• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Perencanaan

Sebuah rencana pada dasarnya merupakan sekumpulan dugaan-dugaan tentang masa depan karena penetapan prioritas-prioritas memerlukan perkiraan yang tak tentu mengenai kemungkinan hasil-hasilnya, manfaat-manfaat dan biaya-biayanya. Tak ada formula untuk meramalkan masa depan yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk mencari persamaan-persamaan di masa lampau. Perencanaan adalah dimana proses manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Sebelum manajer dapar mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka harus membuat rencana yang memberikan tujuan dan arah oraganisasi

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Perencanaaan dapat berarti hal yang berbeda buat orang yang berbeda. Bagi orang yang memiliki profesi tertentu, perencanaan dapat berarti suatu kegiatan khusus yang memerlukan keahlian tertentu, sifatnya cukup rumit, banyak menguras tenaga dan pikiran, serta membutuhkan waktu yang lama dalam

penyusunannya. Akan tetapi, bagi orang lain perencanaan dapat berarti suatu pekerjaan sehari-hari, tidak rumit, bahkan bisa saja orang tersebut tidak menyadari bahwa dia telah melakukan perencanaan (Tarigan, 2010).

2.1.2 Pengertian Strategi

Strategi tidak saja dilakukan oleh organisasi yang berorientasi pada keuntungan saja, namun juga dibutuhkan dan dilakukan oleh organisasi yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasaarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Husein, 2008: 31). Dirgantoro (2001:5) dalam bukunya “Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus dan Impementasi” mengatakan bahwa strategi adalah hal menetapkan arah kepada “manajemen” dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu menenangkan persaingan di dalam pasar.

Dalam dunia bisnis, istilah strategi menunjukkan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. (William & Lawrence 1991: 9), Mulyadi (2001: 72) berpendapat bahwa strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Pearce dan Robinson (1997: 20) menyatakan strategi sebaga suatu

rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Selain definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus, misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahald yang dikutip oleh Husein (2008:31), strategi didefinisikan sebagai berikut :

“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hamper selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komtensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan”.

Berdasarkan definisi-definisi strategi yang disampaikan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Cara tersebut berisi aturan main tentang bagaimana perusahaan untuk melawan, kapan, dimana dan siapa yang akan dilawan.

2.1.3 Perencanaan Strategis

Seperti kita ketahui bahwa tujuan dari rencana strategis adalah untuk mengembangkan kesepakatan awal tentang seluruh upaya rencana strategi dan langkah-langkah perencanaan yang utama diantara orang-orang penting pembuat keputusan atau pembuat opini internal dan juga pihak eksternal jika dipandang relevan untuk dilibatkan.

Ada beberapa aspek yang memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis di dalam perencanaan strategis ini.

1. Siapakah yang harus memprakarsai rencana strategis?

Secara teoritis adalah eksekutif tertinggi pada organisasi yang bersangkutan, tetapi kegiatan ini dapat saja didelegasikan kepada yang lain atau pihak lain yang ditunjuk untuk memberdayakan bawahan. Namun yang jelas suatu perencanaan strategi meminta komitmen tinggi dari pihak pimpinan tertinggi dari organisasi yang direncanakan. Salah satu tugas dalam memprakarsai perencanaan strategi adalah menetapkan secara tepat tentang orang-orang yang penting dalam pembuatan keputusan. Orang-orang ini bisa bersumber dari internal maupun eksternal organisasi. Namun kriterianya adalah pihak yang diakibatkan, harus memiliki informasi yang banyak yang relevan dengan perencanaan strategis yang dilakukan.

2. Bagaimana memulai rencana strategis?

Kegiatan ini dapat diawali dengan beberapa aktivitas, seperti pengarahan ahli tentang substansi yang ingin dicapai dalam perencanaan strategis. Selanjutnya dilakukan dengan presentasi kasus oleh wakil-wakil bagian dan stakeholder yang ikut serta dalam perencanaan strategis. Diskusi kasus penting dilakukan untuk memperoleh kesepakatan awal tentang kekuatan, kelemahan dari factor-faktor internal hak kesepakatan serta ancaman yang dihadapi dari lingkungan eksternal organisasi.

