SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
SYAFRUDDIN INDRA NIM. 6661101265
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
ABSTRAK
Syafruddin Indra. 6661101265. Perencanaan Strategis Diskoperindag dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dosen Pembimbing II: Maulana Yusuf, M.Si.
Relokasi pedagang pasar merupakan upaya Pemerintah Daerah untuk penataan pasar tradisional yang lebih baik guna menguatkan usaha dalam sektor kecil sampai menengah. Kurangnya minat pedagang untuk direlokasi, kurang optimalnya Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar baru, serta belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang dalam merelokasi pasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan teori tantangan dalam Perencanaan Strategis menurut Byrson (2007). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang masih belum baik karena belum maksimalnya pembangunan pasar baru, dan sumber daya manusia Diskoperindag belum optimal. Meskipun pedagang tidak dibebankan biaya sewa namun stategi melalui sosialisasi dianggap masih belum memihak pedagang. Saran yang dapat diberikan yaitu percepatan pembangunan terminal dan trayek angkutan umum untuk mengembangkan potensi pasar baru, melakukan promosi dan mengajak stakeholder lainnya, serta melakukan pendekatan secara persuatif melalui pertemuan dan jajak pendapat antara Diskoperindag dan pedagang.
Administration. Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor: Dr.
Agus Sjafari, M.Si. 2nd advisor: Maulana Yusuf, M.Si.
Relocation traders market is Local Government efforts for the arrangement traditional market better in order to strengthen busniness sector small and medium. The lack of interest traders to be relocated, the less than optimal Departement of Cooperatives Industry and Trade (Diskoperindag), ineffective the development and supporting facilities in new market area, and there has been no the common ground between government and traders. The purpose of this research is to know the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan Market in Serang Regency. This research used a theory challenges in strategic planning according to Bryson (2007). The method used is a descriptive qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and documentation. The method used is a descriptive qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and documentation. Data analysis used is technique data analysis Miles and Huberman (2008). The result shows that the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan market in Serang Regency is not good because that has not been developments of new markets, ineffective human resources in Diskoperindag. Although traders not charged rental costs, but a strategy through socialization they still consider to be
not yet favoring traders. The recommendations that could be given are on
development of terminal and public transport route, promote and getting other stakeholders, and approch persuative by a meeting and the poll between Diskoperindag and traders.
“
Kesabaran adalah akhlak mulia, yang
dengannya setiap orang dapat menghalau
segala rintangan.
”
Imam Syafi
’
i
“
Jadikan sabar dan ikhlas sebagai
senjata sekaligus pelindung proses dalam hidup
”
Syafruddin Indra
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
Atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan
Kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk ku dalam mengerjakan skripsi ini
Aku persembahkan skripsi ini kepada Orang Tua ku, kakak-kakak ku
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH
SWT, karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul “Perencanaan Strategis DISKOPERINDAG Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang ”.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa mendukung membimbing penulis. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang memberikan semangat dan membimbing peneliti dalam menyusun proposal ini dengan teliti dan sabar dari awal hingga akhir.
3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Iman Mukhroman., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ii
penyusunan skripsi. Yang telah membantu, membimbing, dan memotivasi peneliti dalam proses penyusunan skripsi. Terima kasih atas waktu, arahan dan pembelajaran sekaligus dukungan selama proses penyusunan skripsi.
9. Titi Setiawati, M.Si Selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih atas dorongan moral yang diberikan, waktu dan tenaga dalam proses perkuliahan selama ini.
10. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan. 11. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan
bagi penulis untuk menempuh gelar Strata Satu. Mohon maaf apabila selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan belum bisa membalas segala kebaikan selama ini.
12. Terima kasih kepada kakak Alia dan Alinda yang memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.
13. Untuk Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 14. Untuk para pedagang pasar Kragilan yang telah bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
15. Sahabat-sahabatku BTNM Abdul Kocot, Hasbi, Ahmad Ijal, Andi Monang, Sadam, Nurchalim, Tri Wijaya, Ichsan Cole, Viko yang memberikan canda tawa dan pengalaman yang tak terlupakan.
iii
Nona R, Putri Menes AS, Putri Pustika S, Reni BA, Rey Ambon, Siska A, Haerul Umam, Vierta A, Yuanita R yang memberikan canda tawa, masukan dan nasehat yang bermanfaat.
17. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Angkatan 2009 Ikram Wahdi, Sapei Abdullah, Kiswanto, Septian Gestiardi, Adnan Lubis, Tri Tunggal, Riky Faisal, Alvian, yang telah memberikan masukan-masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
18. Sahabat-sahabatku Penghuni Kosan Kalpataru, Adhi Tompel, Prapto, Haniv Jambi, Kasmidun Kesman, Gunarso Ucok, Tb. Toha, Kiki, Hermantos Mantos, terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
19. Sahabat-sahabatku Penghuni Apartement Asmara, Anton Kuping, Fityan Mapex, Novryan Gepeng, Nurdin Bedeng, Umam Mulyana, Rama Haw, Dwi Uwi, Gan Gan AA, Dyaz Z, terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
20. Terimakasih untuk kamu yang telah datang memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dan kepercayaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
21. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Serang, November 2016
iv
Lembar Persetujuan
Abstrak
Abstract
Lembar Orisinalitas
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Lembar Persembahan
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... viii
Daftar Gambar ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 14
v
1.4 Rumusan Masalah ... 14
1.5 Tujuan Penelitian ... 15
1.6 Manfaat Penelitian ... 15
1.6.1 Manfaat Teoritis ... 15
1.6.2 Manfaat Praktis ... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR 2.1 Landasan Teori ... 17
2.2 Penelitian Terdahulu ... 40
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 42
2.4 Asumsi Dasar ... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 46
3.2 Fokus Penelitian ... 47
3.3 Lokasi Penelitian ... 48
3.4 Fenomena Yang Diamati ... 48
vi
3.6 Informan Penelitian ... 50
3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 52
3.7.1 Teknik Analisis Data ... 57
3.7.2 Pengujian Keabsahan Data ... 59
3.8 Jadwal Penelitian ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 62
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang ... 62
4.1.1 Gambaran Umum Diskoperindag Kabupaten Serang ... 68
4.2 Deskripsi Data ... 79
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ... 79
4.1.1 Daftar Informan Penelitian ... 81
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 83
vii
4.3.2 Masalah Proses ... 86
4.3.3 Masalah Struktural ... 91
4.3.1 Masalah Institusional ... 104
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 105
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 115
4.4 Saran ... 117
DAFTAR PUSTAKA
viii
Tabel 1.1 Pasar Tradisional di Kabupaten Serang ... 5
Tabel 1.2 Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap di Pasar Kragilan Baru ... 8
Tabel 1.3 Jumlah Kios, Los dan Lapak di Pasar Kragilan Lama ... 10
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian ... 52
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ... 55
Tabel 3.3 Waktu Penelitian ... 61
Tabel 4.1 Daftar Informan ... 82
Tabel 4.2 Jumlah Pegawai dan Jabatan Diskoperindag Kab. Serang ... 92
Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan ... 95
Tabel 4.4 Rencana Jumlah Pedagang yang akan Terserap ... 98
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kondisi fisik bangunan di Pasar Kragilan baru ... 12
Gambar 1.2 Kondisi gerbang di Pasar Kragilan baru ... 12
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 44
1
Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan sudah berlangsung sejak
manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan
tersebut adalah memerlukan adanya Pasar bagi sarana pendukungnya. Pasar
merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwjudan adaptasi
manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari oleh perkembangan ekonomi
yang pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
Pada hakikatnya, Pasar sering dijadikan sebagai wadah (tempat) sekaligus
wahana (proses) jual-beli barang berbagai kehidupan sehari-hari seperti bahan
pangan (beras, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan) dan kebutuhan lainnya.
