ANALISA KEPADATAN KENDARAAN DI JALAN RAYA
KEDUNGTURI HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO
DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
HERU KURNIAWAN
NPM : 0653010067
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan tugas akhir ini
dapat terselesaikan.
Tugas akhir ini disusun sebagai pra-syarat guna memperoleh gelar Strata 1
(S1) didalam program studi teknik sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UPN
“Veteran” Surabaya Jawa Timur. Dalam tugas akhir ini, penulis mengajukan judul
ANALISA KAPASITAS KENDARAAN DI JALAN RAYA KEDUNGTURI
HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
kepadatan arus lalu lintas di wilayah tersebut serta untuk sebagai bahan
pertimbangan atau saran kepada dinas yang terkait dalam pengawasan kepadatan
kendaraan di jalan tersebut.
Dalam kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes , selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Ir. Wahyu Kartini, MT , selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil dan
Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Ir. Siti Zainab, MT , selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Nugroho Utomo, ST , selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan mendampingi penulis selama menempuh studi dari awal
hingga akhir.
6. Seluruh Dosen, Staff dan Karyawan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
yang telah membantu memperlancar penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih ada kekurangan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta tanggapannya yang sifatnya
membangun dari pembaca.
Surabaya, Juni 2011
Heru Kurniawan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... . ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Manfaat dan Tujuan ... 3
1.4 Batasan-Batasan Masalah ... 3
1.5 Lokasi Studi ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6
2.1 Umum ... 6
2.2 Data dan Informasi ... 6
2.3 Parameter-Parameter Arus Lalu Lintas ... 7
2.4 Macam-Macam Jalan ... 9
4.3 Data Jumlah Kendaraan dan Perhitungan Pada Segmen II ... 41
4.4 Data Jumlah Kendaraan dan Perhitungan Pada Segmen III ... 47
4.3 Hasil ArcView Dan Atributnya... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1 Kesimpulan ... 66
5.2 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kapasitas Dasar Untuk Jalan Luar Kota ... 15
Tabel 2.2 Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Lebar Jalan Lalu Lintas
Pada Jalan Luar Kota... 16
Tabel 2.3 Faktor Penyesuaian Untuk kapasitas Pemisah Arah ... 17
Tabel 2.4 Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Hambatan Samping
Dan Bahu Jalan ... 17
Tabel 3.1 Contoh Lembar Survey Jumlah kendaraan ... 33
Tabel 4.1 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan
Raya Taman Waktu Pagi ... 35
Tabel 4.2 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan
Raya Taman Waktu Sore... 37
Tabel 4.3 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kedungturi Dari Arah Jalan
Raya Taman Waktu Pagi ... 38
Tabel 4.4 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kedungturi Dari Arah Jalan
Raya Taman Waktu sore ... 40
Tabel 4.5 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Taman ke Arah Jalan
Raya Kletek Waktu Pagi ... 41
Tabel 4.6 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Taman ke Arah Jalan
Raya Kletek Waktu sore... 43
Tabel 4.7 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Taman Dari Arah Jalan
Raya Kletek Waktu Pagi ... 44
Tabel 4.8 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Taman Dari Arah Jalan
Tabel 4.9 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan
Raya Trosobo Waktu Pagi... 47
Tabel 4.10 Jumlah Kendaraan Dari Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan
Raya Trosobo Waktu Sore... 49
Tabel 4.11 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kletek Dari Arah Jalan
Raya Trosobo Waktu Pagi... 50
Tabel 4.12 Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kletek Dari Arah Jalan
Raya Trosobo Waktu Sore... 52
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Derajad Kejenuhan (DS), Jumlah Total
Kendaraan (Q), dan Kapasitas (C) Pada Segmen I ... 54
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Derajad Kejenuhan (DS), Jumlah Total
Kendaraan (Q), dan Kapasitas (C) Pada Segmen II... 54
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Derajad Kejenuhan (DS), Jumlah Total
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Lokasi ... 5
Gambar 3.1 Lokasi Segmen Pertama ... 30
Gambar 3.2 Lokasi Segmen Kedua ... ... 31
Gambar 3.3 Lokasi Segmen Ketiga ... ... 32
Gambar 3.4 Flow Chart ... 34
Gambar 4.1 Peta Ruas Jalan Raya Kedungturi Hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo ... 59
Gambar 4.2 Peta Tematik Ruas Jalan Kedungturi Hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo ... 60
Gambar 4.3 Peta Jalan dan Atributnya ... 61
Gambar 4.4 Peta Batas Wilayah dan Atributnya ... 61
Gambar 4.5 Grafik Jumlah Kendaraan Jalan Raya Kedungturi ke Arah Raya Kletek ... 62
Gambar 4.6 Grafik Jumlah Kendaraan Jalan Raya Kletek ke Arah Raya Kedungturi ... 62
Gambar 4.7 Grafik DS Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan Raya Kletek 63 Gambar 4.8 Grafik DS Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan Raya Kedungturi 63 Gambar 4.9 Grafik Luas Wilayah ... 64
ANALISA KEPADATAN KENDARAAN DI JALAN RAYA
KEDUNGTURI HINGGA JALAN RAYA KLETEK SIDOARJO
DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
HERU KURNIAWAN NPM : 0653010067
ABSTRAK
Kepadatan lalu lintas yang terjadi di jalan raya Kedungturi hingga jalan raya Kletek Sidoarjo adalah masalah yang berdampak luas kepada para pengguna jalan terutama pada jam-jam sibuk. Dalam hal ini hubungan antara volume lalu lintas dengan kepadatan jumlah penduduk didaerah ini sangat erat kaitannya dengan masalah yang terjadi.
Metode penelitian analisa kepadatan kendaraan di Jalan Raya Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek dibagi dalam 3 segmen. Segmen I adalah arus lalu-lintas dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman dan sebaliknya. Segmen II adalah arus lalu-lintas dari Jalan Raya taman ke arah Jalan Raya Kletek dan sebaliknya. Segmen III adalah arus lalu-lintas dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo dan sebaliknya. Dari ke 3 segmen diketahui bahwa jumlah kendaraan di segmen II yaitu arus lalu-lintas Jalan Raya Taman dari arah Jalan Raya Kletek kejenuhan paling tinggi yaitu 0,92. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ruas Jalan Raya Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo memiliki arus lalu-lintas sedang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Perkembangan pertambahan kendaraan bermotor baik roda dua maupun
roda empat menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi terutama di Surabaya
sebagai kota terbesar kedua indonesia. Diperoleh dari data statistik bahwa
tingkat kendaraan bermotor menunjukkan kenaikan drastis yang dimulai pada
tahun 2006 ke atas. Hal ini menunjukkan kebutuhan sarana transportasi cukup
tinggi bagi masyarakat sekitar sehingga membutuhkan alternatif-alternatif
perkembangan jalan besar maupun kecil agar terjadi keseimbangan antara jalan
dengan penggunanya.
