• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan software koha dalam sistem otomasi di perpustakaan kementerian kesehatan RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan software koha dalam sistem otomasi di perpustakaan kementerian kesehatan RI"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP)

Akhmat Nur Jawahir 1110025000058

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Sla'ipei

Diajukan Kepada Fa,lcultas Adab dan Humaniora Untuk Me$enuhi Petoyaratan Memporoleh

Selnr Sa4jana Ilmu FprpuptaksaR (S,lF)

0lehl

Akhsat

l$$,rJqlvshi.r NIM: 1110025000058

JURUSAN ILMU I'ERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN I{UMANIORA

UNIVBRSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435H/?014M

Di Bawah Birnbingan:

(3)

Judul Skripsi : Pemanfaatan Software I(oha dalam Sistem Otomasi Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI

Ujian Skripsi : Rabu, 19 November 2014

Skripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tim Penguji sebagai sarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Setara Satu (Sl) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, l9 November 2014 Nama

NIM

1.

Ketua Sidang

2.

Sekretaris Sidang

3.

Penguji I

4.

Pengui II

Tanggal

4r-

Lot+'

za/rz

f

zot

4

1r4.t)4

/T

Lembar

Pengesahan Panitia

Ujian

Skripsi

: Akhmat Nur Jawahrr : I 1 10025000058

Pungki Purnomo. MLIS NIP. 19614215 199903 I 005

Mukmin Suprayogi M. Si NrP. 19620301 199903

l

00r

Ida Farida. MLIS

NIP. 19700407 200003 2 003

Mukmin Supra)rogi M. Si NrP. 19620301 199903 I 001

(4)

SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS

ADAB DAN

HUMANIORA

il. lr. H. Juanda No. 95, Ciputat t54!2, Jakarla, lndonesia Ielp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

Mahasiswa

: AKHMAT NUR JAWAHIR NIM

Program Studi

: 1110025000058 : llmu Perpustakaan

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi iniadalah hasil karya saya sendiriyang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk rnenyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibata lka n.

Demikian pernyataan inidibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggungjawab saya.

a. 6.lan,tari 2o15

RIBIJ RUPI

AKHMAT NUR J HIR

w

(5)

i ABSTRAK

Akhmat Nur Jawahir

Pemanfaatan Software Koha dalam Sistem Otomasi Perpustakan Kementerian Kesehatan RI

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemanfaatan software Koha pada sistem otomasi perpustakaan Kementerian Kesehatan. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara dan kajian pustaka, yang bersumber dari staf perpustakaan yang menggunakan software Koha.

Dari hasil penelitian dapat diketahui pertimbangan dipilihnya software Koha diantaranya adalah; ekonomis; mudah digunakan; mudah melakukan migrasi dari

software lain, memiliki fitur yang lengkap, dan rekomendasi dari WHO. Selain hal tersebut juga diketahui bahwa software Koha memiliki modul yang lengkap namun modul-modul tersebut sebagian ada yang tidak digunakan. Adapun modul yang digunakan adalah modul katalogisasi, OPAC, laporan, dan modul yang tidak digunakan adalah modul pengadaan, sirkulasi, serial. Pada modul-modul software

Koha yang digunakan juga terdapat fungsi-fungsi didalamnya. Tidak seluruhnya fungsi-fungsi pada modul tersebut dipakai seperti fungsi cetak barcode dan call number pada modul katalogisasi.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul

“PEMANFAATAN SOFTWARE KOHA DALAM SISTEM OTOMASI

PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI” ini dengan baik dan lancar. Topik sebuah skripsi ini dipilih atas pertimbangan penulis terhadap

pentingnya pemanfaatan software otomasi perpustakaan. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kemajuan dan perkembangan perpustakaan

dalam upaya meningkatkan pemanfaatan software Koha sebagai otomasi

perpustakaan Kementerian Kesehatan RI.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, Penulis mendapatkan bantuan,

petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada

kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan skripsi ini, diantaranya yaitu

kepada

1 Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Adab

dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2 Bapak Pungki Purnomo, MLIS dan Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si

selaku ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan selaku sekretaris Jurusan

Ilmu Perpustakaan

3 Bapak Ade Abdul Hak, M.Hum selaku dosen pembimbing yang telah

(7)

iii

skripsi dan seluruh dosen dari Jurusan Ilmu Perpustakaan yang

penulis sayangi.

4 Ibu Siwi Rastanti, selaku Kasubag Perpustakaan Kementerian

Kesehatan RI, yang telah membantu penulis dalam mendapatkan

data-data dan informasi yang penulis butuhkan.

5 Bapak Agus Supriadi, Bapak Parna, SIP, Bapak Teguh, S.Sos dan

semua pegawai Kasubag Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6 Kedua orang tua, Bapak H. Subkhan dan Ibu Hj. Siti Solikah yang

selalu memberi semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini. Tak

lupa kedua paman Nur Habibi dan Jamroji yang selalu memotivasi.

7 Semua mahasiswa JIP dan JIP angkatan 2010 yang selalu menemani.

Pastikan kita selalu terikat dengan tali persaudaran yang ada diantara

kita kan tetap indah terjaga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis

(8)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... ... . iv

DAFTAR TABEL ... ... . vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metode Penelitian ... 7

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 7

2. Sumber Data ... 7

3. Informan Penelitian ... 8

4. Teknik Pengumpulan Data ... 8

5. Teknik Analisi Data ... 10

E. Definisi Istilah ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 14

A. Perpustakaan Khusus ... 14

1. Pengertian Perpustakaaan Khusus ... 14

(9)

v

B. Sistem Otomasi Perpustakaaan ... 22

1. Pengertian Sistem Otomasi Perpustakaaan ... 22

2. Tujuan Otomasi Perpistakaan ... 24

3. Unsur-unsur Otomasi Perpustakaaan ... 25

4. Cakupan Sistem Otomasi Perpustakaan ... 31

5. Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaaan ... 35

C. Penelitian Terdahulu ... 36

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI ... 39

A. Sejarah Singkat Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI ... 39

B. Visi dan Misi Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI ... 39

C. Struktur Organisasi Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI ... 40

D. Koleksi Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI ... 41

E. Layanan Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI ... 42

F. Unsur-unsur Sistem Otomasi Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Pelaksanaan Penelitian ... 50

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 50

1. Kriteria Pemilihan Software Koha sebagai Sistem Otomasi Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI ... 50

(10)

vi

a. Modul-modul Koha 3.0 yang Digunakan dan Dimanfaatkan

dalam Melakukan Kegiatan Perpustakaan Kementerian

Kesehatan ... ... 52

b. Modul-modul Koha 3.0 yang Tidak Digunakan dalam Melakukan Kegiatan Perpustakaan Kementerian Kesehatan ... ... 61

c. Analisa Pemanfaatan Modul Software Koha Sebagai Otomasi Perpustakaan Kementerian Kesehatan ... 69

3. Kendala-kendala yang Dialami dalam Pemanfaatan Software Koha di Perpustakaan Kementerin Kesehatan RI ... 70

BAB V PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Literatur Review ... 15

2. Tabel 2 Jumlah Koleksi ... 55

(12)

1 A. Latar Belakang

Dengan meledaknya informasi diberbagai bidang, membuat manusia

untuk selalu meningkatkan kebutuhan informasinya agar terpenuhi. Hal ini

membuat masyarakat lebih selektif untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

Data dan informasi yang telah tersimpan baik yang cetak maupun elektronik

harus mudah ditemukan dengan relevan dan akurat sehingga dapat terhindar

dari informasi yang tidak diperlukan. Perpustakaan adalah salah satu unit yang

mendukung kemajuan instansi sebagai sarana pengumpulan, pengolahan dan

penyebaran informasi.