Yang kemudian disebut sebagai Pasar tradisional. Pasar tradisional sudah menjadi
tempat perdagangan sejak dahulu, sejak manusia mulai melakukan pola sistem
dagang barter (tukar-menukar barang) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal
ini dilatarbelakangi bahwa semenjak dahulu manusia adalah makhluk sosial yang
selalu berkelompok, mencari tempat, dan menciptakan berbagai kegiatan serta
hiburan kelompok sebagai wadah berkumpul bersama. Tempat-tempat bersama ini
kemudian menjadi bentuk perkampungan yang kemudian dijadikan sebagai pusat
kegiatan perdagangan. Ketika uang ditetapkan sebagai alat tukar yang sah, saat itu
kemudian Pasar tradisional berkembang menjadi sarana penunjang perokonomian
2
diPasarkannya barang-barang untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.
Dengan terjadinya perkembangan perekonomian maka Pasar tradisional
cenderung mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dari waktu
ke waktu.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara
kepulauan yang terbagi menjadi beberapa provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota, dimana setiap pemerintah daerah tersebut berhak dan
berkewajiban untuk mengatur serta mengurus pelaksaan rumah tangga daerah itu
sendiri dalam rangka otonomi daerah. Adanya otonomi daerah, segala urusan
pemerintahan dan pembangunan di daerah diatur sendiri oleh daerah termasuk
kebijakan ekonomi. Salah satu kebijakan ekonomi di Indonesia adalah pengaturan
Pasar tradisional.
Kebijakan mengenai pengaturan Pasar tradisional ini sudah diatur dalam
regulasi berupa Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern. Pada Bab V Pasal 15 ayat 2 Butir c dalam PP Nomor 112 Tahun 2007,
disebutkan bahwa dalam rangka pembinaan Pasar tradisional, pemerintah
memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar
tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi Pasar
tradisional. Sesuai peraturan tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan
Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 13.450 Pasar tradisional yang
mampu menampung sekitar 13 juta pedagang kios dan lebih dari Sembilan juta
pedagang yang berstatus pedagang kaki lima (http://republika.co.id). Pasar
merupakan salah satu sarana yang mewujudkan pembangunan dalam
mensejahterahkan masyarakat. Pasar lahir dari beberapa keinginan orang untuk
memenuhi kebutuhan. Pada mulanya transaksi di Pasar dilakukan dengan tukar
menukar barang yang dimiliki dengan barang yang dikehendaki. Pasar begitu
akrab dengan kehidupan masyarakat baik yang ada di kota ataupun di Desa.
Provinsi Banten merupakan provinsi penyanggah Ibukota yang memiliki
potensi sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi yang cukup
berkembang, dengan berpenduduk kurang lebih 10.022.566 jiwa
(biropemerintahan.bantenprov.go.id) jumlah penduduk Banten semester I tahun
2015). Maka dari itu, Provinsi Banten membuka lebar peluang untuk Pasar
khususnya Pasar tradisional. Hal tersebut menjadi salah satu faktor untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dan masyarakat Provinsi Banten khususnya
melalui Pasar tradisional yang terdapat di daerahnya masing-masing. Hal ini yang
mengindikasikan bahwa diperlukan suatu Pasar tradisional di setiap Kabupaten/
Kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi Provinsi Banten sendiri
yang menjadi jalur dan gerbang masuknya pendistribusian komoditi yang bersasal
dari Pulau Sumatera maupun Pulau Jawa perlu memiliki Pasar yang tertata serta
terawat dengan baik. Kenyataannya sebagian besar Pasar tradisional memiliki
kondisi yang memprihatinkan dan memiliki manajemen pengelolaan Pasar yang
4
renovasi sedang, renovasi besar dan relokasi. Hal ini terbukti dengan pernyataan
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) bahwa Pasar
tradisional di Banten sebanyak 121 Pasar dan sebesar 90 persen kondisinya
kumuh dan kurang tertib (http://kabar-banten.com).
Jika menelisik ke Kabupaten Serang yang merupakan salah satu dari
empat kabupaten dan empat kota di Provinsi Banten yang memiliki banyak
potensi daerah. Dilihat dari aspek sumber daya alam dan kewilayahannya,
Kabupaten Serang memiliki potensi pada bidang jasa, perdagangan, wisata dan
pendidikan. Dalam bidang perdagangan, kabupaten serang saat ini memiliki 13
(tigabelas) Pasar tradisional yang tersebar di wilayah Sebelah Barat dan Sebelah
Timur. Guna memenuhi regulasi Undang-undang dan Peraturan Pemerintah dalam
hal penataan Pasar, Pemerintah Daerah Kabupaten Serang pun menerbitkan
Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 6 tahun 2012 yang bertujuan terwujudnya
keseimbangan usaha serta pemberdayaan usaha kecil dalam pengembangan
kemitraan yang berasaskan kekeluargaan, demokrasi ekonomi, kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berwawasan lingkungan, kemandirian dan keseimbangan
kemajuan. Dengan adanya PERDA tersebut diharapkan pengelolaan dapat
berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat penjual,
pembeli, dan pihak lain yang terkait. Adapun, Pasar tradisional yang terdapat di
Tabel 1.1
Pasar Tradisional di Kabupaten Serang
No Wilayah Nama Pasar
1 Pasar Sebelah Barat
1. Pasar Anyer (Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang)
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, Kabupaten Serang memliki 13 Pasar
Tradisional, Yaitu di sebelah barat ada Pasar Anyer, Pasar Bojonegara, Pasar
Serdang, Pasar Padarincang, Pasar Ciomas, Pasar Baros dan Pasar Hargatani
Keramatwatu. Sedangkan di Sebelah Timur ada Pasar Petir Pasar Dukuh, Pasar
Kragilan dan Pasar Sukajaya, Pasar Tambak dan Pasar Tirtayasa.
