• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KEPADATAN KENDARAAN DI JALAN RAYA KEDUNGTURI HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA KEPADATAN KENDARAAN DI JALAN RAYA KEDUNGTURI HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KEPADATAN KENDARAAN DI JALAN RAYA

KEDUNGTURI HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO

DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

TUGAS AKHIR

Disusun oleh :

HERU KURNIAWAN

NPM : 0653010067

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan tugas akhir ini

dapat terselesaikan.

Tugas akhir ini disusun sebagai pra-syarat guna memperoleh gelar Strata 1

(S1) didalam program studi teknik sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UPN

“Veteran” Surabaya Jawa Timur. Dalam tugas akhir ini, penulis mengajukan judul

ANALISA KAPASITAS KENDARAAN DI JALAN RAYA KEDUNGTURI

HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

kepadatan arus lalu lintas di wilayah tersebut serta untuk sebagai bahan

pertimbangan atau saran kepada dinas yang terkait dalam pengawasan kepadatan

kendaraan di jalan tersebut.

Dalam kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes , selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Ir. Wahyu Kartini, MT , selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil dan

Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.

(3)

4. Ir. Siti Zainab, MT , selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Nugroho Utomo, ST , selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan mendampingi penulis selama menempuh studi dari awal

hingga akhir.

6. Seluruh Dosen, Staff dan Karyawan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

yang telah membantu memperlancar penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih ada kekurangan,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta tanggapannya yang sifatnya

membangun dari pembaca.

Surabaya, Juni 2011

Heru Kurniawan

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... . ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Manfaat dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan-Batasan Masalah ... 3

1.5 Lokasi Studi ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Umum ... 6

2.2 Data dan Informasi ... 6

2.3 Parameter-Parameter Arus Lalu Lintas ... 7

2.4 Macam-Macam Jalan ... 9

(5)
(6)

4.3 Data Jumlah Kendaraan dan Perhitungan Pada Segmen II ... 41

4.4 Data Jumlah Kendaraan dan Perhitungan Pada Segmen III ... 47

4.3 Hasil ArcView Dan Atributnya... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kapasitas Dasar Untuk Jalan Luar Kota ... 15

Tabel 2.2 Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Lebar Jalan Lalu Lintas

Pada Jalan Luar Kota... 16

Tabel 2.3 Faktor Penyesuaian Untuk kapasitas Pemisah Arah ... 17

Tabel 2.4 Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Hambatan Samping

Dan Bahu Jalan ... 17

Tabel 3.1 Contoh Lembar Survey Jumlah kendaraan ... 33

Tabel 4.1 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan

Raya Taman Waktu Pagi ... 35

Tabel 4.2 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan

Raya Taman Waktu Sore... 37

Tabel 4.3 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kedungturi Dari Arah Jalan

Raya Taman Waktu Pagi ... 38

Tabel 4.4 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kedungturi Dari Arah Jalan

Raya Taman Waktu sore ... 40

Tabel 4.5 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Taman ke Arah Jalan

Raya Kletek Waktu Pagi ... 41

Tabel 4.6 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Taman ke Arah Jalan

Raya Kletek Waktu sore... 43

Tabel 4.7 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Taman Dari Arah Jalan

Raya Kletek Waktu Pagi ... 44

Tabel 4.8 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Taman Dari Arah Jalan

(8)

Tabel 4.9 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan

Raya Trosobo Waktu Pagi... 47

Tabel 4.10 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan

Raya Trosobo Waktu Sore... 49

Tabel 4.11 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kletek Dari Arah Jalan

Raya Trosobo Waktu Pagi... 50

Tabel 4.12 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kletek Dari Arah Jalan

Raya Trosobo Waktu Sore... 52

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Derajad Kejenuhan (DS), Jumlah Total

Kendaraan (Q), dan Kapasitas (C) Pada Segmen I ... 54

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Derajad Kejenuhan (DS), Jumlah Total

Kendaraan (Q), dan Kapasitas (C) Pada Segmen II... 54

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Derajad Kejenuhan (DS), Jumlah Total

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi ... 5

Gambar 3.1 Lokasi Segmen Pertama ... 30

Gambar 3.2 Lokasi Segmen Kedua ... ... 31

Gambar 3.3 Lokasi Segmen Ketiga ... ... 32

Gambar 3.4 Flow Chart ... 34

Gambar 4.1 Peta Ruas Jalan Raya Kedungturi Hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo ... 59

Gambar 4.2 Peta Tematik Ruas Jalan Kedungturi Hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo ... 60

Gambar 4.3 Peta Jalan dan Atributnya ... 61

Gambar 4.4 Peta Batas Wilayah dan Atributnya ... 61

Gambar 4.5 Grafik Jumlah Kendaraan Jalan Raya Kedungturi ke Arah Raya Kletek ... 62

Gambar 4.6 Grafik Jumlah Kendaraan Jalan Raya Kletek ke Arah Raya Kedungturi ... 62

Gambar 4.7 Grafik DS Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan Raya Kletek 63 Gambar 4.8 Grafik DS Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan Raya Kedungturi 63 Gambar 4.9 Grafik Luas Wilayah ... 64

(10)

ANALISA KEPADATAN KENDARAAN DI JALAN RAYA

KEDUNGTURI HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO

DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

HERU KURNIAWAN NPM : 0653010067

ABSTRAK

Kepadatan lalu lintas yang terjadi di jalan raya Kedungturi hingga jalan raya Kletek Sidoarjo adalah masalah yang berdampak luas kepada para pengguna jalan terutama pada jam-jam sibuk. Dalam hal ini hubungan antara volume lalu lintas dengan kepadatan jumlah penduduk didaerah ini sangat erat kaitannya dengan masalah yang terjadi.

Metode penelitian analisa kepadatan kendaraan di Jalan Raya Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek dibagi dalam 3 segmen. Segmen I adalah arus lalu-lintas dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman dan sebaliknya. Segmen II adalah arus lalu-lintas dari Jalan Raya taman ke arah Jalan Raya Kletek dan sebaliknya. Segmen III adalah arus lalu-lintas dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo dan sebaliknya. Dari ke 3 segmen diketahui bahwa jumlah kendaraan di segmen II yaitu arus lalu-lintas Jalan Raya Taman dari arah Jalan Raya Kletek kejenuhan paling tinggi yaitu 0,92. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ruas Jalan Raya Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo memiliki arus lalu-lintas sedang.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perkembangan pertambahan kendaraan bermotor baik roda dua maupun

roda empat menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi terutama di Surabaya

sebagai kota terbesar kedua indonesia. Diperoleh dari data statistik bahwa

tingkat kendaraan bermotor menunjukkan kenaikan drastis yang dimulai pada

tahun 2006 ke atas. Hal ini menunjukkan kebutuhan sarana transportasi cukup

tinggi bagi masyarakat sekitar sehingga membutuhkan alternatif-alternatif

perkembangan jalan besar maupun kecil agar terjadi keseimbangan antara jalan

dengan penggunanya.

