• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Perhubungan transportasi merupakan mekanisme antara interaksi manusia

dengan jenis-jenis kendaraan guna mempermudah manusia dalam melaksanakan

kegiatan yang berhubungan dengan jarak wilayah satu ke wilayah lainnya.

Dengan begitu perhubungan transportasi berfungsi dalam kegiatan manusia

untuk mempermudah aktifitas perpindahan benda ataupun manusia dari tempat

satu ke tempat yang lain.

Ada berbagai jenis perhubungan transportasi :

1. Transportasi darat

2. Transportasi udara

3. Transportasi air

4. Transportasi pipa

2.2. Data dan Informasi

Pencarian data disesuaikan dengan kebutuhan proses kegiatan penelitian

yang sedang dikerjakan. Data tersebut didapat dari informasi secara tertulis

maupun tidak tertulis. Data tertulis berupa data-data dari BPS ataupun data yang

Jumlah data yang diperlukan untuk penelitian harus dicari melalui

pencatatan langsung ke lapangan. Sebelum proses hasil sebelumnya kita mencari

data-data yang diperlukan untuk mendapatkan informasi tersebut. Dua jenis data

yang dapat digunakan untuk mempresentasikan atau memodelkan

fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata. Yang pertama adalah jenis data yang

mempresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena yang bersangkutan.

Data ini biasa disebut sebagai data posisi, koordinat, ruang, atau spasial. Sedang

yang kedua adalah data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari

fenomena yang dimodelkannya. Data ini biasa disebut sebagai data atribut.

Aplikasi Sistem Informasi Geografis di penelitian ini diutamakan

khususnya aplikasi di bidang transportasi dan perhubungan (seperti analisis

rawan kemacetan dan bahaya kecelakaan, manajemen pemeliharaan dan

perencanaan perluasan jaringan transportasi, analisis kesesuaian dan penentuan

rute-rute alternatif transportasi, dan aplikasi yang sejenis yang berhubungan

dengan transportasi dan perhubungan).

2.3. Parameter-Parameter Arus Lalu-Lintas

Parameter-parameter arus lalu-lintas dibuat dalam dua kelompok besar.

Parameter-parameter makro menggambarkan arus lalu-lintas secara keseluruhan.

Parameter-parameter mikro menggambarkan kebiasaan kendaraan secara

indivudual atau beberapa kendaraan dalam arus lalu-lintas.

Tiga parameter makro yang menggambarkan arus lalu-lintas, yaitu :

2. Kepadatan ( jumlah kendaraan per luas jalan)

3. Volume atau laju arus kendaraan

Dan parameter mikro arus lalu-lintas antara lain, yaitu :

1. Gerak maju kendaraan

2. Kecepatan masing-masing kendaraan

3. Jarak antara 2 kendaraan

Volume didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melalui satu titik

tertentu dijalankan pada jalur dan arah tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu.

Satuan pengukuran volume adalah kendaraan atau sering dituliskan kendaraan

per satuan waktu. Satuan waktu sering yang digunakan adalah per hari atau per

jam. Volume harian digunakan untuk membantu trend overtime dan untuk tujuan

perencanaan secara umum. Rancangan detail atau kontrol memerlukan

pengetahuan mengenal volume per jam untuk mendapatkan waktu puncak per

harinya. Laju arus secara umum dinyatakan satuan jumlah kendaraan per jam.

Volume harian, digunakan untuk tujuan dan hasil akhir perencanaan, tapi

untuk rancangan atau tujuan analisis operasional diperlukan faktor lain, tidak

hanya volume harian. Persediaan volume yang terjadi dalam 24 jam pada hari

itu, dengan periode maksimum arus lalu-lintas yang terjadi pada pagi dan malam

hari jam-jam sibuk. Satu jam tertentu dimana pada saat itu volume kendaraan

tertinggi maka dianggap sebagai jam puncak.

Desain jalan raya dan kontrolnya, harus dibuat sebisa mungkin mengatasi

volume lalu lintas pada jam puncak, karena volume lalu lintas pada jam tertentu

dengan puncak pada pagi hari maka akan terjadi puncak pada arah yang

berlawanan akan terjadi pada malam hari, kedua sisi jalur harus didesain untuk

memenuhi jumlah puncak kendaraan pada jam tertentu.

