• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hama Trips

Trips (Thysanoptera) merupakan serangga yang memiliki tubuh kecil dan ramping. Trips memiliki alat mulut maraut-mengisap yang asimetris. Trips dapat memiliki sayap ataupun tanpa sayap. Sayap trips sempit dengan venasi yang tereduksi dengan sekeliling sayap memiliki rambut yang merumbai. Tipe metamorfosis peralihan antara tidak sempurna dan sempurna dengan dua atau tiga instar pradewasa yang tidak aktif bergerak (Mound dan Heming 1991). Trips memiliki tipe metamorfosis peralihan karena mengalami lebih dari satu instars pradewasa yang memiliki sayap, dan mengalami perkembangan sayap menjadi sempurna pada stadia pupa menuju imago (Borror 2005).

Jantan dan betina trips memiliki bentuk yang sama, namun jantan biasanya memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil. Perkembangbiakan partogenesis sering terjadi pada banyak spesies trips sebagai alternatif cara bereproduksi. Trips memiliki ovipositor yang digunakan untuk meletakkan telur pada jaringan tanaman. Trips betina biasanya meletakkan telur pada celah-celah jaringan tanaman atau di bawah lapisan membran sel tanaman. Trips dapat memiliki beberapa generasi dalam setahun (Borror 2005).

Peran Trips

Trips memiliki kisaran inang yang sangat luas dan biasanya berkumpul pada bagian bunga (Borror 2005). Jaringan tanaman yang diserang trips menjadi kering sehingga menimbulkan gejala keperakan. Gejala pada bunga berupa bintik-bintik putih atau kadang berupa bercak berwarna merah yang muncul juga di permukaan daun (Mound dan Kibby 1998). Dibiyantoro (1998) menyebutkan bahwa trips dapat berperan sebagai hama penting pada tanaman, vektor penyakit tanaman, serangga predator, atau sebagai serangga penyerbuk. Trips merupakan salah satu masalah serius bagi petani sayuran dalam menerapkan sistem pengendalian hama terpadu.

Sebagai vektor penyakit tanaman, trips dapat menularkan virus mosaik dan virus kriting yang menyebabkan tanaman inang menguning dan mati (Lewis 1997). Thrips palmi merupakan vektor kelompok Tospovirus pada tanaman budidaya di berbagai negara. Trips sebagai predator biasanya memangsa hewan yang memiliki ukuran lebih kecil dari tubuhnya. Beberapa spesies trips juga dapat memangsa sesama trips. Trips juga dapat berperan sebagai polinator, hal ini terjadi pada bunga yang berukuran kecil (Dibiyantoro 1998).

Klasifikasi Ordo Thysanoptera

Ordo Thysanoptera terdiri atas 2 subordo, yakni subordo Tubulifera dan subordo Terebrantia. Saat ini di dunia, serangga ordo Thysanoptera yang telah teridentifikasi berjumlah sekitar 6680 spesies. Sebanyak 93% dari jumlah tersebut berasal dari famili Thripidae dan Phlaeothripidae. Sekitar 3950 spesies trips termasuk kedalam famili Phlaeothripidae yang merupakan satu-satunya famili dari subordo Tubulifera. Famili Thripidae yang telah teridentifikasi berjumlah 2338 spesies. Famili Thripidae merupakan 1 dari 8 famili subordo Terebrantia (Mound dan Morris 2007).

Subordo Terebrantia

Subordo Terebrantia memiliki ciri khas ujung abdomen yang berbentuk kerucut dengan alat reproduksi yang terlihat jelas. Famili Thripidae merupakan anggota subordo Terebrantia yang terbanyak. Famili Thripidae memiliki karakter tubuh betina berwarna cokelat gelap dan jantan berwarna cokelat pucat atau transparan. Antena famili Thripidae memiliki tujuh sampai delapan ruas, namun beberapa spesies memiliki antena enam atau sembilan ruas. Trips famili ini memiliki tiga oseli (mata tunggal) yang terdapat di antara mata majemuk (Mound 2006).