Banyak masyarakat di kota Surabaya dan sekitarnya ini mempergunakan

kendaraan pribadi ataupun umum sebagai sarana transportasi. Banyaknya

kendaraan pribadi ataupun umum yang dipergunakan masyarakat dapat

menimbulkan dampak lain yang cukup merugikan yaitu kemacetan lalu lintas,

polusi udara, dan dampak negatif-negatif lainnya.

Sebagai jalan akses keluar-masuk kota Surabaya, Jalan Kedungturi

Sidoarjo hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo telah mengalami lonjakan volume

kendaraan yang berpengaruh pada daya tampung jalan. Dengan jumlah

penduduk yang semakin padat, aktivitas kendaraan bermotor sangat padat

terutama pada jam-jam kerja di pagi dan sore hari. Kepadatan terjadi karena ruas

(12)

adanya hambatan samping yang memakan badan jalan yang cukup signifikan.

Untuk mengatasi hal ini perlu penanganan yang serius, sistematis dan

berkesinambungan agar diperoleh solusi yang efektif dan efisien sesuai dengan

keperluan yang ada dilapangan.

Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu penerapan alternatif

ilmu yang baru berkembang dirasakan cukup akurat untuk membantu

memecahkan masalah kepadatan kendaraan diperkotaan terutama kota besar

seperti Surabaya. Sistem Informasi Geografi (SIG) dipandang sebagai salah satu

alat bantu pemetaan yang sesuai dan tepat untuk diaplikasikan pada kasus ini

mengingat kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Dalam penelitian ini akan

dilakukan kajian awal tentang peranan SIG dalam mengelola jumlah kendaraan

yang melaju di suatu ruas jalan seperti di Jalan Raya Kedungturi Sidoarjo

sampai alan Raya Kletek Sidoarjo.

1.2. Perumusan Masalah

Kemacetan di suatu jalan utama dapat terjadi apabila kendaraan yang lewat

pada ruas jalan tersebut jumlahnya lebih banyak dari kapasitas yang

dipersyaratkan. Beberapa pokok permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Apakah Sistem Informasi Geografis (SIG) mampu memetakan jumlah

kendaraan pada ruas Jalan Raya Kedungturi hingga ruas Jalan Raya Kletek

(13)

2. Apakah dengan pemetaan kondisi Jalan Raya Kedungturi hingga ruas Jalan

Raya Kletek Sidoarjo dapat dianalisa untuk mengetahui derajad kejenuhan

(DS)?

1.3. Manfaat dan Tujuan

Guna dan manfaat diadakannya penelitian studi ini dimaksudkan sebagai

bahan masukan akan penelitian dasar dan kajian awal sistem informasi geografis

pada perencanaan perhubungan darat berkaitan erat dengan kondisi ruas jalan

yang ada. Sehingga terbentuk suatu bentuk visual sebagai awal penanganan

masalah kapasitas kendaraan pada kondisi ruas jalan di jalan raya Kedungturi

hingga ruas jalan raya Kletek Sidoarjo.

Tujuan melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui jumlah arus kendarasaan (Q) pada ruas Jalan Raya

Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo dengan menggunakan Sistem

Informasi Geografis.

2. Untuk mengetahui nilai derajad kejenuhan (DS) pada ruas Jalan Raya

Kedungturi hingga jalan raya Kletek Sidoarjo.

1.4. Batasan-Batasan Masalah

1. Studi analisa ini dibatasi hanya untuk ruas Jalan Raya Kedungturi Sidoarjo

hingga ruas Jalan Raya Kletek Sidoarjo yang merupakan jalan utama

(14)

2. Volume kendaraan dan jumlah kepadatan penduduk yang dijadikan bahan

penelitian didasarkan atas data pengamatan di lapangan secara langsung dan

juga dari bantuan data dari dinas yang terkait.

3. Menggunakan software ArcView GIS 3.3, Land Dekstop Enable Map 2004,

dan Microsoft office.

4. Jenis kendaraan yang diteliti adalah jenis kendaraan bermotor roda dua dan

roda empat atau lebih. Kendaraan jenis sepeda kayuh, becak tidak termasuk.

5. Jalan yang diteliti adalah jalan luar kota dengan arah lurus dari Jalan Raya

Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek dan sebaliknya.

1.5. Lokasi Studi

Lokasi yang ditinjau dalam penelitian ini adalah Jalan Raya Kedungturi

Sidoarjo hingga ruas Jalan Raya Kletek Sidoarjo. Dimana lokasi penelitian ini

terbagi menjadi 3 segmen yaitu :

1. Segmen I, dimulai dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman dan

sebaliknya.

2. Segmen II, dimulai dari Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek dan

sebaliknya.

3. Segmen III, dimulai dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo dan

(15)
(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Perhubungan transportasi merupakan mekanisme antara interaksi manusia

dengan jenis-jenis kendaraan guna mempermudah manusia dalam melaksanakan

kegiatan yang berhubungan dengan jarak wilayah satu ke wilayah lainnya.

Dengan begitu perhubungan transportasi berfungsi dalam kegiatan manusia

untuk mempermudah aktifitas perpindahan benda ataupun manusia dari tempat

satu ke tempat yang lain.

Ada berbagai jenis perhubungan transportasi :

1. Transportasi darat

2. Transportasi udara

3. Transportasi air

4. Transportasi pipa

2.2. Data dan Informasi

Pencarian data disesuaikan dengan kebutuhan proses kegiatan penelitian

yang sedang dikerjakan. Data tersebut didapat dari informasi secara tertulis

maupun tidak tertulis. Data tertulis berupa data-data dari BPS ataupun data yang

(17)

Jumlah data yang diperlukan untuk penelitian harus dicari melalui

pencatatan langsung ke lapangan. Sebelum proses hasil sebelumnya kita mencari

data-data yang diperlukan untuk mendapatkan informasi tersebut. Dua jenis data

yang dapat digunakan untuk mempresentasikan atau memodelkan

fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata. Yang pertama adalah jenis data yang

mempresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena yang bersangkutan.

Data ini biasa disebut sebagai data posisi, koordinat, ruang, atau spasial. Sedang

yang kedua adalah data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari

fenomena yang dimodelkannya. Data ini biasa disebut sebagai data atribut.

Aplikasi Sistem Informasi Geografis di penelitian ini diutamakan

khususnya aplikasi di bidang transportasi dan perhubungan (seperti analisis

rawan kemacetan dan bahaya kecelakaan, manajemen pemeliharaan dan

perencanaan perluasan jaringan transportasi, analisis kesesuaian dan penentuan

rute-rute alternatif transportasi, dan aplikasi yang sejenis yang berhubungan

dengan transportasi dan perhubungan).

2.3. Parameter-Parameter Arus Lalu-Lintas

Parameter-parameter arus lalu-lintas dibuat dalam dua kelompok besar.

Parameter-parameter makro menggambarkan arus lalu-lintas secara keseluruhan.

Parameter-parameter mikro menggambarkan kebiasaan kendaraan secara

indivudual atau beberapa kendaraan dalam arus lalu-lintas.

Tiga parameter makro yang menggambarkan arus lalu-lintas, yaitu :

(18)

2. Kepadatan ( jumlah kendaraan per luas jalan)

3. Volume atau laju arus kendaraan

Dan parameter mikro arus lalu-lintas antara lain, yaitu :

1. Gerak maju kendaraan

2. Kecepatan masing-masing kendaraan

3. Jarak antara 2 kendaraan

Volume didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melalui satu titik

tertentu dijalankan pada jalur dan arah tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu.

