• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Reni Retno Riana

NIM B12149

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

i

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X

TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Reni Retno Riana

NIM B12149

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul : “Tingat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang

Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 4 Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dra. Agnes Sri Harti,M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta

2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Kusuma Husada Surakarta dan selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis 3. Bapak Suratno, S.Pd., M.Pd , selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data dan penelitian

4. Siswi kelas X SMK Negeri 4 Surakarta yang bersedia menjadi responden 5. Seluruh dosen dan staff prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.Semoga Karya Tulis Ilmah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 11 Juli 2015

(6)

v

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Reni Retno Riana B12149

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X

TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

xi + 54 halaman + 22 lampiran + 6 tabel + 3 gambar ABSTRAK

Latar Belakang :Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%)(YKI, 2013). Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi dini kanker payudara dapat memberikan harapan hidup.Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan sadari, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mammografi.Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori baik, cukup, kurang dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Metode penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, lokasi dan waktu penelitian di SMK Negeri 4 Surakarta pada bulan Oktober 2014 sampai bulan Juni 2015, populasi 366 remaja putri, pengambilan sampel dengan menggunakan quota sampling sehingga yang diperoleh 79 remaja putri. Instrument penelitian menggunakan kuesioner, pengolahan data dengan bantuan SPSS for windows.Tehnik analisa univariat dengan distribusi frekuensi.

Hasil penelitian : Dari hasil penelitian terhadap 79 Remaja Putri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 4 Surakarta, nilai mean 22,43, standar deviasi 3,346 yang berpengetahuan baik 13 remaja putri (16,46%), berpengetahuan cukup 52remaja putri (65,82%), dan berpengetahuan kurang 14 remaja putri (17,72%). Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16 responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden (15,19%), buku 13 responden (16,46%).

Kesimpulan : Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara terbanyak pada kategori cukup yaitu 52 remaja putri (65,82%).

(7)

vi MOTTO

1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyiroh : 6)

2. Optimis adalah kunci untuk mencapai sebuah kesuksesan

3. Jadikan setiap langkah kita sebagai ibadah maka Insyaallah, Allah akan memberikan kebarokahan.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :

1. Bapakku tercinta Supriadi dan ibuku tercinta Suratni yang telah mendukung dan memberikan do’a disetiap langkahku serta selalu memberikan yang terbaik buatku

2. Kakakku tercinta Nita Nur Khasanah dan adikku tercinta Elok Setiowati dan Dimas Maulana Prasetyo yang telah memberikan support kepadaku

3. Buat dosen-dosen KH khususnya buat bu Retno dan Bu Annisaul, terimakasih telah membimbing saya dengan sabar dan teliti

4. Mas Nugroho Adi Sanjaya,S.Pd yang selama ini telah

mendukung , memberikan semangat dan do’anya dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

5. Teman-temanku tersayang Anna, Miranti, Nana, Mita, Putri, Suprihatin dan semua teman-temanku yang telah membantu dan memberikan support dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini

(8)
(9)

viii A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33

D. Variabel Penelitian ... 35

E. Definisi Operasional... 35

(10)

ix

G. Teknik Pengumpulan Data ... 39

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 40

I. Etika Penelitian ... 42

J. Jadwal Penelitian ... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Gambaran Umum Tempat Penelitian b. Hasil Penelitian

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Langkah-langkah SADARI ... 23

Tabel 3.1 Definisi operasional tingkat pengetahuan deteksi dini kanker Payudara ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ... 37

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan informasi ... 45

Tabel 4.2 Nilai mean, standart deviasi, minimum dan maximum ... 45

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 10. Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 11.Pedoman Penskoran

Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Kuesioner Penelitian Lampiran 16. Pedoman Penskoran

Lampiran 17. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 18.Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Lampiran 19. Tabel Nilai r Product Moment

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Setiap 11 menit ada 1 orang penduduk dunia yang meninggal karena kanker, setiap 3 menit ada 1 penderita kanker baru (Rasjidi, 2009). Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%) (YKI, 2013). Menurut Prof. Dr. dr. Sarjadi, Sp.PA, salah satu dosen Fakultas Kedokteran Undip yang juga merupakan pakar peneliti penyakit kanker, ada 150-160 orang penderita baru penyakit kanker di Jawa Tengah dari setiap 100.000 penduduk yang ada setiap tahunnya, dan yang telah tertangani secara medis hanya sekitar 25% dari jumlah keseluruhan.

(15)

wanita setelah kanker paru. Laporan WHO tahun 2005, jumlah perempuan penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Globocan, Internasional Agency for research on cancer (IARC) (2002), didapatkan insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan (Olfah, dkk, 2013).

