• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA GANTIWARNO MOJOKERTO KEDAWUNG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA GANTIWARNO MOJOKERTO KEDAWUNG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

i

SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun

Disusun Oleh :

Dwi Kurniasih

NIM B12123

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DALAM PEMBERIAN

ASI EKSKLUSIF DI DESA GANTI WARNO

MOJOKERTO KEDAWUNG

SRAGEN

Diajukan oleh :

Dwi Kurniasih

NIM B12123

Telah diperiksa dan disetujui Pada Tanggal 07 Juli 2015

Pembimbing

Deny Eka Widyastuti, SST. M.Kes

(3)

i

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DALAM PEMBERIAN

ASI EKSKLUSIF DI DESA GANTIWARNO

MOJOKERTO KEDAWUNG

SRAGEN

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh: Dwi Kurniasih

NIM B12 123

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan

Pada Tanggal Juli 2015 PENGUJI I

Ernawati SST, M.Kes

NIK. 200886033

PENGUJI II

Deny Eka Widyastuti, SST, M.Kes

. 201188075

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui, Ka.Prodi DIII Kebidanan

Retno Wulandari, SST

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa

Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen Tahun 2015”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari program studi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah tidak dapat di selsaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dra. Agnes Sri harti M. si, selaku ketua STIkes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari SST, selaku ketua program studi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Deny Eka Widyastuti, SST, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Sulityo Budi Wijayanto, selaku Kepala Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

5. Bapak Siswanto, S.Pd., MH selaku Kepala Desa Jetak, Sidoharjo, Sragen, yang telah memberikan ijin untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas. 6. Kepada seluruh responden yang telah bersedia untuk menjadi responden

dalam penelitian ini .

7. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidana STIkes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan.

(5)

iii

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juni 2015

(6)

iv

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Dwi Kurniasih B12 123

TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA GANTIWARNO MOJOKERTO

KEDAWUNG SRAGEN

Xiii + 57 halaman + 17 lampiran + 20 tabel + 4 gambar ABSTRAK

Latar belakang : Pemberian makanan terbaik untuk bayi dan anak menurut

ilmuwan terbaik dunia yang telah menjadi rekomendasi WHO adalah hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja pada bayi yang baru lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan ASI sampai umur 24 bulan. Hal ini didukung oleh keberadaan Undang – undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128 “mengamanatkan setiap bayi berhak mendapat ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan”. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dari 10 0rang suami, hanya 2 orang suami yang mengetahui tentang pengertian, manfaat dan cara pemberian ASI Eksklusif, sedangkan yang 8 orang hanya mengetahui tentang pengertian ASI saja.

Tujuan : Mengetahui Tingkat Pengetahuan Suami dalam pemberian ASI

Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, dalam kategori baik cukup kurang, dan faktor penghambat pendorong

Metode Penelitian :Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dilakukan

di Desa Gantiwarno, Mojokerto , Kedawung, Sragen pada 24 april – 7 juni 2015. Jumlah sampel sebanyak 32 kepala keluarga, tehnik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrument penelitian dengan kuisioner, sedangkan analisis data menggunakan analisis univariat dengan menggunakan aplikasi SPSS for Windows.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di

Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dalam kategori baik sebanyak 4 responden (12,5 %), kategori cukup 22 responden (68,8%) dan kategori kurang sebanyak 6 responden (18,8%) serta faktor pendorong, pendidikan, pekerjaan,dan pengalaman pribadi faktor penghambat, informasi, sosial budaya, umur, dan minat.

Kesimpulan : Jadi tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di

Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dalam kategori cukup, sebanyak 22 responden (68,8%) Faktor pendorongnya pendidikan dan pekerjaan serta faktor penghambatnya umur dan informasi.

Kata Kunci : Pengetahuan, suami, ASI Eksklusif.

(7)

v MOTTO

1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyiroh : 6).

2. Kesulitan yang engkau alami, hanyalah cara Tuhan menguji usaha dan kesabaranmu.

3. Tanpa restu kedua orang tua maka restu Alloh yang kuasa ialah sebuah angan belaka (Penulis).

4. Perjuangan yang abadi ialah perjuangan yang yang bisa mengendalikan dirinya dalam setiap tindakan (Penulis).

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ini penulis persembahkan :

1. Alloh SWT yang senantiasa memberikan perlindunganNya dan selalu memberikan kemudahan dalam setiap langkah panjangku sehingga terciptalah sebuah karya kecil ini.

2. Teruntuk kedua orang tuaku, Ayah Ibu dengan, perhatian harapan dan panjatan doa yang senantiasa mereka lantunkan dalam sholatnya.

3. Kakak dan adik ku tercinta yang selalu memberikan perhatian dan doanya 4. Ibu Megayana Yessy SST, selaku pembimbing Akademik serta Ibu Deny

Eka Widyastuti SST, M.kes selaku pembimbing KTI, terima kasih waktu luang yang telah diberikan dalam perjalanan serta perjuangan ku selama kuliah.

5. Seseorang yang selalu mencurahkan semangat dan perhatianya. 6. Teman yang selalu memberikan kecerian selama diperantauan.

