• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Pustaka

Dalam dokumen Universitas Sumatera Utara (Halaman 39-157)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini peneliti memperoleh referensi dari penelitian-penelitian terkait yang sudah pernah diteliti oleh para peneliti sastra ataupun peneliti dan pembelajar ilmu sastra yang berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis. Tinjauan pustaka berfungsi untuk mengetahui keaslian suatu karya ilmiah karena suatu penelitian pada dasarnya berasal dari acuan yang mendasarinya untuk menghindari persamaan dari penelitian yang lainnya. Adapun penelitian-penelitian yang relevan pada penelitian ini pastinya memberikan kontribusi terhadap penelitian yang akan dilakukan. Penelitian relevan tersebut adalah:

Rizki Fara (2019) dalam penelitian skripsinya yang berjudul Perbandingan Karakter Tokoh Utama Pada Novel Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 1990 Karya Pidi Baiq dan Novel Dear Nathan Karya Erisca Febriani.

Membahas tentang unsur struktural dan perbandingan karakter tokoh utama pada novel Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq dan novel Dear Nathan karya Erisca Febriani. Kedua novel tersebut bercerita tentang perjuangan laki-laki dalam meluluhkan hati perempuan yang dicintainya dengan berbagai macam keunikan yang terjadi pada zamannya. Fara menjelaskan bahwa penelitian ini berfokus pada pembahasan karakter tokoh utama, Dilan dan Nathan yang memiliki berbagai persamaan karakter, di antaranya selalu memperlakukan perempuan dengan spesial, menjunjung tinggi nilai kehormatan perempuan, serta

25

menghormati ibu dengan cara menuruti seluruh perkataannya. Dalam menganalisis unsur struktural dan perbandingan karakter tokoh utama dalam novel, penulis menggunakan teori struktural fiksi yang meliputi (1) alur (2) perwatakan (3) latar (4) sudut pandang pengarang (5) gaya bercerita dan nada atau intonasi (6) struktur dan teknik, (7) tema. Penulis juga menggunakan metode sastra bandingan untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dari kedua novel tersebut.

Data yang berfungsi untuk memenuhi fakta didapatkan dari penelitian di perpustakaan. Segala referensi yang mendukung penelitian ini dikumpulkan dan diseleksi, termasuk di dalamnya biografi sang penulis novel. Penelitian ini memberikan kontribusi pada penelitian yang penulis lakukan dalam hal yang berkaitan dengan karakter tokoh, karena penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan pendekatan sastra bandingan dengan membandingkan karakter tokoh utama pada kedua film.

Alisha Tamara Putri Alisjahbana (2018) dalam penelitian skripsinya yang berjudul Analisis Karakter Tokoh Utama dalam Film Hachiko Monogatri (Kajian Psikologi Sosial) mendeskripsikan tentang karakter tokoh utama yang terdapat dalam film Hachiko Monogatri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode menyimak, yaitu dengan mencermati, mencari, dan mencatat data berupa struktur fiksi dan tahapan kepribadian yang terkandung dalam film tersebut. Penelitian ini memiliki kaitan hubungan pada objek yang dilakukan oleh penulis, dan juga memiliki kesamaan dalam hal menganalisis salah satu unsur intrinsik pada karya sastra, yaitu karakter tokoh. Penelitian ini memiliki relevansi pada penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Nurfadilla (2018) dalam jurnalnya yang berjudul Perbandingan Karakter Tokoh Utama Novel Hujan dan Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye. Kedua novel tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang gadis yatim piatu yang tetap semangat menjalani kehidupannya meskipun tidak memiliki orang tua. Novel Hujan dan Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye memiliki persamaan karakter pada tokoh utamanya yaitu Lail dan Tania. Persamaan karakter yang ditemukan oleh penulis Nurfadilla pada kedua tokoh tersebut ialah; religius, patuh, rajin, dan semangat.

Selain memiliki persamaan karakter, kedua tokoh utama juga memiliki perbedaan karakter, di antaranya ialah; Lail memiliki sifat yang sopan, ikhlas, mau menolong, dan selalu berpikiran positif. Sedangkan Tania memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Lail, yakni tidak sopan, tidak ikhlas, tidak mau menolong, dan selalu berpikiran negatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini relevansi dalam metode penelitian yang digunakan oleh penulis pada penelitiannya.

