ANALISIS APLIKASI PROSEDUR ANALITIK DALAM AUDIT
UMUM ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Oleh
Aris Sumarwan
NIM : 104082002639
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ANALISIS APLIKASI PROSEDUR ANALITIK DALAM AUDIT
UMUM ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
Aris Sumarwan
NIM : 104082002639
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Amilin SE., Ak., MSi.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari ini Jum’at tanggal 31 Oktober tahun 2008 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Aris Sumarwan NIM: 104082002639 dengan judul
Skripsi “
ANALISIS APLIKASI PROSEDUR ANALITIK DALAM
AUDIT UMUM ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH KANTOR
AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di
Jakarta)”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat siterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 31 Oktober 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Drs Abdul Hamid Cebba Ak., MBA Dr Amilin SE.,Ak., MSi Ketua Sekretaris
Hari ini Jum’at tanggal 28 November tahun 2008 telah dilakukan Ujian Sidang Skripsi atas nama Aris Sumarwan NIM: 104082002639 dengan judul Skripsi “
ANALISIS APLIKASI PROSEDUR ANALITIK DALAM AUDIT
UMUM
ATAS
LAPORAN
KEUANGAN
OLEH
KANTOR
AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di
Jakarta)”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat siterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 28 November 2008
Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Dr. Yahya Hamja, MM Rini SE.,Ak.,MSi Pembimbing I Pembimbing II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Aris Sumarwan
2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 10 Maret 1986
3. Tinggal di : Rumah Orang Tua
4. Alamat : Jl Pesantren Al-Ma’mur Rt. 01
Rw. 04 No. 83 Kreo Selatan, Larangan, Tangerang
5. Telepon : 0815 111 43934 / 021-736
2735
II. PENDIDIKAN
1. SD : SD Negeri Kreo 1
2. SMP : SMP Negeri 110 Jakarta
3. SMU : SMU Negeri 63 Jakarta
4. S1 : Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
III. Pegalaman Organisasi 1. ROHIS SMU 63
2. Pengurus OSIS Bidang Olahraga & Seni SMP 110
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Sakidjo Hadi Susilo
2. Tempat & Tgl. Lahir : Yogyakarta, 28 Maret 1956
3. Alamat : Jl Pesantren Al-Ma’mur Rt. 01
Rw. 04 No. 83 Kreo Selatan, Larangan, Tangerang
4. Telepon : 021-736 2735 / 021-910 5660
5. Ibu : Kartinah
6. Tempat & Tgl. Lahir : Yogyakarta, 7 Juli 1960
7. Alamat : Jl Pesantren Al-Ma’mur Rt. 01
Rw. 04 No. 83 Kreo Selatan, Larangan, Tangerang
8. Telepon : 021-736 2735
ABSTRACT
Aris Sumarwan NIM: 104082002639 Accounting Majors Faculty of Economic and Social Science Islamic State University Syarif Hidaytullah, the title of scription “ Analysis Application of Analytical Procedures in General Audit for Financial Report by Public Accounting Firms (The Empirical Study of Public Accounting Firms at Jakarta)”.
The objectives of this research are to know the degree of the obedience of auditor or public accounting firms in applying analytical procedures in auditing, to know influence of understanding the aim of and the benefit of analytical procedures on the application of those procedures in auditing, to determine are there available dependent relations among public accounting firms in applying analytical procedures
Type of data in this research is primary data which is direct acquired from public accounting firms at Jakarta by a instrument of questionnaires. The sampling method is stratified random sampling. Method of data analysis is descriptive statistic, t-test, chi-square, and simple regression.
The result of research shown that auditor follow the Indonesian Auditing Standards (SPAP) in their audit tasks, rank of obedience show that most auditors responses are in the third categories (adequate obedience) and fourth categories (obedience) is 73,7%, and responses in the fifth categories/most obedience is 25%, unavailable of average difference application of analytical procedures among public accounting firms, and availabilities of dependent relations among public accounting firms in applying analytical procedures.
ABSTRAK
Aris Sumarwan NIM: 104082002639 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, judul skripsi “Analisis Aplikasi Prosedur Analitik dalam Audit Umum atas Laporan Keuangan oleh Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan kantor akuntan publik dalam mengaplikasikan prosedur analitik dalam audit, menentukan apakah ada pengaruh pemahaman atas manfaat dan tujuan prosedur analitik terhadap aplikasi prosedur analitik, dan menentukkan apakah ada hubungan dependen antara kantor akuntan publik dalam mengaplikaskan prosedur analitik.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari kantor akuntan publik di Jakarta dengan instrumen penelitian yaitu kuesioner. Metode penentuan sampel adalah stratified random sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji beda, chi square, dan regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kantor akuntan publik mematuhi SPAP seksi 329 Prosedur Analitik, peringkat kepatuhannya menunjukkan bahwa hampir semua jawaban auditor ada dalam kategori 3 (cukup patuh) dan peringkat 4 (patuh) sebesar 73,7%; dan jawaban patuh sekali sebesar 25%, tidak terdapat perbedaan rata-rata aplikasi prosedur analitik antara kantor akuntan publik, dan terdapat hubungan dependen antara kantor akuntan publik dalam melaksanakan prosedur analitik.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil’alamiin, Puji syukur terpanjatkan kepada Zat Yang Maha Kekal, Zat Yang Paling Dirindukan Perjumpaan Dengan-NYA, pemilik Segala Ilmu, Sang Pengasih yang tak pernah henti-hentinya mencurahkan nikmat yang tak terbalaskan dan tak bisa tergantikan, ALLAH Subhaanallahu wa ta’ala
atas izin, berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Aplikasi Prosedur Analitik dalam Audit Umum atas Laporan Keuangan oleh Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”, sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurah untuk Nabi penutup zaman, Baginda Nabi besar Muhammad S.A.W yang telah menuntun umatnya dari zaman jahilliyah ke zaman yang penuh dengan cahaya ilmu dan kebenaran. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sangat menyadari, bahwa tanpa dukungan, arahan, bimbingan, dan bantuan dari semua pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Orang tua tercinta Tn. Sakidjo HS dan Ny. Kartinah yang telah mencurahkan segenap waktu, perhatian, dukungan moril maupun materil, motivasi yang sangat berarti bagi penulis, serta melalui pengorbanan dan perjuangan tulus nan iklhlas disertai doa kepada Sang Khalik yang tak pernah henti-hentinya, untuk suatu harapan agar putranya menjadi orang yang sukses, baik di dunia maupun akhirat kelak, amien. Semoga ananda dapat membahagiakanmu selamanya.
2. Kakak-kakakku, Mas Agus dan Mba Ari, terima kasih atas dukungan, bantuan, dan motivasinya.
waktunya untuk selalu memberikan arahan, bimbingan, bantuan, dan dukungan yang luar biasa serta doa bagi penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak M. Faisal Badroen., MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
5. Herlina “Alina” Widiyanti terima kasih atas perhatian, dukungan, kasih sayang, bantuan, motivasi, serta kesabarannya yang luar biasa dalam menghadapiku, semoga semua ini dapat ini dapat terus terjalin serta di ridhoi oleh Allah SWT untuk menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang memiliki akhlak dan pribadi yang mendekati sempurna.
6. Sahabat-sahabatku di The Eden Band, Fajar, Giry, Danu, Rade, Mimi, dan Eka, terima kasih telah mewarnai hidup ini dengan alunan musik persahabatan, melodi-melodi kebersamaan, motivasi yang bisa menghilangkan kejenuhan sejenak saat proses pembuatan skripsi
7. Sahabat-sahabatku, Widhya “nink”, Rahma “onenk”, Sumarni “dewe”, Ady, dan Doni, terima kasih atas, dukungan, perhatian, motivasi dan kebersamaan yang telah kalian berikan selama ini, semoga persahabatan ini dapat terus terjalin serta di ridhoi oleh Allah SWT.