Untuk mencapai hal tersebut sangat dibutuhkan paradigma baru yang

menempatkan perpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi yang sangat

penting, karena dapat memberikan kemudahan untuk melakukan fungsi dan

peran agar pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan berkualitas. Teknologi

informasi merupakan wujud nyata dari kebutuhan informasi masyarakat masa

kini dengan memberikan kemudahan dan kecepatan dalam mengakses

informasi.

Teknologi informasi banyak digunakan untuk pengolahan pekerjaan

karena daya efektivitasnya dan efisiensi yang sudah terbukti mampu

mempercepat kinerja, kecepatan kinerja pada akhirnya akan meningkatkan

keuntungan atau omset yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan.1

1

(13)

Perkembangan teknologi informasi ini pun memberikan dampak positif bagi

perpustakaan untuk lebih maju. Kemajuan ini terlihat pada penggunaan

teknologi informasi dalam proses pengolahan data menjadi informasi yang

cepat dan dilakukan secara otomatis pada perpustakaan.

Tidak dapat disangkal bahwa teknologi informasi telah banyak

mengubah fungsi perpustakaan. Teknologi telah menghantarkan perpustakaan

untuk lebih pro aktif menawarkan jasa informasinya. Otomasi perpustakaan

merupakan salah satu unsur penerapan teknologi informasi di perpustakaan.

Otomasi perpustakaan adalah seperangkat aplikasi komputer untuk menunjang

kegiatan di perpustakaan yang terutama bercirikan penggunaan pangkalan data

ukuran besar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan

dengan faslitas utama dalam hal penyimpanan, menemukan dan menyajikan

informasi.2

Otomasi perpustakaan dapat difungsikan sebagai bentuk sistem

informasi manajemen perpustakaan seperti pengadaan, inventarisasi,

katalogisasi, sirkulasi, pengolahan data anggota dan statistik fungsi tersebut

dapat di istilahkan dengan otomasi perpustakaan. Dapat juga berfungsi sebagai

sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu

pengetahuan dalam bentuk digital, dapat disebut dengan perpustakaan digital.3

Penggunaan teknologi informasi pada perpustakaan baik hardware atau

software dapat memberikan kemudahan manajemen perpustakaan yang lebih

baik disamping keefektifan dan efisiensi waktu, biaya hingga sumber daya

manusia (SDM).

2

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital; dari A sampai (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), h. 222.

3

(14)

Perpustakaan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang

berkedudukan di Ibukota Negara ini merupakan perpustakaan khusus yang

dikelola oleh kementerian itu sendiri. Perpustakaan ini memiliki tugas untuk

menunjang visi dan misi serta tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan

informasi bagi seluruh staf Kementerian Kesehatan dan institusi yang ada di

dalamnya serta pengguna dikalangan tidak terbatas. Oleh karena itu

keefektifan dan efisiensi layanan perpustakaan sangat diperlukan guna

memenuhi kebutuhan informasi seluruh staf atau pegawai di lingkungan

Kementerian Kesehatan. Dalam melakukan kegiatan pelayanan perpustakaan

memperlukan sarana penunjang yang bisa dipergunakan secara maksimal.

Software otomasi perpustakaan merupakan alternatif bagi salah satu

pustakawan dan pengelola sumber-sumber informasi dalam melakukan

kegiatan kepustakawanan. Software otomasi perpustakaan dapat difungsikan

untuk melakukan pekerjaan operasional perpustakaan yang bersifat rutinitas,

mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC,

pengolahan terbitan berkala, sirkulasi dan pekerjaan lain dalam lingkup

oprasional perpustakaan4.

Sebuah software untuk perpustakaan dibuat sesuai dengan kebutuhan

perpustakaan. Untuk membuat software perpustakaan haruslah ada kerja sama

antara pustakawan yang mengetaui semua kebutuhan perpustakaan dengan

programmer yang membuat script pemrograman software perpustakaan,

tentunya pembuatan software perpustakaan ini tidak mudah untuk dilakukan.

Karena pembuatan atau pembelian software banyak mengeluarkan biaya,

4

(15)

waktu dan tenaga yang ekstra.

Untuk mendapatkan software sistem otomasi perpustakaan sekarang

tidaklah sulit. Hanya dengan mengunduh (download) yang tersedia di internet

perpustakaan sudah bisa menginstall dan memanfaatkan software otomasi

perpustakaan tersebut. Sebelum menggunakan software otomasi perpustakaan,

pengguna software dapat memilah-memilih terlebih dahulu sesuai dengan

kebutuhan perpustakaannya. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya software

perpustakaan yang gratis dan bebas untuk digunakan seperti, Greenstone,

Imelda, OpenBiblio, Koha, PhpMyLibrary, Evergreen, SliMS dan lain-lain.

Koha merupakan salah satu sistem manajemen perpustakaan terpadu

yang telah digunakan oleh perpustakaan-perpustakaan di penjuru dunia.

Lisensi software Koha berbasis Open Source, open source adalah perangkat

lunak yang dikembangkan secara gotong-royong tanpa koordinasi resmi,

menggunakan kode program (Source Code) yang tersedia secara bebas serta

didistribusikan melalui internet.5 Koha meliputi modul untuk akuisisi,

sirkulasi, katalogisasi, manajemen serials, otoritas, pelaporan fleksibel,

pencetakan label, multi-format pemberitahuan, dan banyak lagi.6

Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI yang biasa di sebut

Perpustakaan Kemenkes merupakan salah satu perpustakaan yang telah

menggunakan software otomasi perpustakaan Koha di Perpustakaan

Kementerian Kesehatan untuk mengefektifkan kegiatan penyelenggaraan

pelayanan perpustakaan, baik pelayanan pubik maupun pelayanan teknis dan

dapat membantu aktifitas yang bersifat rutinitas di perpustakaan seperti

5

Sutarman. Pengantar Teknologi Informasi (Jakarta: Bumi Aksara. 2009), h. 169.

6

(16)

pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, pengolahan anggota, laporan

dan sebagainya. Maka sangat disayangkan apabila fasilitas-fasilitas pada

software Koha seperti modul pengadaan, sirkulasi laporan dan lain-lain tidak

dimanfaatkan secara maksimal oleh Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis ingin membahas

tentang optimalisasi sistem otomasi Koha di Perpustakaan Kementerian

Kesehatan yang selanjutnya disebut Perpustakaan Kemenkes untuk

mengetahui sejauh mana pemanfaatan aplikasi sistem otomasi perpustakaan

tersebut dalam penyelenggaraan pelayanan. Maka penulis membahas hal

tersebut dalam skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Software Koha dalam

Sistem Otomasi di Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Adapun fokus yang diberikan oleh penulis untuk membatasi agar

penjelasan tidak meluas adalah menjelaskan mengenai pemilihan software

manajemen perpustakaan, pemanfaatan atau penggunaan modul-modul

software Koha di Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI.

Adapun aspek yang akan dibahas adalah mengenai Pemanfaatan Sistem

Otomasi Koha pada Perpustakaan Kemenkes dan dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengapa software Koha dipilih sebagai aplikasi dalam sistem otmasi

perpustakaan Kementerian Kesehatan.

2. Bagimana pemanfaatan modul-modul sistem otomasi perpustakaan Koha

pada perpustakaan Kementerian Kesehatan

(17)

otomasi Koha pada Perpustakaan Kementerian Kesehatan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi tentang pemanfaatan sistem

otomasi Koha ini diantaranya adalah:

1. Mengetahui alasan mengapa software Koha dipilih sebagai aplikasi dalam

sistem otomasi perpustakaan Kementerian Kesehatan.

2. Mengetahui pemanfaatan dari modul-modul yang disediakan oleh sistem

otomasi Koha di Perpustakaan Kementerian Kesehatan.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dialami oleh Perpustakaan Kementerian

Kesehatan dalam pemanfaatan sistem otomasi Koha.