Banyak masyarakat di kota Surabaya dan sekitarnya ini mempergunakan
kendaraan pribadi ataupun umum sebagai sarana transportasi. Banyaknya
kendaraan pribadi ataupun umum yang dipergunakan masyarakat dapat
menimbulkan dampak lain yang cukup merugikan yaitu kemacetan lalu lintas,
polusi udara, dan dampak negatif-negatif lainnya.
Sebagai jalan akses keluar-masuk kota Surabaya, Jalan Kedungturi
Sidoarjo hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo telah mengalami lonjakan volume
kendaraan yang berpengaruh pada daya tampung jalan. Dengan jumlah
penduduk yang semakin padat, aktivitas kendaraan bermotor sangat padat
terutama pada jam-jam kerja di pagi dan sore hari. Kepadatan terjadi karena ruas
adanya hambatan samping yang memakan badan jalan yang cukup signifikan.
Untuk mengatasi hal ini perlu penanganan yang serius, sistematis dan
berkesinambungan agar diperoleh solusi yang efektif dan efisien sesuai dengan
keperluan yang ada dilapangan.
Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu penerapan alternatif
ilmu yang baru berkembang dirasakan cukup akurat untuk membantu
memecahkan masalah kepadatan kendaraan diperkotaan terutama kota besar
seperti Surabaya. Sistem Informasi Geografi (SIG) dipandang sebagai salah satu
alat bantu pemetaan yang sesuai dan tepat untuk diaplikasikan pada kasus ini
mengingat kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Dalam penelitian ini akan
dilakukan kajian awal tentang peranan SIG dalam mengelola jumlah kendaraan
yang melaju di suatu ruas jalan seperti di Jalan Raya Kedungturi Sidoarjo
sampai alan Raya Kletek Sidoarjo.
1.2. Perumusan Masalah
Kemacetan di suatu jalan utama dapat terjadi apabila kendaraan yang lewat
pada ruas jalan tersebut jumlahnya lebih banyak dari kapasitas yang
dipersyaratkan. Beberapa pokok permasalahan yang dihadapi yaitu :
1. Apakah Sistem Informasi Geografis (SIG) mampu memetakan jumlah
kendaraan pada ruas Jalan Raya Kedungturi hingga ruas Jalan Raya Kletek
2. Apakah dengan pemetaan kondisi Jalan Raya Kedungturi hingga ruas Jalan
Raya Kletek Sidoarjo dapat dianalisa untuk mengetahui derajad kejenuhan
(DS)?
1.3. Manfaat dan Tujuan
Guna dan manfaat diadakannya penelitian studi ini dimaksudkan sebagai
bahan masukan akan penelitian dasar dan kajian awal sistem informasi geografis
pada perencanaan perhubungan darat berkaitan erat dengan kondisi ruas jalan
yang ada. Sehingga terbentuk suatu bentuk visual sebagai awal penanganan
masalah kapasitas kendaraan pada kondisi ruas jalan di jalan raya Kedungturi
hingga ruas jalan raya Kletek Sidoarjo.
Tujuan melakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jumlah arus kendarasaan (Q) pada ruas Jalan Raya
Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo dengan menggunakan Sistem
Informasi Geografis.
2. Untuk mengetahui nilai derajad kejenuhan (DS) pada ruas Jalan Raya
Kedungturi hingga jalan raya Kletek Sidoarjo.
1.4. Batasan-Batasan Masalah
1. Studi analisa ini dibatasi hanya untuk ruas Jalan Raya Kedungturi Sidoarjo
hingga ruas Jalan Raya Kletek Sidoarjo yang merupakan jalan utama
2. Volume kendaraan dan jumlah kepadatan penduduk yang dijadikan bahan
penelitian didasarkan atas data pengamatan di lapangan secara langsung dan
juga dari bantuan data dari dinas yang terkait.
3. Menggunakan software ArcView GIS 3.3, Land Dekstop Enable Map 2004,
dan Microsoft office.
4. Jenis kendaraan yang diteliti adalah jenis kendaraan bermotor roda dua dan
roda empat atau lebih. Kendaraan jenis sepeda kayuh, becak tidak termasuk.
5. Jalan yang diteliti adalah jalan luar kota dengan arah lurus dari Jalan Raya
Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek dan sebaliknya.
1.5. Lokasi Studi
Lokasi yang ditinjau dalam penelitian ini adalah Jalan Raya Kedungturi
Sidoarjo hingga ruas Jalan Raya Kletek Sidoarjo. Dimana lokasi penelitian ini
terbagi menjadi 3 segmen yaitu :
1. Segmen I, dimulai dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman dan
sebaliknya.
2. Segmen II, dimulai dari Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek dan
sebaliknya.
3. Segmen III, dimulai dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Perhubungan transportasi merupakan mekanisme antara interaksi manusia
dengan jenis-jenis kendaraan guna mempermudah manusia dalam melaksanakan
kegiatan yang berhubungan dengan jarak wilayah satu ke wilayah lainnya.
Dengan begitu perhubungan transportasi berfungsi dalam kegiatan manusia
untuk mempermudah aktifitas perpindahan benda ataupun manusia dari tempat
satu ke tempat yang lain.
Ada berbagai jenis perhubungan transportasi :
1. Transportasi darat
2. Transportasi udara
3. Transportasi air
4. Transportasi pipa
2.2. Data dan Informasi
Pencarian data disesuaikan dengan kebutuhan proses kegiatan penelitian
yang sedang dikerjakan. Data tersebut didapat dari informasi secara tertulis
maupun tidak tertulis. Data tertulis berupa data-data dari BPS ataupun data yang
Jumlah data yang diperlukan untuk penelitian harus dicari melalui
pencatatan langsung ke lapangan. Sebelum proses hasil sebelumnya kita mencari
data-data yang diperlukan untuk mendapatkan informasi tersebut. Dua jenis data
yang dapat digunakan untuk mempresentasikan atau memodelkan
fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata. Yang pertama adalah jenis data yang
mempresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena yang bersangkutan.
Data ini biasa disebut sebagai data posisi, koordinat, ruang, atau spasial. Sedang
yang kedua adalah data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari
fenomena yang dimodelkannya. Data ini biasa disebut sebagai data atribut.
Aplikasi Sistem Informasi Geografis di penelitian ini diutamakan
khususnya aplikasi di bidang transportasi dan perhubungan (seperti analisis
rawan kemacetan dan bahaya kecelakaan, manajemen pemeliharaan dan
perencanaan perluasan jaringan transportasi, analisis kesesuaian dan penentuan
rute-rute alternatif transportasi, dan aplikasi yang sejenis yang berhubungan
dengan transportasi dan perhubungan).
2.3. Parameter-Parameter Arus Lalu-Lintas
Parameter-parameter arus lalu-lintas dibuat dalam dua kelompok besar.
Parameter-parameter makro menggambarkan arus lalu-lintas secara keseluruhan.
