• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian mengenai tindak tutur bukanlah baru pertama kali dilakukan. Sudah ada penelitian terdahulu tentang masalah tersebut. Namun, yang meneliti khusus tindak tutur dalam novel Pertemuan Dua Hati belum pernah dilakukan. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Vera Nurcahaya (2010) dalam skripsinya yang berjudul Tuturan Pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Batak Toba menyimpulkan bahwa hanya

terdapat empat jenis tuturan saja di dalam tuturan tersebut, yang terdiri dari tuturan representatif, tuturan komisif, tuturan direktif, dan tuturan ekspresif. Tuturan deklaratif tidak ditemukan karena tuturan tersebut hanya dilakukan oleh orangyang mempunyai kedudukan untuk membuat suatu perubahan dunia.

Reza Pahlevi (2013) dalam skripsi nya yang berjudul Analisis Tindak Tutur dalam Dialog Film Perempuan Punya Cerita menyimpulkam bahwa setiap tuturan dalam film tersebut merupakan tindak ilokusi karena mengacu pada makna denotasinya, sedangkan tindak ilokusi dan perlokusi, tidak semua tuturan memiliki kedua tindak tersebut.

Rina Desliah (2013) dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur dalam Iklan Di Radio 105.8 Delta Fm Medan menyimpulakn bahwa dalam iklan di radio tersebut terdapat tindak tutur sesuai dengan yang dikemukakan oleh Austin (lokusi, ilokusi, dan perlokusi), sedangkan tindak tutur komisif tidak ditemukan. Tidak tutur dominan yang terdapat dalam iklan di radio tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Searle yaitu tindak tutur ekspresif berupa ucapan terima kasih, kritikan, dan nasihat.

Merlyn (2013) dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur Asertif dan Direktif dalam Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari menyimpulkan (1) bentuk tindak tutur yang pertama adalah bentuk tindak tutur asertif dalam novel tersebut terdapat lima jenis tindak tutur, antara lain memberitahukan yang berarti melaporkan untuk menyatakan sesuatu hal kepada orang lain agar mengetahui apa yang disampaikan, menyimpulkan yang berarti mencari inti sari dari apa yang

telah disampaikan oleh penutur, menunjukkan yang berarti memberitahu sesuatu terhadap apa yang diarahkan, dan berspekulasi yang berarti sebuah pendapat atau dugaan yang tidak berdasarkan pada kenyataan yang sebenarnya. (2) bentuk tindak tutur yang kedua adalah bentuk tindak tutur direktif dalam novel terrsebut terdapat Sembilan tuturan, antara lain mengajak, menyarankan, memohon, menyuruh, menasehati, melarang, meminta, dan mendesak.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur; dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Interaksi yang berlangsung antara seorang guru dan murid di sekolah, pada waktu tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati pula dalam acara diskusi di ruang sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

Austin (dalam Cahyono, 1994: 224) menggolongkan tindak bahasa menjadi tiga bagian dan ketiganya dilaksanakan secara serentak. Tindak pertama ialah tindak lokusi (locutionary act), tindak yang kedua ialah tindak ilokusi (illocutionary act), dan yang ketiga ialah tindak perlokusi (perlocutionary act).

Sejalan dengan teori yang dikemukakan Austin, Searle mengutarakan bahwa suatu tindak tutur memiliki makna di dalam konteks, dan makna itu dapat dikategorikan ke dalam makna lokusi, ilokusi, dan perlokusi (Pangaribuan, 2008: 117). Dalam novel Pertemuan Dua Hati terdapat tuturan yang dapat dianalisis menggunakan teori Austin dan Searle. Tuturan tersebut dianalisis untuk mendapatkan makna lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Sebagai contoh, berikut tuturan dalam novel Pertemuan Dua Hati.

Konteks: Ibu memberitahu anaknya tentang gedung sekolah barunya yang bagus.

(1) Ibu: Lihat! Di Purwodadi tidak ada sekolah sebagus ini!” Anak: ”Apanya yang bagus?

(Sumber: novel Pertemuan Dua Hati, halaman 24)

Tuturan (1) dikutip dari novel Pertemuan Dua Hati. Dari tuturan tersebut terdapat tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi. Tindak lokusi pada tuturan ”Lihat! Di Purwodadi tidak ada sekolah sebagus ini!” adalah menyatakan tentang gedung sekolah anaknya yang bagus. Tindak ilokusinya bermaksud memberitahu anak dan menyuruh melihat dengan teliti bangunan kuno yang menonjol pada gedung sekolahnya. Tindak perlokusinya si anak mulai memperhatikan bangunan sekeliling sekolahnya.