Menurut WHO (World Health Organization), setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Data menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun keatas, sedangkan 6% diantaranya kurang dari 40 tahun. Namun sekarang banyak juga wanita yang berusia di bawah 30 tahun terkena kanker payudara (Suryaningsih dan Bertania, 2009).

Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan yang sangat cepat dari masyarakat tradisional berubah menjadi modern sehingga merubah nilai-nilai, norma-norma dan gaya hidup mereka. Berbagai hal tersebut meningkatkan kerentanan remaja terhadap berbagai macam penyakit. Menurut Shadine (2012), resiko kanker payudara dapat meningkat dan dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat, misalnya kurang berolahraga, merokok, mengkonsumsi alkohol, dan makan makanan yang berlemak.

(16)

3

(Nugroho, 2012). Maka sangatlah penting bagi remaja putri untuk mengetahui informasi tentang deteksi dini kanker payudara agar tidak terjadi keterlambatan pasien untuk datang ke dokter.

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 13 Oktober 2014, terdapat 412 remaja di SMK Negeri 4 Surakarta, 366 diantaranya adalah remaja putri. Setelah dilakukan tanya jawab kepada 15 remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta tentang deteksi dini kanker payudara sejumlah 5 pertanyaan didapatkan hasil, 2 remaja dapat menjawab 4 soal, 4 remaja dapat menjawab 3 soal, 4 remaja dapat menjawab 2 soal, dan 5 remaja dapat menjawab 1 soal (Data primer, 2014).

Berdasarkan studi pendahuluan tersebut masih terdapat wanita yang belum memahami tentang deteksi dini kanker payudara. Penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas

X Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri kelas

(17)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi

dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori cukup. c. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi

dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori kurang.

d. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Remaja Putri

Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang deteksi dini kanker payudara.

2. Bagi Peneliti

(18)

5

3. Bagi Institusi Pendidikan

a. Bagi SMK Negeri 4 Surakarta

Diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan tetang deteksi dini kanker payudara

b. Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan dapat menjadi dokumen dan bahan bacaan serta menambah pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh:

1. Dwi Wahyuni (2012) dari STIKes Kusuma Husada dengan judul

“Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kanker Payudara di

Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwano Kecamatan Jatipuro

Kabupaten Karanganyar”. Jenis atau desain penelitian menggunakan

deskriptif kuantitatif, sampel yang digunakan adalah remaja putri, teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh dan teknik analisis data menggunakan analisis univariate. Hasil penelitian ini tingkat pengetahuan tentang kanker payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwano Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar pada kategori baik 18,75%, kategori cukup 68,75%, dan kategori kurang 12,5%.

2. Nurhayati Yunus (2013) dari Universitas Negeri Gorontalo dengan judul

“Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara

(19)

Gorontalo”. Jenis atau desain penelitian menggunakan deskriptif

kuantitatif, sampel yang digunakan adalah remaja putri kelas X dan XI dan

teknik analisis ata menggunakan univariate. Hasil penelitian ini Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA N 9 Gorontalo pada kategori baik 21,9%, kategori cukup 73,3%, dan kategori kurang 4,8%.

3. Susilowati (2013) dari STIKes Kusuma Husada dengan judul “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Deteksi Dini Kanker

Payudara di Dusun Macanmati KecamatanGesi Kabupaten Sragen”. Jenis

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraanterjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam kawasan kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

(21)

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan obyek yang dapat diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.Orang telah faham terhadap obyek atau materi yang harus dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat juga diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

(22)

9

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang telah ada.Misalnya dapat menyusun, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain:

1) Pendidikan

(23)

2) Pengalaman

Disini dikaitkan dengan umur dan pendidikan inividu, maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalamannya akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalamannya akan semakin banyak (Notoatmodjo, 2007).

3) Sosial ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga (Notoatmodjo, 2007).

4) Umur

Menurut Huclok (1998) yang dikutip dalam Wawan dan Dewi (2010) semakin cukup umur, tingkat kamatangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.

5) Budaya

(24)

11

6) Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan dan Dewi, 2010).

7) Informasi

Informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Wied Hary A,1996 dalam Hendra AW, 2008)

d. Cara Memperolah Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengetahui rasa ingin tahunya manusia menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh kebenaran yaitu:

1) Cara Coba Salah (trial and error)

Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperolah ilmu pengetahuan adalah melalui cara coba salah atau dengan kata lain “Trial and Error”. Cara ini

(25)

2) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara kekuasaan (otoritas)

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.Pengetahuan diperolah berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin, agama maupun ahli ilmu pengetahuan.

4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

(26)

13

5) Cara Akal Sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara mengukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran. Bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut olah banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidkan.

