• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Tinjauan Studi Terdahulu

2.4.1. Studi Empiris Mengenai Kelayakan Usaha

Sukiaki (2004) meneliti tentang Analisis Kelayakan Finansial Pilot Plant

Biogas dengan kompos sebagai produk sampingan di TPA Pasar Impun. Hasil analisis kelayakan usaha Pilot Plant Biogas dengan skala 3.500 kg, dengan tingkat diskonto 10 persen nilai NPV positif sebesar Rp. 750.569.906 atau lebih besar dari nol, nilai IRR adalah sebesar 14 persen atau lebih besar dari tingkat diskonto yang ditentukan. Nilai Payback Period adalah 10 tahun 10 bulan. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial maka usaha Pilot Plant Biogas di TPA Pasar Impun Bandung layak untuk dilaksanakan.

Penelitian Agustina (2007) yang berjudul Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah (Studi Kasus di CV Cisarua

Integrated Farming). Berdasarkan analisis aspek-aspek penunjang kelayakan

       9

20 proyek yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek finansial menunjukkan bahwa pengusahaan sapi perah pada Cisarua Integrated Farming layak untuk dilaksanakan. Analisis kelayakan finansial proyek sapi perah dengan tingkat diskon faktor 12 persen menunjukkan nilai NPV sebesar Rp. 359.203.465,91, Net B/C sebesar 1,32, IRR sebesar 19,04 persen, dan Payback Period 13,89 tahun.

Peneliti Wulandari (2007) yang berjudul Analisis Kelayakan proyek Instalasi Biogas Dalam mengelola Limbah Ternak Sapi Perah (Kasus di Kelurahan Kebun Pedes Bogor). Berdasarkan analisis aspek-aspek penunjang kelayakan proyek yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek institusional-organisasi- manajerial, aspek sosial dan aspek finansial menunjukkan bahwa proyek instalasi biogas di kelurahan Kebon Pedes layak untuk dilaksanakan.

Analisis kelayakan finansial proyek instalasi biogas kapasitas 3,5 m3 dengan tingkat diskonto 16 persen menunjukkan nilai NPV positif sebesar Rp.10.797.029,96, Net B/C sebesar 1,41, Payback Period selama 10,5 tahun. Hasil membuktikan proyek instalasi layak untuk dilaksanakan dengan tingkat diskonto yang ada. Hasil analisis switching value dengan tingkat diskonto 16 persen menunjukkan, bahwa proyek tidak akan layak pada penurunan penjualan sebesar 3 persen dan peningkatan biaya variable sebesar 5 persen. Proyek nstalasi biogas dalam mengolah limbah ternak sangat peka terhadap penurunan harga penjualan dan kenaikan biaya variable.

Peneliti Sembiring (2007), yang berjudul Analisis Finansial dan Ekonomi Usaha Pembuatan Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Studi Kasus PT. XYZ). Arus menfaat biaya yang mampu mewakili kondisi finansial dan ekonomi adalah arus manfaat-biaya III. Hasil dari analisis kelayakan investasi terhadap arus manfaat-biaya finansial menunjukkan nilai diatas kriteria kelayakan. Nilai NPV yang diperoleh untuk analisis ini sebesar Rp. 43.593.614.577. Tingkat pengembalian internal (IRR) yang diperoleh sebesar 51,83 persen. Nilai Net B/C yang dihasilkan 7,2730. Proyek secara finansial akan memperoleh pengembalian terhadap modal yang ditanamkan setelah satu tahun 5,35 bulan.

Penggunaan asumsi-asumsi sama dalam analisis ekonomi, menunjukkan hasil di atas nilai kriteria kelayakan. Nilai manfaat bersih sekarang (NPV) dari arus manfaat biaya ekonomi diperoleh nilai Rp. 63.532.612.933. Nilai IRR yang

diperoleh sebesar 73,37 persen. Nilai Net B/C yang dperoleh sebesar 10,2409. Hasil analisis ekonomi juga menunjukkan bahwa proyek akan memperoleh pengembalian terhadap modal setelah satu tahun 5,25 bulan. Secara keseluruhan proyek layak dilakukan baik dalam aspek teknis, pemasaran, aspek finansial dan ekonomi.