(8)

vi

CURRICULUM VITAE

Nama : Dwi Kurniasih

Hari/Tgl. Lahir : Tanjung Pandan, 5 Agustus 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Gunung Riting RT. 01 RW. 01, Kec Membalong, Kab Belitung

Riwayat Pendidikan

1. SD N 16 Membalong, Belitung Tahun 2006

2. SMP N 01 Membalong, Belitung Tahun 2009

3. SMA N 01 Membalong, Belitung Tahun 2012

(9)

vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 7

B. Kerangka Teori... 33

C. Kerangka Konsep Penelitian ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 35

B. Lokasi dan Waktu penelitian ... 35

C. Populasi, sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 36

D. Variabel Penelitian ... 37

E. Defenisi Operasional ... 37

F. Instrumen penelitian ... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

H. Metode Pengolahan dan Analisis ... 43

I. Etika penelitian... 46

(10)

viii BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 48

B. Hasil Penelitian ... 48

C. Pembahasan ... 53

D. Keterbatasan ... 56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 57

B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 37

Tabel 3.2 Kisi – Kisi kuesioner ... 38

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 47

Tabel 4.2 Hasil Crosstabulasi Umur Dengan Pendidikan ... 48

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 49

Tabel 4.4 Hasil Crosstabulasi Pendidikan Dengan Pengetahuan ... 49

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 50

Tabel 4.6 Hasil Crosstabulasi Pekerjaan dengan Pengetahuan ... 50

Tabel 4.7 Mean dan Standar Deviasi ... 51

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Realibilitas Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Realibilitas Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7 Surat Ijin Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9 Surat Persetujuan Menjadi Responden (informed consent) Lampiran 10 Kuisioner Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 11 Kunci Jawaban Kuisioner Lampiran 12 Kuisioner Penelitian Lampiran 13 Kunci Jawaban Kuisioner

Lampiran 14 Data Tabulasi Uji Validitas dan Uji Relibilitas Lampiran 15 Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 16 Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 17 Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 18 Perhitungan Standar Deviasi dan Mean Secara Manual Lampiran 19 Frekuensi Karakteristik Responden

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pemberian makanan terbaik untuk bayi dan anak menurut ilmuwan terbaik dunia yang telah menjadi rekomendasi WHO adalah hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja pada bayi yang baru lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan ASI sampai umur 24 bulan. Hal ini didukung oleh keberadaan Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128 “mengamanatkan setiap bayi berhak

mendapat ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan” (Pusat Komunikasi Publik, 2011).

Di Indonesia walaupun sejak tahun 1992 telah dilakukan kegiatan Rumah Sakit Sayang Bayi, namun situasi menyusui masih belum seperti yang diharapkan. Harapannya adalah di Indonesia pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan pada tahun 2010 menjadi 80% (Prawirohardjo, 2009). Akhir – akhir ini kebanyakan wanita Indonesia khususnya para ibu muda yang gencar untuk menggalakan program ASI Eksklusif, tentunya hal ini merupakan kecendrungan yang sangat positif , karena kebutuhan makanan bayi pada 6 bulan pertama memang diperoleh ASI. Sayangnya, fakta menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif masih belum maksimal (Prasetyono, 2009).

(15)

adanya kenaikan hingga 10 % sejak pemberlakuan Peraturan Pemerintah (PP) No 33/2012 tentang pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil SDKI 2012 jumlah ibu yang menyusui sudah mencapai 42 %. Angka tersebut naik sekitar 10 % dari angka sebelumnya. Pada daerah jawa tengah juga belum terpenuhi 80 % sejak tahun 2011 hanya sebesar 45,48 %, pada tahun 2012 49,46 % dan pada tahun 2013 sebesar 57,67 % Hal ini memperlihatkan masih rendahnya cakupan ASI eksklusif terutama di jawa tengah (Dinkes, 2013). ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang diberikan oleh seorang ibu pada anak yang baru dilahirkannya (Prawihardjo, 2009). ASI eksklusif didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang diterima oleh bayi yang berasal dari makanan ataupun minuman lainnya termasuk air putih, kecuali pemberian cairan melalui mulut baik dalam bentuk tetesan maupun sirup yang terdiri dari, vitamin mineral maupun obat yang diberikan kepada bayi sejak lahir (0 bulan) hingga bayi berusia 6 bulan (WHO, 2009).

Dr Dien Santoyo Besar Sp.A. juga menerangkan bahwa bayi baru lahir harus langsung diberikan ASI maksimal satu jam setelah lahir. Namun dalam kenyataannya bayi diberi susu formula lantaran ASI belum keluar. Pemberian ASI eksklusif ini sangat penting di lakukan oleh seorang ibu karena manfaat bagi bayi dapat memulai kehidupannya yang baik (Prasetyono, 2009).

(16)

3

ASI tidak hanya didominasi oleh kaum ibu melainkan peran seorang suami, bahkan sebagian besar suami belum mengetahui pengertian ASI Eksklusif, padahal figur utama seorang suami yang memberikan dukungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif bagi bayinya (Prasetyono, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 26 November 2014 dari data yang didapat berupa jumlah kepala keluarga sebanyak 130 orang. Hasil wawancara terhadap 10 orang suami di Desa Gantiwarno. Suami yang mengerti dan paham tentang pengertian, manfaat dan cara pemberian ASI eksklusif, hanya 2 (20%) orang suami sedangkan yang 8 (80%) orang suami hanya mengetahui tentang pengertian ASI eksklusif saja tanpa mengetahui manfaat dan cara pemberian ASI eksklusif.