Pemeliharaan dan peningkatan manajemen Pasar tradisional Pemerintah
Kabupaten Serang mengupayakan beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya
memberikan bimtek secara berkala, merevitalisasikan dan juga merelokasikan
6
Pasar yang kumuh, kotor, dan tidak teratur serta sudah tidak memadai untuk
menampung sejumlah pedagang untuk menjadikannya lebih baik. Sedangkan,
alasan berikutnya yaitu demi terciptanya tata ruang yang rapih dan indah,
sebagaimana tercantum pada Bab II pasal 2 butir b dan c Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007, disebutkan bahwa dalam rangka
penataan dan pendirian Pasar tradisional wajib memenuhi ketentuan, yaitu : wajib
menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah
kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2 luas lantai penjualan Pasar tradisional
dan wajib menyediakan fasilitas yang menjamin Pasar tradisional yang bersih,
sehat, aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.
Penataan Pasar yang lebih baik dan nyaman dikunjungi adalah bagaimana
melakukan manajemen pengelolaan Pasar yang baik salah satu yang dapat
dijadikan contoh adalah Pasar ciomas yang sudah memiliki manajemen
pengelolaan yang baik dan menjadikannya percontohan untuk Pasar tradisional
yang lainnya. Namun masih ada juga yang memiliki manajemen pengelolaan
kurang baik salah satunya adalah Pasar Kragilan yang dapat dilihat dengan kasat
mata kondisi fisik bangunan yang sudah tidak layak dan jika berlanjut masuk
kedalam Pasar tersebut yang minim fasilitas seperti sanitasi, toilet dan parkir
kendaraan.
Pasar Kragilan adalah Pasar Tradisional terletak di wilayah Kecamatan
Kragilan (Kabupaten Serang) yang kegiatan jual beli diPasar aktif pada hari senin
dan kamis. Tempat ini merupakan pusat transaksi jual beli barang dagangan hasil
mengalami pertumbuhan yang menuntut peningkatan mutu sarana dan
prasarananya. Menurut obsevasi awal yang peniliti lakukan Pasar lama yang
sudah ada ini kondisinya kumuh dan tidak terawat. Minimnya fasilitas bak
sampah di areal Pasar, toilet yang tidak layak, bangunan fisik yang tidak layak
adalah beberapa gambaran fisik yang terjadi di Pasar Kragilan lama.Selanjutnya,
Pasar Kragilan tidak memiliki lahan parkir sehingga pembeli yang datang
menggukan kendaraan pribadi memarkirkannya di bahu jalan. Keadaan tersebut
diperparah dengan adanya pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya
pula di bahu jalan yang langsung mengakibatkan kemacetan panjang di jalan
nasional Jakarta-Serang jika kegiatan Pasar aktif pada hari senin dan kamis. Lalu
mengenai pengelolaan sampah, ternyata belum dilakukan secara baik oleh UPT
Pasar Kragilan. Penumpukan sampah terjadi akibat tidak terangkutnya sampah
oleh truk yang disediakan DTRBP (Dinas Tata Ruang dan Bangunan Perumahan)
melalui koordinasi dengan UPT Pasar Kragilan. Penumpukan sampah dapat
terlihat pada sisi dalam Pasar maupun di bantaran sungai ciujung.
Melihat hal tersebut Pemerintah melalui Dinas Koperasi Perindustrian, dan
Perdagangan Kabupaten Serang merencanakan adanya relokasi Pasar Kragilan
yang saat ini berada di Desa Kragilan ke Desa Kendayakan di Kecamatan
Kragilan. Program perelokasian ini sudah dicanangkan ± (kurang lebih) 10 tahun
yang lalu, bahkan pembangunan fisik Pasar baru di Desa Kendayakan sedang
dalam proses penyelesaian. Adapun jumlah kios, los dan kaki lima yang disiapkan
8
Tabel 1.2
Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap
1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,5 M ) = 56 Unit (Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang 2014)
Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rencana pedagang yang akan
terserap di Pasar Kragilan Baru yang terdapat di Desa Kragilan dapat menampung
568 Unit, yang terbagi dalam 56 kios, 332 unit los, dan 180 unit kaki lima.
Dengan ukuran yang berbeda antara kios, los dan kaki lima.
Beberapa kali pertemuan dan diskusi terbuka antara Pemerintah
Kabupaten dan para pedagang Pasar telah dilaksanakan tetapi belum ada titik
temu antara kedua belah pihak untuk merelokasi Pasar Kragilan. Tujuan
perelokasian Pasar menurut pihak pemerintah Kabupaten Serang adalah
mengakomodir keberadaan seluruh pedagang yang telah ada, untuk mendapatkan
tempat berjualan yang layak, menata para pedagang melalui zona sesuai komoditi
dagangannya, memberikan ruang gerak dan sirkulasi udara serta cahaya yang
masyarakat sekitar, meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar dan
mengurai kemacetan yang sering terjadi di sekitar lokasi Pasar yang lama. Hal-hal
tersebut lah yang menjadi beberapa maksud dan tujuan Dinas Koperasi,
Perindustrian, dan Perdagangan untuk adanya perelokasian Pasar yang sudah lama
berdiri di Desa Kragilan menuju Desa Kendayakan.
Tetapi respon berbeda pun keluar dari para pedagang terkait, menurut
Bapak Uci Syafroni selaku sekretaris Forum Komunikasi Pedagang Pasar (FKPP)
Pasar Kragilan Kabupaten Serang sendiri menyatakan penolakan adanya relokasi
Pasar tersebut. Menurutnya keberadaan Pasar Kragilan merupakan lokasi yang
mempunyai nilai sejarah. Selanjutnya Pasar Kragilan dinilai sebagai tempat yang
amat strategis bagi kelancaran para pedagang dan warga setempat dalam
menjalakan roda usahanya, karena keberadaannya di tengah-tengah keramaian
Kecamatan Kragilan. Lagipula di Desa Kendayakan lokasi tempat Pasar baru
Kragilan tersbut dianggap kurang aman bagi pedangang karena sering terjadi
pencurian. Sementara terkait dengan tujuan relokasi pasar relokasi pasar untuk
mengantisipasi kemacetan lalu lintas, sangat tidak efektif. Itu hanya dianggap
sebagai alasan yang tidak mendasar karena jika memang dengan merelokasi Pasar
Kragilan dapat mengurai kemacetan di jalur Jakarta-Serang, pabrik-pabrik seperti
di Indah Kiat Pulp and Paper dan jembatan Sentul pun terjadi kemacetan yang
lebih daripada di Pasar Kragilan.