6) Melalui jalan fikiran (Induksi dan Deduksi)

Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan menggunakan jalan fikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dan dicari hubungannya, sehingga dapat dibuat kesimpulan.

e. Kriteria Tingkat Pengetahuan

(27)

1) Baik : Hasil Prosentase 76%-100% 2) Cukup : Hasil Prosentase 56%-75% 3) Kurang: Hasil Prosentase >56%

2. Remaja a. Pengertian

Remaja berasal dari kata adolescence (Inggris), berasal dari bahasa

latin “adolescere” yang berarti tumbuh atau tumbuh ke arah

kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

Menurut WHO masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga memengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

b. Batasan usia remaja

(28)

15

batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

Definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (2006) (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10-21 tahun (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

c. Tahapan Perkembangan Remaja

Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), tahapan perkembangan remaja berdasarkan umur ada 3, yaitu:

1) Masa remaja awal (10-12 tahun), dengan perkembangan sebagai berikut :

a) Lebih dekat dengan teman sebaya b) Ingin bebas

c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya d) Mulai berfikir abstrak.

2) Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan perkembangan sebagai berikut:

a) Mencari identitas diri

b) Timbul keinginan untuk berkencan

(29)

3) Remaja akhir (17-21 tahun), dengan perkembangan sebagai berikut:

a) Pengungkapan kebebasan diri

b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

c) Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri d) Dapat mewujudkan rasa cinta.

d. Perkembangan fisik pada remaja wanita

Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat.Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.

1) Ciri-ciri seks primer

Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), ciri-ciri seks primer yang dimaksud adalah yang berhubungan langsung dengan organ seks.Ciri-ciri seks primer pada remaja wanita sebagai tanda kematangan organ reproduksi adalah ditandai dengan datangnya menstruasi (menarche).Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause yaitu ketika seorang berumur sekitar 40-50 tahun.

2) Ciri-ciri seks sekunder

(30)

17

a) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki bertambah besar.

b) Pinggul lebar, bulat dan membesar.

c) Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina. d) Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar.

e) Pertumbuhan payudara, puting susu membesar dan menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.

f) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat lebih aktif lagi.

g) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu,lengan dan tungkai.

h) Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.

3. Payudara

(31)

Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pasca persalinan (Nugroho, 2012).

Berikut ini adalah gambar anatomi payudara :

Gambar 2.1 Anatomi payudara wanita

4. Kanker Payudara a. Pengertian

(32)

19

b. Faktor resiko terkena kanker payudara

Menurut Price dan Wilson (2006) yang dikutip oleh Olfah,dkk (2013) terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan payudara: 1) Usia

Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan satelah menopouse.

2) Lokasi geografis dan ras

Eropa barat dan Amerika utara beresiko terkena kanker payudara lebih dari 6-10 kali keturunan Amerika utara dan perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun.

3) Status perkawinan

Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara.

4) Paritas

Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah melahirkan memiliki resiko lebih besar daripada yang melahirkan anak pertama di usia belasan tahun.

5) Riwayat menstruasi

(33)

lebih dari 12 tahun. Wanita dengan menopouse terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5 hingga 5 kali lipat lebih tinggi.

6) Riwayat keluarga

Wanita yang memiliki riwayat dengan kanker payudara beresiko 2-3 kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan saudara perempuan maka resiko menjadi 6 kali lebih tinggi.

7) Bentuk tubuh

Obesitas atau setiap penambahan 10 kg maka 80% lebih besar terkena kanker payudara.

8) Penyakit payudara lain

Wanita yang mengalami hiperplasi duktus dan lobules dengan atipia memiliki resiko 8 kali lebih besar terkena kanker payudara. 9) Terpajan radiasi

Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan anak-anak bermanifestasi setelah usia 30 tahun.

10)Kanker primer kedua

(34)

21

c. Tanda dan gejala kanker payudara

Menurut Romauli dan Vindari (2012) Pada tahap awal tidak terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada tahap lanjut antara lain :

1) Adanya benjolan di payudara

2) Adanya borok atau luka yang tidak kunjung sembuh

3) Keluar cairan yang tidak normal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada wanita yang tidak hamil dan menyusui

4) Perubahan bentuk dan besarnya payudara

5) Kulit puting susu dan areola melekuk kedalam atau berkerut 6) Nyeri di payudara.