Mengingat pentingnya pemberian ASI eksklusif dan masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Suami dalam Pemberian ASI Esklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen”.

B. Perumusan Masalah

(17)

C. Tujuan Penelitan

1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno Sragen.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Esklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen pada tingkat pengetahuan baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Esklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen pada tingkat pengetahuan cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Esklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen pada tingkat pengetahuan kurang.

d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Esklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Ilmu pengetahuan

(18)

5

2. Diri Sendiri

Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian tentang ASI Eksklusif.

3. Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bacaan mengenai tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif serta sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

4. Desa Gantiwarno

Sebagai bahan masukan dan pengetahuan para suami tentang manfaat ASI Eksklusif yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan pada bayi mereka.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh :

(19)

responden (65,63%) dan pengatahuan rendah sebanyak 6 orang responden (18,75%).

2. Wardani Hayatun 2012, judul penelitian “Gambaran Pendidikan, Motivasi, dan Pengetahuan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh” Tahun 2012. Jenis penelitian

deskriptif dengan pendekatan cros sectional. Tehnik pengumpulan data dengan accidental sampling dengan menggunakan kuisioner. Di dapat hasil dari 14 responden yang berpendidikan tinggi 8 (57,2%) responden yang istrinya memberikan ASI Eksklusif, sedangkan dari 17 responden yang memotivasi tinggi memberikan ASI Ekskulusif sebanyak 10 (58,8%) responden, dan dari 18 responden yang berpengatahuan rendah yaitu mayoritas istrinya tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 14 (77,8%) responden.

Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah instrument penelitian, metode penelitian sedangkan perbedaan dengan peneliti terdahulu yaitu responden, lokasi, dan waktu penelitian serta tehnik pengambilan sampel, hasil penelitian serta variabel penelitian.

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Defenisi pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

b. Tingkat Pengetahuan

(21)

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling lincah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comperehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application )

(22)

9

4) Analisis (Analysis)

Analis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip oleh Notoatmodjo , (2011) sebagai berikut :

(23)

a) Cara coba salah (Trial and error)

Cara ini ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut yang dapat dipecahkan.

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun atau informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

d) Secara kebetulan

(24)

11

contoh adalah penemuan enzim urease oleh summers pada tahun 1926.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang – kadang dapat menemukan teori atu kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat masalah, misalnya dijewer atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak seperti ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode (meski bukan yang paling baik) bagi mendidik anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

(25)

sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh sesorang berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunkan jalan pikirnya baik menggunakan induksi maupun deduksi.

i) Induksi

(26)

13

pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322SM)

mengembangkan cara berfikir deduksi ini kedalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan

suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesuatu dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenaranya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap termasuk dalam kelas itu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut sebagai metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitan ilmiah. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yakni :

(27)

b) Segala sesatu yang negative, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kodisi tertentu.

d. Faktor – faktor mempengaruhi pengetahuan

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang terdiri dari faktor internal dan eksternal sebagai berikut (Wawan,2011).

1) Faktor Internal a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan manusia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

b) Pekerjaan

(28)

15

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat lahir sampai berulang tahun (Elisabeth 2003). Menurut Huclock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kemtangan jiwa.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Menurut Ann Mariner yang dikutip oleh nursalam, lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

(29)

c) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (Mubarak, 2007).

d) Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupanya (Mubarak, 2007).

e) Kebudayaan lingkungan sekitar

(30)

17

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang (Mubarak, 2007).

f) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007).

2. ASI Eksklusif a. Pengertian

ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim, kecuali vitamin, mineral dan obat. Selain itu, pemberian ASI Eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat (Prasetyono, 2009).

(31)

b. Manfaat menyusui

Menurut Mulyani (2013), manfaat pemberian ASI, meliputi : 1) Manfaat ASI untuk Ibu

a) Aspek Kontrasepsi

Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu berikan dengan cara menyusui dapat memberikan aspek kontrasepsi bagi ibu. Hal ini dapat terjadi karena hisapan mulut bayi pada puting susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan proklaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.

Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selam 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali. Tapi jika ibu sudah mengalami menstruasi maka ibu diwajibkan untuk menggunakan alat kotrasepsi lain karena diharapkan sebagai alat kontrasepsi sudah dianggap gagal dengan adanya tanda menstuasi tadi.

b) Aspek Kesehatan Ibu

(32)

19

perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defesiensi besi, kejadian karsinoma mammae pada ibu yang tidak menyusui.

Selain itu, mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secar eksklusif. Penelitian membuktikan bahwa ibu memberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil daripada yang tidak menyusui secara eksklusif.

c) Aspek Penurunan berat badan

Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil badan bertambah besar, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini sebenarnya memang sengaja disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.

(33)

kalori sebanyak 200 – 500 kalori perhari. Ini sama saja dengan seorang ibu yang sedang berenang beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam.

d) Ungkapan kasih sayang ibu

Menyusui juga merupakan ungkapan kasih sayang nyata dari seorang ibu kepada bayinya. Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat menyusui bayi menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antar kulit bayi. Bayi juga bisa mendengarkan detak jantung ibu dan dekapan ibu.

e) Ibu Sehat Cantik dan Ceria

Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oksitosinnya akan bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali kebentuk normalnya. Ibu menyusi lebih banyak menguras kalori, maka akan lebih cepat pulih keberat badan sebelumnya. 2) Manfaat Bagi Bayi

a) Dapat memulai kehidupannya yang baik.

