• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN STRATEGIS DISKOPERINDAG DALAM MERELOKASI PEDAGANG PASAR KRAGILAN DI KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERENCANAAN STRATEGIS DISKOPERINDAG DALAM MERELOKASI PEDAGANG PASAR KRAGILAN DI KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

SYAFRUDDIN INDRA NIM. 6661101265

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

ABSTRAK

Syafruddin Indra. 6661101265. Perencanaan Strategis Diskoperindag dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dosen Pembimbing II: Maulana Yusuf, M.Si.

Relokasi pedagang pasar merupakan upaya Pemerintah Daerah untuk penataan pasar tradisional yang lebih baik guna menguatkan usaha dalam sektor kecil sampai menengah. Kurangnya minat pedagang untuk direlokasi, kurang optimalnya Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar baru, serta belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang dalam merelokasi pasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan teori tantangan dalam Perencanaan Strategis menurut Byrson (2007). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang masih belum baik karena belum maksimalnya pembangunan pasar baru, dan sumber daya manusia Diskoperindag belum optimal. Meskipun pedagang tidak dibebankan biaya sewa namun stategi melalui sosialisasi dianggap masih belum memihak pedagang. Saran yang dapat diberikan yaitu percepatan pembangunan terminal dan trayek angkutan umum untuk mengembangkan potensi pasar baru, melakukan promosi dan mengajak stakeholder lainnya, serta melakukan pendekatan secara persuatif melalui pertemuan dan jajak pendapat antara Diskoperindag dan pedagang.

(3)

Administration. Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor: Dr.

Agus Sjafari, M.Si. 2nd advisor: Maulana Yusuf, M.Si.

Relocation traders market is Local Government efforts for the arrangement traditional market better in order to strengthen busniness sector small and medium. The lack of interest traders to be relocated, the less than optimal Departement of Cooperatives Industry and Trade (Diskoperindag), ineffective the development and supporting facilities in new market area, and there has been no the common ground between government and traders. The purpose of this research is to know the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan Market in Serang Regency. This research used a theory challenges in strategic planning according to Bryson (2007). The method used is a descriptive qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and documentation. The method used is a descriptive qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and documentation. Data analysis used is technique data analysis Miles and Huberman (2008). The result shows that the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan market in Serang Regency is not good because that has not been developments of new markets, ineffective human resources in Diskoperindag. Although traders not charged rental costs, but a strategy through socialization they still consider to be

not yet favoring traders. The recommendations that could be given are on

development of terminal and public transport route, promote and getting other stakeholders, and approch persuative by a meeting and the poll between Diskoperindag and traders.

(4)
(5)
(6)
(7)

Kesabaran adalah akhlak mulia, yang

dengannya setiap orang dapat menghalau

segala rintangan.

Imam Syafi

i

Jadikan sabar dan ikhlas sebagai

senjata sekaligus pelindung proses dalam hidup

Syafruddin Indra

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

Atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan

Kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk ku dalam mengerjakan skripsi ini

Aku persembahkan skripsi ini kepada Orang Tua ku, kakak-kakak ku

(8)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH

SWT, karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul “Perencanaan Strategis DISKOPERINDAG Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang ”.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa mendukung membimbing penulis. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang memberikan semangat dan membimbing peneliti dalam menyusun proposal ini dengan teliti dan sabar dari awal hingga akhir.

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(9)

ii

penyusunan skripsi. Yang telah membantu, membimbing, dan memotivasi peneliti dalam proses penyusunan skripsi. Terima kasih atas waktu, arahan dan pembelajaran sekaligus dukungan selama proses penyusunan skripsi.

9. Titi Setiawati, M.Si Selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih atas dorongan moral yang diberikan, waktu dan tenaga dalam proses perkuliahan selama ini.

10. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan. 11. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan

bagi penulis untuk menempuh gelar Strata Satu. Mohon maaf apabila selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan belum bisa membalas segala kebaikan selama ini.

12. Terima kasih kepada kakak Alia dan Alinda yang memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.

13. Untuk Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 14. Untuk para pedagang pasar Kragilan yang telah bekerjasama dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

15. Sahabat-sahabatku BTNM Abdul Kocot, Hasbi, Ahmad Ijal, Andi Monang, Sadam, Nurchalim, Tri Wijaya, Ichsan Cole, Viko yang memberikan canda tawa dan pengalaman yang tak terlupakan.

(10)

iii

Nona R, Putri Menes AS, Putri Pustika S, Reni BA, Rey Ambon, Siska A, Haerul Umam, Vierta A, Yuanita R yang memberikan canda tawa, masukan dan nasehat yang bermanfaat.

17. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Angkatan 2009 Ikram Wahdi, Sapei Abdullah, Kiswanto, Septian Gestiardi, Adnan Lubis, Tri Tunggal, Riky Faisal, Alvian, yang telah memberikan masukan-masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

18. Sahabat-sahabatku Penghuni Kosan Kalpataru, Adhi Tompel, Prapto, Haniv Jambi, Kasmidun Kesman, Gunarso Ucok, Tb. Toha, Kiki, Hermantos Mantos, terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

19. Sahabat-sahabatku Penghuni Apartement Asmara, Anton Kuping, Fityan Mapex, Novryan Gepeng, Nurdin Bedeng, Umam Mulyana, Rama Haw, Dwi Uwi, Gan Gan AA, Dyaz Z, terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

20. Terimakasih untuk kamu yang telah datang memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dan kepercayaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

21. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Serang, November 2016

(11)

iv

Lembar Persetujuan

Abstrak

Abstract

Lembar Orisinalitas

Lembar Persetujuan

Lembar Pengesahan

Lembar Persembahan

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 14

(12)

v

1.4 Rumusan Masalah ... 14

1.5 Tujuan Penelitian ... 15

1.6 Manfaat Penelitian ... 15

1.6.1 Manfaat Teoritis ... 15

1.6.2 Manfaat Praktis ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR 2.1 Landasan Teori ... 17

2.2 Penelitian Terdahulu ... 40

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 42

2.4 Asumsi Dasar ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 46

3.2 Fokus Penelitian ... 47

3.3 Lokasi Penelitian ... 48

3.4 Fenomena Yang Diamati ... 48

(13)

vi

3.6 Informan Penelitian ... 50

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 52

3.7.1 Teknik Analisis Data ... 57

3.7.2 Pengujian Keabsahan Data ... 59

3.8 Jadwal Penelitian ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 62

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang ... 62

4.1.1 Gambaran Umum Diskoperindag Kabupaten Serang ... 68

4.2 Deskripsi Data ... 79

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ... 79

4.1.1 Daftar Informan Penelitian ... 81

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 83

(14)

vii

4.3.2 Masalah Proses ... 86

4.3.3 Masalah Struktural ... 91

4.3.1 Masalah Institusional ... 104

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 105

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 115

4.4 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA

(15)

viii

Tabel 1.1 Pasar Tradisional di Kabupaten Serang ... 5

Tabel 1.2 Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap di Pasar Kragilan Baru ... 8

Tabel 1.3 Jumlah Kios, Los dan Lapak di Pasar Kragilan Lama ... 10

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian ... 52

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ... 55

Tabel 3.3 Waktu Penelitian ... 61

Tabel 4.1 Daftar Informan ... 82

Tabel 4.2 Jumlah Pegawai dan Jabatan Diskoperindag Kab. Serang ... 92

Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan ... 95

Tabel 4.4 Rencana Jumlah Pedagang yang akan Terserap ... 98

(16)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kondisi fisik bangunan di Pasar Kragilan baru ... 12

Gambar 1.2 Kondisi gerbang di Pasar Kragilan baru ... 12

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 44

(17)

1

Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan sudah berlangsung sejak

manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan

tersebut adalah memerlukan adanya Pasar bagi sarana pendukungnya. Pasar

merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwjudan adaptasi

manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari oleh perkembangan ekonomi

yang pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan

hidup.