Parameter-parameter mikro menggambarkan kebiasaan kendaraan secara
indivudual atau beberapa kendaraan dalam arus lalu-lintas.
Tiga parameter makro yang menggambarkan arus lalu-lintas, yaitu :
2. Kepadatan ( jumlah kendaraan per luas jalan)
3. Volume atau laju arus kendaraan
Dan parameter mikro arus lalu-lintas antara lain, yaitu :
1. Gerak maju kendaraan
2. Kecepatan masing-masing kendaraan
3. Jarak antara 2 kendaraan
Volume didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melalui satu titik
tertentu dijalankan pada jalur dan arah tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu.
Satuan pengukuran volume adalah kendaraan atau sering dituliskan kendaraan
per satuan waktu. Satuan waktu sering yang digunakan adalah per hari atau per
jam. Volume harian digunakan untuk membantu trend overtime dan untuk tujuan
perencanaan secara umum. Rancangan detail atau kontrol memerlukan
pengetahuan mengenal volume per jam untuk mendapatkan waktu puncak per
harinya. Laju arus secara umum dinyatakan satuan jumlah kendaraan per jam.
Volume harian, digunakan untuk tujuan dan hasil akhir perencanaan, tapi
untuk rancangan atau tujuan analisis operasional diperlukan faktor lain, tidak
hanya volume harian. Persediaan volume yang terjadi dalam 24 jam pada hari
itu, dengan periode maksimum arus lalu-lintas yang terjadi pada pagi dan malam
hari jam-jam sibuk. Satu jam tertentu dimana pada saat itu volume kendaraan
tertinggi maka dianggap sebagai jam puncak.
Desain jalan raya dan kontrolnya, harus dibuat sebisa mungkin mengatasi
volume lalu lintas pada jam puncak, karena volume lalu lintas pada jam tertentu
dengan puncak pada pagi hari maka akan terjadi puncak pada arah yang
berlawanan akan terjadi pada malam hari, kedua sisi jalur harus didesain untuk
memenuhi jumlah puncak kendaraan pada jam tertentu.
2.4. Macam-Macam Jalan
Sistem jaringan jalan di Indonesia sesuai dengan Undang – Undang jalan
raya No. 13 tahun 1980 dan peraturan pemerintah No. 26 tahun 1985, dibedakan
menjadi :
1. Jalan Primer
Adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota
yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat export. Jalan
primer harus direncanakan secara maksimal karena jalan ini melayani lalu
lintas yang cepat dan berat.
2. Jalan Sekunder
Adalah jalan raya yang melayani lalu lintas antara kota-kota besar hingga
kota-kota lebih kecil dan daerah disekitarnya.
3. Jalan Penghubung
Adalah jalan yang menghubungkan antara jalan-jalan penghubung dari
golongan jalan yang sama atau yang berlainan.
Jalan memiliki fungsi yang dapat dibedakan menjadi :
1. Jalan Arteri
Adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata-rata, dan jumlah jalan yang masuk dibatasi secara
efisiensi.
2. Jalan Kolektor
Adalah jalan yang melayani angkutan lalu lintas dengan ciri-ciri perjalanan
jarak sebidang kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan Lokal
Adalah jalan yang melayani angkutan lokal setempat dengan rute
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi.
2.5. Fungsi dan Kelas Jalan Dalam Rekayasa Jalan Raya Menurut Alik
Ansyori Alamsyah
Definisi dari fungsi suatu kelas jalan dalam rekayasa jalan raya,dapat
dijelaskan menurut definisi Alik Ansyori Alamsyah sebagai berikut :
2.5.1 Fungsi Jalan
Berdasarkan fungsinya, jalan dapat dibagi dalam beberapa kategori
a. Jalan Arteri primer
Yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak
berdampingan, atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota
jenjang kedua.
b. Jalan Arteri Sekunder
Yaitu jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan
sekunder kesatu, atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kesatu lainnya, atau kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kedua.
c. Jalan Kolektor Primer
Yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang
kedua lainnya, atau kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.
d. Jalan Kolektor Sekunder
Yaitu jalan yang menghubungkan antara pusat jenjang kedua, atau antara
e. Jalan Lokal Primer
Yaitu jalan yang menghubungkan persil dengan kota pada semua jenjang.
f. Jalan Lokal Sekunder
Yaitu jalan yang menghubungkan permukiman dengan semua kawasan
sekunder.
2.5.2 Kelas Jalan
Sesuai dengan daya dukungnya, jalan diatur dalam berbagai kelas sebagai
berikut :
a. Kelas Jalan I
Yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih
besar dari 10 ton.
Yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan,
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan
sebesar 10 ton.
c. Jalan Kelas III
Yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan, dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter,
ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat
yang diizinkan 8 ton.
2.6. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas,
digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan perilaku lalu-lintas pada suatu
simpang dan juga segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah
segmen jalan akan mempunyai masalah kapasitas atau tidak.
Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas yang
dinyatakan dalam smp/jam. Derajat kejenuhan digunakan untuk analisa perilaku
lalu-lintas. Rumus untuk menghitung derajat kejenuhan ialah :
... (2.1)
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Jumlah Volume Kendaraan (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
Q = MC + LV + HV ... (2.2)
Dimana :
MC = Motorcycle (smp/jam)
LV = Light Vehicle (smp/jam)
HV = Heavy Vehicle (smp/jam)
2.7. Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang melintasi atau
bagian jalur tertentu dalam satu atau dua arah pada suatu periode waktu tertentu
pula. Untuk jalan tak terbagi, semua analisa (kecuali analisa kelandaian khusus)
dilakukan pada kedua arah. Sedangkan untuk jalan terbagi, analisa dilakukan
pada masing-masing arah dan seolah-olah masing-masing arah adalah jalan satu
arah yang terpisah.
1. Kapasitas Dasar (Basic Capasity) adalah jumlah maksimum volume
kendaraan yang dapat melalui suatu jalur dalam kondisi lalu lintas yang ideal
untuk tiap jalannya.
2. Kapasitas Mungkin (Possible Capasity) adalah jumlah volume kendaraan tiap
jam yang dapat dilayani pada kondisi lalu lintas yang sedang berlaku pada
ruas jalan yang bersangkutan.
3. Kapasitas Praktis (Practical Capasity ) adalah jumlah maksimum volume
kendaraan yang melewati kendaraan satu titik tiap jamnya tanpa melewati
gangguan.
2.8. Kapasitas Jalan Luar kota
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 dari Direktorat
Jendral Bina Marga, persamaan dasar untuk menentukan kapasitas jalan luar
kota adalah sebagai berikut :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf
... (2.4)
Dimana :
C = Kapasitas sebenarnya dari jalan luar kota yang ditinjau (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan.
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah (jalan tak terbagi atau undevided)
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan atau kerb.