Satuan pengukuran volume adalah kendaraan atau sering dituliskan kendaraan

per satuan waktu. Satuan waktu sering yang digunakan adalah per hari atau per

jam. Volume harian digunakan untuk membantu trend overtime dan untuk tujuan

perencanaan secara umum. Rancangan detail atau kontrol memerlukan

pengetahuan mengenal volume per jam untuk mendapatkan waktu puncak per

harinya. Laju arus secara umum dinyatakan satuan jumlah kendaraan per jam.

Volume harian, digunakan untuk tujuan dan hasil akhir perencanaan, tapi

untuk rancangan atau tujuan analisis operasional diperlukan faktor lain, tidak

hanya volume harian. Persediaan volume yang terjadi dalam 24 jam pada hari

itu, dengan periode maksimum arus lalu-lintas yang terjadi pada pagi dan malam

hari jam-jam sibuk. Satu jam tertentu dimana pada saat itu volume kendaraan

tertinggi maka dianggap sebagai jam puncak.

(19)

Desain jalan raya dan kontrolnya, harus dibuat sebisa mungkin mengatasi

volume lalu lintas pada jam puncak, karena volume lalu lintas pada jam tertentu

dengan puncak pada pagi hari maka akan terjadi puncak pada arah yang

berlawanan akan terjadi pada malam hari, kedua sisi jalur harus didesain untuk

memenuhi jumlah puncak kendaraan pada jam tertentu.

2.4. Macam-Macam Jalan

Sistem jaringan jalan di Indonesia sesuai dengan Undang – Undang jalan

raya No. 13 tahun 1980 dan peraturan pemerintah No. 26 tahun 1985, dibedakan

menjadi :

1. Jalan Primer

Adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota

yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat export. Jalan

primer harus direncanakan secara maksimal karena jalan ini melayani lalu

lintas yang cepat dan berat.

2. Jalan Sekunder

Adalah jalan raya yang melayani lalu lintas antara kota-kota besar hingga

kota-kota lebih kecil dan daerah disekitarnya.

3. Jalan Penghubung

Adalah jalan yang menghubungkan antara jalan-jalan penghubung dari

golongan jalan yang sama atau yang berlainan.

(20)

Jalan memiliki fungsi yang dapat dibedakan menjadi :

1. Jalan Arteri

Adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan

jarak jauh, kecepatan rata-rata, dan jumlah jalan yang masuk dibatasi secara

efisiensi.

2. Jalan Kolektor

Adalah jalan yang melayani angkutan lalu lintas dengan ciri-ciri perjalanan

jarak sebidang kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3. Jalan Lokal

Adalah jalan yang melayani angkutan lokal setempat dengan rute

perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk

tidak dibatasi.

2.5. Fungsi dan Kelas Jalan Dalam Rekayasa Jalan Raya Menurut Alik

Ansyori Alamsyah

Definisi dari fungsi suatu kelas jalan dalam rekayasa jalan raya,dapat

dijelaskan menurut definisi Alik Ansyori Alamsyah sebagai berikut :

2.5.1 Fungsi Jalan

Berdasarkan fungsinya, jalan dapat dibagi dalam beberapa kategori

(21)

a. Jalan Arteri primer

Yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak

berdampingan, atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota

jenjang kedua.

b. Jalan Arteri Sekunder

Yaitu jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan

sekunder kesatu, atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan

kawasan sekunder kesatu lainnya, atau kawasan sekunder kesatu dengan

kawasan sekunder kedua.

c. Jalan Kolektor Primer

Yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang

kedua lainnya, atau kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.

d. Jalan Kolektor Sekunder

Yaitu jalan yang menghubungkan antara pusat jenjang kedua, atau antara

(22)

e. Jalan Lokal Primer

Yaitu jalan yang menghubungkan persil dengan kota pada semua jenjang.

f. Jalan Lokal Sekunder

Yaitu jalan yang menghubungkan permukiman dengan semua kawasan

sekunder.

2.5.2 Kelas Jalan

Sesuai dengan daya dukungnya, jalan diatur dalam berbagai kelas sebagai

berikut :

a. Kelas Jalan I

Yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan

dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak

melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih

besar dari 10 ton.

(23)

Yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan,

dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak

melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan

sebesar 10 ton.

c. Jalan Kelas III

Yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor

termasuk muatan, dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter,

ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat

yang diizinkan 8 ton.

2.6. Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas,

digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan perilaku lalu-lintas pada suatu

simpang dan juga segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah

segmen jalan akan mempunyai masalah kapasitas atau tidak.

Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas yang

dinyatakan dalam smp/jam. Derajat kejenuhan digunakan untuk analisa perilaku

lalu-lintas. Rumus untuk menghitung derajat kejenuhan ialah :

... (2.1)

(24)

DS = Derajat Kejenuhan

Q = Jumlah Volume Kendaraan (smp/jam)

C = Kapasitas (smp/jam)

Q = MC + LV + HV ... (2.2)

Dimana :

MC = Motorcycle (smp/jam)

LV = Light Vehicle (smp/jam)

HV = Heavy Vehicle (smp/jam)

2.7. Kapasitas Jalan

Kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang melintasi atau

bagian jalur tertentu dalam satu atau dua arah pada suatu periode waktu tertentu

pula. Untuk jalan tak terbagi, semua analisa (kecuali analisa kelandaian khusus)

dilakukan pada kedua arah. Sedangkan untuk jalan terbagi, analisa dilakukan

pada masing-masing arah dan seolah-olah masing-masing arah adalah jalan satu

arah yang terpisah.

(25)

1. Kapasitas Dasar (Basic Capasity) adalah jumlah maksimum volume

kendaraan yang dapat melalui suatu jalur dalam kondisi lalu lintas yang ideal

untuk tiap jalannya.

2. Kapasitas Mungkin (Possible Capasity) adalah jumlah volume kendaraan tiap

jam yang dapat dilayani pada kondisi lalu lintas yang sedang berlaku pada

ruas jalan yang bersangkutan.

3. Kapasitas Praktis (Practical Capasity ) adalah jumlah maksimum volume

kendaraan yang melewati kendaraan satu titik tiap jamnya tanpa melewati

gangguan.

2.8. Kapasitas Jalan Luar kota

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 dari Direktorat

Jendral Bina Marga, persamaan dasar untuk menentukan kapasitas jalan luar

kota adalah sebagai berikut :

C = Co x FCw x FCsp x FCsf

... (2.4)

Dimana :

C = Kapasitas sebenarnya dari jalan luar kota yang ditinjau (smp/jam)

Co = Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu (smp/jam)

FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan.

FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah (jalan tak terbagi atau undevided)

FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan atau kerb.

