Sluri Gas Bio
Pemanfaatan limbah peternakan antara lain dengan mengolah limbah menjadi gas bio. Gas bio merupakan gas campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2) dan gas lainnya yang didapat dari hasil penguraian bahan organik (seperti kotoran hewan, kotoran manusia, dan tumbuhan) oleh bakteri metanogenik. Untuk menghasilkan gas bio, bahan organik yang dibutuhkan ditampung dalam
biodigester. Proses penguraian bahan organik terjadi secara anaerob (tanpa oksigen), gas bio terbentuk pada hari ke 4-5 sesudah biodigester terisi penuh, dan mencapai puncak pada hari ke 20-25. Gas bio yang dihasilkan sebagian besar terdiri dari 50-70% metana (CH4), 30-40% karbondioksida (CO2), dan gas lainnya dalam jumlah kecil (Sembiring, 2014).
Limbah gas bio adalah bahan keluaran dari sisa proses pembuatan gas bio. Limbah tersebut dapat dijadikan pupuk organik, walaupun bentuknya berupa lumpur (sluri). Pemanfaatan lumpur keluaran gas bio ini sebagai pupuk dapat
memberikan keuntungan yang hampir sama dengan penggunaan kompos. Sisa keluaran gas bio ini berbentuk lumpur dan telah mengalami
fermentasi anaerob sehingga bisa langsung digunakan untuk memupuk tanaman (Pratama et al., 2014).
Proses fermentasi pada limbah gas bio yang mengubah zat makanan menjadi tersedia bagi tanaman yang mempermudahpenyerapan unsur hara pada tanaman sehingga mempercepat pertumbuhan dan produksitanaman. Visilind et al. (1990), menyatakan bahwa lumpur keluaran (sluri) yang berasaldari instalasi gas bio sangat baik untuk dijadikan sebagai pupuk karena mengandungberbagai
macam mineral yang dibutuhkan oleh tanaman, antara lain: P, Mg, Ca, K, Cu,dan Zn, sebagaimana juga diutarakan oleh Suzuki et al. (2001).
Kualitas slurisisa proses pembuatan gas bio lebih baik daripada kotoran ternak yang langsung dari kandang. Hal ini disebabkan proses fermentasi di dalam
biodigester terjadi perombakan anaerobik bahan organik menjadi gas bio dan asam organik yang mempunyai berat molekul rendah sepeti asam asetat, asam butirat dan asam laktat. Peningkatan asam organik akan meningkatkan konsentrasi unsur N, P dan K. Dengan keadaan seperti ini, sluri gas bio sudah menjadi pupuk organik cair (Ayub, 2004).
Dalam reaktor biogas dihasilkan limbah cair yang mengandung nitrogen dan senyawa organik lain yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk yaitu 1 liter limbah cair gas bio setara dengan 20 gr urea yang dilarutkan dalam 1 liter air (Suwandi dan Nurtika, 1987).
Sluriadalah produk akhir pengolahan limbah berbahan kotoran ternak yang berbentuk padat dan cair yang sangat bermanfaat sebagai sumber nutrisi untuk tanaman. Pupuk Slurijuga mengandung mikroba “pro-biotik” yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan dan kesehatan lahan pertanian sehingga diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualias dan kuantitas panen (TIM BIRU, 2012).