2.4. Macam-Macam Jalan

Sistem jaringan jalan di Indonesia sesuai dengan Undang – Undang jalan

raya No. 13 tahun 1980 dan peraturan pemerintah No. 26 tahun 1985, dibedakan

menjadi :

1. Jalan Primer

Adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota

yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat export. Jalan

primer harus direncanakan secara maksimal karena jalan ini melayani lalu

lintas yang cepat dan berat.

2. Jalan Sekunder

Adalah jalan raya yang melayani lalu lintas antara kota-kota besar hingga

kota-kota lebih kecil dan daerah disekitarnya.

3. Jalan Penghubung

Adalah jalan yang menghubungkan antara jalan-jalan penghubung dari

golongan jalan yang sama atau yang berlainan.

Jalan memiliki fungsi yang dapat dibedakan menjadi :

1. Jalan Arteri

Adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan

jarak jauh, kecepatan rata-rata, dan jumlah jalan yang masuk dibatasi secara

efisiensi.

2. Jalan Kolektor

Adalah jalan yang melayani angkutan lalu lintas dengan ciri-ciri perjalanan

jarak sebidang kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3. Jalan Lokal

Adalah jalan yang melayani angkutan lokal setempat dengan rute

perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk

tidak dibatasi.

2.5. Fungsi dan Kelas Jalan Dalam Rekayasa Jalan Raya Menurut Alik Ansyori Alamsyah

Definisi dari fungsi suatu kelas jalan dalam rekayasa jalan raya,dapat

dijelaskan menurut definisi Alik Ansyori Alamsyah sebagai berikut :

2.5.1 Fungsi Jalan

Berdasarkan fungsinya, jalan dapat dibagi dalam beberapa kategori

a. Jalan Arteri primer

Yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak

berdampingan, atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota

jenjang kedua.

b. Jalan Arteri Sekunder

Yaitu jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan

sekunder kesatu, atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan

kawasan sekunder kesatu lainnya, atau kawasan sekunder kesatu dengan

kawasan sekunder kedua.

c. Jalan Kolektor Primer

Yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang

kedua lainnya, atau kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.

d. Jalan Kolektor Sekunder

Yaitu jalan yang menghubungkan antara pusat jenjang kedua, atau antara

e. Jalan Lokal Primer

Yaitu jalan yang menghubungkan persil dengan kota pada semua jenjang.

f. Jalan Lokal Sekunder

Yaitu jalan yang menghubungkan permukiman dengan semua kawasan

sekunder.

2.5.2 Kelas Jalan

Sesuai dengan daya dukungnya, jalan diatur dalam berbagai kelas sebagai

berikut :

a. Kelas Jalan I

Yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan

dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak

melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih

besar dari 10 ton.

Yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan,

dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak

melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan

sebesar 10 ton.

c. Jalan Kelas III

Yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor

termasuk muatan, dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter,

ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat

yang diizinkan 8 ton.

2.6. Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas,

digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan perilaku lalu-lintas pada suatu

simpang dan juga segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah

segmen jalan akan mempunyai masalah kapasitas atau tidak.

Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas yang

dinyatakan dalam smp/jam. Derajat kejenuhan digunakan untuk analisa perilaku

lalu-lintas. Rumus untuk menghitung derajat kejenuhan ialah :

... (2.1)

DS = Derajat Kejenuhan

Q = Jumlah Volume Kendaraan (smp/jam)

C = Kapasitas (smp/jam)

Q = MC + LV + HV ... (2.2)

Dimana :

MC = Motorcycle (smp/jam)

LV = Light Vehicle (smp/jam)

HV = Heavy Vehicle (smp/jam)

2.7. Kapasitas Jalan

Kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang melintasi atau

bagian jalur tertentu dalam satu atau dua arah pada suatu periode waktu tertentu

pula. Untuk jalan tak terbagi, semua analisa (kecuali analisa kelandaian khusus)

dilakukan pada kedua arah. Sedangkan untuk jalan terbagi, analisa dilakukan

pada masing-masing arah dan seolah-olah masing-masing arah adalah jalan satu

arah yang terpisah.