8. Teman-teman Akuntansi B 2004, Rama, Taufik, Andi “ello”, Rizki “qibley”, Raihan, Agin, Faat, Putra, Mahdi, Beni, Epenk, Rahil, Ochi, Fina, Pipit, Nurul, Iyoq, Yani, Nicca, Dika, Desi, Dwi, dan Ayu, terima kasih atas kebersamaan, kekompakan, dan kerjasamanya semoga semua ini dapat terus terjalin.
9. Teman-teman kost-an, parwis, heri, lutfi, adit, terima kasih telah menyediakan tempat untuk istirahat.
10.Teman-teman audit 2004, terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya, meskipun terlalu singkat kebersamaan di dalam kelas.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu penulis megharapkan saran dan kritik yang menbangun agar tercapainya kesempurnaan penelitian.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Tangerang, Agustus 2008
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR PERNYATAAN LULUS UJIAN KOMPREHENSIF ... iii
LEMBAR PERNYATAAN LULUS UJIAN SKRIPSI ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
ABSTRACT... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Pengertian Prosedur Analitik ... 6
B. Tujuan dan Manfaat Prosedur Analitik ... 7
a...Taha
p Perencanaan ... 7
b...Taha p Pengujian ... 7
c...Taha p Penyelesaian ... 7
2. Manfaat Prosedur Analitik ... 12
C. Prosedur Analitik Sebagai Pengujian Pemeriksaan Dasar ... 14
D. Merancang Prosedur Analitik ... 16
E. Waktu Pelaksanaan Aplikasi Prosedur Analitik ... 18
F. Prosedur Analitik dalam Tahap Perencanaan Audit ... 19
1. Mengidentifikasi Penghitungan dan Perbandingan yang
Akan Dilakukan ...
19
a...P
erbandingan data absolut (absolute data
comparations) ...
20
b...L
aporan keuangan ukuran umum (common-size
financial statement) ...
c...Anali
sis rasio (ratio analysis) ... 20
d...Anali
sis tren (trend analysis) ... 20
e...H
ubungan informasi keuangan dengan informasi non
keuangan yang relevan (relationships of financial
information with relevant non financial information) .
21
2. Mengembangkan Ekspetasi ...
21
3. Melaksanakan Perhitungan/Perbandingan ...
23
4. Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan
Signifikan ...
23
5. Menyelidiki Perbedaan Signifikan Yang Tidak
Diharapkan ...
24
6. Menentukan Dampak Atas Perencanaan Audit ...
25
1. Sifat asersi ...
27
2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu
hubungan ...
27
3. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk
mengembangkan harapan ...
28
4. Ketepatan harapan ...
29
H. Prosedur Analitik dalam Tahap Review yang Menyeluruh .... 31
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 32
J. Kerangka Pemikiran ... 36
K. Perumusan Hipotesis ... 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 39
A. Ruang Lingkup ... 39
B. Metode Penentuan Sampel ... 39
C. Metode Pengumpulan Data ... 41
D. Metode Analisis ... 41
1. Uji Validitas ... 41
2. Uji Reliabilitas ... 43
3. Uji Keacakan (Test of Randomness) ... 44
a...Uji
Hipotesis I ... 44
b...Uji Hipotesis II ... 46
c...Uji Hipotesis III ... 46
d...Uji Hipotesis IV ... 48
E. Operasionalisasi Variabel ... 50
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54
1...Gam baran Umum Objek Penelitian ... 54
2...Gam baran Umum Data ... 55
B. Uji Instrumen dan Data Penelitian Data ... 58
1...Uji Validitas ... 58
2...Uji Reliabilitas ... 59
3...Uji Keacakan (Test of randomness) ... 60
1...Peng
ujian Hipotesis ... 62
a...Uji
Hipotesis I ... 62
b...Uji
Hipotesis II ... 65
c...Uji
Hipotesis III ... 66
d...Uji
Hipotesis IV ... 68
2...Pemb
ahasan Hasil Analisis ... 71
a...A
nalisis Kepatuhan KAP terhadap SPAP seksi 329
Prosedur Analitik dalam Setiap Audit ...
71
b...A
nalisis Hubungan Dependen Jenis KAP Terhadap
Tingkat Kepatuhan ...
77
1)...A
2)...A
nalisis pertanyaan ke-14 ... 78
3)...A
nalisis pertanyaan ke-15 ... 80
4)...A
nalisis pertanyaan ke-16 ... 81
5)...A
nalisis pertanyaan ke-17 ... 82
6)...A
nalisis pertanyaan ke-18 ... 83
7)...A
nalisis pertanyaan ke-19 ... 84
8)...A
nalisis pertanyaan ke-20 ... 85
9)...A
nalisis pertanyaan ke-21 ... 87
10)...A
nalisis pertanyaan ke-22 ... 88
11)...A
nalisis pertanyaan ke-23 ... 89
12)...A
c...A
nalisis Hubungan Pemahaman Atas Manfaat dan
Tujuan Prosedur Analitik ...
92
d...A
nalisis Pengaruh Pemahaman Atas Manfaat dan
Tujuan Prosedur Analitik ...
92
D. Temuan Dalam Penelitian ... 93
BAB V. PENUTUP ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Implikasi ... 97
C. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Perbandingan dan Hubungan Intern ... 11
2.2 Hubungan Antara Pengujian dan Bukti ... 15
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ………... 52
4.1 Penyebaran Kuesioner ……….. 55
4.2 Pengembalian Kuesioner ………... 55
4.3 Distribusi Responden yang Tidak Menjawab Kuesioner ... 56
4.4 Persentase Data Sampel Kuesioner ... 56
4.5 Jabatan Pengisi Kuesioner ... 57
4.6 Pengalaman Bekerja Pengisi Kuesioner ... 57
4.7 Validitas Variabel Pemahaman Atas Tujuan dan Manfaat Prosedur Analitik ……….. 58
4.8 Validitas Variabel Aplikasi Prosedur Analitik Dalam Audit Umum ………... 59
4.9 Reliabilitas Variabel Pemahaman Atas Tujuan dan Manfaat Prosedur Analitik ……….. 59
4.10 Reliabilitas Variabel Pemahaman Atas Tujuan dan Manfaat Prosedur Analitik ……….. 60
4.12 Median per Item ………... 63
4.13 Peringkat Kepatuhan Prosedur Analitik ………... 64
4.14 Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Independen ……… 65
4.15 Rekapitulasi Seluruh Jawaban Aplikasi Prosedur Analitik .. 67
4.16 Chi-square ……… 67
4.17 Koefisien Regresi ………. 68
4.18 Model Summary dan ANOVA ………. 69
4.19 Tabel Kontijensi No. 13 ………... 77
4.20 Tabel Kontijensi No. 14 ………... 79
4.21 Tabel Kontijensi No. 15 ………... 80
4.22 Tabel Kontijensi No. 16 ………... 81
4.23 Tabel Kontijensi No. 17 ………... 82
4.24 Tabel Kontijensi No. 18 ………... 83
4.25 Tabel Kontijensi No. 19 ………... 84
4.26 Tabel Kontijensi No. 20 ………... 86
4.27 Tabel Kontijensi No. 21 ………... 87
4.28 Tabel Kontijensi No. 22 ………... 88
4.29 Tabel Kontijensi No. 23 ………... 89
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Pengujian Pemeriksaan ……….. 15
2.2 Langkah-langkah Auditor Dalam Pembuatan
Keputusan Untuk Prosedur Analitik ………….……….