Tabel 1. Data penelitian pemanfaatan sluri gas bio terhadap pastura campuran
No Pupuk Dosis Hijauan Bahan
Segar Bahan Kering (%) Protein Kasar (%) Serat Kasar (%) 1. Sluri gas bio limbah POD kakao1) 7500 ml/plot Brachiaria decumbens, Brachiaria humidicola, Stylosanthes guianensis 206,724 95 ton/ha/ tahun 12208. 35 16.96 36.41 2. Sluri gas bio dari Feses Babi2) 2000 ml /plot/2 minggu King Grass, Brachiaria decumbens, Brachiaria humidicola, dan Arachis vintoi 302,7468 624 ton/ha/ Tahun 1079. 48,22 18.90, 166 32.12, 57 3. Sluri gas bio campura n kotoran kambing dan ampas tebu3) 600 ml/plot/2 minggu Digitaria milanjiana + Clitoria ternatea 5,013 ton/ha/ tahun 91,17 19,19 25,34 Sumber : 1). Sembiring (2014) 2). Nometa (2014) 3). May Sayroh (2015) Biji Durian
Produksi durian di Indonesia cukup melimpah. Badan Pusat Statistik (2015), menunjukkan bahwa produksi durian meningkat setiap tahun. Seiring dengan meningkatnya luas daerah panen durian yaitu dari 24.031 ha pada tahun 1999 menjadi 53.770 ha pada tahun 2003, maka terjadi peningkatan produksi durian di Indonesia dari 194.359 ton pada tahun 1999 menjadi 741.841 ton pada tahun 2002 (Wahyono, 2009).
Biji durian bentuknya cukup besar bila dibandingkan dengan biji buah-buah lain dengan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sekitar 67 %. Komposisi biji durian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Komposisi kimia biji durian
No. Komposisi Satuan Jumlah
1. Karbohidrat (%) 67,40 2. Protein (%) 6,43 3. Lemak Kasar (%) 1,48 4. Gula (%) 4,89 5. Serat Kasar (%) 6,16 6. Kalsium (%) 0,92 7. Fosfor (%) 0,89 8. Air (%) 11,84
9. Energi Bruto (kkal/kg) 3775,00
Sumber : (Dinas Pertanian Prov. Sumatera Utara, 2001).
Fermentasi
Fermentasi didefinisikan sebagai pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerob yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama adalah karbohidrat, sedangkan asam amino dapat difermentasikan oleh beberapa janis bakteri tertentu (Adams, 2000).
Selama proses fermentasi, bermacam–macam perubahan komposisi kimia. Kandungan asam amino, karbohidrat, pH, aroma serta perubahan nilai gizi yang mencakup terjadinya peningkatan protein dan penurunan serat kasar. Semuanya mengalami perubahan akibat aktivitas dan perkembangbiakan mikroorganisme selama fermentasi. Melalui fermentasi terjadi pemecahan substrat oleh enzim– enzim tertentu terhadap bahan yang tidak dapat dicerna, misalnya selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana (Adams, 2000).
Hijauan Pakan Ternak
Hijaun pakan merupakan bahan pakan ternak ruminansia yang digunakan oleh ternak untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, produksi, dan reproduksinya. Ketersediaan hijaun dalam jumlah yang cukup dengan kualitas
yang baik sangat menentukan produktivitas ternak ruminansia (Dhalika et al., 2006).
Hijauan memegang peranan penting pada produksi ternak ruminansia, termasuk Indonesia karena pakan yang dikonsumsi oleh sapi, kerbau, kambing, dan domba sebagian besar dalam bentuk hijauan, tetapi ketersediaannya baik kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya masih sangat terbatas (Reksohadiprodjo, 1985).
Pertanaman Campuran Rumput dan Leguminosa
Pertanaman campuran merupakan sistem penanaman dua atau lebih jenis tanaman dalam sebidang lahan pada musim tanam yang sama. Dengan demikian penanaman secara campuran dimungkinkan terjadi persaingan atau saling mempengaruhi antara komponen pertanaman yang berlangsung selama periode pertumbuhan tanaman yang mampu mempengaruhi hasil kedua atau lebih tanaman tersebut (Gardner et al., 1991) menyatakan bahwa pada pertanaman campuran leguminosa memberi sumbangan N pada rumput selama pertumbuhannya. Beberapa syarat perlu diperhatikan sebagai tanaman campuran, yaitu dapat menimbun N, tanaman tahunan yang berumur pendek, spesies-spesies yang permanen, tanaman yang tumbuh rapat, rendah dan lambat berbunga.
