• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Defenisi pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetauan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu. (Notoatmodjo, 2011).

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling lincah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comperehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.

9

4) Analisis (Analysis)

Analis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip oleh Notoatmodjo , (2011) sebagai berikut :

a) Cara coba salah (Trial and error)

Cara ini ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut yang dapat dipecahkan.

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun atau informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

d) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu

11

contoh adalah penemuan enzim urease oleh summers pada tahun 1926.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang – kadang dapat menemukan teori atu kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat masalah, misalnya dijewer atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak seperti ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode (meski bukan yang paling baik) bagi mendidik anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah

sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh sesorang berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunkan jalan pikirnya baik menggunakan induksi maupun deduksi.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai pernyataan – pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi

13

pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322SM) mengembangkan cara berfikir deduksi ini kedalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesuatu dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenaranya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap termasuk dalam kelas itu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut sebagai metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitan ilmiah. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yakni :

a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamtan.

b) Segala sesatu yang negative, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kodisi tertentu.

d. Faktor – faktor mempengaruhi pengetahuan

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang terdiri dari faktor internal dan eksternal sebagai berikut (Wawan,2011).

1) Faktor Internal a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan manusia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

b) Pekerjaan

Pekerjaan keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakam cara mencari nafkah yang mebosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja

15

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat lahir sampai berulang tahun (Elisabeth 2003). Menurut Huclock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kemtangan jiwa.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Menurut Ann Mariner yang dikutip oleh nursalam, lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi orang atau kelompok.

c) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (Mubarak, 2007).

d) Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupanya (Mubarak, 2007).

e) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap slalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam

17

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang (Mubarak, 2007).

f) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007).

2. ASI Eksklusif a. Pengertian

ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim, kecuali vitamin, mineral dan obat. Selain itu, pemberian ASI Eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat (Prasetyono, 2009).

Untuk itu pemberian ASI Eksklusif harus dimaksimalkan mungkin merupakan kegiatan yang paling penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa yang akan datang. ASI memiliki nilai nilai yang ekonomis, hiegenis, alami, menyehatkan, dan multiguna (Proverawati, 2010).

b. Manfaat menyusui

Menurut Mulyani (2013), manfaat pemberian ASI, meliputi : 1) Manfaat ASI untuk Ibu

a) Aspek Kontrasepsi

Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu berikan dengan cara menyusui dapat memberikan aspek kontrasepsi bagi ibu. Hal ini dapat terjadi karena hisapan mulut bayi pada puting susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan proklaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.

Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selam 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali. Tapi jika ibu sudah mengalami menstruasi maka ibu diwajibkan untuk menggunakan alat kotrasepsi lain karena diharapkan sebagai alat kontrasepsi sudah dianggap gagal dengan adanya tanda menstuasi tadi.

b) Aspek Kesehatan Ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya

19

perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defesiensi besi, kejadian karsinoma mammae pada ibu yang tidak menyusui.

Selain itu, mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secar eksklusif. Penelitian membuktikan bahwa ibu memberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil daripada yang tidak menyusui secara eksklusif.

c) Aspek Penurunan berat badan

Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil badan bertambah besar, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini sebenarnya memang sengaja disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.

Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai, dan jika timbunan lemak ibu menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan sebelum hamil. Menyusui juga membakar ekstra

kalori sebanyak 200 – 500 kalori perhari. Ini sama saja dengan seorang ibu yang sedang berenang beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam.

d) Ungkapan kasih sayang ibu

Menyusui juga merupakan ungkapan kasih sayang nyata dari seorang ibu kepada bayinya. Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat menyusui bayi menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antar kulit bayi. Bayi juga bisa mendengarkan detak jantung ibu dan dekapan ibu.

e) Ibu Sehat Cantik dan Ceria

Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oksitosinnya akan bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali kebentuk normalnya. Ibu menyusi lebih banyak menguras kalori, maka akan lebih cepat pulih keberat badan sebelumnya. 2) Manfaat Bagi Bayi

a) Dapat memulai kehidupannya yang baik.

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik dan mengurangi kemungkinan obesitas.

21

b) Mengandung Antibodi

Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia 4 bulan. Pada saat immunoglobulin bawaan dari ibu menurun yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Kesenjangan tersebut hanya dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian ASI.

Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut, apabila mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan disalurkan dengan bantuan jaringan limfosit. Antibody di payudara disebut mammae associated immunocompetent lymphoid tissue (MALT) dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut Associated immunocompetent Lymphoid Tissue (GALT). c) ASI mengandung komposisi yang baik

Dimaksud dengan ASI mengandung komposisi yang tepat adalah karena ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi terdiri dari proporsi yang

seimbang dan cukup kualitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. Setelah usia 6 bulan bayi baru diberikan makanan pendamping ASI seperti buah-buahan (pisang, papaya, jeruk, tomat, dan alpukat) ataupun makanan lunak dan lembek (bubur susu atau nasi tim) karena pada usia ini kebutuhan zat gizi menjadi semakin bertambah dengan petumbuhan dan perkembangan bayi sedangkan produksi ASI semakin menurun.

d) Memberi Rasa Aman dan Nyaman Pada Bayi

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat memberikan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur pulas. Secara psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan meningkatkan dengan ibu.

e) Terhindar dari Alergi

Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi alergi.

