TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraanterjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam kawasan kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu berarti sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang lebih spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan obyek yang dapat diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.Orang telah faham terhadap obyek atau materi yang harus dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat juga diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
9
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang telah ada.Misalnya dapat menyusun, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Wawan dan Dewi, 2010).
2) Pengalaman
Disini dikaitkan dengan umur dan pendidikan inividu, maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalamannya akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalamannya akan semakin banyak (Notoatmodjo, 2007).
3) Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga (Notoatmodjo, 2007).
4) Umur
Menurut Huclok (1998) yang dikutip dalam Wawan dan Dewi (2010) semakin cukup umur, tingkat kamatangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.
5) Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut (Notoatmodjo, 2007).
11
6) Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan dan Dewi, 2010).
7) Informasi
Informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Wied Hary A,1996 dalam Hendra AW, 2008)
d. Cara Memperolah Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengetahui rasa ingin tahunya manusia menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh kebenaran yaitu:
1) Cara Coba Salah (trial and error)
Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperolah ilmu pengetahuan adalah melalui cara coba salah atau dengan kata lain “Trial and Error”. Cara ini merupakan cara yang paling tradisional, yaitu upaya pemecahannya dilakukan dengan cara coba-coba, bila satu cara tidak berhasil dicoba cara lain.
2) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
3) Cara kekuasaan (otoritas)
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.Pengetahuan diperolah berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin, agama maupun ahli ilmu pengetahuan.
4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang paling Bik, maksud pepatah ini bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengetahuan dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembai pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
13
5) Cara Akal Sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara mengukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran. Bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut olah banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidkan.
6) Melalui jalan fikiran (Induksi dan Deduksi)
Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan menggunakan jalan fikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dan dicari hubungannya, sehingga dapat dibuat kesimpulan.
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan interprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1) Baik : Hasil Prosentase 76%-100% 2) Cukup : Hasil Prosentase 56%-75% 3) Kurang: Hasil Prosentase >56%
2. Remaja a. Pengertian
Remaja berasal dari kata adolescence (Inggris), berasal dari bahasa
latin “adolescere” yang berarti tumbuh atau tumbuh ke arah
kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
Menurut WHO masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga memengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
b. Batasan usia remaja
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Ditinjau dari bidang kesehatan WHO, masalah yang dirasakan paling mendesak berkaitan dengan masalah remaja adalah kehamilan dini. Berangkat dari masalah pokok ini, WHO menetapkan
15
batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
Definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (2006) (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10-21 tahun (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
c. Tahapan Perkembangan Remaja
Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), tahapan perkembangan remaja berdasarkan umur ada 3, yaitu:
1) Masa remaja awal (10-12 tahun), dengan perkembangan sebagai berikut :
a) Lebih dekat dengan teman sebaya b) Ingin bebas
c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya d) Mulai berfikir abstrak.
2) Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan perkembangan sebagai berikut:
a) Mencari identitas diri
b) Timbul keinginan untuk berkencan
c) Yang mempunyai rasa cinta yang mendalam d) Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak e) Berkhayal aktivitas seks.
3) Remaja akhir (17-21 tahun), dengan perkembangan sebagai berikut:
a) Pengungkapan kebebasan diri
b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c) Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri d) Dapat mewujudkan rasa cinta.
d. Perkembangan fisik pada remaja wanita
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat.Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
1) Ciri-ciri seks primer
Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), ciri-ciri seks primer yang dimaksud adalah yang berhubungan langsung dengan organ seks.Ciri-ciri seks primer pada remaja wanita sebagai tanda kematangan organ reproduksi adalah ditandai dengan datangnya menstruasi (menarche).Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause yaitu ketika seorang berumur sekitar 40-50 tahun.