Disamping itu menurut (Marhaeniyanto, 2009) bahwa tanaman leguminosa di daerah tropis tumbuh lebih lambat daripada tanaman rumput, agar bisa tumbuh dengan baik, maka penanaman rumput dan leguminosa dibuat dalam jalur beselang-seling. Beberapa keuntungan penanaman campuran rumput dan leguminosa : 1) Memperbaiki unsur Nitrogen dalam tanah, karena kemampuan leguminosa untuk mengikat N dari udara, 2) Memperbaiki mutu pakan ternak
ruminansia, karena kandungan protein dan mineral lebih tinggi, 3) Daerah tropis yang lembab akan membatasi pertumbuhan rumput, namun dengan percampuran rumput dan leguminosa, leguminosa dapat memperbaiki pertumbuhan rumput, karena akarnya bisa lebih dalam, 4) Tanaman campuran rumput dan leguminosa mampu meningkatkan kapasitas tampung sehingga satuan ternak per hektar lebih banyak dan total kenaikan berat badan lebih tinggi (Yuniar, 2013).
Deskripsi Tanaman Rumput dan Legum
Digitaria milanjianadanStylosanthes guianensis
Rumput berumur yang berstolon dan tumbuh rendah dengan daun yang lembut. Paling cocok unuk daerah dengan musim kemarau pendek. Mempunyai
kemampuan beradaptasi yang mirip dengan Brachiaria decumbens (Home and Stur, 1999). Pemotongan pada umur 35-36 hari dapat menghasilkan
prduksi yang maksimum baik pada tanah kering maupun tanah basah. Pemberian
pupuk N yang maksimum 100-1800 kg N/ha, pupuk P dan K yang maksimum 0-33 kg/ha dan 66 kg/ha. Digitaria milanjiana dapat berinteraksi baik dengan leguminosa Centrosema, Desmodium, dan Calopogoniu (Reksohadiprodjo, 1994).
Rumput ini berdaun lebat dan halus, pada setiap buku pada stolonnya bisa tumbuh akar dan tangkai. Tanaman ini baik untuk penganan karena cepat tumbuh dan disukai terak karena palatabel (Susetyo, 1980).
Stylosanthes tumbuh dan beradaptasi pada lokasi-lokasi yang panas namun beriklim lembab, dan tidak toleran terhadap kekeringan dan suhu dingin. Tumbuhan ini tumbuh pada berbagai tipe tanah, tapi umumnya dapat beradaptasi dengan baik pada tanah-tanah asam dan miskin hara yang mengandung kadar Al dan Mn tinggi. Stylosanthes digunakan sebagai pohon pelindung pada areal-areal
perkebunan dan juga sebagai tanaman yang ditanam pertama kali pada sistem perladangan berpindah. Stylosanthes termasuk tumbuhan pionir yang cepat tumbuh dan banyak memproduksi biomassa. Penanaman Stylosanthes telah berhasil melindungi tanah bekas laharan dari pengaruh hujan dan aliran permukaan (Manglayang Agribusinnes Cooperative, 2005).
Stylosanthes guainensis merupakan tanaman legum parenial, tingginya dapat mencapai 1,2 m. Daunnya panjang 0,5-4,5 cm dan lebar 0,2-2 cm, bunganya berwarna kuning sampai orange, benihnya berwarna coklat (bervariasi dari kuning sampai agak kehitaman). Tanaman ini leih dikenal dengan nama stylo yang digunakan untuk tanaman pakan pada lahan pastura (penggembalaan maupun potongan), sebagai penutup tanah (mencegah erosi), pupuk hijau dan diolah menjadi hay atau pellet. Stylo dapat tumbuh pada drainase yang baik, dan pada tekstur tanah pasir sampai liat (seperti tanah tropis latosol, liat, tanah berpasir). Stylo dapat memanfaatkan P pada tanah dengan kandungan P yang rendah, namun dapat dengan baik merespon pemberian P, K, S, Ca, dan Cu pada taraf yang rendah (FAO,2009).