Nilai dari Co atau kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu

(smp/jam) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(26)

Tipe Jalan Kapasitas Dasar (smp/jam) Keterangan Empat lajur terbagi

- Datar

Empat lajur tak terbagi

- Datar

Dua lajur tak terbagi

- Datar

ditentukan dari tabel di bawah ini :

Tabel 2.2. Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Lebar Jalan Lalu Lintas Pada Jalan Luar Kota (FCw)

Tipe Jalan Lebar Jalur Lalu Lintas Efektif (WC) (m)

FCw

Empat Lajur terbagi atau Enam Lajur terbagi

Per lajur

(27)

3.75 1.03

Empat lajur tak terbagi Per lajur 3.00

Dua lajur tak terbagi Total dua arah 5

Nilai dari faktor penyesuaian pemisah arah (FCsp) untuk jalan dua lajur dua

arah tak terbagi (2/2-UD) dan empat lajur dua arah tak terbagi (4/2-UD) dapat

ditentukan dari tabel di bawah ini :

Tabel 2.3. Faktor penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah (FCsp)

Pemisah arah SP 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30

Dua lajur 2/2 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88

Empat lajur 4/2 1.00 0.975 0.95 0.925 0.90

(28)

Nilai dari faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan bahu

jalan (FCsf) dapat ditentukan dari tabel sebagai berikut :

Tabel 2.4. Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Hambatan Samping Dan Bahu Jalan (FCsf).

Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan Samping Dan Bahu Jalan (FCsf)

2.9. Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat pelayanan didefinisikan sebagai lebar dan jumlah lajur yang

dibutuhkan tidak dapat direncanakan dengan baik walaupun VJP/LHR telah

ditentukan. Hal ini disebabkan oleh karena tingkat kenyamanan dan keamanan

yang akan diberikan oleh jalan rencana belum ditentukan. Lebar lajur yang

(29)

jalan dengan kebebasan samping yang memadai, tetapi hal tersebut tentu saja

menuntut daerah manfaat jalan yang lebih lebar pula. Adapun kategori nilai

tingkat pelayanan (V/C) sebagai berikut :

a. Tingkat pelayanan A mempunyai batas lingkup V/C 0,00 – 0,20

Ciri-ciri :

- Arus lalu-lintas bebas tanpa hambatan

- Volume dan keadaan lalu-lintas rendah

- Kecepatan kendaraan merupakan pilihan pengemudi

b. Tingkat pelayanan B mempunyai batas lingkup V/C 0,20 – 0,44

Ciri –ciri :

- Arus lalu-lintas stabil

- Kecepatan mulai dipengaruhi keadaan arus lalu-lintas, tetapi tetap dapat

dipilih sesuai kehendak pengemudi

c. Tingkat pelayanan C mempunyai batas lingkup V/C 0,44 – 0,74

Ciri-ciri :

- Arus lalu-linta stabil

- Kecepatan perjalanan dan kebebasan bergerak sudah dipengaruhi

besarnya volume lalu-lintas sehingga pengemudi tidak dapat memilih

(30)

- Arus lalu-lintas sudah mulai stabil

- Perubahan volume lalu-lintas sangat mempengaruhi besarnya kecepatan

perjalanan

d. Tingkat pelayanan D mempunyai batas lingkup V/C 0,75 – 0,85

Ciri-ciri :

-Arus mendekati tidak stabil

-Kecepatan masih dapat dikendalikan

e. Tingkat pelayanan E mempunyai batas lingkup V/C 0,86 – 1,00

Ciri-ciri :

-Arus lalu-lintas sudah tidak stabil

-Volume kira-kira sama dengan kapasitas

-Sering terjadi kemacetan

f. Tingkat pelayanan F mempunyai batas lingkup V/C > 1,00

Ciri-ciri :

-Arus lalu-lintas tertahan pada kecepatan rendah

-Sering terjadi kemacetan

(31)

2.10. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem informasi dengan

tambahan unsur geografis yakni penekanan pada unsur informasi geografis

atau dikenal dengan istilah pemetaan. Guna mencapai suatu gambaran

visual untuk membantu proses kerja manusia dalam mengukur suatu

kegiatan atau pertumbuhan suatu objek.

Beberapa pengertian dan penjabaran dari Sistem Informasi Geografis,

yaitu :

1. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan

(capturing), menyimpan, memeriksa, memanipulasi, menganalisa, dan

menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di

permukaan bumi.

2. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang

memungkinkan untuk mengolah (manage), menganalisa, memetakan

informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi

kartografi.

3. SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk

menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi.

4. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa, mengintregasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang

(32)

2.11. Peta

Peta adalah suatu gambaran sebagian kecil permukaan bumi di atas bidang

datar (bidang yang dapat didatarkan) yang dibuat dalam skala tertentu, serta

dilakukan dengan metode tertentu pula. Di dalam pemilihan data, perlu

dipertimbangkan beberapa hal seperti : Skala peta yang dibuat, sumber data

pemetaan, serta jenis data yang akan disajikan. Berdasarkan ketiga

pertimbangan di atas, suatu peta dapat dikelompokkan ke dalam beberapa

jenis peta.

2.11.1 Peta berdasarkan sumber datanya

Peta dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan peta, yaitu peta induk

(basic map) dan peta turunan (drived map).

a. Peta induk

Adalah peta yang dihasilkan dari survey langsung di lapangan dan

dilakukan secara sistematis. Untuk melakukan pemetaaan secara sistematis,

diperlukan adanya pembakuan dalam metode pemetaan, system datum,

system proyeksi peta, ukuran lembar peta, skala peta, tata letak iformasi

(33)

b. Peta turunan

Adalah peta yang dibuat (diturunkan) berdasarkan acuan peta yang sudah

ada, sehingga survey langsung kelapangan tidak diperlukan disini. Peta

turunan ini tidak dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan

topografi.

2.11.2 Peta berdasarkan jenis data yang disajikan

Peta dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu peta topografi

(topographic map) dan dan peta tematik (thematic map).

a. Peta topografi

Adalah peta yang menggambarkan semua unsur topografi yang nampak

dipermukaan bumi, baik unsur alam (sungai, garis pantai, danau, hutan,

gunung, dll) maupun unsur buatan manusia (jalan, pemukiman, pelabuhan,

pasar, tempat rekreasi, dll), serta menggambarkan pula keadaan relief

permukaan bumi.

b. Peta tematik

Adalah peta yang hanya menyajikan data-data atau informasi dari suatu

konsep yang tertentu saja, dalam hubungannya dengan detail topografi yang

spesifik, terutama yang sesuai dengan konsep peta tersebut.

2.11.3 Peta berdasarkan skalanya

Peta dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis peta, yaitu peta skala kecil,

(34)

antara panjang suatu objek atau jarak antara dua titik di peta, dengan panjang

atau jarak antara dua titik tersebut di lapangan. Skala peta dapat dinyatakan

dalam dua cara yaitu secara grafis dan numeris. Kedua jenis skala ini pada

umumnya di cantumkan secara bersama-sama dalam suatu peta, sehingga skala

yang satu dapat dijadikan pembanding untuk skala lainnya.

a. Skala grafis

Adalah suatu bentuk penyajian skala peta diatas garis lurus yang

mempunyai panjang tertentu, dan pada sisi garis yang satu dituliskan

panjang garis tersebut di peta (dalam satuan cm) serta pada sisi yang lain

dituliskan panjang garis tersebut dilapangan (dalam satuan km), sehingga

panjang garis tersebut mempunyai perbandingan yang sesuai dengan angka

perbandingan skala peta tersebut.

b. Skala numeris

Merupakan suatu cara penyajian skala peta dengan menuliskan langsung

besaran skala tersebut. Jadi dengan skala numeris ini pengguna peta dapat

langsung mengetahui besaran skala tersebut.