26
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Kuesioner ………. 102
2 Daftar KAP ……….. 109
3 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner ………... 114
4 Validitas dan Reliabel Pemahaman Manfaat dan
Tujuan Prosedur Analitik ………. 118
5 Validitas dan Reliabel Aplikasi Prosedur Analitik ….. 120
6 Chi-square Uji Keacakan ……… 122
7 Descriptive statistic/frekuensi tabel ………. 123
8 T-test ……… 125
9 Chi-square Uji Dependen ……… 126
10 Regresi Sederhana ………... 133
11 Tabel r Product Moment dan Tabel t ………... 134
12 Tabel Chi-square ………. 135
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) merupakan pedoman bagi
auditor dalam melaksanakan audit umum atas laporan keuangan perusahaan
klien, dan juga sebagai ukuran pelaksanaan tugas untuk menjamin mutu audit.
Auditor pada umumnya melakukan tugas audit atas laporan keuangan umum
secara sampling, hanya mengumpulkan dan mengevaluasi sebagian bukti yang
dipandang representatif guna menyatakan kewajaran mengenai seluruh saldo
rekening dan kelompok saldo, kecuali special audit. Audit sampling dilakukan
karena keterbatasan waktu dan biaya, dan juga SPAP tidak mewajibkan proses
audit secara menyeluruh dan terinci terhadap transaksi laporan keuangan
perusahaan. Tetapi proses audit dengan sampling bukannya tidak mengandung
risiko audit atas kemungkinan salah saji atau penyelewengan yang material
yang tidak dapat diketemukan selama proses audit. Sampling yang efektif dan
efisien, dan juga sesuai dengan SPAP yang mendukung pemberian pendapat
auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, harus dicari prosedur audit
yang sesuai dan tepat, salah satunya adalah prosedur analitik.
Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan
terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu
(IAI, 2006:329.1). Penelitian yang dilakukan Kreutzfeldt dan Wallace tahun
1986 yang dikutip oleh Djagera (1993) membuktikan bahwa 40% dari semua
kesalahan yang berhasil dideteksi oleh auditor berasal dari prosedur analitik.
Menurut SPAP seksi 329, prosedur analitik digunakan untuk tujuan
sebagai berikut: a) membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan
lingkup prosedur audit lainnya, b) sebagai pengujian subtantif untuk
memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo
akun atau jenis transaksi, c) sebagai review menyeluruh informasi keuangan
pada tahap review akhir audit (IAI, 2006:329.1).
Statement on Auditing Standarts (SAS) Nomor 56, “Analytical
Procedures” mengharuskan prosedur analitik harus diterapkan selama tahap
perencanaan dan tahap review akhir untuk semua pemeriksaan laporan
keuangan. Wright dan Aston melakukan penelitian pada tahun 1989 yang
dikutip oleh Djagera (1993) mengatakan bahwa dalam hal tertentu prosedur
analitik lebih efektif dan efisien dari pada pengujian secara terinci dalam
mencapai tujuan pengujian subtantif. Hasil penelitian yang mereka lakukan
terbukti bahwa 65% dari semua penyesuaian audit (audit adjusment) yang
diperoleh dari petunjuk prosedur analitik dideteksi selama tahap pekerjaan
lapangan. Akhmad (1993) dalam tesisnya yang berjudul “Kajian Empiris
Aplikasi Prosedur Analitik Dalam Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor
Akuntan Publik di Indonesia” memberikan hasil penelitiannya bahwa 1)
kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan
laporan keuangan perusahaan go-public mematuhi NPA suplemen No.6 dalam
pemeriksaannya, 2) tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat kepatuhan antara
kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan
keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa
laporan keuangan perusahaan go-public, 3) pemahaman atas tujuan dan
manfaat prosedur analitik berpengaruh sangat signifikan terhadap pelaksanaan
prosedur analitik. O’Donnell dan Schultz (2003) meneliti tentang pengaruh
software pendukung audit pemusatan proses bisnis dalam penilaian prosedur
analitik.
Berdasarkan pengamatan peneliti, di Indonesia penelitian tentang
prosedur analitik sejak perubahan Norma Pemeriksan Akuntan (NPA), yang
menjadi dasar Akhmad melakukan penelitiannya, berubah menjadi Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) sejak tahun 1994 belum pernah dilakukan
kembali.
Berdasarkan uraian diatas peneliti akan meneliti kembali topik prosedur
analitik dengan memberi judul penelitian ini yaitu: “Analisis Aplikasi
Prosedur Analitik dalam Audit Umum atas Laporan Keuangan oleh
Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di
Jakarta)”.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa
1. Apakah KAP yang berafiliasi dengan KAP asing maupun KAP yang tidak
berafiliasi dengan KAP asing mematuhi SPAP seksi 329 Prosedur analitik
dalam setiap auditnya?
2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata tingkat kepatuhan antara KAP yang
berafiliasi dengan KAP asing maupun KAP yang tidak berafiliasi dengan
KAP asing?
3. Apakah terdapat hubungan dependen antara kelompok KAP yang
berafiliasi dengan KAP asing dan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP
asing terhadap tingkat kepatuhan dalam melaksanakan SPAP seksi 329
Prosedur Analitik?
4. Apakah pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitik
berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan prosedur analitik dalam
setiap audit?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi tentang pelaksanaan
dan kepatuhan auditor dalam mengaplikasikan SPAP seksi 329
Prosedur Analitik.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata tingkat
kepatuhan antara KAP yang berafiliasi dengan KAP asing maupun
KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan dependen antara
berafiliasi dengan KAP asing terhadap tingkat kepatuhan dalam
melaksanakan SPAP seksi 329 Prosedur Analitik.
d. Untuk mengetahui apakah aplikasi prosedur analitik dalam mengaudit
berhubungan dengan dan dipengaruhi oleh pemahaman atas tujuan dan
manfaat prosedur analitik dalam mengaudit.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Masyarakat
Masyarakat khusunya auditor, diharapkan dapat lebih
mengoptimalkan aplikasi prosedur analitik yang dapat mempermudah
auditor dalam menentukkan sifat, saat dan luas prosedur audit yang
akan digunakan serta menemukan risiko salah saji dalam proses audit.
b. Bagi Pihak Terkait
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
masukan bagi Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang menjadi
wadah utama bagi auditor.
c. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui apakah auditor mematuhi SPAP seksi 329
Prosedur Analitik dalam proses auditnya. Dan juga sebagai bukti
empiris tentang pemahaman, kepatuhan serta keahlian profesional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Prosedur Analitik
AU 329.02, Analytical Procedures (SAS 56), mendefinisikan prosedur
analitik (analytical procedures) sebagai “evaluasi informasi keuangan yang
dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data
keuangan dan data non keuangan”. Prosedur tersebut berkisar dari
perbandingan sederhana hingga penggunaan matematika kompleks dan model
statistik yang melibatkan banyak hubungan dan elemen data (Boyton dan
Johnson, 2006:324).