Nilai dari Co atau kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu
(smp/jam) dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tipe Jalan Kapasitas Dasar (smp/jam) Keterangan Empat lajur terbagi
- Datar
Empat lajur tak terbagi
- Datar
Dua lajur tak terbagi
- Datar
ditentukan dari tabel di bawah ini :
Tabel 2.2. Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Lebar Jalan Lalu Lintas Pada Jalan Luar Kota (FCw)
Tipe Jalan Lebar Jalur Lalu Lintas Efektif (WC) (m)
FCw
Empat Lajur terbagi atau Enam Lajur terbagi
Per lajur
3.75 1.03
Empat lajur tak terbagi Per lajur 3.00
Dua lajur tak terbagi Total dua arah 5
Nilai dari faktor penyesuaian pemisah arah (FCsp) untuk jalan dua lajur dua
arah tak terbagi (2/2-UD) dan empat lajur dua arah tak terbagi (4/2-UD) dapat
ditentukan dari tabel di bawah ini :
Tabel 2.3. Faktor penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah (FCsp)
Pemisah arah SP 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30
Dua lajur 2/2 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88
Empat lajur 4/2 1.00 0.975 0.95 0.925 0.90
Nilai dari faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan bahu
jalan (FCsf) dapat ditentukan dari tabel sebagai berikut :
Tabel 2.4. Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Hambatan Samping Dan Bahu Jalan (FCsf).
Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan Samping Dan Bahu Jalan (FCsf)
2.9. Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat pelayanan didefinisikan sebagai lebar dan jumlah lajur yang
dibutuhkan tidak dapat direncanakan dengan baik walaupun VJP/LHR telah
ditentukan. Hal ini disebabkan oleh karena tingkat kenyamanan dan keamanan
yang akan diberikan oleh jalan rencana belum ditentukan. Lebar lajur yang
jalan dengan kebebasan samping yang memadai, tetapi hal tersebut tentu saja
menuntut daerah manfaat jalan yang lebih lebar pula. Adapun kategori nilai
tingkat pelayanan (V/C) sebagai berikut :
a. Tingkat pelayanan A mempunyai batas lingkup V/C 0,00 – 0,20
Ciri-ciri :
- Arus lalu-lintas bebas tanpa hambatan
- Volume dan keadaan lalu-lintas rendah
- Kecepatan kendaraan merupakan pilihan pengemudi
b. Tingkat pelayanan B mempunyai batas lingkup V/C 0,20 – 0,44
Ciri –ciri :
- Arus lalu-lintas stabil
- Kecepatan mulai dipengaruhi keadaan arus lalu-lintas, tetapi tetap dapat
dipilih sesuai kehendak pengemudi
c. Tingkat pelayanan C mempunyai batas lingkup V/C 0,44 – 0,74
Ciri-ciri :
- Arus lalu-linta stabil
- Kecepatan perjalanan dan kebebasan bergerak sudah dipengaruhi
besarnya volume lalu-lintas sehingga pengemudi tidak dapat memilih
- Arus lalu-lintas sudah mulai stabil
- Perubahan volume lalu-lintas sangat mempengaruhi besarnya kecepatan
perjalanan
d. Tingkat pelayanan D mempunyai batas lingkup V/C 0,75 – 0,85
Ciri-ciri :
-Arus mendekati tidak stabil
-Kecepatan masih dapat dikendalikan
e. Tingkat pelayanan E mempunyai batas lingkup V/C 0,86 – 1,00
Ciri-ciri :
-Arus lalu-lintas sudah tidak stabil
-Volume kira-kira sama dengan kapasitas
-Sering terjadi kemacetan
f. Tingkat pelayanan F mempunyai batas lingkup V/C > 1,00
Ciri-ciri :
-Arus lalu-lintas tertahan pada kecepatan rendah
-Sering terjadi kemacetan
2.10. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem informasi dengan
tambahan unsur geografis yakni penekanan pada unsur informasi geografis
atau dikenal dengan istilah pemetaan. Guna mencapai suatu gambaran
visual untuk membantu proses kerja manusia dalam mengukur suatu
kegiatan atau pertumbuhan suatu objek.
Beberapa pengertian dan penjabaran dari Sistem Informasi Geografis,
yaitu :
1. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan
(capturing), menyimpan, memeriksa, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di
permukaan bumi.
2. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
memungkinkan untuk mengolah (manage), menganalisa, memetakan
informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi
kartografi.
3. SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk
menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi.
4. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, mengintregasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang
2.11. Peta
Peta adalah suatu gambaran sebagian kecil permukaan bumi di atas bidang
datar (bidang yang dapat didatarkan) yang dibuat dalam skala tertentu, serta
dilakukan dengan metode tertentu pula. Di dalam pemilihan data, perlu
dipertimbangkan beberapa hal seperti : Skala peta yang dibuat, sumber data
pemetaan, serta jenis data yang akan disajikan. Berdasarkan ketiga
pertimbangan di atas, suatu peta dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
jenis peta.
2.11.1 Peta berdasarkan sumber datanya
Peta dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan peta, yaitu peta induk
(basic map) dan peta turunan (drived map).
a. Peta induk
Adalah peta yang dihasilkan dari survey langsung di lapangan dan
dilakukan secara sistematis. Untuk melakukan pemetaaan secara sistematis,
diperlukan adanya pembakuan dalam metode pemetaan, system datum,
system proyeksi peta, ukuran lembar peta, skala peta, tata letak iformasi
b. Peta turunan
Adalah peta yang dibuat (diturunkan) berdasarkan acuan peta yang sudah
ada, sehingga survey langsung kelapangan tidak diperlukan disini. Peta
turunan ini tidak dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan
topografi.
2.11.2 Peta berdasarkan jenis data yang disajikan
Peta dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu peta topografi
(topographic map) dan dan peta tematik (thematic map).
a. Peta topografi
Adalah peta yang menggambarkan semua unsur topografi yang nampak
dipermukaan bumi, baik unsur alam (sungai, garis pantai, danau, hutan,
gunung, dll) maupun unsur buatan manusia (jalan, pemukiman, pelabuhan,
pasar, tempat rekreasi, dll), serta menggambarkan pula keadaan relief
permukaan bumi.
b. Peta tematik
Adalah peta yang hanya menyajikan data-data atau informasi dari suatu
konsep yang tertentu saja, dalam hubungannya dengan detail topografi yang
spesifik, terutama yang sesuai dengan konsep peta tersebut.