1. Kapasitas Dasar (Basic Capasity) adalah jumlah maksimum volume

kendaraan yang dapat melalui suatu jalur dalam kondisi lalu lintas yang ideal

untuk tiap jalannya.

2. Kapasitas Mungkin (Possible Capasity) adalah jumlah volume kendaraan tiap

jam yang dapat dilayani pada kondisi lalu lintas yang sedang berlaku pada

ruas jalan yang bersangkutan.

3. Kapasitas Praktis (Practical Capasity ) adalah jumlah maksimum volume

kendaraan yang melewati kendaraan satu titik tiap jamnya tanpa melewati

gangguan.

2.8. Kapasitas Jalan Luar kota

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 dari Direktorat

Jendral Bina Marga, persamaan dasar untuk menentukan kapasitas jalan luar

kota adalah sebagai berikut :

C = Co x FCw x FCsp x FCsf

... (2.4)

Dimana :

C = Kapasitas sebenarnya dari jalan luar kota yang ditinjau (smp/jam)

Co = Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu (smp/jam) FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan.

FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah (jalan tak terbagi atau undevided) FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan atau kerb.

Nilai dari Co atau kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu (smp/jam) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tipe Jalan Kapasitas Dasar (smp/jam) Keterangan Empat lajur terbagi

- Datar - Bukit - Pegunungan 1900 1850 1800 Per lajur Per lajur Per lajur

Empat lajur tak terbagi

- Datar - Bukit - Pegunungan 1700 1650 1600 Per lajur Per lajur Per lajur

Dua lajur tak terbagi

- Datar - Bukit - Pegunungan 3100 3000 2900 Total 2 Arah Total 2 Arah Total 2 Arah Sumber : MKJI, 1997

Nilai dari faktor penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas (FCw) dapat ditentukan dari tabel di bawah ini :

Tabel 2.2. Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Lebar Jalan Lalu Lintas Pada Jalan Luar Kota (FCw)

Tipe Jalan Lebar Jalur Lalu Lintas Efektif (WC) (m)

FCw

Empat Lajur terbagi atau Enam Lajur terbagi

Per lajur

3.75 1.03

Empat lajur tak terbagi Per lajur 3.00 3.25 3.50 3.75 0.91 0.96 1.00 1.03

Dua lajur tak terbagi Total dua arah 5 6 7 8 9 10 11 0.69 0.91 1.00 1.08 1.15 1.21 1.27 Sumber : MKJI 1997

Nilai dari faktor penyesuaian pemisah arah (FCsp) untuk jalan dua lajur dua arah tak terbagi (2/2-UD) dan empat lajur dua arah tak terbagi (4/2-UD) dapat

ditentukan dari tabel di bawah ini :

Tabel 2.3. Faktor penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah (FCsp) Pemisah arah SP 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30

Dua lajur 2/2 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88

Empat lajur 4/2 1.00 0.975 0.95 0.925 0.90

Nilai dari faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan bahu

jalan (FCsf) dapat ditentukan dari tabel sebagai berikut :

Tabel 2.4. Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Hambatan Samping Dan Bahu Jalan (FCsf).

Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan Samping Dan Bahu Jalan (FCsf)

Lebar Bahu Jalan (Ws) dalam meter (m) Tipe Jalan Kelas

Hambatan Samping ≤ 0.50 1.00 1.50 ≥ 2.00 (4/2-D) VL L M H VH 0.99 0.96 0.93 0.90 0.88 1.00 0.97 0.95 0.92 0.90 1.01 0.99 0.96 0.95 0.93 1.03 1.01 0.99 0.97 0.96 (4/2-UD) (2/2-UD) VL L M H VH 0.97 0.93 0.88 0.84 0.80 0.99 0.95 0.91 0.87 0.83 1.01 0.97 0.94 0.91 0.88 1.02 1.00 0.98 0.95 0.93 Sumber : MKJI 1997

2.9. Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat pelayanan didefinisikan sebagai lebar dan jumlah lajur yang

dibutuhkan tidak dapat direncanakan dengan baik walaupun VJP/LHR telah

ditentukan. Hal ini disebabkan oleh karena tingkat kenyamanan dan keamanan

yang akan diberikan oleh jalan rencana belum ditentukan. Lebar lajur yang

jalan dengan kebebasan samping yang memadai, tetapi hal tersebut tentu saja

menuntut daerah manfaat jalan yang lebih lebar pula. Adapun kategori nilai

tingkat pelayanan (V/C) sebagai berikut :

a. Tingkat pelayanan A mempunyai batas lingkup V/C 0,00 – 0,20

Ciri-ciri :