Menurut Louwers, Ramsay, Sinason, dan Strawser (2007:87), data
keuangan dan non keuangan tersebut dapat diperoleh dari:
1. Informasi keuangan tahun sebelumnya,
2. Budget perusahaan dan prakiraan yang dibuat perusahaan,
3. Hubungan antar unsur keuangan pada periode yang sama,
4. Statistik industri,
5. Informasi data non keuangan seperti statistik produksi fisik perusahaan.
Asumsi dasar penerapan prosedur analitik adalah bahwa hubungan yang
masuk akal di antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut, kecuali
B. Tujuan dan Manfaat Prosedur Analitik.
1. Tujuan Prosedur Analitik
Tujuan prosedur analitik dapat dibagi ke dalam 3 tahap, menurut
Arens dan Loebbeccke, yang di terjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf
(2003:165), tujuan dan tahap tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Tujuan dilakukan prosedur analitik pada tahap ini adalah:
1). Untuk memahami industri dan bidang usaha klien,
2). Untuk menilai kelangsungan hidup,
3). Untuk menunjukkan kemungkinan salah saji,
4). Untuk mengurangi penyajian terinci.
b. Tahap Pengujian
Tujuan dilakukan prosedur pada tahap yang kedua ini adalah:
1). Untuk menunjukkan kemungkinan salah saji,
2). Untuk mengurangi penyajian terinci.
c. Tahap Penyelesaian
Tujuan dilakukan prosedur pada tahap akhir ini adalah:
1). Untuk menilai kelangsungan hidup,
2). Untuk menunjukkan kemungkinan salah saji.
Menurut IAI dalam SPAP, prosedur analitik digunakan untuk tujuan
sebagai berikut:
a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup
b. Sebagai pengujian subtantif untuk memperoleh bukti tentang asersi
tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi,
c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review
akhir audit.
Prosedur analitik harus diterapkan untuk tujuan a dan c diatas untuk
semua audit laporan keuangan yang dilakukan berdasarkan standar
auditing yang diterapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Prosedur analitik
meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang
dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan
yang dikembangkan oleh auditor. Auditor mengembangkan harapan
tersebut dengan mengidentifikasi dan menggunakan hubungan yang
masuk akal, yang secara pantas diharapkan terjadi berdasarkan
pemahaman auditor mengenai klien dan industrinya. Berikut ini adalah
contoh sumber informasi yang digunakan dalam mengembangkan harapan:
a. Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan
dengan memperhatikan perubahan yang diketahui,
b. Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggaran atau prakiraan termasuk
ekstrapolasi dari data interim atau tahunan,
c. Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam satu periode,
d. Informasi industri bidang usaha klien, misalnya informasi laba bruto,
e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2008:204), tujuan dari aplikasi
prosedur analitik adalah untuk:
1) memahami bisnis klien, 2) penilaian atas kemampuan perusahaan
untuk terus beroperasi, 3) menunjukkan keberadaan kesalahan yang
mungkin terdapat dalam laporan keuangan, dan 4) mengurangi pengujian
yang terinci.
Bagian penting dalam menggunakan prosedur analitik adalah
memilih prosedur yang paling layak. Terdapat lima jenis prosedur analitik,
yaitu:
a. Membandingkan data klien dengan industri
Misalkan dalam sebuah audit informasi yang diperoleh tentang
klien dan rata-rata perusahaan dalam industri klien adalah: perputaran
persediaan klien tahun 2007 = 3,4; tahun 2006 = 3,5; perputaran
persediaan industri tahun 2007 = 3,9; tahun 2006 = 3,4. Persentase
margin kotor klien tahun 2007 = 26,3%; tahun 2006 = 26,4%.
Persentase margin kotor industri tahun 2007 = 27.3%; tahun 2006 =
26,2%. Jika hanya melihat informasi klien untuk kedua rasio tersebut,
perusahaan klien tampaknya stabil tanpa ada indikasi mengalami
kesulitan. Tetapi, jika dibandingkan dengan industri serupa, posisi
klien telah memburuk. Dalam tahun 2006, klien memperoleh posisi
yang lebih baik dibandingkan industri serupa untuk kedua rasio.
Contoh itu menunjukkan bagaimana perbandingan data klien dengan
kinerja klien. Misalkan, perusahaan bisa jadi telah kehilangan pangsa
pasar, penetapan harga produknya mungkin tidak bersaing, bisa jadi
perusahaan telah mengeluarkan biaya yang tidak biasa, atau mungkin
mempunyai persediaan yang telah usang (Arens et. al., 2008:224-225).
b. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode
sebelumnya
Perbandingan antara data sekarang dengan data yang serupa tahun
sebelumnya penting untuk dilakukan, misalnya persentase marjin kotor
suatu perusahaan adalah antara 26 sampai 27 persen untuk empat tahun
lalu, tetapi untuk tahun berjalan hanya 23 persen, penurunan margin
kotor tersebut perlu diperhatikan oleh auditor. Penyebab penurunan
dapat berupa perubahan kondisi ekonomi. Tetapi, dapat juga
disebabkan oleh kekeliruan laporan keuangan, seperti kekeliruan pisah
batas untuk pembelian atau penjualan, penjualan yang tidak dicatat,
lebih saji utang usaha, atau kekelliruan penetapan harga persediaan.
Auditor harus menentukkan penyebab penurunan tersebut dan
mempertimbangkan dampaknya terhadap pengumpulan bahan bukti
(Arens et. al., 2008:225).
Saat membandingkan data klien dengan data yang serupa tahun
sebelumnya dapat dilakukan dengan variasi prosedur analitik. Berikut
contoh-contoh umum yang sering digunakan:
2) Membandingkan rincian total saldo dengan rincian serupa tahun
sebelumnya,
3) Menghitung rasio dan hubungan persentase untuk perbandingan
dengan tahun sebelumnya (Arens et. al., 2008:225-226).
c. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien
Sebagian besar perusahaan membuat anggaran untuk berbagai
aspek operasi dan hasil keuanganya. Karena anggaran mencerminkan
akun klien untuk suatu periode, penyelidikan atas bidang-bidang
terpenting di mana terdapat perbedaan antara hasil yang dianggarkan
dengan yang sebenarnya, dapat menunjukkan adanya kemungkinan
salah saji (Arens et. al., 2008:228). Contoh perbandingan dan
hubungan intern menurut Arens et. al.(2008:226) adalah sebagai
[image:34.612.179.506.442.696.2]berikut:
Tabel.2.1
Perbandingan dan Hubungan Intern RASIO ATAU
PERBANDINGAN
KEMBANGKAN SALAH SAJI
Perputaran bahan baku untuk suatu perusahaan manufaktur
Salah saji persediaan atau harga pokok penjualan atau keusangan persediaan bahan baku
Komisi penjualan dibagi dengan penjualan bersih
Salah saji komisi penjualan
Retur penjualan dan pengurangan harga dengan penjualan kotor
yang tidak dicatat setelah akhir tahun
Nilai penyerahan tunai asuransi jiwa (tahun berjalan) dibagi dengan nilai penyerahan tunai asuransi jiwa (tahun lalu)
Tidak dicatatnya perubahan dalam nilai penyerahan tunai atau kekeliruan dalam mencatat perubahan Masing-masing beban manufaktur
sebagai persentase dari beban manufaktur
Salah saji yang signifikan untuk masing-masing beban secara tunai
d. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh auditor
Dalam prosedur analitik ini, auditor membuat estimasi berapa
seharusnya saldo akun dengan cara mengaitkan dengan beberapa akun
lain di neraca atau laporan laba rugi, atau dengan membuat proyeksi
atas dasar kecenderungan historis (Arens et. al., 2008:228).
e. Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan
data non-keuangan
Misalkan dalam mengaudit sebuah hotel, diketahui jumlah kamar,
tarif untuk setiap kamar, dan tingkat hunian. Dengan memanfaatkan
data itu, akan lebih mudah untuk mengestimasi total pendapatan dari
semua kamar untuk dibandingkan dengan pendapatan tercatat (Arens
et. al., 2008:228).
2. Manfaat Prosedur Analitik
Adapun manfaat yang dapat diambil atas penerapan prosedur analitik
dalam setiap audit, terutama dalam hal waktu dan biaya audit. Penerapan
karena prosedur analitik memberikan masukan informasi dalam tahap
perencanaan pemeriksaan tentang akun laporan keuangan mana yang
memerlukan audit lebih rinci atau intensif, dan akun mana yang tidak
memerlukan hal tersebut. Kondisi ini sangat akomodatif sehingga semua
prosedur audit yang telah dibuat benar-benar tepat sasaran dan relevan.