(34)

21

b) Mengandung Antibodi

Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia 4 bulan. Pada saat immunoglobulin bawaan dari ibu menurun yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Kesenjangan tersebut hanya dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian ASI.

Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut, apabila mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan disalurkan dengan bantuan jaringan limfosit. Antibody di payudara disebut mammae associated immunocompetent lymphoid tissue (MALT) dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut Associated immunocompetent Lymphoid Tissue (GALT). c) ASI mengandung komposisi yang baik

(35)

seimbang dan cukup kualitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. Setelah usia 6 bulan bayi baru diberikan makanan pendamping ASI seperti buah-buahan (pisang, papaya, jeruk, tomat, dan alpukat) ataupun makanan lunak dan lembek (bubur susu atau nasi tim) karena pada usia ini kebutuhan zat gizi menjadi semakin bertambah dengan petumbuhan dan perkembangan bayi sedangkan produksi ASI semakin menurun.

d) Memberi Rasa Aman dan Nyaman Pada Bayi

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat memberikan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur pulas. Secara psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan meningkatkan dengan ibu.

e) Terhindar dari Alergi

(36)

23

f) ASI Meningkatkan Kecerdasan Bagi Bayi

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pemtangan sel – sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dar rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf, menyusui juga membutuhkan perkembangan otak anak.

Bayi diberi ASI rata – rata memilik IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan baki yang mengkosumsi susu formula. Berdasarkan hasil studi Horwood & Fergusson tahun 1998 terhadap 100 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak kecendrungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatn IQ, hasil tes kecendrungan standar.

3) Bagi Keluarga a) Aspek Ekonomi

(37)

b) Aspek Psikologi

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan dengan keluarga.

c) Aspek Kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. Jika bayi menangis tengah malam, ibu tidak perlu bangun dan membuatkan susu, cukup dengan menyusui bayinya dengan sambil berbaring, hal ini lebih praktis daripada memberikan bayi susu formula. 4) Bagi Negara

a) Menurunkan Angka kesakitan dan kematian bayi

Adanya faktor protektif dan nutrisi yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologi menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi misalnya diare, otitis, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.

b) Menghemat Devisa Negara

(38)

25

Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.

c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi rumah berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perwatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula.

d) Peningkatan Kualitas Generasi Penerus

Anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Anak yang diberikan ASI juga memiliki IQ, EQ, dan SQ yang baik yang merupakan kualitas yang baik sebagai penerus bangsa.

5) Bagi Bumi, menyukseskan perlindungan alam

(39)

ASI, bisa menghemat berapa banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang. Jika setiap wanita setelah melahirkan mau . menyusui dengan ASI selama 2 tahun. Tentunya akan menghemat beberapa banyak pembalut wanita.

c. Komponen ASI

Adapun komponen ASI menurut Rahmawati (2010) sebagai berikut: 1) Kolostrum

Cairan susu kental berwarna kekuning – kuningan yang dihasilkan oleh sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal baru lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume besar. Jumlahnya tidak terlalu tetapi kaya akan gizi dan sangat baik. Kolostrum banyak mengandung vitamin A yang sangat tinggi. Tetapi sayangnya dengan ketidaktahuan, dan berpendapat bahwa susu tersebut basi karena berwarna kuning, sehingga sengaja dibuang. 2) Protein

(40)

27

3) Lemak

Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit jantung koroner diwaktu muda. 4) Laktosa

Merupakan karbohidrat utama pada ASI, fungsinya sebagai sumber energi, menigkatkan absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus

5) Vitamin A

Konsentrasi vitamin A berkisar pada 200 IU/DL 6) Zat Besi

Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0.5-1,0 mg/liter), bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). Hal ini dikarenakan zat besi pada ASI yang lebih mudah diserap.

7) Taurin

(41)

kehidupan. ARA (arhcidonic acid) yang ditemukan diseluruh tubuh dan bekerja bersama-sama dengan DHA untuk mendukung visual dan perkembangan mental bayi.

8) Lactobacillus

Berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti E. coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.

9) Lactoferin

Sebuah besi-batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam intensitas, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu berkembang. Memiliki efek langsung pada antibiotik berpotensi berbahaya seperti bakteri staphycocci dan E coli. Hal ini ditemukan dalam kosentrasi tinggi dalam kolostrum, tetapi berlangsung sepanjang seluruh tahun pertama bermanfaat menghambat bakteri stapylococus dan jamur candida.

10) Lisozim

(42)

29

mempengaruhi keseimbangan rumit bakteri yang menghuni usus yang menghuni sistem.

d. Cara menyusui yang benar

Usahakan memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Bayi diberikan ASI selama 2,5 – 3 jam sekali. Berikut cara menyusui yang benar menurut Kristiyanasari, (2011). 1) Posisi menyusui

Ada banyak cara untuk memposisikan diri dan bayi selama proses menyusui berlangsung. Sebagian ibu memilih menyusui dalam posisi berbaring miring sambil merangkul bayinya. Sebaian lagi duduk dikursi dengan punggul diganjal bantal dan kaki diatas bangku kecil. Setiap ibu mempunyai posisi menyusui sesuai dengan kenyamanan posisi yang tercapai. Ada posisi yang khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola, dimana kedua bayi disusui bersamaan kanan dan kiri. Pada ASI yang memancar (penuh) bayi di tengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak tersedak.