2) Ciri-ciri seks sekunder
Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), ciri-ciri seks sekunder pada remaja wanita adalah sebagai berikut:
17
a) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki bertambah besar.
b) Pinggul lebar, bulat dan membesar.
c) Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina. d) Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar.
e) Pertumbuhan payudara, puting susu membesar dan menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
f) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat lebih aktif lagi.
g) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu,lengan dan tungkai.
h) Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.
3. Payudara
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada di daerah pectoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara didaerah papila/putting (Nugroho, 2012).
Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pasca persalinan (Nugroho, 2012).
Berikut ini adalah gambar anatomi payudara :
Gambar 2.1 Anatomi payudara wanita
4. Kanker Payudara a. Pengertian
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang sering terdapat didaerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan. Menurut Shadine (2012), kanker payudara merupakan pertumbuhan serta perkembangbiakan sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara. Satu kelompok sel akan membelah secara cepat dan membentuk benjolan atau massa jaringan eksterna dan kemudian akan menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain (metastases).
19
b. Faktor resiko terkena kanker payudara
Menurut Price dan Wilson (2006) yang dikutip oleh Olfah,dkk (2013) terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan payudara: 1) Usia
Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan satelah menopouse.
2) Lokasi geografis dan ras
Eropa barat dan Amerika utara beresiko terkena kanker payudara lebih dari 6-10 kali keturunan Amerika utara dan perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun.
3) Status perkawinan
Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara.
4) Paritas
Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah melahirkan memiliki resiko lebih besar daripada yang melahirkan anak pertama di usia belasan tahun.
5) Riwayat menstruasi
Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia kurang dari 12 tahun mamiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih besar daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia
lebih dari 12 tahun. Wanita dengan menopouse terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5 hingga 5 kali lipat lebih tinggi.
6) Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki riwayat dengan kanker payudara beresiko 2-3 kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan saudara perempuan maka resiko menjadi 6 kali lebih tinggi.
7) Bentuk tubuh
Obesitas atau setiap penambahan 10 kg maka 80% lebih besar terkena kanker payudara.
8) Penyakit payudara lain
Wanita yang mengalami hiperplasi duktus dan lobules dengan atipia memiliki resiko 8 kali lebih besar terkena kanker payudara. 9) Terpajan radiasi
Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan anak-anak bermanifestasi setelah usia 30 tahun.
10)Kanker primer kedua
Dengan kanker ovarium primer, resiko kanker payudara 3-4 kali lebih besar.Dengan kanker endometrium primer resiko kanker payudara 2 kali lebih besar.Dengan kanker colorectal resiko kanker payudara 2 kali lebih besar.
21
c. Tanda dan gejala kanker payudara
Menurut Romauli dan Vindari (2012) Pada tahap awal tidak terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada tahap lanjut antara lain :
1) Adanya benjolan di payudara
2) Adanya borok atau luka yang tidak kunjung sembuh
3) Keluar cairan yang tidak normal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada wanita yang tidak hamil dan menyusui
4) Perubahan bentuk dan besarnya payudara
5) Kulit puting susu dan areola melekuk kedalam atau berkerut 6) Nyeri di payudara.
5. Deteksi Dini Kanker Payudara a. Pengertian
Deteksi dini adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan (Rasjidi, 2009).
Jadi, deteksi dini kanker payudara adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit payudara secara dini dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat.
b. Tujuan
Tujuan utama deteksi dini kanker payudara adalah menemukan kanker secara dini sehingga penanganannya bisa lebih baik dan optimal (Soepachman, 2011).
c. Macam-macam deteksi dini kanker payudara
1) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau breast self examination
a) Pengertian
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara. (Olfah,dkk, 2013).
b) Tujuan
Tujuan dari SADARI adalah dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara (Romauli dan Vindari, 2012).
c) Waktu SADARI
Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan pada saat menstruasi, pada hari ke tujuh sampai hari kesepuluh setelah hari pertama haid. Lakukan secara rutin dan sebaiknya wanita
23
usia 20 tahun atau lebih melakukan SADARI. Pada wanita muda (pubertas), sedikit sulit karena payudara pada wanita pubertas masih berserabut (fibrous)(Olfah,dkk, 2013).