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah

a) Menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana penerapan sistem

otomasi terhadap sebuah perpustakaan secara nyata dengan berbagai

kelebihan dan kekurangannya.

b) Memberikan masukan atau saran kepada pihak manajemen perpustakaan

sebagai salah satu pedoman dalam pengembangan sistem otomasi

perpustakaan.

c) Menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang perpustakaan khususnya

(18)

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode merupakan upaya yang dapat dilakukan Penulis dalam

mengumpulkan data-data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti.

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan

atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.7

Pendekatan penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, suatu

pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya

peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan

berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.

2. Sumber data

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara

atau langsung dari sumbernya.8 Data ini diperoleh langsung dari lokasi

penelitian yaitu dengan wawancara para pustakawan yang dipilih

sebagai informan dan melakukan observasi dengan melakukan

penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data-data yang

diperlukan.

b) Data Skunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung

dari sumbernya. Data ini bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari

7

Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian; Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60.

8

(19)

literatur-literatur dan artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

3. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.9 Pada penelitan ini

peneliti memilih informan yang berhubungan dengan topik dan memahami

topik penelitian yaitu seorang staf penanggung jawab dalam hal otomasi

perpustakaan dan bagian penglolahan koleksi, seorang pustakawan bidang

pelayanan publik. Serta seorang pustakawan yang menjabat sebagai

pengembangan SDM dan jejaring, dengan jumlah 3 (tiga) informan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

sebagai berikut:

a) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tujuan tertentu oleh

pewawancara dengan memberikan pertanyaan dan diberikan jawaban

oleh yang diwawancarai atas pertanyaan tersebut.10 Pertanyaan dan

jawaban diberikan secara verbal, biasanya komunikasi ini dilakukan

dalam keadaan saling berhadapann namun komunikasi juga dapat

dilaksanakan dengan menggunakan telepon.11 Cara ini digunakan untuk

mendapatkan informasi dan data yang berkaitan dengan alasan mengapa

software KOHA digunakan sebagai aplikasi otomasi perpustakaan

9

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.132.

10

Lexy J. Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Citra Karyakarsa Mandiri,2009), h. 135

11

(20)

Kementerian Kesehatan, pemanfaatan modul-modul software KOHA

dan kendala-kendala yang di alami dalam pemanfaatan software KOHA

pada sistem otomasi perpustakaan Kementerian Kesehatan. Peneliti

akan memwawancarai seluruh stakeholder yang diwakili oleh kepala

urusan (kaur) yang memanfaatkan software KOHA di Perpustakaan

Kementerian Kesehatan RI.

b) Observasi

Observasi dilakukan agar peneliti dapat memahami dan

menyingkap permasalahan yang sebenarnya secara utuh dalam konteks

yang tepat, baik yang menyangkut perasaan, emosi, pikiran,

penghayatan, pandangan atau pemikiran dari partisipan.12 Observasi

dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang

dipelajari dan aktifitas-aktifitas yang tengah berlangsung. Untuk

memperloleh data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan

penelitian peneliti juga melakukan Pada metode ini penulis

pengamatan secara langsung pada pemanfaatan software KOHA pada

sistem otomasi perpustakaan Kementerian Kesehatan.

c) Kajian kepustakaan

Kajian kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil

terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel

laporan dan seterusnya)13. Dalam teknik pencarian data pada kajian

kepustakaan, penulis mengumpulkan bahan-bahan dan data-data dengan

12

Ibid., h. 72.

13

(21)

bersumber pada buku panduan, rekaman arsip, dokumen dan sumber

lainnya yang bersangkutan dengan pokok masalah.

5. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data penelitian ini menggunakan analisis

kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus selama penelitian.14 Analisis data dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a) Reduksi Data

Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan kajian

pustaka dicatat dengan rinci menglompokkan atau memilah-milah

dan memfokuskan pada hal yang penting. Penataan data mengacu

kepada kegiatan yang dilakukan oleh penelitian untuk mengatur

dan mengorganisasikan data mentah yang terkumpul dari

[image:21.595.163.514.308.542.2]

lapangan.15 Dengan demikian data yang didapat akan memberi

gambaran yang jelas.

b) Penyajian data

Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam

bentuk teks yang bersifat naratif. Prinsip peyajian data berproses

secara indukasi interprestasi kemudian kesimpulan. Dalam proses

ini peneliti mulai melakukan penyederhanaan data menjadi

beberapa unit informasi terinci tapi sudah terfokus, dalam

ungkapan asli informan.

c) Penarikan kesimpulan

14

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 206.

15

(22)

Laporan yang didapat dari lapangan secara detail (induksi)

dapat berupa data yang mudah di pahami, sehingga dapat

diciptakan sesuatu kesimpulan tentang pemanfaatan sistem otomasi

di Perpustakan Kementerian Kesehatan RI. Mem-verifikasi

data-data yang terangkum dan disajikan dalam bentuk naratif. Hasil

verifikasi di gunakan untuk untuk menjawab rumusan masalah.

E. Definisi Istilah

1. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan oleh

lembaga-lembaga khusus yang menekankan koleksinya pada suatu bidang

khusus dan bidang-bidang lain yang berhubungan. Perpustakaan khusus

memiliki fungsi kegiatan diantaranya adalah pengadaan, pengelolahan,

pemeliharaan, pelayanan, administrasi dan sosialisasi sumber daya

informasi. Untuk menjalankan fungsi perpustakaan tersebut akan dapat

dimudahkan dengan melakuan otomasi pada perpustakaan khusus tersebut.

2. Otomasi Perpustakaan

Sistem otomasi perpustakaan merupakan sistem yang dapat digunakan

oleh perpustakaan untuk menjalankan fungsi-fungsi kegiatan perpustakaan

dengan bantuan komputer atau mesin lainnya. Otomasi perpustakaan

dilakukan dengan tujuan meningkatkan beban kerja pustakawan khususnya

pekerjaan yang bersifat rutinitas. Dengan adanya system otomasi pada

perpustakaan pustakawan dapat menghemat waktu dan tenaga, sehingga

(23)

Dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan terdapat beberapa unsur

atau syarat yang saling mendukung terkait satu dengan lainnya. Pengguna,

perangkat keras, perangkat lunak, network atau jaringan, data dan manual.

Perangkat lunak pada otomasi perpustakaan atau system otomasi

perpustakaan merupakan salah satu unsur terpenting pada otomasi

perpustakaan. Pustakawan akan lebih terbantu untuk melakukan fungsi

kegiatan perpustakaan seperti pengadaan, penglelolahan dan sirkulasi.

Maka darinya fungsi-fungsi system otomasi perpustakaan harus

dipertimbangkan dahulu oleh pustakawan, sebelum system otomasi

perpustakaan tersebut diimplementasikan oleh pustakawan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang, latar belakang, rumusan dan pembatasan

masalah, tujuan, metode penelitian serta teknik pengumpulan data,

dan teknik analisis data serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini berisi tentang, fungsi kegiatan perpustakaan diantaranya

adalah fungsi layanan teknis dan layanan pemustaka; definisi

sistem otomasi perpustakaan; tujuan otomasi perpustakaan;

unsur-unsur otomasi perpustakaan; cakupan sistem otomasi; prangkat

(24)

Bab IV Gambaran Umum Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI Bab ini berisi gambaran umum perpustakaan Kementerian

Kesehatan, yang terdiri dari sejarah singkat perpustakaan

Kementerian Kesehatan, visi dan misi, struktur organisasi, koleksi,

layanan dan sistem otomasi yang digunakan perpustakaan

Kementerian Kesehatan.

Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan

Membahas tentang pertimbangan-pertimbangan perpustakaan

Kemenkes untuk memilih software perpustakaan dan pemanfaatan

modul-modul software KOHA pada fungsi-fungsi kegiatan

Perpustakaan Kementerian Kesehatan dan kendala-kendala dalam

pemanfaattan sistem otomasi Perpustakaaan Kementerian

Kesehatan.