2) Langkah – langkah menyusui yang benar :

(43)

ini bermanfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

b) Bayi diletakkan menghadap perut ibu

(1) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar disandaran kursi.

(2) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkungan siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan.

(3) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang bada ibu, dan yang satu didepan.

(4) Perut bayi menempel pada perut ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi)

(5) Telinga dan lengan terletak pda satu garis lurus (6) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang

c) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang bawah, jangan menekan puting susu.

(44)

31

e) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi.

(1) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit – langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah kalang payudara. Posisi salah yaitu apabila bayi hanya menghisap pada puting saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan putting susu lecet. (2) Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu

dipegang ataupun disanggah. 3. Pengertian suami

Suami adalah pemimpin dan pelindung istrinya, maka kewajiban suami terhadap istrinya ialah mendidik mengarahkan serta mengertikan istri kepada kebenaran kemudian memberinya nafkah lahir batin, mempergauli serta menyantuni dengan baik (Haryawan, 2007).

4. Dukungan suami dalam pemberian ASI

(45)

Faktor utama pendukung untuk memutuskan dan melakukan pemberian ASI adalah orang - orang terdekat ibu terutama suamiyang mau terlibat dalam perawatan bayi dan memberi ketenangan pada ibu (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008).

Berdasarkan penelitian Abdullah (2001) dalam juherman, (2008) di Kota Bogor diketahui bahwa ayah atau ayah bayi merupakan pihak yang paling banyak diajak diskusi sebelum mengambil keputusan pemberian ASI eksklusif, namun pada kenyataannya saat pengambilan keputusan ayah berperan sangat kecil sekali dan banyak dilakukan oleh ibu. Pengambilan keputusan yang didominasi oleh ibu diduga karena masih adanya stereotip bahwa masalah domestik merupakan urusan ibu, sehingga ketika berdiskusi lebih banyak membicarakan hal perawatan anak secara umum dan menyerahkan sepenuhnya keputusan yang akan diambil kepada ibu.

(46)

33

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Teori Penelitian

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2012), Kristiyanasari, (2011), Prasetyono, (2009)

Pengetahuan

1. Pengertian

2. Tingkat

3. Faktor

4. Cara memperoleh pengetahuan

Suami

1. Pengertian

2. Dukungan suami

dalam Pemberian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif

1. Pengertian ASI Eksklusif 2. Manfaat ASI

Eksklusif 3. Komponen ASI 4. Cara Menyusui yang

(47)

C. Kerangka konsep

: Diteliti : Tidak diteliti

(48)

35 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Di tinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut notoatmodjo (2012) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Menurut Arikunto (2010), penelitian kuantitatif dituntut menggunakan angka , mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya.

Rancangan dalam penelitian ini, mengambil rancangan survei cross sectional. Menurut notoatmodjo (2012) cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel – variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel – variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

(49)

Waktu penelitian ialah kegiatan yang di mulai dari pembuatan proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada 30 Mei 2014 – 5 Juni 2015.

C. Populasi, sampel dan tehnik pengambilan data

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti (Hidayat, 2014). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini semua kepala keluarga (suami) yang ada di Desa gantiwarno sebanyak 130 orang suami yang didapat dari dokumentasi Desa Gantiwarno.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2012). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subjek lebih dari 100 maka dapat diambil 10% - 15 % atau 20% - 25%. Dari data yang didapat maka peneliti mengambil sampel sebanyak (130 x 15%= 32). Sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 orang suami.

3. Tehnik Pengambilan Sampling

(50)

37

Dalam penelitan ini peneliti mengambil tehnik pengambilan sampelnya dengan menggunakan sampling aksidental dimana pengambilan sampel dengan kebetulan bertemu dengan responden(Hidayat, 2014).

D. Variabel penelitian

Menurut Arikunto (2010), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif.

E. Defenisi operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara opersional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2014).

(51)

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner, kuisioner adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012).

Kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup mengenai pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Responden hanya tinggal memberi tanda chek (√) saja pada jawaban yang dipilih. Untuk pernyataan favourable (+) jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Untuk pernyataan unfavourable (-) jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1 (Arikunto, 2010).

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuisioner Uji Coba Instrument

Indikator No. Soal Jumlah

(52)

39

Kuisioner ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri – ciri yang sama dari responden dari tempat dimana penelitian tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

Uji coba Validitas dan Reliabilitas penelitian ini dilakukan di Desa Jetak Pabrik, Jetak, Sidoharjo tanggal 25 – 26 Mei 2015 dengan jumlah responden 32 orang kepala keluarga (suami). Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 32 orang karena kaidah penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal.