Pada hakikatnya, Pasar sering dijadikan sebagai wadah (tempat) sekaligus

wahana (proses) jual-beli barang berbagai kehidupan sehari-hari seperti bahan

pangan (beras, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan) dan kebutuhan lainnya.

Yang kemudian disebut sebagai Pasar tradisional. Pasar tradisional sudah menjadi

tempat perdagangan sejak dahulu, sejak manusia mulai melakukan pola sistem

dagang barter (tukar-menukar barang) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal

ini dilatarbelakangi bahwa semenjak dahulu manusia adalah makhluk sosial yang

selalu berkelompok, mencari tempat, dan menciptakan berbagai kegiatan serta

hiburan kelompok sebagai wadah berkumpul bersama. Tempat-tempat bersama ini

kemudian menjadi bentuk perkampungan yang kemudian dijadikan sebagai pusat

kegiatan perdagangan. Ketika uang ditetapkan sebagai alat tukar yang sah, saat itu

kemudian Pasar tradisional berkembang menjadi sarana penunjang perokonomian

(18)

2

diPasarkannya barang-barang untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.

Dengan terjadinya perkembangan perekonomian maka Pasar tradisional

cenderung mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dari waktu

ke waktu.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara

kepulauan yang terbagi menjadi beberapa provinsi dan daerah provinsi itu dibagi

atas kabupaten dan kota, dimana setiap pemerintah daerah tersebut berhak dan

berkewajiban untuk mengatur serta mengurus pelaksaan rumah tangga daerah itu

sendiri dalam rangka otonomi daerah. Adanya otonomi daerah, segala urusan

pemerintahan dan pembangunan di daerah diatur sendiri oleh daerah termasuk

kebijakan ekonomi. Salah satu kebijakan ekonomi di Indonesia adalah pengaturan

Pasar tradisional.

Kebijakan mengenai pengaturan Pasar tradisional ini sudah diatur dalam

regulasi berupa Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007

tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern. Pada Bab V Pasal 15 ayat 2 Butir c dalam PP Nomor 112 Tahun 2007,

disebutkan bahwa dalam rangka pembinaan Pasar tradisional, pemerintah

memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar

tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi Pasar

tradisional. Sesuai peraturan tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan

(19)

Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 13.450 Pasar tradisional yang

mampu menampung sekitar 13 juta pedagang kios dan lebih dari Sembilan juta

pedagang yang berstatus pedagang kaki lima (http://republika.co.id). Pasar

merupakan salah satu sarana yang mewujudkan pembangunan dalam

mensejahterahkan masyarakat. Pasar lahir dari beberapa keinginan orang untuk

memenuhi kebutuhan. Pada mulanya transaksi di Pasar dilakukan dengan tukar

menukar barang yang dimiliki dengan barang yang dikehendaki. Pasar begitu

akrab dengan kehidupan masyarakat baik yang ada di kota ataupun di Desa.

Provinsi Banten merupakan provinsi penyanggah Ibukota yang memiliki

potensi sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi yang cukup

berkembang, dengan berpenduduk kurang lebih 10.022.566 jiwa

(biropemerintahan.bantenprov.go.id) jumlah penduduk Banten semester I tahun

2015). Maka dari itu, Provinsi Banten membuka lebar peluang untuk Pasar

khususnya Pasar tradisional. Hal tersebut menjadi salah satu faktor untuk

memenuhi kebutuhan konsumen dan masyarakat Provinsi Banten khususnya

melalui Pasar tradisional yang terdapat di daerahnya masing-masing. Hal ini yang

mengindikasikan bahwa diperlukan suatu Pasar tradisional di setiap Kabupaten/

Kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi Provinsi Banten sendiri

yang menjadi jalur dan gerbang masuknya pendistribusian komoditi yang bersasal

dari Pulau Sumatera maupun Pulau Jawa perlu memiliki Pasar yang tertata serta

terawat dengan baik. Kenyataannya sebagian besar Pasar tradisional memiliki

kondisi yang memprihatinkan dan memiliki manajemen pengelolaan Pasar yang

(20)

4

renovasi sedang, renovasi besar dan relokasi. Hal ini terbukti dengan pernyataan

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) bahwa Pasar

tradisional di Banten sebanyak 121 Pasar dan sebesar 90 persen kondisinya

kumuh dan kurang tertib (http://kabar-banten.com).

Jika menelisik ke Kabupaten Serang yang merupakan salah satu dari

empat kabupaten dan empat kota di Provinsi Banten yang memiliki banyak

potensi daerah. Dilihat dari aspek sumber daya alam dan kewilayahannya,

Kabupaten Serang memiliki potensi pada bidang jasa, perdagangan, wisata dan

pendidikan. Dalam bidang perdagangan, kabupaten serang saat ini memiliki 13

(tigabelas) Pasar tradisional yang tersebar di wilayah Sebelah Barat dan Sebelah

Timur. Guna memenuhi regulasi Undang-undang dan Peraturan Pemerintah dalam

hal penataan Pasar, Pemerintah Daerah Kabupaten Serang pun menerbitkan

Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 6 tahun 2012 yang bertujuan terwujudnya

keseimbangan usaha serta pemberdayaan usaha kecil dalam pengembangan

kemitraan yang berasaskan kekeluargaan, demokrasi ekonomi, kebersamaan,

efisiensi berkeadilan, berwawasan lingkungan, kemandirian dan keseimbangan

kemajuan. Dengan adanya PERDA tersebut diharapkan pengelolaan dapat

berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat penjual,

pembeli, dan pihak lain yang terkait. Adapun, Pasar tradisional yang terdapat di

(21)

Tabel 1.1

Pasar Tradisional di Kabupaten Serang

No Wilayah Nama Pasar

1 Pasar Sebelah Barat

1. Pasar Anyer (Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang)

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, Kabupaten Serang memliki 13 Pasar

Tradisional, Yaitu di sebelah barat ada Pasar Anyer, Pasar Bojonegara, Pasar

Serdang, Pasar Padarincang, Pasar Ciomas, Pasar Baros dan Pasar Hargatani

Keramatwatu. Sedangkan di Sebelah Timur ada Pasar Petir Pasar Dukuh, Pasar

Kragilan dan Pasar Sukajaya, Pasar Tambak dan Pasar Tirtayasa.