Bab VI Penutup

Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diambil oleh penulis

setelah melakukan penelitian dan saran atas permasalahan yang

(25)

14

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Khusus

1. Pengertian Perpustakaan Khusus

Definisi perpustakaan khusus sangat banyak, dan pada

perkembangannya selalu berubah dari waktu ke waktu. Hal ini dapat terjadi

dikarenakan pengaruh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta

pengaruh dari perkembangan perpustakaan itu sendiri dalam memberikan

pelayanan kepada pengguna dan anggotanya, penjelasan ini diterangkan oleh

Karmidi Martoatmodjo dalam karyanya yang berjudul Manajem

Perpustakaan Khusus.16 Soekarman Kartosedono berpendapat didalam

artikelnya bahwa Perpustakaan khusus merupakan salah satu jenis

perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah swasta) atau asosiasi

yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan bahan pustaka informasi dilingkungannya dalam

rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun

kemampuan SDM.17 Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang

menekankan koleksinya pada suatu bidang khusus dan bidang-bidang lain

yang berhubungan.18 Melalui pengertian-pengertian mengenai perpustakaan

khusus di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan khusus

16

Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997), h. 116

17

Soekarman Kartosedono, “Gambaran proses pembentukan dan pendirian Perpustakaan Nasional Indonesia” Visi Pustaka. [Online] tersedia di http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=42 diakses pada 15 Feb 2014.

18

(26)

merupakan perpustakaan yang didirikan oleh lembaga-lembaga khusus yang

menekankan koleksinya pada suatu bidang khusus dan bidang-bidang lain

yang berhubungan.

2. Fungsi kegiatan perpustakaan

Kegiatan perpustakaan sangat bervariasi. Variasi kegiatan tersebut

tergantung dengan jenis perpustakaan dan ruang ruang lingkup organisasinya.

Sebuah perpustakaan yang besar membagi tugas dan pekerjaan kepada

berbagai bidang, bagian, sub bagian dan lain-lain. Sedangkan perpustakaan

yang kecil dapat menyederhanakan pembagian tugasnya kedalam orang dan

jabatan yang terbatas pula. Namun semua memiliki persamaan, kegiatan

tersebut meliputi, pengadaan, pengolahan, dan pemeliharaan, layanan,

administrasi dan sosialisasi.

a) Pengadaan

Pengadaan atau akuisi koleksi bahan pustaka merupakan proses

awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber daya informasi.

Pengadaan terdiri atas pembelian, tukar menukar, penerbitan berkala yang

dihasilkan oleh perpustakaan.19 Bagi perpustakaan yang baru dibentuk atau

didirikan, kegiatan pengadaan ini meliputi pekerjaan menentukan kriteria

koleksi perpustakaan dan membentuk koleksi awal. Sedangkan untuk

perpustakan yang sudah berjalan, kegiatan pengadaan untuk menambah dan

melengkapi koleksi yang sudah ada. Menurut Sutarno NS pada buku yang

berjudul Manajemen Perpustakaan hal-hal pokok yang harus dilakukan

berkaitan dengan pengadaan koleksi adalah;20

19

Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 7

20

(27)

1) Penyusunan rencana operasional pengadaan bahan pustaka yang

meliputi

a) Perumusankan kebijakan tentang koleksi, mencakup pedoman,

peraturan, penekanan dan penyediaan anggaran.

b) Menghimpun alat seleksi bahan pustaka, mengumpulkan semua

sumber informasi literatur yang akan dipergunakan dalam proses

penyeleksian dan penentuan bahan pustaka yang akan diadakan

seperti, katalog penerbit, bibliografi dan lain sebagainya.

2) Survei minat pemakai, membuat instrumen, mengumpulkan, mengolah

dan menganalisis data hasil survei untuk mengetahui bahan pustaka

yang diminati oleh pemustaka. survei minat pemakai dapat dilakukan

dengan mewawancarai pemutaka yang potensial rajin menggunakan

perpustakaan, atau menyediakan formulir untuk pengunjung

perpustakaan. Perpustakaan dapat memanfaatkan teknologi informasi

untuk melakukan tugas survai minat pemakai ini, misalhnya dengan

memanfaatkan e-mail, website, sosial media, SMS dan lain

sebagainya. Pemustaka dipersilahkan untuk memberikan informasi

bahan pustaka seperti judul, pengarang, subjek, penerbit tahun terbit,

yang mungkin perlu untuk diadakan oleh perpustakaan.

3) Survei bahan pustaka, merupakan kegiatan mengamati keberadaan

bahan pustaka di penerbit, toko buku, pameran dan perpustakaan lain.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui buku apa saja yang ada,

bahan pustaka yang harus ada dalam perpustakaan, mengetahui fisik,

harga dan informasi lainnya seperti terbitan terbaru, edisi dan lainnya.

(28)

4) Membuat dan menyusun desiderata, Membuat deskripsi bahan

pustaka dalam bentuk kartu atau daftar dan disusun dengan menurut

aturan tertentu untuk digunakan sebagai seleksi bahan pustaka dalam

proses pengadaan bahan pustaka.

5) Menyeleksi bahan pustaka, dengan menggunakan daftar desiderata,

laporan hasil survei minat pemakai, dan laporan hasil survei maka

diadakan penyeleksian bahan pustaka untuk menentukan bahan

pustaka yang akan diadakan oleh perpustakaan untuk satu periode

anggaran pengadaan.

b) Pengolahan

Pengolahan merupakan pekerjaan yang diawali sejak koleksi masuk dan

diterima oleh perpustakaan sampai dengan penempatan di rak yang telah

ditentukan dan disediakan.21 Proses pengolahan terdiri dari:

1) Inventarisasi

Kegiatan inventarisasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah

bahan pustaka yang telah diadakan tiba di perpustakaan. Dalam buku

yang berjudul Pengantar Majanemen Perpustakaan Madrasah

menjelaskan bahwa Inventarisasi dilakukan dengan cara memeriksa

bahan pustaka, memberikan stempel sebagai tanda kepemilikan pada

halaman judul, halaman rahasia, dan bagian lainnya, dan setiap buku

dicatat pada buku induk dan diberikan nomer induk.22

2) Klasifikasi

Menurut Pawit M. Yusuf MS, klasifikasi adalah mengelompokkan

21

Ibid., h. 151.

22

(29)

seluruh koleksi berdasarkan subyek atau isi bahan pustaka yang

bersangkutan.23 Tujuannya adalah semua subyek yang sama pemberian

nomor kode (kelas) atas semua informasi menurut sistem tertentu.

Klasifikasi dilakukan agar koleksi terkelompok dan tersusun dengan

baik, sehingga mudah dicari kembali. Hasil klasifikasi adalah

penentuan nomor kelas koleksi informasi menurut isi dan subyek.

Pedoman standar UDC (Universal Decimal Classification), dan tajuk

subyek.

3) Katalogisasi

Merupakan kegiatan pembuatan entri di setiap koleksi dengan

memuat deskripsi atas fisik buku atau bahan pustaka secara lengkap

mencakup pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman,

ukuran buku, ilustrasi dan lainnya, yang sesuai dengan ISBD

(International Standar Book Description). Deskripsi entri katalog bisa

berupa entri katalog kartu atau entri katalog komputerize Online Public

Access Catalog (OPAC). Katalog merupakan wakil koleksi bahan

pustaka. Menurut Sutarno NS ada tiga macam katalogisasi diantaranya

adalah;24

(a) Katalog sederhana, kegiatan katalogisasi yang hanya

mencantumkan informasi data bibliografi tingkat (level) 1

berdasarkan AACR2 yaitu: judul asli, pengarang, edisi, penerbit,

tempat terbit, nomor standar bahan pustaka seperti ISBN.

(b) Katalogisasi kompleks, merupakan kegiatan katalogisasi tingkat

23

Pawit M. Yusuf MS, Pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah (Jakarta: Kencana, 2007), h. 40.

24

(30)

(level) 2 dengan ditambah judul paralel, judul-judul seri, judul

terjemah dan pengarang tambahan.