Bayu Setyaningrum (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Karakter Tokoh Utama dalam Film Surat Cinta Untuk Kartini. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakter tokoh utama Kartini dan karakter tokoh utama rekaan Sarwadi yang dilihat dari karakter tiga dimensi, yaitu tipologi tokoh, metode langsung, dan metode tidak langsung. Masing-masing dari metode tersebut dapat membantu menganalisis karakter tokoh dengan unsur pembangun yang dilihat dari bentuk fisik tokoh, pakaian yang dikenakan tokoh, latar belakang tokoh, lingkungan tempat tinggal, pekerjaan, pergaulan tokoh, agama, serta

27

tindakan tokoh. Penelitian skripsi ini dapat memberi kontribusi penulis dalam menganalisis karakter tokoh utama pada penelitiannya.

Poni Ernis (2018) dalam jurnalnya yang berjudul Perbandingan Karakter Tokoh Utama Novel Salah Asuhan Karya Abdoel Moeis dan Belenggu Karya Armin Pane menganalisis kedua novel dengan menggunakan pendekatan sastra bandingan ataupun yang disebut dengan studi komparatif dengan cara membandingkan dua atau lebih karya sastra. Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yang berbentuk kata-kata. Penelitian ini memiliki relevansi dalam metode penelitian yang digunakan oleh penulis pada penelitiannya, selain itu penelitian ini memberikan kontribusi pada penulis dalam hal pendekatan kajian sastra bandingan atau analisis komparatif yang juga dipakai penulis pada penelitian yang dilakukan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi adalah ilmu tentang kerangka kerja untuk melaksanakan penelitian yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu; studi atau analisis teoretis mengenai suatu cara/metode; atau cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan (knowledge).

Menurut Arief Furchan (dalam Prastowo, 2016:18), metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi. Hal ini merupakan rencana pemecahan bagi persoalan yang sedang diteliti. Tak satu pun metode penelitian yang ada sekarang selalu lebih baik daripada metode penelitian yang lainnya.

Metode yang digunakan dalam suatu penelitian ditentukan oleh sifat persoalan dan jenis data yang diperlukan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, dalam Prastowo, 2016:202). Maksud "pada masa sekarang" di sini merupakan sebuah gambaran bahwa perspektif waktu yang dijangkau dalam penelitian ini adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah

29

mendeskripsikan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan, bukan untuk menguji hipotesis (Arikunto, dalam Prastowo, 2016:204).

Menurut Surakhmad yang dikutip Prastowo (2016:202), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah pada masa sekarang. Metode penelitian deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Di antaranya adalah penelitian yang menuturkan, menganalisis, dan mengklasifikasi penelitian dengan teknik survei, wawancara, angket, observasi, tes, studi kasus, studi komparasi, atau studi operasional.

Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penyelidikan tersebut dilakukan. Dalam penelitian ini, tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, sebagaimana terdapat dalam penelitian eksperimen, dan tidak ada pula pengujian hipotesis. Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah tertentu dalam pelaksanaannya.

Langkah-langkah ini sebagai berikut: Pengumpulan data, menganalisis data, menginterprestasi data, dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut.

3.2 Data dan Sumber Data 3.2.1 Data

Data adalah keterangan yang benar dan nyata, atau keterangan yang dapat dijadikan sebagai dasar kajian yang didapatkan oleh penulis. Data yang terdapat dalam penelitian ini berupa kata, kutipan, serta kalimat yang terdapat pada film Cry Me A Sad River dan My Little Baby, Jaya.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah film yang berjudul Cry Me A Sad River karya Luo Luo dan My Little Baby, Jaya karya Yoon Hak-ryul yang dijadikan sebagai sumber data primer.

Adapun kedua film tersebut akan dipaparkan secara terperinci:

1. Film Cry Me A Sad River Karya Luo Luo:

 Judul Film : Cry Me A Sad River

 Sutradara : Luo Luo

 Produser : Yonghuan Sun

 Skenario : Luo Luo, Guo Jingming

 Tanggal rilis : 21 September 2018

 Bahasa : Mandarin

 Durasi : 1 Jam 45 Menit

 Genre : Drama

31

2. Film My Little Baby, Jaya karya Yoon Hak-Ryul:

 Judul Film : My Little Baby, Jaya

 Sutradara : Yoon Hak-Ryul

 Produser : Hyang-Cheol Lee

 Skenario : Yoon Hak-Ryul, Kim Yeon-Ho

 Tanggal rilis : 20 April 2017

 Bahasa : Korean

 Durasi : 1 Jam 42 Menit

 Genre : Drama

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Selain data primer, terdapat sumber data sekunder pada penelitian ini. Data sekunder ialah data-data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari

sumber yang telah ada. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang berhubungan dengan sastra bandingan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Noor (2011:138) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara mengumpulkan data dapat menggunakan teknik:

wawancara (interview), angket (questionnaire), pengamatan (observation), studi pustaka, dan Focus Group Discussion (FGD).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik penelitian kepustakaan atau studi pustaka. Teknik studi pustaka adalah penelitian atau penyelidikan terhadap semua buku, karangan, dan tulisan mengenai suatu bidang ilmu, topic, gejala, kejadian (Moeliono, dalam Iswandari, 2017:30). Langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Menonton jalan cerita serta menentukan tokoh utama yang tepat pada film Cry Me A Sad River dan My Little Baby, Jaya.

2. Mengelompokkan sifat dan karakter tokoh utama pada film Cry Me A Sad River dan My Little Baby, Jaya dengan menyimak dialog pada monolog film.

3. Mencatat percakapan atau dialog dalam film yang berhubungan dengan kajian bidang penokohan.

4. Memasukkan data ke dalam kertas kerja penelitian untuk selanjutnya dianalisis berdasarkan landasan teori.

33 3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ialah sastra bandingan, yaitu model analisis dengan cara membandingkan antara karya sastra satu dengan karya sastra yang lainnya. Hal tersebut dilakukan melalui analisis persamaan dan perbedaan karakter tokoh utama pada kedua film tersebut. Analisis data pada penelitian ini juga menggunakan pendekatan intrinsik yang merupakan salah satu bagian dari pendekatan sastra bandingan yakni pendekatan karakter tokoh dengan cara menganalisis bagaimana tingkah laku tokoh utama melalui alur atau jalan cerita yang tersuguh dari kedua karya sastra tersebut. Adapun analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengelompokkan data-data yang berhubungan dengan masalah penelitian.

2. Membaca dan mencatat keseluruhan data yang sudah diidentifikasi.

3. Menganalisis karakter tokoh yang terdapat pada film Cry Me A Sad River dan My Little Baby, Jaya dengan menggunakan teori sastra bandingan.

4. Membandingkan data-data dengan mencari persamaan dan perbedaan karakter tokoh utama pada film Cry Me A Sad River dan My Little Baby, Jaya.

5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil temuan persamaan dan perbedaan karakter tokoh utama pada film Cry Me A Sad River dan My Little Baby, Jaya

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan tentang hasil dan pembahasan dari analisis Perbandingan Karakter Tokoh Utama Pada Film Cry Me A Sad River karya Luo Luo dan Film My Little Baby, Jaya karya Yoon Hak-Ryul yang merupakan jawaban atas permasalahan yang telah dibahas dalam bab Pendahuluan.

Dengan menggunakan pendekatan intertekstualitas yang menganalisis salah satu unsur intrinsik, yaitu karakter tokoh. Dari data yang dikumpulkan, penulis menganalisis karakter tokoh yang terdapat pada kedua film dengan melihat persamaan dan perbedaan kedua film tersebut.

Karakter Tokoh dalam Film Cry Me A Sad River dan Film My Little Baby, Jaya

Karakter Tokoh Yi Yao dalam Film Cry Me A Sad River

Karakter Tokoh Jaya dalam Film My Little Baby, Jaya

Keras Kepala Tidak Terbuka

Penakut Tabel 1

4.1 Karakter Tokoh Utama

4.1.1 Karakter Yi Yao dalam film Cry Me A Sad River

Yi Yao adalah seorang gadis remaja yang berperan sebagai tokoh utama dalam film Cry Me A Sad River. Yi Yao merupakan siswi kurang mampu yang seringkali mendapat tindak bullying dari teman-temannya. Hal tersebut bermula

35

dari kabar tidak baik dari salah satu teman sekelas Yi Yao yang menceritakan kepada semua orang jika Yi Yao terkena penyakit seksual. Oleh karena kejadian itulah Yi Yao mulai dijauhi dan dirudung oleh teman-temannya.

Berikut karakter yang dimiliki oleh Yi Yao.

1. Pemurung

Pemurung adalah orang yang sering menampakkan wajah sedihnya kepada orang lain. Seseorang yang memiliki karakter pemurung cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya dan tidak terlalu banyak bicara.

Karakter pemurung ditunjukkan tokoh Yi Yao pada peristiwa di mana ia sedang memegang sebuuah kertas dengan wajah yang sedih, dan mata berkaca-kaca. Ia menyandarkan punggungnya sembari memikirkan suatu hal yang membebani pikirannya.