Kandungan protein kasarnya tidak terlalu tinggi berkisar 12-18% dari BK.Stylosanthes juga mengandung oxalat sekitar 1.72% dimana oxalat yang larut air cukuprendah yaitu 0.15%. Palatabilitasnya bervariasi, tapi umumnya hijauan mudakurang disukai ternak. Kecernaan BK-nya bervariasi 40% pada hijauan tua danbisa mencapai 70% pada hijauan yang masih muda (Soedomo, 1985).
Dari uraian diatas, maka kedua tanaman tersebut sangat cocok untuk ditanam secara bersamaan dan menunjukkan simbiosis yang baik, dimana
produksi rumput dapat meningkat karena leguminosa mampu menyediakan atau memberikan nilai makanan yang lebih baik terutama protein, pospor, dan kalsium
Digitaria milanjiana dan Clitoria ternatea
Komposisi zat makanan rumput Digitaria milanjiana PK sekitar 8-12%, dan rata-rata kecernaan BK pada umur 4-8 minggu sekitar 64-67%. Kecernaan
BK pad
dan Ca 0,84% (Bogdan, 1977).
Clitoria ternatea sangat cocok tumbuh bersamarumput-rumputan yang tinggi seperti rumputGajah, rumput Raja,Andropogon pertusus, sorghum dan lain sebagainya. Hasil beratkering Clitoria ternatea di Zambia mencapai 3.330kg BK ha-1 pada tahun pertama pertumbuhandari bulan Maret sampai dengan Juni. Produksiberat kering dapat mencapai 13.350 kg BK/ha/tahun apabila budidaya
Clitoria ternatea dilaksanakandi lahan dengan irigasi yang baik bahkan ton. Produksinya dapatmencapai 30. Kandungan protein kasarmencapai 10.5% sampai dengan 25.5% dari berat kering. Clitoriaternatea memiliki sifat-sifat agronomis berakar dalam, panjang, sebagai leguminosa memanjat, daunnya memiliki 5 liflet, dan bunganya biru pekat. Kemampuannya beradaptasi pada pH 5.5-8.9 sangat baik dan mampu hidup baik pada tanah berkapur(Gomez dan Kalamani, 2003).
Kembang telang beradaptasi dengan baikpada kisaran tanah berpasir, lempung, dan liat yang berat. Tahan terhadapkekeringan (curah hujan 500-900 mm), tahanterhadap salinitas dan mampu berkompetisidengan baik terhadap gulma. Sebagai tanamanpenutup tanah, kembang telang (C. ternatea)mampu menutup tanah dengan baik pada umur4–6 minggu setelah tanam. Tumbuh
baikbersama rumput-rumputan yang tinggi sepertirumput Guinea dan rumput Gajah(Tmannetje dan Jones, 1992).
Pemanfaatan bunga telang sebagai cover crop dan pakan ternak banyak dilakukan di Australia dan Brasil. Clitoria ternatea mampu memberikan hasil hijauan keringtertinggi, dan sangat responsif terhadap penggunaan pupuk organik.
Kebutuhan Unsur Hara bagi Tanaman
Kebutuhan unsur hara untuk daerah tropis adalah unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak (konsentrasi 1000 mg/kg bahan kering). Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit (konsentrasi kurang dari atau sama dengan 100 mg/kg bahan kering). Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dan terdapat dalam jumlah yang lebih besar, dibandingkan dengan unsur hara mikro bahwa batas perbedaan unsur hara makro dan mikro adalah 0,02 % per mg bahan kering (Sutedjo, 2002).