5. Deteksi Dini Kanker Payudara a. Pengertian

(35)

Jadi, deteksi dini kanker payudara adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit payudara secara dini dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat.

b. Tujuan

Tujuan utama deteksi dini kanker payudara adalah menemukan kanker secara dini sehingga penanganannya bisa lebih baik dan optimal (Soepachman, 2011).

c. Macam-macam deteksi dini kanker payudara

1) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau breast self examination

a) Pengertian

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara. (Olfah,dkk, 2013).

b) Tujuan

Tujuan dari SADARI adalah dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara (Romauli dan Vindari, 2012).

c) Waktu SADARI

(36)

23

usia 20 tahun atau lebih melakukan SADARI. Pada wanita muda (pubertas), sedikit sulit karena payudara pada wanita pubertas masih berserabut (fibrous)(Olfah,dkk, 2013).

Menurut Romauli dan Vindari (2012) pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada saat:

(1) Hari pertama setelah haid, saat payudara mengendor, sehingga jika ada benjolan dapat diraba dengan mudah. (2) Jika wanita sudah tidak lagi mendapat haid, sebaiknya

menentukan satu hari tertentu untuk pemeriksaan, misalnya setiap tanggal satu setiap bulan.

(3) SADARI juga harus dilakukan pada wanita hamil dan wanita yang telah mengalami rekontruksi payudara.

d) Langkah-langkah pemeriksaan SADARI Tabel 2.1 Langkah-langkah SADARI

No Gambar Keterangan

1. Posisi berdiri di depan cermin, kedua

lengan lurus ke bawah di samping badan. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca.

2. Posisi berdiri di depan cermin, kedua

(37)

3. Posisi berdiri di depan cermin dengan tangan di samping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

4. Kedua tangan di letakkan di pinggang

(berkacak pinggang). Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/tangan menekan panggul di maksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

5. Posisi berbaring dengan

membengkokkan kedua lutut dan letakkan bantal dibawah bahu untuk menaikkan bagian yang akan di periksa. Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan dengan menggunakan vertical strip dan circular yang dimulai dari payudara sebelah kanan.

6. Pemeriksaan payudara dengan vertical

(38)

25

7. Memeriksa payudara dengan cara

memutar. Berawal dari bagian atas payudara, buatlah putaran yang besar. Bergerak sekeliling payudara dengn memperhatikan benjolan. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil tekan payudara untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

9. Memeriksa ketiak, letakkan tangan

kanan ke samping dan rasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

Sumber: Olfah,dkk (2013) 2) Mammografi

a) Pengertian

Mammografi adalah penciptaan gambar yang menggunakan sinar radiasi X-Ray berdosis rendah untuk memeriksa payudara.Mammografi adalah senjata paling efektif untuk mendeteksi kanker payudara secara dini (Romauli dan Vindari, 2012).

b) Tujuan

(39)

c) Waktu mammografi

Menurut Romauli dan Vindari (2012) pemeriksaan mammografi sebaiknya dilakukan pada wanita:

(1) Usia diatas 35 tahun

(2) Mempunyai kanker yang masih dalam stadium I dan II (3) Mempunyai keluhan sebagai berikut:

(a) Benjolan pada payudara dan ketiak (b) Rasa tidak enak dan nyeri pada payudara (c) Puting susu mengeluarkan cairan atau berdarah

(d) Ada kelainan pada kulit payudara menjadi seperti kulit jeruk

(e) Puting susu tertarik kedalam.

Mammografi tidak dapat dilakukan pada saat : (1) Menjelang menstruasi atau sedang menstruasi

(2) Wanita hamil dan menyusui serta wanita yang sedang menjalani terapi hormon pengganti.

3) Ultrasonografi (USG) a) Pengertian

(40)

27

b) Tujuan

Tujuan dari Ultrasonografi (USG) adalah untuk membedakan jenis benjolan atau tumor, apakah padat atau berupa kista dan untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar ketiak (Romauli dan Vindari, 2012).

c) Waktu pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan USG lebih akurat jika digunakan oleh perempuan yang usianya kurang dari 40 tahun karena USG mengunakan gelombang suara dan wanita usia di bawah 40 tahun keadaan payudaranya masih padat dan kencang (Romauli dan Vindari, 2012).

4) Biopsi

a) Pengertian

Biopsi adalah pengambilan sedikit jaringan payudara yang memiliki kelainan untuk dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop (Romauli dan Vindari, 2012).

b) Tujuan biopsi

Untuk mengumpulkan sampel sel dari sebuah tumor sehingga bisa diperiksa dibawah mikroskop (Romauli dan Vindari,2012). c) Waktu pemeriksaan biopsi

(41)

5) Magnetic resonance imaging(MRI) a) Pengertian

MRI adalah gambaran pencitraan bagian payudara dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi bagian payudara tersebut (Wikipedia, 2014).

b) Tujuan

Tujuan dari MRI adalah sebagai metode skrining kanker payudara yang lebih sensitif karena menggunakan bidang magnet untuk memproduksi gambar dari payudara secara mendetail dan memberikontras yang sangat bagus untuk jaringan lunak (Wikipedia, 2014).

c) Waktu pemeriksaan MRI

Pemeriksaan MRI payudara biasanya dianjurkan pada wanita usia muda yang telah terbukti mengalami mutasi genetik (Situmorang, 2012).