Demikian juga dalam hal biaya, prosedur analitik hanya membutuhkan
biaya relatif sedikit, karena prosedur ini memungkinkan kemudahan atau
dapat mengurangi perhitungan/perbandingan, dibandingkan dengan
pengujian terinci atau pengujian subtantif transaksi. Dalam pemberiaan
opini auditor, prosedur analitik mempermudah auditor menarik
kesimpulan tentang jenis opini apa yang cocok diberikan atas kewajaran
laporan keuangan yang diperiksanya. Oleh karena semua informasi yang
tidak terungkap melalui pemeriksaan bukti secara mendetail, dapat
terungkap melalui aplikasi prosedur analitik dalam setiap audit. Sebagai
contoh, dalam pembayaran gaji dan upah karyawan, kewajaran total gaji
dan upah dapat dideteksi melalui perbandingan jumlah karyawan dengan
jumlah gaji dan upah yang telah dibayarkan, sehingga dapat terungkap
pembayaran tidak sah atau tidak tercatat yang mungkin tidak diketahui
melalui pengujian bukti rinci per karyawan. Dengan demikian, pemberian
opini auditor lebih dapat dipertanggungjawabkan. Tambahan lagi berkat
temuan-temuan pemeriksaan melalui penerapan prosedur analitik, auditor
administrasi keuangan atau struktur pengawasan internya. Kesemuanya ini
akan menambah kredibilitas profesi auditor (Arens et. al., 2008:410).
C. Prosedur Analitik Sebagai Pengujian Pemeriksaan Dasar
Menurut Arens et. al. (2008:410), pengujian pemeriksaan (audit test)
yang sering digunakan dalam proses audit biasanya terdiri dari lima jenis.
Auditor dalam setiap proses audit untuk menentukan kewajaran penyajian
laporan keuangan, dapat mengaplikasikan satu atau lebih dari kelima jenis
pengujian audit berikut ini:
1. Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengawasan intern,
2. Pengujian pengawasan,
3. Pengujian subtantif transaksi,
4. Prosedur analitik, dan
5. Pengujian subtantif terinci saldo-saldo.
Kelima pengujian pemeriksaan dasar (audit test) ini saling berhubungan
satu sama lain dalam rangka memperoleh bukti-bukti yang cukup kompeten
guna memenuhi SPAP seksi 329. Hubungan kelima pengujian pemeriksaan
dasar ini dan hubungan antara pengujian dan bukti, dapat digambarkan sebagai
berikut:
Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengawasan intern +
Prosedur analitis +
Pengujian subtantif terinci saldo-saldo =
[image:38.612.130.505.173.563.2]Bukti yang cukup kompeten per GAAS / SPAP Gambar.2.1
Pengujian Pemeriksaan Sumber: (Arens et. al., 2008:404).
Tabel.2.2
Hubungan Antara Pengujian dan Bukti
Jenis Bukti Jenis Pengujian Peme-riksaan Phisik Kon-firmasi Doku-mentasi Obser-vasi Kete-rangan dari klien Kete-patan perhitu-ngan Prose-dur Anali-tis Prosedur untuk mem-peroleh pema-haman atas struktur penga-wasan intern Pengujian subtantif transaksi Prosedur analitis Pengujian rincian saldo
Sumber: (Arens et. al., 2008:409).
Dari keempat jenis pengujian audit diatas, lebih difokuskan kepada
prosedur analitik sebagai suatu pengujian dasar (audit test). Seperti yang telah
dibahas pada bagian terdahulu, bahwa prosedur analitik meliputi perbandingan
tahun lalu serta data lain yang berhubungan dengan ini, dalam rangka
mengembangkan taksiran-taksiran yang dibuat oleh auditor.
Auditor dapat membuat perbandingan pengujian penjualan, penagihan
piutang dan piutang dagang tahun berjalan dengan jumlah yang sama tahun
lalu, dan perhitungan prosentase gross margin tahun lalu. Jika prosedur
analitik dapat menunjukkan kesalahan, maka penyelidikan lebih intensif tidak
diperlukan lagi (Arens et. al., 2008:325-326).
Prosedur analitik menegaskan kelayakan seluruh transaksi dan saldo
buku besar, sedangkan pengujian rinci saldo menegaskan kelayakan saldo
akhir buku besar dan selalu dipertimbangkan dengan biaya pemeriksaan yang
lebih besar dari pengujian pemeriksaan lainnya. Adapun alasan prosedur
analitik dapat diaplikasikan dengan biaya yang sedikit, sebab pembuatan
perhitungan dan perbandingan relatif mudah atau berkurang dibandingkan
dengan pengujian lainnya. Tentu saja, biaya untuk memperoleh jenis bukti
diatas beraneka ragam dalam situasi yang bebeda pula. Sering informasi
tentang kesalahan potensial diperoleh dengan mudah melalui aplikasi prosedur
ini, dengan cara memperbandingkan dua atau tiga jumlah tertentu (Arens et.
al., 2008:208).
D. Merancang Prosedur Analitik
Menurut Arens et. al. (2008:208), terdapat tiga aspek dalam merancang
prosedur analitik. Pertama, memilih prosedur analitik yang paling sesuai.
Kedua, memilih data yang cocok, dan ketiga, membuat suatu kaidah
faktor yang lain yang dapat memberikan kontribusi agar tercapai efektivitas
rancangan prosedur analitik. Umpamanya: keandalan data, data beberapa
tahun, data yang tidak cukup/terkumpul, teknik statistik maupun perangkat
lunak komputer yang dimiliki auditor. Tetapi harus dipertimbangkan, prosedur
pemeriksaan untuk prosedur analitik baru dapat dibuat dan dirancang setelah
auditor menyelesaikan kajian struktur pengendalian intern, menilai risiko
pengawasan dan telah melakukan pengujian transaksi.
Pemilihan data yang cocok untuk merancang prosedur analitik sangat
menentukan efektivitas penerapannya. Untuk maksud perbandingan yang
bermanfaat, data yang digunakan haruslah relevan dengan tujuan diadakannya
prosedur analitik. Contohnya, jika penjualan tunai cukup material, maka
jumlah penjualan yang digunakan dalam perhitungan/perbandingan auditor
haruslah penjualan kredit, bukan total penjualan (Arens et. al., 2008:215).
Kaidah keputusan untuk menentukan fluktuasi yang tidak biasa telah
terjadi, sedikit dibahas dalam kepustakaan professional yang dapat dijadikan
sebagai pedoman. Walaupun demikian, berdasarkan observasi Arens dan
Loebbecke, ada dua pendekatan yang layak dan banyak digunakan dalam
praktik. Pertama, perbedaan kelebihan penyajian jumlah dollar, dan kedua,
perbedaan kelebihan dalam prosentase yang tetap (Arens et. al., 2008:214).
Auditor pada suatu saat mungkin tidak dapat menerima kelebihan jumlah
akun tertentu, sehingga diperlukan penyelidikan lebih lanjut. Contohya, dalam
mengaudit biaya komisi yang diberikan klien, auditor dapat menyatakan
perbedaan yang lebih besar dari jumlah tersebut, saldo akun biaya komisi
tidak dapat dinyatakan disajikan secara wajar. Pengujian rinci tambahan
mungkin perlu dilaksanakan. Dalam prosedur analitik sulit membuat kerangka
kaidah keputusan dalam syarat jumlah absolut, karena itu sering digunakan
kaidah keputusan dalam bentuk prosentase. Contohnya, auditor
membandingkan rincian saldo akun beban tahun berjalan dengan saldo tahun
sebelumnya dan menghitung perubahan prosentasenya. Dapat diputuskan,
kapan saja terjadi perubahan melebihi 10% atau beberapa prosentase yang
pantas dipercaya auditor bahwa perubahan tersebut wajar dipertimbangkan
sebagai suatu fluktuasi tidak biasa (Arens et. al., 2008:208).