23

f) ASI Meningkatkan Kecerdasan Bagi Bayi

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pemtangan sel – sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dar rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf, menyusui juga membutuhkan perkembangan otak anak.

Bayi diberi ASI rata – rata memilik IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan baki yang mengkosumsi susu formula. Berdasarkan hasil studi Horwood & Fergusson tahun 1998 terhadap 100 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak kecendrungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatn IQ, hasil tes kecendrungan standar.

3) Bagi Keluarga a) Aspek Ekonomi

Memberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi pengeluaran keluarga ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Penghematan juga disebabkan karena bayi mendapat ASI lebih jarang sakit dan mengurangi berobat.

b) Aspek Psikologi

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan dengan keluarga.

c) Aspek Kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. Jika bayi menangis tengah malam, ibu tidak perlu bangun dan membuatkan susu, cukup dengan menyusui bayinya dengan sambil berbaring, hal ini lebih praktis daripada memberikan bayi susu formula. 4) Bagi Negara

a) Menurunkan Angka kesakitan dan kematian bayi

Adanya faktor protektif dan nutrisi yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologi menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi misalnya diare, otitis, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.

b) Menghemat Devisa Negara

ASI dapat dianggap sebagai kekekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa

25

Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.

c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi rumah berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perwatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula.

d) Peningkatan Kualitas Generasi Penerus

Anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Anak yang diberikan ASI juga memiliki IQ, EQ, dan SQ yang baik yang merupakan kualitas yang baik sebagai penerus bangsa.

5) Bagi Bumi, menyukseskan perlindungan alam

ASI bersuhu alami segar bebas bakteri, maka tak perlu dipanaskan dan disteril, bisa mengurangi pemborosan bahan bakar, selain itu untuk memenuhi kebutuhan susu bubuk yang berlebihan, dunia kita membutuhkan berapa alam hijau, bahkan memnebang pohon pelindung hutan, untuk memelihara sapi perah lebih banyak. Melepaskan ASI susu dan menggunakan

ASI, bisa menghemat berapa banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang. Jika setiap wanita setelah melahirkan mau . menyusui dengan ASI selama 2 tahun. Tentunya akan menghemat beberapa banyak pembalut wanita.

c. Komponen ASI

Adapun komponen ASI menurut Rahmawati (2010) sebagai berikut: 1) Kolostrum

Cairan susu kental berwarna kekuning – kuningan yang dihasilkan oleh sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal baru lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume besar. Jumlahnya tidak terlalu tetapi kaya akan gizi dan sangat baik. Kolostrum banyak mengandung vitamin A yang sangat tinggi. Tetapi sayangnya dengan ketidaktahuan, dan berpendapat bahwa susu tersebut basi karena berwarna kuning, sehingga sengaja dibuang. 2) Protein

Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit dicerna) dan whey (protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak mengandung whey daripada casein sehingga protein ASI mudah dicerna, sedangkan pada susu sapi kebalikannya. Untuk itu pemberian ASI Eksklusif wajib diberikan sampai bayi berumur 6 bulan.

27

3) Lemak

Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit jantung koroner diwaktu muda. 4) Laktosa

Merupakan karbohidrat utama pada ASI, fungsinya sebagai sumber energi, menigkatkan absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus

5) Vitamin A

Konsentrasi vitamin A berkisar pada 200 IU/DL 6) Zat Besi

Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0.5-1,0 mg/liter), bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). Hal ini dikarenakan zat besi pada ASI yang lebih mudah diserap.

7) Taurin

Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neurotransmitter, berperan penting dalam maturasi otak bayi. DHA dan ARA merupakan bagian dari kelompok molekul yang dikenal sebagai omega fatty acids. DHA (docosahexaenoic acid) dadalah sebuah blok bangunan utama dari otak lebih dari 2 tahun pertama

kehidupan. ARA (arhcidonic acid) yang ditemukan diseluruh tubuh dan bekerja bersama-sama dengan DHA untuk mendukung visual dan perkembangan mental bayi.

8) Lactobacillus

Berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti E. coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.

9) Lactoferin

Sebuah besi-batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam intensitas, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu berkembang. Memiliki efek langsung pada antibiotik berpotensi berbahaya seperti bakteri staphycocci dan E coli. Hal ini ditemukan dalam kosentrasi tinggi dalam kolostrum, tetapi berlangsung sepanjang seluruh tahun pertama bermanfaat menghambat bakteri stapylococus dan jamur candida.

10) Lisozim

Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insiden caries dentis dan maloklusi (kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol dan dot). Enzim pencernaan yang kuat yang ditemukan dalam air susu ibu pada tingkat 50 kali lebih tinggi daripada dalam rumus. Lysozyme menghancurkan bakteri berbahaya dan akhirnya

29

mempengaruhi keseimbangan rumit bakteri yang menghuni usus yang menghuni sistem.

Dokumen terkait