6) Termografi a) Pengertian

(42)

29

b) Tujuan

Termografi bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan akan adanya kanker payudara jauh lebih awal. Termografi bahkan bisa mendeteksi potensi adanya kankersebelum satu pun tumor terbentuk karena termografi dapat menggambarkan tahapan awal angiogenesis, yaitu formasi suatu penyaluran langsung darah ke sel kanker, yang merupakan langkah penting sebelum formasi tersebut berkembang tumbuh menjadi seukuran tumor (Awan, 2009).

c) Waktu pemeriksaan termografi

(43)

B. Kerangka Teori

Kerangka teori tingkat pengetahuan remaja putri tentang deteksi dini kanker payudara ditunjukkan dalam skema berikut :

Gambar 2.6 Kerangka Teori

(44)

31

C. Kerangka Konsep Penelitian

kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.7 Kerangka Kosep

Keterangan :

= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti Tingkat Pengetahuan Remaja

Putri Kelas X Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara

Baik

Cukup

Kurang Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Pengalaman 3. Sosial ekonomi 4. Umur

5. Budaya 6. Lingkungan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :

(45)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yangdigunakan adalahdeskriptif kuantiatif.Menurut Notoatmodjo (2007), deskriptif kuantitatifyaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.Berdasarkan Setiawan dan Saryono (2011), deskriptif kuantitatif adalah deskriptif yang dalam mendeskripsikan penelitiannya menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa presentase dan ukuran tendensi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian ini mendeskripsikan tentang tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

(46)

33

2. Waktu

Waktu adalah waktu penelitian tersebut akan dilakukan (Notoatmodjo,2010). Penelitian ini dilakukan pada tanggal13 Oktober 2014 sampai tanggal13 Juni 2015, dengan uraian sebagai berikut :

a. Pengambilan data untuk penelitian dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2014

b. Penelitian dilakukan pada tanggal 23 Mei 2015

c. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dilakukan pada tanggal 22 Desember 2014 – 13 Juni 2015.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas X di SMK N 4 Surakarta yang berjumlah 366 remaja putri.

2. Sampel

(47)

Besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus solvin sebagai berikut (Nursalam, 2013).

݊ ൌ

ଵାሺேǤ௘ே మ

Keterangan :

n : Jumlah sampel N : Jumlah Populasi e : Standar error

݊ ൌ

ଵାሺேǤ௘ே మ

݊ ൌ

ଵାሺଷ଺଺ൈሺ଴ǡଵሻଷ଺଺ మ

݊ ൌ

ସǡ଺଺ଷ଺଺

݊ ൌ ͹ͺǡͷͶͲ͹

݊ ൌ ͹ͻ

3. Teknik pengambilan sampel

(48)

35

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).Variabel menunjukkan atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu, misalnya berat badan, tinggi badan, suhu, motivasi, kinerja perawat, tingkat pendidikan (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional suatu variabel merupakan pedoman bagi peneliti untuk mengukur/memanipulasi variabel tersebut.Definisi operasional variabel harus spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan terukur (measurable dan observable) (Setiawan dan Saryono, 2011).

(49)

5. Tujuan deteksi dini kanker payudara 6. Macam-macam

deteksi dini kanker payudara

Sumber : Riwidikdo, 2013

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010).Instrumen yang digunakan adalah kuesioner.Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan (Hidayat, 2007). Jenis kuesioner yangdigunakan

adalah kuesioner tertutup, di mana responden hanya memilih jawaban “benar

atau salah”. Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini

adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan-pertanyan, yaitu : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Sugiyono, 2014). Kuesioner ini menggunakan pernyataan favorable dan unfavorable . Pernyataan favorable (pernyataan positif) yaitu pernyataan yang

mendukung jawaban responden sesuai dengan harapan peneliti, jika menjawab

“benar” mendapat nilai 1 dan menjawab “salah” mendapat nilai 0. Pernyataan

unfavorable (pernyataan negatif) yaitu pernyataan yang tidak mendukung

jawaban responden tidak sesuai dengan harapan peneliti, jika menjawab

“salah” mendapat nilai 1 dan menjawab “benar” mendapat nilai 0.