Pemeliharaan dan peningkatan manajemen Pasar tradisional Pemerintah

Kabupaten Serang mengupayakan beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya

memberikan bimtek secara berkala, merevitalisasikan dan juga merelokasikan

(22)

6

Pasar yang kumuh, kotor, dan tidak teratur serta sudah tidak memadai untuk

menampung sejumlah pedagang untuk menjadikannya lebih baik. Sedangkan,

alasan berikutnya yaitu demi terciptanya tata ruang yang rapih dan indah,

sebagaimana tercantum pada Bab II pasal 2 butir b dan c Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007, disebutkan bahwa dalam rangka

penataan dan pendirian Pasar tradisional wajib memenuhi ketentuan, yaitu : wajib

menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah

kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2 luas lantai penjualan Pasar tradisional

dan wajib menyediakan fasilitas yang menjamin Pasar tradisional yang bersih,

sehat, aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.

Penataan Pasar yang lebih baik dan nyaman dikunjungi adalah bagaimana

melakukan manajemen pengelolaan Pasar yang baik salah satu yang dapat

dijadikan contoh adalah Pasar ciomas yang sudah memiliki manajemen

pengelolaan yang baik dan menjadikannya percontohan untuk Pasar tradisional

yang lainnya. Namun masih ada juga yang memiliki manajemen pengelolaan

kurang baik salah satunya adalah Pasar Kragilan yang dapat dilihat dengan kasat

mata kondisi fisik bangunan yang sudah tidak layak dan jika berlanjut masuk

kedalam Pasar tersebut yang minim fasilitas seperti sanitasi, toilet dan parkir

kendaraan.

Pasar Kragilan adalah Pasar Tradisional terletak di wilayah Kecamatan

Kragilan (Kabupaten Serang) yang kegiatan jual beli diPasar aktif pada hari senin

dan kamis. Tempat ini merupakan pusat transaksi jual beli barang dagangan hasil

(23)

mengalami pertumbuhan yang menuntut peningkatan mutu sarana dan

prasarananya. Menurut obsevasi awal yang peniliti lakukan Pasar lama yang

sudah ada ini kondisinya kumuh dan tidak terawat. Minimnya fasilitas bak

sampah di areal Pasar, toilet yang tidak layak, bangunan fisik yang tidak layak

adalah beberapa gambaran fisik yang terjadi di Pasar Kragilan lama.Selanjutnya,

Pasar Kragilan tidak memiliki lahan parkir sehingga pembeli yang datang

menggukan kendaraan pribadi memarkirkannya di bahu jalan. Keadaan tersebut

diperparah dengan adanya pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya

pula di bahu jalan yang langsung mengakibatkan kemacetan panjang di jalan

nasional Jakarta-Serang jika kegiatan Pasar aktif pada hari senin dan kamis. Lalu

mengenai pengelolaan sampah, ternyata belum dilakukan secara baik oleh UPT

Pasar Kragilan. Penumpukan sampah terjadi akibat tidak terangkutnya sampah

oleh truk yang disediakan DTRBP (Dinas Tata Ruang dan Bangunan Perumahan)

melalui koordinasi dengan UPT Pasar Kragilan. Penumpukan sampah dapat

terlihat pada sisi dalam Pasar maupun di bantaran sungai ciujung.

Melihat hal tersebut Pemerintah melalui Dinas Koperasi Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Serang merencanakan adanya relokasi Pasar Kragilan

yang saat ini berada di Desa Kragilan ke Desa Kendayakan di Kecamatan

Kragilan. Program perelokasian ini sudah dicanangkan ± (kurang lebih) 10 tahun

yang lalu, bahkan pembangunan fisik Pasar baru di Desa Kendayakan sedang

dalam proses penyelesaian. Adapun jumlah kios, los dan kaki lima yang disiapkan

(24)

8

Tabel 1.2

Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap

1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,5 M ) = 56 Unit (Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang 2014)

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rencana pedagang yang akan

terserap di Pasar Kragilan Baru yang terdapat di Desa Kragilan dapat menampung

568 Unit, yang terbagi dalam 56 kios, 332 unit los, dan 180 unit kaki lima.

Dengan ukuran yang berbeda antara kios, los dan kaki lima.

Beberapa kali pertemuan dan diskusi terbuka antara Pemerintah

Kabupaten dan para pedagang Pasar telah dilaksanakan tetapi belum ada titik

temu antara kedua belah pihak untuk merelokasi Pasar Kragilan. Tujuan

perelokasian Pasar menurut pihak pemerintah Kabupaten Serang adalah

mengakomodir keberadaan seluruh pedagang yang telah ada, untuk mendapatkan

tempat berjualan yang layak, menata para pedagang melalui zona sesuai komoditi

dagangannya, memberikan ruang gerak dan sirkulasi udara serta cahaya yang

(25)

masyarakat sekitar, meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar dan

mengurai kemacetan yang sering terjadi di sekitar lokasi Pasar yang lama. Hal-hal

tersebut lah yang menjadi beberapa maksud dan tujuan Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan untuk adanya perelokasian Pasar yang sudah lama

berdiri di Desa Kragilan menuju Desa Kendayakan.

Tetapi respon berbeda pun keluar dari para pedagang terkait, menurut

Bapak Uci Syafroni selaku sekretaris Forum Komunikasi Pedagang Pasar (FKPP)

Pasar Kragilan Kabupaten Serang sendiri menyatakan penolakan adanya relokasi

Pasar tersebut. Menurutnya keberadaan Pasar Kragilan merupakan lokasi yang

mempunyai nilai sejarah. Selanjutnya Pasar Kragilan dinilai sebagai tempat yang

amat strategis bagi kelancaran para pedagang dan warga setempat dalam

menjalakan roda usahanya, karena keberadaannya di tengah-tengah keramaian

Kecamatan Kragilan. Lagipula di Desa Kendayakan lokasi tempat Pasar baru

Kragilan tersbut dianggap kurang aman bagi pedangang karena sering terjadi

pencurian. Sementara terkait dengan tujuan relokasi pasar relokasi pasar untuk

mengantisipasi kemacetan lalu lintas, sangat tidak efektif. Itu hanya dianggap

sebagai alasan yang tidak mendasar karena jika memang dengan merelokasi Pasar

Kragilan dapat mengurai kemacetan di jalur Jakarta-Serang, pabrik-pabrik seperti

di Indah Kiat Pulp and Paper dan jembatan Sentul pun terjadi kemacetan yang

lebih daripada di Pasar Kragilan.