2.11.3 Peta berdasarkan skalanya
Peta dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis peta, yaitu peta skala kecil,
antara panjang suatu objek atau jarak antara dua titik di peta, dengan panjang
atau jarak antara dua titik tersebut di lapangan. Skala peta dapat dinyatakan
dalam dua cara yaitu secara grafis dan numeris. Kedua jenis skala ini pada
umumnya di cantumkan secara bersama-sama dalam suatu peta, sehingga skala
yang satu dapat dijadikan pembanding untuk skala lainnya.
a. Skala grafis
Adalah suatu bentuk penyajian skala peta diatas garis lurus yang
mempunyai panjang tertentu, dan pada sisi garis yang satu dituliskan
panjang garis tersebut di peta (dalam satuan cm) serta pada sisi yang lain
dituliskan panjang garis tersebut dilapangan (dalam satuan km), sehingga
panjang garis tersebut mempunyai perbandingan yang sesuai dengan angka
perbandingan skala peta tersebut.
b. Skala numeris
Merupakan suatu cara penyajian skala peta dengan menuliskan langsung
besaran skala tersebut. Jadi dengan skala numeris ini pengguna peta dapat
langsung mengetahui besaran skala tersebut.
2.12. Alasan Penggunaan Sistem Informasi Geografis
oleh setiap orang. Selain itu, dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang
interaktif, menarik, dan menantang di dalam usaha-usaha untuk meningkatkan
pemahaman, pengertian, pembelajaran, dan pendidikan mengenai ide atau
konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografis yang terdapat di
permukaan bumi.
Sistem Informasi Geografis juga memiliki kemampuan yang sangat baik
dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna,
bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk mempresentasikan
unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, sistem ini
dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan untuk interpretasi
secara manual terutama interpretasi secara visual dengan menggunakan mata
manusia. Dengan demikian, sistem ini dapat dengan mudah menghasilkan
peta-peta yang lain dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.
2.13. Subsistem pada Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem yang terdiri dari 4
subsistem dasar yang berkaitan erat hubungannya dalam penelitian.
Pengertian dari 4 subsistem dari sistem informasi geografis yaitu :
1. Data Input : Mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari
berbagai sumber serta mengkonversi format data asli ke dalam format yang
dapat digunakan oleh SIG.
2. Data Output : Menghasilkan atau menampilkan keluaran basis data dalam
bentuk softcopy atau hardcopy seperti tabel, grafik, dan peta.
3. Data Management : Mengorganisasikan baik data spasial maupun data ke
4. Data Manipulation dan Analysis : Menentukan informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta permodelan data untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan.
2,14, Definisi ArcView
Adalah salah satu perangkat lunak SIG yang paling popular dan paling
banyak digunakan untuk mengolah data spasial. SIG memiliki macam-macam
data, yaitu :
a. Data grafis
Adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek
dipermukaan bumi. Data grafis dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Data grafis titik atau point biasanya digunakan untuk mewakili objek
kota, stasiun curah hujan, dll.
2. Data grafis garis atau line dapat dipakai untuk menggambarkan jalan,
sungai, dan sebagainya.
3. Data grafis area atau polygon untuk mewakili batas lahan, kemiringan
lereng, dan sebagainya.
Adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis dan untuk
menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis. Untuk data
atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel.
2.15. Project dalam ArcView
Adapun projek dalam ArcView adalah sebagai berikut :
1. Views
Berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan dibuat
atau diolah.
2. Tables
Merupakan data atribut dari data spasial. Dimana atribut yang akan
disertakan diatur dan disiapkan didalam tabel.
3. Charts
Merupakan alat penyaji data yang efektif atau membuat grafik yang
bersumber dari data.
4. Lay outs
Tempat mengatur tata letak dan rancangan dari peta akhir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Langkah-Langkah Kerja
Dalam melakukan studi penelitian ini ada beberapa langkah-langkah yang
harus dilakukan, yaitu :
1. Observasi lapangan yaitu melakukan pengumpulan data – data yang
dibutuhkan yaitu data volume kendaraan dengan cara survey langsung
dilapangan. Lokasi survey yaitu Jalan Raya Kedungturi hingga Jalan Raya
Kletek Sidoarjo, dimana dibagi menjadi 3 segmen.
- Segmen II arah lalu-lintas Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek dan
sebaliknya.
- Segmen III arah lalu-lintas Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo
dan sebaliknya.
2. Dari pengumpulan data-data tersebut di lakukan penyusunan dan pengolahan
data, dan pekemudian melakukan pemetaan. Informasi data dibagi menjadi 2
bagian :
a. Data Primer, ialah data yang didapat langsung dari lapangan. Misal data
volume kendaraan dan data geometrik jalan raya.
b. Data sekunder, ialah data yang didapatkan dari instansi terkait dengan
penelitian ini. Misalnya BPS (Badan Pusat Statistik), Dinas Pekerjaan
Umum, Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJR), dan instansi
terkait lainnya.
3. Pengolahan data dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis
dengan program ArcView dapat dilakukan setelah pemetaan dan penyusunan
data-data tersebut.
4. Setelah melakukan pengolahan data, akan di dapat analisis hasil.
Sehingga kita dapat menyusun peta tematik ruas Jalan Raya Kedungturi
hingga ruas Jalan Raya Kletek Sidoarjo.
5. Untuk perhitungannya, bisa menggunakan cara sebagai berikut :
Nilai Q untuk arus kendaraan didapat dengan rumus :
Dimana :
LV = Light Vehicle (sedan, station wagon, minibus, pick-up, dll)
MHV = Kendaraan Berat Menengah ( truk kecil 2 gandar, bis kecil)
LB = Bis Besar
LT = Truk Besar 3 Gandar, Truk Trailer
MC = Motorcycle (sepeda motor)
Nilai derajad kejenuhan (DS) didapatkan dengan rumus :
DS =
Dimana :
Q = Nilai Arus Kendaraan
C = Kapasitas
Syarat,
DS < 0,8 menggambarkan arus lalu-lintas rendah
DS = 0,8 menggambarkan arus lalu-lintas sedang
Adapun data-data atribut sebagai berikut :
1. Atribut yang masuk dalam line atau jalan.
2. Atribut yang masuk dalam polygon.
Atribut yang masuk dalam line atau jalan :
1. Jumlah jenis kendaraan ringan, sedan, pickup, stationwagon, dll (LV)
2. Jumlah jenis kendaraan truk kecil 2 gandar, bis kecil (MHV)
3. Jumlah jenis kendaraan bis besar (LB)
4. Jumlah jenis kendaraan truk besar 3 gandar, trailer dan gandengan (LT)
5. Jumlah jenis kendaraan motorcycle (MC)
6. Nilai derajad kejenuhan (DS)
7. Nilai volume kendaraan (Q)
8. Nilai kapasitas (C)
9. Type jalan
10.Lebar jalan
11.Panjang jalan
Atribut yang masuk dalam polygon :
1. Nama kelurahan
2. Jumlah penduduk
Penelitian ini dibagi menjadi 3 segmen, dimana masing-masing segmen
memiliki perhitungan tersendiri yang selanjutnya memiliki hasil atau nilai yang
berbeda-beda.
a. Segmen pertama
Penelitian segmen I yaitu dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya
Taman dan arah sebaliknya.