3. Berapa banyak kesepakatan awal dalam rencana strategi “awal”?

Jumlah kesepakatan awal yang dicapai dalam berbagai kegiatan sebelumnya perlu ditegaskan. Meskipun jumlah ini tidak bersifat kekal, karena terdapat kemungkinan masih ada aspek penting yang belum tercakup dalam kesepakatan yang telah dilakukan.

Dalam perencanaan strategis dari suatu organisasi, manajemen puncak harus terlibat secara aktif. Hal ini karena manajemen puncak yang dari posisinya di tempat yang tinggi, mempunyai visi yang diperlukan untuk mempertimbangkan semua aspek organisasi, komitmen manajemen puncak diperlukan untuk menimbulkan dan mendukung komitmen pada tingkat yang lebih rendah. Rencana strategi membantu para manajer untuk meningkatkan kemampuan manajerialnya, juga membantu mereka dan stafnya sehingga dapat lebih mudah menanggapi berbagai peristiwa dengan cepat dan tepat.

Perencanaan dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, dan membantu pembuat keputusan secara tertib maupun keberhasilan implementasi keputusan.

Menurut Stonner dan Wenkel (Bryson, 2007) mengemukakan lima karakteristik perencanaan strategi yakni :

1. Berkaitan dengan pernyataan dasar dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

2. Memberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk pengambilan keputusan sehari-hari.

3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan lainnya.

4. Membantu memusatkan energy dan sumber daya organisasi pada kegiatan yang menyangkut prioritas tinggi.

5. Merupakan aktivitas dimana manajemen puncak harus secara efektif terlibat.

Menurut Bryson (2007:5) mendefinisikan “Perencanaan strategi sebagai upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti itu”

Menurut Bryson (2007:5) dalam bukunya “Perencanaan Strategi Bagi Organisasi Sosial” manfaat dari perencanaan strategis adalah :

1. Membantu organisasi berfikir secara strategis dan mengembangkan strategi-strategi yang efektif.

2. Memperjelas arah masa depan. 3. Menciptakan prioritas.

4. Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi di masa depan.

5. Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan keputusan.

6. Membantu menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-bidang yang berada dibawah kontrol organisasi.

7. Membantu membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi. 8. Memecahkan masalah utama organisasi.

9. Memperbaiki kinerja organisasi.

10. Membantu menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif. 11. Membangun kerja kelompok dan keahlian.

Meski perencanaan strategis dapat memberikan seluruh manfaat diatas, tidak ada jaminan semuanya akan tersedia. Karen satu hal, perencanaan strategis hanyalah kumpulan konsep, prosedur dan alat.

2.1.3.1 Sistem Perencanaan Strategis

Sistem perencanaan strategis sering kali dipandang sebagai sistem dimana para manajer membuat, melaksanakan, dan mengendalikan keputusan yang lintas fungsi dan tingkat dalam perusahaan. Lorange (dalam Bryson, 2007) misalnya, berpendapat bahwa sistem perencanaan strategis apapun harus menangani empat persoalan penting yaitu :

1. Kemana kita akan pergi? (misi)

2. Bagaimana kita akan kesana? (strategi) 3. Apa blueprint tindakan kita? (anggran)

Sistem perencanaan strategis berbeda-beda dalam beberapa dimensi. Kekomprehensifan bidang keputusan yang tercakup, rasionalitas formal proses keputusan, dan ketatnya kontrol yang dilakuakn terhadap implementasi keputusan. System perencanaan strategis dapat diterapkan kepada organisasi publik dan organisasi nirlaba, tanpa memperhatikan sifat organisasi tertentu, masuk akan untuk mengkoordinasikan pembuatan keputusan yang lintas tingkat dan fungsi maupun untuk memusatkan pada bagaimana organisasi mengimplementasikan strateginya dan menyelesaikan misinya.

