan jabatan yang terbatas pula. Namun semua memiliki persamaan, kegiatan tersebut meliputi, pengadaan, pengolahan, dan pemeliharaan, layanan, administrasi dan sosialisasi.

a) Pengadaan

Pengadaan atau akuisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber daya informasi. Pengadaan terdiri atas pembelian, tukar menukar, penerbitan berkala yang dihasilkan oleh perpustakaan.19 Bagi perpustakaan yang baru dibentuk atau didirikan, kegiatan pengadaan ini meliputi pekerjaan menentukan kriteria koleksi perpustakaan dan membentuk koleksi awal. Sedangkan untuk perpustakan yang sudah berjalan, kegiatan pengadaan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada. Menurut Sutarno NS pada buku yang berjudul Manajemen Perpustakaan hal-hal pokok yang harus dilakukan berkaitan dengan pengadaan koleksi adalah;20

19

Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 7

20

1) Penyusunan rencana operasional pengadaan bahan pustaka yang meliputi

a) Perumusankan kebijakan tentang koleksi, mencakup pedoman, peraturan, penekanan dan penyediaan anggaran.

b) Menghimpun alat seleksi bahan pustaka, mengumpulkan semua sumber informasi literatur yang akan dipergunakan dalam proses penyeleksian dan penentuan bahan pustaka yang akan diadakan seperti, katalog penerbit, bibliografi dan lain sebagainya.

2) Survei minat pemakai, membuat instrumen, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil survei untuk mengetahui bahan pustaka yang diminati oleh pemustaka. survei minat pemakai dapat dilakukan dengan mewawancarai pemutaka yang potensial rajin menggunakan perpustakaan, atau menyediakan formulir untuk pengunjung perpustakaan. Perpustakaan dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan tugas survai minat pemakai ini, misalhnya dengan memanfaatkan e-mail, website, sosial media, SMS dan lain sebagainya. Pemustaka dipersilahkan untuk memberikan informasi bahan pustaka seperti judul, pengarang, subjek, penerbit tahun terbit, yang mungkin perlu untuk diadakan oleh perpustakaan.

3) Survei bahan pustaka, merupakan kegiatan mengamati keberadaan bahan pustaka di penerbit, toko buku, pameran dan perpustakaan lain. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui buku apa saja yang ada, bahan pustaka yang harus ada dalam perpustakaan, mengetahui fisik, harga dan informasi lainnya seperti terbitan terbaru, edisi dan lainnya.

4) Membuat dan menyusun desiderata, Membuat deskripsi bahan pustaka dalam bentuk kartu atau daftar dan disusun dengan menurut aturan tertentu untuk digunakan sebagai seleksi bahan pustaka dalam proses pengadaan bahan pustaka.

5) Menyeleksi bahan pustaka, dengan menggunakan daftar desiderata, laporan hasil survei minat pemakai, dan laporan hasil survei maka diadakan penyeleksian bahan pustaka untuk menentukan bahan pustaka yang akan diadakan oleh perpustakaan untuk satu periode anggaran pengadaan.

b) Pengolahan

Pengolahan merupakan pekerjaan yang diawali sejak koleksi masuk dan diterima oleh perpustakaan sampai dengan penempatan di rak yang telah ditentukan dan disediakan.21 Proses pengolahan terdiri dari:

1) Inventarisasi

Kegiatan inventarisasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah bahan pustaka yang telah diadakan tiba di perpustakaan. Dalam buku yang berjudul Pengantar Majanemen Perpustakaan Madrasah menjelaskan bahwa Inventarisasi dilakukan dengan cara memeriksa bahan pustaka, memberikan stempel sebagai tanda kepemilikan pada halaman judul, halaman rahasia, dan bagian lainnya, dan setiap buku dicatat pada buku induk dan diberikan nomer induk.22

2) Klasifikasi

Menurut Pawit M. Yusuf MS, klasifikasi adalah mengelompokkan

21

Ibid., h. 151. 22

Sudarnoto Abdul Hakim, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 90.

seluruh koleksi berdasarkan subyek atau isi bahan pustaka yang bersangkutan.23 Tujuannya adalah semua subyek yang sama pemberian nomor kode (kelas) atas semua informasi menurut sistem tertentu. Klasifikasi dilakukan agar koleksi terkelompok dan tersusun dengan baik, sehingga mudah dicari kembali. Hasil klasifikasi adalah penentuan nomor kelas koleksi informasi menurut isi dan subyek. Pedoman standar UDC (Universal Decimal Classification), dan tajuk subyek.