Menurut Romauli dan Vindari (2012) pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada saat:
(1) Hari pertama setelah haid, saat payudara mengendor, sehingga jika ada benjolan dapat diraba dengan mudah. (2) Jika wanita sudah tidak lagi mendapat haid, sebaiknya
menentukan satu hari tertentu untuk pemeriksaan, misalnya setiap tanggal satu setiap bulan.
(3) SADARI juga harus dilakukan pada wanita hamil dan wanita yang telah mengalami rekontruksi payudara.
d) Langkah-langkah pemeriksaan SADARI Tabel 2.1 Langkah-langkah SADARI
No Gambar Keterangan
1. Posisi berdiri di depan cermin, kedua
lengan lurus ke bawah di samping badan. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca.
2. Posisi berdiri di depan cermin, kedua
tangan diangkat keatas kepala. Melihat retraksi kulit perlekatan tumor terhadap otot atau fascia di bawahnya.
3. Posisi berdiri di depan cermin dengan tangan di samping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
4. Kedua tangan di letakkan di pinggang
(berkacak pinggang). Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/tangan menekan panggul di maksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
5. Posisi berbaring dengan
membengkokkan kedua lutut dan letakkan bantal dibawah bahu untuk menaikkan bagian yang akan di periksa. Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan dengan menggunakan vertical strip dan circular yang dimulai dari payudara sebelah kanan.
6. Pemeriksaan payudara dengan vertical
strip. Memeriksa payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan perlahan-lahan ke bawah bra-line, bergerak kurang lebih 2 cm ke kiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
25
7. Memeriksa payudara dengan cara
memutar. Berawal dari bagian atas payudara, buatlah putaran yang besar. Bergerak sekeliling payudara dengn memperhatikan benjolan. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak dua kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat, jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.
8. Memeriksa cairan di puting payudara.
Menggunakan kedua tangan kemudian tekan payudara untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
9. Memeriksa ketiak, letakkan tangan
kanan ke samping dan rasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
Sumber: Olfah,dkk (2013) 2) Mammografi
a) Pengertian
Mammografi adalah penciptaan gambar yang menggunakan sinar radiasi X-Ray berdosis rendah untuk memeriksa payudara.Mammografi adalah senjata paling efektif untuk mendeteksi kanker payudara secara dini (Romauli dan Vindari, 2012).
b) Tujuan
Tujuan mammografi adalah mendeteksi kanker payudara pada wanita yang tidak menunjukkan gejala (Soepachman, 2011).
c) Waktu mammografi
Menurut Romauli dan Vindari (2012) pemeriksaan mammografi sebaiknya dilakukan pada wanita:
(1) Usia diatas 35 tahun
(2) Mempunyai kanker yang masih dalam stadium I dan II (3) Mempunyai keluhan sebagai berikut:
(a) Benjolan pada payudara dan ketiak (b) Rasa tidak enak dan nyeri pada payudara (c) Puting susu mengeluarkan cairan atau berdarah
(d) Ada kelainan pada kulit payudara menjadi seperti kulit jeruk
(e) Puting susu tertarik kedalam.
Mammografi tidak dapat dilakukan pada saat : (1) Menjelang menstruasi atau sedang menstruasi
(2) Wanita hamil dan menyusui serta wanita yang sedang menjalani terapi hormon pengganti.
3) Ultrasonografi (USG) a) Pengertian
Ultrasonografi (USG) adalah metode dignostik yang memiliki kelebihan seperti relatif mudah dilakukan dan relatif murah.USG payudara terutama berperan pada payudara yang padat biasanya ditemui pada wanita muda yang kadang sulit dinilai pada mammografi (Romauli dan Vindari, 2012).