Menurut Bryson (2007) langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah membuat prencanaan strategik. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (mis-visi-goal) dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.

Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the step-by step sequence of actions). Sedangkan dalam rumusan anggran berisi rencana kegiatan/ program (biasanya tahunan) yang disertai taksiran sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan semua kegiatan yang direncanakan. Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana-rencana kegiatan.

1. Program

Program adalah penyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan restrukisasi organisasi, perubahan budaya internal organisasi, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

2. Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru dalam tindakan , tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan performa yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan organisasi.

3. Prosedur

Prosedur yang kadang disebut Standart Operating System (SOP). Prosedur adalah system langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusu merinci berbagai aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program organisai.

Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang disebut dengan implementasi strategi. Masalah implementasi ini cukup

rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini masalah struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam. Impelementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembang program, anggran dan prosedur. Tindakan pengelolaan bermacam-macam sumber daya organisasi dan manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi (keuangan, manusia, peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang dipilih. Implementasi strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih elas dan tepat bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil direalisasikan.

Bryson (2007:225) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial” berpendapat bahwa perencanaan strategis tidak mengimplementasikan dirinya sendiri. Orang menggunakan perencanaan strategis untuk memperkuat dan melanjutkan prestasi organisasi harus menghadapi empat tantangan menuju perencanaan strategis yang efeketif. Empat tantangan yang dimaksud adalah : 1. Masalah manusia

Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan

prefensi kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hirearki organisasi. Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan komunitas.

a. Individu

Perlu dipahami karakter individu bahwa orang mempunyai kemampuan terbatas untuk menangani kompleksitas. Orang tidak akan memahamisepenuhnya informasi yang diajukan kepada mereka, atau mereka akan meniru banyak faktor dan secara keliru mendiagnosis situasinya. Perhatian khusus harus dilakukan bukan dengan memberi terlalu banyak informasi kepada orang yang terlibat dalam perencanaan strategis. Individu bersifat sangat adaptif dan tidak mengakui perubahan bertahap.

b. Kelompok

Kelompok memiliki karakteristik yang dapat memunculkan masalah bagi prencanaan strategis. Kelompol memaksakan tekanan kuat untuk menyesuaikan diri, individu cenderung menyesuaikan diri dengan norma yang telah mapan dalam kelompok apapun baik karena mereka mempunyai hasrat kuat untuk menyesuaikan diri didalamnya maupun karena kelompok memaksakan tekanan kuat untuk menyesuaikan diri. Kelompok juga berusaha meminimalkan konflik internal karena pembicaraan tentang isu strategis hampr pasti memunculkan ketidaksepakatan yang serius, kecenderungan yang pasti disesalkan bahwa kebanyakan kelompok akan menindas

diskusi. Harmoni kelompok akan menjadi prioritas yang lebih tinggi ketimbang diskusi yang sungguh-sungguh mengenai masa depan kelompok dan pilihan fundamental yang dihadapi. Terakhir, kelompok heterogen yang sehari-harinya bekerja bersama-sama akan memperoleh pandangan yang homogen dalam dua hingga tiga tahun.

c. Organisasi

Beberapa karakteristik organisasi juga memperhadapkan masalah pada perencanaan strategis. Paradoks lainnya dalam kehidupan organisasi adalah sistem perencanaan strategis dapat mengesampingkan pemikiran strategis. Dengan cara yang sama, repitisi dan kompetensi dapat mengakibatkan lemahnya konsentrasi dan kesadaran yang dengan demikian menimbulkan kesulitan serius bagi individu, sehingga juga dapat memformalkan dan sistem perencanaan repetitive menjadi sebab masalah yang mereka coba hindari. Rata-rata MIS (Management Information System) atau laporan penyelidik lingkungan diisi dengan halaman angka dan grafik, apa yang biasanya terjadi adalah bahwa orang menjadi jemu terhadap pesan-pesan dalam laporan ini. Data numerik saja tidaklah mungkin berguna untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi. Orang harus dihadapkan secara langsung pada situasi dimana secara pribadi, mereka harus menghadapi isu itu dan harus memikirkan bagaimana membuat

sesuatu terjadi. Karakteristik selanjutnya adalah spesialisasi menyaring persepsi dan memaksakan perilaku serta struktur dan sistem menggantikan kepemimpinan.