(c) Katalog salinan adalah kegiatan menyalin data bibliografi bahan

pustaka dari sumber bibliografi lain dengan atau tidak menambah

informas yang diperlukan.

4)Pembuatan kelengkapan pustaka

Kegiatan menyiapkan dan membuat kelengkapan bustaka agar

pustaka siap dipakai, mudah digunakan dan untuk memelihara agar

koleksi tetap dalam keadaan baik. Kegiatan diantaranya adalah

pembuatan label buku (call number), kartu buku, slip tanggal kembali

buku dan sampul buku, pemasangan RFID dan lain sebagainya.

5)Penyusunan kartu katalog

Menyajikan kartu katalog perpustakaan agar dapat digunakan oleh

pemakai perpustakaan untuk mencari dan menemukan dan menentukan

lokasi suatu buku yang dikehendakinya.25 Katalog disusun berdasarkan

abjad judul, pengarang atau penanggung jawab, subjek dan penerbit,

agar dapat mudah ditemukan oleh pemustaka.

6)Penyusunan Buku di rak

penyusunan buku dirak merupakan kegiatan menempatkan dan

menjajarkan buku-buku yang sudah selesai diolah dan dan dilengkapi

dengan label ke dalam rak atau lemari buku sesuai dengan nomer urut

label agar mudah ditemukan.

c) Pemeliharaan

Kegiatan yang bertujuan agar setiap informasi yang ada dalam

25

(31)

perpustakan yang berupa bahan pustaka cetak, digital, database

perpustakaan dapat terjaga dan terpelihara sehingga usianya menjadi

panjang, dan daya pakainya lama. Kegiatan ini dilakukan mengingat bahan

informasi cetak yang mudah rusak dan bahan informasi digital yang

mudah hilang atau terhapus.

d) Layanan Pemakai

Layanan pemakai merupakan pemberian pelayanan perpustakaan

kepada pemustaka dalam menggunakan bahan-bahan pustaka yang

terdapat dalam perpustakaan, pelayanan pemakai meliputi dua yaitu

layanan sirkulasi dan layanan referensi.26

a) Layanan Sirkulasi

Kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku

perpustakaan. Bagian ini terutama meja sirkulasi, seringkali dianggap

sebagai ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian inilah yang

pertama kali berhubungan dengan pemakai dan paring sering digunakan

oleh pemustaka.27 Tugas pokok sirkulasi adalah melayani pemakai yang

akan meminjam, mengembalikan dan memperpanjang pinjaman buku

perpustakaan serta membuat laporan kegiatan sirkulasi. Ada beberapa

laparan yang harus dibuat untuk mengevaluasi sejauh mana layanan

digunakan. Beberapa laporan tersebut adalah:

(a) Laporan anggota perpustakaan

(b) Laporan pengunjung perpustakaan

26

Rizal Saiful Haq, dkk., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. UIN Press/Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah, h 102.

27

(32)

(c) Laporan peminjaman.

b)Referensi

Menurut American Library Association layanan refrensi merupakan

sebagai layanan perpustakaan yang secara langsung berhubungan

dengan pembaca dalam memberikan informasi dan penggunaan

perpustakaan untuk kepentingan study dan riset.28 Pelayanan yang

berhubungan dengan pelayanan yang membantu pemusta yang

menemukan kesulitan dalam memperoleh informasi atau bahan pustaka

dan memberikan petunjuk agar informasi atau bahan pustaka yang

diperlukan dapat secepatnya ditemukan.29 Apabila perpustakaan

mempunyai cukup banyak staf tugas layanan referensi ditangani oleh

petugas khusus layanan referensi dan memiliki meja sendiri.

e) Administrasi

Menurut kamus istilah perpustakaan dan dokumentasi, administrasi

adalah kegiatan pelengkap di samping pekerjaan rutin perpustakaan

yang semuanya berkaitan dengan rencana memajukan dan

mengembangkan perpustakaan, kegunaan pekerjaan ini mencakup

pengawasan dan pengembangan pekerjaan di semua bagian dan

pemecahan bermacam masalah yang timbul, pekerjaan administrasi

perpustakaan harus dapat memenuhi semua keperluan yang

berhubungan dengan pengelolaan perpustakaan.30

28

Tri septianto, umar sidik, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007), h. 226.

29

Sudarnoto Abdul Hakim, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h 111.

30

Nurhaidi Magetsari, dkk., Kamus Istilah Perpustakaan Dan Dokumentasi (1992), [online] Kamus Istilah Perpustakaan, Perpustakaan Nasional.

(33)

Menurut Sutarno NS pada karyanya, Kegiatan administrasi

perpustakaan mencakup antara lain adalah; konsep surat, pengetikan,

surat masuk, surat keluar, menata arsip dan dokumen, membuat

peraturan tata tertib, penyusunan anggaran, pembuatan laporan,

penyusunan program kegiatan perpustakaan, dan lain-lain.31 Dapat

disimpulkan bahwa administrasi yang lakukan di perpustakaan

merupakan sebuah dokumentasi yang dilakukan pada kegiatan-kegiatan

pokok perpustakaan.

f) Sosialisasi

Promosi perpustakan merupakan metode yang digunakan untuk

menginformasikan dan mengingatkan pemustaka tentang institusi

berserta sumber-sumber yang ada di dalamnya dan juga layanan yang

digunakan. Selain itu kegiatan promosi berguna untuk menjaring minat

dan respon masyarakat, mengembangkan kerjasama, memberikan

sesuatu yang berguna dan mengembangan upaya membangun media

penghubung antara perpustakaan dengen pemustaka.

B. Sistem Otomasi Perpustakaan

1. Pengertian Sistem Otomasi Perpustakaan

Pada buku Sistem Informasi Manajemen yang ditulis oleh Jr

Raymond McLeod menerangkan bahwa, Sistem adalah sekumpulan

elemen yang saling terkait atau terpadu untuk mencapai tujuan. Setiap

sistem memiliki tujuan (goal), tujuan iniliah yang menjadi motivasi yang

mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak

terkendalai. Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi

31

(34)

dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.32

Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah otomasi atau automasi

dijelaskan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara

otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan

lagi pengawasan manusia.33 Sedangkan menurut Sulistiyo-Basuki yang

dijelaskan didalam karyanya yang berjudul Preodisasi Perpustakaan

Indonesia, pengertian otomasi merupakam konsep proses atau hasil

membuat mesin swatindak dan atau swakendali dengan menghilangkan

campur tangan manusia dalam proses tersebut.34 Dapat disimpulkan bahwa

sistem otomasi merupakan proses pengalihan kegiatan dari tenaga manusia

ke tenaga mesin yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang terkait

untuk melakukan kegiatan tersebut.

Sulistiyo-Basuki guru besar Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia

menjelaskan secara singkat bahwa otomasi perpustakaan adalah penerapan

teknologi untuk kepentingan perpustakaan, mulai dari pengadaan hingga

ke jasa informasi bagi pembaca.35 Sedangkan menurut Putu Laxman

Pendit berpendapat bahwa sistem otomasi perpustakaan merupakan

seperangkat aplikasi komputer untuk membantu kegiatan perpustakaan

yang terutama bercirikan pengguna pangkalan data terbesar, dengan

kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas utama

32

Raymond McLeod, Jr. Et. Al., Sistem Informasi Manajemen (Jakarta PT. Indeks, 2004), h.9.

33

Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa. “Otomasi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 631.

34

Sulistiyo-Basuki, Preodisasi Perpustakaan Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya), h. 96.

35

(35)

dalam hal menyimpan, menemukan dan meyajikan informasi.36

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem otomasi

perpustakaan merupakan sistem yang dapat digunakan oleh perpustakaan

untuk menjalankan fungsi-fungsi kegiatan perpustakaan dengan bantuan

komputer atau mesin lainnya.

