• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kumbang Khapra

Kumbang khapra dengan nama spesies Trogoderma granarium Everts mempunyai nama sinonim Trogoderma affrum Priesner, termasuk dalam ordo

Coleoptera, famili Dermestidae (Hinton 1975). Kumbang khapra pertama kali dilaporkan keberadaannya di India namun

saat ini telah ditemukan juga di beberapa negara di Asia, Australia, Eropa dan Amerika (Rejesus & Rejesus 2001). Di Amerika Serikat kumbang ini pertama kali ditemukan tahun 1953 di negara bagian California. Diperkirakan kumbang ini masuk ke California awal tahun 1946 pada gudang penyimpanan di Fresno, California (Beal 1956). Kumbang ini sebelumnya telah menyebar di Arizona, New Meksiko, Texas dan dilakukan eradikasi pada area yang pernah terinfestasi, namun pada tahun 1968 kumbang ini kembali di temukan di New Jersey, dan terulang kembali pada tahun 1980. Akhirnya dilakukan pengisolasian terhadap kumbang ini dari tahun 1980–1983 di California, Maryland, Michigan, New Jersey dan Texas (Anonim 2006). Menurut USDA-APHIS diperkirakan 67% iklim Amerika Serikat sesuai untuk perkembangan T.granarium (Rench & Venette 2005). Pada bulan Oktober 1970 ditemukan di Indonesia dalam beras impor yang disimpan dalam gudang selama beberapa bulan di Semarang, dan

mengalami kerusakan berat dan telah menjadi tepung (Dano 1977). Secara alami kemampuan memencar kumbang ini hanya dalam jarak

pendek dan terbatas karena imagonya tidak dapat terbang (Lindgren et al. 1995). Menurut Pruthi dan Singh (1950) imago dan larva hama ini tersebar dengan bantuan angin dan dapat meluas dengan bantuan material yang terinfestasi serta alat transportasi. Larva dan imago menyenangi retakan atau celah material untuk tempat persembunyiannya, pembungkus material, dinding gudang, dan alat transportasi.

EPPO (1997) memberikan daftar benua dan negara–negara yang telah ditemukan kumbang khapra (Tabel 1).

Penemuan dapat berupa hasil intersepsi yaitu deteksi berdasarkan pemeriksaan dan pengujian terhadap barang impor, penemuan dapat berupa imago, larva, exuvia, ataupun penemuan gejala serangan kumbang khapra.

Tabel 1 Penyebaran kumbang Khapra, Trogoderma granarium, di benua Eropa, Asia, dan Afrika

No. Benua Nama negara Keterangan 1. Eropa dan

Mediteranean

Austria, Ciprus, Yunani, Jerman

Ditemukan setelah dilakukan perlindungan lingkungan, dan tidak lagi menetap

Israel, Lebanon, Libya, Maroko, Spayol, Swiss, Siria, Tunisia, Turki, Inggris Belgia, Denmark, Irlandia, Luxembourg, Belanda, Rusia

Tidak ditemukan lagi

Hungaria dan Italia Hanya intersepsi 2. Asia Afganistan,

Bangladesh, India, Indonesia

Ditemukan tapi tidak menetap

Irak, Iran, Israel, Japan

Menyebar di beberapa daerah 3. Afrika Aljajair, Burkina,

Faso, Yunani, Kenya

Ditemukan tetapi tidak menetap

Libya, Mali,

Maritania, Maroko, Nigeria

Terutama dibagian utara

Sinegal, Sierra- Leone (hanya intersepsi), Hanya intersepsi Somalia, Afrika Selatan

Ditemukan tetapi tidak menetap

Sudan, Tanzania, Tunisia, Zambia, Zimbabwe

Ditemukan tetapi tidak menetap

Biologi dan Morfologi Kumbang Khapra

Telur

Telur berbentuk silindris dengan satu pusat yang melingkar berwarna putih susu, kemudian berubah menjadi kuning pucat, dan berukuran panjang 0.7 mm dan lebar 0.25 mm, bentuk silindris (Lindgren et al. 1955). Menurut Partida dan Strong (1975) telur serangga tersebut berukuran panjang 0.2 mm. Telur memiliki sedikit rambut dan akan berubah warna dari warna kemerahan atau kuning kecoklatan pada saat telur semakin matang.

Larva

Larva instar pertama berwarna kuning kecoklatan, dan berubah menjadi kemerahan pada instar berikutnya dan berukuran panjang 6 mm pada larva instar terakhir. Tubuh larva ditutupi rambut rambut yang panjang pada ruas abdomen, sedangkan bagian posterior, rambut-rambutnya menyerupai ekor (Beal 1956).