Nitrogen (N) merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. Fosfor (P) terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fosfatide, sedangkan kalium bukanlah elemen yang langsung pembentuk bahan organik. Fungsi N bagi tanaman antara lain : meningkatkan pertumbuhan tanaman, menyehatkan pertumbuhan daun, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, meningkatkan mikroorganisme di dalam tanah. Fungsi P bagi tanaman adalah mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, dapat
meningkatkan produksi biji-bijian, sedangkan kalium berperan membantu: pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan batang dan bagian kayu dari tanaman, meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit, meningkatkan kualitas biji/buah.
Proses Penyerapan Unsur Hara
Tanamandapatmenyerapunsurharamelaluiakarataumelaluidaun.Unsur C dan O diambiltanamandariudarasebagai CO2melaui stomata daundalam proses
fotosintesis.Unsur H diambildari air tanah (H2O)
olehakartanaman.Dalamjumlahsedikit air jugadiseraptanamanmelaluidaun.Penelitiandenganunsurradio
aktifmenunjukkanbahwahanyaunsur H dari air yang digunakantanaman, sedangoksigendalam air tersebutdibebaskansebagai gas (Donahue et al., 1977).
Beberapa mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman : (a). Pseudomonas untuk melarutkan fosfat oleh tanaman menjadi bentuk yang
dapat hara tanah, (c). Rhizobium untuk mengikat nitrogen bebas dari udara, (d). Lactobacillus membantu proses fermentasi bahan organik menjadi
senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman (Ayub, 2010).
Peran Pupuk Organik dalam Kesuburan Tanah
Kebutuhan tanah merupakan kemampuan tanah memproduksi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk mendukung dan produksinya. Tingkat kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh bahan organik yang terdapat di dalam tanah. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia,
fisik, biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman. Menurut Marsono(2001) beberapa kelebihan pupuk organik antara lain: (1) Mengubah strukturtanah menjadi lebih baik sehingga pertumbuhan tanaman juga semakin baik. Saatpupuk dimasukkan ke dalam tanah, bahan organik pada pupuk akan dirombakoleh mikroorganisme pengurai menjadi senyawa organik sederhana yang mengisiruang pori tanah sehingga tanah menjadi gembur. (2)Meningkatkan daya serap dan daya pegang tanah terhadap air sehingga tersediabagi tanaman. Hal ini karena bahan organik mampu menyerap air dua kali lebihbesar dari bobotnya. Dengan demikian pupuk organik sangat berperan dalammengatasi kekeringan air pada musim kering. (3) Memperbaiki kehidupanorganisme tanah. Bahan organik dalam pupuk ini merupakan bahan makananutama bagi organisme dalam tanah, seperti cacing, semut, dan mikroorganismetanah. Semakin baik kehidupan dalam tanah ini semakin baik pula pengaruhnyaterhadap pertumbuhan tanaman dan tanah itu sendiri.
Pemupukan
Pupuk adalah setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud menambah unsur hara yang diperlukan tanaman. Pengertian lain dari pupuk adalah suatu bahan yang diberikan sehingga dapat mengubah keadaan fisik, kimiawi, dan hayati dari tanah sehingga sesuai dengan tuntutan tanaman (Sarief, 1985). Pupuk merupakan suatu bahan yang diberikan ke dalam tanah untuk menaikan produktivitas tanah dalam keadaan lingkungan yang baik. Karena pada lingkungan yang tidak sesuai efek pemupukan akan berkurang pula.
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah,menaikkan bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman.Sedangkan pemberian pupuk urea dapat merangsang pertumbuhansecara keseluruhan khususnya cabang, batang, daun, dan berperanpenting dalam pembentukan hijau daun (Lingga dan Marsono, 2008).
Hardjowigeno (1993) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan pada setiap usaha pemupukan adalah tanaman yang akan dipupuk, jenis tanah, jenis pupuk, dosis, waktu pemupukan dan cara pemupukan yang tepat agar sebagian besar dari pupuk yang diberikan dapat diserap akar tanaman.