Tuntutan yang dilayangkan pedagang Kragilan adalah akan lebih baik
merenovasi pasar lama Kragilan dari pada direlokasi. Sedangkan pasar baru yang
10
upaya pemekaran pasar lama Kragilan Kabupaten Serang. Pasar Kragilan lama
sendiri mempunyai wilayah yang cukup untuk menampung para pedagang dengan
lahan yang terbagi dalam tiga areal berdagang, yaitu sebagai berikut.
Tabel 1.3
Jumlah Kios, Los dan Lapak Kaki Lima di Pasar Kragilan Lama
AREAL UKURAN & UNIT
1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,75 M ) = 38 Unit 2. LOS Ukuran ( 2 x 1,75M) = 363 Unit 3. KAKI LIMA Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) = 124 Unit
Jumlah 525 Unit
Sumber : Peneliti 2016
Pasar Kragilan lama berdasarkan tabel diatas dapat lihat dapat menampung
sampai 525 unit dengan rincian pedagang di bagian kios sebesar 38 Unit,
sedangkan di bagian los sebesar 363 unit, dan juga pedagang kaki lima yang
berjumlah 124 unit. Pada saat survey lapangan yang dilakukan oleh peneliti
kondisi sebagian kios, los dan pedagang kaki lima sangat tidak layak karena
bangunan yang ada sudah termakan usia dan belum dilakukannya renovasi
bangunan fisik Pasar oleh pihak terkait yaitu Diskoperindag Kabupaten Serang.
Kondisi fisik bangunan Pasar tidak dapat disepelekan karena menyangkut dengan
keselamatan para pedagang maupun pembeli di Pasar Kragilan lama itu sendiri.
UPT Pasar Wilayah Timur yang langsung dibawah naungan
Diskoperindag Kabupaten Serang adalah pengelola Pasar yang mempunyai
wewenang untuk memanajemen Pasar Kragilan. Berdasarkan wawancara dengan
relokasi Pasar Kragilan sendiri sudah direncanakan lama oleh Diskoperindag
Kabupaten Serang. Karena beberapa sebab dilapangan yang tidak memungkinkan
untuk dilaksanakannya relokasi para pedagang Pasar Kragilan rencana ini belum
berjalan sebagai mana mestinya.
Berdasarkan observasi awal peneliti di lapangan terdapat beberapa
masalah dalam Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang
Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun masalah-masalah yang dapat peniliti
berikan yaitu sebagai berikut.
Pertama, Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru
di Desa Kendayakan. Hal ini berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di
lapangan terhadap beberapa pedagang di Pasar Kragilan lama, hampir sebagian
pedagang menganggap bahwa dengan adanya relokasi Pasar Kragilan ke Desa
Kendayakan dapat menurunkan tingkat pendapatan pedagang, dikarenakan lokasi
pasar baru yang tidak strategis pada pusat keramaian Kecamatan Kragilan. Letak
pasar baru Kragilan yang tidak dilewati oleh kendaraan umum dan akses jalan
yang rusak merupakan faktor penyebab sebagian besar pedagang enggan untuk
dipindahkan ke pasar baru yang sudah berdiri. Karena hal tersebut merupakan
salah satu faktor pendukung yang bisa membuat Pasar Kragilan baru ramai
pengunjung
Kedua, Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang
yang direlokasi ke tempat yang baru. Seperti diketahui merelokasi pedagang Pasar
12
kebawah yang tingkat keuntungan maupun kerugiannya cepat sekali berputar. Jika
dagangan tidak laris dalam beberapa minggu mengakibatkan resiko gulung tikar
yang sangat besar dapat terjadi. Namun apabila pihak Diskoperindag menawarkan
sebuah solusi pemasaran yang baik dan dapat menjanjikan keramaian akan
tercipta di pasar yang baru. Ini dapat dilihat dari potensi pasar kaget yang buka di
bagian depan gerbang Pasar baru saat malam hari, menandakan sebuah Pasar
dapat diciptakan dengan potensi tersebut. Terlebih jika Diskoperindag membuat
solusi kebijakan pemasaran dan penyewaan los dan kios yang dapat
menguntungkan bagi para pedagang yang akan direlokasi.
Ketiga, Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di
kawasan pasar baru. Dimaksud dari sarana pendukung dan pengembangan yaitu
adalah kondisi fisik bangunan pasar baru yang belum sepenuhnya rampung
diselesaikan. Dari observasi awal yang peneliti lakukan kondisi bangunan dan
gerbang yang hanya tertutupi oleh barisan seng pembatas. Kondisi ini akibat dari
rencana perolokasian yang tertunda lama sehingga bangunan terbengkalai. Dapat
dilihat dalam dokumentasi yang peniliti sertakan sebagai berikut.
Keempat, belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang
Pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan,
yang awalnya berada di Desa Kragilan ke pasar baru yang berada di Desa
Kendayakan. Berdasarkan observasi awal peneliti dalam wawancara dengan
Bapak Uci selaku Sekretaris Forum Komunitas Pedagang Pasar (FKPP) Kragilan
sudah ada beberapa kali pertemuan antara pihak pemerintah dengan para
pedagang pasar untuk membahas rencana relokasi Pasar tersebut. Tetapi dari
beberapa kali pertemuan yang dilakukan tidak ada benang merah antara kedua
belah kubu, pihak pemerintah tetap dengan rencana relokasinya dan para
pedagang yang tetap enggan untuk direlokasi dan meminta untuk merenovasi
Pasar Kragilan yang bangunannya memang sudah termakan usia.
Dengan dasar pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan
14
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat ditemukan
indentifikasi masalah yaitu :
1. Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di Desa
kendayakan.
2. Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang
yang direlokasi.
3. Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar
yang baru.
4. Belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang Pasar Kragilan
dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan.
1.3 Batasan Masalah
Dari masalah-masalah yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti
membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai
Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan
Kabupaten Serang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari permasalahan yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan
masalah tersebut adalah bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam
Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahaui
bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang
Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Perencanaan Strategi
Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang.
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis
Kegunaan Manfaat Teoritis atau akademis terkait dengan
kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap
perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis.
1. Memperbanyak khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia akademis
2. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia
akademis khususnya teori mengenai partisipasi masyarakat, politik, dan
administrasi negara serta mengembangkan ilmu yang didapat selama
perkuliahan khususnya Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (SANKRI) yang di dalamnya menjelaskan fungsi lembaga
16
1.6.2 Manfaat praktis
Kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis
yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap objek penelitian,
baik individu, kelompok, maupun organisasi.