300 m
Gambar 3.1. Lokasi Segmen Pertama
Titik pengamatan
Titik pengamatan
Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Kedungturi dari Arah Jalan Raya Taman
Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan Raya Taman
Jalan Raya Kedungturi
x
Penelitian segmen II yaitu dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya
Kletek dan arah sebaliknya.
Gambar 3.2. Lokasi Segmen Kedua
Titik pengamatan
Titik pengamatan
Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Taman ke Arah Jalan Raya Kletek Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Taman dari Arah Jalan Raya
Kletek
Jalan Raya Taman
x 300 m
x
c. Segmen Ketiga
Penelitian segmen III yaitu dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya
Trosobo dan arah sebaliknya.
Gambar 3.3. Lokasi Segmen Ketiga
Titik pengamatan
Titik pengamatan
Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan Raya Trosobo Arus Lalu-Lintas Jalan Raya Kletek dari Arah Jalan Raya Trosobo
Jalan Raya Kletek
x 300 m
d. Lembar Survey
Survey lalu-lintas harian dilakukan langsung dilapangan. Jenis kendaraan
yang disurvey ada 5 jenis, diantaranya kendaraan ringan (LV), truk kecil 2
gandar dan bus kecil (MHV), bus besar (LB), truk besar dengan 3 gandar dan
truk kombinasi (LT), dan sepeda motor (MC).
Tabel 3.1. Contoh Lembar Survey Jumlah Kendaraan
Jenis Kendaraan
Waktu LV MHV LB LT MC
15 menit pertama
15 menit kedua
15 menit ketiga
15 menit keempat
Keterangan :
1. Tanggal dan waktu survey :
2. Lokasi survey :
3. Nama surveyor :
4. Lebar jalan :
5. Tipe jalan :
6. Ada / tidaknya bahu jalan :
7. Ada / tidaknya hambatan samping :
Gambar 3.4. Diagram Penelitian
- Data jumlah penduduk - Data Peta (peta topography)
PENYUSUNAN
PETA TEMATIK RUAS JALAN RAYA KEDUNGTURI HINGGA JALAN
RAYA KLETEK SIDOARJO
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA
4.1. Data Jumlah Kendaraan Pada Ruas Jalan Raya Kedungturi Hingga
Jalan Raya Kletek
Data jumlah kendaraan yang di peroleh melalui survey dilapangan di setiap
ruas Jalan Raya Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek yang dibagi dalam 3
segmen. Data yang didapat kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan
rumus dan teori rekayasa lalu lintas. Suvey dilakukan selama pada tanggal 7
Maret 2011. Dimulai pada jam puncak (peak Hour) yaitu pukul 07.00 – 08.00
pagi dan pada pukul 16.00 – 17.00 sore
4.2. Data Jumlah Kendaraan Dan Perhitungan Pada Segmen I
Tabel 4.1. Jumlah Kendaraan dari Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan Raya Taman Waktu Pagi
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
- Lebar Jalur : 7 meter
- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)
- Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)
- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
- Jumlah Kendaraan :
- LV = 970 x (1 + 0,07)6 = 1455,71 (smp/jam)
- MHV= 41 x (1 + 0,07)6 = 61,52 (smp/jam)
- LB = 71 x (1 + 0,07)6 = 106,55 (smp/jam)
- LT = 159 x (1 + 0,07)6 = 238,62 (smp/jam)
- MC = 2180 x (1 + 0,07)6 = 3271,60 (smp/jam)
- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
= 7220 smp/jam
- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT + MC
= 1455,71 + 61,52 + 106,55 + 238,62 + 3271,60
- Derajad Kejenuhan (DS) =
Analisa Data, Diketahui :
-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
-Lebar Jalur : 7 meter
-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
-Jumlah Kendaraan :
- LV = 1142 x (1 + 0,07)6 = 1713,83 (smp/jam)
- MHV = 55 x (1 + 0,07)6 = 82,54 (smp/jam)
- LB = 98 x (1 + 0,07)6 = 147,07 (smp/jam)
- LT = 204 x (1 + 0,07)6 = 306,15 (smp/jam)
- MC = 2237 x (1 + 0,07)6 = 3357,13 (smp/jam)
- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
=7220 smp/jam
- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT
+ MC
= 1713,83 + 82,54 + 147,07 + 306,15 + 3357,13
= 5606,72 smp/jam
- Derajad Kejenuhan (DS) =
= 0,78
- Tingkat Pelayanan (LOS) = D
Tabel 4.3. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kedungturi dari Arah Jalan Raya Taman Waktu Pagi
Analisa Data, Diketahui :
- Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
- Lebar Jalur : 7 meter
- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)
- Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)
- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
- Jumlah Kendaraan :
- LB = 75 x (1 + 0,07)6 = 112,55 (smp/jam)
- LT = 191 x (1 + 0,07)6 = 286,64 (smp/jam)
- MC = 2706 x (1 + 0,07)6 = 4060,98 (smp/jam)
- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
= 7220 smp/jam
- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT + MC
= 1541,25 + 57,03 + 112,55 + 286,64 + 4060,98
= 6058,45 smp/jam
- Derajad Kejenuhan (DS) =
=
= 0,84
Tabel 4.4. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kedungturi dari Arah Jalan Raya
Analisa Data, Diketahui :
-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
-Lebar Jalur : 7 meter
-Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)
-Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)
-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
-Jumlah Kendaraan :
- LV = 1018 x (1 + 0,07)6 = 1527,74 (smp/jam)
- LT = 220 x (1 + 0,07)6 = 330,16 (smp/jam)
- MC = 2590 x (1 + 0,07)6 = 3886,89 (smp/jam)
- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
=7220 smp/jam
- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT
+ MC
= 1527,74 + 100,55 + 141,07 + 330,16 + 3886,89
= 5986,41 smp/jam
- Derajad Kejenuhan (DS) =
=
= 0,83
- Tingkat Pelayanan (LOS) = D
4.3 Data Jumlah Kendaraan Dan Perhitungan Segmen II
Waktu
Analisa Data, Diketahui :
- Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
- Lebar Jalur : 7 meter
- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 17)
- Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)
- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
- Jumlah Kendaraan :
- LV = 1023 x (1 + 0,07)6 = 1535,28 (smp/jam)
- MHV= 50 x (1 + 0,07)6 = 75,04 (smp/jam)
- LB = 69 x (1 + 0,07)6 = 103,55 (smp/jam)
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
16.15 - 16.30 243 17 24 56 546
16.30 - 16.45 265 15 18 52 687
16.45 - 17.00 258 16 26 50 717
∑ 1013 61 90 211 2734
Sumber : Hasil Survey Lapangan
Analisa Data, Diketahui :
-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
-Lebar Jalur : 7 meter
-Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)
-Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)
-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
-Jumlah Kendaraan :
- LV = 1013 x (1 + 0,07)6 = 1520,24 (smp/jam)
- MHV = 61 x (1 + 0,07)6 = 91,54 (smp/jam)
- LB = 90 x (1 + 0,07)6 = 135,07 (smp/jam)
- LT = 211 x (1 + 0,07)6 = 316,65 (smp/jam)
- MC = 2734 x (1 + 0,07)6 = 4103,00 (smp/jam)
=7220 smp/jam
Tabel 4.7. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Taman dari Arah Jalan Raya Kletek Waktu Pagi
- Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
- Lebar Jalur : 7 meter
- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)
- Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)
- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
- Jumlah Kendaraan :
- LV = 1129 x (1 + 0,07)6 = 1694,32 (smp/jam)
- MHV= 51 x (1 + 0,07)6 = 76,54 (smp/jam)
- LB = 68 x (1 + 0,07)6 = 102,05 (smp/jam)
- LT = 137 x (1 + 0,07)6 = 205,60 (smp/jam)
- MC = 3013 x (1 + 0,07)6 = 4521,70 (smp/jam)
- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
= 7220 smp/jam
- Derajad Kejenuhan (DS) =
=
= 0,91
- Tingkat Pelayanan (LOS) = E
Tabel 4.8. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Taman dari Arah Jalan Raya Kletek Waktu Sore
Analisa Data, Diketahui :
-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
-Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)
-Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)
-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
-Jumlah Kendaraan :
- LV = 1013 x (1 + 0,07)6 = 1520,24 (smp/jam)
- MHV = 54 x (1 + 0,07)6 = 81,04 (smp/jam)
- LB = 88 x (1 + 0,07)6 = 132,06 (smp/jam)
- LT = 201 x (1 + 0,07)6 = 301,65 (smp/jam)
- MC = 2844 x (1 + 0,07)6 = 4268,08 (smp/jam)
- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
=7220 smp/jam
- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT
+ MC
= 1520,24 + 81,04 + 132,06 + 301,65 + 4268,08
- Derajad Kejenuhan (DS) =
=
= 0,87
- Tingkat Pelayanan (LOS) = E
4.4 Data Jumlah Kendaraan Dan Perhitungan Segmen III
Tabel 4.9. Jumlah Kendaraan dari Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan Raya Trosobo Waktu Pagi
Analisa Data, Diketahui :
- Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
- Lebar Jalur : 7 meter
- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)
- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
- Jumlah Kendaraan :
- LV = 1009 x (1 + 0,07)6 = 1514,24 (smp/jam)
- MHV= 44 x (1 + 0,07)6 = 66,03 (smp/jam)
- LB = 56 x (1 + 0,07)6 = 84,04 (smp/jam)
- LT = 208 x (1 + 0,07)6 = 312,15 (smp/jam)
- MC = 2921 x (1 + 0,07)6 = 4383,63 (smp/jam)
- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
= 7220 smp/jam
- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT + MC
= 1514,24 + 66,03 + 84,04 + 312,15 + 4383,63
= 6360,09 smp/jam
- Derajad Kejenuhan (DS) =
=
Tabel 4.10. Jumlah Kendaraan dari Jalan Raya Kletek ke Arah Jalan Raya
Analisa Data, Diketahui :
-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
-Lebar Jalur : 7 meter
-Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)
-Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)
-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
- LV = 1052 x (1 + 0,07)6 = 1578,77 (smp/jam)
- MHV = 56 x (1 + 0,07)6 = 84,04 (smp/jam)
- LB = 91 x (1 + 0,07)6 = 136,57 (smp/jam)
- LT = 445 x (1 + 0,07)6 = 667,83 (smp/jam)
- MC = 2818 x (1 + 0,07)6 = 4229,06 (smp/jam)
- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
=7220 smp/jam
- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT
+ MC
= 1578,77 + 84,04 + 136,57 + 667,83 + 4229,06
= 6696,27 smp/jam
- Derajad Kejenuhan (DS) =
=
Tabel 4.11. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kletek dari Arah Jalan Raya
Analisa Data, Diketahui :
- Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
- Lebar Jalur : 7 meter
- Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)
- Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)
- Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
- Jumlah Kendaraan :
- LV = 993 x (1 + 0,07)6 = 1490,23 (smp/jam)
- MHV= 57 x (1 + 0,07)6 = 85,54 (smp/jam)
- LB = 79 x (1 + 0,07)6 = 118,56 (smp/jam)
- MC = 3047 x (1 + 0,07)6 = 4572,73 (smp/jam)
- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
= 7220 smp/jam
- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT + MC
= 1490,23 + 85,54 + 118,56 + 411,20 + 4572,73
= 6308,26 smp/jam
- Derajad Kejenuhan (DS) =
=
= 0,87
Tabel 4.12. Jumlah Kendaraan di Jalan Raya Kletek dari Arah Jalan Raya
Analisa Data, Diketahui :
-Tipe Jalan : 4 Lajur 2 arah – D
Co = 1900 (smp/jam/lajur) (hal 15)
-Lebar Jalur : 7 meter
-Faktor Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) : 1,00 (hal 16)
-Faktor Pemisah Arah (FCsp) : 1,00 (50%-50%) (hal 17)
-Faktor Hambatan Samping (FCsf) : 0,95 (Medium) (hal 17)
- Kapasitas (C) = Co x FCw x FCsp x FCsf
= 7600 x 1,00 x 1,00 x 0,95
=7220 smp/jam
- Jumlah Total Kendaraan (Q) = LV + MHV + LB + LT
+ MC
= 1706,33 + 105,05 + 130,56 + 444,22 + 3796,85
= 6183,01 smp/jam
- Derajad Kejenuhan (DS) =
=
= 0,86
Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah Total Kendaraan (Q), Dan Kapasitas (C) Pada Segmen I
1 Jalan Raya Kedungturi ke Jalan
Raya Taman 4/2 - D 7 1300 7220 7220 5134 5606,72 0,71 0,78
2 Jalan Raya Kedungturi dari
Jalan Raya Taman 4/2 - D 7 1300 7220 7220 6058,45 5986,41 0,84 0,83
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah total Kendaraan (Q), Dan Kapasitas (C) Pada Segmen II Dalam Satuan Smp/jam
2 Jalan Raya Taman dari Jalan
Raya Kletek 4/2 - D 7 1700 7220 7220 6600,21 6303,07 0,91 0,87
Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah total Kendaraan (Q), Dan Kapasitas (C) Pada Segmen III Dalam Satuan Smp/jam
Nilai C Nilai Q Nilai DS
No Nama Jalan Type
Jalan
Lebar Jalan
(m)
Panjang Jalan
(m) Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
1 Jalan Raya Kletek ke Jalan
Raya Trosobo 4/2 - D 7 2400 7220 7220 6360,09 6696,27 0,88 0,92
2 Jalan Raya Kletek dari Jalan
Raya Trosobo 4/2 - D 7 2400 7220 7220 6308,26 6183,01 0,87 0,86
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa jumlah kendaraan pada tiap-tiap
segmen adalah :
a. Segmen I
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman
sebesar 5134 smp/jam waktu pagi dan 5606,72 smp/jam waktu sore.
- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kedungturi dari arah Jalan Raya Taman
sebesar 6058,45 smp/jam waktu pagi dan 5986,41 smp/jam waktu sore.
b. Segmen II
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek sebesar
6255,08 smp/jam waktu pagi dan 6166,50 smp/jam waktu sore.
- Arah lalu-linta di Jalan Raya Taman dari arah Jalan Raya Kletek sebesar
6600,21 smp/jam waktu pagi dan 6303,07 smp/jam waktu sore.
c. Segmen III
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo sebesar
6360,09 smp/jam waktu pagi dan 6696,27 smp/jam waktu sore.
- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kletek dari arah Jalan Raya Trosobo sebesar
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa derajad kejenuhan pada tiap-tiap
segmen adalah :
a. Segmen I
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman
sebesar 0,71 waktu pagi dan 0,78 waktu sore.
- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kedungturi dari arah Jalan Raya Taman
sebesar 0,84 waktu pagi dan 0,83 waktu sore.
b. Segmen II
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek sebesar
0,87 waktu pagi dan 0,85 waktu sore.
- Arah lalu-linta di Jalan Raya Taman dari arah Jalan Raya Kletek sebesar
0,91 waktu pagi dan 0,87 waktu sore.
c. Segmen III
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo sebesar
0,88 waktu pagi dan 0,92 waktu sore.
- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kletek dari arah Jalan Raya Trosobo sebesar
dengan jumlah kendaraan yang hampir sama dengan nilai kapasitas dan derajad
kejenuhan ≥ 0,8.
4.5. Hasil ArcView dan Atributnya
Atribut yang masuk dalam line atau jalan :
1. Nilai derajad kejenuhan (DS)
2. Nilai volume kendaraan (Q)
3. Nilai kapasitas (C)
4. Type jalan
5. Lebar jalan
6. Panjang jalan
Atribut yang masuk dalam polygon :
1. Nama kelurahan
2. Luas Wilayah
3. Jumlah penduduk :
a. Laki – Laki
Semua atribut dimasukkan ke dalam program GIS, dimana akan
dihasilkan sebuah peta tematik, grafik jumlah kendaraan, grafik derajad kejenuhan,
grafik luas wilayah dan grafik jumlah penduduk yang ditampilkan pada halaman
Gambar 4.3. Peta Jalan dan Atributnya
Gambar 4.7. Grafik DS Jalan Raya Kedungturi ke Arah Jalan Raya Kletek
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa jumlah kendaraan pada tiap-tiap
segmen adalah :
a. Segmen I
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman
sebesar 5134 smp/jam waktu pagi dan 5606,72 smp/jam waktu sore.
- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kedungturi dari arah Jalan Raya Taman
sebesar 6058,45 smp/jam waktu pagi dan 5986,41 smp/jam waktu sore.
b. Segmen II
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek sebesar
6255,08 smp/jam waktu pagi dan 6166,50 smp/jam waktu sore.
- Arah lalu-linta di Jalan Raya Taman dari arah Jalan Raya Kletek sebesar
6600,21 smp/jam waktu pagi dan 6303,07 smp/jam waktu sore.
c. Segmen III
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo
sebesar 6360,09 smp/jam waktu pagi dan 6696,27 smp/jam waktu sore.
- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kletek dari arah Jalan Raya Trosobo sebesar
2. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa derajad kejenuhan pada tiap-tiap
segmen adalah :
a. Segmen I
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kedungturi ke arah Jalan Raya Taman
sebesar 0,71 waktu pagi dan 0,78 waktu sore.
- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kedungturi dari arah Jalan Raya Taman
sebesar 0,84 waktu pagi dan 0,83 waktu sore.
b. Segmen II
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Taman ke arah Jalan Raya Kletek sebesar
0,87 waktu pagi dan 0,85 waktu sore.
- Arah lalu-linta di Jalan Raya Taman dari arah Jalan Raya Kletek sebesar
0,91 waktu pagi dan 0,87 waktu sore.
c. Segmen III
- Arah lalu-lintas dari Jalan Raya Kletek ke arah Jalan Raya Trosobo
sebesar 0,88 waktu pagi dan 0,92 waktu sore.
- Arah lalu-lintas di Jalan Raya Kletek dari arah Jalan Raya Trosobo sebesar
0,87 waktu pagi dan 0,86 waktu sore.
1. Perlu direncanakan penambahan infrastruktur jalan untuk mengurai atau
mengurangi tingkat kepadatan kendaraan di ruas Jalan Raya Kedungturi hingga
Jalan Raya Kletek Sidoarjo. Selain itu perlu ditempatkan petugas dari dinas
terkait untuk mengatur kendaraan umum yang berhenti guna memperlancar arus
lalu-lintas.
2. Untuk mengurangi tingkat derajat kejenuhan yang tinggi di ruas Jalan Raya
Kedungturi hingga Jalan Raya Kletek Sidoarjo, bisa melakukan tindakan sebagai
berikut :
1. Penambahan rambu-rambu lalu-lintas di ruas jalan tersebut.
2. Melakukan pelebaran jalan di ruas jalan tersebut.
3. Membuat jalur alternatif untuk kendaraan tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Abidin,Zainal, “Analisa Kemacetan Lalu Lintas Kawasan Kecamatan Gubeng Surabaya Dengan Pemetaan Sistem Informasi Geografis”, Teknik Sipil, FTSP, UPN Surabaya, 2008
Alamsyah,Ansyori,Alik, “Rekayasa jalan Raya”, Universitas Muhammadiyah, Malang, 2006
Budiyanto,Eko,”System Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS”, Andi, Yogyakarta,2002
Directorate General BinaMarga,”Manual Kapasitas Jalan Indonesia”, Fase ketiga MKJI, Jakarta,1997
http://maps.google.co.id/maps?hl=id&tab=wl
http://www.esri.com/software/arcview
http://www.ajol.info/viewarticle.php?id=14552
Setiawan, Hendra,”Pemetaan Daerah Rawan Kecelakaan Di Ruas Jalan Demak Hingga Ruas Jalan Raya Kalianak Surabaya Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis”, Teknik Sipil, FTSP, ITS Surabaya, 2008
Kusmawati,”Analisa Ruas Jalan Kawasan Kecamatan Rungkut Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis”, Teknik Sipil, FTSP, UPN Surabaya, 2007
Laila, Hidayanti,”Pemetaan Titik Kecelakaan Jalan Luar Kota dengan Program ArcView GIS 3.3”, Teknik Sipil, FTSP, ITS Surabaya, 2008
Ofyar Z,Tamrin,”Perencanaan dan Permodelan Transportasi”, Edisi Kesatu, Institut Teknologi Bandung, Bandung,2003
Prahasta,Eddy,”Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar”, Edisi Revisi Pertama, Informatika, Bandung,2002
Prahasta,Eddy,”Tutorial ArcView”, Informatika, Bandung, 2007