Tuntutan yang dilayangkan pedagang Kragilan adalah akan lebih baik

merenovasi pasar lama Kragilan dari pada direlokasi. Sedangkan pasar baru yang

(26)

10

upaya pemekaran pasar lama Kragilan Kabupaten Serang. Pasar Kragilan lama

sendiri mempunyai wilayah yang cukup untuk menampung para pedagang dengan

lahan yang terbagi dalam tiga areal berdagang, yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.3

Jumlah Kios, Los dan Lapak Kaki Lima di Pasar Kragilan Lama

AREAL UKURAN & UNIT

1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,75 M ) = 38 Unit 2. LOS Ukuran ( 2 x 1,75M) = 363 Unit 3. KAKI LIMA Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) = 124 Unit

Jumlah 525 Unit

Sumber : Peneliti 2016

Pasar Kragilan lama berdasarkan tabel diatas dapat lihat dapat menampung

sampai 525 unit dengan rincian pedagang di bagian kios sebesar 38 Unit,

sedangkan di bagian los sebesar 363 unit, dan juga pedagang kaki lima yang

berjumlah 124 unit. Pada saat survey lapangan yang dilakukan oleh peneliti

kondisi sebagian kios, los dan pedagang kaki lima sangat tidak layak karena

bangunan yang ada sudah termakan usia dan belum dilakukannya renovasi

bangunan fisik Pasar oleh pihak terkait yaitu Diskoperindag Kabupaten Serang.

Kondisi fisik bangunan Pasar tidak dapat disepelekan karena menyangkut dengan

keselamatan para pedagang maupun pembeli di Pasar Kragilan lama itu sendiri.

UPT Pasar Wilayah Timur yang langsung dibawah naungan

Diskoperindag Kabupaten Serang adalah pengelola Pasar yang mempunyai

wewenang untuk memanajemen Pasar Kragilan. Berdasarkan wawancara dengan

(27)

relokasi Pasar Kragilan sendiri sudah direncanakan lama oleh Diskoperindag

Kabupaten Serang. Karena beberapa sebab dilapangan yang tidak memungkinkan

untuk dilaksanakannya relokasi para pedagang Pasar Kragilan rencana ini belum

berjalan sebagai mana mestinya.

Berdasarkan observasi awal peneliti di lapangan terdapat beberapa

masalah dalam Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang

Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun masalah-masalah yang dapat peniliti

berikan yaitu sebagai berikut.

Pertama, Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru

di Desa Kendayakan. Hal ini berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di

lapangan terhadap beberapa pedagang di Pasar Kragilan lama, hampir sebagian

pedagang menganggap bahwa dengan adanya relokasi Pasar Kragilan ke Desa

Kendayakan dapat menurunkan tingkat pendapatan pedagang, dikarenakan lokasi

pasar baru yang tidak strategis pada pusat keramaian Kecamatan Kragilan. Letak

pasar baru Kragilan yang tidak dilewati oleh kendaraan umum dan akses jalan

yang rusak merupakan faktor penyebab sebagian besar pedagang enggan untuk

dipindahkan ke pasar baru yang sudah berdiri. Karena hal tersebut merupakan

salah satu faktor pendukung yang bisa membuat Pasar Kragilan baru ramai

pengunjung

Kedua, Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian

dan Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang

yang direlokasi ke tempat yang baru. Seperti diketahui merelokasi pedagang Pasar

(28)

12

kebawah yang tingkat keuntungan maupun kerugiannya cepat sekali berputar. Jika

dagangan tidak laris dalam beberapa minggu mengakibatkan resiko gulung tikar

yang sangat besar dapat terjadi. Namun apabila pihak Diskoperindag menawarkan

sebuah solusi pemasaran yang baik dan dapat menjanjikan keramaian akan

tercipta di pasar yang baru. Ini dapat dilihat dari potensi pasar kaget yang buka di

bagian depan gerbang Pasar baru saat malam hari, menandakan sebuah Pasar

dapat diciptakan dengan potensi tersebut. Terlebih jika Diskoperindag membuat

solusi kebijakan pemasaran dan penyewaan los dan kios yang dapat

menguntungkan bagi para pedagang yang akan direlokasi.

Ketiga, Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di

kawasan pasar baru. Dimaksud dari sarana pendukung dan pengembangan yaitu

adalah kondisi fisik bangunan pasar baru yang belum sepenuhnya rampung

diselesaikan. Dari observasi awal yang peneliti lakukan kondisi bangunan dan

gerbang yang hanya tertutupi oleh barisan seng pembatas. Kondisi ini akibat dari

rencana perolokasian yang tertunda lama sehingga bangunan terbengkalai. Dapat

dilihat dalam dokumentasi yang peniliti sertakan sebagai berikut.

(29)

Keempat, belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang

Pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan,

yang awalnya berada di Desa Kragilan ke pasar baru yang berada di Desa

Kendayakan. Berdasarkan observasi awal peneliti dalam wawancara dengan

Bapak Uci selaku Sekretaris Forum Komunitas Pedagang Pasar (FKPP) Kragilan

sudah ada beberapa kali pertemuan antara pihak pemerintah dengan para

pedagang pasar untuk membahas rencana relokasi Pasar tersebut. Tetapi dari

beberapa kali pertemuan yang dilakukan tidak ada benang merah antara kedua

belah kubu, pihak pemerintah tetap dengan rencana relokasinya dan para

pedagang yang tetap enggan untuk direlokasi dan meminta untuk merenovasi

Pasar Kragilan yang bangunannya memang sudah termakan usia.

Dengan dasar pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan

(30)

14

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat ditemukan

indentifikasi masalah yaitu :

1. Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di Desa

kendayakan.

2. Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang

yang direlokasi.

3. Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar

yang baru.

4. Belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang Pasar Kragilan

dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan.

1.3 Batasan Masalah

Dari masalah-masalah yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti

membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai

Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan

Kabupaten Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari permasalahan yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan

(31)

masalah tersebut adalah bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam

Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahaui

bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang

Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Perencanaan Strategi

Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

Kegunaan Manfaat Teoritis atau akademis terkait dengan

kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap

perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis.

1. Memperbanyak khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia akademis

2. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia

akademis khususnya teori mengenai partisipasi masyarakat, politik, dan

administrasi negara serta mengembangkan ilmu yang didapat selama

perkuliahan khususnya Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik

Indonesia (SANKRI) yang di dalamnya menjelaskan fungsi lembaga

(32)

16

1.6.2 Manfaat praktis

Kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis

yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap objek penelitian,

baik individu, kelompok, maupun organisasi.

1. Dapat memberikan informasi, masukan serta pertimbangan kepada

Pemerintah Kabupaten Serang dalam melaksanakan kegiatan relokasi

Pasar lama Kragilan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan baca yang

bermanfaat bagi pembaca atau mahasiswa khususnya Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fisip Untirta dalam memberikan informasi

yang dibutuhkan ataupun dapat dijadikan bahan referensi, rujukan bagi

(33)

17

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Perencanaan

Sebuah rencana pada dasarnya merupakan sekumpulan dugaan-dugaan

tentang masa depan karena penetapan prioritas-prioritas memerlukan perkiraan

yang tak tentu mengenai kemungkinan hasil-hasilnya, manfaat-manfaat dan

biaya-biayanya. Tak ada formula untuk meramalkan masa depan yang terbaik yang bisa

kita lakukan untuk mencari persamaan-persamaan di masa lampau. Perencanaan

adalah dimana proses manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.