Gambar 1 Larva instar terakhir Trogoderma granarium

Larva yang masih muda tidak dapat memakan biji-bijian yang utuh dan tergantung pada kerusakan biji-bijian atau produk makanan yang terbuat dari biji- bijian. Pada biji-bijian yang rusak selalu ditemukan larva muda. Larva dewasa dapat memakan biji-bijian yang utuh. Ketersediaan dan jumlah makanan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, tetapi larva dapat bertahan hidup tanpa makan pada periode yang lama (sekitar 13 bulan).

Fase dormansi larva lebih kurang 3 minggu dan diikuti periode makan yang teratur. Proses tersebut memberikan hasil produksi sekitar 41% dari produksi telur yang normal. Proses kelaparan tidak mempengaruhi lama proses pembentukan pupa dari larva dorman (Beal 1956).

Pupa

Setelah selesai ecdysis, larva berganti kulit, tetapi pupa tetap tinggal dalam kulit yang tersisa selama hidupnya. Pupa memiliki tipe exarate. Calon imago jantan lebih kecil dari pada calon imago betina. Rata-rata calon imago jantan dan betina berturut-turut panjangnya berturut-turut 3.5 mm dan 5 mm (Hinton 1945).

Gambar 2 Siklus hidup Trogoderma granarium

Imago kawin setelah berumur 5 hari Imago betina dapat menghasilkan 66-500 butir telur

Telur tersebar pada permukaan dan celah- celah material selama 3-14 hari Larva umumnya ditemukan pada material Stadia pupa 2-5 hari

Imago

Tubuh imago T.granarium dewasa berbentuk oval memanjang, berukuran 1.6–3.0 mm, lebar 0.9–1.7 mm. Imago jantan berwarna coklat sampai kehitaman dengan bercak-bercak coklat kemerahan pada elitra. Imago betina lebih besar dan ramping dan warnanya lebih terang. Kepala yang relatif kecil, memiliki antena yang pendek yang terdiri dari 11 ruas. Pada ruas ketiga sampai kelima dari antena berbentuk seperti gada dan bagian permukaan bagian atasnya ditutupi oleh rambut dan kelihatan mengkilat (Hinton 1945). Imago memiliki waktu hidup yang singkat, apabila imago betina kawin hanya hidup 4-7 hari, sedangkan bila tidak melakukan perkawinan 20-30 hari. Imago jantan dapat hidup 7–12 hari. Imago tidak dapat terbang dan memiliki tungkai yang pendek. Perkawinan terjadi setelah serangga berumur 5 hari. Kumbang ini dapat menghasilkan telur dengan sempurna pada perkawinan pertama. Pada perkawinan pertama imago betina menghasilkan telur sekitar 66 butir, sedangkan pada perkawinan kedua imago dapat mencapai lebih dari 500 butir telur. Apabila terjadi penundaan perkawinan selama 15-20 hari maka kemampuan menghasilkan telur serangga ini akan menurun sebesar 25% (Hinton 1945).

Gambar 3 Imago Trogiderma granarium

Cara Hidup Kumbang Khapra

Siklus hidup dari kumbang khapra mulai dari telur sampai serangga dewasa rata-rata 7 bulan pada suhu 21oC. Suhu untuk pertumbuhan normal serangga ini berkisar antara 21oC-40oC. Lama hidup imago berkisar antara 39 – 45 hari pada suhu 30oC dengan kelembaban 75%. Pada suhu optimum yakni suhu 35oC, siklus

hidupnya dapat mencapai 26 hari. Kumbang khapra dapat bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim, baik pada kondisi suhu yang rendah ataupun pada suhu yang sangat tinggi. Namun pada saat fase larva dengan suhu di bawah 25oC larva akan bergerombol, dan berdiapause selama 6 tahun (Burges 1962). Larva dapat bertahan pada suhu –8oC dalam kondisi tidak aktif. Pertumbuhan dapat terjadi pada kelembaban 2%. Pada kelembaban relatif yang tinggi dapat menjadi faktor pembatas kumbang khapra untuk dapat bertahan hidup, sehingga keadaan yang lembab mengakibatkan kompetisi antar spesies tidak dapat berjalan dengan baik (Burges 1962).

Komoditas Yang Diserang

Kumbang khapra menginfestasi hampir seluruh hasil tanaman kering, bahan yang berasal dari hewan, tetapi lebih menyukai biji-bijian seperti gandum,

barley, oats, jagung, rye, dan produk olahan seperti tepung, malt, dan mie. Kumbang ini dapat memakan bahan produk dengan kadar air 2% (Hinton 1945), dan juga dapat berkembang pada material hewan seperti tikus mati, darah kering,

Dokumen terkait