BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Studi Terdahulu
Beberapa studi terdahulu yang penulis temukan dan masih relevan dengan penelitian ini disajikan sebagai berikut :
Dwi Ika Fatimah (2000) dalam skripsinya yang berjudul Penanda Kohesi
Antarkalimat dalam Wacana Jurnalistik Berita Olahraga tabloid Bola, membahas
kohesi yang terdapat dalam wacana jurnalistik berita olahraga tabloid Bola,
menjelaskan ciri khusus wacana jurnalistik berita olahraga tabloid Bola yang
dilihat dari penanda kohesi dan mendeskripsikan penanda hubungan tipe yang
paling sering digunakan dalam wacana jurnalitik berita olaharaga tabloid Bola.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kepaduan informasi dari wacana
jurnalistik berita olahraga tabloid Bola ditandai dengan hadirnya penanda kohesi
gramatikal dan penanda kohesi leksikal. Penanda kohesi gramatikal meliputi penunjukan, penggantian, pelesapan atau penghilangan, dan perangkaian, sedangkan penanda kohesi leksikal meliputi pengulangan, sinonimi, antonimi, hiponimi, kolokasi, ekuivalensi serta kata generik dan non-generik.
Skripsi Ristyaningtyas Maharani (2005) yang berjudul Penanda Kohesi
Gramatikal dan Leksikal dalam Wacana “Santapan” pada surat kabar Wawasan,
mendeskripsikan kepaduan wacana “Santapan” dilihat dari kohesi gramatikal dan leksikal, serta tingkat kekohesifan dalam wacana “Santapan”. Dari hasil analisis data diambil beberapa simpulan bahwa kepaduan wacana “Santapan” terjalin melalui dua penanda kohesi, yaitu PK gramatikal yang terdiri dari (1) PK referensi
yang terbagi menjadi dua, yaitu PK referensi demonstratif dan persona yang kesemuanya bersifat anafora, (2) PK substitusi yang ditandai adanya bentuk yang berkedudukan sebagai pengganti “pengganti” yang terdapat pada bagian S dan bentuk yang berkedudukan sebagai “terganti” yang terdapat pada bagian KB, (3) PK ellipsis ditandai adanya unsur yang ditandai dengan symbol Φ (zero), (4) PK konjungsi ditandai oleh hadirnya kata penghubung yang menghubungkan kalimat-kalimat antara bagian KB dengan S dan PK leksikal yang terdiri dari (1) PK repetisi yang terdiri dari tiga macam repetisi, yaitu pengulangan penuh dengan perubahan bentuk dan sebagian, (2) PK sinonim yang ditandai oleh hadirnya kata atau frasa yang memiliki kesamaan atau kemiripan, (3) PK antonimi yang ditandai oleh kata-kata yang menunjukkan oposisi makna berlawanan. PK antonim dalam wacana ini ada dua, yaitu oposisi mutlak dan oposisi kutub, (4) PK kolokasi yang ditandai oleh adanya kata-kata yang “bersanding” atau dalam asosiasi yang sama, dan (5) PK homonim ditandai oleh hadirnya kata-kata yang “memayungi” kata yang lain atau kata yang menjadi superordinat dari kata-kata yang lain. Selain itu, wacana yang kohesif dan koheren merupakan wacana yang paling banyak digunakan dalam wacana “Santapan”, jika dibandingkan dengan wacana yang kohesif tetapi tidak koheren.
Skripsi Anung Nugroho (2008) yang berjudul Keterpaduan Wacana Politik
pada Rubrik “Opini” surat kabar Kompas, memaparkan aspek kohesi gramatikal dan leksikal yang membangun keterpaduan wacana opini politik pada rubrik opini
surat kabar Kompas. Hasil analisisnya dapat disimpulkan beberapa hal : (1)
commit to user
yang meliputi pengacuan pronomina III tunggal, pengacuan pronomina III jamak, dan pengacuan komparatif ; penyulihan (substitusi) yang meliputi substitusi nominal, substitusi frasal, substitusi klausal, dan substitusi dengan penyebutan ulang secara definit ; pelesapan (elipsis) yang meliputi pelesapan berupa kata, pelesapan frasa, dan pelesapan klausa ; perangkaian (konjungsi) yang meliputi konjungsi sebab-akibat, konjungsi pertentangan, konjungsi konsesif, konjungsi penambahan (aditif), konjungsi harapan (optatif), konjungsi perlawanan, konjungsi syarat, konjungsi parafrase, konjungsi cara, konjungsi ketidakserasian, konjungsi ringkasan dan simpulan, konjungsi misalan atau contoh, konjungsi tegasan, konjungsi jelasan, konjungsi tujuan, dan konjungsi keragu-raguan. (2) Aspek-aspek leksikal yang dimanfaatkan untuk membangun keterpaduan wacana
politik pada rubrik opini Kompas adalah sebagai berikut : repetisi (pengulangan)
dibedakan atas repetisi epizeuksis, repetisi anafora, repetisi epistrofa, dan repetisi mesodiplosis ; sinonimi (padan kata) terdiri atas sinonimi kata dengan kata, sinonimi kata dengan frasa atau sebaliknya, sinonimi frasa dengan frasa, dan sinonimi klausa/kalimat dengan klausa/kalimat ; antonimi (lawan kata) meliputi oposisi mutlak dan oposisi kutub ; kolokasi (sanding kata) ; hiponim (hubungan atas-bawah) ; dan ekuivalensi.