E. Waktu Pelaksanaan Aplikasi Prosedur Analitik
Menurut Louwers et. al. (2007:123), aplikasi prosedur analitk dapat
digunakan dalam keadaan: (1) saat awal audit, tahap perencanaan, (2) saat
akhir audit ketika patrners mereview kualitas keseluruhan pekerjaan dan
melihat permasalahan yang terjadi.
Pendapat lain menyatakan, prosedur analitik dapat dilakukan tiga tahap
dalam mengaudit. Pertama, prosedur analitik di butuhkan dalam persiapan
tahap penyusunan rencana audit untuk membantu auditor dalam menentukkan
sifat, luas, dan pemilihan waktu pelaksanaan audit. Dalam tahap perencanaan,
prosedur analitik digunakan untuk mengembangkan ekpektasi dan
mengidentifikasi masalah yang krusial atau material yang akhirnya
memerlukan pertimbangan khusus dalam proses audit. Kedua, prosedur
hubungannya dengan prosedur audit lainya. Contohnya premi asuransi dibayar
dimuka dibandingkan dengan asuransi dibayar dimuka tahun lalu sebagai
bagian pengujian premi asuransi dibayar dimuka yang belum jatuh tempo.
Ketiga, prosedur analitik diperlukan pada tahap penyelesaian (review) akhir
audit. Prosedur ini diperlukan sebagai penelaahan final atas kemungkinan
salah saji yang material atau masalah keuangan, dan untuk membantu auditor
dalam memberikan keputusan kewajaran laporan keuangan yang telah di
auditnya, tetapi belum diberikan opini audit. Umumnya pada tahap final ini
prosedur analitik dilakukan oleh Patner (Arens et. al., 2008:208).
F. Prosedur Analitik dalam Tahap Perencanaan Audit
Agar penerapan prosedur analitik berjalan dengan efektif dan efisien,
serta mencapai sasaran dalam tahapan ini, harus ada langkah-langkah yang
tepat sehingga dapat membantu auditor, yaitu dengan cara:
1. Meningkatkan pemahaman auditor tentang bisnis klien, dan
2. Mengidentifikasi hubungan yang tidak biasa serta fluktuasi yang tidak
diharapkan dalam data yang mungkin mengindikasikan bidang yang
memiliki risiko salah saji paling besar (Boyton dan Johnson, 2006:324).
Untuk mencapai tujuan tersebut, disusun langkah-langkah dalam
prosedur analitik, yaitu:
1. Mengidentifikasi Penghitungan dan Perbandingan yang akan Dilakukan
Kecanggihan dan luasnya prosedur analitik yang digunakan dalam
ketersediaan data, dan pertimbangan auditor. Jenis perhitungan dan
perbandingan yang digunakan secara umum termasuk hal-hal berikut :
a. Perbandingan data absolut (absolute data comparations). Prosedur ini
melibatkan perbandingan sederhana suatu jumlah saat ini, seperti saldo
akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau diprediksi,
b. Laporan keuangan ukuran umum (common-size financial statement).
Juga dikenal sebagai analisis vertikal, teknik ini melibatkan
penghitungan persentase dari total yang berhubungan yang
direpresentasikan oleh komponen laporan keuangan (misalnya, kas
sebagai persentase dari total aktiva, atau marjin kotor sebagai suatu
persentase dari penjualan). Persentase kemudian dibandingkan dengan
jumlah yang diharapkan,
c. Analisis rasio (ratio analysis). Sejumlah rasio yang seringkali
digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan
dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut,
jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau
dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas, efisiensi,
dan profitabilitas,
d. Analisis tren (tren analysis). Analisis tren melibatkan perbandingan
beberapa data (absolute, ukuran umum, atau rasio) bagi lebih dari dua
periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang
mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat
e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang
relevan (relationships of financial information with relevant
nonfinancial information). Data nonkeuangan seperti jumlah
karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang diproduksi
mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan
seperti beban gaji, penjualan dan harga pokok produksi. Informasi
keuangan adalah penting karena mengukur aktivitas ekonomi yang
memicu hasil keuangan (Boynton dan Johnson, 2006:325).
2. Mengembangkan Ekspetasi
Dasar pemikiran yang mendasari penggunaan prosedur analitik
dalam audit adalah hubungan antar data dapat diharapkan untuk terus
berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui atau sebaliknya
(Boynton dan Johnson, 2006:328).
Contoh estimasi yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
informasi keuangan klien yang dapat dibandingkan dengan
periode-periode sebelumnya yang akan memberikan isyarat pertimbangan untuk
mengetahui/mengenali perubahan-perubahan, mengantisipasi penghasilan
berdasarkan budget formal ataupun budget ramalan, hubungan diantara
unsur-unsur informasi keuangan dalam periode yang bersangkutan, data
industri, dan hubungan informasi keuangan yang relevan dengan informasi
keuangan. Pengembangan estimasi pada tingkat lebih terinci akan
memberikan kesempatan yang lebih besar bagi auditor untuk menemukan
Selain itu, penting bagi auditor untuk mengembangkan secara
independen ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data
klien sehingga perbandingan akhir tidak bias. Dasar pemikiran ini
digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber.
Sumber-sumber ini termasukdata histories dan data internal yang
berorientasi pada masa mendatang (klien) dan data eksternal (industri).
a. Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat
dibandingkan (comparable prior method) memberikan pertimbangan
bagi perubahan yang diketahui. Menurut pendekatan ini, dengan tidak
adanya kondisi yang diketahui, secara sederhana diasumsikan bahwa
suatusaldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio, atau
hubungan antara data keuangan dan data nono keuangan harus
memperkirakan jumlah peride masa lalu,
b. Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal (formal budgets)
dan peramalan (forecast). Pendekatan ini termasuk penggunaan
anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan untuk periode berjalan
baik peramalan yang disiapkan oleh auditor. Hal yang terakhir dapat
termasuk ekstrapolasi dari data interim masa lalu atau data tahunan,
atau hasil dari jasa bernilai tambah lain yang dilaksanakan untuk klien,
c. Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu
period (relationship among elements of financial information within
perubahan dalam satu akun diharapkan akan mempengaruhi akun
lainnya,
d. Data industri (industry data). Persentase ukuran umum, rasio, dan data
tren perusahaan dalam suatu industri tersedia untuk tujuan
perbandingan dari sumber-sumber (Boynton dan Johnson, 2006:328).
3. Melaksanakan Perhitungan/Perbandingan
Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan
dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah
saat ini dan tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan
lain sebagainya. Karena perencanaan dilakukan beberapa bulan sebelum
saldo akun akhir tahun berjalan tersedia, maka langkah ini melibatkan
penggunaan data satu tahun hingga tanggal saat ini aktual dan/atau
proyeksi akhir tahun. Langkah ini juga termasuk pengumpulan data
industri untuk tujuan perbandingan. Perangkat lunak komputer telah secara
umum digunakan dalam membuat perhitungan dan perbandingan, serta
dapat juga digunakan dalam memperoleh informasi dari database industri
dan organisasi (Boynton dan Johnson, 2006:329).
4. Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan
Analisis atas perhitungan dan perbandingan harus membuat auditor
lebih memahami bisnis klien. Sebagai contoh, analisis mengenai rasio
yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisiensi,
dan profitabilitas relatif terhadap tahun lalu dan terhadap perusahaan lain
berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak
kejadian atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas. Bagian
terpenting dari analisis tersebut adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam
data yang tidak diharapkan atau tidak adanya fluktuasi yang diharapkan
yang dapat memberikan pertanda adanya peningkatan risiko salah saji.
Beberapa perusahaan menggunakan model statistik sebagai alat bantu
keputusan dalam menentukan kapan sebuah perbedaan dianggap cukup
besar sehingga diperlukan penyelidikan. Namun demikian, kebanyakan
perusahaan tetap menggunakan peraturan sederhana seperti menyelidiki
perbedaan yang melebihi dari, (1) suatu jumlah dollar yang ditentukan, (2)
persentase perbedaan, atau (3) kombinasi dari keduanya. Auditor
seharusnya waspada bahwa suatu persentase perubahan yang kecil
sekalipun antara jumlah tahun lalu dengan jumlah tahun berjalan dari suatu
akun dengan suatu saldo yang besar seperti penjualan dapat menghasilkan
perubahan persentase yang lebih besar dalam laba bersih. Akhirnya, proses
untuk menentukan kapan suatu perbedaan adalah signifikan melibatkan
pertimbangan dan konsep materialitas (Boynton dan Johnson,
2006:329-330).
5. Menyelidiki Perbedaan Signifikan yang tidak Diharapkan
Perbedaan signifikan yang tidak diharapkan harus diselidiki. Hal ini
biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor
yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan
mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada akhirnya akan
menghilangkan perbedaan signifikan. Sebelum tindakan tersebut dilakukan
berdasarkan jawaban manajemen terhadap pertanyaan yang diajukan,
jawaban harus dikuatkan dengan bahan bukti lainnya.oleh karena itu,
perbedan signifikan harus dipertimbangkan ketika menentukan dampak
atas perencanaan audit dan ketika mengevaluasi bukti audit (Boynton dan
Johnson, 2006:330).
Menurut Taylor dan Glezen, yang dikutip Akhmad (1993:30),
jumlah tidak biasa atau tidak diharapkan, akan memberi kesan tentang
keberadaan risiko kesalahan yang lebih tinggi, sehingga auditor harus
membuat rencana perluasan prosedur audit atas jumlah-jumlah tersebut.
6. Menentukan Dampak Atas Perencanaan Audit
Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap
sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang
terlibat dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor
biasanya akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang lebih
mendetail terhadap akun-akun tersebut. Prosedur analitik sering
menyediakan auditor petunjuk mengenai apakah suatu akun lebih mungkin
dinyatakan lebih saji atau kurang saji. Dengan mengarahkan perhatian
auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki risiko lebih tinggi, prosedur
analitik dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan audit yang lebih
G. Prosedur Analitik Sebagai Pengujian Subtantif
Kepercayaan auditor terhadap pengujian subtantif untuk mencapai tujuan
audit yang berhubungan dengan suatu asersi dapat berasal dari pengujian rinci,
dari prosedur analitik, atau dari kombinasi keduanya. Keputusan mengenai
prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan audit tertentu didasarkan
pada pertimbangan auditor terhadap efektivitas dan efisiensi yang diharapkan
dari prosedur audit yang ada (IAI, 2006:329.4)
[image:49.612.143.505.297.592.2]Tdk Ya Tdk Ya Gambar.2.2
Langkah-langkah Auditor Dalam Pembuatan Keputusan Untuk Prosedur Analitik
Sumber: William F Messier Jr 2003:193).
Menurut IAI dalam SPAP seksi 329, efektivitas dan efisiensi yang
diharapkan dari suatu prosedur analitik dalam mengidentifikasikan Dokumen akhir
Apakah manajemen dapat meberi penjelasan dan bukti uang
kemungkinan salah saji tergantung atas, antara lain: sifat asersi, kelayakan dan
kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan, ketersediaan dan
keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan, ketepatan
harapan.
1. Sifat asersi
Prosedur analitik mungkin merupakan pengujian efektif dan efisien
atas asersi yang kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari
pemeriksaan bukti rinci atau bila bukti yang rinci tidak langsung tersedia.
Sebagai contoh, perbandingan dari kumpulan gaji yang dibayar dengan
jumlah karyawan mungkin menunjukkan pembayaran yang tidak sah yang
mungkin tidak tampak dari pengujian transaksi individual. Perbedaan dari
hubungan yang diharapkan dapat juga menunjukkan kemungkinan
penghilangan dari catatan akuntansi, bilamana bukti transaksi individual
dari pihak yang independen yang seharusnya dibukukan tidak langsung
tersedia.
2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan
Penting bagi auditor untuk memahami alasan yang membuat
hubungan menjadi masuk akal sebab data kadang-kadang seperti berkaitan
padahal kenyataannya tidak demikian, sehingga dapat mengarahkan
auditor ke pengambilan kesimpulan yang salah. Disamping itu, adanya
satu ubungan yang tidak diharapkan dapat memberikan bukti yang penting
Karena tingkat keyakinan yang lebih tinggi diharapkan dari prosedur
analitik, dibutuhkan lebih banyak hubungan untuk mengembangkan
harapan. Hubungan dalam satu lingkungan yang stabil biasanya lebih
dapat diduga daripada hubungan dalam satu lingkungan yang dinamis atau
tidak stabil. Hubungan yang melibatkan akun laba-rugi cenderung lebih
dapat diduga daripada hubungan yang melibatkan akun neraca, karena
akun laba-rugi mencerminkan transaksi selama satu periode waktu.
Hubungan yang menyangkut transaksi yang tergantung kepada keputusan
manajemen kadang-kadang kurang dapat diduga. Sebagai contoh,
manajemen mungkin memilih untuk mengeluarkan biaya pemeliharaan
daripada mengganti aktiva tetap, atau mungkin mereka menunda suatu
pengeluaran iklan.
3. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan
harapan
Data mungkin atau tidak mungkin langsung tersedia untuk
mengembangkan taksiran bagi beberapa asersi. Sebagai contoh, untuk
menguji asersi kelengkapan, penjualan yang ditaksir bagi jenis usaha
tertentu mungkin dapat dikembangkan dari statistik produksi atau ukuran
tempat penjualan. Bagi jenis usaha lain, data yang relevan untuk asersi
kelengkapan penjualan mungkin tidak langsung tersedia dan mungkin
akan lebih efektif dan efisien untuk menggunakan catatan pengiriman yang
Auditor memperoleh keyakinan dari prosedur analitik berdasarkan
konsistensi jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan dari
data yang diperoleh dari sumber lainnya. Keandalan data yang digunakan
untuk mengembangkan harapan harus sesuai dengan tingkat keyakinan
yang diinginkan dari prosedur analitik. Auditor harus menilai keandalan
data dengan mempertimbangkan sumber data dan kondisi yang melingkupi
pengumpulan data serta pengetahuan lain yang mungkin dimiliki auditor
mengenai data itu. Faktor berikut ini mempengaruhi pertimbangan auditor
terhadap keandalan data untuk mencapai tujuan audit:
a. Apakah diperoleh dari sumber yang independen di luar entitas atau
dari sumber di dalam entitas,
b. Apakah sumber dari dalam entitas independen dari mereka yang
bertanggung jawab atas jumlah yang diaudit,
c. Apakah data dikembangkan dari sistem yang dapat diandalkan dengan
pengendalian memadai,
d. Apakah data menjadi sasaran pengujian dalam tahun berjalan atau
tahun sebelumnya,
e. Apakah harapan dikembangkan dengan memakai data dari berbagai
sumber.