Sebelum manajer dapar mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka

harus membuat rencana yang memberikan tujuan dan arah oraganisasi

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan

organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan

rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari

semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Perencanaaan dapat berarti hal yang berbeda buat orang yang berbeda.

Bagi orang yang memiliki profesi tertentu, perencanaan dapat berarti suatu

kegiatan khusus yang memerlukan keahlian tertentu, sifatnya cukup rumit, banyak

(34)

18

penyusunannya. Akan tetapi, bagi orang lain perencanaan dapat berarti suatu

pekerjaan sehari-hari, tidak rumit, bahkan bisa saja orang tersebut tidak menyadari

bahwa dia telah melakukan perencanaan (Tarigan, 2010).

2.1.2 Pengertian Strategi

Strategi tidak saja dilakukan oleh organisasi yang berorientasi pada

keuntungan saja, namun juga dibutuhkan dan dilakukan oleh organisasi yang

bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Strategi berasal dari bahasa Yunani

Kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau

skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasaarnya strategi

merupakan alat untuk mencapai tujuan (Husein, 2008: 31). Dirgantoro (2001:5)

dalam bukunya “Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus dan Impementasi”

mengatakan bahwa strategi adalah hal menetapkan arah kepada “manajemen”

dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana

mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk

membantu menenangkan persaingan di dalam pasar.

Dalam dunia bisnis, istilah strategi menunjukkan rencana yang disatukan,

luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan

dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan

utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

(William & Lawrence 1991: 9), Mulyadi (2001: 72) berpendapat bahwa strategi

adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi,

(35)

rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk

berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran

perusahaan.

Selain definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus,

misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahald yang dikutip oleh Husein

(2008:31), strategi didefinisikan sebagai berikut :

“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hamper selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komtensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan”.

Berdasarkan definisi-definisi strategi yang disampaikan oleh para

ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu cara yang digunakan

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Cara tersebut berisi aturan main tentang

bagaimana perusahaan untuk melawan, kapan, dimana dan siapa yang akan

dilawan.

2.1.3 Perencanaan Strategis

Seperti kita ketahui bahwa tujuan dari rencana strategis adalah untuk

mengembangkan kesepakatan awal tentang seluruh upaya rencana strategi dan

langkah-langkah perencanaan yang utama diantara orang-orang penting pembuat

keputusan atau pembuat opini internal dan juga pihak eksternal jika dipandang

(36)

20

Ada beberapa aspek yang memprakarsai dan menyepakati suatu proses

perencanaan strategis di dalam perencanaan strategis ini.

1. Siapakah yang harus memprakarsai rencana strategis?

Secara teoritis adalah eksekutif tertinggi pada organisasi yang

bersangkutan, tetapi kegiatan ini dapat saja didelegasikan kepada yang lain

atau pihak lain yang ditunjuk untuk memberdayakan bawahan. Namun

yang jelas suatu perencanaan strategi meminta komitmen tinggi dari pihak

pimpinan tertinggi dari organisasi yang direncanakan. Salah satu tugas

dalam memprakarsai perencanaan strategi adalah menetapkan secara tepat

tentang orang-orang yang penting dalam pembuatan keputusan.

Orang-orang ini bisa bersumber dari internal maupun eksternal organisasi.

Namun kriterianya adalah pihak yang diakibatkan, harus memiliki

informasi yang banyak yang relevan dengan perencanaan strategis yang

dilakukan.

2. Bagaimana memulai rencana strategis?

Kegiatan ini dapat diawali dengan beberapa aktivitas, seperti pengarahan

ahli tentang substansi yang ingin dicapai dalam perencanaan strategis.

Selanjutnya dilakukan dengan presentasi kasus oleh wakil-wakil bagian

dan stakeholder yang ikut serta dalam perencanaan strategis. Diskusi kasus

penting dilakukan untuk memperoleh kesepakatan awal tentang kekuatan,

kelemahan dari factor-faktor internal hak kesepakatan serta ancaman yang

(37)

3. Berapa banyak kesepakatan awal dalam rencana strategi “awal”?

Jumlah kesepakatan awal yang dicapai dalam berbagai kegiatan

sebelumnya perlu ditegaskan. Meskipun jumlah ini tidak bersifat kekal,

karena terdapat kemungkinan masih ada aspek penting yang belum

tercakup dalam kesepakatan yang telah dilakukan.

Dalam perencanaan strategis dari suatu organisasi, manajemen puncak

harus terlibat secara aktif. Hal ini karena manajemen puncak yang dari

posisinya di tempat yang tinggi, mempunyai visi yang diperlukan untuk

mempertimbangkan semua aspek organisasi, komitmen manajemen

puncak diperlukan untuk menimbulkan dan mendukung komitmen pada

tingkat yang lebih rendah. Rencana strategi membantu para manajer untuk

meningkatkan kemampuan manajerialnya, juga membantu mereka dan

stafnya sehingga dapat lebih mudah menanggapi berbagai peristiwa

dengan cepat dan tepat.

Perencanaan dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi

mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, dan membantu pembuat

keputusan secara tertib maupun keberhasilan implementasi keputusan.

Menurut Stonner dan Wenkel (Bryson, 2007) mengemukakan lima

karakteristik perencanaan strategi yakni :

1. Berkaitan dengan pernyataan dasar dan memberikan jawaban atas

(38)

22

2. Memberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk

pengambilan keputusan sehari-hari.

3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan

lainnya.

4. Membantu memusatkan energy dan sumber daya organisasi pada kegiatan

yang menyangkut prioritas tinggi.

5. Merupakan aktivitas dimana manajemen puncak harus secara efektif

terlibat.

Menurut Bryson (2007:5) mendefinisikan “Perencanaan strategi sebagai

upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting

membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang

dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti

itu”

Menurut Bryson (2007:5) dalam bukunya “Perencanaan Strategi Bagi

Organisasi Sosial” manfaat dari perencanaan strategis adalah :

1. Membantu organisasi berfikir secara strategis dan mengembangkan

strategi-strategi yang efektif.

2. Memperjelas arah masa depan.

3. Menciptakan prioritas.

4. Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi di masa

(39)

5. Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan

keputusan.

6. Membantu menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam

bidang-bidang yang berada dibawah kontrol organisasi.

7. Membantu membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi.

8. Memecahkan masalah utama organisasi.

9. Memperbaiki kinerja organisasi.

10.Membantu menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif.

11.Membangun kerja kelompok dan keahlian.

Meski perencanaan strategis dapat memberikan seluruh manfaat diatas,

tidak ada jaminan semuanya akan tersedia. Karen satu hal, perencanaan

strategis hanyalah kumpulan konsep, prosedur dan alat.