d. Komunitas

Komunitas juga mempunyai sejumlah sifat yang memunculkan sejumlah masalah serius bagi pelaksanaan perencanaan strategis. Komunitas terdiri atas individu, kelompok serta organisasi dan karenanya menggambarkan akumulasi karakteristik dan kesulitan yang dibahas sebelumnya. Sebagian besar organisasi dalam komunitas apapun melambangkan solusi kepada masalah lama. Tak ada organisasi dalam komunitas yang mungkin mengandung masalah penting apapun. Di kebanyakan komunitas tidak ada satu orang, kelompok, atau organisasi yang berkuasa.

2. Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency. Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi kearifan yang konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain bagaimana anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak konvensional diubah menjadi kearifan yang konvensional. Beberapa prinsip muncul untuk mengelola ide (the life cycle of ideas).

1. Kebutuhan dan ancaman, tetapi juga peluang adalah induknya penemuan.

2. Ide berjalan baik dalam anarki yang diorganisir tetapi implementasi ide tersebut merupakan sesuatu yang sulit.

3. Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu melampaui orang dan organisasi yang terisolasi orang dan struktur adalah hasil samping dari ide yang sedang berubah.

4. Ide kali sumber daya sama dengan kekuasaan.

5. Setelah ide yang baik mati, berilah makanan atau kuburan.

Lingkaran perencanaan strategis biasanya dimulai dengan apresiasi dan artikulasi kebutuhan dan ancaman. Tetapu peluang juga dapat merebut perhatian, meskipun tampaknya jarang dilakukan ketimbang kebutuhan dan ancaman, tujuan kusus perencanaan strategis adalah menumbuhkembangkan apresiasi dan artikulasi peluang.

Inti perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis melalui pernyataan apresiasi, artikulasi, adposi, institusi, onaliasi dan kerusakan. Selanjutnya, proses mengembangkan ide strategis lebih penting dari pada mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal demikian, menciptakan landasan bagi koalisi cukup besar untuk menciptakan tindakan kolektif yang adalah tanda resmi tindakan strategis yang efektif. Dengan kata lain ide kali sumber daya (orang, uang, waktu, keahlian, perhatian) sama dengan kekuasaan, termasuk kekuasaan mempengaruhi perubahan strategis yang bermanfaat.

3. Masalah Struktural

Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat. Tantangan bagi para perencana strategis adakah meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam bagian-bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu mempresenrasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi reproduksi keseluruhan sistem.

Perencanaan strategis mungkin akan berhasil bila :

1. Perencanaan dan implementasi dipikirkan secara simultan.

2. Para perencana dan pelaksana dilibatkan secara simultan melintasi tingkat-tingkat serta didalam dan diluar.

3. Implementasi dimulai sebelum perencanaan strategis lengkap. Haruslah diakui bahwa formulasi dan impelementasi strategi merupaka prestasi koletif, bikan prestasi individu atau kelompok kecil. Manajemen hubungan seluruh bagian dapat dibuat lebih mudah bila organiasi memiliki misi yang disetujui secara luas, bahkan lebih mudah lagi jika memiliki visi keberhasilan yang disepakati secara luas.

Kesepakatan tentang visi dan misi akan melekatkan keseluruhan dalam bagian-bagian, yang membuat manajemen transisi menjadi lebih mudah, dan akan memfasilitasi keberhasilan kolektif bahwa perencanaan strategis selalu efektif.