Hal ini dapat dilihat pada menit ke 17:30.

Gambar 1 Karakter Pemurung Tokoh Yi Yao

Karakter pemurung Yi Yao juga terlihat pada peristiwa ketika ia memangku dagunya di atas tangan yang dilipat di atas meja. Yi Yao menekuk wajahnya dengan sorotan mata yang lemah.

Peristiwa ini dapat dilihat pada menit ke 22:17.

Gambar 2 Karakter Pemurung Tokoh Yi Yao

Tokoh Yi Yao terlihat murung saat sedang bersama Sun Xi, teman laki-laki yang baru saja ia kenal. Yi Yao menekuk wajahnya dengan tatapan lurus ke depan sembari mengucapkan kalimat yang terdapat pada dialog berikut:

“人们看见糟糕的东西都想要躲远,只有看见美好的东西才想 要靠近。”

“Manusia melihat hal buruk, lalu menghindarinya. Manusia melihat hal yang baik, lalu mendekatinya.”

Kalimat tersebut sangat mewakili perasaan Yi Yao. Semua orang merudung dan menjauhinya karena ia terkena penyakit menular seksual. Mereka juga menyebut Yi Yao sebagai virus.

37 Hal ini dapat dilihat pada menit ke 45:13.

Gambar 3 Karakter Pemurung Tokoh Yi Yao

Tokoh Yi Yao juga tampak murung saat tengah duduk di tepi laut. Ia memandang lurus ke depan dengan wajah yang sedih. Ia baru saja terlibat perkelahian dengan Tang Xiaomi. Ia menumpahkan obat salep ke wajah Xiaomi karena gadis itu sengaja mencuri uang Yi Yao untuk membeli makanan ringan buat teman-temannya. Padahal uang tersebut akan digunakan Yi Yao untuk mengobati penyakitnya. Saat kejadian perkelahian tersebut tidak ada satupun orang yang memihak Yi Yao, bahkan sahabatnya Qi Ming juga tidak membelanya.

Ia merasa terpuruk.

Hal ini dapat dilihat pada menit ke 01:01:33.

Gambar 4 Karakter Pemurung Tokoh Yi Yao

Karakter pemurung yang ditunjukkan oleh Yi Yao dapat dilihat pada peristiwa di mana ia menekuk kedua kakinya dengan kepala yang disandarkan pada dinding. Wajahnya tampak sedih. Ia tengah dilanda sebuah masalah besar, dimana semua orang menuduhnya sebagai dalang dari kematian Sun Xi, saudara kembar Sun Xiang. Ia kelihatan depresi. Tapi yang dilakukannya hanya berdiam diri di dalam kamar sembari merenungi semua kejadian buruk yang menimpanya.

Hal ini dapat dilihat pada menit ke 01:23:08.

Gambar 5 Karakter Pemurung Tokoh Yi Yao

39

Berdasarkan teori Robert Stanton, karakter tokoh dapat dinilai melalui tingkah laku dan tindakan yang sering dilakukannya. Oleh sebab itulah penulis dapat menyimpulkan jika Yi Yao merupakan tokoh yang memiliki karakter pemurung. Sebab gadis itu selalu menunjukkan wajah sedih kepada semua orang.

Ia sangat jarang terlihat tersenyum.

2. Pesimis

Pesimis merupakan karakter atau pandangan seseorang dalam menghadapi suatu hal yang ditandai dengan ciri tidak yakin, sedih, putus asa, hilang harapan, serta merasa berada dalam situasi sulit yang tidak ada jalan keluarnya.

Karakter pesimis ditunjukkan tokoh Yi Yao ketika ia sedang bersama dengan Sun Xi. Saat itu, Yi Yao tengah berusaha mengambil tasnya yang terjatuh di tengah danau kecil. Sun Xi dengan sigap menolong gadis itu karena mengira Yi Yao akan bunuh diri dengan cara menyebur ke dalam danau. Yi Yao merasa kesal karena ia sudah menjelaskan kepada Sun Xi jika ia menyebur ke danau hanya untuk mengambil tasnya yang sengaja dijatuhkan oleh teman-temannya, namun pria itu tidak percaya. Yi Yao segera pergi meninggalkan Sun Xi. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Gadis itu memandang lurus ke depan sembari mengucapkan kalimat yang menandakan jika ia tengah putus asa dan hilang harapan.

Hal ini dapat dilihat pada kutipan film menit ke 38:55–41:08.

Gambar 6 Karakter Pesimis Tokoh Yi Yao

森西 :“年纪轻轻的你干什么呢!”