27
b) Tujuan
Tujuan dari Ultrasonografi (USG) adalah untuk membedakan jenis benjolan atau tumor, apakah padat atau berupa kista dan untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar ketiak (Romauli dan Vindari, 2012).
c) Waktu pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG lebih akurat jika digunakan oleh perempuan yang usianya kurang dari 40 tahun karena USG mengunakan gelombang suara dan wanita usia di bawah 40 tahun keadaan payudaranya masih padat dan kencang (Romauli dan Vindari, 2012).
4) Biopsi
a) Pengertian
Biopsi adalah pengambilan sedikit jaringan payudara yang memiliki kelainan untuk dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop (Romauli dan Vindari, 2012).
b) Tujuan biopsi
Untuk mengumpulkan sampel sel dari sebuah tumor sehingga bisa diperiksa dibawah mikroskop (Romauli dan Vindari,2012). c) Waktu pemeriksaan biopsi
Biopsi akan dilakukan jika terdapat suatu gambaran pada payudara dari pemeriksaan mammografi atau USG yang mencurigakan (tidak normal) (Amiruddin, 2013).
5) Magnetic resonance imaging(MRI) a) Pengertian
MRI adalah gambaran pencitraan bagian payudara dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi bagian payudara tersebut (Wikipedia, 2014).
b) Tujuan
Tujuan dari MRI adalah sebagai metode skrining kanker payudara yang lebih sensitif karena menggunakan bidang magnet untuk memproduksi gambar dari payudara secara mendetail dan memberikontras yang sangat bagus untuk jaringan lunak (Wikipedia, 2014).
c) Waktu pemeriksaan MRI
Pemeriksaan MRI payudara biasanya dianjurkan pada wanita usia muda yang telah terbukti mengalami mutasi genetik (Situmorang, 2012).
6) Termografi a) Pengertian
Termografi payudara adalah metode deteksi kanker payudara yang menggunakan scanner pemantau panas untuk mendeteksi variasi panas badan dijaringan payudara (Awan, 2009).
29
b) Tujuan
Termografi bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan akan adanya kanker payudara jauh lebih awal. Termografi bahkan bisa mendeteksi potensi adanya kankersebelum satu pun tumor terbentuk karena termografi dapat menggambarkan tahapan awal angiogenesis, yaitu formasi suatu penyaluran langsung darah ke sel kanker, yang merupakan langkah penting sebelum formasi tersebut berkembang tumbuh menjadi seukuran tumor (Awan, 2009).
c) Waktu pemeriksaan termografi
Termografi payudara dilakukan pada wanita yang berusia kurang dari 40 tahun, agar kanker payudara bisa terdeteksi lebih dini (Awan, 2009).
B. Kerangka Teori
Kerangka teori tingkat pengetahuan remaja putri tentang deteksi dini kanker payudara ditunjukkan dalam skema berikut :
Gambar 2.6 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010), Wawan dan Dewi (2010), Kumalasari dan Andhyantoro (2012), Olfah,dkk (2013), Romauli dan Vindari (2012) Pengetahuan Remaja : 1. Pengertian Remaja 2. Batasan Usia Remaja 3. Tahapan Perkembangan Remaja 4. Perkembangan fisik pada remaja
Deteksi dini kanker
payudara:
1. Pengertian kanker payudara
2. Faktor resiko kanker payudara
3. Tanda dan gejala kanker payudara 4. Pengertian deteksi
dini kanker payudara 5. Tujuan deteksi dini
kanker payudara 6. Macam-macam
deteksi dini kanker
payudara 1. Pengertian Pengetahuan 2. Tingkat Pengetahuan 3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 4. Cara Memperolah Pengetahuan 5. Kriteria Tingkat Pengetahuan
31
C. Kerangka Konsep Penelitian
kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.7 Kerangka Kosep
Keterangan :
= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Kelas X Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara
Baik
Cukup
Kurang Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan: 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Sosial ekonomi 4. Umur 5. Budaya 6. Lingkungan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
32