(50)

37 2. Faktor resiko kanker payudara 3. Tanda dan gejala kanker payudara 4. Pengertian deteksi dini kanker

payudara

5. Tujuan deteksi dini kanker payudara

6. Macam-macam deteksi dini kanker payudara

Alat ukur atau instrument penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas (Riwidikdo, 2013).Uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner ini dilakukan di SMK Negeri 4 Surakarta.

1. Uji validitas

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dapat menggunakan rumus korelasi pearson product moment, dapat menggunakan perhitungan

(51)

Setelah dilakukan uji validitas terhadap 30 remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta dengan jumlah soal 35, didapatkan hasil 3 soal tidak valid yaitu soal nomor 16 (0,276), 18 (0,308), dan 20 (0,340). Soal yang tidak valid tidak digunakan untuk penelitian dikarenakan dari soal yang valid sudah ada yang mewakili dari sub bab tersebut.

Rumus korelasi pearson product moment yaitu:

r = ேǤσ௑Ǥ௒ିσ௑Ǥσ௒

ඥሼேσ௑మିሺσ௑ሻሽሼேσ௒ିሺσ௒ሻ

Keteangan :

N : Jumlah responden r : Koefisien korelasi X : Skor pertanyaan Y : Skor total

Dikatakan valid jika nilai ݎ݄݅ݐݑ݊݃൐ ݎݐܾ݈ܽ݁dan dikatakan tidak valid jika

nilai ݎ݄݅ݐݑ݊݃൏ ݎݐܾ݈ܽ݁ (Riwidikdo, 2013).

2. Uji reliabilitas

(52)

39

Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

ݎ݅

=

௄ିଵ

ሼͳ െ

σௌ೔

ݎ݅ : Reliabilitas instrument

ܭ : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

ܵݐʹ : Simpangan baku dari skor total

ܵ݅ʹ : Proporsi yang menjawab benar

Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach0,893 sehingga kuesioner tersebutdinyatakan reliabel karena nilai alpha cronbachnya lebih dari 0,7.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2007). Menurut Riwidikdo (2013), ada dua metode untuk memperoleh data yaitu :

1. Data primer

(53)

pertanyaan yang disediakan melalui kuesioner dan wawancara untuk mendapat jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Data primer dalam penelitian ini yaitu data dari jawaban kuesioner yang di isi oleh remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data jumlah siswa kelas X SMK Negeri 4 Surakarta yang di peroleh dari bagian kesiswaan.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2012), dalam proses mengolah data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, yaitu :

a. Editing (Penyunting Data)

Editing adalah pemeriksaan atau pengecekan hasil wawancara atau

angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner. b. Coding Sheet (Kartu Kode atau Lembar Kode)

Coding sheet adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam

(54)

41

c. Data Entry (Memasukkan Data)

Data Entry adalah mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar

kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

d. Tabulating (Tabulasi)

Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

peneliti atau yang di inginkan oleh peneliti. 2. Analisis data

Menurut Setiawan dan Saryono (2011) analisis data adalah media untuk menarik kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan.Analisis data dapat dibedakan berdasarkan jumlah variabelnya yaitu analisi univariate, bivariate maupun multivariate.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

univariate yaitu data yang diperoleh dari pengumpulan yang dapat

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik. Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariateyaitu distribusi pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta.

Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang maka menggunakan parameter :

a. Baik, bila nilai responden ݔ ൐ ݔҧ ൅ ͳܵܦ

(55)

Untuk mencari nilai rata-rata (mean) diperoleh dengan rumus :

ݔҧ ൌ

σ೔సభ೙ ௫೔

Keterangan :

ݔ

ഥ : Mean

ݔ݅ : Nilai responden

݊ : Jumlah responden

Sedangkan untuk mencari SD (standar deviasi) yaitu dengan rumus :

ܵܦ ൌ ඨσ௜ୀଵ

ݔ

ଵଶെሺσ೔సభ ೙

೔ሻమ ௡

݊ െ ͳ

Keterangan :

ܵܦ : Standar deviasi

ݔ݅ : Nilai responden

݊ : Jumlah responden

Setelah didapatkan hasil mean dan standar deviasi dari semua responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan yang sudah tercantum di atas. Adapun rumus prosentase untuk jumlah remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara menurut tingkat pengetahuan (Riwidikdo, 2013) yaitu :

(56)

43

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), etika penelitian adalah standar etika dalam melakukan penelitian. Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Informed consent

Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed consent tersebut diberikan sebelum melakukan penelitian dilakukan.