2.12. Alasan Penggunaan Sistem Informasi Geografis

(35)

oleh setiap orang. Selain itu, dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang

interaktif, menarik, dan menantang di dalam usaha-usaha untuk meningkatkan

pemahaman, pengertian, pembelajaran, dan pendidikan mengenai ide atau

konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografis yang terdapat di

permukaan bumi.

Sistem Informasi Geografis juga memiliki kemampuan yang sangat baik

dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna,

bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk mempresentasikan

unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, sistem ini

dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan untuk interpretasi

secara manual terutama interpretasi secara visual dengan menggunakan mata

manusia. Dengan demikian, sistem ini dapat dengan mudah menghasilkan

peta-peta yang lain dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.

2.13. Subsistem pada Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem yang terdiri dari 4

subsistem dasar yang berkaitan erat hubungannya dalam penelitian.

Pengertian dari 4 subsistem dari sistem informasi geografis yaitu :

1. Data Input : Mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari

berbagai sumber serta mengkonversi format data asli ke dalam format yang

dapat digunakan oleh SIG.

2. Data Output : Menghasilkan atau menampilkan keluaran basis data dalam

bentuk softcopy atau hardcopy seperti tabel, grafik, dan peta.

3. Data Management : Mengorganisasikan baik data spasial maupun data ke

(36)

4. Data Manipulation dan Analysis : Menentukan informasi yang dapat

dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta permodelan data untuk

menghasilkan informasi yang diperlukan.

2,14, Definisi ArcView

Adalah salah satu perangkat lunak SIG yang paling popular dan paling

banyak digunakan untuk mengolah data spasial. SIG memiliki macam-macam

data, yaitu :

a. Data grafis

Adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek

dipermukaan bumi. Data grafis dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1. Data grafis titik atau point biasanya digunakan untuk mewakili objek

kota, stasiun curah hujan, dll.

2. Data grafis garis atau line dapat dipakai untuk menggambarkan jalan,

sungai, dan sebagainya.

3. Data grafis area atau polygon untuk mewakili batas lahan, kemiringan

lereng, dan sebagainya.

(37)

Adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis dan untuk

menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis. Untuk data

atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel.

2.15. Project dalam ArcView

Adapun projek dalam ArcView adalah sebagai berikut :

1. Views

Berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan dibuat

atau diolah.

2. Tables

Merupakan data atribut dari data spasial. Dimana atribut yang akan

disertakan diatur dan disiapkan didalam tabel.

3. Charts

Merupakan alat penyaji data yang efektif atau membuat grafik yang

bersumber dari data.

4. Lay outs

Tempat mengatur tata letak dan rancangan dari peta akhir

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Langkah-Langkah Kerja

Dalam melakukan studi penelitian ini ada beberapa langkah-langkah yang

harus dilakukan, yaitu :

1. Observasi lapangan yaitu melakukan pengumpulan data – data yang

dibutuhkan yaitu data volume kendaraan dengan cara survey langsung

dilapangan. Lokasi survey yaitu Jalan Raya Kedungturi hingga Jalan Raya

Kletek Sidoarjo, dimana dibagi menjadi 3 segmen.

(39)

- Segmen II arah lalu-lintas Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek dan

sebaliknya.

- Segmen III arah lalu-lintas Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo

dan sebaliknya.

2. Dari pengumpulan data-data tersebut di lakukan penyusunan dan pengolahan

data, dan pekemudian melakukan pemetaan. Informasi data dibagi menjadi 2

bagian :

a. Data Primer, ialah data yang didapat langsung dari lapangan. Misal data

volume kendaraan dan data geometrik jalan raya.

b. Data sekunder, ialah data yang didapatkan dari instansi terkait dengan

penelitian ini. Misalnya BPS (Badan Pusat Statistik), Dinas Pekerjaan

Umum, Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJR), dan instansi

terkait lainnya.

3. Pengolahan data dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis

dengan program ArcView dapat dilakukan setelah pemetaan dan penyusunan

data-data tersebut.

4. Setelah melakukan pengolahan data, akan di dapat analisis hasil.

Sehingga kita dapat menyusun peta tematik ruas Jalan Raya Kedungturi

hingga ruas Jalan Raya Kletek Sidoarjo.

5. Untuk perhitungannya, bisa menggunakan cara sebagai berikut :

Nilai Q untuk arus kendaraan didapat dengan rumus :

(40)

Dimana :

LV = Light Vehicle (sedan, station wagon, minibus, pick-up, dll)

MHV = Kendaraan Berat Menengah ( truk kecil 2 gandar, bis kecil)

LB = Bis Besar

LT = Truk Besar 3 Gandar, Truk Trailer

MC = Motorcycle (sepeda motor)

Nilai derajad kejenuhan (DS) didapatkan dengan rumus :

DS =

Dimana :

Q = Nilai Arus Kendaraan

C = Kapasitas

Syarat,

DS < 0,8 menggambarkan arus lalu-lintas rendah

DS = 0,8 menggambarkan arus lalu-lintas sedang

(41)

Adapun data-data atribut sebagai berikut :

1. Atribut yang masuk dalam line atau jalan.

2. Atribut yang masuk dalam polygon.

Atribut yang masuk dalam line atau jalan :

1. Jumlah jenis kendaraan ringan, sedan, pickup, stationwagon, dll (LV)

2. Jumlah jenis kendaraan truk kecil 2 gandar, bis kecil (MHV)

3. Jumlah jenis kendaraan bis besar (LB)

4. Jumlah jenis kendaraan truk besar 3 gandar, trailer dan gandengan (LT)

5. Jumlah jenis kendaraan motorcycle (MC)

6. Nilai derajad kejenuhan (DS)

7. Nilai volume kendaraan (Q)

8. Nilai kapasitas (C)

9. Type jalan

10.Lebar jalan

11.Panjang jalan

Atribut yang masuk dalam polygon :

1. Nama kelurahan

2. Jumlah penduduk

(42)

Penelitian ini dibagi menjadi 3 segmen, dimana masing-masing segmen

memiliki perhitungan tersendiri yang selanjutnya memiliki hasil atau nilai yang

berbeda-beda.

a. Segmen pertama

Penelitian segmen I yaitu dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya

Taman dan arah sebaliknya.

300 m

Gambar 3.1. Lokasi Segmen Pertama

Titik pengamatan

Titik pengamatan

Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Kedungturi dari Arah Jalan Raya Taman

Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan Raya Taman

Jalan Raya Kedungturi

x

(43)

Penelitian segmen II yaitu dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya

Kletek dan arah sebaliknya.