3) Katalogisasi

Merupakan kegiatan pembuatan entri di setiap koleksi dengan memuat deskripsi atas fisik buku atau bahan pustaka secara lengkap mencakup pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ukuran buku, ilustrasi dan lainnya, yang sesuai dengan ISBD (International Standar Book Description). Deskripsi entri katalog bisa berupa entri katalog kartu atau entri katalog komputerize Online Public Access Catalog (OPAC). Katalog merupakan wakil koleksi bahan pustaka. Menurut Sutarno NS ada tiga macam katalogisasi diantaranya adalah;24

(a) Katalog sederhana, kegiatan katalogisasi yang hanya mencantumkan informasi data bibliografi tingkat (level) 1 berdasarkan AACR2 yaitu: judul asli, pengarang, edisi, penerbit, tempat terbit, nomor standar bahan pustaka seperti ISBN.

(b) Katalogisasi kompleks, merupakan kegiatan katalogisasi tingkat

23

Pawit M. Yusuf MS, Pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah (Jakarta: Kencana, 2007), h. 40.

24

(level) 2 dengan ditambah judul paralel, judul-judul seri, judul terjemah dan pengarang tambahan.

(c) Katalog salinan adalah kegiatan menyalin data bibliografi bahan pustaka dari sumber bibliografi lain dengan atau tidak menambah informas yang diperlukan.

4)Pembuatan kelengkapan pustaka

Kegiatan menyiapkan dan membuat kelengkapan bustaka agar pustaka siap dipakai, mudah digunakan dan untuk memelihara agar koleksi tetap dalam keadaan baik. Kegiatan diantaranya adalah pembuatan label buku (call number), kartu buku, slip tanggal kembali buku dan sampul buku, pemasangan RFID dan lain sebagainya.

5)Penyusunan kartu katalog

Menyajikan kartu katalog perpustakaan agar dapat digunakan oleh pemakai perpustakaan untuk mencari dan menemukan dan menentukan lokasi suatu buku yang dikehendakinya.25 Katalog disusun berdasarkan abjad judul, pengarang atau penanggung jawab, subjek dan penerbit, agar dapat mudah ditemukan oleh pemustaka.

6)Penyusunan Buku di rak

penyusunan buku dirak merupakan kegiatan menempatkan dan menjajarkan buku-buku yang sudah selesai diolah dan dan dilengkapi dengan label ke dalam rak atau lemari buku sesuai dengan nomer urut label agar mudah ditemukan.

c) Pemeliharaan

Kegiatan yang bertujuan agar setiap informasi yang ada dalam

25

perpustakan yang berupa bahan pustaka cetak, digital, database perpustakaan dapat terjaga dan terpelihara sehingga usianya menjadi panjang, dan daya pakainya lama. Kegiatan ini dilakukan mengingat bahan informasi cetak yang mudah rusak dan bahan informasi digital yang mudah hilang atau terhapus.

d) Layanan Pemakai

Layanan pemakai merupakan pemberian pelayanan perpustakaan kepada pemustaka dalam menggunakan bahan-bahan pustaka yang terdapat dalam perpustakaan, pelayanan pemakai meliputi dua yaitu layanan sirkulasi dan layanan referensi.26

a) Layanan Sirkulasi

Kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan. Bagian ini terutama meja sirkulasi, seringkali dianggap sebagai ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian inilah yang pertama kali berhubungan dengan pemakai dan paring sering digunakan oleh pemustaka.27 Tugas pokok sirkulasi adalah melayani pemakai yang akan meminjam, mengembalikan dan memperpanjang pinjaman buku perpustakaan serta membuat laporan kegiatan sirkulasi. Ada beberapa laparan yang harus dibuat untuk mengevaluasi sejauh mana layanan digunakan. Beberapa laporan tersebut adalah:

(a) Laporan anggota perpustakaan (b) Laporan pengunjung perpustakaan

26

Rizal Saiful Haq, dkk., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. UIN Press/Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah, h 102.

27

Sulistiyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1993), h. 257.

(c) Laporan peminjaman. b)Referensi

Menurut American Library Association layanan refrensi merupakan sebagai layanan perpustakaan yang secara langsung berhubungan dengan pembaca dalam memberikan informasi dan penggunaan perpustakaan untuk kepentingan study dan riset.28 Pelayanan yang berhubungan dengan pelayanan yang membantu pemusta yang menemukan kesulitan dalam memperoleh informasi atau bahan pustaka dan memberikan petunjuk agar informasi atau bahan pustaka yang diperlukan dapat secepatnya ditemukan.29 Apabila perpustakaan mempunyai cukup banyak staf tugas layanan referensi ditangani oleh petugas khusus layanan referensi dan memiliki meja sendiri.

e) Administrasi

Menurut kamus istilah perpustakaan dan dokumentasi, administrasi adalah kegiatan pelengkap di samping pekerjaan rutin perpustakaan yang semuanya berkaitan dengan rencana memajukan dan mengembangkan perpustakaan, kegunaan pekerjaan ini mencakup pengawasan dan pengembangan pekerjaan di semua bagian dan pemecahan bermacam masalah yang timbul, pekerjaan administrasi perpustakaan harus dapat memenuhi semua keperluan yang berhubungan dengan pengelolaan perpustakaan.30

28

Tri septianto, umar sidik, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007), h. 226.