Tujuan Informed consentadalah subyek mengerti maksud, dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Apabila responden tersebut bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. 2. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity adalah memberikan jaminan dalam penggunaan subyek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality adalah masalah etika dengan memberikan jaminan

(57)

J. Jadwal Penelitian

(58)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan pada tangal 13 Oktober 2014 sampai tanggal 13 Juni 2015 di SMK Negeri 4 Surakarta. Secara geografis letak SMK Negeri 4 Surakarta berada di jalan LU Adisucipto nomor 40dan pada bagian barat dibatasi oleh SMK Negeri 5 Surakarta, utara dibatasi oleh sungai, selatan dibatasi oleh SPBU Manahan, timur dibatasi oleh SMK Negeri 6 Surakarta. Jumlah seluruh seluruh guru yang mengajar di SMK Negeri 4 Surakarta 90 orang, jumlah karyawan 30 orang dan jumlah seluruh siswa di SMK Negeri 4 Surakarta 1.209 siswa, 104 siswa laki-laki, jumlah perempuan 1105 siswa, jumlah perempuan kelas X 366 siswa dan yang diteliti sejumlah 79 siswa.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2014 sampai tanggal 13 Juni 2015di SMK Negeri 4 Surakarta. Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta didapatkan hasil sebagai berikut:

(59)

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi

No Remaja Putri Yang Mendapatkan Informasi Frekuensi Prosentase %

1 Belum pernah 29 36,71

Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta dipengaruhi oleh informasi. Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16 responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden (15,19%), buku 13 responden (16,46%) dan yang belum pernah mendapatkan informasi sebanyak 29 responden (36,71%).

Jadi remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta mayoritas mendapatkan informasi dari media massa dengan jumlah 16 responden (20,25%).

Nilai mean, standart deviasi, nilai minimum dan nilai maximumnya di dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2 Nilai Mean, Standart Deviasi, Minimum dan Maximum

Mean Standart Deviasi Minimum Maximum

22,4304 3,34619 14 29

Sumber: Data primer, 2015

(60)

47

Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi, tingkat pengetahuan responden dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat, yaitu sebagai berikut :

1. Baik = Apabila nilai responden yang diperoleh : (x) > Mean + 1 SD

(x) > 22,43+ (1x 3,35 ) (x) > 25,78

Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) > 25,78 2. Cukup = Apabila nilai responden yang diperoleh :

ݔഥȂ ͳܵܦ ൑ ݔ ൑ ݔഥ൅ ͳܵܦ

22,43 – (1 x 3,346) ≤ x ≤ 22,43 + (1 x 3,35)

19,08 ≤ x ≤ 25,78

Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) 19,08 ≤ x ≤ 25,78 3. Kurang = Apabila nilai responden yang diperoleh

(x) ൏ ݔҧ െ ͳܵܦ

(x) <22,43 – (1 x 3,35) (x) <19,08

Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) < 19,08

(61)

Tabel 4.3Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 4 Surakarta

No. Gambaran Pengetahuan Frekuensi Prosentase % 1

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta, yang berpengetahuan baik 13 responden (16,46%), berpengetahuan cukup 52 responden (65,82%), berpengetahuan kurang 14 responden (17,72%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta terbanyak pada kategori cukup yaitu 52 responden (65,82%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta yang berpengetahuan baik 13 responden (16,46%), berpengetahuan cukup 52 responden (65,82%), berpengetahuan kurang 14 responden (17,72%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta dalam kategori cukup 52 responden (65,82%), ini kemungkinan dipengaruhi oleh informasi atau media massa.

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

(62)

49

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan tabel 4.2 tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta dipengaruhi oleh informasi. Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16 responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden (15,19%), buku 13 responden (16,46%) dan yang belum pernah mendapatkan informasi sebanyak 29 responden (36,71%). Jadi remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta mayoritas mendapatkan informasi dari media massa dengan jumlah 16 responden (20,25%). Responden dalam penelitian ini telah menggunakan media massa atau media cetak dengan baik, sehingga informasi ini merupakan faktor pendukung bagi pengetahuan remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta. Faktor penghambat dalam penelitian ini adalah masih banyak remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta yang belum pernah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 29 responden (36,71%).

(63)

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Dwi Wahyuni (2012) dari STIKes

Kusuma Husada dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Kanker Payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwano Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar”. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang digunakan remaja putri, teknik pengambilan sampel yaitu sampling jenuh dan teknik analisis data menggunakan analisis univariate. Pengetahuan remaja putri dari penelitian ini dalam kategori cukup

68,75%. Nurhayati Yunus (2013) dari Universitas Negeri Gorontalo dengan

judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA N 9

Gorontalo”. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang

digunakan remaja putri kelas X dan XI dan teknik analisis data menggunakan univariate.Pengetahuan remaja putri dari penelitian ini dalam kategori cukup

73,3%. Susilowati (2013) dari STIKes Kusuma Husada dengan judul “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara

di Dusun Macanmati KecamatanGesi Kabupaten Sragen”. Jenis penelitian

(64)

51

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada waktu, lokasi, jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah hasil dari penelitian, jenis penelitian, analisis data dan variabel penelitiannya.