1. Dapat memberikan informasi, masukan serta pertimbangan kepada
Pemerintah Kabupaten Serang dalam melaksanakan kegiatan relokasi
Pasar lama Kragilan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan baca yang
bermanfaat bagi pembaca atau mahasiswa khususnya Program Studi
Ilmu Administrasi Negara Fisip Untirta dalam memberikan informasi
yang dibutuhkan ataupun dapat dijadikan bahan referensi, rujukan bagi
17
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Perencanaan
Sebuah rencana pada dasarnya merupakan sekumpulan dugaan-dugaan
tentang masa depan karena penetapan prioritas-prioritas memerlukan perkiraan
yang tak tentu mengenai kemungkinan hasil-hasilnya, manfaat-manfaat dan
biaya-biayanya. Tak ada formula untuk meramalkan masa depan yang terbaik yang bisa
kita lakukan untuk mencari persamaan-persamaan di masa lampau. Perencanaan
adalah dimana proses manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.
Sebelum manajer dapar mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka
harus membuat rencana yang memberikan tujuan dan arah oraganisasi
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Perencanaaan dapat berarti hal yang berbeda buat orang yang berbeda.
Bagi orang yang memiliki profesi tertentu, perencanaan dapat berarti suatu
kegiatan khusus yang memerlukan keahlian tertentu, sifatnya cukup rumit, banyak
18
penyusunannya. Akan tetapi, bagi orang lain perencanaan dapat berarti suatu
pekerjaan sehari-hari, tidak rumit, bahkan bisa saja orang tersebut tidak menyadari
bahwa dia telah melakukan perencanaan (Tarigan, 2010).
2.1.2 Pengertian Strategi
Strategi tidak saja dilakukan oleh organisasi yang berorientasi pada
keuntungan saja, namun juga dibutuhkan dan dilakukan oleh organisasi yang
bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Strategi berasal dari bahasa Yunani
Kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau
skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasaarnya strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan (Husein, 2008: 31). Dirgantoro (2001:5)
dalam bukunya “Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus dan Impementasi”
mengatakan bahwa strategi adalah hal menetapkan arah kepada “manajemen”
dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana
mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk
membantu menenangkan persaingan di dalam pasar.
Dalam dunia bisnis, istilah strategi menunjukkan rencana yang disatukan,
luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan
dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.
(William & Lawrence 1991: 9), Mulyadi (2001: 72) berpendapat bahwa strategi
adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi,
rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk
berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran
perusahaan.
Selain definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus,
misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahald yang dikutip oleh Husein
(2008:31), strategi didefinisikan sebagai berikut :
“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hamper selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komtensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan”.
Berdasarkan definisi-definisi strategi yang disampaikan oleh para
ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Cara tersebut berisi aturan main tentang
bagaimana perusahaan untuk melawan, kapan, dimana dan siapa yang akan
dilawan.
2.1.3 Perencanaan Strategis
Seperti kita ketahui bahwa tujuan dari rencana strategis adalah untuk
mengembangkan kesepakatan awal tentang seluruh upaya rencana strategi dan
langkah-langkah perencanaan yang utama diantara orang-orang penting pembuat
keputusan atau pembuat opini internal dan juga pihak eksternal jika dipandang
20
Ada beberapa aspek yang memprakarsai dan menyepakati suatu proses
perencanaan strategis di dalam perencanaan strategis ini.
1. Siapakah yang harus memprakarsai rencana strategis?
Secara teoritis adalah eksekutif tertinggi pada organisasi yang
bersangkutan, tetapi kegiatan ini dapat saja didelegasikan kepada yang lain
atau pihak lain yang ditunjuk untuk memberdayakan bawahan. Namun
yang jelas suatu perencanaan strategi meminta komitmen tinggi dari pihak
pimpinan tertinggi dari organisasi yang direncanakan. Salah satu tugas
dalam memprakarsai perencanaan strategi adalah menetapkan secara tepat
tentang orang-orang yang penting dalam pembuatan keputusan.
Orang-orang ini bisa bersumber dari internal maupun eksternal organisasi.
Namun kriterianya adalah pihak yang diakibatkan, harus memiliki
informasi yang banyak yang relevan dengan perencanaan strategis yang
dilakukan.
2. Bagaimana memulai rencana strategis?
Kegiatan ini dapat diawali dengan beberapa aktivitas, seperti pengarahan
ahli tentang substansi yang ingin dicapai dalam perencanaan strategis.
Selanjutnya dilakukan dengan presentasi kasus oleh wakil-wakil bagian
dan stakeholder yang ikut serta dalam perencanaan strategis. Diskusi kasus
penting dilakukan untuk memperoleh kesepakatan awal tentang kekuatan,
kelemahan dari factor-faktor internal hak kesepakatan serta ancaman yang
3. Berapa banyak kesepakatan awal dalam rencana strategi “awal”?
Jumlah kesepakatan awal yang dicapai dalam berbagai kegiatan
sebelumnya perlu ditegaskan. Meskipun jumlah ini tidak bersifat kekal,
karena terdapat kemungkinan masih ada aspek penting yang belum
tercakup dalam kesepakatan yang telah dilakukan.
Dalam perencanaan strategis dari suatu organisasi, manajemen puncak
harus terlibat secara aktif. Hal ini karena manajemen puncak yang dari
posisinya di tempat yang tinggi, mempunyai visi yang diperlukan untuk
mempertimbangkan semua aspek organisasi, komitmen manajemen
puncak diperlukan untuk menimbulkan dan mendukung komitmen pada
tingkat yang lebih rendah. Rencana strategi membantu para manajer untuk
meningkatkan kemampuan manajerialnya, juga membantu mereka dan
stafnya sehingga dapat lebih mudah menanggapi berbagai peristiwa
dengan cepat dan tepat.
Perencanaan dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi
mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, dan membantu pembuat
keputusan secara tertib maupun keberhasilan implementasi keputusan.
Menurut Stonner dan Wenkel (Bryson, 2007) mengemukakan lima
karakteristik perencanaan strategi yakni :
1. Berkaitan dengan pernyataan dasar dan memberikan jawaban atas
22
2. Memberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk
pengambilan keputusan sehari-hari.
3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan
lainnya.
4. Membantu memusatkan energy dan sumber daya organisasi pada kegiatan
yang menyangkut prioritas tinggi.
5. Merupakan aktivitas dimana manajemen puncak harus secara efektif
terlibat.
Menurut Bryson (2007:5) mendefinisikan “Perencanaan strategi sebagai
upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting
membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang
dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti
itu”
Menurut Bryson (2007:5) dalam bukunya “Perencanaan Strategi Bagi
Organisasi Sosial” manfaat dari perencanaan strategis adalah :
1. Membantu organisasi berfikir secara strategis dan mengembangkan
strategi-strategi yang efektif.
2. Memperjelas arah masa depan.
3. Menciptakan prioritas.
4. Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi di masa
5. Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan
keputusan.
6. Membantu menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam
bidang-bidang yang berada dibawah kontrol organisasi.