Banyak faktor yang mempengaruhi efisiensi dan efektivitas pemupukan untuk pertumbuhan yang sehat dan berproduksi tinggi, tanaman membutuhkan unsur hara yang seimbang dan cukup tersedia di dalam tanah. Jika terjadi kekurangan hara maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan mengalami defisiensi hara tertentu (Risza, 1994).
Tabel 3. Kandungan zat hara beberapa feses dan urin pada berbagai ternak Nama Ternak Bentuk Kotoran Nitrogen (%) Fosfor (%) Kalium (%) Air (%) Sapi Padat 0.40 0.20 0.10 85 Cair 1.00 0.50 1.50 92 Kambing Padat 0.60 0.30 0.17 60 Cair 1.50 0.13 1.80 85
Ayam Padat dan Cair 1.00 0.80 0.40 55
Kelinci Padat dan Cair 2.72 1.10 0.50 55.3
Sumber: Kartadisastra, 2001 Kualitas Pupuk Organik
Faktor rasio C/N sangat menentukan besarnya produksi gas metana karenakebutuhan unsur C (Carbon) dapat dipenuhi dari karbohidrat, lemak, dan
asam-asamorganik, sedangkan kebutuhan N (Nitrogen) dapat dipenuhi dari protein,amoniak dan nitrat. Apabila C/N tinggi berarti kadar C sangat berlebihan, yangberakibat mikrobia yang menggunakan bahan tersebut kekurangan unsur N untukmetabolisme berlangsung lambat. Lambatnya perkembangan jumlah mikrobia,berakibat menurunnya produksi gas metana pada digester. Sebaliknya apabilabahan organik mempunyai C/N rendah, misalnya pemberian pakan yangmengandung protein tinggi atau penambahan urea maka unsur karbon habissetelah fermentasi, sehingga sisa nitrogen yang ada pada bahan akan hilangsebagai gas amoniak (NH3). Perbandingan rasio C/N substrat yang ideal untukproses dekomposisi anaerob pembentukan gas metana berkisar antara 25 sampai35 dengan perbandingan terbaik adalah 30. Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, prosesanaerob juga memberikan beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik.
Persyaratanpupuk organik yang siap digunakan yaitumemiliki karakteristik, tidak berbau, berwarnacoklat gelap hingga hitam, dan bertekstur remah.Salah satu cara yang dapat dilakuakan agarslurigas bio dapat dimanfaatkan sebagai pupukorganik dengan kualitas yang baik yaitumengolahnya melalui pengomposan (Tanti et al., 2013).
Tabel 4. Persyaratan teknis minimal pupuk organik
No. Parameter Satuan Kandungan
Padat Cair 1 C-organik % >12 4,5 2 C/N ratio % 12-25 - 3 Ph 4 – 8 4 – 8 4 P2O5 % <5 <5 5 K2O % <5 <5
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sluri gas bio yang merupakan hasil samping dari teknologi gas bio dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik tanah layaknya pupuk kandang, Sluri bermanfaat untuk pemupukan tanaman sayuran, buah-buahan dan pohon/tanaman keras. Sluri gas bio memiliki keunggulan bila dibandingkan pupuk kandang atau kompos yaitu sluri memiliki unsur hara yang dapat segera dimanfaatkan oleh tanaman (Pakpahan, 2005).
Pemanfaatan sluri gas bio sebagai pupuk dapat memberikan keuntungan yang hampir sama dengan penggunaan kompos. Sisa keluaran gas bio ini telah mengalami fermentasi anaerob sehingga bisa langsung digunakan untuk memupuk tanaman. Sluri sebagai pupuk organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur dan mengandung unsur makro dan mikro. Suzuki et al., (2001) menunjukkan bahwa sluri gas bio kaya akan unsur makro yaitu N, P , dan K serta unsur mikro seperti Ca, Mg, Fe, Mn, Cu dan Zn.
Kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat diperoleh dari media tanam. Namun, biasanya unsur hara terdapat di dalam media tanam tidaklah lengkap dan tidak dapat memenuhi kebutuhan tanaman, oleh karena itu, diperlukan tambahan unsur hara berupa pupuk. Pemberian pupuk secara rutin dan berkala serta dengan dosis yang tepat sangat menunjang petumbuhan tanaman. Sebaliknya, pemberian pupuk yang berlebihan dan tidak tepat dosis akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian (Aries, 2005).
Kotoran kambing, mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman. Kotoran kambing mengandung nitogen dan kalium lebih
tinggi dibandingkan dengan kotoran sapi. Di pinggiran Kota Medan terdapat peternak kambing dan feses kambing dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi melalui teknlogi gas bio energi yang dihasilkan bukan saja dapat menambah suplai energi tetapi dapat menghemat bahanbakar dan mengurangi pemakaian gas elpiji yang relatif mahal harganya. Sisa-sisapembuatannya (setelah menghasilkan gas bio) dapat dimanfaatkan sebagaipupuk tanaman, karena baunya sudah berkurang. Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan dan mengetahui sluri gas bio yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman.
Produksi durian pada tahun 2013 dan 2014 adalah 79.994 dan 80.441 ton (Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2015). Buah durian dapat dimakan dagingnya hanyasekitar 20-35 %, sisanyaberupa kulit 60-75%, dan biji 5-15 % yang terbuang sebagai sampah.Umumnya kulit serta biji menjadi limbah dibuang begitu saja dilingkungan (Wahyono, 2009).
Biji durian merupakan bahan organik yang sangat mudah diperoleh dikarenakan produksi buah durian yang tinggi di Sumatera Utara. Produktivitas yang tinggi pada buah durian juga menghasilkan biji durian yang tinggi. Hal ini apabila tidak dipergunakan atau dimanfaatkan maka berpotensi sebagai pencemar lingkungan, sementara biji durian dapat dijadikan alternatif sebagai pupuk organik yang diharapkan berguna bagi tanaman, dan meperbaiki sifat kimia tanah.
Hijauan memerlukan pupuk organik sebagaimana tanaman lainnya. Selain itu ketersediaan pupuk organik akan mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk anorganik dalam pengadaan hijauan makanan ternak khususnya bagi ternak ruminansia.
Atas dasar informasi diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai pemanfataan sluri gas bio dengan input feses kambing dan biji durian terhadap petumbuhan pastura campuran.
Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh pemanfaatan sluri gas bio feses kambing dan biji durian terhadap produksi bahan segar, produksi bahan kering, jumlah anakan rumput, tinggi tanaman rumput, tinggi tanaman legum, biomassa akar.
Hipotesis Penelitian
Pemanfaatan sluri gas bio dengan input feses kambing dan biji durian dengan pemberian berbagai dosis mampu meningkatkan produktivitas pastura campuran yang diukur dari produksi bahan segar, produksi bahan kering, jumlah anakan rumput, tinggi tanaman rumput, tinggi tanaman legum dan biomassa akar. Kegunaan Penelitian
Melihat pengaruh dari pemberian sluri gas bio dengan input feses kambing dan biji durian dan perbedaan pastura campuran terhadap produksi (produksi bahan segar, produksi bahan kering, jumlah anakan rumput, tinggi tanaman rumput, tinggi tanaman legum, biomassa akar).
ABSTRAK
YUSRAHAMTIKA, 2016 Pemanfaatan Sluri Gas Bio Dengan Input Feses Kambing Dan Biji Durian Terhadap Produktivitas Pastura Campuran. Dibimbing Oleh NURZAINAH GINTING Dan MA’RUF TAFSIN.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian sluri gas bio dengan input feses kambing dan biji durian terhadap produktivitas pastura campuran. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dimulai dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2016. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi Spilt Plot Design. Perlakuan terdiri atas 2 faktor dan 3 ulangan. Petak utama jenis pastura campuran (RL), yaitu RL 1