29

Sudarnoto Abdul Hakim, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h 111.

30

Nurhaidi Magetsari, dkk., Kamus Istilah Perpustakaan Dan Dokumentasi (1992), [online] Kamus Istilah Perpustakaan, Perpustakaan Nasional. http://www.pnri.go.id/IstilahPerpustakaanAdd.aspx?id=5 diakses 11 April 2014.

Menurut Sutarno NS pada karyanya, Kegiatan administrasi perpustakaan mencakup antara lain adalah; konsep surat, pengetikan, surat masuk, surat keluar, menata arsip dan dokumen, membuat peraturan tata tertib, penyusunan anggaran, pembuatan laporan, penyusunan program kegiatan perpustakaan, dan lain-lain.31 Dapat disimpulkan bahwa administrasi yang lakukan di perpustakaan merupakan sebuah dokumentasi yang dilakukan pada kegiatan-kegiatan pokok perpustakaan.

f) Sosialisasi

Promosi perpustakan merupakan metode yang digunakan untuk menginformasikan dan mengingatkan pemustaka tentang institusi berserta sumber-sumber yang ada di dalamnya dan juga layanan yang digunakan. Selain itu kegiatan promosi berguna untuk menjaring minat dan respon masyarakat, mengembangkan kerjasama, memberikan sesuatu yang berguna dan mengembangan upaya membangun media penghubung antara perpustakaan dengen pemustaka.

B. Sistem Otomasi Perpustakaan

1. Pengertian Sistem Otomasi Perpustakaan

Pada buku Sistem Informasi Manajemen yang ditulis oleh Jr Raymond McLeod menerangkan bahwa, Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu untuk mencapai tujuan. Setiap sistem memiliki tujuan (goal), tujuan iniliah yang menjadi motivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendalai. Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi

31

dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.32

Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah otomasi atau automasi dijelaskan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan lagi pengawasan manusia.33 Sedangkan menurut Sulistiyo-Basuki yang dijelaskan didalam karyanya yang berjudul Preodisasi Perpustakaan Indonesia, pengertian otomasi merupakam konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut.34 Dapat disimpulkan bahwa sistem otomasi merupakan proses pengalihan kegiatan dari tenaga manusia ke tenaga mesin yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang terkait untuk melakukan kegiatan tersebut.

Sulistiyo-Basuki guru besar Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia menjelaskan secara singkat bahwa otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi untuk kepentingan perpustakaan, mulai dari pengadaan hingga ke jasa informasi bagi pembaca.35 Sedangkan menurut Putu Laxman Pendit berpendapat bahwa sistem otomasi perpustakaan merupakan seperangkat aplikasi komputer untuk membantu kegiatan perpustakaan yang terutama bercirikan pengguna pangkalan data terbesar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas utama

32

Raymond McLeod, Jr. Et. Al., Sistem Informasi Manajemen (Jakarta PT. Indeks, 2004), h.9.

33

Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa. “Otomasi” dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 631. 34

Sulistiyo-Basuki, Preodisasi Perpustakaan Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya), h. 96.

35

Sulistiyo-Basuki, Preodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya), h. 96.

dalam hal menyimpan, menemukan dan meyajikan informasi.36

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem otomasi perpustakaan merupakan sistem yang dapat digunakan oleh perpustakaan untuk menjalankan fungsi-fungsi kegiatan perpustakaan dengan bantuan komputer atau mesin lainnya.

2. Tujuan Otomasi Perpustakaan

Penerapan sistem otomasi dalam sebuah perpustakaan pastinya mempunyai tujuan. Menurut John Corbin, bahwa tujuan utama dari diterapkanya sistem otomasi perpustakaan adalah:37

a) Meringankan beban kerja, khususnya yang rutin dan berulang-ulang. Perangkat lunak yang digunakan dapat diprogram untuk mengerjakan pekerjaan bersifat administratif, misalnya pengisian data anggota perpustakaan, pembuatan statistik pelayanan, pengisian data bibliografi untuk pembuatan katalog, dan sejenisnya.

b)Menghemat waktu dan tenaga sehingga dapat meningkatkan efesiensi kerja.

c) Komputer dapat mengolah data lebih cepat dan akurat dari pada pengolahan secara manual.

d)Meningkatkan kerjasama antar layanan atau bagian ataupun antar perpustakaan, sistem otomasi perpustakaan memungkinkan adanya hubungan dan kerja sama (networking) baik secara lokal (antar bagian di satu perpustakaan) maupun atar perpustakaan.