D. Keterbatasan

Dalam penelitian ini pun memiliki keterbatasan, yaitu : 1. Kendala Penelitian

Kendala dari penelitian ini adalah waktu yang kurang diperhitungkan oleh peneliti sehingga penelitian hampir bertepatan dengan jadwal ujian dan sulit menemui responden mengingkat masih adanya kegiatan belajar mengajar disekolah.

2. Kelemahan/keterbatasan

a. Kelemahan dari penelitian ini adalah dalam penyusunan alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain dari jawaban yang tersedia. b. Variabel dari penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara tanpa ada penelitian lanjutan mengenai hubungan yang mempengaruhi.

(65)

52 BAB V PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta, maka peneliti mengambil sampel 79 responden, dari jasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitiantingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta, dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori baik sebanyak 13 responden (16,46%)

2. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori cukup sebanyak 52 responden (65,82%)

(66)

53

4. Faktor pendorong pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta yaitu informasi. Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16 responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden (15,19%), dan buku 13 responden (16,46%), sedangkan faktor penghambat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta adalah masih banyak responden yang belum pernah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 29 responden (36,71%).

B. Saran

1. Bagi Remaja Putri

Diharapkan para remaja putri lebih memperluas pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara dengan cara bertanya langsung kepada petugas medis, mencari informasi melalui media massa ataupun media cetak.

2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Bagi SMK Negeri 4 Surakarta

(67)

b. Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, A. 2011. Dokter Spesialis Bedah dengan Kekhususan Bedah Payudara/BreastSurgery. http://www.rumahsakitmitrakemayoran. com/biopsi-payudara/, diakses pada tahun 2011

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Awan,2009. Mamografi bukanlah pendeteksi kanker payudara yang baik dan dapat menyebabkan kanker.http://healindonesia.com, diakses tanggal 8 Januari 2009

Hidayat, A. 2007.Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta : Salemba Medika

.2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta : Salemba Medika

Kumalasari dan Andhyanoro.2012. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Manuaba, I dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Nugroho,T. 2012. Obstetri dan Ginekologi Untuk Kebidanan dan

Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika

Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Olfah, Y dkk.2013. Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika Rasjidi, I. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta :

(69)

Romauli dan Vindari. 2012. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Riwidikdo,H. 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press

Setiawan dan Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika

Shadine, M. 2012. Penyakit Wanita.Yogyakarta : Citra Pustaka

Situmorang, 2012. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi MedanTahun 2009-2010. Medan : Universitas Sumatera Utara

Soepachman, A. 2011.Awas 7 Kanker Paling Mematikan.Yogyakarta : Syura Media Utama

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta

Suryaningsih dan Bertania, 2009.Kanker Payudara. Jogjakarta : Paradigma Indonesia

Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia Dilengkapi Contoh Kuesioner. Yogyakarta : Nuha Medika

Wikipedia.2012.Pencitraan Resonansi Magnetik.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencitraan_resonansi_magnetik, diakses tanggal 16 November 2014

Gambar

Gambar 2.1 Anatomi payudara wanita
Gambar Keterangan
Gambar 2.6 Kerangka Teori
Gambar 2.7 Kerangka Kosep
+5

Referensi

Dokumen terkait

M erancang dan melaksanakan akt ivit i sukan/ permainan yang bert eraskan ilmu penget ahuan, kemahiran dan kreat ivit i/ inovasi, merekod, menganalisis dat a dan mengambil t

Pengatur Temperatur Casing dengan Power Mobo ini terbagi dalam beberapa rangkaian, diantaranya yaitu rangkaian regulator, rangkaian sensor, rangkaian pembagi tegangan,

Aplikasi pencatatan tagihan jasa angkutan kontainer selama ini masih dilakukan secara manual sehingga menimbulkan berbagai masalah antara lain kesalahan dalam mencatat laporan

Oemikian  juga  seperti  yang  terlihat  dalam  tabel  12  dimana  suami  dari   responden  sabagian  besar  bekerja  sebagai  pagawai  nageri  dan  swasta.  

Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi.. Setelah selesai membaca

The high differences of birth, weaning and yearling weight may be caused by genetic factors where Boerawa goat is a result of female Etawah grade and male Boer crossbreeding,

sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Walikota Banda Aceh Nomor 119 Tahun 2007 tentang Besarnya Satuan Biaya Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti apakah Samsung juga memiliki pengaruh pada mahasiswa di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh dilihat