7. Membantu membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi.
8. Memecahkan masalah utama organisasi.
9. Memperbaiki kinerja organisasi.
10.Membantu menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif.
11.Membangun kerja kelompok dan keahlian.
Meski perencanaan strategis dapat memberikan seluruh manfaat diatas,
tidak ada jaminan semuanya akan tersedia. Karen satu hal, perencanaan
strategis hanyalah kumpulan konsep, prosedur dan alat.
2.1.3.1 Sistem Perencanaan Strategis
Sistem perencanaan strategis sering kali dipandang sebagai sistem dimana
para manajer membuat, melaksanakan, dan mengendalikan keputusan yang lintas
fungsi dan tingkat dalam perusahaan. Lorange (dalam Bryson, 2007) misalnya,
berpendapat bahwa sistem perencanaan strategis apapun harus menangani empat
persoalan penting yaitu :
1. Kemana kita akan pergi? (misi)
2. Bagaimana kita akan kesana? (strategi)
3. Apa blueprint tindakan kita? (anggran)
24
Sistem perencanaan strategis berbeda-beda dalam beberapa dimensi.
Kekomprehensifan bidang keputusan yang tercakup, rasionalitas formal
proses keputusan, dan ketatnya kontrol yang dilakuakn terhadap
implementasi keputusan. System perencanaan strategis dapat diterapkan
kepada organisasi publik dan organisasi nirlaba, tanpa memperhatikan sifat
organisasi tertentu, masuk akan untuk mengkoordinasikan pembuatan
keputusan yang lintas tingkat dan fungsi maupun untuk memusatkan pada
bagaimana organisasi mengimplementasikan strateginya dan
menyelesaikan misinya.
Menurut Bryson (2007) langkah pertama untuk mengimplementasikan
strategi yang telah ditetapkan adalah membuat prencanaan strategik. Inti
dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana
membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan
anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (mis-visi-goal) dan
strategi yang telah ditetapkan organisasi.
Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan
yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the step-by step
sequence of actions). Sedangkan dalam rumusan anggran berisi rencana
kegiatan/ program (biasanya tahunan) yang disertai taksiran sumber daya
yang diperlukan untuk menjalankan semua kegiatan yang direncanakan.
Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk
1. Program
Program adalah penyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah
yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai.
Program melibatkan restrukisasi organisasi, perubahan budaya internal
organisasi, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.
2. Anggaran
Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang,
setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.
Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru
dalam tindakan , tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan
performa yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi
keuangan organisasi.
3. Prosedur
Prosedur yang kadang disebut Standart Operating System (SOP).
Prosedur adalah system langkah-langkah atau teknik-teknik yang
berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas
atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusu merinci berbagai
aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program
organisai.
Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus
dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang
26
rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil
dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang
isu-isu yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini
masalah struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola
kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam. Impelementasi
strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan
kebijakannya dalam tindakan melalui pengembang program, anggran
dan prosedur. Tindakan pengelolaan bermacam-macam sumber daya
organisasi dan manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan
pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi (keuangan, manusia,
peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang dipilih. Implementasi
strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih elas dan tepat
bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil
direalisasikan.
Bryson (2007:225) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi
Organisasi Sosial” berpendapat bahwa perencanaan strategis tidak
mengimplementasikan dirinya sendiri. Orang menggunakan
perencanaan strategis untuk memperkuat dan melanjutkan prestasi
organisasi harus menghadapi empat tantangan menuju perencanaan
strategis yang efeketif. Empat tantangan yang dimaksud adalah :
1. Masalah manusia
Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen.
prefensi kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hirearki
organisasi. Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah
bagi individu, kelompok, organisasi dan komunitas.
a. Individu
Perlu dipahami karakter individu bahwa orang mempunyai
kemampuan terbatas untuk menangani kompleksitas. Orang tidak
akan memahamisepenuhnya informasi yang diajukan kepada
mereka, atau mereka akan meniru banyak faktor dan secara keliru
mendiagnosis situasinya. Perhatian khusus harus dilakukan bukan
dengan memberi terlalu banyak informasi kepada orang yang
terlibat dalam perencanaan strategis. Individu bersifat sangat
adaptif dan tidak mengakui perubahan bertahap.
b. Kelompok
Kelompok memiliki karakteristik yang dapat memunculkan
masalah bagi prencanaan strategis. Kelompol memaksakan tekanan
kuat untuk menyesuaikan diri, individu cenderung menyesuaikan
diri dengan norma yang telah mapan dalam kelompok apapun baik
karena mereka mempunyai hasrat kuat untuk menyesuaikan diri
didalamnya maupun karena kelompok memaksakan tekanan kuat
untuk menyesuaikan diri. Kelompok juga berusaha meminimalkan
konflik internal karena pembicaraan tentang isu strategis hampr
pasti memunculkan ketidaksepakatan yang serius, kecenderungan
28
diskusi. Harmoni kelompok akan menjadi prioritas yang lebih
tinggi ketimbang diskusi yang sungguh-sungguh mengenai masa
depan kelompok dan pilihan fundamental yang dihadapi. Terakhir,
kelompok heterogen yang sehari-harinya bekerja bersama-sama
akan memperoleh pandangan yang homogen dalam dua hingga tiga
tahun.
c. Organisasi
Beberapa karakteristik organisasi juga memperhadapkan masalah
pada perencanaan strategis. Paradoks lainnya dalam kehidupan
organisasi adalah sistem perencanaan strategis dapat
mengesampingkan pemikiran strategis. Dengan cara yang sama,
repitisi dan kompetensi dapat mengakibatkan lemahnya konsentrasi
dan kesadaran yang dengan demikian menimbulkan kesulitan
serius bagi individu, sehingga juga dapat memformalkan dan
sistem perencanaan repetitive menjadi sebab masalah yang mereka
coba hindari. Rata-rata MIS (Management Information System)
atau laporan penyelidik lingkungan diisi dengan halaman angka
dan grafik, apa yang biasanya terjadi adalah bahwa orang menjadi
jemu terhadap pesan-pesan dalam laporan ini. Data numerik saja
tidaklah mungkin berguna untuk memformulasikan dan
mengimplementasikan strategi. Orang harus dihadapkan secara
langsung pada situasi dimana secara pribadi, mereka harus
sesuatu terjadi. Karakteristik selanjutnya adalah spesialisasi
menyaring persepsi dan memaksakan perilaku serta struktur dan
sistem menggantikan kepemimpinan.
d. Komunitas
Komunitas juga mempunyai sejumlah sifat yang memunculkan
sejumlah masalah serius bagi pelaksanaan perencanaan strategis.
Komunitas terdiri atas individu, kelompok serta organisasi dan
karenanya menggambarkan akumulasi karakteristik dan kesulitan
yang dibahas sebelumnya. Sebagian besar organisasi dalam
komunitas apapun melambangkan solusi kepada masalah lama.