36

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital dari A sampai Z (Jakarta; Cita Kami, 2008), h. 222.

37

John Corbin, Managing The Library Automation Project (Kanada : Oryx Press, 1985), h. 18.

e) Penggunaan komputer dapat mengurangi resiko kesalahan manusia dalam mengerjakan pekerjaan rutinnya, karena komputer tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik maupun emosi.

f) Memberikan layanan yang lebih efektif bagi pemakai.

g)Pustakawan dapat mengalihkan pekerjaan yang bersifat rutin kepada komputer dan dapat lebih mengkonsentrasikan diri kepada pengembangan jasa perpustakaan, sehingga dapat memberikan layanan sebaik mungkin kepada pemakai.

h)Memberikan hasil pekerjaan yang konsisten. 3. Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan

Dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung terkait satu dengan lainnya. Pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, network atau jaringan, data dan manual merupakan unsur-unsur atau sarat terbentuknya otomasi perpustakaan, hal ini disampaikan oleh Wahyu Supriyanto dalam karyanya, diantaranya adalah:38

a) Pengguna

Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi perpustakaan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan atau staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi. Tenaga-tenaga pengguna dilatih untuk menjadi oprator, teknisi dan administrator yang

38

Wahyu Supriyanto, Teknologi Infornasi Perpustakaan. (Yogyakarta: Kanisius, 2008), h 28

terlatih.

b) Perangkat Keras

Yang disebut perangkat keras seperti, komputer, printer,

barcode scanner, dan lain sebagainya. Tanpa adanya perangkat keras, perangkat lunak tidak dapat dijalankan. Sebuah komputer sudah cukup ntuk digunaka diperpustakaan yang kecil. Sedangkan untuk perpustakaan besar diperlukan beberapa prangkat lain seperti

server, perangkatjaringan, maupun web. c) Perangkat Lunak

Pendapat Sutarman pengarang buku Pengantar Teknologi menjelaskan bahwa Prangkat lunak merupakan Program komputer yang berisi sekumpulan intruksi yang dibuat dengan menggunakan bahasa khusus yang memberi perintah kepada komputer untuk melakukan berbagai pemprosesan terhadap data yang terdapat dalam program tersebut atau data yang dimasukan oleh pengguna komputer.39 Perangkat lunak dapat diartikan suatu metode atau prosedur untuk menjalankan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai. Dijelaskan di dalam buku Perpustakaan Digital Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia menjelaskan bahwa perangkat lunak dapat didapatkan dengan tiga cara diataranya adalah;40

1)Membangun sendiri secara internal, perpustakaan dapat membangun software untuk oprasional perpstakaan dengan staf

39

Sutarman, Pengantar Teknologi Informasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 144. 40

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, h. 192.

internal perpustakaan yang mampu membangun perangkat lunak. Pilihan ini bisa diambil oleh perpustakaan yang mempunyai staf programmer yang mampu membangun prangkat lunak.

2)Meminta pihak ketiga untuk mengembangkan software (alih daya atau outsourcing). Pilihan ini tepat untuk perpustakaan yang tidak memiliki staf yang mampu untuk mengembangkan perangkat lunak.

3)Membeli perangkat lunak yang sudah jadi. Jika menginginkan sistem yang lebih cepat terpasang, pilihan ini sesuai untuk itu. Dengan membeli perangkat lunak yang bersifat masal tentunya sudah melewati pengujian beberapa kali dan oleh karena itu sistem lebih besar kemungkinan untuk berjalan sempurna dibanding pilihan sebelumnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengadaan perangkat lunak adalah lisensi. Lisensi dari database

yang digunakan perpustakaan tentunya menjadi tanggung jawab perpustakaan. Oleh karenanya perpustakaan perlu mempertimbangkan rincian biaya yang besar. Adapun alternatif yang bisa dipilih diantaranya adalah:41

1) Perangkat lunak proprietary, perangkat lunak yang hak ciptanya di miliki perusahaan atau individu yang dipasang secara komersil dan biasanya source code tidak diberikan secara penuh.