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai p < 0,05. Menurut Arikunto (2013), rumus product moment adalah:

”ଡ଼ଢ଼ ൌ σ െ ሺσ ሻሺσ ሻ

ඥሼ σ ଶെ ሺσ ሻሽሼ σ െ ሺσ ሻሽ

Keterangan :

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien kolerasi product moment

(53)

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dari 35 pernyataan didapatkan hasil yang valid sebanyak 30 pernyataan dan yang tidak valid sebanyak 5 pernyataan, yaitu pada nomor pernyataan 9, 12, 14, 18, 34 dikarenakan dengan nilai p > 0,05. Jika salah satu dari kuisioner dinyatakan tidak valid, maka pernyataan tersebut dihilangkan atau diperbaiki. Pernyataan kuisioner dihilangkan apabila salah satu indikator dalam kisi – kisi tersebut sudah terwakili.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2012).

Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α)

minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).

”ͳͳൌቆ݇ െ ͳ݇ ሻቇ ቆͳ െσߪܾ

ʹ

ߪݐʹ ቇ

Keterangan :

r11 = Reliabilitas Instrument

(54)

41

σߪܾʹ = Jumlah varian butir

ߪݐʹ = Varians total

Instrument dikatakan jika nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).

Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan dari 35 pernyataan didapatkan hasil yang valid sebanyak 30 pernyataan dan yang tidak valid sebanyak 5 pernyataan, yaitu pada nomor pernyataan 9, 12, 14, 18, 34 dikarenakan dengan nilai p > 0,05. Jika salah satu dari kuisioner dinyatakan tidak valid, maka pernyataan tersebut dihilangkan atau diperbaiki. Pernyataan kuisioner dihilangkan apabila salah satu indikator dalam kisi – kisi tersebut sudah terwakili. Berdasarkan uji reliabilitas didapatkan nilai alpha (α) 0,876. Nilai ini > 0,7 sehingga instrument dikatakan reliabilitas.

G. Tehnik pengumpulan data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan (informed consent) dan membagikan kuisioner pada responden, kemudian menjelaskan tentang cara pengisian. Responden diminta mengisi kuisioner dan kuisioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Jenis data yang diperoleh terdiri dari :

1. Data primer

(55)

Data primer dalam penelitian ini ialah suami yang berada di Desa Gantiwarno Sragen didapat dari pengisian kuisioner yang telah diisi oleh suami tersebut.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder pada penelitian ini adalah jumlah keseluruhan kepala keluarga yang didapat dari dokumentasi kantor Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen.

H. Metode pengolahan dan analisa data

1. Metode pengolahan data

Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa - apa dan belum siap untuk disajikan. Menurut hidayat, (2014) langkah – langkah pengolahan data, dapat dilakukan sebagai berikut.

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperlukan atau dikumpulkan.

(56)

43

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dan suatu variabel.

c. Tabulasi

Tabulasi ialah membuat tabel – tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

d. Data entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigengsi.

e. Pembersihan data ( cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan – kemungkinan adanya kesalahan – kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2. Analisa data

(57)

penelitian (Notoatmodjo, 2012). Pengambilan kesimpulan data dari prosentase angka hasil pengumpulan data yang dinilaikan, selanjutnya data dimaknai dengan parameter yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut.

a. Pengetahuan baik : bila nilai yang diperoleh responden (x) > mean + 1 SD

b. Pengetahuan cukup : bila nilai yang diperoleh responden mean – 1 SD ≤ x ≤ + 1 SD

c. Pengetahuan kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2013).

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif terlebih dahulu peneliti menghitung mean dan standar deviation. Menurut riwidikdo, (2013). Rumus untuk menghitung mean dan standar deviation yaitu :

a. Mean

ƒ–ƒ െ ”ƒ–ƒŠ‹–—‰ሺሻതതത ൌσ š

Keterangan :

ሺܺሻതതത = rata – rata hitung sampel

x

i = nilai dalam satu sampel

n = total banyaknya pengamatan dalam satu sampel b. Standar deviation

ൌ ඨσ š୧

െ ሺσ š୧ሻଶ

(58)

45

Keterangan :

SD = simpangan baku xi = nilai dari data

n = banyaknya data

Menurut Riwidikdo (2013), cara mengukur prosentase yang digunakan untuk menganalisis tingkat pengetahuan yaitu dengan rumus :

‘”’”‘•‡–ƒ•‡ ൌ‘–ƒŽ•‘”ƒ•‹—›ƒ‰•‡Šƒ”—•›ƒ†‹’‡”‘Ž‡Š ͳͲͲ؍‘”›ƒ‰†‹’‡”‘Ž‡Š”‡•’‘†‡

I. Etika penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang memperoleh dampak dari hasil penelitian tersebut (Notoatmdjo, 2012). Menurut hidayat (2014), dalam bukunya bahwa masalah etika penelitian harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :

1. Informed consent (persetujuan)

Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden, penenelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent itu diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

2. Antonym (Tanpa nama )

(59)

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

J. Jadwal Penelitian

(60)

47 BAB IV

PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di Desa Gantiwarno, Kelurahan Mojokerto, Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. Desa Gantiwarno mempunyai luas wilayah 760,893 ha/m2 , Desa Gantiwarno terdiri dari 2 RT.

