• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang kinerja keuangan telah banyak diteliti peneliti terdahulu. Wahyu (2004) telah meneliti tentang Pengaruh Perubahan Regulasi Keuangan Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum dan Setelah Otonomi Daerah di Pemerintah Kota Medan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan Rasio upaya fiskal, Rasio efisiensi anggaran, Rasio desentralisasi fiskal dan Rasio kemampuan pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Secara parsial hanya Rasio upaya fiskal dan Rasio efisiensi

anggaran yang berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.

Tambun (2005) telah meneliti tentang Pengaruh Otonomi Daerah dan Sektor-sektor Berpotensi yang Dapat Dikembangkan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Pemko Medan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan Otonomi Daerah dan Sektor-sektor berpotensi yang dapat dikembangkan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Pemko Medan.

Florida (2006) telah meneliti tentang Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan regresi sederhana dan regresi berganda, yang menyimpulkan bahwa: a. Secara simultan PAD berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara. b. Secara parsial hanya pajak daerah dan retribusi daerah yang dominan mempengaruhi secara signifikan terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara. Simanjuntak (2006) telah meneliti tentang pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Labuhan Batu. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Labuhan batu.

Maimunah (2006) menemukan besarnya nilai DAU dan PAD mempengaruhi besarnya nilai belanja daerah (pengaruh positif). Selanjutnya dibuktikan bahwa telah terjadi flypaper effect pada belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Sumatera. Bahwa flypaper effect berpengaruh dalam memprediksi belanja daerah periode ke depan.

Berikutnya ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan terjadinya flypaper effect baik pada daerah yang PAD-nya rendah maupun daerah yang PAD-nya tinggi di Kabupaten/Kota pulau Sumatera. Temuan lainnya adalah tidak terjadi flypaper effect pada belanja daerah bidang Pendidikan sedangkan pada belanja daerah bidang kesehatan dan belanja daerah bidang pekerjaan umum juga mengalami flypaper effect.

Adi (2007) dengan pendekatan pendapatan menunjukkan telah terjadi ilusi fiskal setelah diberlakukannya otonomi daerah. Karena ada variabel yang memiliki korelasi yang negatif dengan pengeluaran pemerintah, dengan nilai yang signifikan, yaitu ratio pendapatan yang digunakan untuk belanja dan pajak tidak langsung. Hasil penelitian dengan pendekatan manipulasi belanja menunjukkan bahwa telah terjadi ilusi fiskal dalam era otonomi daerah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hubungan negatif antara variabel Pr/Pg (persepsi relatif dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah) dan 1/Pg (kepentingan relatif DAU terhadap belanja pemerintah daerah) terhadap variabel Eg (PAD). Maulidah (2007) menemukan Dana Alokasi Umum dengan lag 1 tahun (DAU

t-1) mempengaruhi besarnya prediksi Belanja Daerah (BD t). Pendapatan Asli Daerah dengan lag 1 tahun (PAD

t-1) mempengaruhi besarnya prediksi Belanja Daerah (BD

t). Apabila dilakukan pengujian secara serentak tampak bahwa pengaruh DAU

t-1 lebih kuat daripada pengaruh PAD

t-1, hal tersebut membuktikan bahwa terjadi flypaper effect pada Belanja Daerah di Indonesia, dengan demikian hipotesis ketiga juga diterima.

Ndadari dan Adi (2008) menemukan bahwa transfer pemerintah pusat berpengaruh terhadap besarnya pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota. Pada saat pemerintah daerah menerima transfer dari pemerintah pusat dana itu digunakan tanpa adanya upaya untuk meningkatkan PAD tiap-tiap daerah.

Nurcahaya (2009) menemukan bahwa secara simultan pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus berpengaruh signifikan terhadap total belanja APBDt+1 Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. Secara parsial hanya pendapatan asli daerah (PAD) yang berpengaruh positif signifikan terhadap total belanja APBDt+1 Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara, sedangkan dana alokasi umum dan dana alokasi khusus (DAK) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap total belanja APBDt+1

Rusidy (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan saling mempengaruhi yang signifikan antara sisi penerimaan (PAD) dengan sisi pengeluaran (belanja daerah). PAD mampu meningkatkan belanja daerah sebesar 0,67 juta rupiah setiap kenaikan 1 juta PAD, sedangkan belanja daerah mampu meningkatkan PAD sebesar 0,07 juta rupiah setiap kenaikan 1 juta belanja daerah. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat ilusi fiskal di dalam kinerja keuangan pemerintah daerah provinsi.

Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. Tidak terjadi flypaper

effect pada dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK)

Untuk lebih jelasnya, tinjauan penelitian terdahulu dalam penelitian ini dapat dilihat pada Matriks berikut ini :

75

terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum dan Setelah Otonomi Daerah di Pemerintah Kota Medan

(X2), Rasio desentralisasi

fiskal (X3) dan Rasio

kemampuan pembiayaan

(X4

berpengaruh signifikan terh Pemerintah Daerah. Secara parsia dan Rasio efisiensi anggaran y terhadap Kinerja Keuangan Pemer ) dan Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah (Y)

2 Tambun (2005) Pengaruh Otonomi Daerah

dan Sektor-sektor Berpotensi yang Dapat Dikembangkan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Pemko Medan

Otonomi Daerah (X1);

Sektor-sektor Berpotensi yang Dapat Dikembangkan

(X2

Secara simultan Otonomi Daerah yang dapat dikembangkan berp Pendapatan Asli Daerah di Pemko ) dan Pendapatan Asli

Daerah (Y)

3 Florida (2006) Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara.

Pajak daerah (X1); retribusi

daerah (X2

a. Secara simultan PAD berpe Kinerja Keuangan Pemerintah Ka Sumatera Utara. b. Secara pars retribusi daerah yang domin signifikan terhadap Kinerja Keua dan Kota di Provinsi Sumatera Utar ); dan Kinerja

Keuangan (Y)

4 Simanjuntak

(2006)

Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Kabupaten Labuhan Batu.

Pendapatan Asli Daerah (X) dan Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Penelitian ini menyimpulkan Pendapatan Asli Daerah berpe Pertumbuhan Ekonomi di Kabupa

5 “Flypaper Effect Pada

Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera

Maimunah (2006) Dana Alokasi Umum (X1);

Pendapatan Asli Daerah

(X2

Besarnya nilai DAU dan PAD m belanja daerah (pengaruh posit

bahwa telah terjadi flypaper effect

Kabupaten/Kota di Sumatera. berpengaruh dalam memprediks depan. Berikutnya ditemukan bah

terjadinya flypaper effect baik pa

rendah maupun daerah ya Kabupaten/Kota pulau Sumatera. T

terjadi flypaper effect pada belan

sedangkan pada belanja daerah b daerah bidang pekerjaan umum

effect. ) dan Belanja Daerah (Y)

6 Adi (2007) Kemampuan Keuangan

Daerah dan Relevansinya dengan Pertumbuhan Ekonomi

Kemampuan Keuangan

Daerah (X) dan

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Dengan pendekatan pendapatan ilusi fiskal setelah diberlakukann ada variabel yang memiliki ko pengeluaran pemerintah, dengan ratio pendapatan yang digunaka tidak langsung. Hasil penelitian d belanja menunjukkan bahwa telah otonomi daerah. Hal ini ditunjukk negatif antara variabel Pr/Pg (per

pusat dan pemerintah daerah) d DAU terhadap belanja pemerintah Eg (PAD).

7 Maulidah (2007) Pengaruh Dana Alokasi

Umum (Dau) Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Prediksi Belanja Daerah (Studi

Kasus Pada Kabupaten/Kota di Indonesia)

Dana Alokasi Umum (X1);

Pendapatan Asli Daerah

(X2

Dana Alokasi Umum dengan ) dan Belanja Daerah

(Y)

mempengaruhi besarnya predik Pendapatan Asli Daerah deng mempengaruhi besarnya predik Apabila dilakukan pengujian secar pengaruh DAU

t-1 lebih kuat dar

tersebut membuktikan bahwa ter Belanja Daerah di Indonesia, deng juga diterima.

8 Ndadari dan Adi

(2008) Perilaku Asimetris Pemerintah Daerah Terhadap Transfer Pemrintah Pusat Perilaku Asimetris Pemerintah Daerah (X) dan

Transfer Pemrintah Pusat (Y)

Transfer pemerintah pusat berpe pengeluaran yang dilakukan oleh pe atau kota. Pada saat pemerintah d pemerintah pusat dana itu digunaka meningkatkan PAD tiap-tiap daerah 10 Nurcahaya (2009) Analisis Flypaper Effect

Pada Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Total

Belanja Apbd

Kabupaten/Kota Se-Sumatera Utara

Dana Alokasi Umum (X1);

Pendapatan Asli Daerah

(X2); Dana Alokasi Khusus

(X3

menemukan bahwa secara simu (PAD), dana alokasi umum (DA berpengaruh signifikan terhada ) dan Belanja Daerah

(Y)

Kabupaten/Kota se-Sumatera Utar pendapatan asli daerah (PAD) signifikan terhadap total belanja A Sumatera Utara, sedangkan dan alokasi khusus (DAK) berpengar

terhadap total belanja APBDt+1 K

Utara. Tidak terjadi flypaper effec

(DAU) dan dana alokasi khus Sumatera Utara.

11 Rusidy (2010) Analisis Determinan

Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Daerah dan Deteksi Ilusi Fiskal (Studi Kasus Provinsi di Indonesia Tahun 2005 – 2008)

Daya Pajak (X1); Dana

Alokasi Umum (X2); Dana

Alokasi Khusus (X3); Dana

Bagi Hasil (X4); PDRB

(X5); Pajak Daerah (X6);

HCT (X7); Pendapatan Asli

Deerah (Y1) dan Belanja

Daerah (Y2)

Terdapat hubungan saling mem antara sisi penerimaan (PAD) den daerah). PAD mampu meningka 0,67 juta rupiah setiap kenaika belanja daerah mampu meningka rupiah setiap kenaikan 1 juta penelitian ini juga menemukan b fiskal di dalam kinerja keuangan p

BAB III

Dokumen terkait