Satu hal mendasar yang perlu dicatat dari penggolongan tindak tutur ke dalam bentuk-bentuk tuturan menurut Searle adalah bahwa ternyata satu tindak tutur dapat memiliki maksud dan fungsi yang bermacam-macam. Berbeda dengan Searle (1983) yang membuat pengelompokan demikian itu, pakar lain seperti Leech (1983) dan Blum-Kulka (1987) justru menyatakan hal yang berbeda, yakni bahwa satu maksud atau satu fungsi bahasa dinyatakan dengan bentuk tuturan yang bermacam-macam (Rahardi, 2005: 37).

Penulis tertarik mendalami jenis tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan Searle karena tindak tutur terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak asing lagi untuk dibahas. Peristiwa tutur dapat terjadi setiap hari ketika seorang penutur berbicara dengan lawan tuturnya., tetapi banyak orang yang tidak mengetahui jenis dari tuturan yang telah diucapkan. Tindak tutur dapat dilihat dan didengar secara langsung, misalnya di kampus, di kantor, di jalan, di

rumah atau di tempat lainnya. Tuturan tersebut dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara) dan mitra tuturnya (penyimak) sedangkan dalam media tulis tuturan disampaikan oleh penulis (penutur) kepada mitra tuturnya, yaitu pembaca. Sementara untuk tuturan melalui media penutur dapat mengekspresikannya dengan tulisan maupun lisan dengan memanfaatkan media massa.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Dalam novel tersebut banyak terdapat percakapan antar tokoh yang memiliki makna tersirat. Dengan demikian, diperlukan kemampuan untuk mengenali berbagai makna dan cara-cara menerjemahkannya. Ada kalanya makna tersebut tidak disampaikan secara eksplisit. Makna-makna yang seperti itu disebut dengan makna implisit atau tersirat.

Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini merupakan salah satu karya terbaik di Indonesia, banyak hal yang bisa dikaji dari novel tersebut. Sebagai novel yang mempunyai nilai estetik dan berkualitas tentu banyak mengandung makna implisit atau tersirat yang digunakan pengarang dalam penyampaian cerita. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tindak tutur dalam novel tersebut.

Novel Pertemuan Dua Hati menceritakan kisah seorang guru yang berjuang untuk membimbing seorang murid yang nakal. Hingga pada akhirnya murid yang tidak disukai oleh teman-teman di sekolahnya ini dapat berhasil

dibimbing oleh guru ke jalan yang benar. Pendekatan seorang guru dilakukan dengan cara menjalin komunikasi yang baik dengan murid tersebut. Dengan adanya komunikasi atau peristiwa tutur yang baik, ibu guru dapat menyampaikan arahan dan nasihat yang baik pula kepada muridnya itu.

Salah satu kajian dalam bidang pragmatik adalah tindak tutur percakapan. Pada percakapan antar pelibat sering sekali terdapat makna dengan maksud tertentu yang berbeda dengan strukur bahasanya. Berkaitan dengan tindak tutur, pada penelitian ini akan dianalisis tindak tutur pada percakapan dalam novel Pertemuan Dua Hati. Peneliti memilih judul ini karena dalam novel ini banyak terdapat berbagai jenis tuturan. Peneliti juga ingin menggambarkan maksud atau makna pragmatik dari setiap ujaran dan tuturan yang terdapat dalam dialog novel Pertemuan Dua Hati.

1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka pokok permasalahan yang akan dibahas:

1. Jenis tindak tutur apa sajakah yang digunakan dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini?

2. Bagaimanakah makna pragmatis dari tindak tutur yang terjadi dalam dialog novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian harus dibatasi agar tujuan penelitian terarah dan tercapai dengan baik. Penulis membatasi penelitian ini hanya pada jenis tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi seperti yang dikemukakan oleh Austin serta klasifikasi jenis tindak ilokusi menurut Searle. Deskripsi makna pragmatis dari tidak tutur yang ada pada Novel Pertemuan Dua Hati dengan menggunakan pendekatan ilmu pragmatik. Makna pragmatis adalah makna yang terikat konteks sesuai yang diutarakan Searle (dalam Tarigan, 1986: 23).

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Sebuah penelitian pada umumnya mempunyai tujuan yang mendukung tentang arah dan pelaksanaan penelitian. Peneltian tersebut diharapkan mencapai tujuan yang lebih baik.

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan jenis tindak tutur yang digunakan dalam novel Pertemuan Dua Hati.

2. Mendeskripsikan makna pragmatis dari tindak tutur dalam dialog novel Pertemuan Dua Hati.

1.4.2 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini dapat digunakan untuk memahami bidang kajian pragmatik, khususnya tindak tutur. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian sejenis pada objek kajian yang lain.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai jenis-jenis tindak tutur yang terdapat pada novel Pertemuan Dua Hati. Selain itu, penelitian ini dapat juga digunakan untuk menambah wawasan mengenai pemahaman sebuah tuturan, sehingga antar komunikator dapat memahami maksud dan jenis-jenis sebuah tuturan.