Batas wilayah Desa Gantiwarno antara lain : sebelah timur berbatasan dengan Desa Sewurejo, sebelah utara berbatasan dengan Desa Nglaban. Sebelah barat berbatasan dengan desa Brambang sebelah selatan berbatasan dengan desa Mojokerto. Desa Gantiwarno mempunyai fasilitas kesehatan berupa 1 Poliklinik Kesehatan Desa, 1 orang Bidan dan 2 Posyandu.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Setelah dilakukan pengumpulan data dapat diketahui karakteristik responden meliputi :

a. Karakteristik Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Responden Frekuensi Persentase %

1 22 – 23 Tahun 9 28, 1

2 33 – 43 Tahun 9 28, 1

3 44 – 55 Tahun 14 43, 8

Total 32 100,0

(61)

Berdasarkan dari tabel 4.1 diatas kelompok umur responden 22 – 23 Tahun sebanyak 9 responden (28,1%), umur 33 – 43 Tahun sebanyak 9 responden (28,1 %), umur 44 –55 Tahun sebanyak 14 responden (43, 8%). Dari data yang didapat bisa disimpulkan responden dengan kelompok umur 44 – 55 Tahun merupakan responden terbanyak yaitu 14 responden ( 43,8 %).

Tabel 4.2 Hasil Crosstabulasi Umur dengan Pendidikan

Umur Kurang Cukup Baik Total

N % N % N % N %

22 – 33 Tahun 1 5,21 6 18,73 2 6,24 9 28,1 33 – 43 Tahun 2 10,42 7 21,86 0 0,00 9 28,1 44 – 55 Tahun 3 10,05 9 28,16 2 6,26 14 43,8 Jumlah 6 25,68 22 68,75 4 12,502 32 100.0 Sumber : Data Primer, 2015

(62)

49

b. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Responden Frekuensi Persentase

%

Berdasarkan Tabel 2.2 diatas dapat responden yang berpendidikan SD sebanyak 4 responden ( 12,5%), pendidikan SMP sebanyak 7 responden (21,9%), berpendidikan SMA sebanyak 16 responden (50,0%), dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 5 responden (15,6%). Dari data diatas dapat disimpulkan responden yang paling banyak ialah berpendidikan SMA sebanyak 16 responden (50,0%).

Tabel 4.4 Hasil Crosstabulasi Pendidikan dengan Pengetahuan Pendidikan Kurang Cukup Baik Total Sumber : Data Primer, 2015

(63)

repsonden (18,77%) pengetahuan cukup, dan 0 responden (0,00%) pengetahuan baik. Sedangkan kelompok pendidikan SMA sebanyak 3 responden (8,79%) pengetahuan kurang, sebanyak 12 responden (37,50%), dan sebnayak 3 orang (3,12%) pengetahuan cukup. Serta kelompok PT sebanyak 0 responden tingkat pengetahuan kurang, sebanyak 2 responden (6,24%) pengetahuan cukup, dan sebanyak 3 responden (9,36%) pengetahuan baik.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Responden Frekuensi Persentase %

1 Wiraswasta 15 46,9

2 Swasta 15 46,9

3 PNS 2 6,2

Total 32 100,0

Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diperoleh data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, wiraswasta sebanyak 15 responden (46,9%), swasta sebanyak 15 responden (46,9%), dan PNS sebanyak 2 responden (6,2%). Dari data diatas dapat simpulkan paling banyak karakteristik responden yaitu wiraswasta 15 responden (46,9%) dan swasta 15 responden (46,9%).

Tabel 4.6 Hasil Crosstabulasi Pekerjaan dengan Pengetahuan

(64)

51

Berdasarkan data tabel diatas hasil crosstab tingkat pengetahuan dengan pekerjaan, pada kelompok wiraswasta sebanyak 3 reponden (9,38%) pengetahuan kurang, 11 responden (34,39%) pengetahuan cukup, dan 1 orang responden (3,13%) pengetahuan baik. Pada kelompok pekerjaan swasta terdapat 3 responden (9,38%) pengetahuan kurang, sebanyak 11 responden (34,39%) pengetahuan cukup, dan sebanyak 1 responden (3,13%) pengetahuan baik. Pada kelompok pekerjaan PNS didapatkan hasil berupa 2 responden (6,20%) pengetahuan baik.

2. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil Penelitian dapat diketahui nilai Mean dan Standar Deviasi seperti tabel berikut ini :

Tabel 4.7 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif

16,75 4,38

Sumber : Data Primer, 2015

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif

Sumber : Data Primer 2015

(65)

kategori keadaan baik sebanyak 4 responden (12,5 %), pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (68,8%), dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (18,8%)

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan suami dalam

pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (12,5 %), pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (68,8 %), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden (18,8 %).

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). Menurut Mubarak, (2007) faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, pekerjaan, umur, dan informasi.

(66)

53

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan manusia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan (Wawan, 2011). Berdasarkan hasil penelitian, responden yang kategori baik adalah sebanyak 4 responden yaitu pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi. Mayoritas berpengetahuan cukup adalah SMA sebanyak 16 responden, sedangkan responden pada kategori kurang sebanyak 4 responden yaitu pendidikan SD. Hal ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruh tingkat pengetahuan seseorang yang mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula untuk menerima informasi, dan pada akhirnya membuat semaikin baiknya pengetahuan.

Faktor kedua adalah pekerjaan, pekerjaan yaitu lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Mubarak, 2007). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebanyak 32 responden terbagi menjadi 3 kategori pekerjaan sebanyak 15 responden pekerjaan sebagai wiraswasta, 11 responden berpengetahuan cukup dan 1 responden berpengetahuan baik, sedangkan pekerjaan PNS sebanyak 2 responden berpengetahuan baik, dan sebanyak 6 responden pekerjaan swasta dan wiraswasta berpengetahuan kurang. Dapat disimpulkan seseorang yang bekerja akan membuat banyak pergaulan sehingga akan mendapatkan informasi yang lebih banyak lagi. Ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengetahuan.