- Arus lalu-lintas bebas tanpa hambatan

- Volume dan keadaan lalu-lintas rendah

- Kecepatan kendaraan merupakan pilihan pengemudi

b. Tingkat pelayanan B mempunyai batas lingkup V/C 0,20 – 0,44

Ciri –ciri :

- Arus lalu-lintas stabil

- Kecepatan mulai dipengaruhi keadaan arus lalu-lintas, tetapi tetap dapat

dipilih sesuai kehendak pengemudi

c. Tingkat pelayanan C mempunyai batas lingkup V/C 0,44 – 0,74

Ciri-ciri :

- Arus lalu-linta stabil

- Kecepatan perjalanan dan kebebasan bergerak sudah dipengaruhi

besarnya volume lalu-lintas sehingga pengemudi tidak dapat memilih

- Arus lalu-lintas sudah mulai stabil

- Perubahan volume lalu-lintas sangat mempengaruhi besarnya kecepatan

perjalanan

d. Tingkat pelayanan D mempunyai batas lingkup V/C 0,75 – 0,85

Ciri-ciri :

-Arus mendekati tidak stabil

-Kecepatan masih dapat dikendalikan

e. Tingkat pelayanan E mempunyai batas lingkup V/C 0,86 – 1,00

Ciri-ciri :

-Arus lalu-lintas sudah tidak stabil

-Volume kira-kira sama dengan kapasitas

-Sering terjadi kemacetan

f. Tingkat pelayanan F mempunyai batas lingkup V/C > 1,00

Ciri-ciri :

-Arus lalu-lintas tertahan pada kecepatan rendah

-Sering terjadi kemacetan

2.10. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem informasi dengan

tambahan unsur geografis yakni penekanan pada unsur informasi geografis

atau dikenal dengan istilah pemetaan. Guna mencapai suatu gambaran

visual untuk membantu proses kerja manusia dalam mengukur suatu

kegiatan atau pertumbuhan suatu objek.

Beberapa pengertian dan penjabaran dari Sistem Informasi Geografis,

yaitu :

1. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan

(capturing), menyimpan, memeriksa, memanipulasi, menganalisa, dan

menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di

permukaan bumi.

2. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang

memungkinkan untuk mengolah (manage), menganalisa, memetakan

informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi

kartografi.

3. SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk

menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi.

4. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa, mengintregasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang

2.11. Peta

Peta adalah suatu gambaran sebagian kecil permukaan bumi di atas bidang

datar (bidang yang dapat didatarkan) yang dibuat dalam skala tertentu, serta

dilakukan dengan metode tertentu pula. Di dalam pemilihan data, perlu

dipertimbangkan beberapa hal seperti : Skala peta yang dibuat, sumber data

pemetaan, serta jenis data yang akan disajikan. Berdasarkan ketiga

pertimbangan di atas, suatu peta dapat dikelompokkan ke dalam beberapa

jenis peta.

2.11.1 Peta berdasarkan sumber datanya

Peta dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan peta, yaitu peta induk

(basic map) dan peta turunan (drived map).

a. Peta induk

Adalah peta yang dihasilkan dari survey langsung di lapangan dan

dilakukan secara sistematis. Untuk melakukan pemetaaan secara sistematis,

diperlukan adanya pembakuan dalam metode pemetaan, system datum,

system proyeksi peta, ukuran lembar peta, skala peta, tata letak iformasi

b. Peta turunan

Adalah peta yang dibuat (diturunkan) berdasarkan acuan peta yang sudah

ada, sehingga survey langsung kelapangan tidak diperlukan disini. Peta

turunan ini tidak dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan

topografi.