2.1.3.1 Sistem Perencanaan Strategis

Sistem perencanaan strategis sering kali dipandang sebagai sistem dimana

para manajer membuat, melaksanakan, dan mengendalikan keputusan yang lintas

fungsi dan tingkat dalam perusahaan. Lorange (dalam Bryson, 2007) misalnya,

berpendapat bahwa sistem perencanaan strategis apapun harus menangani empat

persoalan penting yaitu :

1. Kemana kita akan pergi? (misi)

2. Bagaimana kita akan kesana? (strategi)

3. Apa blueprint tindakan kita? (anggran)

(40)

24

Sistem perencanaan strategis berbeda-beda dalam beberapa dimensi.

Kekomprehensifan bidang keputusan yang tercakup, rasionalitas formal

proses keputusan, dan ketatnya kontrol yang dilakuakn terhadap

implementasi keputusan. System perencanaan strategis dapat diterapkan

kepada organisasi publik dan organisasi nirlaba, tanpa memperhatikan sifat

organisasi tertentu, masuk akan untuk mengkoordinasikan pembuatan

keputusan yang lintas tingkat dan fungsi maupun untuk memusatkan pada

bagaimana organisasi mengimplementasikan strateginya dan

menyelesaikan misinya.

Menurut Bryson (2007) langkah pertama untuk mengimplementasikan

strategi yang telah ditetapkan adalah membuat prencanaan strategik. Inti

dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana

membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan

anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (mis-visi-goal) dan

strategi yang telah ditetapkan organisasi.

Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan

yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the step-by step

sequence of actions). Sedangkan dalam rumusan anggran berisi rencana

kegiatan/ program (biasanya tahunan) yang disertai taksiran sumber daya

yang diperlukan untuk menjalankan semua kegiatan yang direncanakan.

Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk

(41)

1. Program

Program adalah penyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah

yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai.

Program melibatkan restrukisasi organisasi, perubahan budaya internal

organisasi, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

2. Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang,

setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat

digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.

Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru

dalam tindakan , tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan

performa yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi

keuangan organisasi.

3. Prosedur

Prosedur yang kadang disebut Standart Operating System (SOP).

Prosedur adalah system langkah-langkah atau teknik-teknik yang

berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas

atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusu merinci berbagai

aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program

organisai.

Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus

dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang

(42)

26

rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil

dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang

isu-isu yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini

masalah struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola

kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam. Impelementasi

strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan

kebijakannya dalam tindakan melalui pengembang program, anggran

dan prosedur. Tindakan pengelolaan bermacam-macam sumber daya

organisasi dan manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan

pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi (keuangan, manusia,

peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang dipilih. Implementasi

strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih elas dan tepat

bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil

direalisasikan.

Bryson (2007:225) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi

Organisasi Sosial” berpendapat bahwa perencanaan strategis tidak

mengimplementasikan dirinya sendiri. Orang menggunakan

perencanaan strategis untuk memperkuat dan melanjutkan prestasi

organisasi harus menghadapi empat tantangan menuju perencanaan

strategis yang efeketif. Empat tantangan yang dimaksud adalah :

1. Masalah manusia

Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen.

(43)

prefensi kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hirearki

organisasi. Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah

bagi individu, kelompok, organisasi dan komunitas.

a. Individu

Perlu dipahami karakter individu bahwa orang mempunyai

kemampuan terbatas untuk menangani kompleksitas. Orang tidak

akan memahamisepenuhnya informasi yang diajukan kepada

mereka, atau mereka akan meniru banyak faktor dan secara keliru

mendiagnosis situasinya. Perhatian khusus harus dilakukan bukan

dengan memberi terlalu banyak informasi kepada orang yang

terlibat dalam perencanaan strategis. Individu bersifat sangat

adaptif dan tidak mengakui perubahan bertahap.

b. Kelompok

Kelompok memiliki karakteristik yang dapat memunculkan

masalah bagi prencanaan strategis. Kelompol memaksakan tekanan

kuat untuk menyesuaikan diri, individu cenderung menyesuaikan

diri dengan norma yang telah mapan dalam kelompok apapun baik

karena mereka mempunyai hasrat kuat untuk menyesuaikan diri

didalamnya maupun karena kelompok memaksakan tekanan kuat

untuk menyesuaikan diri. Kelompok juga berusaha meminimalkan

konflik internal karena pembicaraan tentang isu strategis hampr

pasti memunculkan ketidaksepakatan yang serius, kecenderungan

(44)

28

diskusi. Harmoni kelompok akan menjadi prioritas yang lebih

tinggi ketimbang diskusi yang sungguh-sungguh mengenai masa

depan kelompok dan pilihan fundamental yang dihadapi. Terakhir,

kelompok heterogen yang sehari-harinya bekerja bersama-sama

akan memperoleh pandangan yang homogen dalam dua hingga tiga

tahun.

c. Organisasi

Beberapa karakteristik organisasi juga memperhadapkan masalah

pada perencanaan strategis. Paradoks lainnya dalam kehidupan

organisasi adalah sistem perencanaan strategis dapat

mengesampingkan pemikiran strategis. Dengan cara yang sama,

repitisi dan kompetensi dapat mengakibatkan lemahnya konsentrasi

dan kesadaran yang dengan demikian menimbulkan kesulitan

serius bagi individu, sehingga juga dapat memformalkan dan

sistem perencanaan repetitive menjadi sebab masalah yang mereka

coba hindari. Rata-rata MIS (Management Information System)

atau laporan penyelidik lingkungan diisi dengan halaman angka

dan grafik, apa yang biasanya terjadi adalah bahwa orang menjadi

jemu terhadap pesan-pesan dalam laporan ini. Data numerik saja

tidaklah mungkin berguna untuk memformulasikan dan

mengimplementasikan strategi. Orang harus dihadapkan secara

langsung pada situasi dimana secara pribadi, mereka harus

(45)

sesuatu terjadi. Karakteristik selanjutnya adalah spesialisasi

menyaring persepsi dan memaksakan perilaku serta struktur dan

sistem menggantikan kepemimpinan.

d. Komunitas

Komunitas juga mempunyai sejumlah sifat yang memunculkan

sejumlah masalah serius bagi pelaksanaan perencanaan strategis.

Komunitas terdiri atas individu, kelompok serta organisasi dan

karenanya menggambarkan akumulasi karakteristik dan kesulitan

yang dibahas sebelumnya. Sebagian besar organisasi dalam

komunitas apapun melambangkan solusi kepada masalah lama.

Tak ada organisasi dalam komunitas yang mungkin mengandung

masalah penting apapun. Di kebanyakan komunitas tidak ada satu

orang, kelompok, atau organisasi yang berkuasa.

2. Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good

currency. Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi

kearifan yang konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam

perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis menjadi “good

currency” dengan kata lain bagaimana anda menjual ide baru kepada

cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak konvensional diubah

menjadi kearifan yang konvensional. Beberapa prinsip muncul untuk

(46)

30

1. Kebutuhan dan ancaman, tetapi juga peluang adalah induknya

penemuan.

2. Ide berjalan baik dalam anarki yang diorganisir tetapi implementasi

ide tersebut merupakan sesuatu yang sulit.

3. Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu

melampaui orang dan organisasi yang terisolasi orang dan struktur

adalah hasil samping dari ide yang sedang berubah.