2. Tujuan Otomasi Perpustakaan

Penerapan sistem otomasi dalam sebuah perpustakaan pastinya

mempunyai tujuan. Menurut John Corbin, bahwa tujuan utama dari

diterapkanya sistem otomasi perpustakaan adalah:37

a) Meringankan beban kerja, khususnya yang rutin dan berulang-ulang.

Perangkat lunak yang digunakan dapat diprogram untuk mengerjakan

pekerjaan bersifat administratif, misalnya pengisian data anggota

perpustakaan, pembuatan statistik pelayanan, pengisian data bibliografi

untuk pembuatan katalog, dan sejenisnya.

b)Menghemat waktu dan tenaga sehingga dapat meningkatkan efesiensi

kerja.

c) Komputer dapat mengolah data lebih cepat dan akurat dari pada

pengolahan secara manual.

d)Meningkatkan kerjasama antar layanan atau bagian ataupun antar

perpustakaan, sistem otomasi perpustakaan memungkinkan adanya

hubungan dan kerja sama (networking) baik secara lokal (antar bagian

di satu perpustakaan) maupun atar perpustakaan.

36

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital dari A sampai Z (Jakarta; Cita Kami, 2008), h. 222.

37

(36)

e) Penggunaan komputer dapat mengurangi resiko kesalahan manusia

dalam mengerjakan pekerjaan rutinnya, karena komputer tidak

dipengaruhi oleh kondisi fisik maupun emosi.

f) Memberikan layanan yang lebih efektif bagi pemakai.

g)Pustakawan dapat mengalihkan pekerjaan yang bersifat rutin kepada

komputer dan dapat lebih mengkonsentrasikan diri kepada

pengembangan jasa perpustakaan, sehingga dapat memberikan layanan

sebaik mungkin kepada pemakai.

h)Memberikan hasil pekerjaan yang konsisten.

3. Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan

Dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan terdapat beberapa

unsur atau syarat yang saling mendukung terkait satu dengan lainnya.

Pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, network atau jaringan, data

dan manual merupakan unsur-unsur atau sarat terbentuknya otomasi

perpustakaan, hal ini disampaikan oleh Wahyu Supriyanto dalam

karyanya, diantaranya adalah:38

a) Pengguna

Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem

automasi perpustakaan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan

hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan

pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan atau staf yang

nantinya sebagai operator atau teknisi. Tenaga-tenaga pengguna

dilatih untuk menjadi oprator, teknisi dan administrator yang

38

(37)

terlatih.

b) Perangkat Keras

Yang disebut perangkat keras seperti, komputer, printer,

barcode scanner, dan lain sebagainya. Tanpa adanya perangkat

keras, perangkat lunak tidak dapat dijalankan. Sebuah komputer

sudah cukup ntuk digunaka diperpustakaan yang kecil. Sedangkan

untuk perpustakaan besar diperlukan beberapa prangkat lain seperti

server, perangkatjaringan, maupun web.

c) Perangkat Lunak

Pendapat Sutarman pengarang buku Pengantar Teknologi

menjelaskan bahwa Prangkat lunak merupakan Program komputer

yang berisi sekumpulan intruksi yang dibuat dengan menggunakan

bahasa khusus yang memberi perintah kepada komputer untuk

melakukan berbagai pemprosesan terhadap data yang terdapat

dalam program tersebut atau data yang dimasukan oleh pengguna

komputer.39 Perangkat lunak dapat diartikan suatu metode atau

prosedur untuk menjalankan komputer agar sesuai dengan

permintaan pemakai. Dijelaskan di dalam buku Perpustakaan

Digital Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia

menjelaskan bahwa perangkat lunak dapat didapatkan dengan tiga

cara diataranya adalah;40

1)Membangun sendiri secara internal, perpustakaan dapat

membangun software untuk oprasional perpstakaan dengan staf

39

Sutarman, Pengantar Teknologi Informasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 144.

40

(38)

internal perpustakaan yang mampu membangun perangkat

lunak. Pilihan ini bisa diambil oleh perpustakaan yang

mempunyai staf programmer yang mampu membangun

prangkat lunak.

2)Meminta pihak ketiga untuk mengembangkan software (alih

daya atau outsourcing). Pilihan ini tepat untuk perpustakaan

yang tidak memiliki staf yang mampu untuk mengembangkan

perangkat lunak.

3)Membeli perangkat lunak yang sudah jadi. Jika menginginkan

sistem yang lebih cepat terpasang, pilihan ini sesuai untuk itu.

Dengan membeli perangkat lunak yang bersifat masal tentunya

sudah melewati pengujian beberapa kali dan oleh karena itu

sistem lebih besar kemungkinan untuk berjalan sempurna

dibanding pilihan sebelumnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan

pengadaan perangkat lunak adalah lisensi. Lisensi dari database

yang digunakan perpustakaan tentunya menjadi tanggung jawab

perpustakaan. Oleh karenanya perpustakaan perlu

mempertimbangkan rincian biaya yang besar. Adapun alternatif

yang bisa dipilih diantaranya adalah:41

1) Perangkat lunak proprietary, perangkat lunak yang hak

ciptanya di miliki perusahaan atau individu yang dipasang

secara komersil dan biasanya source code tidak diberikan

secara penuh.

41

(39)

2) Prangkat lunak yang bersifat OSS/FS (Open Source

Software/Free Software). Lisensi perangkat lunak ini dapat

digunakan, dikembangkan dan didistribusikan kembali.

Perpustakaan dapat memperoleh software perpustakaan dengan

hanya mengunduh (download) software misalnya SLiMS,

OpenBliblo, Evergreen, Greenstone, Koha, PhpMyLibrary

sebagainya. Sebagai

3) Perangkat lunak gratis (freeware), untuk software seperti ini

seringkali source cede tidak diberikan dan software tidak

memiliki kekuatan legal untuk mengubah dan menstribusikan

kembali.

4) Perangkat lunak yang bersifat publik domain, merupakan

prangkat lunak yang tidak memiliki hak cipta namun juga tidak

memberikan source code untuk dikembangkan.

Dalam buku Teknologi Informasi Perpustakaan menjelaskan

bahwa pemilihan software otomasi perpustakaan dapat dinilai

dengan keriteria sebagai berikut;42

1) Kegunaan, fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan

kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu

(realtime) dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.

2) Ekonomis, biaya yang dikeluarkan sebanding untuk

mengaplikasikan perangkat lunak sesuai dengan hasil yang

didapatkan.

42

(40)

3) Keandalan, mampu menangani operasi pekerjaan dengan

frekuensi besar dan terus-menerus.

4) Fleksibel, dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem

operasi dan institusi, serta memiliki potensi untuk

dikembangkan lebih lanjut.

5) Sederhana, menu-menu yang disediakan dapat dijalankan

dengan mudah dan interaktif dengan pengguna.

d) Perangkat jaringan

Jaringan komputer telah menjadi bagian dari otomasi

perpustakaan karena perkembangan yang terjadi dalam teknologi

Informasi sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan

sumber daya secara bersama-sama. Jaringan akan memudahkan

komputer-komuter yang ada dalam maupun luar perpustakaan

dapat saling tukar menukar data, sehingga penyelenggaraan

pelayanan di perpustakaan dapat berjalan dengan efektif dan

efisien. Dalam buku yang berjudul Buku Pintar Penanganan

Jaringan menjelaskan bahwa Komponen-komonen perangkat keras

jaringan antara lain: komputer sebagai server dan klien, Network

Interface Card yang biasa disebut LAN Card atau hub (peng

hubung komputer, Head Up Butt), media komunikasi

(pengkabelan) concentrator dan sistem operasi jaringan.43

e) Perangkat data

Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan

sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas,

43

(41)

fakta, tindakan, benda dan sebagainya. Sebuah sistem informasi

dapat berkerja bila dimasuki oleh data, data akan diproses sesuai

perintah dan mengeluarkan hasil.