2.11.2 Peta berdasarkan jenis data yang disajikan

Peta dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu peta topografi

(topographic map) dan dan peta tematik (thematic map).

a. Peta topografi

Adalah peta yang menggambarkan semua unsur topografi yang nampak

dipermukaan bumi, baik unsur alam (sungai, garis pantai, danau, hutan,

gunung, dll) maupun unsur buatan manusia (jalan, pemukiman, pelabuhan,

pasar, tempat rekreasi, dll), serta menggambarkan pula keadaan relief

permukaan bumi.

b. Peta tematik

Adalah peta yang hanya menyajikan data-data atau informasi dari suatu

konsep yang tertentu saja, dalam hubungannya dengan detail topografi yang

spesifik, terutama yang sesuai dengan konsep peta tersebut.

2.11.3 Peta berdasarkan skalanya

Peta dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis peta, yaitu peta skala kecil,

antara panjang suatu objek atau jarak antara dua titik di peta, dengan panjang

atau jarak antara dua titik tersebut di lapangan. Skala peta dapat dinyatakan

dalam dua cara yaitu secara grafis dan numeris. Kedua jenis skala ini pada

umumnya di cantumkan secara bersama-sama dalam suatu peta, sehingga skala

yang satu dapat dijadikan pembanding untuk skala lainnya.

a. Skala grafis

Adalah suatu bentuk penyajian skala peta diatas garis lurus yang

mempunyai panjang tertentu, dan pada sisi garis yang satu dituliskan

panjang garis tersebut di peta (dalam satuan cm) serta pada sisi yang lain

dituliskan panjang garis tersebut dilapangan (dalam satuan km), sehingga

panjang garis tersebut mempunyai perbandingan yang sesuai dengan angka

perbandingan skala peta tersebut.

b. Skala numeris

Merupakan suatu cara penyajian skala peta dengan menuliskan langsung

besaran skala tersebut. Jadi dengan skala numeris ini pengguna peta dapat

langsung mengetahui besaran skala tersebut.

2.12. Alasan Penggunaan Sistem Informasi Geografis

oleh setiap orang. Selain itu, dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang

interaktif, menarik, dan menantang di dalam usaha-usaha untuk meningkatkan

pemahaman, pengertian, pembelajaran, dan pendidikan mengenai ide atau

konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografis yang terdapat di

permukaan bumi.

Sistem Informasi Geografis juga memiliki kemampuan yang sangat baik

dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna,

bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk mempresentasikan

unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, sistem ini

dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan untuk interpretasi

secara manual terutama interpretasi secara visual dengan menggunakan mata

manusia. Dengan demikian, sistem ini dapat dengan mudah menghasilkan

peta-peta yang lain dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.

2.13. Subsistem pada Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem yang terdiri dari 4 subsistem dasar yang berkaitan erat hubungannya dalam penelitian.

Pengertian dari 4 subsistem dari sistem informasi geografis yaitu :

1. Data Input : Mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber serta mengkonversi format data asli ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

2. Data Output : Menghasilkan atau menampilkan keluaran basis data dalam bentuk softcopy atau hardcopy seperti tabel, grafik, dan peta.

3. Data Management : Mengorganisasikan baik data spasial maupun data ke dalam basis data sehingga mudah dipanggil, di update, dan di edit.

4. Data Manipulation dan Analysis : Menentukan informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta permodelan data untuk menghasilkan informasi yang diperlukan.

2,14, Definisi ArcView

Adalah salah satu perangkat lunak SIG yang paling popular dan paling banyak digunakan untuk mengolah data spasial. SIG memiliki macam-macam data, yaitu :

a. Data grafis

Adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek dipermukaan bumi. Data grafis dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1. Data grafis titik atau point biasanya digunakan untuk mewakili objek kota, stasiun curah hujan, dll.

2. Data grafis garis atau line dapat dipakai untuk menggambarkan jalan, sungai, dan sebagainya.

3. Data grafis area atau polygon untuk mewakili batas lahan, kemiringan lereng, dan sebagainya.

Adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis dan untuk menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis. Untuk data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel.

2.15. Project dalam ArcView

Adapun projek dalam ArcView adalah sebagai berikut : 1. Views

Berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan dibuat atau diolah.

2. Tables

Merupakan data atribut dari data spasial. Dimana atribut yang akan disertakan diatur dan disiapkan didalam tabel.

3. Charts

Merupakan alat penyaji data yang efektif atau membuat grafik yang bersumber dari data.

4. Lay outs

Tempat mengatur tata letak dan rancangan dari peta akhir

Dokumen terkait