4. Ide kali sumber daya sama dengan kekuasaan.

5. Setelah ide yang baik mati, berilah makanan atau kuburan.

Lingkaran perencanaan strategis biasanya dimulai dengan apresiasi dan

artikulasi kebutuhan dan ancaman. Tetapu peluang juga dapat merebut

perhatian, meskipun tampaknya jarang dilakukan ketimbang kebutuhan

dan ancaman, tujuan kusus perencanaan strategis adalah

menumbuhkembangkan apresiasi dan artikulasi peluang.

Inti perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis melalui

pernyataan apresiasi, artikulasi, adposi, institusi, onaliasi dan

kerusakan. Selanjutnya, proses mengembangkan ide strategis lebih

penting dari pada mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal

demikian, menciptakan landasan bagi koalisi cukup besar untuk

menciptakan tindakan kolektif yang adalah tanda resmi tindakan

strategis yang efektif. Dengan kata lain ide kali sumber daya (orang,

uang, waktu, keahlian, perhatian) sama dengan kekuasaan, termasuk

(47)

3. Masalah Struktural

Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan

keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan

yang menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis

adalah mengaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi

tingkat-tingkat. Tantangan bagi para perencana strategis adakah

meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam bagian-bagiannya,

mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan

pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha

menempatkan seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga

bagian-bagian itu mempresenrasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan

maka masing-masing bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur

penting bagi reproduksi keseluruhan sistem.

Perencanaan strategis mungkin akan berhasil bila :

1. Perencanaan dan implementasi dipikirkan secara simultan.

2. Para perencana dan pelaksana dilibatkan secara simultan melintasi

tingkat-tingkat serta didalam dan diluar.

3. Implementasi dimulai sebelum perencanaan strategis lengkap.

Haruslah diakui bahwa formulasi dan impelementasi strategi merupaka

prestasi koletif, bikan prestasi individu atau kelompok kecil.

Manajemen hubungan seluruh bagian dapat dibuat lebih mudah bila

organiasi memiliki misi yang disetujui secara luas, bahkan lebih

(48)

32

Kesepakatan tentang visi dan misi akan melekatkan keseluruhan dalam

bagian-bagian, yang membuat manajemen transisi menjadi lebih

mudah, dan akan memfasilitasi keberhasilan kolektif bahwa

perencanaan strategis selalu efektif.

4. Masalah Institusional/ Kelembagaan.

Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan tranformatif.

Masalah tersulit yang harus dihadapi perencanaan strtegis dapat

dipecahkan hanya melalui transformasi institusi. Transformasi

semacam itu tidak dapat terjadi tanpa kepemimpinan yang kuat.

Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan strategis mencakup

transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola interaksi

yang sanagat stabil, yang diorganisir diseputar ide penting. Pola-pola

interaksi dalam organisasi publik dan nirlaba menjadi “lembaga”

manakala pola tersebut dimasuki nilai dan karakter-karakter

kelembagaan membentang sebagai produk sejarah yang mencakup

pola yang terpadu dengan maksud tertentu dan dengan dinamika.

Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar

merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Tugas utama

kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi lembaga,

pengejawantahan maksud menjadi struktur dan sistemnya, pembelaan

integritasnya dan pengaturan konflik internal. Seiring denga itu makan

bahwa tuga kepemimpinan transformatif adalah melakukan redefinisi

(49)

sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan

tujuan-tujuan baru, dan pengaturan baru konflik internal.

2.1.3.2 Konsep Perencanaan Strategis

Rencana atau perencanaan merupakan suatu konsep untuk mencapai

tujuan atau rancangan awal apa-apa saja yang akan dilakukan oleh sebuah

organisasi. Perencanaan dapat membantu kita dalam melakukan evaluasi

sekalipun dalam perjalanannya mengalami kendala, dan hambatan, hal

tersebut sangat membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuan.

Sedangkan strategi merupakan cara mencapai tujuan perusahaan atau organisasi

yang dapat mempengaruhi keberlangsungan sebuah perusahaan atau organisasi,

strategi memberikan kekuatan bagi organisasi atau perusahan dalam menghadapi

lingkungan jangka panjang. Dari masing-masing definisi antara rencana,

perencanaan dan strategi, maka secara keseluruhan rencana strategis atau

perencanaan strategis adalah konsep untuk mencapai tujuan baik jangka panjang

maupun jangka pendek.

Allison dan Kaye (2004: 2) disebut rencana bila tidak menegaskan tujuan

utama dan metoda prioritas yang dipilih organisasi, menurutnya perencanaan

strategi itu mencangkup pemilihan prioritas tertentu membuat keputusan tentang

tujuan dan sarana, baik dalam jangka panjang maupun pendek. Sedangkan

Bryson (2007: 24) mengatakan bahwa perencanaan strategis adalah salah satu

cara untuk membantu organisasi dan komunitas mengatasi lingkungan mereka

yang telah berubah, artinya dengan perencanaan strategis odapat membantu

(50)

34

akan dihadapi.

Pendefinisian lain mengenai Rencana Strategi dijabarkan dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

mengatakan bahwa rencana strategis SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah) yang disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD

untuk periode 5 (lima) tahun. Lebih jelas dalam BAB VI pasal 85 ayat 1 dan

2 mengatakan bahwa Renstra SKPD harus memuat visi, misi, tujuan,

strategi, kebijakan, program dan kegiatan dan juga disusun sesuai dengan

tugas dan fungsi serta berpedoman kepada RPJMD Daerah dan bersifat

indikatif. Dalam penyusunannya Renstra SKPD diatur dalam Permendagri No.

54 Tahun 2010 pasal 89 mengatakan bahwa renstra disusun dengan tahapan

yaitu:

a. Persiapan Penyusunan Renstra SKPD

b. Penyusunan Rencana Renstra SKPD

c. Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD

d. Penetapan Renstra SKPD.

Bila dalam tahapan rencana strategis RKPD di atur dalam permendagri

no. 54 tahun 2010 lain halnya dengan prosesnya perencanaan strategis

menurut Allison dan Kaye (2004: 13-18) yang menyatakan tahap-tahap dasar

proses perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:

(51)

strategis.

2. Rancangan rumusan misi dan rumusan visi 3. Menilai lingkungan

4. Menyepakati prioritas-prioritas dengan produk strategi umum, strategi jangka panjang, san sasaran khusus

5. Penulisan Rencana Strategis dengan hasil produk Rencana Strategis 6. Melaksanakan Rencana Strategis

7. Memantau dan mengevaluasi.

Dalam tahapan-tahapan yang disebutkan di atas setiap tahapannya

dilakukan untuk menggodog rencana yang nantinya akan dilaksanakan sampai

dievaluasi. Proses perencanaan yang sukses tentunya akan dapat menopang

organisasi dalam mencapai kesepakatan tentang hasil akhir.