4. Ketepatan harapan
Harapan auditor harus cukup tepat untuk memberikan tingkat
keyakinan yang diinginkan sehingga perbedaan yang mungkin merupakan
dengan salah saji lainnya, akan teridentifikasi untuk diaudit oleh auditor.
Ketika harapan menjadi lebih tepat, toleransi perbedaan yang diharapkan
menjadi lebih sempit, sehingga jika terjadi perbedaan yang signifikan
antara hasi prosedur analitik dengan angka sesungguhnya, perbedaan
tersebut kemungkinan bersar karena salah saji. Ketepatan harapan
tergantung pada, antara lain, identifikasi dan pertimbangan auditor
terhadap faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi jumlah yang
diaudit dan tingkat kerincian data yang digunakan untuk mengembangkan
harapan.
Banyak faktor yang mempengaruhi hubungan keuangan. Sebagai
contoh, penjualan dipengaruhi oleh harga, vlume dan campuran produk.
Sebaliknya, masing-masing hal itu dipengaruhi leh sejumlah faktor dan
factor yang bertentengan dapat menutupi salah saji. Identifikasi yang lebih
efektif terhadap faktor yang secara signifikan mempengaruhi hubungan
umumnya dibutuhkan sejalan dengan meningkatnya keyakinan yang
diinginkan dari prosedur analitik.
Harapan yang dikembangkan pada tingkatyang rinci biasanya
mempunyai kemungkinan yang lebih besar dalam mendeteksi salah saji
jumlah tertentu daripada perbandingan secara luas. Jumlah bulanan
biasanya akan lebih efektif daripada jumlah tahunan dan perbandingan
berdasarkan lokasi atau jalur usaha biasanya akan lebih efektif daripada
membandingkan perusahaan secara keseluruhan. Tingkat kerincian yang
Umumnya risiko salah saji yang material menjadi kabur akibat
meningkatnya faktor yang bertentangan karena operasi klien menjadi lebih
rumit dan lebih beragam. Penguraian masalah akan membantu mengurangi
risiko ini (IAI, 2006:329.4-329.5).
Contoh penerapan prosedur analitik sebagai pengujian subtantif salah
satunya adalah terhadap siklus pengeluaran aktiva tetap, rasio yang biasa
digunakan oleh auditor adalah: 1) tingkat perputaran aktiva, dihitung
dengan rumus, yaitu hasil penjualan bersih dibagi rata-rata saldo aktiva, 2)
rasio laba bersih dengan aktiva dihitung dengan membagi hasil penjualan
bersih dengan saldo rata-rata aktiva tetap. Berbagai rasio tersebut jika
dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan angka harapan
(rasio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang
dianggarkan, atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor
ke fokus mana auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian
transaksi rinci dan saldo akun rinci (Mulyadi dan Puradirejda, 1998:185).
H. Prosedur Analitik dalam Tahap Review yang Menyeluruh
Tujuan prosedur analitik yang diterapkan dalam tahap review
menyeluruh adalah untuk membantu auditor dalam menilai kesimpulan yang
diperoleh dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Berbagai macam prosedur analitik mungkin bermanfaat untuk
tujuan ini. Review menyeluruh umumnya meliputi pembacaan laporan
1. Kecukupan bukti yang terkumpul sebagai respon terhadap saldo yang tidak
biasa atau yang tidak diharapkan, yang diidentifikasi pada waktu
perencanaan audit atau dalam pelaksanaan audit, dan
2. Saldo atau hubungan yang tidak biasa atau tidak diharapkan yang
sebelumnya tidak diidentifikasi.
Hasil review menyeluruh dapat menunjukkan bahwa bukti tambahan
mungkin diperlukan oleh auditor (IAI, 2006:329.6).
Dalam melakukan review menyeluruh, auditor wajib membaca laporan
keuangan yang telah diauditnya beserta catatannya dan mempertimbangkan
kecukupan bukti audit yang kompeten untuk saldo-saldo tidak biasa atau saldo
yang diharapkan dan berhubungan dengan antisipasi dalam perencanaan audit,
atau identifikasi selama audit dalam pengujian subtantif. Prosedur analitik
diterapkan terhadap laporan keuangan yang telah diaudit, guna menentukan
apakah masih ada hubungan tidak biasa dan tidak diharapkan tambahan, jika
masih ada, perlu prosedur audit tambahan dalam tahap penyelesaian audit.
Auditor harus mengetahui betul alas an variasi jumlah tidak biasa sebelum
audit diselesaikan (Taylor dan Glezen, 1991:241).
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan tema yang mengangkat tentang prosedur analitik
dalam proses audit telah banyak dilakukan di Luar Negeri, khususnya
Amerika Serikat. Di Indonesia penelitian semacam ini telah dilakukan oleh ini
oleh Akhmad (1993) dalam tesisnya yang berjudul yang berjudul Suatu Kajian
Akuntan Publik di Indonesia, permasalahan yang dibahas adalah: 1) untuk
mengetahui apakah kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk
memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak
memiliki izin memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public mematuhi
NPA suplemen No.6 dalam pemeriksaannya, 2) untuk mengetahui apakah
tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat kepatuhan antara kantor akuntan
publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan
go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa laporan keuangan
perusahaan go-public, 3) untuk mengetahui apakah pemahaman atas tujuan
dan manfaat prosedur analitis berpengaruh sangat signifikan terhadap
pelaksanaan prosedur analitis. Hasil penelitiannya yaitu: 1) telah teruji bahwa
kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan
keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa
laporan keuangan perusahaan go-public mematuhi NPA suplemen No.6 dalam
pemeriksaanya, 2) telah teruji bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat
kepatuhan antara kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk
memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak
memiliki izin memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public, 3) telah
teruji bahwa pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitis
berpengaruh sangat signifikan terhadap pelaksanaan prosedur analitis
(Akhmad, 1993:109-111).
Penelitian Heiman tahun 1990 terhadap akuntan publik dari 2 KAP
petunjuk untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi audit melalui penerapan
prosedur analitis. Prosedur analitis dianggap sebagai suatu proses diagnosis,
meliputi evaluasi atas hipotesis yang dibuat atas terjadinya
perubahan-perubahan yang tidak biasa pada laporan keuangan klien. Informasi ini sangat
diperlukan oleh akuntan (Akhmad, 1993:36).
Cohen dan Kida juga menguraikan hasil penelitiannya tahun 1983
terhadap sampel 96 akuntan The Big-Eight, bahwa penelaahan analitik
memberikan efek sangat besar terhadap penilaian manajer audit, dibandingkan
penilaian akuntan senior, kebanyakan akuntan enggan mengurangi pengujian
walaupun hasil penelaahan analitik mengisyaratkan tidak ada problem audit
yang memerlukan perhatian khusus. Mereka juga menemukan fakta bahwa
prosedur penelaahan analitik merupakan variabel paling signifikan bagi
manajer audit, dan manajer audit lebih berpengalaman dalam menggunakan
penelaahan analitis dibandingkan dengan akuntan senior. Akuntan senior lebih
sering mengadakan evaluasi pengawasan (pengendalian) intern, karena
reliabilitas pengawasan intern merupakan variabel yang paling signifikan
baginya (Akhmad, 1993:35-36).
Libby (1985), terhadap 37 , manajer audit dari sebuah KAP Big-Eight
menunjukkan sekelompok auditor melaksanakan prosedur diagnosis untuk
mendeteksi kesalahan material laporan keuangan melalui penggunaan
prosedur analitis. Penggunaan prosedur analitik oleh auditor dengan membuat
suatu hipotesis kesalahan dipengaruhi oleh struktur pengetahuan dan
potensi kesalahan yan