BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
F. Prosedur Analitik dalam Tahap Perencanaan Audit
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan tema yang mengangkat tentang prosedur analitik
dalam proses audit telah banyak dilakukan di Luar Negeri, khususnya
Amerika Serikat. Di Indonesia penelitian semacam ini telah dilakukan oleh ini
oleh Akhmad (1993) dalam tesisnya yang berjudul yang berjudul Suatu Kajian
Akuntan Publik di Indonesia, permasalahan yang dibahas adalah: 1) untuk
mengetahui apakah kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak
memiliki izin memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public mematuhi
NPA suplemen No.6 dalam pemeriksaannya, 2) untuk mengetahui apakah
tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat kepatuhan antara kantor akuntan
publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan
go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa laporan keuangan
perusahaan go-public, 3) untuk mengetahui apakah pemahaman atas tujuan
dan manfaat prosedur analitis berpengaruh sangat signifikan terhadap
pelaksanaan prosedur analitis. Hasil penelitiannya yaitu: 1) telah teruji bahwa
kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan
keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public mematuhi NPA suplemen No.6 dalam
pemeriksaanya, 2) telah teruji bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat
kepatuhan antara kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk
memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak
memiliki izin memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public, 3) telah
teruji bahwa pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitis
berpengaruh sangat signifikan terhadap pelaksanaan prosedur analitis
(Akhmad, 1993:109-111).
Penelitian Heiman tahun 1990 terhadap akuntan publik dari 2 KAP Big-
petunjuk untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi audit melalui penerapan
prosedur analitis. Prosedur analitis dianggap sebagai suatu proses diagnosis, meliputi evaluasi atas hipotesis yang dibuat atas terjadinya perubahan-
perubahan yang tidak biasa pada laporan keuangan klien. Informasi ini sangat
diperlukan oleh akuntan (Akhmad, 1993:36).
Cohen dan Kida juga menguraikan hasil penelitiannya tahun 1983
terhadap sampel 96 akuntan The Big-Eight, bahwa penelaahan analitik
memberikan efek sangat besar terhadap penilaian manajer audit, dibandingkan
penilaian akuntan senior, kebanyakan akuntan enggan mengurangi pengujian
walaupun hasil penelaahan analitik mengisyaratkan tidak ada problem audit
yang memerlukan perhatian khusus. Mereka juga menemukan fakta bahwa
prosedur penelaahan analitik merupakan variabel paling signifikan bagi
manajer audit, dan manajer audit lebih berpengalaman dalam menggunakan penelaahan analitis dibandingkan dengan akuntan senior. Akuntan senior lebih
sering mengadakan evaluasi pengawasan (pengendalian) intern, karena
reliabilitas pengawasan intern merupakan variabel yang paling signifikan
baginya (Akhmad, 1993:35-36).
Libby (1985), terhadap 37 , manajer audit dari sebuah KAP Big-Eight
menunjukkan sekelompok auditor melaksanakan prosedur diagnosis untuk
mendeteksi kesalahan material laporan keuangan melalui penggunaan
prosedur analitis. Penggunaan prosedur analitik oleh auditor dengan membuat
suatu hipotesis kesalahan dipengaruhi oleh struktur pengetahuan dan
potensi kesalahan yang ditemukan berhubungan dengan hipotesis kesalahan
yang dibuat oleh auditor. Rata-rata frekuensi kesalahan yang ditemukan berkorelasi dengan sampel data aktual yang digunakan oleh auditor.
Holder tahun 1983 terhadap 35 akuntan senior dari KAP lokal, regional
dan nasional untuk mengetahui bagaimana responden memilih dan
mengaplikasikan prosedur analitik dalam perencanaan audit. Setiap responden
diminta untuk mengevaluasi sebuah kasus dengan menggunakan prosedur
analitik dan menyiapkan memorandumnya yang mengidentifikasi risiko audit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menggunakan prosedur
analitis dalam lingkup yang lebih luas pada tahap perencanaan audit, misalnya
dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi secara umum, sifat-sifat industri,
posisi individu klien, dan sistem pengendalian intern klien (Holder, 1983:100-
107).
O’Donnell dan Schultz meneliti tentang pengaruh software pendukung
audit pemusatan proses business dalam penilaian prosedur analitik. Dimana,
sebagian besar KAP yang menekankan metodologi audit resiko bisnis
merubah software pendukungaudit mereka untuk mengumpulkan bukti audit
berdasarkan proses bisnis dibandingkan dengan perputaran transaksi. Sistem
pemfokusan terhadap proses bisnis ini memberikan informasi tentang klien
yang dikelompokkanberdasarkan aktivitas rantai nilai, sedangkan kantor yang
menggunakan software pendukung audit tradisional dengan pemusatan
perputaran transaksi (TCF) mengelompokkan informasi klien terutama
penyajian antara software pendukung audit BPF dan TCF mempengaruhi
resiko penilaian audit selama tahap perencanaan prosedur analitik. Dalam percobaan lapangan, pengalaman senior audit yang telah melaksanakan
prosedur analitik terhadap permasalahan yang material mengandung jenis
faktor-faktor resiko yang telah ditentukan.Satu kelompok telah menyelesaikan
uji coba menggunakan software yang telah diatur berdasarkan BPF sedangkan
kelompok lain menggunakan software yang telah diatur berdasarkan TCF.
Sukarelawan yang menggunakan sistem BPF mengidentifikasikan lebih
banyak kondisi resiko yang telah ditentukan dan memperkirakan resiko
pernyataan yang tidak tepat pada level yang lebih tinggi dibandingkan dengan
rekan mereka yang menggunakan sistem TCF. Penemuan/hasil ini
membuktikan bahwa bukti percobaan yang diatur oleh software pendukung
audit disekitar proses bisnis dapat mempengaruhi hasil keputusan selama pengadaan tahap perencanaan prosedur analitik. Temuan dari penelitian
lapangan mengindikasikan bahwa senior audit berpengalaman yang terbiasa
menggunakan software TCF mengidentifikasi lebih banyak faktor-faktor
resiko ketika informasi klien menggunakan format BPF dari pada TCF
(O’Donnell dan Schultz, 2003:265-275).
Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
No Keterangan Penelitian Arifin Akhmad (1993)
Penelitian saat ini
1. Periode Waktu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data tahun 1993.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data 2008.
2. Metode Analisis
Deskriptif kualitatif, regresi sederhana, T-test.
Deskriptif Kualitatif, T- test, Chi-square,
regeresi sederhana. 3. Runag lingkup
penelitian
KAP se Indonesia, yang terdaftar di BAPPEPAM, dan tidak terdaftar di BAPPEPAM.
KAP se Jakarta, yang berafiliasi dengan KAP asing, dan tidak
berafiliasi dengan KAP asing.