41

2) Prangkat lunak yang bersifat OSS/FS (Open Source Software/Free Software). Lisensi perangkat lunak ini dapat digunakan, dikembangkan dan didistribusikan kembali. Perpustakaan dapat memperoleh software perpustakaan dengan hanya mengunduh (download) software misalnya SLiMS, OpenBliblo, Evergreen, Greenstone, Koha, PhpMyLibrary sebagainya. Sebagai

3) Perangkat lunak gratis (freeware), untuk software seperti ini seringkali source cede tidak diberikan dan software tidak memiliki kekuatan legal untuk mengubah dan menstribusikan kembali.

4) Perangkat lunak yang bersifat publik domain, merupakan prangkat lunak yang tidak memiliki hak cipta namun juga tidak memberikan source code untuk dikembangkan.

Dalam buku Teknologi Informasi Perpustakaan menjelaskan bahwa pemilihan software otomasi perpustakaan dapat dinilai dengan keriteria sebagai berikut;42

1) Kegunaan, fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu

(realtime) dan relevan untuk proses pengambilan keputusan. 2) Ekonomis, biaya yang dikeluarkan sebanding untuk

mengaplikasikan perangkat lunak sesuai dengan hasil yang didapatkan.

42

Wahyu Supriyanto, Teknologi Infornasi Perpustakaan (Yogyakarta: kanisius, 2008), h 35.

3) Keandalan, mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar dan terus-menerus.

4) Fleksibel, dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan institusi, serta memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

5) Sederhana, menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan pengguna.

d) Perangkat jaringan

Jaringan komputer telah menjadi bagian dari otomasi perpustakaan karena perkembangan yang terjadi dalam teknologi Informasi sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya secara bersama-sama. Jaringan akan memudahkan komputer-komuter yang ada dalam maupun luar perpustakaan dapat saling tukar menukar data, sehingga penyelenggaraan pelayanan di perpustakaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam buku yang berjudul Buku Pintar Penanganan Jaringan menjelaskan bahwa Komponen-komonen perangkat keras jaringan antara lain: komputer sebagai server dan klien, Network Interface Card yang biasa disebut LAN Card atau hub (peng hubung komputer, Head Up Butt), media komunikasi (pengkabelan) concentrator dan sistem operasi jaringan.43

e) Perangkat data

Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas,

43

fakta, tindakan, benda dan sebagainya. Sebuah sistem informasi dapat berkerja bila dimasuki oleh data, data akan diproses sesuai perintah dan mengeluarkan hasil.

Dalam buku teknologi informasi perpustakaan dijelaskan bahwa, suatu data memiliki susunan organisasi diantaranya adalah; Bit, merupakan kombinasi dari 0 dan 1, bentuk data yang paling dasar; Byte, merupakan kombinasi bit-bit, biasanya unit terkecil terdiri dari 8 bit; Field, kumpulan dari byte-byte yang membentuk suatu arti, misalnya no urut; Record, kumpula field yang membentuk informasi, misalnya data pegawai; file, kumulan

record misalnya file dari pegawai di berbagai departemen;

database merupakan kumpulan file yang sling berhubungan membentuk informasi.44

Menurut wahyu supriyanto, metadata merupakan bentuk dari pengidentifikasian suatu atribut dan struktur dari sebuah data atau informasi. Menurut Wayu Supriyanto metadata merupakan bentuk pengidentifikasian, penjelasan suatu data Secara sederhana

metadata dapat dikatakan dengan “datanya data”. Misalnya

metadata dari data katalog sebuah buku yang terdiri dar judul, penanggung jawab, subjek, penerbit dan lain sebagainya. Marc dan

Dublin Core merupakan metadata yang dikenal di kalangan

perpustakaan. f) Manual

Manual atau bisa disebut prosedur adalah penjelasan

44

bagaimana memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yang harus diikuti bilamana menggunakan perangkat keras adan perangkat lunak. Manual harus dubaca dan dimengerit walau serumit apapun karena Manual merupakan kunci kelancaran sistem, keterangan tersebut diutarakan oleh Sismanto dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perpustakaan Digital.45 Dapat disimpulkan bahwa manual merupakan hal yang penting dan harus ada untuk memberikan informasi, cara dan aturan software, agar

software dapat mudah digunakan secara maksimal. 4. Cakupan Sistem Otomasi Perpustakaan,

Adapun cakupan-cakupan yang dilakukan dalam pengolahan perpustakaan dengan sistem otomasi perpustakaan diantaranya adalah:

a) Pengadaan koleksi

Kegiatan ini berkaitan dengan pengadaan bahan pustaka baik melalui cara membeli, pertukaran, maupun dari hadiah. Modul

Dokumen terkait