7

Tanaman Stroberi

Sejarah dan Botani Stroberi

Stroberi (Fragaria sp.) merupakan tanaman buah berupa herba yang pertama kali ditemukan di Chili, Amerika Selatan. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L. menyebar ke berbagai wilayah di benua Amerika, Eropa, dan Asia. Selanjutnya spesies stroberi lain, F. vesca L. memiliki daerah persebaran yang lebih luas dibandingkan dengan spesies stroberi lainnya. Spesies stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia (Gunawan 1996).

Heterozigositas genetik yang tinggi pada tanaman stroberi telah memungkinkan pemulia tanaman untuk mengembangkan kultivar-kultivar yang memiliki ketahanan terhadap hama. Masing-masing kultivar telah dikembangkan untuk daerah-daerah tertentu. Hal ini memungkinkan tanaman stroberi untuk dikembangkan pada kisaran regional yang luas dengan kondisi lingkungan yang berbeda (Hancock 1999).

Fragaria x ananasa var. Duchesne merupakan varietas stroberi yang saat ini umum dibudidayakan didunia dan yang banyak ditemui di pasar swalayan. Varietas ini merupakan varietas hibrida hasil persilangan antara F. virginia Linn. var. Duchesne dengan F. chiloensis Linn. var. Duchesne (Kurnia 2005).

Stroberi merupakan anggota famili Rosaceae. Stroberi dalam tata nama (taksonomi) tumbuhan terdapat pada Lampiran 1.

Cara Perkembangbiakan Stroberi

Stroberi dapat berkembangbiak secara vegetatif dan juga generatif. Secara vegetatif stroberi berkembangbiak dengan stolon dan berkembangbiak secara generatif dengan pembentukan biji (Gunawan 1996). Sistem perkembangbiakan secara vegetatif lebih disukai petani dibandingkan secara generatif karena mudah, cepat, dan menghasilkan keturunan yang sama dengan tanaman induknya (Kurnia 2005). Stroberi memiliki beberapa syarat agar pertumbuhannya optimal (Lampiran 2).

Daerah Sentra Stroberi

Daerah yang pertama kali menjadi sentra stroberi di Indonesia adalah Jawa Barat dan Bali. Di Jawa barat, sentra penanaman stroberi berada di Lembang dan Cianjur. Seiring berjalannya waktu dan bertambah populernya buah stroberi, hampir di setiap dataran tinggi yang menjadi obyek wisata dapat ditemukan buah stroberi (Rukmana 1999). Tahun 2005 Kecamatan Ciwidey dan Rancabali telah menjadi salah satu sentra buah stroberi di Indonesia, begitu pula dengan Lembang, Garut, Batu dan daerah lainnya (Kurnia 2005).

Kandungan Nurtisi Stroberi

Buah stroberi yang dikonsumsi sebenarnya bukan buah sesungguhnya, tetapi merupakan perkembangan dari dasar bunga atau disebut pseudocarp. Buah sesungguhnya disebut dengan biji, dan berada dibagian permukaan buah semu. Stroberi dapat dikonsumsi dalam keadaan segar maupun berupa hasil olahannya. Hasil olahan buah stroberi berupa dodol, selai, sirup, jus, jelly, manisan, es krim, salad buah, dan lain-lain. Buah stroberi termasuk buah populer di dunia karena rasanya yang khas dan segar. Selain rasanya yang khas, buah stroberi juga mengandung nutrisi yang melimpah. Kandungan energi dan karbohidratnya sangat tinggi, selain itu kandungan vitamin C dan fosfat dalam buah stroberi juga tinggi. Kandungan air pada buah stroberi sebanyak 100 g mencapai 89.9 g dari 96% bagian buah stroberi yang dapat dimakan (Rukmana 1999) (Lampiran 3).

Dokumen terkait