Dalam buku teknologi informasi perpustakaan dijelaskan

bahwa, suatu data memiliki susunan organisasi diantaranya adalah;

Bit, merupakan kombinasi dari 0 dan 1, bentuk data yang paling

dasar; Byte, merupakan kombinasi bit-bit, biasanya unit terkecil

terdiri dari 8 bit; Field, kumpulan dari byte-byte yang membentuk

suatu arti, misalnya no urut; Record, kumpula field yang

membentuk informasi, misalnya data pegawai; file, kumulan

record misalnya file dari pegawai di berbagai departemen;

database merupakan kumpulan file yang sling berhubungan

membentuk informasi.44

Menurut wahyu supriyanto, metadata merupakan bentuk

dari pengidentifikasian suatu atribut dan struktur dari sebuah data

atau informasi. Menurut Wayu Supriyanto metadata merupakan

bentuk pengidentifikasian, penjelasan suatu data Secara sederhana

metadata dapat dikatakan dengan “datanya data”. Misalnya

metadata dari data katalog sebuah buku yang terdiri dar judul,

penanggung jawab, subjek, penerbit dan lain sebagainya. Marc dan

Dublin Core merupakan metadata yang dikenal di kalangan

perpustakaan.

f) Manual

Manual atau bisa disebut prosedur adalah penjelasan

44

(42)

bagaimana memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu

perangkat keras atau perangkat lunak. Prosedur merupakan

aturan-aturan yang harus diikuti bilamana menggunakan perangkat keras

adan perangkat lunak. Manual harus dubaca dan dimengerit walau

serumit apapun karena Manual merupakan kunci kelancaran

sistem, keterangan tersebut diutarakan oleh Sismanto dalam

bukunya yang berjudul Manajemen Perpustakaan Digital.45 Dapat

disimpulkan bahwa manual merupakan hal yang penting dan harus

ada untuk memberikan informasi, cara dan aturan software, agar

software dapat mudah digunakan secara maksimal.

4. Cakupan Sistem Otomasi Perpustakaan,

Adapun cakupan-cakupan yang dilakukan dalam pengolahan

perpustakaan dengan sistem otomasi perpustakaan diantaranya adalah:

a) Pengadaan koleksi

Kegiatan ini berkaitan dengan pengadaan bahan pustaka baik

melalui cara membeli, pertukaran, maupun dari hadiah. Modul

pengadaan ini terdapat database manajemen vendor dan database

sistem keuangan dan mengalokasikan dana sesuai dengan anggaran

yang ditentukan. Marshall Breeding berpendapat bahwa tugas-tugas

modul akuisisi diantaranya adalah:46

1) Memilih koleksi yang dibutuhkan oleh perpustakaan

2) Mengelola rencana pengadaan dengan mendaftar dan memilih

vendor sebagai pemasok bahan koleksi, misalnya pemilihan

45

Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital (Jakarta: Afifa Pustaka, 2007), h. 152.

46Marshall Breeding, “Library Technology Reports”

(43)

vendor atau toko buku, waktu klaim pemesanan dan lainnya.

3) pengolahan faktur untuk barang-barang yang diterima dan

menyetujui pembayaran.

b) Katalogisasi

Salah satu tugas utama perpustakaan adalah katalogisasi. Dalam

panduan kataloisasi menjelaskan bahwa katalog kartu membutuhkan

berbagai entri yaitu, entri pengarang, entri judul, entri subjek, dan

lainnya, hal ini merupakan pekerjaan yang berulang-ulang yang

harus dikerjaakan. Modul katalogisasi diharapkan mampu untuk

melakukan katalogisasi sesuai dengan pedoman aslinya, membuat

entri katalog dengan menggunakan Machine Readable Cataloging

(MARC). Menurt Gavali Vandana Santosh modul katalogisasi dapat

fungsi sebagai berikut;47

1)Pembuatan penyimpanan, pencarian, pengolahan cantuman

bibliografi dan index.

2)Fasilitas impor dan ekpor

3) Pencatatan bibliografi harus sesuai dengan aturan aturan

seperti MARC dan AACR.

c)Sirkulasi dan Manajemen Anggota

Modul sirkulasi pada software otomasi perpustakaan diharuskan

mampu memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi

pelayanan peminjaman bahan pustaka di perpustakaan. Untuk

melakukan transaksi peminjaman bahan koleksi perpustakaan, mudul

47

(44)

sirkulasi membutuhkan database koleksi dan database pemustaka

untuk melakukan pencatatan yang berupa peraturan transaksi

peminjaman seperti jadual pengembalian, jumlah koleksi yang dapat

dipinjam, denda pada peminjam koleksi yang sudah melewati batas,

memberikan laporan peminjaman yang akurat dan manajemen

anggota input edit dan delete hal tersebut disampaikan oleh Marshall

Breeding.48 Lourdes T. David juga berpendapat modul sirkulasi juga

harus mampu melakukan kegiatan peminjaman, pengembalian,

perubahan, penahanan koleksi, status koleksi, daftar anggota

pemustaka, jenis anggota, profile dan hak akses informasi anggota.49

d)Pengelolahan Tenerbitan Berkala

Modul terbitan berkala harus memberikan efektifitas dan efisiensi

pustakawan dalam mengatur koleksi terbitan berkala seperti jurnal,

buletin dan sejenisnya. Tugas modul serial adalah melakukan,

Check-ing dengan menisi cantuman bibliografi, dan mencatat

frekuensi pelangganan. Selain itu modul serial juga harus

menghasilkan klaim sebagai status informasi koleksi serial yang

ditetapkan oleh perpustakaan seperti pengiriman koleksi serial yang

telat, tidak terbit, pembaruan dan dapat menghasilkan laporan

pengadaan koleksi serial yang dilanggan, status koleksi serial dan

daftar vendor.50

e) Penyediaan katalog (OPAC)

48Marshall Breeding, “Library Technology Reports”

Major Open Source ILS Products (November/ December 2008), h 29.

49

Lourdes T. David, Introduction To Integrated Library System Module 2 (Information and Informatics Unit UNISCO, Bangkok, 2001), h. 9.

50

(45)

Modul katalog, Online Public Access Catalog (OPAC)

merupakan salah satu memungkinkan pengguna untuk mencari

koleksi perpustakaan dan memanfaatkan layanan online. Fungsi dasar

dari modul ini memberikan kemudahan bagi pengguna untuk

melakukan pencarian atau menelusuri koleksi dan melihat informasi

deskriptif dan status koleksi pada setiap item yang diberikan.51

Sebagian banyak katalog online menyediakan login bagi pengguna

perpustakaan yang terdaftar untuk masuk ke account pribadi, melihat

daftar item yang saat ini telah dipinjam oleh pemustaka,

memperbaharui item, permintaan koleksi, membayar denda, dan

layanan serupa lainnya.52

Penjelasan cakupan-cakupan otomasi perpustakaan diatas secara singkat

dapat digambarkan pada literatur review sebagai berikut:

Modul Fungsi Pengarang

Akuisisi -Memilih koleksi yang akan diadakan

-Manajemen vendor,

-Pengolahan faktur untuk barang-barang yang diterima dan pembayaran.

Marshall Breeding

Katalogisasi -Pembuatan penyimpanan, pencarian, pengolahan cantuman bibliografi dan index.

-Fasilitas impor dan ekpor

-Pencatatan bibliografi harus sesuai dengan aturan seperti MARC dan AACR.

Gavali Vandana Santosh

Sirkulasi -Harus mampu melakukan kegiatan

peminjaman, pengembalian, perubahan, penahanan koleksi, status koleksi, daftar anggota pemustaka, jenis anggota, profile dan hak akses informasi anggota

Lourdes T. David

Manajemen Serial

-Check-ing dengan menisi cantuman bibliografi,

-Manajemen frekuensi pelangganan.

Marshall Breeding

51

Ibid., h. 29.