Peneliti Putri (2008), yang berjudul kelayakan Usaha Sapi Perah Rakyat di Wilayah Kabupaten Bogor. Hasil dan pembahasan penelitian ini didapakan kesimpulan berupa jumlah kredit yang dibutuhkan oleh usaha ternak sapi perah

dengan kepemilikan 10 ekor sapi induk adalah kredit investasi sebesar Rp. 106.538.250,00 dan kredit modal kerja sebesar Rp. 2.301.000,00. Pelaksanaan

proyek usaha ternak sapi perah dengan kepemilikian 10 ekor sapi induk produktif dinyatakan layak dari berbagai aspek kelayakan usaha meski pada aspek lingkungan masih terdapat masalah polusi udara.

Pada analisis kelayakan aspek kelayakan aspek keuangan, pengajuan kredit komersial (KUR) dinyatakan layak dengan kriteria NPV positf sebesar Rp.57.556.976,67 pada masa proyek 7 tahun, Net B/C Ratio sebesar 1,30 (Net B/C Ratio 1), IRR sebesar 24 persen (lebih besar sari suku bunga KUR 16 persen), dan masa pengembalian selama 2 tahun 3 bulan dan 18 hari (tidak melebihi masa pinjaman yaitu 5 tahun). Analisis switching value penurunan pendapatan sampai dengan 14 persen masih dinyatakan layak dan akan menjadi tidak layak jika penurunan pendapatan lebih dari 14 persen, kenaikan biaya operasional akan menjadikan proyek tidak layak pada tingkat kenaikan biaya operasional lebih dari 11 persen, penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional secara bersama-sama akan menjadikan proyek tidak layak pada tingkat perubahan lebih dari 10 persen.

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan dengan Wulandari (2007) mengenai biogas yang dihasilkan dari limbah ternak dan pupuk organik yang dihasilkan dari instalasi biogas, memiliki perbedaan pada alat analisis yang digunakan serta hasil

switching value pada penelitian berbeda. Peneliti mengambil beberapa materi untuk membantu panelitian ini, yaitu berupa cara pengolahan biogas serta cara pengolahan variabel-variabel untuk menganalisis kelayakan sebagai panduan

untuk membantu peneliti menyusun laporan. Persamaan dengan Sembiring, alat analisis yang digunakan sama mengkaji kelayakan suatu usaha, tetapi berbeda dalam produk spesifikasi yang diteliti. Peneliti mengambil salah satu pengertian kompos dari skripsi Antoni Sembiring. Persamaan dengan Sukiaki, sama-sama mengkaji kelayakan suatu usaha. Perbedaan terdapat pada spesifikasi produk yang digunakan, Sukiaki mengkaji Pilot Flant Gas dalam menghasilkan gas, yang inputnya berupa sampah. Persamaan dengan Putri, sama-sama mengkaji kelayakan, tetapi berbeda dalam produk yang dianalisis, Putri mengkaji kelayakan sapi perah. Perbedaan penelitian ini dengan studi terdahulu yaitu bahwa dalam penelitian ini seluruhnya dinilai dan diteliti, baik sapi perah, biogas, dan pupuk kompos.

Tabel 7. Studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian

Nama Tahun Judul Beda Penelitian Terdahulu Metode

Analisis

Sukiaki 2004 Analisis Kelayakan

Finansial Pilot Plant

Biogas dengan kompos sebagai produk sampingan di TPA Pasar Impun

Spesifikasi yang diteliti,dalam penelitian mengkaji biogas dari limbah peternakan sapi perah.

NPV, Net B/C, IRR, PP

Agustina 2007 Usaha Peternakan Sapi Perah pada Cisarua

Intregrated Farming

Dalam penelitian ini mengkaji usaha peternakan sapi perah dalam rangka pemanfaatan limbah.

NPV, IRR, BCR,

Payback Period

Sembiring 2007 Analisis Finansial dan Ekonomi Usaha Pembuatan Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Studi Kasus PT. XYZ)

Dalam penelitian kompos diteliti, namun berasal dari limbah peternakan sapi perah merupakan ampas instalasi biogas.

NPV, IRR, Net B/C, PP

Wulandari 2007 Analisis Kelayakan proyek Instalasi Biogas Dalam mengelola Limbah Ternak Sapi Perah (Kasus di Kelurahan Kebon Pedes Bogor)

Dalam penelitian ini output utamanya juga dibahas yaitu susu, limbah yang dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas dan

kompos serta pemasarannya. IRR, NPV, BEP, PBP, Net B/C Ratio, Analisis Sensitivitas

Putri 2008 Usaha Sapi Perah

Rakyat di Wilayah Kabupaten Bogor

Dalam penelitian ini mengkaji usaha peternakan sapi perah dalam rangka pemanfaatan limbah, tidak sebatas pada output utamanya susu.

NPV, IRR, Net B/C, PP

Dokumen terkait