Tak ada organisasi dalam komunitas yang mungkin mengandung
masalah penting apapun. Di kebanyakan komunitas tidak ada satu
orang, kelompok, atau organisasi yang berkuasa.
2. Masalah Proses
Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good
currency. Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi
kearifan yang konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam
perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis menjadi “good
currency” dengan kata lain bagaimana anda menjual ide baru kepada
cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak konvensional diubah
menjadi kearifan yang konvensional. Beberapa prinsip muncul untuk
30
1. Kebutuhan dan ancaman, tetapi juga peluang adalah induknya
penemuan.
2. Ide berjalan baik dalam anarki yang diorganisir tetapi implementasi
ide tersebut merupakan sesuatu yang sulit.
3. Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu
melampaui orang dan organisasi yang terisolasi orang dan struktur
adalah hasil samping dari ide yang sedang berubah.
4. Ide kali sumber daya sama dengan kekuasaan.
5. Setelah ide yang baik mati, berilah makanan atau kuburan.
Lingkaran perencanaan strategis biasanya dimulai dengan apresiasi dan
artikulasi kebutuhan dan ancaman. Tetapu peluang juga dapat merebut
perhatian, meskipun tampaknya jarang dilakukan ketimbang kebutuhan
dan ancaman, tujuan kusus perencanaan strategis adalah
menumbuhkembangkan apresiasi dan artikulasi peluang.
Inti perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis melalui
pernyataan apresiasi, artikulasi, adposi, institusi, onaliasi dan
kerusakan. Selanjutnya, proses mengembangkan ide strategis lebih
penting dari pada mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal
demikian, menciptakan landasan bagi koalisi cukup besar untuk
menciptakan tindakan kolektif yang adalah tanda resmi tindakan
strategis yang efektif. Dengan kata lain ide kali sumber daya (orang,
uang, waktu, keahlian, perhatian) sama dengan kekuasaan, termasuk
3. Masalah Struktural
Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan
keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan
yang menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis
adalah mengaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi
tingkat-tingkat. Tantangan bagi para perencana strategis adakah
meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam bagian-bagiannya,
mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan
pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha
menempatkan seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga
bagian-bagian itu mempresenrasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan
maka masing-masing bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur
penting bagi reproduksi keseluruhan sistem.
Perencanaan strategis mungkin akan berhasil bila :
1. Perencanaan dan implementasi dipikirkan secara simultan.
2. Para perencana dan pelaksana dilibatkan secara simultan melintasi
tingkat-tingkat serta didalam dan diluar.
3. Implementasi dimulai sebelum perencanaan strategis lengkap.
Haruslah diakui bahwa formulasi dan impelementasi strategi merupaka
prestasi koletif, bikan prestasi individu atau kelompok kecil.
Manajemen hubungan seluruh bagian dapat dibuat lebih mudah bila
organiasi memiliki misi yang disetujui secara luas, bahkan lebih
32
Kesepakatan tentang visi dan misi akan melekatkan keseluruhan dalam
bagian-bagian, yang membuat manajemen transisi menjadi lebih
mudah, dan akan memfasilitasi keberhasilan kolektif bahwa
perencanaan strategis selalu efektif.
4. Masalah Institusional/ Kelembagaan.
Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan tranformatif.
Masalah tersulit yang harus dihadapi perencanaan strtegis dapat
dipecahkan hanya melalui transformasi institusi. Transformasi
semacam itu tidak dapat terjadi tanpa kepemimpinan yang kuat.
Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan strategis mencakup
transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola interaksi
yang sanagat stabil, yang diorganisir diseputar ide penting. Pola-pola
interaksi dalam organisasi publik dan nirlaba menjadi “lembaga”
manakala pola tersebut dimasuki nilai dan karakter-karakter
kelembagaan membentang sebagai produk sejarah yang mencakup
pola yang terpadu dengan maksud tertentu dan dengan dinamika.
Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar
merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Tugas utama
kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi lembaga,
pengejawantahan maksud menjadi struktur dan sistemnya, pembelaan
integritasnya dan pengaturan konflik internal. Seiring denga itu makan
bahwa tuga kepemimpinan transformatif adalah melakukan redefinisi
sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan
tujuan-tujuan baru, dan pengaturan baru konflik internal.
2.1.3.2 Konsep Perencanaan Strategis
Rencana atau perencanaan merupakan suatu konsep untuk mencapai
tujuan atau rancangan awal apa-apa saja yang akan dilakukan oleh sebuah
organisasi. Perencanaan dapat membantu kita dalam melakukan evaluasi
sekalipun dalam perjalanannya mengalami kendala, dan hambatan, hal
tersebut sangat membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuan.
Sedangkan strategi merupakan cara mencapai tujuan perusahaan atau organisasi
yang dapat mempengaruhi keberlangsungan sebuah perusahaan atau organisasi,
strategi memberikan kekuatan bagi organisasi atau perusahan dalam menghadapi
lingkungan jangka panjang. Dari masing-masing definisi antara rencana,
perencanaan dan strategi, maka secara keseluruhan rencana strategis atau
perencanaan strategis adalah konsep untuk mencapai tujuan baik jangka panjang
maupun jangka pendek.
Allison dan Kaye (2004: 2) disebut rencana bila tidak menegaskan tujuan
utama dan metoda prioritas yang dipilih organisasi, menurutnya perencanaan
strategi itu mencangkup pemilihan prioritas tertentu membuat keputusan tentang
tujuan dan sarana, baik dalam jangka panjang maupun pendek. Sedangkan
Bryson (2007: 24) mengatakan bahwa perencanaan strategis adalah salah satu
cara untuk membantu organisasi dan komunitas mengatasi lingkungan mereka
yang telah berubah, artinya dengan perencanaan strategis odapat membantu
34
akan dihadapi.
Pendefinisian lain mengenai Rencana Strategi dijabarkan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
mengatakan bahwa rencana strategis SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) yang disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD
untuk periode 5 (lima) tahun. Lebih jelas dalam BAB VI pasal 85 ayat 1 dan
2 mengatakan bahwa Renstra SKPD harus memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan dan juga disusun sesuai dengan
tugas dan fungsi serta berpedoman kepada RPJMD Daerah dan bersifat
indikatif. Dalam penyusunannya Renstra SKPD diatur dalam Permendagri No.
54 Tahun 2010 pasal 89 mengatakan bahwa renstra disusun dengan tahapan
yaitu:
a. Persiapan Penyusunan Renstra SKPD
b. Penyusunan Rencana Renstra SKPD
c. Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD
d. Penetapan Renstra SKPD.