Sedangkan pendapat lain mengenai proses perencanaan strategis di ungkap

kan oleh Bryson (2007: 43) yang memaparkan sepuluh tahapan dalam proses

perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:

1. memulai dan menyepakati proses perencanaan strategis 2. mengidentifikasi mandat organisasi

3. memperjelas misi organisasi dan nilai-nilai 4. menilai envirinment eksternal dan internal untuk

mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan ancaman oportunities

5. Mengidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi organisasi 6. merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu

7. meninjau dan mengadopsi strategi atau rencana strategis 8. Membentuk visi organisasi yang efektif

9. mengembangkan proses implementasi yang efektif

10. meninjau kembali strategi dan proses perencanaan yang strategis

Dari dua proses rencana strategi yang dituturkan oleh allison dan kaye,

juga yang dituturkan oleh Bryson, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

dalam tahapan proses rencana strategi harus memperhatikan segala aspek yaitu

baik dari aspek lingkungan, aspek organisasi itu sendiri yang akan membuat

(52)

36

strategis hasil bertitik akhir pada hasil yang sesuai dengan kesepakatan awal.

Kini banyak sekali perencanaan strategis yang dibuat dengan begitu matang

namun kurang memperhatikan kondisi yang ada di lapangan sehingga terkadang

rencana strategis tidak sesuai dengan masalah sebenarnya sehingga rencana

strategis menjadi sia-sia atau yang lebih parahnya rencana strategis dipaksakan

sehingga menimbulkan masalah baru.

2.1.4 Pengertian Pedagang

Damsar mendefinisilam pedagang sebagai orang atau instansi yang

memperjual belikan produk atau barang kepada konsumen baik secara lansung

maupun tidak langsung. Sedangkan, Manning dan Effendi menggolongkan para

pedagang dalam tiga kategori, yaitu :

1. Penjual Borongan (Punggawa)

Penjual borongan (punggawa) adalah istilah umum yang digunakan diseluruh Sulawesi selatan untuk menggambarkan perihal yang mempunyai cadangan penguasaan modal lebih besar dala hubungan perekonomian. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan para wiraswasta yang memodali dan mengorganisir sendiri distribusi barang-barang dagangannya.

2. Pengecer Besar

(53)

3. Pengecer Kecil

Pengecer kecil termasuk kategori pedagang kecil sektor informal mencakup pedagang pasar yang berjualan dipasar, ditepi jalan, maupun mereka yang menempati kios-kios dipinggiran pasar yang besar.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pedagang adalah orang

yang menjual suatu barang dalam suatu tempat tertentu baik saudagar maupun

masyarakat biasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, yang

mana kegiatannya dilakukan setiap hari atau hari-hari tertentu sebagai mata

pencaharian mereka.

2.1.5 Pengertian Pasar

H. Nystrom menyebutkan bahwa pasar adalah suatu tempat tertentu yang

digunakan sebagai tempat penyaluran barang dan jasa dari tangan produsen ke

konsumen. Dengan kata lain bahwa pasar adalah tempat transaksi barang dan jasa

antara produsen dan konsumen.

Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan

dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Pasal 1

pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu

baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,

(54)

38

2.1.5.1 Pasar Tradisional

Menurut Bab I pasal I Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007

tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern. Pasal 1 Pasar tradisional adalalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan

Usaha Milik Daerah Termasuk Kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha

berupa toko, kios, Ios dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,

menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal

kecil dan dengan jual beli barang dagangan tawar menawar.

Marthon mendefinisikan pasar sebagai sebuah mekanisme yang dapat

mempertemukan pihak penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi atas

barang dan jasa baik dalam bentuk produksi maupun penentuan harga. Mekanisme

pasar yang ada mempunyai peran yang cukup penting dalam menggerakan

kegiatan ekonomi, khususnya dalam sistem kapitalisme. Namun, peran

pengawasan dan intervensi pemerintah sangat terbatas. Dalam sosialisme yang

terjadi sebaliknya. Mekanisme pasar yang ada sangat dipengaruhi oleh kebijakan

dan langkah yang diambil oleh pemerintah. Berdasarkan definisi Mujahidin, pasar

juga dapat diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk

mempertukarkan barang- barang mereka.

Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk menyatakan

sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas suatu produk atau

(55)

Sedangkan, dalam manajemen pemasaran konsep pasar terdiri atas semua

pelanggan potensial yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tertentu yang

mungkin bersedia dan mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna

memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.

Hal-hal yang bermasalah pada pasar tradisional pada umumnya adalah :

1. Pasar tradisional merupakan infrastruktur ekonomi daerah, menjadi pusat distribusi dan pemasaran.

2. Keberadaan kian menurun dengan berkembangnya pasar-pasar swasta modern khusunya di perkotaan. Serbuan pasar modern dengan dukungan kekuatan modal besar, sistem dan teknologi modern, berhadapan langsung dengan pedagang pasar tradisional.

3. Image pasar tradisional terkesan becek, kotor, kurang nyaman dan fasilits minim seperti parkir, toilet, tidak ada tempat pengelolaan sampah, fisik kurang terawat.

4. Pasar tradisional kurang mampu berkompetensi dengan pasar modern. 5. Pasar tradisional lemah dalam manajemen dan kurang mengantisipasi

perubahan.

Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pasar tradisional,

yaitu :

1. Lingkungan sosial sekitar pasar mulai mengalami perubahan.

2. Perubahan gaya hidup konsumen perkotaan. Konsumen ingin mendapatkan pelayanan lebih, tidak hanya sekedar membeli barang. 3. Perubahan masa (kompetisi) pada pasar tradisional yang tidak menjadi

satu-satunya pusat perdagangan tempat perbelanjaan. 4. Globalisai sudah disadari, tetapi belum diantisipasi.

5. Tantangan selalu memberikan peluang semangat kompetisi dan upaya tetap maju.

Pasar didirikan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap manusia.

Namun, dalam kegiatan jual beli di pasar ada beberapa permasalahan yang terkait

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 1.1 dan 1.2 Kondisi fisik bangunan dan gerbang di Pasar Kragilan baru di Desa Kendayakan
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada indikator anak mampu menggunakan (berkomunikasi) dengan kata-kata lisan secara efektif, berbicara dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkan, menampakkan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ebrahimzadeh et al (2013), korelasi yang baik antara nilai SPF dan kandungan total fenolik namun tidak ada korelasi antara nilai SPF dan

Gambar 4 menunjukkan kadar air bahan yang mengalami penurunan seiring dengan semakin lamanya proses pengeringan berlangsung dan semakin besarnya kecepatan aliran udara

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode resitasi tidak memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah

Variabel ukuran tangkap memperoleh nilai indeks 61,1 yaitu tergolong cukup berkelanjutan, maksud dari nilai indeks tersebut adalah dari hasil pengamatan ukuran

jika perlu gunakan 10 tablet yang lain dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupu n kolom B (Dirjen

Pada kelompok 1 BNI Syariah memiliki nisbah tertinggi dibandingkan dengan bank syariah lainnya, kelompok 2 untuk minimum terendah jumlah Rupiah penempatan deposito adalah Bank

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan usaha yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dan itu semua tidak terlepas dari usaha