(67)

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang lain yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebagian besar kelompok umur, berumur 44 – 55 tahun yaitu 14 responden (43, 8%).

Faktor keempat Informasi, informasi yaitu kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007). Berdasarkan tempat lokasi penelitian yang dilakukan kurangnya sarana kesehatan, maka kurang juga informasi tentang kesehatan didesa tersebut, dan ini membuat informasi menjadi salah satu faktor penghambat dalam pengetahuan tentang kesehatan tersebut, terutama dalam pemberian ASI Eksklusif.

Dari penelitian yang dilakukan Asari Fitri (2013), Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluyo Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 orang responden (15,62%), pengetahuan cukup sebanyak 21 orang responden (65,63%) dan pengatahuan rendah sebanyak 6 orang responden (18,75%). Sedangkan penelitian yang dilakukan Wardani Hayatun 2012, judul penelitian “Gambaran Pendidikan, Motivasi, dan Pengetahuan Suami dalam Pemberian

ASI Eksklusif di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh” Tahun 2012

(68)

55

mayoritas istrinya tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 14 (77,8%) responden.

D. Keterbatasan

1. Kendala

Kendala dalam penelitian ini adalah untuk menemui responden dikarenakan rata – rata responden memiliki kesibukan dalam pekerjaannya. Karena kepala keluarga Desa Gantiwarno mempunyai beragam pekerjaan sehingga sulit untuk menemui dan mengumpulkan seluruhnya yang menjadi salah satu kendala dalam penelitian.

2. Kelemahan/keterbatasan selama penelitian

a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga penelitian hanya sebatas pada tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif.

(69)

56

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dalam kategori baik sebanyak 4 responden (12,5 %).

2. Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dalam kategori cukup sebanyak 22 responden (68,8 %).

3. Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dalam kategori kurang sebanyak 6 responden (18,8 %).

(70)

57

B. Saran

1. Lahan Penelitian

Diharapkan Desa Gantiwarno dengan adanya penelitian ini, dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan khususnya tentang ASI Eksklusif. sehingga dari penyuluhan tersebut dapat memperoleh pengetahuan pentingnya pemberian ASI Ekslusif.

2. Bagi Suami

Bagi suami di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen, semoga dengan adanya penelitian ini bisa menambah pengetahuan pada para suami, terutama pada pemberian ASI Eksklusif.

3. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah atau melengkapi sumber bacaan tentang ASI Eksklusif, serta dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

(71)

:RinekeCipta.

DinkesRI.2013.AngkaMenyusuiMasihRendah.Available:http://www.dinkesjateng prov.co.id. Diaksestanggal 15 November 2014.

Hidayat , A. 2014. Metode Penelitian dan Tehnik Analisis Data. Jakarta Selatan

Kristiyanasari, w. 2011.ASI, Menyusuidan Sadari. Yogjakarta :Nuha Medika. Mulyani, S.M. 2013. ASI dan Pedoman Menyusui. Jogjakarta: Nuha Medika. Notoatmdojo, S. 2012.Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta. Prasetyono, D.S. 2009.Buku Pintar ASI Ekslkusif. Jogjakarta: Diva Pres

Proverawati, A, Rahmawati, E. 2010.Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Jogjakarta: Nuha Medika.

Prwawihardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka

Riwidikdo, H. 2013. Statisitk Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi Program R dan SPSS.Yogjakarta :Pusataka Rihana

Sartono, A. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Pendidikan Ibu dan Dukungan Suami dengan Praktek Pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Telogosari Kota Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Vol.1, No.1, November 2012. Bagian Litbang Univerisitas Muhammadiyah Semarang. Semarang.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta, Cv.

(72)

Hayatun, Wardani. 2013. Gambaran Pendidikan Motivasi dan Pengetahuan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Ulee Kareng

Kota

Banda Aceh

.Jurnal Kebidanan‘ U’Budiyah. Vol. 1, No.1, Februari

2012. STIKES ‘ U’Budiyah Aceh. Aceh.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Teori Penelitian
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 3.1 Defenisi Opersional Tingkat Pengetahuan
Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuisioner Uji Coba Instrument
+5

Referensi

Dokumen terkait

Membran komposit khitosan dengan komposisi optimum dipotong menjadi potongan-potongan kecil (1,6 cm x 5,0 cm) dan direndam dalam larutan asam sulfat dengan variasi

Salah satu acara unggulan pada stasiun televisi Trans 7 dan merupakan salah satu program acara terlama, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan

Kolmogrov-Smirnov dari tabel pertumbuhan perusahaan, kebijakan struktur modal, dan perubahan harga saham lebih kecil dari 0.05, Ho diterima sehingga dapat

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis

• PJAA: Siapkan dana Rp350 miliar untuk pelunasan

Menurut anda, apa aspek yang paling penting dari lembaga kursus bahasa Inggris.. Materi yang up

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK.. DI SMKN

Dalam proses belajar mengajar persiapan merupakan langkah awal yang dilakukan oleh guru, dimana guru mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan interaksi