Gambar 3.2. Lokasi Segmen Kedua

Titik pengamatan

Titik pengamatan

Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Taman ke Arah Jalan Raya Kletek Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Taman dari Arah Jalan Raya

Kletek

Jalan Raya Taman

x 300 m

x

(44)

c. Segmen Ketiga

Penelitian segmen III yaitu dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya

Trosobo dan arah sebaliknya.

Gambar 3.3. Lokasi Segmen Ketiga

Titik pengamatan

Titik pengamatan

Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan Raya Trosobo Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Kletek dari Arah Jalan Raya Trosobo

Jalan Raya Kletek

x 300 m

(45)

d. Lembar Survey

Survey lalu-lintas harian dilakukan langsung dilapangan. Jenis kendaraan

yang disurvey ada 5 jenis, diantaranya kendaraan ringan (LV), truk kecil 2

gandar dan bus kecil (MHV), bus besar (LB), truk besar dengan 3 gandar dan

truk kombinasi (LT), dan sepeda motor (MC).

Tabel 3.1. Contoh Lembar Survey Jumlah Kendaraan

Jenis Kendaraan

Waktu LV MHV LB LT MC

15 menit pertama

15 menit kedua

15 menit ketiga

15 menit keempat

(46)

Keterangan :

1. Tanggal dan waktu survey :

2. Lokasi survey :

3. Nama surveyor :

4. Lebar jalan :

5. Tipe jalan :

6. Ada / tidaknya bahu jalan :

7. Ada / tidaknya hambatan samping :

(47)

Gambar 3.4. Diagram Penelitian

- Data jumlah penduduk - Data Peta (peta topography)

PENYUSUNAN

PETA TEMATIK RUAS JALAN RAYA KEDUNGTURI HINGGA JALAN

RAYA KLETEK SIDOARJO

(48)

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

4.1. Data Jumlah Kendaraan Pada Ruas Jalan Raya Kedungturi Hingga

Jalan Raya Kletek

Data jumlah kendaraan yang di peroleh melalui survey dilapangan di setiap

ruas Jalan Raya Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek yang dibagi dalam 3

segmen. Data yang didapat kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan

rumus dan teori rekayasa lalu lintas. Suvey dilakukan selama pada tanggal 7

Maret 2011. Dimulai pada jam puncak (peak Hour) yaitu pukul 07.00 – 08.00

pagi dan pada pukul 16.00 – 17.00 sore

4.2. Data Jumlah Kendaraan Dan Perhitungan Pada Segmen I

Tabel 4.1. Jumlah Kendaraan dari Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan Raya Taman Waktu Pagi

(49)

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

- Lebar Jalur : 7 meter

- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)

- Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)

- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

- Jumlah Kendaraan :

- LV = 970 x (1 + 0,07)6 = 1455,71 (smp/jam)

- MHV= 41 x (1 + 0,07)6 = 61,52 (smp/jam)

- LB = 71 x (1 + 0,07)6 = 106,55 (smp/jam)

- LT = 159 x (1 + 0,07)6 = 238,62 (smp/jam)

- MC = 2180 x (1 + 0,07)6 = 3271,60 (smp/jam)

- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

= 7220 smp/jam

- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT + MC

= 1455,71 + 61,52 + 106,55 + 238,62 + 3271,60

(50)

- Derajad Kejenuhan (DS) =

Analisa Data, Diketahui :

-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

-Lebar Jalur : 7 meter

(51)

-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

-Jumlah Kendaraan :

- LV = 1142 x (1 + 0,07)6 = 1713,83 (smp/jam)

- MHV = 55 x (1 + 0,07)6 = 82,54 (smp/jam)

- LB = 98 x (1 + 0,07)6 = 147,07 (smp/jam)

- LT = 204 x (1 + 0,07)6 = 306,15 (smp/jam)

- MC = 2237 x (1 + 0,07)6 = 3357,13 (smp/jam)

- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

=7220 smp/jam

- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT

+ MC

= 1713,83 + 82,54 + 147,07 + 306,15 + 3357,13

= 5606,72 smp/jam

- Derajad Kejenuhan (DS) =

(52)

= 0,78

- Tingkat Pelayanan (LOS) = D

Tabel 4.3. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kedungturi dari Arah Jalan Raya Taman Waktu Pagi

Analisa Data, Diketahui :

- Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

- Lebar Jalur : 7 meter

- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)

- Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)

- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

- Jumlah Kendaraan :

(53)

- LB = 75 x (1 + 0,07)6 = 112,55 (smp/jam)

- LT = 191 x (1 + 0,07)6 = 286,64 (smp/jam)

- MC = 2706 x (1 + 0,07)6 = 4060,98 (smp/jam)

- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

= 7220 smp/jam

- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT + MC

= 1541,25 + 57,03 + 112,55 + 286,64 + 4060,98

= 6058,45 smp/jam

- Derajad Kejenuhan (DS) =

=

= 0,84

(54)

Tabel 4.4. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kedungturi dari Arah Jalan Raya

Analisa Data, Diketahui :

-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

-Lebar Jalur : 7 meter

-Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)

-Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)

-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

-Jumlah Kendaraan :

- LV = 1018 x (1 + 0,07)6 = 1527,74 (smp/jam)

(55)

- LT = 220 x (1 + 0,07)6 = 330,16 (smp/jam)

- MC = 2590 x (1 + 0,07)6 = 3886,89 (smp/jam)

- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

=7220 smp/jam

- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT

+ MC

= 1527,74 + 100,55 + 141,07 + 330,16 + 3886,89

= 5986,41 smp/jam

- Derajad Kejenuhan (DS) =

=

= 0,83

- Tingkat Pelayanan (LOS) = D

4.3 Data Jumlah Kendaraan Dan Perhitungan Segmen II

(56)

Waktu

Analisa Data, Diketahui :

- Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

- Lebar Jalur : 7 meter

- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 17)

- Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)

- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

- Jumlah Kendaraan :

- LV = 1023 x (1 + 0,07)6 = 1535,28 (smp/jam)

- MHV= 50 x (1 + 0,07)6 = 75,04 (smp/jam)

- LB = 69 x (1 + 0,07)6 = 103,55 (smp/jam)

(57)

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

(58)

16.15 - 16.30 243 17 24 56 546

16.30 - 16.45 265 15 18 52 687

16.45 - 17.00 258 16 26 50 717

∑ 1013 61 90 211 2734

Sumber : Hasil Survey Lapangan

Analisa Data, Diketahui :

-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

-Lebar Jalur : 7 meter

-Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)

-Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)

-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

-Jumlah Kendaraan :

- LV = 1013 x (1 + 0,07)6 = 1520,24 (smp/jam)

- MHV = 61 x (1 + 0,07)6 = 91,54 (smp/jam)

- LB = 90 x (1 + 0,07)6 = 135,07 (smp/jam)

- LT = 211 x (1 + 0,07)6 = 316,65 (smp/jam)

- MC = 2734 x (1 + 0,07)6 = 4103,00 (smp/jam)

(59)

=7220 smp/jam

Tabel 4.7. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Taman dari Arah Jalan Raya Kletek Waktu Pagi

(60)

- Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

- Lebar Jalur : 7 meter

- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)

- Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)

- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

- Jumlah Kendaraan :

- LV = 1129 x (1 + 0,07)6 = 1694,32 (smp/jam)