Bila dalam tahapan rencana strategis RKPD di atur dalam permendagri
no. 54 tahun 2010 lain halnya dengan prosesnya perencanaan strategis
menurut Allison dan Kaye (2004: 13-18) yang menyatakan tahap-tahap dasar
proses perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:
strategis.
2. Rancangan rumusan misi dan rumusan visi 3. Menilai lingkungan
4. Menyepakati prioritas-prioritas dengan produk strategi umum, strategi jangka panjang, san sasaran khusus
5. Penulisan Rencana Strategis dengan hasil produk Rencana Strategis 6. Melaksanakan Rencana Strategis
7. Memantau dan mengevaluasi.
Dalam tahapan-tahapan yang disebutkan di atas setiap tahapannya
dilakukan untuk menggodog rencana yang nantinya akan dilaksanakan sampai
dievaluasi. Proses perencanaan yang sukses tentunya akan dapat menopang
organisasi dalam mencapai kesepakatan tentang hasil akhir.
Sedangkan pendapat lain mengenai proses perencanaan strategis di ungkap
kan oleh Bryson (2007: 43) yang memaparkan sepuluh tahapan dalam proses
perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:
1. memulai dan menyepakati proses perencanaan strategis 2. mengidentifikasi mandat organisasi
3. memperjelas misi organisasi dan nilai-nilai 4. menilai envirinment eksternal dan internal untuk
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan ancaman oportunities
5. Mengidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi organisasi 6. merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu
7. meninjau dan mengadopsi strategi atau rencana strategis 8. Membentuk visi organisasi yang efektif
9. mengembangkan proses implementasi yang efektif
10. meninjau kembali strategi dan proses perencanaan yang strategis
Dari dua proses rencana strategi yang dituturkan oleh allison dan kaye,
juga yang dituturkan oleh Bryson, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam tahapan proses rencana strategi harus memperhatikan segala aspek yaitu
baik dari aspek lingkungan, aspek organisasi itu sendiri yang akan membuat
36
strategis hasil bertitik akhir pada hasil yang sesuai dengan kesepakatan awal.
Kini banyak sekali perencanaan strategis yang dibuat dengan begitu matang
namun kurang memperhatikan kondisi yang ada di lapangan sehingga terkadang
rencana strategis tidak sesuai dengan masalah sebenarnya sehingga rencana
strategis menjadi sia-sia atau yang lebih parahnya rencana strategis dipaksakan
sehingga menimbulkan masalah baru.
2.1.4 Pengertian Pedagang
Damsar mendefinisilam pedagang sebagai orang atau instansi yang
memperjual belikan produk atau barang kepada konsumen baik secara lansung
maupun tidak langsung. Sedangkan, Manning dan Effendi menggolongkan para
pedagang dalam tiga kategori, yaitu :
1. Penjual Borongan (Punggawa)
Penjual borongan (punggawa) adalah istilah umum yang digunakan diseluruh Sulawesi selatan untuk menggambarkan perihal yang mempunyai cadangan penguasaan modal lebih besar dala hubungan perekonomian. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan para wiraswasta yang memodali dan mengorganisir sendiri distribusi barang-barang dagangannya.
2. Pengecer Besar
3. Pengecer Kecil
Pengecer kecil termasuk kategori pedagang kecil sektor informal mencakup pedagang pasar yang berjualan dipasar, ditepi jalan, maupun mereka yang menempati kios-kios dipinggiran pasar yang besar.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pedagang adalah orang
yang menjual suatu barang dalam suatu tempat tertentu baik saudagar maupun
masyarakat biasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, yang
mana kegiatannya dilakukan setiap hari atau hari-hari tertentu sebagai mata
pencaharian mereka.
2.1.5 Pengertian Pasar
H. Nystrom menyebutkan bahwa pasar adalah suatu tempat tertentu yang
digunakan sebagai tempat penyaluran barang dan jasa dari tangan produsen ke
konsumen. Dengan kata lain bahwa pasar adalah tempat transaksi barang dan jasa
antara produsen dan konsumen.
Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Pasal 1
pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu
baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,
38
2.1.5.1 Pasar Tradisional
Menurut Bab I pasal I Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern. Pasal 1 Pasar tradisional adalalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah Termasuk Kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha
berupa toko, kios, Ios dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,
menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal
kecil dan dengan jual beli barang dagangan tawar menawar.
Marthon mendefinisikan pasar sebagai sebuah mekanisme yang dapat
mempertemukan pihak penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi atas
barang dan jasa baik dalam bentuk produksi maupun penentuan harga. Mekanisme
pasar yang ada mempunyai peran yang cukup penting dalam menggerakan
kegiatan ekonomi, khususnya dalam sistem kapitalisme. Namun, peran
pengawasan dan intervensi pemerintah sangat terbatas. Dalam sosialisme yang
terjadi sebaliknya. Mekanisme pasar yang ada sangat dipengaruhi oleh kebijakan
dan langkah yang diambil oleh pemerintah. Berdasarkan definisi Mujahidin, pasar
juga dapat diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk
mempertukarkan barang- barang mereka.
Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk menyatakan
sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas suatu produk atau
Sedangkan, dalam manajemen pemasaran konsep pasar terdiri atas semua
pelanggan potensial yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tertentu yang
mungkin bersedia dan mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna
memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.
Hal-hal yang bermasalah pada pasar tradisional pada umumnya adalah :
1. Pasar tradisional merupakan infrastruktur ekonomi daerah, menjadi pusat distribusi dan pemasaran.
2. Keberadaan kian menurun dengan berkembangnya pasar-pasar swasta modern khusunya di perkotaan. Serbuan pasar modern dengan dukungan kekuatan modal besar, sistem dan teknologi modern, berhadapan langsung dengan pedagang pasar tradisional.
3. Image pasar tradisional terkesan becek, kotor, kurang nyaman dan fasilits minim seperti parkir, toilet, tidak ada tempat pengelolaan sampah, fisik kurang terawat.
4. Pasar tradisional kurang mampu berkompetensi dengan pasar modern. 5. Pasar tradisional lemah dalam manajemen dan kurang mengantisipasi
perubahan.
Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pasar tradisional,
yaitu :
1. Lingkungan sosial sekitar pasar mulai mengalami perubahan.
2. Perubahan gaya hidup konsumen perkotaan. Konsumen ingin mendapatkan pelayanan lebih, tidak hanya sekedar membeli barang. 3. Perubahan masa (kompetisi) pada pasar tradisional yang tidak menjadi
satu-satunya pusat perdagangan tempat perbelanjaan. 4. Globalisai sudah disadari, tetapi belum diantisipasi.
5. Tantangan selalu memberikan peluang semangat kompetisi dan upaya tetap maju.
Pasar didirikan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap manusia.
Namun, dalam kegiatan jual beli di pasar ada beberapa permasalahan yang terkait