TINDAK TUTUR DALAM NOVEL PERTEMUAN DUA HATI

KARYA NH.DINI

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan bentuk tindak tutur dalam Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis dan makna dari tindak tutur dalam novel Pertemuan Dua Hati. Dalam pengumpulan data digunakan metode simak yang kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Analisis pragmatik mengunakan metode padan diterapkan pada data novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adaleh teori tindak tutur oleh Austin dan Searle.. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tindak tutur yang terdapat dalam novel tersebut, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi serta klasifikasi dari tindak ilokusi dalam novel tersebut adalah asertif, direktif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak tutur dominan pada Novel Pertemuan Dua Hati adalah tindak tutur asertif dan ekspresif

TINDAK TUTUR DALAM NOVEL PERTEMUAN DUA

HATI

KARYA NH. DINI

SKRIPSI

OLEH

CYNTIA ADHITA SIAHAAN

100701075

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

TINDAK TUTUR DALAM NOVEL PERTEMUAN DUA HATI

KARYA NH.DINI

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan bentuk tindak tutur dalam Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis dan makna dari tindak tutur dalam novel Pertemuan Dua Hati. Dalam pengumpulan data digunakan metode simak yang kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Analisis pragmatik mengunakan metode padan diterapkan pada data novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adaleh teori tindak tutur oleh Austin dan Searle.. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tindak tutur yang terdapat dalam novel tersebut, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi serta klasifikasi dari tindak ilokusi dalam novel tersebut adalah asertif, direktif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak tutur dominan pada Novel Pertemuan Dua Hati adalah tindak tutur asertif dan ekspresif

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelas kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, agustus 2014

Penulis,

PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang maha Esa atas kasih dan berkat-Nya yang selalu melimpah kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan denga baik. Banyak pihak yang ikut terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Syahron Lubis, MA. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. sebagai ketua Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P. sebagai sekretaris Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Drs. Asrul Siregar, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I dan Dra. Rosliana Lubis, M.Hum. sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan ilmu, waktu serta masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi, Ayahanda Okto Humala Siahaan dan Ibunda Titin Supriatin yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, perhatian, waktu, materi, motivasi dan segalanya sesuatu yang saya butuhkan. Terima kasih banyak untuk pengorbanan yang telah kalian berikan. Begitu juga dengan kedua adik terbaik yang saya miliki Syere Novia Giovanny Siahaan dan Toddy Joshua Arctha Siahaan yang

juga menjadi motivasi bagi saya. Kalian adalah harta yang tak ternilai dalam hidup ini.

7. Seorang terkasih calon Sarjana Teknik, Alex Sihombing yang selama beberapa tahun bisa menjadi seorang sahabat, abang, dan orang yag telah banyak berkorban untuk penulis. Terima kasih untuk semua motivasi, waktu, dan segalanya yang sudah saya terima.

8. Ketiga sahabat yang senantiasa selalu ada dalam suka dan duka Anna Mia Butbut,. Sry Gledis Nababan dan Basaria juntak, SS. Semoga persahabatan tidak berakhir hanya sampai disini.

9. Teman-teman seperjuangan di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara stambuk 2010 (Desy Aryanti, SS. Rosita, Happy) dan teman-teman yang tidak disebutkan namanya satu persatu.

10.Untuk senior dan junior yang banyak memberi masukan kepada penulis.

Demikian skripsi ini saya perbuat. Semoga dapat menambah wawasan pembaca

Medan, agustus 2014 Penulis,

DAFTAR ISI

ABSTRAK………..…………..…...i PERNYATAAN………...……….….ii PRAKATA……...……….... iii DAFTAR ISI …..………...v BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….……...1 1.2 Masalah ………..………...……..4 1.3 Batasan Masalah ……….…………...5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian..………..5

1.4.1 Tujuan Penelitian……….5

1.4.2 Manfaat Penelitian……….……..6

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep…..………...……...7

2.2 Landasan Teori……….…7

2.2.1 Pragmatik……….7

2.2.2 Konteks Situasi Tutur………...9

2.2.3 Tindak Tutur……….………..10

2.3 Tinjauan Pustaka……….………...16

3.1 Waktu Penelitian……….………..…….19

3.2 Populasi dan Sampel……….………….19

3.3 Metode dan Teknik Pengumpula Data……….……..20

3.4 Metode dan Teknik Pengkajian Data…...………….….…20

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data…..…..25

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Jenis Tindak Tutur Dalam Novel Pertemuan Dua Hati….26

4.2 analisi makna dalam novel pertemuan dua hai……….….51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan………....73

5.2 Saran………..………….73

Dokumen terkait