52Marshall Breeding, “Library Technology Reports”

(46)

-Klaim sebagai status informasi koleksi serial yang ditetapkan oleh perpustakaan seperti pengiriman koleksi serial yang telat, tidak terbit, pembaruan.

-Menghasilkan laporan pengadaan koleksi serial yang dilanggan, status koleksi serial dan daftar vendor.

OPAC Sebagian banyak katalog online

menyediakan login bagi pengguna perpustakaan yang terdaftar untuk masuk ke account pribadi, melihat daftar item yang saat ini telah dipinjam oleh pemustaka, memperbaharui item, permintaan koleksi, membayar denda, dan layanan serupa lainnya.

[image:46.595.146.516.84.619.2]

Marshall Breeding

Tabel, 1 Literatur review

5. Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan

Adapun tahap-tahap yang harus di perhatikan untuk perencanaan

penerapan sistem otomasi perpustakaan diantaranya adalah53:

a) Pemilihan hardware, proses penyusunan daftar perangkat keras yang

akan dipilih sesuai kreteria yang diinginkan dan digunakan untuk

menerapkan sistem otomasi perpustakaan. Spesifikasi hardware

harus mampu untuk menjalankan perangkat lunak yang nanti

digunakan sebagai sistem aplikasi otomasi perpustakaan.

b) Pemilihan software, merupakan proses pemilihan software,

pendesainan software, apakah perangkat lunak tersebut mampu untuk

membantu malaksanakan kegiatan teknis perpustakaan.

c) Training, kegiatan pemberian pelatihan kepada staf perpustakaan

agar staf tidak kesulitan untuk mengoprasikan perangkat dan juga

perangkat dapat dimanfaatkan oleh staf secara maksimal dan dapat

53

(47)

membantu kegiatan pustakawan

d) Data conversion, proses konversi data entri atau data perpustakaan

lain agar dapat dimasukan dan diolah dengan menggunakan sistem

otomasi yang ditentukan.

e) Melakukan test dan menelusuri sistem yang terpasang pada

perpusatakaan dan mamastikan bahwa sistem yang terpasang sudah

berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

f) Laporan, merupakan proses dokumentasi yang dilakukan selama

pelaksanaan penerapan sistem otomasi perpustakaan.

C. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini, peneliti mengemukakan hubungan antara

penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik pembahasan.

Skripsi yang ditulis oleh Indra Giantoni Rossi Jurusan Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang diterbitkan pada tanggal 5 Oktober 2012. Tujuan dari penelitian

yang berjudul “Penerapan Sistem Otomasi Pada Fakultas Usuludin dan

Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta” ini adalah

untuk mengetahui cakupan sistem otomasi yang diterapkan di Perpustakaan

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, untuk mengetahui manfaat sistem otomasi

perpustakaan yang dapat dirasakan oleh para pengguna perpustakaan Fakultas

ushuluddin dan Filsafat serta untuk mengetahui masalah-masalah yang

dihadapi oleh pihak perpustakaan Fakultas ushuluddin dalam menerapkan

sistem otomasi atau komputerisasi, sehingga nantinya dapat dicari solusi

terbaik guna mengatasi masalah-masalah tersebut. Penelitian ini menggunakan

(48)

apa adanya. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem otomasi

perpustakaan yang diterapkan pada Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat mencakup kegiatan pengadaan, pengolahan, sirkulasi, dan penelusuran

bagi pengguna. Selain itu sistem otomasi mampu memberikan manfaat yang

cukup besar bagi pengguna untuk melakukan penelusuran informasi melalui

katalog online (komputer). Masalahmasalah yang dihadapi pengelola

perpustakaan ketika menerapkan sistem otomasi adalah masih terjadinya

kerusakan pada sistem yang mengakibatkan terganggunya kegiatan pengadaan,

minimnya dana atau anggaran perpustakaan untuk pengembangan dan

perawatan sistem, program aplikasi Bookmark sulit dikembangkan karena

masih under DOS, ketidaklengkapan fungsi menu Bookmark, dan belum

adanya pengelola perpustakaan yang memiliki kompetensi khusus di bidang

sistem otomasi.

Skripsi yang ditulis Andyta Astiputri S.B Jurusan Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syaraf Hidayatullah

Jakarta ini berjudul “Perpustakaan Penerapan Sistem Otomasi Lontar di

Perpustakaan MAN Insan Cendekia Serpong” Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan purposive sample

(sampel bertujuan). Hasil penelitian melalui wawancara, dan observasi

menunjukan bahwa fungsi layanan teknis dalam sistem otomasi Lontar versi

3.0 ialah memudahkan kegiatan rutin pustakawan dalam pembuatan

katalogisasi, layanan yang diberikan kepada pemustaka lebih maksimal, untuk

sementara pemeliharaan bahan pustaka hanya dilakukan dengan cara mengkopi

bahan pustaka yang rusak dan menjilid bahan pustaka. Menurut pustakawan

(49)

dalam sistem otomasi Lontar versi 3.0 dan berdasarkan pengamatan penulis

terdapat hambatan lain seperti kerja pustakawan yang mencetak barcode dalam

jumlah banyak kemudian melakukan penginputan bibliografi ke dalam sistem

Lontar versi 3.0, dan tidak adanya authority control (kontrol tetap cantuman

bibliografi dalam katalog agar bisa terjaga konsistennya seperti pengarang,

(50)

39

A. Sejarah Singkat Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI

Pada tauhn 2005 dikeluarkan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor:

1575/MENKES/PER/XI/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen

Kesehatan, kedudukan perpustakaan telah muncul dalam struktur Sub Bidang

Perpustakaan dan Dokumentasi di bawah naungan Pusat Komunikasi Publik.

Sebelum Menteri kesehatan RI mengeluarkan peraturan ini, Kementerian

Kesehatan RI menggunakan peraturan Nomor: 1277/MENKES/SK/XI/2001

perpustakaan hilang dalam struktur organisasi Departemen Kesehatan RI, pada

saat itu perpustakaan dipimpin oleh Ny. Kayes Lumatauw, Mls. Meskipun

tidak ada dalam struktur perpustakaan tetap menyelenggarakan sesuai dengan

fungsinya dengan baik teknis maupun administarsi dibawa Biro Hukum dan

Organisasi Kementerian Kesehatan RI.

Pada tahun 2010 keluar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:

1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan ada perubahan na

Gambar

gambaran yang jelas.
Tabel, 1 Literatur review
Tabel, 2 Jumlah Koleksi
Tabel, 3 Analisi Pemanfaatan Modul
+3

Referensi

Dokumen terkait

a. Pemberian cap perpustakaan. Cap perpustakaan merupakan cap resmi perpustakaan sebagai pemilik koleksi. Setiap perpustakaan meletakkannya pada halaman-halaman.. tertentu yang

Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui proses penerapan otomasi perpustakaan di Perpustakaan Umum Kabupaten Kuningan, bagaimana langkah- langkah yang

Sistem otomasi perpustakaan sangat bermanfaat dan mempermudah dalam proses kegiatan yang ada di perpustakaan ,dengan otomasi perpustakan semakin mempermudah akses temu

Motivasi pustakawan non ilmu perpustakaan bekerja di Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI yaitu, keinginan dari diri pustakawan untuk bekerja di perpustakaan

diakreditasi oleh BAN PT. Selain itu masa berlakunya akreditas 5 tahun dan tidak adanya proses banding dalam penilaian akreditasi Kemenkes menyebabkan keinginan untuk

Dengan adanya software database Perpustakaan ini ditujukan agar petugas perpustakaan tidak lagi menggunakan cara manual dalam melakukan proses kegiatan perpustakaan, dimulai dari

Dengan adanya basis data yang baik dan akurat dalam sistem otomasi perpustakaan maka untuk kepentingan proses pengelolaan pengadaan bahan pustaka akan

Laporan kegiatan magang mahasiswa yang berjudul “Implementasi Software Otomasi Senayan Library Management System (SLiMS) di Perpustakaan Balai Konservasi