41 dan menolongmu, kalau tidak akibatnya bisa celaka.

Bisa celaka, tahu?”

Yi Yao : “Aku tak akan bunuh diri di kolam sedangkal ini.”

Sun Xi : “Kau mau duduk di dalam air. Tidak akan ada yang menolong jika kau mau bunuh diri kecuali aku.”

Yi Yao merasa kesal. Ia segera pergi meninggalkan Sun Xi.

Namun tiba-tiba langkahnya terhenti. Ia memandang lurus ke depan.

Yi Yao : “Mereka sudah berkali-kali membuang tasku. Kau benar. Kematian itu tidak menyakitkan, hiduplah yang menyakitkan. Mengapa manusia harus hidup?”

Sun Xi segera bangkit, menyusul Yi Yao.

Sun Xi : “Kau harus hidup, tapi kau menyerah. Kau mau kemana?”

Yi Yao : “Tak usah ganggu aku. Aku virus pembawa malapetaka.”

Sun Xi : “Kau belum mengucapkan terimakasih. Aku sudah menolongmu. Aku adalah sang Dewa Penyelamat.”

Yi Yao : “Istilah yang buruk.”

Sun Xi : “Bukan begitu maksudku.”

Pria itu menggenggam tangan Yi Yao dan mengangkatnya ke atas.

Sun Xi : “Begini maksudnya, aku menolongmu karena insting, aku tak berpikir panjang, aku lompat begitu saja ke arahmu.”

Yi Yao : “Sebenarnya aku memuji tindakanmu. Aku kebanyakan mikir sebelum melakukan sesuatu. Tapi hidupku sangat kacau.”

Karakter pesimis Yi Yao juga terlihat di saat ia ketinggalan bus yang seharusnya membawanya ke Museum. Teman-temannya sengaja mengatakan jika seluruh siswa sudah berada di dalam bus, padahal saat itu mereka tahu jika Yi Yao tidak berada di sana. Tak berapa lama Sun Xi datang menghampiri Yi Yao dan menggoda gadis itu. Yi Yao merasa kesal, ia mengatakan jika hidupnya tidak akan berubah menjadi baik.

Hal ini dapat dilihat pada kutipan film menit ke 55:08-55:36.

Gambar 7 Karakter Pesimis Tokoh Yi Yao

森西 :“少女心灰意冷,她在想碰到赤佬了什么料技馆

谁爱去谁去。这时她的想脑海里回想起那位英俊 伟人说过的那句话。”

森西试图通过说模糊的句子来取笑易瑶。易瑶很生气。他提高 了声音。

易瑶 :“我书包还在那车上。”

43

森西 :“不是这一句那位伟人说的是,反击吧少女!”

易瑶 :“没用的,除非太阳从西边出来了,否则我的人

生是不会好的。”

Sun Xi : “Gadis itu sedang kesusahan, Dia berbicara pada dirinya jika aku bertemu dengan seorang penipu, aku tak akan pergi ke museum. Pada saat ini, kata-kata dari pria hebat dan pandai terngiang-ngiang di benaknya.”

Sun Xi mencoba menggoda Yi Yao dengan mengucapkan kalimat yang tidak jelas. Yi Yao merasa kesal. Ia meninggikan suaranya.

Yi Yao : “Tasku ketinggalan di bus!” yang mempercayai perkataannya. Yi Yao berkali-kali meyakinkan semua orang jika ia bukan pembunuh Sun Xiang, saudara kembar Sun Xi. Gadis itu tidak sanggup mendengar semua tuduhan tersebut. Ia tidak tahu harus berbuat apa, bahkan ia berniat mati untuk membuktikan jika ia bukanlah pelaku yang sebenarnya.

Hal ini dapat dilihat pada menit ke 01:23:39-01:24:03.

Gambar 8 Karakter Pesimis Tokoh Yi Yao

Karakter pesimis juga ditunjukkan tokoh Yi Yao disaat ia berlari kencang menuju laut untuk melakukan bunuh diri. Teriakan teman-temannya yang mencoba menghalanginya untuk melakukan tindakan tersebut pun tak dihiraukannya lagi. Gu Sun Xi juga berusaha mengejar gadis itu, namun Yi Yao semakin mempercepat langkahnya dan melompat ke tengah laut.

Hal ini dapat dilihat pada menit ke 01:29:03-01:29:35.

Hal ini dapat dilihat pada menit ke 01:29:03-01:29:35.

Dalam dokumen Universitas Sumatera Utara (Halaman 39-157)

Dokumen terkait