Indro Febiyanto (2009) dalam skripsinya yang berjudul Aspek Gramatikal
dan Leksikal pada Wacana “Tajuk Rencana” surat kabar Kompas, membahas
aspek gramatikal dan leksikal pada wacana “Tajuk Rencana” surat kabar Kompas.
Selain itu, juga menunjukkan frekuensi tipe aspek gramatikal dan aspek leksikal
yang terdapat pada wacana “Tajuk Rencana” pada surat kabar Kompas.
pada surat kabar Kompas, terjalin hubungan adanya aspek gramatikal dan aspek leksikal sehingga makna yang dihasilkan dari perpaduan tersebut dapat dipahami oleh pembaca. Aspek gramatikal terdiri atas pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), pelesapan (elipsis), dan perangkaian (konjungsi). Aspek leksikal terdiri atas repetisi (pengulangan), sinonimi (padan kata), antonimi (lawan kata), dan hiponimi (hubungan atas bawah). Dalam penelitian ini ditunjukkan sejumlah aspek gramatikal dan leksikal yang menghubungkan kalimat-kalimat dan sejumlah tabel.
Sigit Kurniawan (2009) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kohesi
dalam Wacana Rubrik “Pos Pembaca” surat kabar Solopos, mendeskripsikan penanda-penanda kohesi gramatikal dan leksikal dalam wacana rubrik “Pos
Pembaca” surat kabar Solopos, serta mendeskripsikan ciri khusus wacana rubrik
“Pos Pembaca” surat kabar Solopos yang dilihat dari penanda kohesi. Hasil
analisis datanya menyimpulkan bahwa penanda kohesi gramatikal yang berperan
dalam wacana rubrik “Pos Pembaca” surat kabar Solopos adalah referensi
(pengacuan), substitusi (penyulihan), ellipsis (pelesapan), dan konjungsi
(perangkaian), sedangkan yang termasuk penanda kohesi leksikal adalah repetisi
(pengulangan), sinonimi (padan kata), antonimi(lawan kata), hiponimi(hubungan
atas bawah), kolokasi (sanding kata), dan ekuivalensi (kesepadanan). Wacana
rubrik “Pos Pembaca” surat kabar Soloposrata-rata terdiri atas 6 sampai 9 kalimat
yang menyusunnya. Kalimat tersebut sering disertai dengan penanda penyulihan yang menggantikan unsur di depannya. Kalimat yang menyusun wacana juga disertai penanda pengacuan.
commit to user
Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan tersebut di atas berfungsi sebagai acuan bagi penulis dan digunakan sebagai pembanding penanda wacana yang berbeda ragamnya. Penelitian yang dilakukan penulis kali ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaan
tersebut mengenai sumber datanya yakni berasal dari surat kabar Republika.
Persamaan dalam penelitian ini terletak pada penggunaan media massa cetak berupa wacana tulis.
Berdasarkan penelitian yang telah ada, menunjukkan bahwa penelitian
tentang Kohesi Tekstual dan Kontekstual rubrik “Suarapublika” di surat
kabar Republikabelum pernah dilakukan. Oleh sebab itu, penulis merasa tertarik
untuk meneliti wacana rubrik “Suarapublika” dalam surat kabar Republikadengan
pertimbangan sebagai berikut: (1) Surat kabar Repubika merupakan salah satu
surat kabar nasional, (2) Rubrik “Suarapublika” ini ditulis oleh seseorang (bukan pihak redaksi), dalam hal ini pembaca selaku pengirim informasi, peristiwa atau kejadian yang dialami oleh yang bersangkutan sehingga dapat diketahui masyarakat yang membaca rubrik ini, (3) Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui keutuhan wacana rubrik “Suarapublika” dalam surat kabar Republika.
Selain itu juga mendeskripsikan kontekstual wacana yang meliputi penafsiran persona, penafsiran lokasional, penafsiran temporal, prinsip analogi, dan inferensi.
B. Landasan Teori