4. Masalah Institusional/ Kelembagaan.

Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan tranformatif. Masalah tersulit yang harus dihadapi perencanaan strtegis dapat dipecahkan hanya melalui transformasi institusi. Transformasi semacam itu tidak dapat terjadi tanpa kepemimpinan yang kuat. Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan strategis mencakup transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola interaksi yang sanagat stabil, yang diorganisir diseputar ide penting. Pola-pola interaksi dalam organisasi publik dan nirlaba menjadi “lembaga” manakala pola tersebut dimasuki nilai dan karakter-karakter kelembagaan membentang sebagai produk sejarah yang mencakup pola yang terpadu dengan maksud tertentu dan dengan dinamika. Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Tugas utama kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi lembaga, pengejawantahan maksud menjadi struktur dan sistemnya, pembelaan integritasnya dan pengaturan konflik internal. Seiring denga itu makan bahwa tuga kepemimpinan transformatif adalah melakukan redefinisi tujuan, pengejawatahan tujuan-tujuan baru menjadi struktur dan

sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan tujuan-tujuan baru, dan pengaturan baru konflik internal.

2.1.3.2 Konsep Perencanaan Strategis

Rencana atau perencanaan merupakan suatu konsep untuk mencapai tujuan atau rancangan awal apa-apa saja yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi. Perencanaan dapat membantu kita dalam melakukan evaluasi sekalipun dalam perjalanannya mengalami kendala, dan hambatan, hal tersebut sangat membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuan. Sedangkan strategi merupakan cara mencapai tujuan perusahaan atau organisasi yang dapat mempengaruhi keberlangsungan sebuah perusahaan atau organisasi, strategi memberikan kekuatan bagi organisasi atau perusahan dalam menghadapi lingkungan jangka panjang. Dari masing-masing definisi antara rencana, perencanaan dan strategi, maka secara keseluruhan rencana strategis atau perencanaan strategis adalah konsep untuk mencapai tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Allison dan Kaye (2004: 2) disebut rencana bila tidak menegaskan tujuan utama dan metoda prioritas yang dipilih organisasi, menurutnya perencanaan strategi itu mencangkup pemilihan prioritas tertentu membuat keputusan tentang tujuan dan sarana, baik dalam jangka panjang maupun pendek. Sedangkan Bryson (2007: 24) mengatakan bahwa perencanaan strategis adalah salah satu cara untuk membantu organisasi dan komunitas mengatasi lingkungan mereka yang telah berubah, artinya dengan perencanaan strategis odapat membantu organisasi dalam merumuskan dan memecahkan masalah yang sedang atau

akan dihadapi.

Pendefinisian lain mengenai Rencana Strategi dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah mengatakan bahwa rencana strategis SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Lebih jelas dalam BAB VI pasal 85 ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa Renstra SKPD harus memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan dan juga disusun sesuai dengan tugas dan fungsi serta berpedoman kepada RPJMD Daerah dan bersifat indikatif. Dalam penyusunannya Renstra SKPD diatur dalam Permendagri No. 54 Tahun 2010 pasal 89 mengatakan bahwa renstra disusun dengan tahapan yaitu:

a. Persiapan Penyusunan Renstra SKPD b. Penyusunan Rencana Renstra SKPD

c. Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD d. Penetapan Renstra SKPD.

Bila dalam tahapan rencana strategis RKPD di atur dalam permendagri no. 54 tahun 2010 lain halnya dengan prosesnya perencanaan strategis menurut Allison dan Kaye (2004: 13-18) yang menyatakan tahap-tahap dasar proses perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:

strategis.

2. Rancangan rumusan misi dan rumusan visi 3. Menilai lingkungan

4. Menyepakati prioritas-prioritas dengan produk strategi umum, strategi jangka panjang, san sasaran khusus

5. Penulisan Rencana Strategis dengan hasil produk Rencana Strategis 6. Melaksanakan Rencana Strategis

7. Memantau dan mengevaluasi.

Dalam tahapan-tahapan yang disebutkan di atas setiap tahapannya dilakukan untuk menggodog rencana yang nantinya akan dilaksanakan sampai

Dokumen terkait