- MHV= 51 x (1 + 0,07)6 = 76,54 (smp/jam)

- LB = 68 x (1 + 0,07)6 = 102,05 (smp/jam)

- LT = 137 x (1 + 0,07)6 = 205,60 (smp/jam)

- MC = 3013 x (1 + 0,07)6 = 4521,70 (smp/jam)

- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

= 7220 smp/jam

(61)

- Derajad Kejenuhan (DS) =

=

= 0,91

- Tingkat Pelayanan (LOS) = E

Tabel 4.8. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Taman dari Arah Jalan Raya Kletek Waktu Sore

Analisa Data, Diketahui :

-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

(62)

-Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)

-Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)

-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

-Jumlah Kendaraan :

- LV = 1013 x (1 + 0,07)6 = 1520,24 (smp/jam)

- MHV = 54 x (1 + 0,07)6 = 81,04 (smp/jam)

- LB = 88 x (1 + 0,07)6 = 132,06 (smp/jam)

- LT = 201 x (1 + 0,07)6 = 301,65 (smp/jam)

- MC = 2844 x (1 + 0,07)6 = 4268,08 (smp/jam)

- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

=7220 smp/jam

- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT

+ MC

= 1520,24 + 81,04 + 132,06 + 301,65 + 4268,08

(63)

- Derajad Kejenuhan (DS) =

=

= 0,87

- Tingkat Pelayanan (LOS) = E

4.4 Data Jumlah Kendaraan Dan Perhitungan Segmen III

Tabel 4.9. Jumlah Kendaraan dari Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan Raya Trosobo Waktu Pagi

Analisa Data, Diketahui :

- Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

- Lebar Jalur : 7 meter

- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)

(64)

- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

- Jumlah Kendaraan :

- LV = 1009 x (1 + 0,07)6 = 1514,24 (smp/jam)

- MHV= 44 x (1 + 0,07)6 = 66,03 (smp/jam)

- LB = 56 x (1 + 0,07)6 = 84,04 (smp/jam)

- LT = 208 x (1 + 0,07)6 = 312,15 (smp/jam)

- MC = 2921 x (1 + 0,07)6 = 4383,63 (smp/jam)

- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

= 7220 smp/jam

- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT + MC

= 1514,24 + 66,03 + 84,04 + 312,15 + 4383,63

= 6360,09 smp/jam

- Derajad Kejenuhan (DS) =

=

(65)

Tabel 4.10. Jumlah Kendaraan dari Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan Raya

Analisa Data, Diketahui :

-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

-Lebar Jalur : 7 meter

-Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)

-Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)

-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

(66)

- LV = 1052 x (1 + 0,07)6 = 1578,77 (smp/jam)

- MHV = 56 x (1 + 0,07)6 = 84,04 (smp/jam)

- LB = 91 x (1 + 0,07)6 = 136,57 (smp/jam)

- LT = 445 x (1 + 0,07)6 = 667,83 (smp/jam)

- MC = 2818 x (1 + 0,07)6 = 4229,06 (smp/jam)

- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

=7220 smp/jam

- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT

+ MC

= 1578,77 + 84,04 + 136,57 + 667,83 + 4229,06

= 6696,27 smp/jam

- Derajad Kejenuhan (DS) =

=

(67)

Tabel 4.11. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kletek dari Arah Jalan Raya

Analisa Data, Diketahui :

- Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

- Lebar Jalur : 7 meter

- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)

- Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)

- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

- Jumlah Kendaraan :

- LV = 993 x (1 + 0,07)6 = 1490,23 (smp/jam)

- MHV= 57 x (1 + 0,07)6 = 85,54 (smp/jam)

- LB = 79 x (1 + 0,07)6 = 118,56 (smp/jam)

(68)

- MC = 3047 x (1 + 0,07)6 = 4572,73 (smp/jam)

- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

= 7220 smp/jam

- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT + MC

= 1490,23 + 85,54 + 118,56 + 411,20 + 4572,73

= 6308,26 smp/jam

- Derajad Kejenuhan (DS) =

=

= 0,87

(69)

Tabel 4.12. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kletek dari Arah Jalan Raya

Analisa Data, Diketahui :

-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D

Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)

-Lebar Jalur : 7 meter

-Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)

-Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)

-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)

(70)

- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf

= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95

=7220 smp/jam

- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT

+ MC

= 1706,33 + 105,05 + 130,56 + 444,22 + 3796,85

= 6183,01 smp/jam

- Derajad Kejenuhan (DS) =

=

= 0,86

(71)

Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah Total Kendaraan (Q), Dan Kapasitas (C) Pada Segmen I

1 Jalan Raya Kedungturi ke Jalan

Raya Taman 4/2 - D 7 1300 7220 7220 5134 5606,72 0,71 0,78

2 Jalan Raya Kedungturi dari

Jalan Raya Taman 4/2 - D 7 1300 7220 7220 6058,45 5986,41 0,84 0,83

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah total Kendaraan (Q), Dan Kapasitas (C) Pada Segmen II Dalam Satuan Smp/jam

2 Jalan Raya Taman dari Jalan

Raya Kletek 4/2 - D 7 1700 7220 7220 6600,21 6303,07 0,91 0,87

(72)

Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah total Kendaraan (Q), Dan Kapasitas (C) Pada Segmen III Dalam Satuan Smp/jam

Nilai C Nilai Q Nilai DS

No Nama Jalan Type

Jalan

Lebar Jalan

(m)

Panjang Jalan

(m) Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore

1 Jalan Raya Kletek ke Jalan

Raya Trosobo 4/2 - D 7 2400 7220 7220 6360,09 6696,27 0,88 0,92

2 Jalan Raya Kletek dari Jalan

Raya Trosobo 4/2 - D 7 2400 7220 7220 6308,26 6183,01 0,87 0,86

(73)

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa jumlah kendaraan pada tiap-tiap

segmen adalah :

a. Segmen I

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman

sebesar 5134 smp/jam waktu pagi dan 5606,72 smp/jam waktu sore.

- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kedungturi dari arah Jalan Raya Taman

sebesar 6058,45 smp/jam waktu pagi dan 5986,41 smp/jam waktu sore.

b. Segmen II

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek sebesar

6255,08 smp/jam waktu pagi dan 6166,50 smp/jam waktu sore.

- Arah lalu-linta di Jalan Raya Taman dari arah Jalan Raya Kletek sebesar

6600,21 smp/jam waktu pagi dan 6303,07 smp/jam waktu sore.

c. Segmen III

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo sebesar

6360,09 smp/jam waktu pagi dan 6696,27 smp/jam waktu sore.

- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kletek dari arah Jalan Raya Trosobo sebesar

(74)

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa derajad kejenuhan pada tiap-tiap

segmen adalah :

a. Segmen I

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman

sebesar 0,71 waktu pagi dan 0,78 waktu sore.

- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kedungturi dari arah Jalan Raya Taman

sebesar 0,84 waktu pagi dan 0,83 waktu sore.

b. Segmen II

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek sebesar

0,87 waktu pagi dan 0,85 waktu sore.

- Arah lalu-linta di Jalan Raya Taman dari arah Jalan Raya Kletek sebesar

0,91 waktu pagi dan 0,87 waktu sore.

c. Segmen III

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo sebesar

0,88 waktu pagi dan 0,92 waktu sore.

- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kletek dari arah Jalan Raya Trosobo sebesar

(75)

dengan jumlah kendaraan yang hampir sama dengan nilai kapasitas dan derajad

kejenuhan ≥ 0,8.

4.5. Hasil ArcView dan Atributnya

Atribut yang masuk dalam line atau jalan :

1. Nilai derajad kejenuhan (DS)

2. Nilai volume kendaraan (Q)

3. Nilai kapasitas (C)

4. Type jalan

5. Lebar jalan

6. Panjang jalan

Atribut yang masuk dalam polygon :

1. Nama kelurahan

2. Luas Wilayah

3. Jumlah penduduk :

a. Laki – Laki

(76)

Semua atribut dimasukkan ke dalam program GIS, dimana akan

dihasilkan sebuah peta tematik, grafik jumlah kendaraan, grafik derajad kejenuhan,

grafik luas wilayah dan grafik jumlah penduduk yang ditampilkan pada halaman

(77)
(78)
(79)

Gambar 4.3. Peta Jalan dan Atributnya

(80)
(81)

Gambar 4.7. Grafik DS Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan Raya Kletek

(82)
(83)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa jumlah kendaraan pada tiap-tiap

segmen adalah :

a. Segmen I

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman

sebesar 5134 smp/jam waktu pagi dan 5606,72 smp/jam waktu sore.

- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kedungturi dari arah Jalan Raya Taman

sebesar 6058,45 smp/jam waktu pagi dan 5986,41 smp/jam waktu sore.

b. Segmen II

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek sebesar

6255,08 smp/jam waktu pagi dan 6166,50 smp/jam waktu sore.

- Arah lalu-linta di Jalan Raya Taman dari arah Jalan Raya Kletek sebesar

6600,21 smp/jam waktu pagi dan 6303,07 smp/jam waktu sore.

c. Segmen III

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo

sebesar 6360,09 smp/jam waktu pagi dan 6696,27 smp/jam waktu sore.

- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kletek dari arah Jalan Raya Trosobo sebesar

(84)

2. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa derajad kejenuhan pada tiap-tiap

segmen adalah :

a. Segmen I

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman

sebesar 0,71 waktu pagi dan 0,78 waktu sore.

- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kedungturi dari arah Jalan Raya Taman

sebesar 0,84 waktu pagi dan 0,83 waktu sore.

b. Segmen II

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek sebesar

0,87 waktu pagi dan 0,85 waktu sore.

- Arah lalu-linta di Jalan Raya Taman dari arah Jalan Raya Kletek sebesar

0,91 waktu pagi dan 0,87 waktu sore.

c. Segmen III

- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo

sebesar 0,88 waktu pagi dan 0,92 waktu sore.

- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kletek dari arah Jalan Raya Trosobo sebesar

0,87 waktu pagi dan 0,86 waktu sore.

(85)

1. Perlu direncanakan penambahan infrastruktur jalan untuk mengurai atau

mengurangi tingkat kepadatan kendaraan di ruas Jalan Raya Kedungturi hingga

Jalan Raya Kletek Sidoarjo. Selain itu perlu ditempatkan petugas dari dinas

terkait untuk mengatur kendaraan umum yang berhenti guna memperlancar arus

lalu-lintas.

2. Untuk mengurangi tingkat derajat kejenuhan yang tinggi di ruas Jalan Raya

Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo, bisa melakukan tindakan sebagai

berikut :

1. Penambahan rambu-rambu lalu-lintas di ruas jalan tersebut.

2. Melakukan pelebaran jalan di ruas jalan tersebut.

3. Membuat jalur alternatif untuk kendaraan tertentu

(86)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Zainal, “Analisa Kemacetan Lalu Lintas Kawasan Kecamatan Gubeng Surabaya Dengan Pemetaan Sistem Informasi Geografis”, Teknik Sipil, FTSP, UPN Surabaya, 2008

Alamsyah,Ansyori,Alik, “Rekayasa jalan Raya”, Universitas Muhammadiyah, Malang, 2006

Budiyanto,Eko,”System Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS”, Andi, Yogyakarta,2002

Directorate General BinaMarga,”Manual Kapasitas Jalan Indonesia”, Fase ketiga MKJI, Jakarta,1997

http://maps.google.co.id/maps?hl=id&tab=wl

http://www.esri.com/software/arcview

http://www.ajol.info/viewarticle.php?id=14552

Setiawan, Hendra,”Pemetaan Daerah Rawan Kecelakaan Di Ruas Jalan Demak Hingga Ruas Jalan Raya Kalianak Surabaya Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis”, Teknik Sipil, FTSP, ITS Surabaya, 2008

Kusmawati,”Analisa Ruas Jalan Kawasan Kecamatan Rungkut Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis”, Teknik Sipil, FTSP, UPN Surabaya, 2007

Laila, Hidayanti,”Pemetaan Titik Kecelakaan Jalan Luar Kota dengan Program ArcView GIS 3.3”, Teknik Sipil, FTSP, ITS Surabaya, 2008

(87)

Ofyar Z,Tamrin,”Perencanaan dan Permodelan Transportasi”, Edisi Kesatu, Institut Teknologi Bandung, Bandung,2003

Prahasta,Eddy,”Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar”, Edisi Revisi Pertama, Informatika, Bandung,2002

Prahasta,Eddy,”Tutorial ArcView”, Informatika, Bandung, 2007

Gambar

Gambar 1.1. Peta Lokasi
Tabel 2.1. Kapasitas Dasar Untuk Jalan Luar Kota (Co)
Tabel 2.2. Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Lebar Jalan Lalu Lintas Pada Jalan Luar Kota (FCw)
Tabel 2.3. Faktor penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah (FCsp)
+7

Referensi

Dokumen terkait

dipilih sesuai dengan yang diharapkan, sistem pemantau kepadatan lalu lintas. kendaraan otomatis ini dapat berfungsi

Antrian kendaraan yang dapat terjadi, dikarenakan arus lalu-lintas kendaraan yang melewati lajur dari ruas jalan yang ada, tertahan oleh pergerakan masuk atau keluar ke

atau kendaraan manuver pada ruas jalan 2 arah 2 lajur terhadap karakteristik arus lalu. lintas ruas jalan tuntang-batas

Berapa besar pengaruh faktor manusia dan kendaraan terhadap kecelakaan lalu lintas jalan raya di Merauke berdasarkan hasil SPSS1. Berapa nilai

Kemacetan terjadi karena tingginya volume arus lalu lintas pada persimpangan Jalan Setia Budi - Jalan Flamboyan - Jalan Melati Raya, dan panjang waktu sinyal yang tidak

Tingkat pelayanan ruas Jalan Medan Merdeka Barat dengan arus lalu lintas dari arah selatan (segmen 2) adalah C dengan nilai V/C ratio 0,45, dimana arus stabil,

Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan dari penetrasi berganda atau yang setarap dimana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat

LAMPIRAN E Kondisi Simpang dan Ruas Jalan setelah Underpass Lampiran E.1 Arus Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Jam Puncak Pagi. pada